DAMPAK KEBERADAAN KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB) DRAMAGA TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN DI WILAYAH SEKITARNYA Handrio Chromicco1), Indarti Komala Dewi2), Lilis Sri Mulyawati3) Mahasiswa Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2) Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3) Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan e-mail:
[email protected] 1)
Abstrak Penempatan suatu aktivitas baru sebagai aktivitas utama pada suatu kawasan atau wilayah pada umumnya akan diikuti oleh berkembangnya aktivitas lain sebagai aktivitas pendukung. Salah satu jenis aktivitas yang dapat berperan sebagai aktivitas utama yaitu penempatan suatu perguruan tinggi yang tentunya akan membawa dampak multiplier effect (efek penggandaan) terhadap wilayah sekitarnya. Pengaruh keberadaan perguruan tinggi dapat menciptakan perubahan sosial dan ekonomi suatu kawasan, antara lain timbulnya kegiatan pelayanan dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas kampus dan terjadinya perubahan fungsi ruang dan pemanfaatan lahan pada kawasan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan pemanfaatan lahan pada tahun 2000, 2006 dan 2011, kemudian mengidentifikasi pengaruh kampus IPB Dramaga terhadap wilayah sekitarnya terkait perubahan fungsi ruang dan fungsi bangunan dan mengidentifikasi pendapat masyarakat sekitar kampus terhadap keberadaan kampus IPB tersebut. Penelitian ini menggunanankan analisis deskriptif dan Sistem Informasi Geografis (SIG) kemudian ditunjang dengan kuisioner hasil wawancara serta dokumentasi. Berdasakan hasil analisis diketahui bahwa perubahan yang mendominasi terjadi pada lahan permukiman, antara tahun 2000-2006 lahan permukiman bertambah seluas 27.61 Ha (22.42%) dan pada tahun 2006-2011bertambah seluas 8.36 Ha (6.79%). Sedangkan perubahan fungsi ruang di wilayah sekitar kampus IPB Dramaga yaitu perubahan fungsi ruang non terbangun (kebun/semak belukar dan sawah) berubah menjadi kawasan terbangun dengan fungsi permukiman, pola perubahan mengikuti jaringan jalan (linier). Perubahan fungsi bangunan yaitu rumah tinggal berubah fungsi menjadi rumah kost/kontrakan ataupun menjadi fungsi perdagangan dan fungsi lainnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa pada tahun 2000-2006 perubahan fungsi bangunan lebih dominan terjadi pada zona 1 dan zona 2, pada tahun 2006-2011 perubahan fungsi bangunan lebih dominan terjadi pada zona 3 dan zona 4. Pendapat responden terkait pengaruh keberadaan kampus IPB terhadap wilayah sekitarnya adalah berdampak terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan baru dan kondisi ini tentu sangat membantu masyarakat disekitar kampus dari segi ekonomi. Kata Kunci :
Perubahan Pemanfaatan Lahan, Perubahan Fungsi Ruang, perubahan Fungsi Bangunan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penempatan suatu aktivitas baru sebagai aktivitas utama pada suatu kawasan pada umumnya akan diikuti aktivitas lain sebagai aktivitas pendukung dan selanjutnya dengan berkumpulnya berbagai aktivitas pendukung maka suatu kawasan akan tumbuh dan berkembang, salah satu penempatan aktivitas utama adalah penempatan suatu perguruan tinggi (universitas). Perguruan tinggi (universitas) sebagai wadah bagi masyarakat luas dalam menimba ilmu dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang menyebabkan multiplier effect terhadap kawasan sekitarnya. Sebagai institusi pendidikan, perguruan tinggi (universitas) merupakan suatu komunitas masyarakat besar yang mempunyai kebutuhan akan barang dan jasa untuk menunjang segala aktivitasnya. Selain itu, perguruan tinggi (universitas) juga sering didefinisikan sebagai mesin pembangunan ekonomi, dengan adanya perguruan tinggi, suatu kota ataupun daerah dapat
menarik minat siswa untuk datang dan pada akhirnya mendatangkan pendapatan bagi kota/daerah tersebut. Hal ini akan memberi dampak terhadap peningkatan kepadatan bangunan dan jumlah penduduk dan pada akhirnya perubahan tersebut akan mempengaruhi pola penggunaan lahan dan fungsi bangunan sebagai kegiatan sosial dan kegiatan lainya seperti adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa/kontrak kamar), perubahan/penambahan ruang dan bangunan guna menambah kapasitas, sedangkan perubahan penggunaan lahan terjadi guna memenuhi kebutuhan penduduk akan tempat tinggal dan tempat usaha sehingga lahan yang tadinya tidak terbangun menjadi terbangun. Saat ini fungsi pendidikan (Perguruan Tinggi) dengan skala lokal dan regional mewarnai karakter fungsi Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, yang mana di desa tersebut telah dibangun kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Dahulunya IPB merupakan bagian dari Universitas
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
1
Indonesia (UI) dengan kampus tertuanya di Baranangsiang, pada era tahun 1960an, bersamaan dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Hindia Belanda di Indonesia, Belanda memberi peluang kepada IPB untuk memperluas area kampusnya ke wilayah Dramaga. Awal tahun 1960an Kampus IPB Dramaga telah dibuka akan tetapi aktivitas kampus mulai dipindahkan ke Kampus Dramaga ini dari tahun 1996 yang mana mulanya kegiatan kuliah sampai dengan kegiatan administrasi akademis terpusat di Kampus Baranangsiang. Pemindahan kegiatan kuliah dan akademik ini tentunya akan menimbulkan suatu kosekuensi terhadap sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh pihak IPB sendiri, karena para mahasiswa dan para dosen serta pegawai memerlukan sarana pendukung seperti transportasi, perumahan dan sarana makan. Ketidak mampuan pihak IPB dalam menyediakan seluruh prasarana ini tentunya akan membuka peluang bagi masyarakat sekitarnya untuk bisa menyediakan berbagai sarana tersebut. Berdasarkan dari kondisi tersebut penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai perubahanperubahan penggunaan atau pemanfaatan lahan dan perubahan fungsi ruang yang terjadi di sekitar kawasan kampus IPB khususnya Desa Babakan. Selain itu penelitian ini dimaksudkan juga untuk mengetahui berbagai dampak yang terjadi dan tanggapan masyarakat terhadap berbagai dampak perubahan tersebut. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Identifikasi perubahan pemanfaatan lahan pada tahun 2000, tahun 2006 dan tahun 2011. 2) Identifikasi pengaruh Kampus IPB terhadap wilayah sekitarnya (Desa Babakan) terkait Perubahan fungsi ruang dan bangunan. 3) Identifikasi pendapat masyarakat disekitar kampus IPB terhadap keberadaan kampus IPB: a. Masyarakat (Pedagang dan pemilik kost ) b. Mahasiswa. TINJAUAN PUSTAKA Pemanfaatan Lahan
dan karena adanya karakteristik lahan yang terbatas, maka akan terjadi persaingan penggunaan lahan di perkotaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pemanfaatan lahan Perubahan Pengunaan Lahan Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan struktur kota. Pengertian lahan dapat ditinjau dari beberapa segi, tergantung dari segi apa seseorang malihat lahan tersebut. Dari segi geografi dan ekonomi pengertian lahan adalah sebagai berikut (Linchfield, 1980 dalam Merhendriyanto, 2003): 1.
Ditinjau dari segi fisik geografi, lahan adalah tempat dimana sebuah hunian tercipta dan mempunyai kwalitas fisik yang penting dalam penggunaannya.
2.
Sistem pengembangan lahan, berhubungan dengan proses konversi atau rekonversi lahan (ruang) dan penyesuaiannya bagi kegunaan manusia dalam mendukung sistem aktivitas yang telah ada sebelumnya.
3.
Sistem lingkungan, berhubungan dengan unsur-unsur biotik dan abiotic yang dihasilkan dari proses alam yang dikaitkan dengan air, udara dan zat-zat lain.
Anthony J. Catanese (1986:317) dalam Yusran, 2006 mengatakan bahwa dalam perencanaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh manusia, aktifitas dan lokasi, dimana hubungan ketiganya sangat berkaitan, sehingga dapat dianggap sebagai siklus perubahan penggunaan lahan.
Sumber : Anthony J.Catanese, 1986
Perubahan Pemanfaatan Lahan Pengertian konversi lahan atau perubahan guna lahan adalah alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut tranformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain (Tjahjati, 1997 dalam Yusran, 2006). Dalam lingkup internal kota, perubahan pemanfaatan lahan merupakan fenomena yang lazim terjadi seiring dengan dinarnika perkembangan kota yang dihadapkan pada keterbatasan lahan untuk mewadahinya. Perubahan pemanfaatan ini terjadi baik dari lahan yang pemanfaatannya bersifat tidak terbangun menjadi kawasan terbangun, maupun dari satu jenis pemanfaatan lahan ke jenis pemanfaatan lahan dalam kawasan terbangun kota (Kombaitan dkk, 2000).
Pemanfaatan lahan adalah penggunaan tanah untuk aktifitas/kegiatan orang atau badan hukum yang dapat ditujukan secara nyata. Hervey dan Kivell (1993) dalam Silitonga (2005), mengemukakan bila dilihat dari sisi permintaan lahan, ada 3 faktor yang mempengaruhi pemanfaatan lahan diperkotaan, yaitu (a) aksebilitas umum terhadap pusat kegiatan, (b) aksesibilitas khusus karena adanya aglomerasi serta (c) faktor pelengkap yang mencakup historis, topografi dan karakteristik tapak. Faktor-faktor penentu penggunaan lahan tersebut adalah akibat dari dinamika perkembangan kegiatan diperkotaan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
2
Faktor Lahan
Penyebab
Perubahan
Pemanfaatan
Penyebab perubahan pemanfaatan lahan menurut Charles C. Colby dapat disebabkan oleh dua faktor yang saling berlawanan (Kustiwan, 2000 dalam Rachmat Triadi, 2012) : 1. Gaya sentrifugal, mendorong kegiatan berpindah dari pusat kota ke wilayah pinggiran. 2. Gaya sentripetal, bekerja menahan fungsi-fungsi tertentu di pusat kota dan menarik fungsi lain kedalamnya. 3. Daya Tarik Fungsional, Daya tarik yang dikemukakan dengan pengelompokan unit-unit fungsional pada unit-unit lain yang mempunyai tipe sama menunjukkan tipe lain dari daya tarik fungsional. Alrahman (1989) dalam Rachmat Triadi, (2012), menjelaskan bahwa dalam melakukan kegiatan berbelanja, umumnya konsumen dipengaruhi oleh potensi dari tempat perbelanjaan yang salah satunya adalah daya tarik lokasi . Daya tarik tersebut adalah : kondisi lingkungan, fungsi persinggahan dan image. 4. Gengsi Fungsional, Berkembangnya reputasi dari suatu jalan atau lokasi yang merupakan akibat adanya fungsi tertentu, seperti terdapatnya restoran, toko, praktek dokter, dll. 5. Persamaan Manusiawi, Faktor ini dapat bekerja sebagai gaya sentripetal maupun sentrifugal, yaitu dengan menilai/memandang gaya yang ada dipusat kota sebagai daya tarik atau sebaliknya. Misalnya saja, pajak bumi dan bangunan (PBB) di pusat kota yang tinggi dapat membuat seseorang pindah dari pusat kota (sentrifugal) karena keuntungan yang diperoleh dari kegiatannya tidak ekonomis, tetapi dapat menahan orang lainnya untuk tetap tinggal (gaya sentripetal) karena keuntungan yang diperoleh dari kegiatannya masih lebih besar dari pajak yang harus dibayai. Bentuk, Karakteristik dan Jenis Perubahan Pemanfaatan Lahan Menurut Oktavia (1998) dan Ibrahim (1991) dalam Supardi (2008) menyebutkan bahwa ada tiga jenis perubahan pelanggaran terhadap dokumen rencana kota, yaitu : 1. Perubahan fungsi, yaitu perubahan yang tidak sesuai dengan fungsi lain yang telah ditetapkan dalam rencana, yaitu fungsi yang ditetapkan dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota. 2. Perubahan blok peruntukan, yaitu pemanfaatan yang tidak sesuai dengan arahan peruntukan yang telah ditetapkan, yaitu perubahan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Garis Sempadan Bangunan (GSB) tiap blok yang ditetapkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota.
3. Perubahan persyaratan teknis, yaitu pemanfaatan sesuai dengan fungsi dan peruntukan, tetapi persyaratan teknis bangunan tidak sesuai dengan ketentuan dalam rencana dan peraturan bangunan setempat, yaitu persyaratan teknis yang ditetapkan dalam rencana tapak kawasan dan perpetakan yang menyangkut tata letak dan tata bangunan beserta sarana lingkungan. Proses Perubahan Pemanfaatan Lahan Sejalan dengan dinamika pusat kota, proses perubahan yang terjadi dapat dibagi ke dalam tujuh tahap sebagai berikut (Kombaitan, dkk, 2000) dalam Supardi (2008): 1. Proses awal (inception), yaitu mulai berkembangnya suatu kawasan sebagai calon pusat kota bersama-sama mulai berkembangnya suatu kota. 2. Proses eksklusi (exclusion), yaitu terjadinya penonjolan nilai lahan tertinggi di pusat kota sehingga kawasan pusat kota menjadi eksklusif. 3. Proses segregasi, yaitu terjadinya pemisahan kawasan fungsional baru di luar kawasan pusat kota. 4. Proses perluasan (extension), yaitu terjadinya perluasan kawasan pusat kota akibat bertambahnya jumlah kegiatan dan meluasnya jangkauan pelayanan. 5. Proses peniruan dan penyesuaian (replication and readjustment), yaitu munculnya fungsi serupa pusat kota, terutama pusat belanja, dipinggiran kota akibat tejadinya perluasan wilayah terbangun kota yang pada gilirannya menimbulkan penyesuaian di pusat lama. 6. Proses peremajaan (redevelopment), yaitu dilakukannya peremajaan pusat kota akibat dinamika perubahan karakter maupun kegiatan di dalamnya. 7. Realisme kota, yaitu terjadinya hubungan berjenjang di suatu kota, dimana pusat kota menjadi lokasi terpenting sementara kawasankawasan lainnya mengurutkan diri dalam jenjang yang lebih rendah. Terdapat dua tipe dasar perkembangan kota, yaitu pertumbuhan dan transformasi. Pertumbuhan mencakup semua jenis permukiman baru, termasuk di dalamnya permukiman yang sama sekali baru dan perluasan permukiman yang ada. Adapun transformasi adalah perubahan terus-menerus pada bagian perkotaan. Pada dasarnya tahapan dalam suatu proses pengalihan fungsi kawasan yang terjadi terutama dari fungsi perumahan ke fungsi baru adalah sebagai berikut (Bourne,1971) dalam (Supardi,2008): 1. Penetrasi, yaitu terjadinya penerobosan fungsi baru ke dalam suatu fungsi yang homogen.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
3
2. Invasi, yaitu terjadinya serbuan fungsi baru yang lebih besar dari tahap penetrasi tetapi belum mendominasi fungsi lama. 3. Dominasi, yaitu terjadinya perubahan dominan proporsi fungsi dari fungsi lama ke fungsi baru akibat besarnya perubahan ke fungsi baru. 4. Suksesi, yaitu terjadinya pergantian sama sekali dari suatu fungsi lama ke fungsi baru. METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor dengan mengambil lokasi penelitian pada wilayah sekitar kampus IPB Dramaga. Luas lokasi penelitian yaitu ± 123,13 Ha. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan sampel secara purposive. Sampel diambil secara purposive dengan alasan karena populasi tidak diketahui secara pasti sehingga tidak dapat dibuat kerangka sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur, survei instansi, dokumentasi dan penyebaran questioner. Responden terdiri dari 4 kategori yaitu perdagangan dan jasa, pemilik rumah kost, masyarakat pemilik rumah dan mahasiswa, dengan jumlah masingmasing responden sebanyak 50.
PEMBAHASAN Analisis Perubahan Pemanfaatan Lahan Pada Tahun 2000, Tahun 2006 dan Tahun 2011.
Pada tahun 2000, pemanfaatan lahan paling luas adalah lahan kebun/semak belukar dengan luas 54.55 Ha (44.30%), kemudian diikuti oleh lahan permukiman dengan luas 34.51 Ha (28.03%) dan lahan sawah seluas 31.04 Ha (25.21%). Pada tahun 2006, perubahan didominasi oleh lahan permukiman, luas lahan permukiman bertambah seluas 27.61 Ha (22.42%) sehingga total luas lahan permukiman pada tahun 2006 menjadi 62.12 Ha (50.45%), kemudian lahan kebun/semak belukar berkurang seluas 20.57 Ha (16.71%) dan lahan sawah berkurang seluas 7.03 Ha (5.71%), sehingga luas lahan kebun/semak belukar pada tahun 2006 menjadi 33.97 Ha (27.59%) dan 24.01 Ha (19.50%) untuk lahan sawah. Ditahun 2011, lahan yang mendominasi perubahan tetap terjadi pada lahan permukiman, akan tetapi perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada tahun 2000-2006, pada tahun 2011 luas lahan permukiman bertambah sebesar 6.79% (8.36 Ha) sehingga total luas lahan permukiman menjadi 70.48 Ha (57.24%), bagitu juga dengan perubahan yang terjadi pada lahan kebun/semak belukar dan lahan sawah, pada tahun 2011 ke dua penggunaan lahan tersebut berkurang sebesar 6.62% dan 0.17% sehingga luas lahan kebun/semak belukar pada tahun 2011 berubah menjadi 25.82 Ha (20.97%) dan 23.80 Ha (19.33%) untuk lahan sawah. Untuk lebih jelasnya terkait perubahan pemanfaatan lahan pada wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 1dan Gambar 1, 2 sebagai berikut. Tabel 1 Perubahan Pemanfaatan Lahan Di Wilayah Penelitian Tahun 2000, 2006 dan 2011
Luas wilayah lokasi penelitian 123,13 ha dengan berbagai jenis pemanfaatan lahan yang terdapat di dalamnya. Untuk mengidentifikasi perubahan pemanfaatan lahan pada tahun 2000, 2006 dan perubahan pemanfaatan lahan pada tahun 2011, maka dilakukan analisis dengan menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pengamatan secara langsung kelapangan untuk melakukan cek lapangan (ground check). Peta yang digunakan adalah peta pemanfaatan lahan tahun 2000, 2006, dan tahun 2011 dengan deliniasi kawasan telah ditentukan sebelumnya. Dalam proses analisis dilakukan operasi tumpang tindih (overlay) pada peta pemanfaatan lahan (hasil interpretasi citra) tahun 2000 dan 2006 untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan antara tahun 2000-2006, dan untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan pada tahun 2006-2011 maka dilakukan overlay peta pemanfaatan lahan tahun 2006 dengan peta pemanfaatan lahan tahun 2011, setelah tahapan tersebut dilakukan maka kemudian diperoleh luasan perubahan pemanfaatan.
Gambar 1. Perubahan Pemanfaatan Lahan Tahun 2000-2006
Berdasrakan hasil analisis, diketahui bahwasannya pemanfaatan lahan lebih didominasi oleh lahan kebun/semak belukar, permukiman dan sawah. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
4
permukiman bertambah hanya sebesar 0.22% (0.27 Ha).
Gambar 2 Perubahan Pemanfaatan Lahan Tahun 2006-2011 Analisis Pengaruh Kampus Terhadap Wilayah Sekitar
IPB
Dramaga
Perubahan Fungsi Ruang Dalam analisis perubahan fungsi ruang metode yang digunakan adalah metode analisis GIS (Geografi Informasi System) kemudian ditunjang dengan pengamatan secara langsung kelapangan (ground cek). Berdasarkan hasil analisis GIS, diketahui bahwasannya selama 11 tahun terakhir telah terjadi peningkatan luas lahan terbangun (permukiman) seiring berkurangnya lahan tidak terbangun (kebun/semak belukar dan sawah), pada tahun 2006 lahan kebun/semak belukar dan lahan sawah berkurang seluas 27.63 Ha atau sebesar 22.44% dari total penggunaan lahan yang kemudian beralih fungsi menjadi lahan permukiman, dimana zona 3 menempati posisi pertama yang paling luas mengalami perubahan penggunaan lahan dengan luas perubahan sebesar 7.48% (9.21 Ha) kemudian diikuti zona 4 pada posisi ke 2 dengan peningkatan lahan terbangun seluas 8.61 Ha atau sebesar 6.99% sedangkan yang menempati urutan ke 3 adalah zona 1, dimana pada zona 1 luas perubahan lahan sebesar 5.17% (6.36 Ha). Zona yang paling kecil yang mengalami perubahan pemanfaatan lahan adalah zona 2, perubahan lahan yang terjadi pada zona 2 sebesar 2.80% (3.44 Ha). Perubahan pemanfaatan lahan terus mengalami perubahan setiap tahunnya, hal ini dapat diketahui dari perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi pada tahun 2006-2011 diwilayah penelitian, dimana pada tahun 2011 luas lahan permukiman bertambah 8.36 Ha atau sebesar 6.79% dan perubahan penggunaan lahan terbesar berdasarkan zona penelitian berada pada zona 4 dengan perubahan lahan permukiman bertambah sebesar 2.77% (4.41 Ha). Perubahan penggunaan lahan permukiman terbesar ke 2 berada pada zona 1 dimana luas lahan permukiman bertambah sebesar 2.01% (2.47 Ha) dan yang menempati urutan ke 3 adalah zona 3. Pada zona 3 luas lahan permukiman bertambah sebesar 1.80% (2.21 Ha) sedangkan pada zona 2, luas lahan
Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa pada lokasi penelitian terjadi perubahan fungsi ruang pada lahan Kebun/semak belukar dan sawah menjadi lahan terbangun (permukiman), berdasarkan pengamatan secara langsung kelapangan (ground cek), hal yang paling tampak menonjol adalah hampir setiap jengkal lahan di wilayah penelitian khususnya di wilayah sekitar kampus IPB Dramaga digunakan sebagai tempat usaha baik yang sifatnya permanen, seperti warung makan, foto copy, rumah kost, warung internet dan sebagainya, maupun yang sifatnya non permanen seperti tenda PKL mobile kios, penjual gorengan dan lain sebagainya, hampir semua permukiman di wilayah sekitar kampus sudah berfungsi ganda. Untuk lebih jelasnya terkait perubahan fungsi ruang dan karakteristik perubahan fungsi ruang dapat dilihat pada Tabel 2, 3, 4, Gambar 3 dan 4. Perubahan Fungsi Bangunan Analisis Perubahan fungsi bangunan di wilayah penelitian dilakukan dengan melakukan survei serta wawancara secara langsung kelapangan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan mengenai pola perubahan fungsi bangunan bisa dibagi menjadi beberapa pola antara lain telah terjadinya fungsi campuran di wilayah sekitar kampus, dimana kondisi ini dapat diartikan bahwa tata guna lahan (land use) di wilayah penelitian sudah mengalami pergeseran yang pada awalnya hanya sebagai kawasan wilayah kampus sudah mengalami pergeseran yang pada awalnya hanya sebagai kawasan pendidikan dan permukiman kini juga menjadi kawasan perniagaan (perdagangan dan jasa). Bila dilihat berdasarkan teori proses perubahan fungsi kawasan (Bourne, 1971), pada zona 1 telah terjadi perubahan fungsi lama ke fungsi baru yang mana tahap perubahan fungsi kawasan telah sampai pada tahap dominasi, untuk zona 2 perubahan fungsi kawasan telah sampai pada tahap terakhir yaitu tahap suksesi dimana pada zona 2 telah terjadi pergantian atau perubahan fungsi kawasan lama ke fungsi kawasan baru, sedangkan pada zona 3 telah terjadi penerobosan fungsi baru akan tetapi belum mendominasi fungsi lama, berdasarkan teori perkembangan kawasan pada zona 3 telah sampai pada tahap invasi dan untuk zona 4 telah terjadi penerobosan fungsi baru ke dalam suatu fungsi yang homogen (penetrasi). Sejalan dengan perubahan fungsi lahan dan ruang, tentu akan diikuti dengan perubahan fungsi bangunan. Saat ini wilayah sekitar kampus IPB Dramaga tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal tetapi juga sekaligus sebagai tempat kegiatan usaha, fungsi ini sering disebut sebagai fungsi campuran (mixed use function). Untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan, dilakukan wawancara terhadap responden yang
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
5
Tabel 2 Tipe dan Luasan Perubahan Fungsi Ruang Tahun 2000, Tahun 2006 dan Tahun 2011
Tabel 3 Karakteristik Perubahan Fungsi Ruang Tahun 20002006
Tabel 4 Karakteristik Perubahan Fungsi Ruang Tahun 20062011
Gambar 3 Perubahan Fungsi Ruang Tahun 2000-2006
Gambar 4 Perubahan Fungsi Ruang Tahun 2006-2011
terdiri dari masyarakat pemilik rumah tinggal, pemilik rumah kost, dan pedagang, hasil wawancara yang dilakukan dengan responden dapat dilihat pada Tabel 5, 6 dan 7. Menurut jawaban responden pemilik rumah, dapat diketahui bahwa disetiap zona tidak ada bangunan yang mengalami perubahan fungsi bangunan, hanya saja sebelum dibangun lahan berupa atau berbentuk lahan kosong (kebun/semak belukar ataupun sawah) perubahan dari lahan kosong menjadi lahan terbangun rata-rata jawaban responden telah terjadi
sebelum tahun 2000, sedangkan untuk tahun 20002006, perubahan lahan kosong menjadi terbangun sebahagianbesar terjadi di zona 3 begitu juga perubahan fungsi lahan yang terjadi ditahun 20062011. Jawaban responden pemilik warung dan toko (Perdagangan) berbeda dengan responden pemilik rumah. Menurut responden pemilik warung dan toko dimana perubahan didominasi oleh perubahan fungsi bangunan dari rumah tempat tinggal menjadi fungsi perdagangan ataupun tempat usaha. Pada
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
6
tahun 2000-2006 perubahan mendominasi terjadi pada zona 1 dan zona 2 dan pada tahun 2006-2011 terjadi pada zona 3 dan 4. Tabel 5 Jawaban Responden Terkait PerubahanFungsi Bangunan (Pemilik Rumah Tinggal)
Tabel 6 Jawaban Responden Terkait Perubahan Fungsi Bangunan (Perdagangan dan Jasa)
menghemat waktu dan biaya dalam menuju kampus selama kegiatan perkuliahan berlangsung. Mahasiswa yang memilih tinggal dekat dengan kampus, akan memenuhi kebutuhan primer (makan, minum, dan tempat tinggal) dan kebutuhan sekunder (hiburan, kegiatan penunjang perkuliahan) dengan memanfaatkan fasilitas penunjang permukiman (terutama fasilitas dalam bentuk perdagangan dan jasa) yang tersedia disekitar lingkungan kampus dan lingkungan dimana mahasiswa tinggal. Konsekuensi dari dan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dan masyarakat tersebut, berpengaruh terhadap perubahan fungsi bangunan terutama pada rumah tinggal yang berubah menjadi rumah kost/kontrakan ataupun menjadi bangunan dengan fungsi perdagangan. Bila dilihat dari segi tata ruang, pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatar belakangi oleh berbagai aspek kehidupan, seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi, perkembangan/perluasan jaringan komunikasi/transportasi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan membawa perubahan terhadap bentuk keruangan di wilayah yang bersangkutan, baik secara fisik maupun non fisik, sebagai wadah kegiatan manusia didalamnya. Adapun jenis ataupun karakteristik perubahan fungsi bangunan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik Perubahan Fungsi Bangunan Di Sekitar Kampus IPB Dramaga Berdasarkan Jawaban Responden
Tabel 7 Jawaban Responden Terkait PerubahanFungsi Bangunan (Pemilik Kost/Kontrakan)
Perubahan fungsi bangunan dari rumah tinggal menjadi rumah sewa (kost) juga mendominasi terjadi pada zona 1 dan 2 ditahun 2000-2006 dan pada tahun 2006-2011 terjadi pada zona 3 dan zona 4. Terjadinya perubahan fungsi bangunan disebapkan semakin terpusatnya kegiatan akademik dan perkuliahan di Kampus IPB Dramaga. Umumnya mahasiswa IPB terutama yang berasal dari luar daerah Bogor memilih tempat tinggal di sekitar wilayah kampus IPB Dramaga, baik dalam bentuk rumah kost maupun rumah kontrak. Tujuan memilih tinggal disekitar kampus adalah untuk
Rencana tata ruang merupakan hasil perencanaan wujud struktur dan pola pemanfaatan ruang. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, telah mengarahkan pola ruang untuk Kecamatan Dramaga dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Sebagai kawasan pertanian lahan basah dan lahan kering; b. Sebagai kawasan permukiman perdesaan; c. Sebagai kawasan permukiman perkotaan dan; d. Sebagai pusat kota kecamatan.
Apabila dilakukan perbandingan antara hasil analisis perubahan pemanfaatan lahan dan perubahan fungsi ruang, diketahui bahwasannya kawasan permukiman cenderung berkembang Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan 7
secarat pesat, selama 11 tahun terakhir (tahun 20002011) luas lahan permukiman bertambah 29.23%, sedangkan luas lahan pertanian lahan basah dan lahan kering (sawah dan kebun/semak belukar) terus berkurang, dimana luas lahan permukiman bertambah 9.55% dari luas wilayah Desa Babakan, dan 1.5% dari luas wilayah Kecamatan Dramaga dengan karakteristik perubahan fungsi bangunan lebih mengarah kepada fungsi permukiman.
jawaban sebanyak 62%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan kampus IPB saat ini memberikan banyak pengaruh terhadap wilayah sekitarnya, perubahan lingkungan dari sepi menjadi ramai sangat dirasakan oleh masyarakat disekitar kampus semenjak berdirinya kampus IPB tersebut, oleh karena itu masyarakat berharap untuk kedepannya keamanan, kebersihan dan ketertipan lingkungan lebih ditingkatkan.
Dengan demikian perubahan penggunaan lahan yang terjadi saat ini masih sejalan dengan peruntukan pola ruang RTRW Kabupaten Bogor untuk Kecamatan Dramaga yang mana Kecamatan Dramaga masuk kedalam pengembangan wilayah Kabupaten Bogor bagian barat. Terkait perubahan fungsi ruang dan bangunan pada zona penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Bila ditinjau lagi antara pendapat masyarakat terkait tahun perubahan lingkungan dari sepi menjadi ramai/padat sejalan dengan hasil analisis perubahan lahan dan ruang, dimana perubahan penggunaan lahan berdasarkan hasil analisis GIS, terjadi antara tahun 2000-2006. Untuk lebih jelasnya hasil tabulasi kuisioner pendapat/jawaban masyarakat pemilik rumah terkait perubahan fungsi bangunan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil Tabulasi Kuisioner Masyarakat (Pemilik Rumah)
Gambar 5 Perubahan Fungsi Ruang Tahun 2006-2011
Analisis Pendapat Masyarakat Sekitar Kampus IPB Terhadap Keberadaan Kampus IPB Analisis pendapat masyarakat terkait keberadaan kampus IPB Dramaga dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner, adapun yang menjadi responden pada analisis ini adalah masyarakat dan mahasiswa IPB yang menetap disekitar kampus Pendapat Masyarakat Pemilik Rumah Dari hasil tabulasi yang telah dilakukan, sebagian besar responden pada zona 1 dan 2 lebih memilih faktor kondisi wilayah sekitar kampus menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan pemilihan lokasi tempat tinggal, persentase jawaban tersebut 58% dan 73%. Terkait pengaruh keberadaan kampus IPB terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitarnya, rata-rata responden beranggapan bahwa keberadaan kampus IPB sangat berpengaruh, persentase jawaban tertinggi berada pada zona 3 (tiga), yaitu 92%, adapun pengaruh yang dirasakan oleh responden adalah lingkungan yang menjadi ramai/padat oleh pendatang, baik dari mahasiswa mapun dari pedagang di wilayah sekitar kampus. Untuk perubahan lingkungan dari sepi mejadi padat/ramai, rata-rata responden menjawab terjadi antara tahun 2000-2006, dengan total persentase
Pendapat Masyarakat Perdagangan Jawaban masyarakat yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa (kecuali pemilik kost-an) tidak jauh berbeda dengan jawaban masyarakat pemilik rumah. Dari hasil tabulasi kuisioner yang dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar responden mempresentasikan kondisi wilayah di sekitar kampus IPB merupakn faktor utama dalam memilih lokasi tempat usaha mereka saat ini, total persentase jawaban tersebut 88%. Jawaban tersebut dilontarkan oleh responden yang berada pada zona 1, zona 2 dan zona 3 dengan nilai persentase jawaban 83%, 82% dan 38%, sedangkan jawaban responden pada zona 4 (empat) adalah berpengaruh dengan nilai persentase jawaban 36%, pengaruh yang dirasakan oleh responden terkait keberadaan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
8
kampus IPB terhadap kegiatan usaha mereka saat ini adalah sangat mengutungkan dari segi ekonomi karena sebagian besar pelanggan responden adalah mahasiswa, dengan persentase jawaban sebesar 68 %. Terkait perubahan lingkungan dari sepi menjadi ramai ataupun padat, menurut responden pada zona 1, zona 2 dan zona 3 terjadi antara tahun 2000-2006 dengan persentase jawaban 75%, 73% dan 54%, sedangkan pendapat responden pada zona 4, perubahan lingkungan mereka terjadi antara tahun 2006-2011 dengan persentase jawaban 71%, hal ini dikarenakan zona 4 (empat) berada agak jauh dari pusat kegiatan kampus sehingga zona ini agak lambat dalam perkembangannya.. Harapan dari responden untuk kedepannya terkait keberadaan kampus IPB terhadap kegiatan ekonomi mereka bermacam-macam, akan tetapi dari keseluruhan responden, sebanyak 58% berharap jumlah mahasiswa/i IPB bertambah, kemudian sebanyak 18% berharap libur semester jangan terlalu lama, karena kondisi tersebut akan mempengaruhi pendapatan mereka, kemudian sebanyak 10% berharap keamanan dan kebersihan lingkungan lebih ditingkatkan, dan sebanyak 14% berharap kondisi pedagang kaki lima (PKL) lebih ditata lagi (disediakannya tempat untuk para PKL). Kegiatan perdagangan yang ada disekitar wilayah Kampus IPB terjadi dengan adanya kegiatan pendidikan, pertumbuhan kegiatan tersebut didasari oleh meningkatnya jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan di IPB, baik itu mahasiswa asli Bogor maupun mahasiswa pendatang dari berbagai wilayah antara lain Jabodetabek, Jawa, maupun yang dari luar Pulau Jawa. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, serta keperluan lainyan memicu munculnya pedagang dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasaiswa dan masyarakat sekitar. Untuk lebih jelasnya pendapat masyarakat tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Pendapat Masyarakat Pemilik Rumah Kost Pendapat masyarakat pemilik rumah kontrakan ataupun rumah kost tidak jauh berbeda dengan pendapat responden lainnya, dimana keadaan wilayah sekitar kampus IPB merupakan faktor utama dalam penentuan tempat usaha saat ini, pengaruh penentuan lokasi kegiatan usaha rumah kost di wilayah sekitar kampus IPB, responden yang berada pada zona 1, 2 dan 3 menjawab sangat berpengaruh, persentase jawaban tersebut 83%, 73% dan 69%, sedangkan pada zona 4, 50% responden menjawab berpengaruh dan 14% cukup berpegaruh. Terkait pengaruh yang dirasakan oleh responden dengan keberadaan kampus IPB, 74% dari total responden berpendapat bahwa pengaruh keberadaan kampus IPB terhadap masyarakat sekitarnya sangat menguntungkan dari segi ekonomi dan 26% nya lagi responden menjawab bahwa lingkungan menjadi padat dan ramai.
Perubahan lingkungan dari sepi menjadi ramai/padat, responden pada zona 1, 2 dan 3 berpendapat bahwa perubahan tersebut terjadi antara tahun 2000-2006 dengan persentase jawaban 67%, 82% dan 62%, sedangkan pada zona 4 responden berpendapat bahwa perubahan tersebut terjadi antara tahun 2006-2011 dengan persentase jawaban 57%. Harapan responden untuk kedepannya adalah mahasiswa IPB terus bertambah dengan total persentase jawaban 48%. Untuk lebih jelasnya pendapat masyarakat tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 10 Hasil Tabulasi Kuisioner Masyarakat (Perdagangan dan Jasa)
Pendapat Mahasiswa Mahasiswa merupakan komponen terbesar dalam sebuah perguruan tinggi, sebagai komponen terbesar maka peran mahasiswa dalam perubahan kawasan ataupun wilayah disekitar kampus menjadi sangat dominan, dari hasil tabulasi kuisioner dapat diketahui bahwa dalam hal penentuan lokasi tempat tinggal, merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, dengan alasan jarak yang dekat dengan kampus, bisa menghemat biaya transportasi, jawaban tersebut dilontarkan oleh responden pada zona 1 dengan persentase jawaban 50%, sedangkan responden pada zona 2 memilih lokasi tempat tinggal karena dekat dengan kampus dan pusat kegiatan (perdagangan dan jasa) , kemudian responden pada zona 3 dan zona 4, faktor lingkungan yang nyaman merupakan faktor penentu bagi responden dalam memilih lokasi tersebut, persentase jawaban pada ke 2 zona tersebut adalah 62% dan 57%.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
9
Tabel 11 Hasil Tabulasi Kuisioner Masyarakat (Pemilik Kost)
Alasan mahasiswa/responden memilih IPB untuk melanjutkan jenjang pendidikan bermacam-macam, pada zona 1 dan 3, jawaban/alasan terbanyak adalah karena mendapatkan undangan dari IPB (USMI/UTMI) dengan persentase jawaban 50% dan 38%, pada zona 2, alasan terbanyak dari responden adalah karena IPB merupakan kampus/perguruan tinggi ternama/populer, dengan persentase jawaban 55%, sedangkan pada zona 4, alasan terbanyak dari responden adalah karena program penelitian yang diinginkan hanya ada di IPB, persentase jawaban tersebut sebesar 36%. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik itu makan, minum, kebutuhan perkuliahan dan lain sebagainya rata-rata responden membelinya di sekitar wilayah kampus, responden pada zona 1, 2 dan 3 lebih memilih untuk membelinya di wilayah sekitar kampus IPB dengan alasan lebih dekat dengan tempat tinggal, karena pusat kegiatan (perdagangan) berada pada zona 1 dan zona 2, dengan nilai persentase jawaban pada ke 3 zona tersebut sebanyak 42%, 55% dan 62% sedangkan pada zona 4, responden beralasan karena dekat dan harga terjangkau dengan persentase jawaban sebesar 43%. Keberadaan kampus IPB memberi dampak terhadap lingkungan di sekitarnya yang mana menurut mahasiswa IPB itu sendiri, dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat disekitar kampus adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru, jumlah mahasiswa yang terus bertambah tentu akan membuat lingkungan menjadi ramai yang mana kondisi ini tentu akan membantu kondisi ekonomi masyarakat disekitarnya, karena terbukanya peluang untuk membuka usaha, seperti usaha kostkostan, warung makan dan lain sebagainya, sedangkan dampak negatifnya adalah sering terjadinya kemacetan yang panjang karena ulah dari
para sopir angkot yang suka ngetem di pertigaan sehingga mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan kondisi PKL yang menggunakan trotoar ataupun bahu jalan sebagai lapak/tempat usaha meraka yang membuat jalan semakin sempit. Dengan kondisi tersebut, untuk masa yang akan datang mahasiswa IPB Dramaga yang tinggal di sekitar kampus berharap kebersihan, keamanan dan ketertiban lingkungan lebih ditingkatkan dan dilakukannya penataan lingkungan sehingga kwalitas lingkungan tidak memburuk. Mahasiswa yang berasal dari luar Bogor, mayoritas akan memilih tempat tinggal di sekitar kawasan kampus IPB Dramaga terutama pada zona 1 dan zona 2, baik dalam bentuk pemondokan (kost) maupun mengontrak rumah. Tujuan memilih tinggal di sekitar kampus adalah untuk menghemat waktu dan biaya dalam menuju kampus selama kegiatan perkuliahan berlangsung. Mahasiswa yang memilih tinggal dekat dengan kampus, akan memenuhi kebutuhan primer (makan, minum, dan tempat tinggal) dan kebutuhan sekunder (hiburan, kegiatan penunjang perkuliahan) dengan memanfaatkan fasilitas penunjang permukiman (terutama fasilitas dalam bentuk perdagangan dan jasa) yang tersedia di dekat lingkungan kampus dan dekat dengan lingkungan dimana mahasiswa berdomisili/tinggal. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapat mahasiswa terkai pengaruh keberadaan kampus IPB Dramaga terhadap wilayah sekitarnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil Tabulasi Kuisioner Mahasiswa
KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Terjadinya perubahan pemanfaatan lahan dari lahan kebun/semaka belukar dan lahan sawah ke penggunaan lahan permukiman. Tahun 2000-2006 lahan kebun/semak belukar dan lahan sawah berkurang seluas 27.61 Ha (22.42%) dan pada tahun 2006-2011 lahan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan 10
kebun/semak belukar dan lahan berkurang seluas 8.63 Ha (6.79%). 2.
sawah
3.
Pengaruh Kampus IPB terhadap wilayah sekitarnya:
Diperlukan revitalisasi kawasan dan membuat kebijakan terkait pengaturan tata bangunan dan lingkungan.
4.
Untuk masa yang akan datang perlu dilakukan perencanaan tata bangunan dan lingkungan serta pengaturan zonasi di wilayah penelitian dan wilayah sekitarnya guna mengantisipasi permasalahan yang ditimbulkan dari suatu perkembangan kawasan.
a.
b.
3.
Karakteristik perubahan fungsi ruang yaitu perubahan lahan kebun/semak belukar menjadi lahan permukiman dan sawah, kemudian lahan sawah berubah fungsi menjadi lahan permukiman dan lahan kebun/semak belukar. Pada tahun 20002006 persentase terbesar perubahan fungsi ruang terjadi pada zona 3, sedangkan pada tahun 2006-2011 perubahan luas fungsi ruang lebih dominan terjadi pada zona 4. Karakteristik perubahan fungsi bangunan yaitu perubahan fungsi bangunan rumah tinggal menjadi bangunan dengan fungsi perdagangan dan rumah kost. Pada tahun 2000-2006, zona yang lebih cepat mengami perubahan fungsi bangunan yaitu zona 1 dan zona 2 sedangkan pada tahun 2006-2011 perubahan fungsi bangunan lebih dominan terjadi pada zona 3 dan zona 4. Pola perubahan fungsi bangunan untuk perdagangan pada umumnya mengikuti jaringan jalan dan lebih terkonsentrasi pada zona 1 dan 2, sedangkan pada pola perubahan fungsi bangunan menjadi rumah kost tersebar diseluruh wilayah atau zona Penelitian.
Pendapat responden terkait pengaruh keberadaan kampus IPB terhadap wilayah sekitarnya yaitu berdampak pada ketersediaan lapangan pekerjaan yang mana kondisi ini sangat membantu masyarakat disekitar kampus dari segi ekonomi, pengaruh lain yang dirasakan oleh responden adalah semakin padat/ramainya lingkungan mereka oleh masyarakat pendatang, terutama dari mahasiswa IPB. Sedangkan tahun perubahan lingkungan dari sepi menjadi ramai, menurut responden pada zona 1, zona 2 dan zona 3 terjadi antara tahun 2000-2006 sedangkan pada zona 4 terjadi antara tahun 2006-2011.
SARAN 1.
2.
Dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada/tinggal ditepi sungai supaya tidak membangun atau menambah bangunan lainyanya, jika perlu pemerintah daerah melakukan pembebasan lahan terkait buffer zona sungai. Dilakukannya penertiban para PKL pada zona 1 dan zona 2, supaya tidak menggunakan trotoar ataupun bahu jalan untuk berjualan atau disediakannya lahan khusus bagi para PKL sehingga tidak mengganggu kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki.
DAFTAR PUSTAKA Affandi, Nurnovia. 2004. Perkembangan Guna Lahan Akibat Aktivitas Komersil Di Jalan Raya Semplak. [Tugas Akhir]. Bogor : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pakuan. Arikunto, Suharismi.1993. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Edisi Revisi II). Jakarta : PT. RinekaCipta. [BAKOSURTANAL]. 2008. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:25.000 lembar 1209-134 Leuwiliang. Ed 1. Bogor : Bakosurtanal. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor, 2006, Bogor Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2010. Kecamatan Dalam Angka 2010. Bogor : BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2011. Kecamatan Dalam Angka 2011. Bogor : BPS. Direktorat Administrasi Pendidkan. 2012. Tingkat Perkembangan Jumlah Mahasiswa IPB Dramaga Program Sarjana Tahun Ajaran 1996-2012. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Jayadinata, Johara T.1992. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung ; ITB. Karyoedi, Mochattaram. 1993. Manajemen Lahan Perkotaan. Jurnal PWK 10 (2). Hlm 21-25. Kombaitan., Iwan Kustiawan, Denny Zulkaidi. 2000. Identifikasi Pemanfaatan Lahan Pada Beberapa Koridor di Kota Bandung. Laporan Akhir Bandung. Planologi ITB. Merhendriyanto, Beta. 2003. Pengaruh Kampus Perguruan Tinggi Terhadap Perkembangan Kawasan Sekitarnya Di Kota Semarang. [Tesis Magister], Semarang : Program Pasca
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
11
Sarjana Magister Teknik Pembangunan Kota. Universitas Diponegoro. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Peraturan Mentri Dalam Negri No.1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan. Rachmat Triadi, Arif. 2012. Dampak Keberadaan Kampus Universitas Pakuan Terhadap Perubahan Pemanfaatan Lahan Di Wilayah Sekitarnya. [Tugas Akhir], Bogor : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.Universitas Pakuan. Safariah, Rifiati.1999. Kajian Perubahan Pemanfaatan Lahan Dari Hunian Menjadi Komersial Ditinjau Dari Pelaku Usaha, StudiKasus :Jl.Kemang Raya, Jakarta Selatan. [Tesis Magister]. Jakarta : Program Kajian Pengembangan Perkotaan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Silitonga, Charistin D. 2005. Kajian Perubahan Pemanfaatan Lahan Dari Hunian Menjadi Komersial Ditinjau Dari Pelaku Usaha, Studi Kasus : Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan [Tesis Magister], Jakarta : Program Kajian Pengembangan Perkotaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Suharyanto, Arys. 2007. Dampak Keberadaan IPB Terhadap Ekonomi Masyarakat Sekitar Kampus dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Bogor. [Tesis Magister], Bogor : Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. Institut Pertanian Bogor.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT Bumi Aksara. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Wahyuni, Novianti. 2002. Pengaruh Keberadaan Perguruan Tinggi Terhadap Perkembangan Struktur Dan Bentuk Kawasan Pinggiran, Studi Kasus : Kawasan Sekaran. [Tesis Magister]. Semarang : Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Kota. Universitas Diponegoro. Yusran, Aulia. 2006. Kajian Perubahan Tata Guna Lahan Pada Pusat Kota Cilegon, [Tesis Magister]. Semarang : Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Kota. Universitas Diponegoro. Zulkaidi, Denny.1999. Pemahaman Perubahan Pemanfaatan Lahan Kota Sebagai Dasar Bagi Kebijakan Penanganannya. Jurnal PWK : 10 (2). Hlm 15-20.
RIWAYAT PENULIS 1. Handrio Chromicco, ST. Alumni (2013) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2. Dr. Ir. Indarti Komala Dewi, M.Si. Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik – Unpak 3. Ir. Lilis Sri Mulyawati, M.Si. Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik – Unpak
Supardi, Heli. 2008. Identifikasi Perubahan Pemanfaatan Lahan Perumahan Akibat Penetrasi Kegiatan Komersil. [Tugas Akhir], Bogor : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.Universitas Pakuan.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik-Universitas Pakuan
12