PGM 2002,25 (2): 31-37
Faktor-faMor yang mempengaruhiperkembangan Mental
Sri Muljati; dkk
FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHIPERKEMBANGANMENTAL DAN PSIKOMOTOR PADA ANAK BATITA GlZl KURANG Sri Muljati; Heryudarini; Sandjaja; Anies lrawati dan Sudjasrnin
ABSTRACT DETERMINANT FACTORS OF MENTAL AND PSYCHOMOTOR DEVELOPMENT ON MALNOURISHED CHILDREN Background: The study was carried out in Dramaga-Bogor 1998. Dramaga subdistrict was agricultural area that had high proportion of malnourished children under 5 years in Bogor. Inadequate nutrient intake on children motivation, playing as well as children's interaction with mothers and environment. Objectives: The study was conducted to examine the determinant factors of Mental Development lndex (MDI) and Psychomotor Develooment lndex (PDI) on malnourished children. Methods The st~oywas cross sectorial s~b,ectswere Jnder tnree years chldren tnat nad *eght for age < 70% mednan NCHS Ba ley Menta and Motor aeve opmenl were examlnea by psycho cg st n Nutnt on Researcn and Development Centre were asked anor! soc a economlc and canng practtces at nome untn Motners or caretagen Results Tne rest. ts sho* that aae an0 stlmJ at on that mothers alven eflect Mental Deve oDment lndex IMDI) and Psvcnomotor De.e opmenl lndex (PDI) on ma niunsnd cn aren Tne eq~atonlor PD was Y = 43 849 .9 322 cnl dren s age -7 945 mornets aoe + 0 009 morneh aae ' the amoJnt of s1 mL atton oflen a ven The eadal on for MDI was Y = 91 344 * 25 972 cht dren s aae 17.217mother's age + i.198 mothets age ' the amount of itimulation oflen given. For MDI was 25.7% and for PDI was 9.3% by children's aoe afler controllina mother's aae and stimulation that oflen aiven. In order to catch the ootimal arowth and develooment. the main foius to improve &nt should only focuslng on body growth i u t also mental and motor development as well. [Penel ~ i z i Makan 2002,25 (2): 31.371.
Key Words: malnourished children, growth and development
Pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk menanggulangi masalah gizi pada anak - anak khususnya usia balita, antara lain sejak tahun 1998 melaksanakan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita dari keluarga miskin (6). Namun demikian prevalensi KEP (Kurang Energi Protein) pada balita masih tetap tinggi. Hasil penelitian Jus'at (7) mengenai positive deviance di daerah miskin Jakarta Utara, Bogor dan Lombok Timur menunjukkan prevalensi gizi kurang yang masih cukup tinggi pada kelompok umur 6-11 bulan dan 12-17 bulan yaitu masing-masing sebanyak 23.2% dan 46.4%. Untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal perhatian tidak hanya untuk pertumbuhan fisik telapi perlu upaya peningkatan kualitas pengasuhan yang baik. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan anak yaitu Mental Development Index (MDI) dan Psychomotor Development h d e x (PDI) (8). Hasil penelitian yang disajikan dalam tulisan ini dilakukan di salah satu daerah pertanian di Kabupaten Bogor yang memiliki pmporsi KEP pada
PENDAHULUAN
E
nergi dan zat gizi lain seperti protein, vitamin A, zat besi dan yodium diketahui sebagai unsurunsur gizi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (1). Kekurangan gizi pada anak dapat mengurangi motivasi dan keingintahuan, serta menurunkan aktifitas bermain dan kemampuan eksplorasi (2) UNICEF, 1998 (3) menyatakan bahwa akibat kekurangan gizi pada anak menyebabkan menurunnya perkembangan mental, kecerdasan, kemampuan interaksi anak dengan lingkungan dan pengasuhnya. Gangguan kesehatan dan gizi pada masa anak terutama yang menyangkut tumbuh kembang organ otak akan bersifat menetap dan tidak terpulihkan (4). Oleh karena itu perhatian terhadap anak perlu ditingkatkan hingga mencapai kualitas kelangsungan hidup yang optimal. Hal ini diungkapkan pula oleh Syarif (5) bahwa unsur gizi adalah faktor penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
~~
31
~
~
PGM 2002,25 (2): 31-37
FaMor-faMoryang mempengaruhiperkernbangan Mental
balita cukup tinggi. Penelian ini bertujuan menentukan faktor-faktor yang berpenga~h terhadap tingkat perkembangan mental dan psikomotor pada anak batita kurang energi dan protein di wilayah Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
BAHANDANCARA Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang, dilaksanakan pada tahun 1998 di wilayah Kecamatan Dramaga Kabupaten Bcgor, dipilih satu puskesmas yang memiliki prevalensi KEP tinggi. Puskesmas Dramaga membina delapan desa dipilih sebagai daerah penelitian. Populasi adalah anak batita gizi kurang usia 6-35 bulan di wilayah Puskesmas Dramaga Bogor, sedangkan subyek yaitu anak batita gizi kurang dengan kriteria inklusi berat badan menurut umur <70% median NCHS dan bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penapisan dari seluruh batita gizi kurang yang ada di delapan desa, diperoleh 204 anak dan sebanyak 100 batita yang dapat dianalisis yaitu yang telah diperiksa MDI dan PDI dengan lengkap. Data yang dikumpulkan meliputi berat badan, tinggi badan, pola kegiatan pengasuhan, sosial ekonorni dan perkembangan anak. Berat badan ditimbang menggunakan dacin dengan ketelitian 0.1 Kg, sedangkan sosial ekonomi dan pola kegiatan pengasuhan dilakukan dengan wawancara. Pola kegiatan pengasuhan adalah kegiatan pengasuhan yang sering dilakukan oleh ibulpengasuh pada waktu mengasuh anak seperti menggendong, mengajak bermain, menyiapkan makanan, memberi makan, memandikan dan mengganti pakaian. Perkembangan anak diukur dengan Mental Development lndex (MDI) dan Psychomotor Development lndex (PDI) yang dilakukan oleh psikolog dengan menggunakan Bayley I. Sebelum pengumpulan data dilakukan pelatihan sebagai upaya untuk mempertahankan validitas data. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama membuat listing terhadap seluruh anak batita gizi kurang dengan cara melalukan penapisan di posyandu berdasarkan umur subyek dan hasil penimbangan berat badan oleh peneliti. Pada tahap kedua subyek yang memenuhi
Sri Muljati; dkk
kriteria inktusi dalam penelitian ini dibawa ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi benama ibulpengasuhnya untuk pengumpulan data sosial ekonomi, pola kegiatan pengasuhan dan pemeriksaan psikolcgi. Dalam pedoman penyuluhan stimulasi mental terdapat kegiatan stimulasi untuk memacu perkembangan anak, antara lain: 1) mengenalkan anggota badan; 2) mengenalkan wama, mengenal bentuk; 3) menggunakan tongkat untuk meraih benda; 4) menunjuk pada benda yang diinginkan; 5) meniwkan gerakan orang dewasa; 6 ) menggeleng kepala ke kirilke kanan; 7) menganggukkan kepala untuk menyatakan ya; 8) mengikuti perintah sederhana, misalnya mengambil sesuatu; 9) meraihl memeganglmenjangkau benda; 10) memasukkan batulkeiereng kedalam cangkir; 11) menumpuk balok diatas balok lainnya; 12) melatih merangkak; 13) melatih tengkurap; 14) melatih berdiri sendiri; 15.) melatih melangkahlbejalan sendiri; 16) melatih memegang cangkir; 17) melatih makanlminum sendiri dan 18) melatih menangkap dan melempar bola (9). Analisis statistik ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan mental dan psikomotor pada anak batita gizi kurang. Tahapan analisis dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat yang digunakan adalah regresi linier ganda dengan skor MDl dan skor PDI sebagai variabel terikat. Sedangkan usia ibu, sosial ekonomi, usia anak, kegiatan stimulasi dan pendidikan ibu sebagai variabel bebas.
HASlL DAN BAHASAN Dari 100 anak batita yang dianalisis, ternyata sebagian besar diasuh deh ibunya sendiri. Pada label 1 terlihat bahwa menggendong dan mengajak bermain subyek sebagian besar dilakukan oleh ibu yaitu masing-masing sebanyak 70% dan 60%. Dalam ha1 mengajak bermain ternyata sebanyak 40% tidak dikerjakan oleh ibunya sendiri tetapi diserahkan kepada orang lain. Anggota keluarga lain yang teriibat dalam mengajak bermain yaitu saudara subyek yang berumur 2 12 tahun atau C 12 tahun, kerabat dengan pmporsi antara 5.0% hingga 9.0%. Namun yang diasuh secara bergantian
Sri Muljati; dkk
Faktor-fakforyang mempengaruhiperkernbanganMental
PGM 2002,25 (2): 31-37
dan mengganli pakaian hampir seluruhnya dilakukan oleh ibu (94%-98%). Hal ini bisa dilakukan karena 93% ibu dari subyek adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja untuk menghasilkan uang.
oleh ibu, kakak atau kerabat proporsinya lebih besar yaitu 18.0%. Kegiatan pengasuhan lainnya seperti, menyiapkan makan, memberi makan, memandikan
Tabel 1 Distribusi Anak Usia Di bawah Tiga Tahun (Batita) Kurang Gizi Menurut Kegiatan Pengasuhan dan Pelaksana Pengasuhan A
Jenis Kegiatan
N O/o 70 (70.0) Menggendong 60 (60.0) Mengajak bermain 98 (98.0) Menyiapkan makanan 95 (95.0) Memberi makan 98 (98.0) Memandikan 94 (94.0) Mengganti pakaian Keterangan: A. ibu sendiri D. Kerabat lain
Pelaksana Pengasuhan D E C Total N O/o N O/o N % N O/o N % 6 (6.0) 19 (19.0) 3 (3.0) 2 (2.0) 100 (100.0) 9 (9.0) 100 (100.0) 18 (18.0) 8 (8.0) 5 (5.0) 1 (1.0) 100 (100.0) 1 (1.0) 0 0 100 (100.0) 1 (1.0) 1 (1.0) 1 (1.0) 0 0 100 (100.0) 1 (1.0) 1 (1.0) 0 100 (100.0) 0 5 (5.0) 1 (1.0) 0 0. Anak umur, 12 th C. Anak umur c 12 th E. Gabungan antara A, 0, C dan D B
dengan sekolah dasar, terendah dua tahun (SD tidak tamat) dan tertinggi 12 tahun (SMU tamat). Sedangkan rerata usia ibu 25 tahun 2 5.93 tahun, termuda 16 tahun dan paling tua 40 tahun. Parameter perkembangan anak yang diukur yaitu skor PDI yang dicapai subyek dengan rerata 48 poin 17.3, terendah 31 poin dan tertinggi 69 poin. Dilihat dari skor MDI menunjukkan rerata 108.1 8.2 terendah 54 poin dan tertinggi 150 poin.
Karakteristik keluarga subyek disajikan dalam Tabel 2, terlihat bahwa usia subyek rerata 14.6 bulan 17.3 dengan usia terendah 8.8 bulan dan tertinggi 23.8 bulan. Dilihat dari pmporsi biaya untuk makan terhadap total pengeluaran per bulan, subyek berasal dari keluarga menengah ke bawah dengan nilai median 74.4 %, terendah 28.7 % dan tertinggi 92.4 %. Lama pendidikan formal yang pernah diikuli ibu rerata 6 tahun 2 tahun atau setingkat
+
+
+
+
Tabel 2 Karakteristik Subyek dan Keluarga Subyek Keterangan
Rerata
Median
SD
Min
Max
PDI MDI Usia subyek ( bulan) Proporsi biaya untuk makan terhadap total pengeluaran dalam sebulan (%) Pendidikan formal ibu subyek (tahun) Usia ibu subyek (tahun)
108.1 48.0 14.6
108.0 47.0 13.9
-+ 17.3 -+ 8.2 -t 3.9
54 31.O 8.8
150 9 23.8
73.5 6 25.5
74.4 6 24
-+ 10.9 -+ 2
28.7 2 16
92.4 12 40
+ 5.93
-
Setelah dilakukan pengecekan terhadap sebaran skor MDI dan skor PDI temyata keduanya memiliki distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil uji Kolmogomv Smimov masing-masing p= 0.719 untuk ( MDI) dan p=0.489 untuk (PDI).
33
PGM 2002.25 (2): 31-37
FaMor-faMoryang mempengaruhiperkembangan Mental
Sri Muljati: dkk
p= 0.000. Dalam ha1 ini dapat dijelaskan bahwa walaupun usia ibu 5 20 tahun namun karena subyek adalah anak pertama maka perhatian ibu belum terbagi dengan anak yang lainnya. Hurlock (lo), menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kualitas dan kecepatan yang berbeda dalam pencapaian tahapan perkembangan anak, diungkapkan Satoto (11) bahwa, faktor usia bemubungan erat dengan tumbuh kembang anak. Dalam penelitian ini diternukan bahwa rerata skor PDI dan MDI anak batita kurang gizi pada kelompok usia 7-11 bulan berbeda bermakna dengan anak dari kelompok usia 12 bulan. Hal ini dibuktikan dengan uji statistik, t.48.276; p=0.00 untuk PDI dan t=91.257; p=0.00 untuk MDI.
Disajikan dalam Tabei 3, rerata skor PDI subyek yang berasal dari ibu yang termasuk kelompok usia 5 20 tahun yaitu 51.08 poin 2 6.89 ternyata empat poin lebih tinggi dibandingkan dengan subyek yang berasal dari ibu yang termasuk kelompok usia > 20 tahun yaitu 46.79 poin + 8.26. Berdasarkan hasil uji t perbedaan ini bermakna dengan nilai p = 0.009 dan t = 2.667. Lebih lanjut dianalisis berdasarkan nomor urut anak, ditemukan bahwa subyek dari ibu yang termasuk kelompok usia 5 20 tahun sebanyak 82.4% adalah anak pertama sedangkan subyek dari ibu yang termasuk kelompok usia > 20 tahun sebanyak 70.5% bukan anak pertama. Berdasarkan uji Chi-Square perbedaan ini bermakna dengan Xz = 15.345 dan
,
Tabel 3 Distribusi Skor MDI dan PDI Subyek menurut Kelompok Usia Subyek dan ibu Keterangan
Skor PDI Rerata SD
Skor M D I Rerata
SD
Usia ibu: 0= 5 20 tahun 1= s 20 tahun
51.68 46.79
+ 6.89 -+ 8.26
113.16 106.32
-+ 6.89 -+ 8.26
Usia Subyek: 0=7-11 bulan I=> 12 tahun
40.37 50.84
-+ 4.4
88.33 115.42
;12.55
+ 7.42
Selelah dipilah berdasarkan tingkat sosial ekonomi, lidak ditemukan adanya perbedaan baik skor PDI maupun MDI antara subyek yang berasal dari strata ekonomi yang dilentukan berdasarkan pmponi pengeluaran untuk makan terhadap total h per bulan dengan pengeluaran biaya ~ m a tangga batas < 60% untuk katagori mampu dan 60% termasuk katagori kurang mampu. Rini Kumari (12) mengungkapkan, bahwa tidak ada korelasi baik antara pendapatan per kapita maupun pekerjaan ibu dengan pola asuh keluarga. Selanjutnya dalam analisis ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan antara lama ibu mengikuti pendidikan formal dengan rerata skor MDI subyek. Rerata skor MDI subyek dan kelompok ibu yang memiliki lama pendidikan formal 2 7 tahun (setingkat SLTP) yaitu 110.45 poin dan untuk subyek dari kelompok ibu yang memiliki lama pendidikan formal
,
-<
+ 12.15
6 tahun (setingkat SD) sebesar 101.73 poin. Perbedaan ini bermakna dengan nilai t = 2.250; p=0.027. Hal senada diungkapkan oleh Rini Kumari 2001 bahwa, terdapat hubungan positif antara pendidikan ibu dengan pola asuh kemandirian pada anak Taman Kanak-Kanak. Sedangkan rerata skor PDI anak batita gizi kurang dan kelompok ibu yang rnemiliki pendidikan formal 2 7 tahun yailu 46.19 p i n dan untuk subyek dari kelompok ibu yang memiliki pendidikan formal selama 5 6 tahun 48.65 poin. Berdasalkan uji t rerata skor PDI dari kedua kelompok tersebut tidak berbeda, ha1 ini ditunjukkan dengan nilai t=1.321; p=0.190. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa seluruh subyek adalah anak gizi kurang (defisiensi energi dan protein), sedangkan untuk melakukan aktifitas motorik diperlukan energi yang cukup.
PGM 2002,25 (2): 3137
FaMor-faMoryang fnefnpenga~hiperkembangan Mental
Sri Muljati; dkk
Tabel 4 Distribusi Skor MDI dan PDI Subyek M ~ u NSosial ~ Ekonomi, Pendidikan Ibu dan Kegiatan Stimulasi yang Dilakukan pada Batita Gizi Kurang
Diungkapkan Padmosadewo (12) bahwa stimulasi selama tiga bulan kepada balita sehat dapat meningkatkan perkembangan mental dan psikcmotor. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan positif antara banyaknya stimulasi yang diberikan dengan skor MDI dan PDI subyek. Semakin banyak kegiatan stimulasi yang sering dilakukan semakin tinggi skor MDI dan PDI yang dicapai subyek.
Berdasarkan uji korelasi Spearman's dengan rhw0.308; p=0.002 untuk PDI dan fiw0.281; p=0.005 untuk MDI. Diungkapkan deh Manihuruk. H. bahwa perkembangan mdorik anak Balita yang ibunya peserta Bina Keluarga Balita 1 skor (14.3%) lebih tinggi dibandingkan dengan anak Balita bukan peserta Bina Keluarga Balita (14).
Tabel 5 Hasii Uji Regresi Linier Ganda antara Berbagai Variable dengan Skor PDI pada Batita Gizi Kurang
PGM 2002,25 (2): 31-37
Fakforfakforyang mIempenga~hiperkembanganMental
Berdasarkan hasil uji Regresi Linier Ganda antara usia ibu, usia anak, pmporsi pengeluaran biaya untuk makan terhadap total pengeluaran ~ m a h tangga per bulan, kegiatan stimulasi yang sering dilakukan dan pendidikan ibu secara bersama-sama terhadap skor PDI yang dicapai batita gizi kurang, ternyata PDi pada batita gizi kurang dipengawhi oleh usia anak, usia ibu dan banyaknya kegiatan stimulasi yang sering dilakukan. Dari analisis ini diperoleh persamaan sebagai berikut (Tabel 5). PDi = 43.849+ 9.322 usia anak - 7.942 'usia ibu + O.M)68'stimulasi' Usia ibu. Berdasarkan persamaan tersebut variasi skor PDI pada batita gizi kurang 40.72% dapat diterangkan oleh faktor usia anak, usia ibu dan interaksi antara usia ibu dengan stimulasi yang sering dilakukan. Ditemukan dalam analisis ini bahwa faktor usia anak merupakan determinan dalam menentukan skor PDI pada Batita gizi kurang. Persamaan ini telah memenuhi kriteria HElL GAUSS (15) yaitu asumsi yang haws dipenuhi dalam analisis regresi linier, antara lain persamaan tersebut memiliki nilai F=21.013; p=O.OM) artinya garis tersebut linier.
Sri Muljati; dkk
Kemudian disajikan dalam (Tabel 6) bahwa variasi skor MDI yang dicapai batita gizi kurang sebanyak 53.5 % dapat dijelaskan deh faktor usia anak, usia ibu dan interaksi antara usia ibu dengan stimulasi yang sering dilakukan. Dari analisis ini dipemleh pmamaan yaitu: MDI =91.344+ 25.972'usia anak- 11.217'usia ibu + 0.198'usia ibu*stimulasi. Persamaan tersebut telah memenuhi kritetia HElL GAUSS antara lain, F=35.241 p=o.ooo. Akibat defisit zat gin' antara lain energi dan protein maka respon tefhadap stimulasi belum optimal. Hal ini sejalan dengan pemyataan UNICEF, 1998 bahwa akibat kurang gizi pada anak dapat mengurangi kernampuan interaksi dengan lingkungan dan pengasuhnya. Kemudian Husaini, 1986 (16) menyatakan bahwa kemunduran mental yang diakibatkan deh keadaan kurang gizi berat dapat bersifat permanen, namun pada keadaan gizi ringan dapat dipulihkan sejalan dengan bertambah baiknya keadaan gizi dan lingkungan anak dibesarkan.
Tabel 6 Hasil Uji Regresi Linier Ganda antara Bwbagai Variabel dengan Skor MDI pada Batiia Gizi Kurang
Usia 5 20 tahun'stimulasi
KESlMPULAN 1.
Skw Mental Development Index (MDI) dan skor Psychomotor Dewlopment Index (PDI) pada
Batita gin' kurang, dalam ha1 ini kurang energi dan protein dipengawhi oleh faktor usia anak, usia ibu dan interaksi antara usia ibu dengan stimulasi yang sering dilakukan.
PGM 2002,25(2):31-37
2.
FaMor-faMoryang mempen g a ~ hperkembangan i Mentel
Usia anak merupakan determinan faktor dalam menentukan skw MDI dan skor PDI pada Batita gizi kurang.
3. Untuk mengejar keterlambatan tumbuh kembang pada Batita gizi kurang, disarnping peningkatan status gizi pedu dilakukan upaya stimulasi baik mental maupun psikomotor.
RUJUKAN 1. Unicef. The State of the W d ' s children. New York: Oxford University Press. 1996. 2. H. Heryudarini; Hamam Hadi dan M.G. Adiyanti. Konwling gizi dan kesehatan untuk pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar anak kurang gid penderita ISPA. Gizi Indonesia 2001,25:
11-19. 3. Unicef. The state of the W d ' s childmn 1996. New Yolk: Oxford University Press, 1998. 4.
Utomo. B. Mempsrahankan tumbuh kembang yang optimal sejak dini. Semiloka Nasicmal Tdaah Pilihan. Pilihan inteivensi cepat untuk melestarikan pembangunan sumberdaya manusia di tempat krisis di Indonesia. LIPI, Jakarta, 23 April 1998.
5. Syarif, H. Membangun sumber daya manusia
6.
berkualitas, suatu teiaahan gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga; Orasi llmiah Gum Besar llmu Gizi Masyarakat dan Sumbem'aya Keluaqa. Bcgor: Fakultas Pertanian IPB - Bcgor, 1997. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk teknis pelaksanaan program Jan'ng Pengaman Sosial Bidang kesehatan (JPS-BKj, Jakarta: Depkes RI,
1999. 7. Jus'at; dkk. Penyimpangan posifif masalah KEP di Jakarta Ulara dan di Pedesan Kabupaaten Bogor, Jawa Barat. Widyakarya Nasicmal Pangan dan Gizi VII. Jakarta 29 Februari- 2 Maret, 2000.
Sri Muqati; dkk
8. Departemen Kesehatan RI. W o m a n clefeksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta: Depkes RI,
1998. 9. Tim Fakultas Psikologi UI. Bahan penyuluhan stimulasi mental. Pedoman pelatihan dalam penyuluhan para ibu dari kelompok balita 1-2 tahun di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bcgor. Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 19M. 10. Hurlock, E.B. Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Fifth ed. Penerjemah lstiwidayanti dan Boedjarwo. Jakarta: Penebit Erlangga, 1998. 11. Satoto. Pertumbuhan dan pekembangan anak; Pengamatan anak usia 018 bulan. Disertasi. Bogor: Fakultas Kedokteran UNDIP, Semarang,
1990. 12. Rini Kumari; Clara M. Kusharto dan Melly Latifah. Pola asuh kaitannya dengan tingkat kemandirian anak p r a d d a h di TK Tdadan Negeri Mexindo Bcgor. Media Gizi dan keluarga 2001, 25(2):
118-123. 13. Padmosadewo, Soemantti. Pmgram l n t m n s i Dini Sebagai Sarana Peningkatan Perkembangan anak. Disertasi pada Fakultas Psikdogi. UI, Depok, 1993 14. Manihuruk H. Kualiias Aslrhan ibo dan Tumbuh Kembang Anak Baliia pada Peseria dan Bukan peseria BKB di Kecamatan Prambanan Sleman. Tesis. Ycgyakarta: Universitas Gajah Mada,
1998. 15. Kleinbaurn, David G 8 Lawrence Kupper 8 Keith E. Muller. Applied RegressionAnalysis and Ofher Multivariable Methods. Boston: IWS-KENT Publishing Company. 1988. 16. Husaini dan Y. K. Husaini. Gizi petkernbangan Otak dan Kemampuan Belajar. Buletin Gizi 1986,
lO(2):31-37.