DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Sistematis Saham ...
ISSN 2356 - 4385
DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan dan Risiko Sistematis Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2009-2012 Hamidah1), Fajar Subhan2) Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Email:
[email protected] 2) Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta Email:
[email protected] 1)
Abstract: The purpose of this study is to know the effect of Financial Leverage (DER), Operating Leverage (DOL), Earning Per share (EPS) and Firm Size to Systematic Risk: Evidence from Mining Company Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2009-2012. The sample of 20 companies. The research model in this study employs panel data analysis with fixed effect approach. The data used is taken from IDX and ICMD. The empirical result show that operating firm size have positive and significant effect on systematic risk. But financial leverage (DER), Operating Leverage (DOL) and earning per share (EPS) have positive and not significant effect on systematic risk. Simultaneous test showed that financial leverage (DER), operating leverage (DOL), earning per share (EPS) and firm size effect on the systematic risk. Keywords: Financial Leverage (DER), Operating Leverage (DOL), earning pershare, firm size, systematic risk, mining company Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh leverage keuangan, leverage operasi, Laba per lembar saham dan Ukuran Perusahaan terhadap risiko sistematis saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 20 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausatif, dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan fixed effect. Data sekunder diambil dari IDX dan ICMD. Hasil penelitian ini, menunjukkan secara parsial, variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko sistematis saham. Sedangkan leverage keuangan (DER),Leverage operasi(DOL) dan Laba per lembar saham (EPS) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap risiko sistematis saham. Secara simultan DER, DOL, EPS dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap risiko sistematis saham. Kata kunci: DER, DOL, EPS, ukuran perusahaan , risiko sistematis saham, perusahaan tambang
I. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi pada sektor tambang dalam 3 tahun terakhir mencapai 6,2 persen pertahun, namun pada tahun 2012 menurun menjadi 2,6 persen saja. Pada tahun 2012 sektor pertambangan mengalami penurunan laba sebesar 30,1%. Tahun 2011 penghasilan bersih untuk sektor tambang mencapai Rp 24, 508 triliun, namun di tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp 17, 124 triliun. Dalam upaya mendapatkan dana tambahan, perusahaan tambang menawarkan saham mereka kepada masyarakat umum (go public) di pasar modal. Pasar modal
mempunyai fungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pihak yang surplus dana ke pihak yang defisit dana. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Perusahaan memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal dapat dijadikan sebagai alat untuk merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja
11
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
perusahaan bagus. Para investor dan kreditor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting. Saham komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan yang terjadi baik perubahan diluar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang dan peraturan maupun perubahan yang terjadi didalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif. Dalam investasi, investor harus memperhatikan dua unsur yang saling terkait pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan, yaitu imbal hasil (return) dan risiko (risk). Di dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risiko dan imbal hasil (return) yaitu jika imbal hasil atau keuntungan tinggi juga mengandung risiko tinggi begitu pula sebaliknya jika imbal hasil rendah maka risiko juga akan rendah (Fahmi, 2012:185). Ukuran resiko sistematik yang biasa digunakan oleh para peneliti terdahulu adalah beta. Beta merupakan pengukur volatilitas imbal hasil (return volatility) suatu sekuritas atau portofolio terhadap volatilitas imbal hasil pasar (markert return volatility). Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari satu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Brigham dan Houston, 2011: 1). Peneliti terdahulu Alaghi, ”Financial Leverage and systematic Risk”, African Journal of Business Management Vol.5 meneliti apakah financial leverage berpengaruh terhadap systematic risk. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 58 perusahaan yang berada di dalam Teheran Stock Exchange periode 2006-2009. Variabel yang digunakan adalah systematic risk. Variabel independen yang digunakan adalah financial leverage. Hasil penelitian menunjukkan leverage keuangan berpengaruh positif pada risiko sistematis perusahaan di Teheran Stock Exchange. Semakin tinggi financial leverage suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi risiko sistematis dari perusahaan tersebut. Lestari (2009: 2) mengatakan ada 2 jenis leverage yaitu leverage operasi dan leverage keuangan. Leverage keuangan
12
menggambarkan tingkat sumber dana hutang dalam struktur modal perusahaan. Pada leverage keuangan, penggunaan hutang yang relatif tinggi menimbulkan biaya tetap (beban tetap) yang semakin tinggi dan dengan demikian meningkatkan risiko. Leverage operasi, menggambarkan terdapatnya biaya tetap dalam struktur biaya perusahaan. Analisis leverage operasi digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak atau earning before interest tax (EBIT). Meskipun leverage operasi dapat meningkatkan EBIT, pada sisi lain, yaitu pada tingkat penjualan yang rendah, maka leverage akan menurunkan EBIT. Volatilitas EBIT akan meningkatkan risiko yang dialami perusahaan dikarenakan rendahnya pendapatan yang diterima. Ukuran perusahaan (Size) dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sehingga makin baik kondisi perusahaan akan makin besar peluang untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Makin besar keuntungan, berarti makin kecil risiko kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, oleh karena itu maka risiko yang ditanggung oleh pemegang saham akan semakin rendah (Tandy, 2011: 1). Laba perlembar saham (EPS), kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kepada para investor perlembar sahamnya, EPS juga dapat mempengaruhi beta saham. Jika kemampuan Laba per lembar saham perusahaan sangat tinggi tentu saja akan mempengaruhi risiko sistematis saham. Sebab Laba per lembar saham menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki Laba per lembar saham besar diharapkan akan memberikan keuntungan yang besar pula kepada investor. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti memfokuskan permasalahan pada “ Apakah Leverage keuangan (DER), Leverage operasi (DOL), Laba per lembar saham (EPS) dan Ukuran Perusahaan secara partial dan simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Risiko Sistematis Saham?
II. METODE PENELITIAN Analisis Model Regresi Data Panel, Salah satu tujuan analisis data ialah untuk memperkirakan
DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Sistematis Saham ...
atau memperhitungkan besarnya efek atau pengaruh kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode data panel. Metode analisis data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Data cross-section merupakan data yang dikumpulkan dari satu waktu terhadap banyak individu. Dan time-series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap satu individu. Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi model regresi dengan data panel. Ketiga pendekatan tersebut, adalah Common Effect approach, Fixed Effect, Random Effect Uji Model Panel, setelah melakukan eksplorasi karakteristik masing-masing model, kemudian dilakuan pemilihan model yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik data. Terdapat t pengujian yang dapat dilakukan untuk melakukan pemilihan pendekatan data panel: Chow Test, Haustman Test menggunakan metode penelitian correlational study yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Teknik Penentuan Populasi Dan Sampel, Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dari populasi berdasarkan kriteriakriteria yang dikhususkan untuk tujuan tertentu dan dengan pertimbangan mendapatkan sampel yang representatif. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel perusahaan jasa adalah: (1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012 sebanyak 38 perusahaan; dan (2) Perusahaan pertambangan yang menerbitkan laporan keuangannya selama 4 tahun berturut-turut sebanyak 20 perusahaan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilihlah sampel sebanyak 20 dari perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangannya dan memiliki kelengkapan data berdasarkan variabel yang diteliti pada periode 2009-2012. Uji outlier dengan menggunakan aplikasi SPSS 16, digunakan untuk mencari data-data outlier. Outlier adalah data yang berdasarkan casewise diagnostic memberikan nilai standar residual sebesar 2untuk penelitian ini. Setelah melakukan uji outlier, sisa data untuk penelitian inisebanyak 53 data dan yang dibuang sebanyak 27 data. Metode Analisis, uji normalitas, ditunjukkan oleh nilai probabilitas Jarque-Bera. sebesar 0,460728
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Sehingga penelitian ini dinyatakan berdistribusi normal. Pengujian multikolinearitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu nilai korelasi yang lebih besar dari 0,8. Dalam penelitian ini seluruh variabel penelitian bebas terhadap multikolinieritas dikarenakan seluruh koefisien korelasi antar variabel masih dibawah 0,8. Hasil uji heterokedastisitas menggunakan uji white pada penelitian ini menunjukkan nilai probabilitas Obs*R-Squared sebesar 0,6744 dimana nilai tersebut lebih besar 0.05. Sehingga model penelitian ini bebas dari apa yang dinamakan fenomena heterokedastisitas. Autokorelasi, digunakan uji Breusch-Godfrey dengan melihat nilai probabilitas Obs*R-squared, jika nilai Obs*R-squared> 0,05, mengindikasikan bahwa data tidak mengandung masalah autokorelasi. Model penelitian ini bebas dari fenomena autokorelasi, nilai probabilitas Obs*R-squared lebih besar dari 0,05 yaitu 0,8830. Metode analisis pada penelitian ini dilakukan dengan program Eviews versi 7. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi data panel. Alat yang digunakan untuk analisis adalah software Eviews 7.0. Perangkat tersebut dapat digunakan untuk mengolah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan regresi panel data. Metode analisis untuk menganalisis data hasil penelitian untuk Uji kecocokan model, Uji asumsi klasik, Uji hipotesis. Analisis Model Regresi Data Panel, Salah satu tujuan analisis data ialah untuk memperkirakan atau memperhitungkan besarnya efek atau pengaruh kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode data panel. Metode analisis data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Data cross-section merupakan data yang dikumpulkan dari satu waktu terhadap banyak individu. Dan time-series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap satu individu. Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi model regresi dengan data panel. Ketiga pendekatan tersebut, adalah Common Effect approach, Fixed Effect, Random Effect Uji Model Panel, setelah melakukan eksplorasi karakteristik masing-masing model, kemudian dilakuan pemilihan model yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik data. Terdapat t pengujian yang dapat dilakukan untuk melakukan pemilihan pendekatan data panel: Chow Test, Haustman Test. Peneliti terdahulu (Kartikasari, 2007: 1) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa operating
13
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
leverage berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap risiko sistematik pada kondisi normal. Financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematik sedangkan size dan rasio profitabilitas berpengaruh secara negatif signifikan terhadap risiko sistematik pada saat kondisi krisis. Financial leverage, operating leverage,firm size dan rasio profitabilitas secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap risiko sistematik saham Hery membahas penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Financial Leverage, Liquidity, Assets Growth Dan Assets Size Terhadap Beta Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta”. Periode penelitian ini adalah pada akhir tahun 2005. Metode penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh positif terhadap beta saham namun tidak signifikan. Sedangkan untuk liquidity, asset growth dan asset size berpengaruh negatif namun tidak signifikan. Risiko Investasi, risiko adalah suatu bentuk ketidakpastian (uncertainty), atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dengan yang diharapkan,. Dengan demikian semakin tinggi ketidakpastian maka semakin tinggi resiko. (1) Risiko sistematis (Systematic risk), risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversisfikasi atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Perubahan yang terjadi pada pasar akan mempengaruhi variabilitas imbal hasil suatu investasi. Selain itu, risiko sistematis juga bisa disebut dengan market risk atau risiko umum; dan (2) Risiko yang tidak sistematis (Unsystematic risk),Risiko tidak sistematis adalah risiko yang hanya membawa dampak kepada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami risiko yang tidak sistematis maka kemampuan untuk mengatasinya masih bisa akan dilakukan, karena perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya seperti diversifikasi portofolio. Beta Saham, Beta saham digunakan sebagai alat pengukur risiko sistematis saham sehingga digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan investasi kepada perusahaan. Menurut Hartono (2009: 364) beta dalam dunia keuangan merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Nilai Beta suatu sekuritas atau portofolio sama dengan satu, maka itu berarti perubahan return pasar sebesar x% akan menyebabkan return sekuritas atau portofolio itu berubah pula sebesar x%. Jika
14
nilai beta sama dengan nol itu berarti perubahan return pasar sebesar x% tidak akan menyebabkan return sekuritas atau portofolio itu berubah. Besarnya risiko suatu saham ditentukan oleh beta (β). Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan). Beta diartikan sebagai risiko saham sistematis . Jika β > 1 ini menunjukkan gerakan harga saham perusahaan lebih volatile dibandingkan indeks pasar . Jika β < 1 ini menunjukkan gerakan harga saham perusahaan kurang volatile dibandingkan indeks pasar. β = 1 ini menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan pasar. Syifa (2013: 1) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Cyclicality Terhadap Beta Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 dan 2011”. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operating leverage dan cyclicality berpengaruh signifikan dan berkorelasi positif terhadap beta saham. Sedangkan financial leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap beta saham. Penelitian ini mendukung hipotesis adanya hubungan operating leverage dan financial leverage terhadap beta saham. Lestari melakukan penelitian yang membahas hubungan antara financial leverage dan operating leverage dengan beta saham. Judul penelitiannya adalah “Pengaruh Financial Leverage Dan Operating Leverage Terhadap Risiko Sistematis Saham (Studi Pada PT. Holcim Indonesia, Tbk). Periode yang digunakan adalah tahun 2007-2011 dengan menggunakan metode time series (per kuartal). Model penelitian yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dari hasil penelitian ini ditemukan kesimpulan bahwa financial leverage dan operating leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham secara simultan. Operating leverage berpengaruh tidak signfikan terhadap risiko sistematis saham secara parsial dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis saham (Lestari, 2012: 1). Rumus beta saham yang digunakan adalah sebagai berikut: β= Leverage keuangan, Brigham dan Houston (2011: 165) leverage keuangan adalah sampai sejauh mana tingkat efek dengan pendapatan tetap (utang
DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Sistematis Saham ...
dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Dalam penelitian ini proxy yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio. Menurut Porman (2013: 79) Debt to equityratio adalah perbandingan antara total debt (jumlah liabilitas) dan stock holders equity (jumlah equitas). Rasio ini digunakan untuk mengukur permodalan perusahaan dan secara tidak langsung juga untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya membayar hutang. Debt To Equity Ratio merupakan salah satu rasio solvabilitas atau rasio leverage yang memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya Suci (2012: 7). Semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah dan akan mengakibatkan semakin tinggi resiko dan sebaliknya tingkat DER yang rendah akan mengakibatkan resiko saham rendah, Rumusnya adalah sebagai berikut:
Operating Leverage, Leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan, menggunakan beban tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap. Sedangkan menurut Keown (2010 : 117) alat analisis yang digunakan untuk menghitung Leverage operasi adalah Degree of operating Leverage (DOL). DOL ini menunjukkan presentase perubahan Earnings Before Interest and Tax (EBIT) yang disebabkan presentase perubahan penjualan.
Ukuran Perusahaan adalah sebagai berikut : Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset) Laba per lembar saham (EPS), merupakan proporsi laba perusahaan yang diakui dalam setiap lembar saham biasa yang beredar, nilainya dapat naik jika jumlah lembar saham yang beredar dikurangi dan nilainya dapat turun jika jumlah lembar saham yang beredar ditambah (Suci, 2012: 8). Laba per lembar saham atau laba per saham adalah imbal-hasil persaham yang diperoleh dari pembagian laba bersih dengan jumlah saham beredar (Outstanding Share). Rumus untuk Laba per lembar saham (EPS) adalah :
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap beta saham. H2 : Degree of Operating Leverage berpengaruh positif terhadap beta saham.
(DOL)
H3 : Laba per lembar saham (EPS) berpengaruh negatif terhadap beta saham. H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap beta saham H5 :DER, DO, EPS dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap beta saham
Rumus untuk menghitung DOL adalah:
Tabel 1. Statistik Deskriptif
DER (X1) DOL (X2)
Beta saham (Y)
EPS (X3) Ukuran Perusahaan (X4)
Gambar 1 Model penelitian
Ukuran Perusahaan, (SIZE) diukur sebagai logaritma dari total aset. Variabel Date: ini diprediksi 10/21/14 mempunyai hubungan yang negatif dengan Time: 19:37 risiko. III. PEMBAHASAN Ukuran aktiva dipakai sebagai Sample: wakil 1pengukur 53 (proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang A. Analisis Deskriptif BETA FIRM_SIZE besar dianggap mempunyai akses ke pasar modal, SAHAM DER DOL EPS (Jutaan sehingga dianggap mempunyai beta yang kecil Pada bagian ini dibahas deskripsi dari seluruh (Rupiah) Rupiah) (Hartono 2009: 379). Hery dan Kristyana (2010: variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk 5) ukuran perusahaan dilihat dari Mean nilai buku aktiva memudahkan digunakan 0.499162 2.104151 analisis 1.345797 deskriptif 394.5291 yang 13.300.000 Median 0.462030 1.118769 69.00000 8.080.000 yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mendapatkan yaitu0.890000 mean, median, maximum, minimum dan standar 1.886506 33.04000 12.89647 69.212.006 skala rasio, besarnya nilai buku Maximum tersebut dihitung deviasi. Statistik deskriptif4424.000 untuk DER, DOL EPS, Minimum -0.946668 0.210000 -17.77390 -43.00000 112.000 nilai logaritmanya. Sehingga rumus untuk mengukur Ukuran Perusahaan dan beta saham pada perusahaan Std. Dev. 0.746275 Observations 53 Tabel 2 Hasil Uji Chow Test
4.671235 53
5.544175 53
889.8554 53
17.000.000 53
15
Beta saham (Y) EPS (X3)
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015 Ukuran Perusahaan (X4)
pertambangan tahun 2009-2012 dapat dilihat pada Tabel 1. Statistik Deskriptif tabelDate: dibawah ini. 10/21/14 Time: 19:37
Tabel 1 Statistik deskriptif Sample: 1 53 BETA SAHAM Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Observations
0.499162 0.462030 1.886506 -0.946668 0.746275 53
EPS (Rupiah)
FIRM_SIZE (Jutaan Rupiah)
2.104151 1.345797 394.5291 0.890000 1.118769 69.00000 33.04000 12.89647 4424.000 0.210000 -17.77390 -43.00000 4.671235 5.544175 889.8554 53 53 53
13.300.000 8.080.000 69.212.006 112.000 17.000.000 53
DER
DOL
Tabel 2 Hasil Uji Chow Tabel 1 Test menunjukkan
bahwa jumlah sampel atau n data valid yangFixed diteliti 53 observasi. Redundant Effects adalah Tests Equation: Untitled Risiko sistematis pada saham pertambangan Testsaham cross-section fixed effects Statistic beta pasar memiliki rata-rata sebesar 0.5. Rata-rata Effects Test d.f. Prob. menunjukkan nilai kurang dari 1, nilai rata -rata beta 1.90712 0.056 Cross-section 1 (19,29)bahwa 9 pasar yang kurang dariF 1 memperlihatkan 42.9673 0.001 beta pasar tersebut adalahChi-square beta bias. terjadi Cross-section 52 Beta bias 19 3 dikarenakan perdagangan tidak sinkron yang terjadi Sumber: Data diolah peneliti di pasar yang transaksi perdagangannya jarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thin market). Pasar tipis ini merupakan ciri dari pasar modal yang sedang berkembang. BEI adalah merupakan salah satu pasar modal yang berkembang, sehingga sangat memungkinkan terjadinya perdagangan tidak sinkron. Di pasar berkembang terjadi abnormal returnpada harga sahamnya sehingga hal ini lah yang menyebabkan terjadinya beta bias.Untuk standar deviasi pada periode penelitian ini sebesar 0.74 dimana standar deviasi lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata.Hal ini menunjukkan bahwa beta selama periode penelitian mengalami fluktuasi dan bervariasi.Nilai rata-rata beta saham kurang dari 1 mengindikasikan bahwa returnsaham berfluktuasi lebih kecil daripada fluktuasi return pasar, maka tingkat return yang diisyaratkan lebih rendah daripada return pasar. Nilai beta maksimum dimiliki oleh PT. Timah (Persero) dengan nilai beta sebesar 1.88 pada tahun 2011. Nilai beta maksimum pada PT. Timah (Persero) disebabkan karena adanya ketidakstabilan harga komoditas produk timah pada tahun tersebut. Hal inilah yang menyebabkan mengapa beta saham PT. Timah (Persero) sangat tinggi. Sedangkan nilai beta terendah dimiliki oleh PT. Bayan Resources Tbk dengan nilai sebesar -0.94 pada tahun 2012. Penurunan harga komoditas barang batubara pada saat itu mengakibatkan nilai beta saham PT. Bayan Resourcesmenjadi lebih rendah. Nilai beta saham yang memiliki nilai negatif memiliki arti bahwa gerakan naik turunnya harga saham berlawanan dengan arah atau berbanding terbalik dengan gerakan
16
IHSG. Jika IHSG mengalami koreksi maka saham saham tersebut justru naik. Sebaliknya jika IHSG naik maka saham mengalami koreksi. Nilai rata-rata (mean) DER pada perusahaan pertambangan adalah sebesar 210%. Untuk standar deviasi pada periode penelitian sebesar 467% dan lebih besar dari nilai rata-rata DER. Artinya rasio DER pada tiap-tiap perusahaan pertambangan selama periode penelitian mengalami fluktuasi dan bervariasi. Nilai rata-rata DER perusahaan yang lebih besar dari 100% tersebut menunjukkan bahwa hutang perusahaan di pertambangan lebih besar dibandingkan dengan total ekuitas. DOL memiliki nilai rata-rata sebesar 1.34%. Untuk standar deviasi pada periode penelitian sebesar 5.54% dimana lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata DOL perusahaan pertambangan. Artinya nilai DOL pada perusahaan pertambangan di tahun penelitian mengalami fluktuasi dan bervariasi. EPS memiliki nilai rata-rata sebesar Rp394.52, untuk standar deviasi pada periode penelitian sebesar Rp889.855.4 dimana standar deviasi lebih besar dibandingkan nilai rata-rata.Artinya nilai EPS pada perusahaan pertambangan di periode penelitian mengalami fluktuasi dan bervariasi. Untuk standar deviasinya sebesar Rp17.000.000 juta dimana standar deviasinya lebih besar dibandingkan nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan jumlah asset memiliki tingkat variabilitas dan fluktuasi yang tinggi dari perusahaan yang diobservasi. Untuk mendapatkan model regresi yang terbaik terlebih dahulu ditentukan jenis data panel apa yang paling baik untuk setiap model. Terdapat tiga pilihan yaitu: Pooled Ordinary Least Square (POLS), Fixed Effect Model (FEM), atau Random Effect Model (REM).
1. ChowTest Langkah pertama yang dilakukan adalah uji Chow untuk mengetahui jenis PLS atau bukan yang tepat untuk model tersebut. Dan hipotesis yang akan diuji dalam pengujian ini adalah: Ho: Pooled least square (Restricted) Ha: Fixed effect (Unrestricted) Model diasumsikan fixed effect model, lalu diamati redundant fixed effectlikelyhood ratio model tersebut. Apabila nilai probabilitasχ2lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak. Dengan kata lain, model yang tepat adalah bukan PLS dan akan dilakukan uji berikutnya, yaitu uji hausman.
Observations
53
53
53
53
53
Tabel 2 Hasil Uji Chow Test
DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Sistematis Saham ...
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Tabel 2 Hasil uji Chow test Test cross-section fixed effects
Sumber : Data Diolah Peneliti dari variabel
Statistic
Effects Test Cross-section F
1
Cross-section Chi-square 52
1.90712 42.9673
d.f.
Prob.
(19,29) 9 19
3
0.056 0.001
Sumber: Data diolah peneliti
Pada Tabel 2, diketahui bahwa hasil uji Chow pada model 1a menunjukkan nilai probabilitasChisquare sebesar 0,0013 dan lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak, sehingga bukan metode PLS yang tepat untuk model ini dan selanjutnya dilakukan uji Hausman.Pengujian Hausman dilakukan untuk menentukan apakah Random Effect Model atau Fixed Effect Model yang paling tepat untuk digunakan.
2. Hausman Test Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji Hausman untuk mengetahui jenis Random Effect Model atau bukan yang tepat untuk model tersebut. Dan hipotesis yang akan diuji dalam pengujian ini adalah: H0: Random effects model H1: Fixed effects model
Bila mendapatkan nilaiprobabilitas χ2lebih kecil dari 0.05 maka Ho diterima, sehingga REM yang bel 3 paling tepat digunakan. Sebaliknya χ2lebih besar dari asil Uji Hausman Correlated Hausman 0.05 maka H0Random ditolak.Effects Dengan- kata lain, model FEM Test yang dipakai. Equation: Untitled Tabel Hasil Uji Hausman Test3 cross-section random effects Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
4
0.5389
3.113992
Pada tabel 3 menunjukkan nilai probabilitas chisquaresebesar 0.5389. Nilai probablitas chi-square tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis H0 ditolak dan model regresi yang digunakan adalahFixed Effect Model
mber : Data Diolah Peneliti
Analisis regresi, Berdasarkan Tabel 4, nilai Tabel 4. Hasil Analisis Regresi probabilitas F-Stat sebesar 0,019802. Angka tersebut Cross-section fixed effects memiliki test equation: arti bahwa variabel < 0,05 sehingga Dependent Variable: BETA_SAHAM Leverage keuangan (DER), Leverage operasi Method: Panel Least Squares (DOL), LabaTime: per23:17 lembar saham (EPS) dan Ukuran Date: 10/20/14 Sample: 1 53 Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap beta Periods included: 4 saham. Nilai adjusted (R-Square) pada penelitian Cross-sections included: 20 ini panel adalah sebesarobservations: 0,146746.53 Dari nilai tersebut, Total (unbalanced) dapat ditarik kesimpulan bahwa sebesar 14,67% Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DER DOL
-2.794808 0.027598 0.033283
1.491764 0.020731 0.017570
-1.873492 1.331234 1.894283
0.0671 0.1894 0.0642
terikat dapat dijelaskan oleh variasi Tabel 4. Hasil Analisis Regresi dari keempat variabel independen yaitu Leverage keuangan Leverage operasi (DOL), Laba Cross-section(DER), fixed effects test equation: Dependent Variable: BETA_SAHAM per lembar saham (EPS) dan Ukuran Perusahaan Method: Panel Least Squares sedangkan dijelaskan oleh faktor-faktor lain Date: 10/20/1485,33% Time: 23:17 1 53 diSample: luar variabel yang diteliti pada penelitian ini. Periods included: 4 Cross-sections included: 20 Tabel 4 Hasil analisisobservations: regresi Total panel (unbalanced) 53 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C DER DOL EPS FIRM_SIZE
-2.794808 0.027598 0.033283 0.000169 0.107409
1.491764 0.020731 0.017570 0.000114 0.051660
-1.873492 1.331234 1.894283 1.476993 2.079142
0.0671 0.1894 0.0642 0.1462 0.0430
R-squared 0.212381 Adjusted R-squared 0.146746 S.E. of regression 0.689347 Sum squared resid 22.80956 Log likelihood -52.86127 F-statistic 3.235796 Prob(F-statistic) 0.019802
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.499162 0.746275 2.183444 2.369321 2.254923 1.417156
B. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Beta Saham Nilai koefisien sebesar 0,03 mempunyai arti DER berpengaruh positif terhadap beta saham. Nilai probability t-statistic DER sebesar 0,1894 lebih besar dari 0,05, mempunyai arti DER berpengaruh positif namuntidak signifikan terhadap beta saham. Kehadiran hutang dalam struktur modal perusahaan berdampak pada risiko yang ditanggung perusahaan. Dari perpektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin kecil DER, maka semakin baik posisi perusahaan. Sedangkan DER yang tinggi menunjukkan risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan juga semakin besar. Namun, jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memperkecil risiko yang harus dihadapi oleh investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartikasari (2007: 1), Heri dan Kristyana (2010: 1).
C. Pengaruh Degree of Operating Leverage terhadap Beta Saham Nilai koefisien sebesar 0,017570 mempunyai arti bahwa DOL berpengaruh positif terhadap beta saham. Nilai probability t-statisticDOL sebesar 0,0642. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05,yang berarti bahwa DOL mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap beta saham. Variabel
17
Kalbisocio,Volume 2 No.1 Februari 2015
DOL berpengaruh tidak signifikan dimungkinkan perusahaan masih bisa mengontrol biaya mereka sehingga walaupun terjadi penurunan dalam nilai EBIT, perusahaan tidak mengalami kerugian. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012: 1) , Hadianto dan Tjun Lauw Tjun (2009: 1).
D. Pengaruh Laba Perlembar Saham terhadap Beta Saham Nilai koefisien 0,00169 menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap beta saham. Nilai probability t-statistic EPS sebesar 0,1462 lebih besar dari 0,05 yang berarti EPS berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap beta saham. Sebagaimana diketahui bahwa EPS merupakan salah satu rasio pasar, dimana investor yang ingin membeli sebuah saham perusahaan sangat tertarik dengan nilai EPS yang tinggi karena menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang besar untuk tiap lembar sahamnya. Investor harus mengingat bahwa ada risiko yang harus ditanggung yang mengikuti perubahan nilai EPS tersebut dan risiko tersebut tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Variabel EPS tidak berpengaruh signifikan disebabkan adanya fenomena berkurangnya permintaan ekspor barang tambang dan belum stabilnya harga komoditas barang tambang mengakibatkan turunnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan apa yang diteliti oleh Suci (2012: 1) namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tandy (2011 : 1).
E. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Beta Saham Dari hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai koefisien sebesar 0,107409, mempunyai arti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap beta saham. Sedangkan nilai probability t-statisticfirm size sebesar 0,0430 lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap beta saham. Ukuran Perusahaan yang berpengaruh positif terhadap beta saham disebabkan karena perusahaan yang lebih besar lebih mudah terkena dampak adanya perubahan lingkungan yang kompetitif. Semakin besar perusahaan maka semakin kompleks pula permasalahaan di perusahaan itu, sehingga akan memperbesar risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang diteliti oleh Al Qaisi (2011: 1)
18
namun berbanding terbalik dengan apa yang diteliti oleh Tandy (2011: 1), Heri dan Kristyana (2010: 1).
IV. SIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah Financial Leverage yang di proksikan oleh Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap risiko sistematis yang diproksikan oleh beta saham. Leverage operasi yang di proksikan oleh Degree of operating Leverage memiliki pengaruh positif namun tidak signifkan terhadap beta saham. Laba per lembar saham memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap beta saham. Sedangkan untuk variabel Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap beta saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan variabel Debt to Equity Ratio, Degree of operating Leverage, Laba per lembar saham dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap beta saham.
V. DAFTAR RUJUKAN Alaghi, K. (2011). “Leverage keuangan and Systematic Risk”. African Journal of Business Management Vol. 5 (15), pp. 6648-6650 Al-Qaisi, K. M. (2011). “The Economic Determinants of Systematic Risk in the Jordanian Capital Market”. International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 20, pp. 85 - 95 Brigham, E. F. dan Joel F. H. (2011). Essentials of Financial Management. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Buku 1. Terjemahan Ali Akbar Yulianto Jakarta: Salemba empat. Fahmi, I. (2012). Manajemen Investasi, Jakarta: Salemba Empat Hadianto, B. dan Tjun, T. L. (2009) “Pengaruh Leverage Operasi,
Leverage
Keuangan
dan
Karakteristik
Perusahaan terhadap Risiko Sistematik Saham : Studi Empirik pada Emiten Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia” .Jurnal Akuntansi Vol.1 No.1 Mei 2009: pp. 1-16 Hanafi, M. (2011). Manajemen Keuangan. Yogjakarta : Penerbit BPFE Hartono, J. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. BPFE Yogyakarta Hery, C. dan Dananti, K. (2010) “Analisis Pengaruh Leverage keuangan. Liquidity, Asset Growth dan Asset Size
DER, DOL, EPS, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Sistematis Saham ... terhadap Beta Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”.
Savitri, E. (2012). “ Pengaruh Ratio Leverage Terhadap Risiko
Universitas Kristen Surakarta. Jurnal PERSPEKTIF
Pasar Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
EKONOMI 3(2): 121-127.
Indonesia” Jurnal Akuntansi, Vol. 1 No. 1, Oktober
Husnan, S. (2009). Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. Edisi Keempat. Yogjakarta : UPP STIM YPKN
Suci, A. (2012). “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Kartikasari, L. (2007). “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Risiko Sistematik Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. : ISSN: 0853 – 1259. Vol. XVIII, nomor, 1 April 2007, pp. 1-8 Keown, A. J.
2012: pp.83-95 Beta
Saham
Pada
Perusahaan
Perbankan
di
Indonesia”. Universitas Riau http://103.10.169.96/ bitstream/123456789/2577/1/ANGGIA%20SUCI%20 RAMADHINI%200902120378.pdf Sunyoto, D. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi,
dan John D. M. et al. (2010). Financial
Management. Manajemen Keuangan.Edisi 11. Buku 1. Terjemahan Marcus Prihminto. Jakarta: Penerbit PT. Indeks.
Yogjakarta:Penerbit CAPS Supranto. J. (2009). Statistik : Teori dan Aplikasi, Jakarta : Penerbit Erlangga Syamsuddin, L. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan,
Lestari, D. (2012). “Pengaruh Leverage keuangan danLeverage operasi terhadap Risiko Sistematis Saham (Studi Pada PT. Holcim Indonesia, Tbk)”. Universitas Siliwangi http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-917-.html
Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Syifa, A. (2013). “PengaruhLeverage operasi, Leverage keuangan dan Cyclicality Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Nining, S. (2010). “Pengaruh Variabel Internal dan Eksternal
Tahun 2010 dan 2011” http://thesis.binus.ac.id/doc/
Perusahaan Terhadap Risiko Sistematis Saham Pada
RingkasanInd/2012-1-00557
Kondisi Pasar Yang Berbeda : Studi pada Saham –
pdf
Saham LQ 45 di Bursa Efek Jakarta”. ISSN. 1411-0199. Wacana Vol. 13 No.2. April 2010
AK%20Ringkasan002.
Tandy, H. (2011). “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan dan Laba per lembar saham terhadap
Novera, E. (2013). “ Pengaruh Pertumbuhan Aset, Kebijakan
Beta Saham Perusahaan Konsumsi Yang Terdaftar
Dividen, Likuiditas terhadap Beta Saham (Perusahaan
di BEI tahun 2008 – 2010”. Universitas Riau http://
Finance yang Terdaftar di BEI) “.ejournal.unp.ac.id/
repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1975/1/
students/index.php/akt/article/view/678
Jurnal%20Skripsi%20Heryanto%20Tandy%20-%20
Porman, A. 2013. Analisis Saham Pasar Perdana (IPO):
Warsini, S. (2009). Manajemen investasi, Jakarta : Penerbit
Jakarta:Penerbit Elex Media Computindo Rachmawati,
S.
(2010).
“Analisis
Pengaruh
Akuntansi%20-%200902164956.pdf
Faktor
Semesta Media
Fundemantal Terhadap Risiko Sistematis (Beta)
Winarno, W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistik
Saham Pada Saham LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa
dengan Eviews. Yogjakarta: UPP STIM YKPN
Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 – 2008”. http:// eprints.undip.ac.id/26527/1/PDF_JURNAL_SISCA_ RACHMAWATI_%28C2A006131%29.pdf
19