DESAIN EKSTERIOR DAN INTERIOR TREM SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI KOTA SOLO DENGAN KONSEP AMAN, NYAMAN, DAN IKON SOLO BERTEMA EKLETIK Muhammad Iqbal Jurusan Desain produk industry, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Abstrak Pengembangan moda transportasi berbasis Trem di Kota Solo adalah salah satu bentuk pengembangan transportasi yang terangkum dalam moda trasportasi Solo trans.Trem merupakan moda transportasi yang paling efisien serta merupakan solusi untuk mengurangi kemacetan di beberapa kota di indonesia, di berbagai negara hingga saat ini masih mengoperasikan Trem. Trem akan di operasikan dari Stasiun Solo balapan menuju Stasiun Wonogiri dengan jarak tempuh 29,7 km dengan waktu tempuh 30 menit dari stasiun Solo balapan. dengan perkiraan 5 ribu orang perhari, tujuannya untuk memperlancar pergerakan perekonomian di kota Solo, serta mengalihkan kendaraan pribadi ke kendaraan umum sehingga angka kemacetan bisa di tekan.
Abstact Development of tram based modes of transportation in the city of Solo is one form of transportation development are summarized in the mode of transportation trans.Trem Solo is the most efficient mode of transportation as well as a solution to reduce congestion in some cities in Indonesia, in many countries to this day still operates the Tramway . Trams will operate from Station to Station Wonogiri Solo racing with the distance of 29.7 km and takes about 30 minutes from the station Solo balapan. with an estimated five thousand people per day, aim to facilitate the movement of the economy in the city of Solo, as well as the transfer of private vehicles to public transport so that the numbers could jam in the press.
KATA KUNCI Cepat, Aman,Nyaman, Efisien
PENDAHULUAN
Kota Solo akhir – akhir ini sering terjadi kemacetan yang luar biasa, hampir setiap hari selalu terjadi kemacetan, akhirnya perjalan sangat terganggu mengakibatkan banyak orang yang terlambat / datang tidak tepat waktu, kemacetan terjadi terutama pagi hari pada pukul 7.00 9.00 dan di sore hari pada pukul 16.00 – 18.00. Tak heran kemacetan lalu lintas di Solo mulai menjadi pemandangan biasa, diprediksi kan bahwa pada tahun 2015 mengalami kemacetan total 1, prediksi itu sudah di depan mata karena semua jalan di kota ini setiap hari tidak bebas dari macet. Sangat mungkin masalah lalu lintas ini lebih cepat terjadi jika tidak ada kebijakan luar biasa dari pemerintah kota Solo untuk menjawab permasalahan tersebut perlunya adanya kebijakan pemerintah untuk mengimbangi volume pertumbuhan kendaraan. Menurut data dari Dispenda dan Bappeda Solo pertumbuhan kendaraan rata – rata per tahun (2005-2009) mencapai 5,14 persen dengan angka pertumbuhan jumlah kendaraan di periode yang sama mencapai 65.543 kendaraan per tahun. Jumlah ini belum termasuk kendaraan dari luar kota Solo yang masuk meramaikan lalu lintas kota ini. Sepeda motor tercatat paling tinggi tingkat pertumbuhannya yakni mencapai 8,6 persen pertahun atau setiap tahun terdapat 83.295 sepeda motor baru. Sementaraa data Bappeko (2008 – 2009 ) juga mencatat rata – rata jumlah kendaraan yang menuju pusat kota Solo mencapai 6.509 kendaraan per jam. Masyarakat luas beranggapan kemacetan terjadi akibat dari angkutan umum yang berlalu lalang berhenti di tepi jalan sembarangan akibtanya jalanan terhambat, polusi udara semakin memburuk. Pertumbuhan angkutan umum dan kendaraan pribadi berbanding terbalik tidak setara, kendaraan umum pertumbuhannya kurang dari 5 % persen sedangkan volume peningkatan kendaraan pribadi
yaitu kendaraan roda dua mencapai 22% per tahun,
sedangkan roda empat 14% per tahun. Pesatnya pertumbuhan itu karena sejumlah lembaga pembiayaan gencar mengucurkan kredit pembelian kendaraan roda dua dengan uang muka ringan. "Masyarakat yang biasanya naik angkutan umum, kini lebih memilih kredit kendaraan roda dua karena efisien dan cepat dengan pengeluaran yang hampir sama," 2 . Selain itu, meningkatnya volume kendaraan roda dua juga dikarenakan adanya kendaraan bermotor yang berasal dari luar provinsi. Namun, kalau Raperda Pajak Daerah disahkan, maka pemilik kendaraan dari luar provinsi akan dikenai pajak di Jateng. Kebijakan ini perlu diterapkan karena kondisi jalan banyak yang rusak akibat meningkatnya volume kendaraan.Untuk itu, perlu regulasi khusus untuk pemilik kendaraan yang telah lama merantau di Jateng.Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan jumlah kendaraan per tahun di Solo. 1
2
Kris Razianto Mada, KOMPAS / senin 11 oktober 2010 Agus Maimun, SURABAYA, KOMPAS.com
Oleh karena itu diperlukannya alternatif sarana transportasi agar Sehingga penggunaan Trem sebagai salah satu sarana transportasi masal di kota-kota besar maupun kawasan yang mengelilinginya, terbukti efektif untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di kota besar. Di negara maju banyak pengguna kendaraan pribadi yang beralih menggunakan Trem, sehingga beban kemacetan pada jalan-jalan di kota besar dapat dikurangi dan emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan pun dapat ditekan. Oleh karena itu, kesemrawutan lalu lintas kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogya, Solo dan beberapa kota lainnya,
TUJUAN DAN MANFAAT PERANCANGAN a. Menghasilkan sebuah trem yang dapat mengakomodasi penumpang semaksimal mungkin sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mampu memberikan rasa nyaman dan aman. Sehingga dapat membantu penumpang menjalakan aktifitasnya dengan baik setelah menggunakan trem,tidak menganggu dan menambah beban jalan raya serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. b. Merancang moda angkutan umum perkotaan yang cepat, mudah, dan tepat waktu, tidak berlama – lama menunggu serta berkarakter lokal Solo yang akan menjadi sebuah icon / identitas baru untuk menambah citra maupun daya tarik kota Solo yang pada akhirnya minat dan perhatian masyarakat untuk menggunakannya sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi. c. Perancangan dengan konsep Kemudahan akses,Kenyaman, Keamanan, dan Image menarik sebagai icon kota solo. Tema yang di angkat dalam perancangan moda transportasi Trem Solo ini adalah ekletik yaitu pengabungan antara seni tradisional dengan seni modern, Kota solo yang identik dengan batik yang akan di aplikasikan ke dalam eksterior maupuni interior trem. d. Membuat alternatif desain Trem kota sebagai sarana transportasi kota solo disesuaikan dengan aspek – aspek yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota solo
MASALAH Permasalahan Ekterior •
Permasalahan utama yang didapat dari Trem generasi pertama ini adalah Eksteriornya yang kurang menarik dan tidak mengikuti tren desain Trem yang berkembang saat ini maupun yang akan datang, selain itu desain eksterior yang digunakan belum mewakili dan mencerminkan desain trem sebagai angkutan moda transportasi nasional sehingga kurang layak untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap tampilan eksterior Trem. Bentuk eksterior trem ini masih cenderung seperti desain 1990an dimana
bentukannya merupakan bentukankubistis yang diberi rounded minimalis dengan penerapan garis yang masih tegas padabody line.
Sumber :dokumentasi pribadi PT.INKA
Gambar 1 : Trem hasil buatan INKA masih dalam proses pengembangan
Permasalahan Interior
1. Tidak adanya sandaran kepala sama sekali yang berfungsi untuk relaksasi leher pengemudi / masinis , dan membuat suasana mengendarai kendaraan ini menjadi kurang nyaman.
Gambar 2 : Kursi Masinis
2. Komponen Electrical,Panel kontrol / dashboard perlu di desain ulang di sesuaikan dengan antropometri serta menjadi kesatuan bentuk dengan eksterior nantinya dan sebisa mungkin untuk memanfaatkan ruang yang ada.
(a)
Keterangan :
(b)
(c)
Gambar 3 : Interior kabin masinis
a. Dashboard / Panel kontrol b. Indikator Electrical dan indikator mesin c. Tempat penyimpanan peralatan 3. Warna interior yang tidak cocok dengan warna eksterior. Dan warna seat yang tidak menyatu dengan warna door, top panel, dan lantai. Sehingga menyebabkan tampilan
kurang menarik dan terkesan tidak tertata.
PEMBAHASAN
Gambar 4 : Interior penumpang
Untuk mencapai pendekatan solusi dari berbagai identifikasi masalah yang muncul, ada beberapa analisa yang harus dilakukan antara lain:
Positioning
Gambar 5 : Positioning Trem kota terhadap sarana transportasi publik Positioning trem kota dibandingkan dengan angkutan publik lainnya (kompetitor) yang beroperasi di kota solo adalah : a. Rencana realisasi trem menggunakan sistem operasi yang terjadwal dan berjalan tanpa berhenti, tanpa perlu mengisi bahan bakar karena sumber utamanya adalah listirk b
Dikarenakan segment penumpang dan potensi wisata trem kota ini sangatllah bagus maka interior trem harus lebih baik dari moda transportasi lainnya
c, Trem merupakan sarana alternatif dalam kota karena rutenya lebih flexsible di bandingkan dengan batik solo trans d. untuk perbelakuan tarif, trem kota memilik tarif diatas tarif bus batik solo trans namun masih lebih murah di bandingkan dengan taksi, hal ini mengingat kelancaran akses dan terjadwalnya headway antar trainset ANALISA AKTIFITAS Studi dan analisa aktifitas mempelajari keseluruhan aktifitas yang dilakukan pengguna terhadap Trem Kota mulai dari aktifitas pra perjalanan, aktifitas perjalan (masinis dan penumpang), peletakkan/penyimpanan barang dan aktifitas maintenance (perawatan). Aktifitas tersebut memiliki beberapa atribut yang diperhitungkan yaitu seberapa lama aktifitas dilakukan, berapa langkah yang dilalui pengguna untuk menyelesaikan sebuah aktifitas dan kebutuhan apa yang sudah dipenuhi dan belum terpenuhi oleh Trem INKA generasi pertama
Tabel dibawah ini adalah klasifikasi aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh calon penumpang, maupun staff :
Gambar 6 :Klasifikasi aktifitas.
Sumber : dokumen pridbadi
Sumber :dokumen pribadi
Gambar 7 : Urutan aktifitas penumpang Trem berikut aktifitas kritis yang menyertainya.
Analisa kebutuhan Objective tree
Gambar 8 :Objective tree
Atibut produk di tujukan untuk mengetahui secara detail kebutuhan penumpang saat beraktifitas dalam perjalanan yang dilihat berdasarkan tingkat keperluan konsumen terhadap trem yang dijadikan fasilitator bagi masyarakat yang mengunakannya. Studi kebutuhan
diperoleh dari beberapa
aspek yang berhubunagn langsung dengan konsumen untuk
dijadikan parameter bagi desain eksterior - inerior trem Solo - Wonogiri
Gambar 9 :Desain atribut Analisa daya tampung penumpang untuk mendukung konsep nyaman, aman dan new image pada sebuah trem solo wonogiri di tentukan dari presentasi kebutuhan penumpang sebagai berikut :
Gambar 9 :Prosentase calon penumpang
Studi dan Analisa Dimensi dan Volume Studi dan analisa dimensi dan volume membahas mengenai barang bawaan yang paling sering dibawa pengguna. Kemudian disimpulkan ukuran/dimensi rata-rata yang akan diimplementasikan dalam kebutuhan bagasi pada Trem INKA generasi kedua. Dari kesimpulan ukuran dan volume kebutuhan tersebut akan timbul permasalahan dan solusi yang dapat ditawarkan untuk tiap masalah yang ada dengan studi dan analisa lanjutan yaitu ergonomi dan antropometri dan konfigurasi. 4.5.1 Barang Bawaan Kuesioner yang diisikan oleh calon pengguna Trem INKA generasi kedua menghasilkan data mayoritas barang bawaan yang dibawa. Dengan rute perjalanan di dalam kota, mulai dari bekerja, ke tempat perbelanjaan hingga rekreasi. Data yang didapat adalah sebagai berikut :
Gambar 10 :Barang bawaan pengguna
4.5.2 Dimensi yang Dibutuhkan Mayoritas barang bawaan menjadi standar untuk menentukan dimensi dan volume ruang bagasi yang dibutuhkan. Barang-barang yang paling sering dibawa tersebut dimasukkan dalam empat kategori dan ukuran-ukurannya (panjang x lebar x tinggi) sebagai berikut :
Gambar 11 :Barang bawaan ukuran sangat kecil
Barang pada gambar digolongkan sangat kecil dan bukan merupakan barang yang diletakkan dalam ruang bagasi. Barang-barang seperti teelepon seluler, air mineral, soft drink dan makanan merupakan barang-barang yang memiliki storage khusus.
Gambar 12 :Barang bawaan ukuran kecil
Barang berukuran kecil adalah barang yang ringan dan mampu diangkat dengan mudah. Biasanya diletakkan di sebelah/di pangku pengguna maupun di bawah.
Gambar 13 :Barang bawaan ukuran medium
Barang-barang berukuran medium masih digolongkan barang yang dapat diletakkan di dekat pengguna, namun jika tdiak ingin beresiko beberapa barang dapat diletakkan bagasi.
Gambar 14 :Barang bawaan ukuran besar
Barang-barang berukuran besar adalah barang-barang yang berat dan berbahaya bagi material tempat duduk jika diletakkan di atasnya. Barang-barang ini diletakkan pada bagasi. Setelah mengetahui ukuran masing-masing barang di atas dan penggolongannya, maka ditentukan bahwa yang menjadi dasar ukuran minimal bagasi sehingga dapat secara optimal menampung kebutuhan bagasi adalah barang ukuran besar dan medium. Dari sini akan langsung diukur rata-rata panjang, lebar dan tinggi barang berukuran besar yang harus diakomodasi oleh bagasi Trem INKA generasi kedua dihitung dari terbesar dijumlahkan dengan terkecil kemudian dibagi dua.. 1. Panjang : (600 + 480) / 2 = 540 mm 2. Lebar : (490 + 250) / 2 = 370 mm 3. Tinggi : (250 + 180) / 2 = 215 mm Setelah pengukuran didapatkan dimensi dan volume optimal unuk sebuah ruang bagasi Trem INKA agar memenuhi kebutuhan satu barang besar pengguna adalah 540 x 370 x 215 mm atau setara dengan 43 liter. Sementara untuk barang berukuran medium : 1. Panjang : (440 + 300) / 2 = 370 2. Lebar : (320 + 290) / 2 = 305 3. Tinggi : (170 + 110) / 2 = 140 Maka volume kebutuhan untuk barang berukuran medium pda ruang bagasi adalah 370 x 305 x 140 yang setara dengan 16 liter.
Dibawah ini adalah gambar alternatif desain bagasi yang nantinya akan di aplikasikan ke dalam interior kabin trem
ide bentuk di ambil dari bentuk batik parang rusak,yang kemudian di sederhanakan lagi. bentuk detail bagasi akan menjadi sebuah aksen untuk ruang interior
Analisa LOPAS (Layout & Pax Accomodation) Menampilkan layout yang menunjukkan pembagian daerah tempat aktivitas manusia di dalam Trem. Dengan menunjukkan layout interior dan blocking area dari Trem eksisting dan beberapa layout alternatif. Dimana dari layout yang ada dilakukan perbandingan kapasitas daya tampung dan kecepatan akses penumpangnya. Layout yang menjadi obyek perbandingan mengacu pada konsep dasar desain Trem, dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Layout tempat duduk : longitudinal 2. Spesifikasi teknis Jenis pintu : sliding door (double leaf) Mekanisme pintu : automatic Stroke pintu : 650 mm x 2 Jumlah pintu :1 Train car (Tc) : 2 buah (1 buah di kabin penumpang, 2 buah di kabin masinis) Motor car (Mec) : 6 buah. 3. Pada artikulasi Jenis pintu : sliding door Mekanisme pintu : manual / auotomatic Stroke pintu : 970 mm Jumlah pintu : 2 buah (Tc), 1 buah (Mec) Layout Alternatif 3 Pada layout alternatif 3 ini tetap menggunakan dasar konfigurasi longitudinal, yang dikombinasikan dengan beberapa tempat duduk menghadap depan (transversal). Pad layout posisi penumpang searah dengan arah jalannnya trem sehingga mudah melihat rute, jalanan, kondisi sekitar. Kapasitas tempat duduk
: 30 orang
Kapasitas berdiri
: 20 orang (maksimum). Sedangkan untuk kemampuan daya tampung normal adalah : 85% x 50 orang = 52 orang.
Sumber : dokumentasi pribadi Gambar 15 Final Desain
Parameter
Kemudahan
Bobot
Alternatif
Alternatif
Alternatif
(%)
1
2
3
25 %
25% x 3 =
25% x 2 =
25% x 4 =
75
50
100
25% x 3 =
25% x 4 =
25% x 4 =
75
100
100
20% x 2 =
20% x 3 =
20% x 3 =
40
60
60
30% x 4 =
30% x 3 =
30% x 4 =
penempatan
120
90
120
TOTAL POINT
310
300
380
sirkulasi Kemudahan
25 %
perawatan Kemudahan
20 %
visualisasi Keamanan
30 %
Index ( 4 = bagus, 3 = rata-rata, 2 = biasa, 1 = buruk ) Gambar 16 Pembobotan alternatif
Kesimpulan : Setelah melakukan pembobotan alternative desain kursi penumpang diperoleh parameter yang sesuai dengan alternatif – alternatif. Total point yang memiliki nilai tertinggi dijadikan alternatif terpilih. Alternatif 3 yang memiliki point tertinggi.
Analisa Trend Bentuk Analisa trend bentuk di tujukan untuk untuk menganalisis trend bentuk - bentuk yang sedang berkembang di indonesia maupun di luar negeri, dan mengetahui selera keinginan konsumen mengenai bentuk yang nantinya di aplikasikan ke trem solo sehingga akan menjadi sebuah image yang baru
4.11 Analisa Warna Anlisa warna ditujukan untuk menganalisis warna apa yang di aplikasikan utnuk interior dan eksterior trem. dimana nantinya warna - warna tersebut di pilih di sesuiakan dengan efek psychology calon penumpang agar warna tersebut dapat dirasakan dengan nyaman ketika berada di dalam ruang kabin. Efek warna pada eksterior dipilih warna yang kuat sehingga masyarakat dapat mengetahui dan agak menjaga jarak dengan trem agar tidak terjadi tabrakan maupun benturan
Gambar 17 : Final desain eksterior Trem
5.2 FinalDesain Eksterior & Interior
Gambar 18 : Final desain eksterior Trem
Gambar 19 : Final desain interior Trem