Daya Saing Industri Indonesia
di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan
www.packindo.org
oleh: Ariana Susanti
[email protected]
ABAD 21
Dunia mengalami
Perubahan
Kemacetan terjadi di kota-kota besar
Sosial media menjadi sangat populer
Jumlah penduduk dunia akan berjumlah 9.7 miliar di tahun 2050 Penduduk Dunia
7,162 miliar
Asia
4,216 miliar
Asia Tenggara
602 juta Data tahun 2013
Kepraktisan dan serba instant, termasuk dalam mengkonsumsi makanan
Populasi Negara Asean Jumlah Penduduk Asean Brunei 1 Darussalam
422,675
2 Cambodia
15,458,332
3 Indonesia
253,609,643
4 Laos
6,803,699
5 Malaysia
30,073,353
6 Myanmar
55,746,253
7 Philippines
107,668,231
8 Singapore
5,567,301
9 Thailand 10 Timor Leste 11 Vietnam TOTAL
67,741,401 1,201,542 93,421,835 637,714,265
source: World Statistics update by Sept 24, 2014
Indonesia – negara ke 4 terbesar di dunia – negara ke 1 terbesar di Asean Peringkat daya saing lndonesia periode 2012-2013 (dari 144 negara) : Singapura peringkat ke 2, Malaysia peringkat ke 25, Thailand peringkat ke 38 dan Indonesia peringkat ke 50
Integrasi ke ekonomi global > pasar & basis produksi tunggal Terciptanya bebas arus barang, jasa, investasi & tenaga kerja
PELUANG, TANTANGAN, DAN RISIKO BAGI INDONESIA DENGAN ADANYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Siapkah kita menghadapi persaingan di akhir tahun 2015 ini?
HARUS SIAP!
PELUANG, TANTANGAN & RESIKO - MEA Arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan tenaga ahli menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan ini Perlu kebijakan meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan E-Commerce. Investasi : masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah ke pasar dunia. Tantangan: permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan competition risk akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia Resiko: muncul exploitation risk - SDA
Klasifikasi Jenis Usaha di Indonesia
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
The Development of Packaging Industry Market size dalam US$ miliar
Perkembangan Industri Pengemasan di Indonesia
2,5
2005
AAGR = 12%
3,9
2009
AAGR = 8%
5,95
2014
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI PERMASALAHAN • Industri merupakan kegiatan usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional karena banyak menyerap tenaga kerja, memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam Indonesia yang melimpah dari kekayaan hasil laut nusantara; hasil kesuburan tanah pertanian, kebun, dan hutan khatulistiwa yang luas; dan beragam hasil tambang di bumi pertiwi; yang semuanya menjadi barang kebutuhan masyarakat dan sebagian dijual ke luar negeri. • Namun berbagai gejolak ekonomi global dan kawasan sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997/1998 berlanjut dengan krisis keuangan global tahun 2008 yang berpengaruh pada kelesuan ekonomi dunia yang sampai sekarang belum begitu pulih, serta diperpuruk dengan ketidakdisiplinan kita dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan, keterlambatan dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berintegritas, dan ketidakhati-hatian kita dalam memilih mitra modal dan teknologi, telah membuat industri nasional tidak berkembang dan cenderung terus menurun perannya terhadap pertumbuhan ekonomi kita.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - INDUSTRI PERMASALAHAN • Meningkatnya ketergantungan industri kita terhadap impor baik karena ketertinggalan dalam infrastruktur, listrik, dan ketidakjelasan status ketersediaan lahan maupun belum terbangunnya konektivitas yang menghubungkan sumbersumber daya secara efisien, membuat industri nasional tidak optimal dalam memproduksi barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan barang-barang world class di pasar ekspor. RESPON KEBIJAKAN • Dalam kebijakan deregulasi ini, Pemerintah memangkas beban regulasi dan birokrasi untuk memperkuat fungsi koperasi sebagai lembaga ekonomi, dan meningkatkan peran usaha mikro kecil dan menengah dalam berbagai kegiatan ekonomi masyarakat serta menangkap peluang-peluang baru dalam kerjasama ekonomi kawasan. • Mengeluarkan serangkaian peraturan-peraturan yang memperkuat kelembagaan koperasi di daerah, memperluas kepemilikan dan permodalan, pengembangan kerjasama usaha, pembiayaan syariah, serta peningkatan kapasitas dan kredibilitas.
PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH RESPON KEBIJAKAN • Selain itu Pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyediakan fasilitas kemudahan impor bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah untuk mengembangkan produk-produk tujuan ekspor. MANFAAT • Dengan rasionalisasi kebijakan ini koperasi dan usaha mikro kecil menengah mampu berkembang secara luas di semua daerah untuk memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat dan ekspor termasuk produk-produk ekonomi kreatif yang menjadi karakter produk hasil usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menegah. • Dengan demikian koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah Indonesia mampu bersaing dengan produk impor dan merambah pasar ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN PERMASALAHAN • Sejak dahulu porsi peranan perdagangan kita baik volume perdagangan maupun ekspor dan impor tidak lebih dari satu persen nilai perdagangan dunia, bahkan sampai saat ini Indonesia belum banyak mensuplai jenis produk yang dikonsumsi dunia. • Komposisi produk-produk ekspor kita masih berkisar pada produk-produk primer dan yang bernilai tambah rendah. Sebaliknya produk-produk yang kita impor terus berkembang baik jenis, volume maupun kecanggihan teknologinya. • Beban regulasi dan birokrasi menjadi kendala utama efisiensi perdagangan dalam memenuhi kebutuhan industri, konsumsi, dan ekspor.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN PERMASALAHAN • Untuk ekspor saja terdapat 53 peraturan yang mencakup 2.278 jenis barang. Sedangkan untuk impor terdapat 79 peraturan yang mengatur 11.534 jenis barang sehingga sangat besar intervensi regulasi dan birokrasi dalam kelancaran perdagangan. • Begitu banyak identitas sebagai pelaku ekspor maupun impor serta begitu beragam perizinan, rekomendasi, pemeriksaan, dan persyaratan dokumen yang diwajibkan untuk melakukan kegiatan ekspor impor. • Jadi kemampuan bersaing di pasar global bukan semata dari faktor eksternal dan kapasitas sumber daya manusia, melainkan beban regulasi dan birokrasi yang memperlambat perebutan peluang bisnis.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN RESPON KEBIJAKAN • Dalam kebijakan deregulasi ini Pemerintah memangkas peraturan, menyederhanakan berbagai perizinan, dan mengurangi persyaratan yang tidak relevan, serta menghilangkan pemeriksaan yang tidak diperlukan, yang selama ini ditetapkan oleh 15 kementerian / lembaga atau 18 unit penerbit perizinan. • Tentu deregulasi ini tidak berhenti karena masih akan terus berlanjut sampai ke peraturan dan perizinan tingkat daerah. • Untuk meningkatkan efisiensi birokrasi dalam pelayanan perizinan telah diperkuat sistem Indonesia National Single Window (INSW) suatu pelayanan loket elektronik tunggal dalam penyelesaian proses ekspor impor, yang menerapkan prinsip single submission, single processing, dan single synchronous decision making yang juga akan berlaku dalam kegiatan ekspor impor di kawasan ASEAN.
KEBIJAKAN PEMERINTAH - DEREGULASI SEPTEMBER 2015 - PERDAGANGAN MANFAAT • Kelancaran perdagangan yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan deregulasi ini tentu akan memperlancar distribusi barang di seluruh Indonesia serta meningkatkan daya saing industri dan ekspor. • Efisiensi supply chain akan menyelesaikan kelangkaan barang di berbagai daerah, menurunkan disparitas harga barang, dan menurunkan inflasi serta akan membuka peluang kerja yang lebih banyak.
PEMBAHASAN : PERATURAN KA BADAN POM NO. 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN KEMASAN PANGAN
ROAD MAP
Daya Saing Global Pemerintah
•Regulasi •Insentif •Sertifikasi
Pasar Domestik
AEC 2015 Global: WTO • SERT ISO • SERT GMP/ HACCP • ANTI DUMPING • AMAN, SEHAT
DAYA SAING: • KUALITAS • HARGA • CEPAT • KEMASAN
Manufaktur
Universitas
• Magang • Riset
Pasar Ekspor