Ringkasan Khotbah - 03 February 2013
Depresi Rohani dan Konsep Tentang Penderitaan Ibr 12:5-11 Pdt. Andi Halim, M.Th. Kenapa orang percaya masih bisa mengalami depresi rohani?
Dari khotbah yang lalu sudah dijelaskan bahwa ada depresi yang secara umum dialami setiap orang. Setiap orang di dunia ini bisa mengalami penderitaan berat dan tidak sanggup menanggungnya hingga mengalami depresi. Namun, ada juga orang yang mengikut Tuhan depresinya malah ditambah. Hal ini berbeda dari orang-orang yang mengatakan bahwa jika mengikut Tuhan Yesus semua hal dalam hidup pasti lancar, bahagia dan tidak ada masalah. Tawaran ini banyak ditawarkan dalam kekristenan.
Sesungguhnya kekristenan tidak seperti itu. Alkitab menyatakan bahwa orang yang ikut Tuhan semakin mempunyai banyak masalah. Hal ini dicatat Alkitab terjadi pada setiap orang yang mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia. Misalnya seperti nabi-nabi di Perjanjian Lama, apakah ada yang hidupnya nyaman dan santai? Para Rasul di Perjanjian Baru pun tidak hidup dengan nyaman dan tanpa masalah. Semua orang percaya dalam Alkitab mempunyai problem besar dan seringkali mengalami depresi berat.
Jika kita berdoa minta supaya hidup enak dan lancar maka kita mempunyai konsep yang salah mengenai kekristenan karena iman Kristen mengajarkan hal yang bertolak belakang. Mengikuti Kristus berarti kita harus siap menderita dan mempunyai banyak masalah. Mengapa begitu? Karena orang percaya bukan milik dunia, orang percaya ditolak oleh dunia sama seperti Yesus ditolak oleh dunia. Mengapa? Karena Yesus dan orang percaya memberitakan kebenaran. Dunia membenci kebenaran.
Ada konsep yang mengatakan bahwa jika kita mengikut Tuhan maka semua orang akan bersahabat dengan kita dan kita tidak memiliki musuh. Di satu sisi hal ini benar, yaitu kita akan punya Yesus sebagai sahabat, juga saudara seiman, dan pengikut Kristus yang sejati lainnya. Kita akan dikuatkan sebagai komunitas di dalam Tuhan. Tetapi di sisi lain kita juga akan mempunyai banyak musuh yaitu orang-orang yang tidak menyukai kebenaran.
Kitab Ibrani ditulis saat orang-orang Kristen zaman itu mengalami penderitaan dan kesulitan yang besar. Kitab ini adalah untuk menguatkan orang-orang Kristen dalam menghadapi
1/5
Ringkasan Khotbah - 03 February 2013
penderitaan tersebut. Hampir semua kitab di Perjanjian Baru ditulis pada saat orang Kristen mengalami ancaman besar. Berbeda sekali dengan zaman sekarang di mana resiko penderitaan yang kita tanggung jauh lebih kecil dibandingkan zaman itu. Namun kita sering mengeluh dalam menghadapi pencobaan.
Kitab Ibrani diawali dengan ajaran Kristologi untuk mengajar jemaat saat itu mengenal Kristus dengan benar. Pada zaman sekarang pengenalan akan Kristus sudah banyak diselewengkan, banyak Yesus lain yang diperkenalkan yang tidak sesuai dengan Alkitab.
Kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan? Dan bagaimana kita bisa menghadapi penderitaan dengan tepat? Banyak orang yang mengalami penderitaan mengalami depresi berat karena memiliki konsep yang keliru mengenai penderitaan. Untuk itu kita perlu mengerti beberapa tujuan Tuhan memberikan penderitaan supaya kita diperlengkapi dengan konsep yang benar:
Pertama, Tuhan mengajarkan bahwa kita harus mengandalkan Tuhan dalam menghadapi pencobaan. Tuhan seringkali membuat kita merasa tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun. Inilah didikan Tuhan. Saat tidak berdaya kita belajar untuk berharap dan berserah kepada Allah saja. Tuhan memberikan kita penderitaan supaya kita mengandalkan Tuhan.
Kedua, kita perlu mengerti maksud Tuhan dalam penderitaan. Jika kita tidak mengerti maksud Tuhan dalam penderitaan, kita hanya merasa penderitaan itu sebagai kutuk yang menyusahkan. Banyak orang Kristen mempunyai konsep yang salah mengenai penderitaan. Ada ajaran yang mengatakan bahwa penderitaan merupakan hukuman dari Tuhan. Hal ini membuat banyak orang Kristen saat mengalami penderitaan merasa sedang dihukum, dikutuk, dibenci dan dibuang oleh Tuhan karena penderitaan dianggap sebagai hukuman yang mengerikan dari Tuhan. Oleh karena itu tidak jarang orang Kristen ketakutan waktu mengalami penderitaan. Semua ini karena konsep yang salah mengenai penderitaan.
Konsep penderitaan yang benar menurut Alkitab adalah seperti yang tertulis dalam kitab Ibrani ini yaitu bahwa seorang anak harus dididik dan dihajar oleh orangtuanya. Orangtua yang baik dan bertanggung jawab akan mendidik dan menghajar anaknya. Adakah anak yang tidak perlu diajar dan dididik karena sudah baik dengan sendirinya?
Pendidikan di Barat mengutamakan kebebasan anak untuk memilih apa yang ingin
2/5
Ringkasan Khotbah - 03 February 2013
dilakukannya, sedangkan pendidikan di Timur mengutamakan keinginan orangtua yang harus dituruti oleh anaknya. Di Barat pendidikan terlalu bebas sedangkan di Timur pendidikan terlalu mengekang. Kedua konsep ini tidak benar, yang benar adalah kita harus menjadi seperti yang Tuhan mau, bukan apa yang kita / orangtua inginkan. Dalam Alkitab ada mandat untuk mendidik anak seperti yang Tuhan mau.
Seorang anak harus dididik karena anak juga orang berdosa. Ia harus diarahkan karena ia punya hawa nafsu kedagingan yang berdosa. Orangtua yang tidak mendidik dan menghajar anaknya adalah orangtua yang tidak baik. Meski demikian, tentu saja mendidik dan menghajar anak harus dengan kasih sayang. Kasih sayang di mata dunia identik dengan dimanja, tetapi kasih sayang dalam Alkitab adalah kasih dengan didikan dan hajaran, bukan dengan emosi / hawa nafsu untuk menyiksa anaknya, melainkan supaya anak itu mengenal kebenaran.
Kita perlu dididik oleh Allah karena Allah mengasihi kita seperti anak-anak-Nya. Jika bapa di dunia mendidik dan menghajar anak-anaknya, begitu pula dengan Bapa di surga, Ia mendidik dan menghajar anak-anak-Nya. Tetapi banyak orang malah mengajarkan konsep yang salah dengan mengatakan bahwa Allah memberikan banyak kemudahan dalam hidup manusia. Allah seperti ini bukanlah Allah menurut Alkitab.
Seringkali kita memiliki reaksi yang salah saat mengalami penderitaan. Kita bertanya mengapa kita mengalami penderitaan dan menganggap Allah tidak mengasihi kita. Reaksi ini merupakan reaksi anak kecil. Sebaliknya, pernahkah saat kita hidup lancar dan enak kita bertanya pada Tuhan apakah kita dikasihi-Nya?
Manusia adalah orang berdosa yang perlu dididik dan dihajar. Salah satu cara Tuhan mendidik dan menghajar kita adalah dengan memberikan penderitaan supaya kita tidak terus-menerus mengikuti hawa nafsu kedagingan. Kita tidak bisa menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa kita tidak punya kedagingan, karena tidak ada manusia yang sempurna. Selama kita masih hidup di dunia kita masih punya kedagingan.
Ketiga, kenapa kita yang sudah di dalam Tuhan masih perlu dididik dan dihajar? Karena Tuhan ingin kita naik kelas. Tuhan ingin kita menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu dalam keadaan apapun kita tidak pernah lepas dari ajaran dan didikan Tuhan. Manusia perlu terus dididik karena manusia tidak akan pernah mencapai kelas tertinggi (sempurna). Jika kita mengerti esensi dari didikan dan ajaran Tuhan maka kita perlu bersyukur pada-Nya. Bukan justru mengomel atau menganggap Tuhan tidak adil. Bukti kasih Allah adalah penderitaan yang
3/5
Ringkasan Khotbah - 03 February 2013
diberikan kepada kita.
Teorinya kita harus bersyukur saat kita mengalami penderitaan. Tetapi dalam kenyataannya (praktek) bisakah kita mensyukurinya? Apakah semua konsep ini hanya berhenti di teori? Pembekalan akan teori yang benar merupakan hal yang lebih baik dibanding dengan pembekalan teori yang salah. Teori yang benar akan membantu kita lebih siap dan dapat bertahan waktu menghadapi masalah. Didikan dan ajaran dari Tuhan mungkin akan membuat kita berdukacita, tetapi nantinya didikan dan ajaran Tuhan ini akan menghasilkan buah kekudusan. Marilah kita memikirkan ulang konsep penderitaan yang sesuai dengan Alkitab.
Berikutnya, Tuhan mengijinkan kita menderita supaya kita ingat bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Satu saat nanti kita akan pulang kembali ke rumah Bapa, rumah yang sebenarnya. Orang yang ingat bahwa hidup di dunia ini cuma sementara, hidupnya lebih bijak daripada orang yang menganggap dunia adalah rumahnya.
Orang Kristen ada yang menolak penderitaan dan menganggap Allah tidak pernah merencanakan penderitaan bagi kita. Mereka menganggap penderitaan merupakan hal yang salah dan tidak layak bagi orang Kristen. Konsep ini tidak Alkitabiah. Ada orang non-Kristen yang lebih mengerti konsep penderitaan dibandingkan orang Kristen sendiri. Misalnya saja orang yang tertangkap melakukan perbuatan melanggar hukum akan dihukum. Orang non-Kristen ada yang mengerti pentingnya penderitaan, sedangkan orang Kristen menganggap penderitaan itu tidak layak. Bukankah hal ini ironis? Padahal orang Kristen seharusnya mengerti bahwa penderitaan adalah bukti kasih Tuhan. Konsep perlunya didikan dan hajaran adalah konsep anugerah umum.
Kita adalah orang berdosa yang tidak punya standard kebenaran, egois dan mengikuti hawa nafsu kedagingan sehingga perlu dididik dan dihajar! Jika ada orang yang menganggap didikan dan hajaran itu tidak perlu karena kita sudah terdidik, hal ini salah besar. Karena jika kita semua sudah terdidik kenapa masih banyak orang yang mengikuti ajaran sesat?
Jika kita hidup di dunia ini hanya sementara, apakah yang akan kita kerjakan sebelum pulang ke rumah Bapa? Kita harus memikirkan baik-baik mengenai tujuan Tuhan menciptakan kita, bukan tujuan kita dalam dunia ini. Seringkali dalam menghadapi berbagai problem dalam hidup ini kita berkata, “mari melibatkan Tuhan dalam pekerjaan kita”. Kedengarannya kalimat ini lebih baik daripada melupakan Tuhan tetapi kata-kata ini salah besar. Mengapa? Karena di dunia ini kita bukan mengerjakan pekerjaan kita, tetapi pekerjaan Tuhan. Kitalah yang diikutsertakan
4/5
Ringkasan Khotbah - 03 February 2013
dalam pekerjaan Tuhan, bukan sebaliknya. Maka jelas kata-kata this world is not my home. Dunia ini milik Bapa. Seperti Tuhan Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, maka kita pun ada di dunia ini untuk mengerjakan pekerjaan-Nya. (Transkrip ini belum diperiksa pengkhotbah, MD).
5/5