Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
DAMPAK CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PENGARUH ANTARA KEPUTUSAN MANAJEMEN PADA NILAI PERUSAHAAN Eza Rachmad Yawika
[email protected]
Wahidahwati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the impact of the corporate social responsibility to the influence between the management decisions on the firm value. The management decision consists of funding decision (debt to equity ratio), investment decision (market to book value), and operating decision (return on assets). Firm value is measured by using Tobin’s Q ratio. The research samples have been selected by using purposive sampling technique and 37 manufacturing companies which have met the criteria have been selected. Multiple linear regressions analysis is employed as the analysis technique.The result of the research are: (1) the funding decision has insignificant influence to the firm value; (2) Investment decision has significant influence to the firm value; (3) Operating decision has significant influence to the firm value; (4) Corporate social responsibility does not have any significant influence to the firm value, (5) Corporate social responsibility does not have any impact to the influence of the funding decision on the firm value; (6) Corporate social responsibility has an impact to the influence of the decision of the investment on the firm value, and (7) Corporate social responsibility has an impact to the decision of operation on the firm value. Keywords: Firm Value, Funding Decision, Investment Decision, and Operating Decision. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak corporate social responsibility terhadap pengaruh antara keputusan manajemen pada nilai perusahaan. Keputusan manajemen terdiri dari keputusan pendanaan (debt to equity ratio), keputusan investasi (market to book value), dan keputusan operasi (return on assets). Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan 37 perusahaan manufaktur (185 firm year) yang memenuhi kriteria. Teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut (1) Keputusan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) Keputusan operasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, (4) Corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (5) Corporate social responsibility tidak berdampak terhadap pengaruh keputusan pendanaan pada nilai perusahaan, (6) Corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan investasi pada nilai perusahaan, dan (7) Corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan operasi pada nilai perusahaan. Kata kunci: Nilai Perusahaan, Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi, dan Keputusan Operasi.
PENDAHULUAN Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dan untuk memakmurkan pemegang saham atau pemilik perusahaan. Untuk mencapai suatu tujuan perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah gambaran masyarakat terhadap perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat investor dan para pemakai laporan keuangan percaya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
2
baik pada kinerja perusahaan maupun prospek perusahaan di masa depan. Menurut Febriana dalam (Retno, 2012:3) nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Semakin tinggi harga pasar saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Pada umumnya untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimal, dalam kegiatan operasionalnya perusahaan menyerahkan kepada pihak yang profesional. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan terdapat pihak-pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, dan operasi perusahaan yang disebut dengan stakeholder. Stakeholder dibagi menjadi dua yaitu inside stakeholder dan outside stakeholder. Inside stakeholder mempengaruhi tujuan perusahaan karena pihak-pihak yang berada di dalam perusahaan adalah pihak yang mengelola perusahaan dan memiliki kepentingan terhadap sumber daya perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Sedangkan outside stakeholder adalah pihak yang dipengaruhi oleh kebijakan atau keputusan perusahaan. Dengan adanya pihak-pihak tersebut dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengontrol baik potensi keuangan maupun non keuangan. Potensi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang setiap tahun dibuat oleh perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat untuk para pemakai laporan keuangan agar dapat mengukur tingkat kinerja perusahaan pada periode berjalan. Potensi keuangan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari lima rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar yang berguna untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Menurut sudut pandang investor, nilai perusahaan yang go public akan tercermin dari laporan keuangannya. Terdapat tiga keputusan keuangan yang mengacu pada laporan keuangan yang dapat dianalisis menggunakan rasio keuangan. Moeljadi (2006:13) menyatakan terdapat tiga keputusan keuangan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan yaitu (1) keputusan investasi (investment decision); (2) keputusan pendanaan (financing decision); dan (3) keputusan operasi (operational decision). Pengelolaan manajemen keuangan yang baik mencerminkan nilai perusahaan yang baik. Keputusan investasi adalah keputusan yang berkaitan dengan kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan tentang jumlah aset yang dibutuhkan perusahaan. Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berkaitan dengan alternatif pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam mendanai aset perusahaan. Keputusan operasi adalah keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan tentang keuntungan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aset yang dikelola secara efisien pada periode berjalan. Sedangkan potensi non keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar perusahaan baik di dalam perusahaan (karyawan dan manajer) maupun di luar perusahaan (investor, pemerintah, dan masyarakat sekitar perusahaan). Pada saat ini, perusahaan diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan kegiatan perusahaan yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaan agar lingkungan sekitar perusahaan tidak merasa terganggu dengan keberadaan perusahaan. Perusahaan dalam melakukan corporate social responsibility harus memberikan hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh pihak-pihak di sekitar lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal. Hak untuk lingkungan internal perusahaan yaitu dengan memberikan pelatihan kepada karyawan, memberikan pemeriksaan kesehatan setiap bulan, dan memberikan bonus pada saat-saat tertentu. Sedangkan hak untuk lingkungan eksternal perusahaan yaitu dengan memberikan beasiswa, sumbangan, sembako
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
3
untuk kalangan yang kurang mampu, dan memberikan pemeriksaan kesehatan tanpa dipungut biaya. Keberadaan perusahaan di dalam lingkungan masyarakat dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif keberadaan perusahaan di dalam lingkungan perusahaan adalah penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan dampak negatif keberadaan perusahaan di dalam lingkungan masyarakat adalah limbah atau polusi yang diakibatkan okeh kegiatan bisnis perusahaan. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan corporate social responsibility harus mengungkapkannya dalam laporan tahunan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio Tobin’s Q sebagai nilai perusahaan yang dimana rasio Tobin’s Q adalah perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku total aset. Di dalam rasio Tobin’s Q terdapat total aset, total hutang, dan modal saham perusahaan. Keputusan manajemen yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan operasi. Keputusan investasi diproksikan dengan investment opportunity set dimana investment opportunity set adalah nilai kesempatan investasi dan dapat dijadikan pilihan untuk membuat investasi di masa yang akan datang. Investment opportunity set diproksikan dengan merket to book value equity dimana market to book value equity adalah perbandingan jumlah saham yang beredar dan close price dengan total ekuitas perusahaan. Keputusan pendanaan yang diproksikan dengan debt to equity ratio dimana debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Keputusan operasi yang diproksikan dengan return on assets dimana return on assets adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Sedangkan pengungkapan corporate social responsibility terdiri dari 78 item pengungkapan dari tujuh kategori, yaitu (1) lingkungan; (2) energi; (3) kesehatan dan keselamatan; (4) lain-lain tentang tenaga kerja; (5) produk; (6) keterlibatan masyarakat; dan (7) umum. Puteri (2012) menyatakan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adriani (2011) juga menyatakan bahwa investment opportunity set (IOS) mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Zuraedah (2010) menyatakan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pranata (2004) yang menyatakan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Prasetyo et al. (2013) menyatakan bahwa total assets growth (TAG), current assets to total assets (CA/TA), debt rati o (DR), dan debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini memasukkan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) sebagai variabel moderating yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara keputusan manajemen dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah dampak corporate social responsibility terhadap pengaruh keputusan manajemen terhadap nilai perusahaan.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori Stakeholder mengatakan bahwa sebuah perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Menurut Jones (dalam Handriyani, 2013) menjelaskan bahwa stakeholder dibagi dalam dua kategori yaitu: Inside Stakeholder, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
4
termasuk dalam inside stakeholder adalah pemegang saham, manager, dan karyawan. Outside Stakeholder, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang bukan pemilik perusahaan, pemimpin perusahaan, dan karyawan perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam outside stakeholder adalah pelanggan (customers), pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat secara umum. Penelitian ini menggunakan teori stakeholder karena teori ini menerangkan bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan perusahaan tetapi perusahaan beroperasi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya baik inside stakeholder maupun outside stakeholder sebagai contoh perusahaan dalam mengungkapkan corporate social responsibility. Di dalam pengungkapan corporate social responsibility terdapat kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk pihak di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan. Teori Legitimasi Teori yang melandasi Corporate Social Responsibility adalah teori legitimasi. Menurut Gray et al., (dalam Handriyani, 2013) teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, dimana mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas mereka (perusahaan) diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah”. Lindblom (dalam Handriyani, 2013) menyatakan teori legitimasi ini sangat berkaitan dengan kinerja keuangan dan tanggung jawab sosial yaitu apabila terjadi ketida kselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat, maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Teori legitimasi dalam penelitian ini menjelaskan tentang pengungkapan corporate social responsibility di perusahaan manufaktur. Di dalam teori legitimasi mewajibkan perusahaan mengikuti etika di lingkungan sekitar perusahaan dan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan perusahaan dapat diterima oleh masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan harus memberikan kontribusi yang baik untuk lingkungan sekitar perusahaan sebagai contoh perusahaan memberikan bantuan pendidikan, sosial, maupun ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), corporate social responsibility adalah sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pengungkapan corporate social responsibility adalah salah satu pengungkapan sukarela terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Menurut Sudana (2011:10), tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility merupakan tanggung jawab sebuah organisasi perusahaan terhadap dampak dari keputusankeputusan dan kegitannya kepada masyarakat dan lingkungan. Dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, yang tercermin pada harga pasar saham bagi perusahaan yang telah go public, perusahaan tidak boleh mengabaikan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahan kepada masyarakat menyangkut
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
5
aspek seperti perlindungan terhadap konsumen, pembayaran upah yang wajar kepada karyawan, keselamatan kerja, dukungan kepada dunia pendidikan, kesehatan, dukungan terhadap lingkungan yang bersih dan hijau, dan sebagainya. Undang-Undang No.19 Tahun 2004 tentang Badan Usaha Milik Negara dan dijabarkan dalam peraturan Menteri BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur tentang besaran dana dan tata cara pelaksanaan tanggung jawab sosial bagi perusahaan BUMN. Sedangkan UndangUndang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa perusahaan yang kegiatanya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terbagi ke dalam tujuh kategori sebagai berikut (Sembiring, 2005). Pertama, Lingkungan, yaitu kategori lingkungan meliputi aspek lingkungan dari proses produksi seperti pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam, serta pengungkapan aktivitas lingkungan hidup lainnya. Kedua, Energi, yaitu kategori energi mencakup aktivitas perusahaan terhadap pemanfaatan energi. Aktivitas tersebut meliputi memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi, pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk, serta pengungkapan aktivitas energi lainnya. Ketiga, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja, yaitu kategori kesehatan dan keselamatan tenaga kerja mencakup aktivitas perusahaan terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja perusahaan. Aktivitas tersebut meliputi mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental, mengungkapkan statistik keselamatan kerja, menetapkan suatu komite keselamatan kerja, serta mengungkapkan aktivitas ketenagakerjaan lainnya. Keempat, Lain-Lain Tenaga Kerja, yaitu kategori lain-lain tenaga kerja meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi rekruitment, program pelatihan, gaji dan tunjangan, serta pengungkapan aktivitas ketenagakerjaan lainnya. Kelima, Produk, yaitu kategori produk melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, serta pengungkapan aktivitas lainnya. Keenam, Keterlibatan Masyarakat, yaitu kategori keterlibatan masyarakat mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan seni serta pengungkapan aktivitas masyarakat lainnya. Ketujuh, Umum, yaitu kategori umum meliputi pengungkapan tujuan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan informasi yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan diatas. Keputusan Manajemen Menurut Moeljadi (2006:9), manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh. Dengan demikian, fungsi pembuatan keputusan dari manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu keputusan investasi atau penggunaan dana, keputusan dana atau mendapatkan dana, dan keputusan manajemen aktiva atau keputusan operasi, termasuk mengatur pembagian keuntungan. Tugas pokok manajemen keuangan adalah merencanakan perolehan dan penggunaan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
6
perusahaan. Ada tiga keputusan manajemen, yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan keputusan operasi. Keputusan Pendanaan. Keputusan pendanaan berhubungan dengan perolehan dana (raising of funds) bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada keputusan investasi. Pendanaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber dana (source of funds), baik yang berasal dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan. Menurut Sudana (2011:3), ada dua macam sumber dana: (1) dana pinjaman, seperti utang bank, dan obligasi (2) modal sendiri, seperti laba ditahan, dan saham. Dana pinjaman dan saham, merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan. Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya juga dapat dibagi dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan pendanaan jangka panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital structure) perusahaan. Keputusan pendanaan jangka pendek meliputi utang jangka pendek seperti utang wesel dan utang dagang. Keputusan Investasi. Keputusan investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat ini dengan harapan dapat menghasilkan arus dana pada masa datang yang jumlahnya lebih besar daripada jumlah dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment). Keputusan investasi tercermin dari sisi debet neraca yaitu aset perusahaan, karena sisi tersebut menunjukkan kekayaan perusahaan. Aset perusahaan yang tidak dapat dipertahankan secara ekonomis dan teknis sudah harus dikurangi, dijual, atau diganti. Sedangkan menurut Sudana (2011:3), keputusan investasi adalah keputusan keuangan (financial decision) tentang aktiva yang harus dibeli perusahaan. Aktiva tersebut berupa aktiva riil (real assets). Keputusan Operasi. Keputusan operasi merupakan keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan aset-aset yang sudah dibeli secara efisien. Manajemen keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aset-aset yang ada. Tanggung jawab itu menuntut manajemen keuangan untuk lebih memerhatikan manajemen aset lancar daripada aset tetap. Nilai Perusahaan Menurut Moeljadi (2006:26), harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku pasar dan terhadap nilai perusahaan tersebut. Harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan dan juga menujukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham (agency problem). Manajemen selalu ada dalam pengawasan para pemegang saham, jika para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen, maka mereka dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain yang lebih prospektif. Jika tindakan tersebut dilakukan oleh para pemegang saham, maka akan dapat menurunkan harga saham di pasar. Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenaljuga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruknya manajemen mengelola kekayaannya. Nilai perusahaan dapat dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Peningkatan nilai perusahaan merupakan tujuan yang akan dicapai perusahaan. Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan berkaitan dengan tujuan perusahaan karena semakin tinggi nilai perusahaan maka menujukkan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik, sedangkan jika semakin rendah nilai perusahaan maka menujukkan tujuan perusahaan belum tercapai dengan baik. Jika tujuan perusahaan belum tercapai dengan baik, pihak manajemen harus
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
7
bekerja sama dengan baik agar nilai perusahaan semakin meningkat dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang perolehan dana untuk membeli aktiva. Keputusan pendanaan diukur dengan menggunakan rasio debt to equity ratio (DER). DER menunjukkan komposisi antara total hutang perusahaan dengan modal yang dimiliki perusahaan. DER diperoleh dengan cara membandingkan antara total hutang perusahaan dengan ekuitas perusahaan. Semakin tinggi nilai DER menunjukkan total hutang yang lebih besar daripada total modal perusahaan. Jika total hutang perusahaan lebih besar daripada modal perusahaan maka menunjukkan nilai perusahaan yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustiandika (2014) yang menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. H1 : Keputusan Pendanaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan, sehingga keputusan investasi ini adalah keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan. Keputusan investasi diukur dengan menggunakan investment opportunity set, dimana investement opportunity set menggambarkan peluang investasi bagi suatu perusahaan. Keputusan investasi penting bagi perusahaan, karena tujuan perusahaan dapat tercapai dengan adanya kegiatan investasi. Jika kegiatan investasi semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat karena banyak investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Hemastuti (2014) menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. H2 : Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Keputusan Operasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan operasi adalah keputusan yang berhubungan dengan penggunaan aset secara efisien dalam menghasilkan laba perusahaan. Keputusan operasi diukur dengan menggunakan rasio return on assets (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan total aset yang dimiliki perusahaan. ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan total aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA semakin tinggi perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Semakin besar perusahaan memperoleh keuntungan maka menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat aset yang efisien. Jika perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi maka akan meningkatkan harga saham perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Hemastuti (2014) menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lifessy (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. H3 : Keputusan Operasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
8
Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan manufaktur wajib menerapkan corporate social responsibility agar kegiatan yang dilakukan dapat diterima oleh lingkungan sekitar perusahaan baik dari dalam maupun luar perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatnya nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan tumbuh jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan corporate social responsibility. Jika perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan kepedulian di sekitar perusahaan, maka akan menarik minat investor menanamkan modalnya karena perusahaan tersebut mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Dengan meningkatnya investor menanamkan modal di perusahaan, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) menunjukkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosiana et al (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. H4 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dampak CSR pada Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Pendanaan di dalam perusahaan adalah pendanaan yang berasal dari hutang dan modal sendiri. Dalam penelitian ini, pendanaan yang digunakan adalah pendanaan yang berasal dari hutang perusahaan. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Salah satu kegiatannya adalah melakukan tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan. Adanya kegiatan corporate social responsibility dapat meningkatkan nilai perusahaan meskipun kegiatan operasional perusahaan banyak dibiayai oleh hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010) menunjukkan bahwa adanya corporate social responsibility dapat memperkuat pengaruh antara keputusan pendanaan dengan nilai perusahaan. H5 : Dampak Corporate Social Responsibility (CSR) pada pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. Dampak CSR pada Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan menerapkan kegiatan corporate social responsibility agar perusahaan menumbuhkan kontribusi yang baik dengan lingkungan sekitar perusahaan. Oleh karena itu, banyak investor yang lebih tertarik untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang menanamkan modal di perusahaan tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya kegiatan corporate social responsibility diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat kegiatan investasi di perusahaan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Martani (2007) menunjukkan bahwa corporate social responsibility memiliki korelasi positif dengan IOS dan nilai perusahaan. H6 : Dampak Corporate Social Responsibility (CSR) pada pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
Dampak CSR pada Pengaruh Keputusan Operasi terhadap Nilai Perusahaan Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Semakin baik perusahaan melakukan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial maka akan meningkatkan minat investor menanamkan modal di perusahaan tersebut dan mengakibatkan nilai perusahaan semakin meningkat. Perusahaan yang memiliki profitabilitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
9
yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mengungkapkan informasi sosial yang tinggi. Dengan adanya pengungkapan corporate social responsibility dapat meningkatkan nilai perusahaan ketika perusahaan menghasilkan laba yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif pada hubungan profitabilitas dan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2013) menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan pada hubungan antara profitabilitas dan nilai perusahaan. H7 : Dampak Corporate Social Responsibility (CSR) pada pengaruh keputusan operasi terhadap nilai perusahaan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2013; (2) Perusahaan termasuk dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013; (3) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan selama periode 20092013; dan (4) Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan corporate social responsibility pada laporan tahunan selama periode 2009-2013. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 37 perusahaan (185 firm year) yang memenuhi kriteria. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah komposisi antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi (Sutrisno, 2009:218). DER =
Total Hutang Ekuitas
b. Investment Opportunity Set
Investment opportunity set (IOS) adalah keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki dengan pilihan investasi yang akan datang dengan net present value (NPV) positif (Haryetti dan Ekayanti, 2012:1). Dalam penelituan ini, IOS diukur dengan menggunakan proksi market to book value equity dengan rumus sebagai berikut, MVE/BVE =
Jumlah Saham yang Beredar × 𝐶𝑙𝑜𝑠𝑒 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 Total Ekuitas
c. Return on Assets Return on assets, yaitu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2009:254). ROA =
Laba Bersih Total Aset
Variabel Dependen
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
10
Nilai Perusahaan Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruknya manajemen mengelola kekayaannya. Nilai perusahaan dapat dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Nilai perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q. Perhitungan Tobin’s Q dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Q=
(EMV+D) (EBV+D)
Dimana: Q = Nilai Perusahaan EMV = Nilai Pasar Ekuitas (Closing Price × Jumlah saham Beredar) D = Nilai Buku dari Total Hutang EBV = Nilai Buku dari Total Ekuitas (Total Aset – Total Hutang) Variabel Moderating Pengungkapan Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini diukur menggunakan CSR Disclosure / CSRDI. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut: CSRDI =
Σ𝑋𝑖 𝑁𝑖
Dimana: CSRDI = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan i Xi = Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan i Ni = Jumlah item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan i Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi, sebagai berikut: Untuk Uji Hipotesis 1,2, 3, dan 4, yaitu: Q = a + b1DER + b2 MVE/BVE + b3ROA + b4CSR + e Untuk Uji Hipotesis 5,6, dan 7, yaitu: Q = a + b1DER + b2 MVE/BVE + b3ROA + b4CSR + b5DER*CSR + b6MVE/BVE*CSR + b7ROA*CSR + e Dimana: Q a b DER MVE/BVE ROA CSR e
: Nilai Perusahaan : Konstanta : Koefisien Regresi : Debt to Equity Ratio : Market to Book Value Equity : Return On Assets : Corporate Social Responsibility : Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu keputusan pendanaan (debt to equity ratio), keputusan investasi (market to book value), keputusan operasi (return on assets), corporate social responsibility, dan nilai perusahaan (rasio Tobin’s Q).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
11 Tabel 1 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Debt to Equity Ratio
185
.04
11.25
1.4007
1.55559
Market to Book Value Equity
185
.01
46.63
2.9803
6.35755
Return on Assets
185
-.15
.42
.0769
.10349
185
.01
.81
.3987
.13642
DER*CSR
185
.01
5.59
.5399
.64202
MVE*CSR
185
.00
27.98
1.3733
3.57767
ROA*CSR
185
-.07
.25
.0320
.04983
TOBINSQ
185
.28
15.54
1.9286
2.58121
Valid N (listwise)
185
Corporate Social Responsibility
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 16.0
Dengan melihat statistik deskriptif dapat disimpulkan debt to equity ratio (DER) memiliki nilai maksimum sebesar 11.25, yang berarti bahwa perusahaan banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal perusahaan sendiri. Sedangkan debt to equity ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0.04, yang berarti perusahaan banyak dibiayai oleh modal sendiri. Rasio market to book value equity (MVE/BVE) memiliki nilai maksimum sebesar 46.63 yang berarti bahwa perusahaan mencapai tujuan perusahaan dari kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan rasio market to book value equity (MVE/BVE) memiliki nilai minimum sebesar 0.01 yang berarti meskipun perusahaan melakukan kegiatan investasi, tidak membuat perusahaan mencapai tujuan perusahaan. Return on assets (ROA) memiliki nilai maksimum sebesar 0.42, yang berarti bahwa perusahaan menggunakan aset perusahaan secara efisien. Sedangkan return on assets (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -0.15, yang berarti perusahaan tidak dapat menggunakan aset yang dimiliki secara efisien. Pengungkapan corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai maksimum sebesar 0.81, yang berarti bahwa perusahaan banyak melakukan kegiatan sosial terhadap lingkungan sekitar perusahaan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Sedangkan pengungkapan corporate social responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 0.01, yang berarti perusahaan sedikit melakukan kegiatan sosial terhadap lingkungan sekitar perusahaan untuk menunjang kegiatan perusahaan. Debt to equity ratio yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility memiliki nilai maksimum sebesar 5.59, yang berarti bahwa corporate social responsibility mempunyai pengaruh yang besar terhadap penggunaan hutang untuk membiayai kegiatan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility memiliki nilai minimum sebesar 0.01, yang berarti corporate social responsibility mempunyai pengaruh yang rendah terhadap penggunaan hutang untuk membiayai kegiatan perusahaan. Market to book value equity yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility memiliki nilai maksimum sebesar 27.98, yang berarti dengan perusahaan melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar perusahaan maka akan mempengaruhi kegiatan investasi perusahaan. Sedangkan market to book value equity yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility) memiliki nilai minimum sebesar 0.00, yang berarti dengan perusahaan melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar perusahaan maka tidak mempengaruhi kegiatan investasi perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
12
Return on assets yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility memiliki nilai maksimum sebesar 0.25, yang berarti bahwa corporate social responsibility dapat mempengaruhi laba yang diterima perusahaan. Sedangkan return on assets yang dipengaruhi oleh Corporate Social Responsibility memiliki nilai minimum sebesar -0.07, yang berarti corporate social responsibility tidak mempengaruhi laba yang diterima perusahaan. Rasio Tobin’s Q memiliki nilai maksimum 15.54 dan nilai minimum 0.28. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Pertama, analisis grafik, Cara untuk melihat data residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot. Hasil dari grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, sehingga data dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. Kedua, analisis statistik, Untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,134. Nilai sebesar 0,134 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi terdapat korelasi korelasi antar variabel independen. Cara mendeteksinya dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) atau dengan nilai tolerance value. Hasil uji multikolonieritas Model 1 menunjukkan bahwa tolerance value di atas 0,10 dan variance inflation factor di bawah 10 dan hasil uji multikolonieritas Model 2 menunjukkan bahwa tolerance value di atas 0,10 dan variance inflation factor di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa antar variabel independen tidak memiliki keterikatan terhadap variabel independen lainnya, sehingga dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi multikolonieritas. b. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilihat dari besarnya nilai Durbin-Watson. Nilai durbin-watson menunjukkan sebesar 0.912 dengan jumlah variabel yang diteliti (k) yaitu 4 dan jumlah data (n) sebesar 185. Dengan nilai durbin-watson sebesar 0.912 maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak terdapat autokorelasi karena terletak antara -2 dan +2. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot terlihat bahwa sebaran titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Goodness of Fit a. Uji Kelayakan Model (Uji F). Uji goodness of fit digunakan untuk mengetahui kelayakan model, apakah pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria fit atau tidak. Model regresi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
13
dikatakan fit apabila tingkat signifikansi lebih kecil daripada 0.05. Hasil dari uji goodness of fit Model 1 menunjukkan sebesar 0.000 yang menandakan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti pemodelan yang dibangun yaitu pengaruh keputusan manajemen terhadap nilai perusahaan memenuhi kriteria fit. Sedangkan hasil dari uji goodness of fit Model 2 menunjukkan sebesar 0.000 yang menandakan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti pemodelan yang dibangun yaitu dampak corporate social responsibility terhadap pengaruh keputusan manajemen pada nilai perusahaan memenuhi kriteria fit. b. R square (R2). R square bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Semakin R2 mendekati angka 1 maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan semakin R2 mendekati angka 0 maka semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi menghasilkan nilai R square untuk hipotesis 1, 2, 3, dan 4 sebesar 0.957 artinya variabel debt to equity ratio, market to book value equity, return on assets, dan corporate social responsibility dapat menjelaskan nilai perusahaan sebesar 95,7% sedangkan sisanya sebesar 4,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian. Persamaan regresi menghasilkan nilai R square untuk hipotesis 5, 6, dan 7 sebesar 0.973 artinya variabel debt to equity ratio, market to book value equity, dan return on assets serta corporate social responsibility sebagai variabel moderating dapat menjelaskan nilai perusahaan sebesar 97,3% sedangkan sisanya sebesar 2,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis 1, 2, 3 dan 4 Persamaaan regresi Model 1 menjelaskan hasil dari hipotesis 1, 2, 3, dan 4 yaitu menjelaskan hasil pengaruh variabel independen (debt to equity ratio, market to book value equity, return on assets, dan corporate social responsibility) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).
Tabel 2 Hasil Perhitungan Regresi Model 1 Coefficientsa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
14
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Debt to Equity Ratio Market to Book Value Equity Return on Assets Corporate Social Responsibility
B
Std. Error
.454
.144
-.014
.028
.325
Coefficients Beta
t
Sig.
3.161
.002
-.009
-.504
.615
.010
.801
33.142
.000
5.581
.612
.224
9.122
.000
.242
.303
.013
.798
.426
a. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olah Data SPSS 16.0
a. Pengaruh Keputusan Pendanaan (Debt to Equity Ratio) Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara keputusan pendanaan (debt to equity ratio) terhadap Tobin’s Q dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.615. Dengan tingkat signifikansi debt to equity ratio (DER) sebesar 0.615 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.615 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap Tobin’s Q. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini diukur menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi total hutang perusahaan. Semakin tinggi nilai debt to equity ratio maka menunjukkan bahwa total hutang perusahaan lebih besar daripada modal yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (H1 terbukti) dimana nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio Tobin’s Q. Ada dua pendapat investor terkait dengan perusahaan yang memiliki total hutang yang lebih tinggi daripada total ekuitas perusahaan, yang pertama dengan debt to equity ratio yang tinggi akan menjadi beban perusahaan karena perusahaan harus membayar hutang perusahaan dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan. Sedangkan yang kedua, dengan adanya debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan berhutang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan karena dengan modal yang besar, perusahaan dapat mengembangkan usahanya. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi maka akan memiliki laba yang tinggi dan nilai perusahaan yang tinggi. Ada juga perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi tetapi memiliki nilai perusahaan yang rendah. Hasil penelitian konsisten dengan Mahendra (2011), Noerirawan et al (2012), dan Nugroho (2014) yang menunjukkan secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan karena pihak investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan menggunakan dana secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan tercapai. Tetapi hasil penelitian bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspo et al (2010), Prasetyo et al (2013), dan Gustiandika (2014) yaitu debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
15
b. Pengaruh Keputusan Investasi (Market to Book Value Equity) Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara market to book value equity terhadap Tobin’s Q dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.000. Dengan tingkat signifikansi market to book value equity (MVE/BVE) sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari taraf signifikan (0.000 < 0.05) sehingga Ho ditolak atau Ha diterima dengan arti bahwa market to book value equity berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q. Keputusan investasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan market to book value equity. Rasio market to book value equity menunjukkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan terhadap return yang diharapkan dari ekuitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa market to book value equity berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (H2 terbukti) dimana nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio Tobin’s Q yang artinya semakin tinggi investasi yang dilakukan perusahaan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, dan pengembangan research and development (Hasnawati, 2005:7). Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005), Haruman (2007), Puspo et al (2010), Adriani (2011), Puteri (2012), Gustiandika (2014), dan Hemastuti (2014) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Karena semakin meningkatnya kegiatan investasi perusahaan maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa investment opportunity set berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. c. Pengaruh Keputusan Operasi (Return on Assets) Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara return on assets terhadap Tobin’s Q dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.000. Dengan tingkat signifikansi return on assets (ROA) sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari taraf signifikan (0.000 < 0.05) sehingga Ho ditolak atau Ha diterima dengan arti bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap Tobin’s Q. Keputusan operasi dalam penelitian ini diukur menggunakan return on assets. Return on assets adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat aset tertentu. Semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan dan menggunakan aset secara efisien maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (H3 terbukti) dimana nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio Tobin’s Q. Dengan perusahaan memiliki laba yang tinggi, maka akan meningkatkan minat investor menanamkan modal di perusahaan tersebut. Laba perusahaan yang tinggi mempengaruhi para investor untuk melakukan investasi ke perusahaan dengan melihat besarnya peningkatan laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk selalu konsisten dalam memperoleh keuntungan atau meningkatkan keuntungan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuraedah (2010), Mahendra (2011), Yuniasih dan Wirakusuma (2011), Nugroho (2014), dan Hemastuti (2014) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, yang artinya semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan, maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
16
yang dilakukan oleh Lifessy (2011) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. d. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara corporate social responsibility terhadap Tobin’s Q dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.426. Dengan tingkat signifikansi corporate social responsibility (CSR) sebesar 0.426 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.426 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap Tobin’s Q. Corporate social responsibility adalah salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan tidak hanya berkewajiban untuk mensejahterahkan pemegang saham atau investor tetapi perusahaan berkewajiban mensejahterahkan stakeholder seperti pemerintah, pelanggan, investor, karyawan, dan masyarakat. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat dan tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial di sekitar lingkungan perusahaan. Ketiga dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Adanya pengungkapan corporate social responsibility yang banyak maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (H4 tidak terbukti) dimana nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio Tobin’s Q. Hal ini disebabkan karena masih banyak perusahaan yang belum menjalankan dan mengungkapkan corporate social responsibility di dalam laporan tahunan perusahaan. Dan juga penyebab peningkatan nilai perusahaan tidak hanya dilihat dari perusahaan tersebut mengungkapkan corporate social responsibility atau tidak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010) dan Rosiana et al (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengujian Hipotesis 5, 6, dan 7 Persamaaan regresi Model 2 menjelaskan hasil dari hipotesis 5, 6, dan 7 yaitu menjelaskan hasil dampak variabel moderating (corporate social responsibility) terhadap pengaruh variabel independen (debt to equity ratio, market to book value equity, return on assets, dan corporate social responsibility) pada variabel dependen (nilai perusahaan).
Tabel 3 Hasil Perhitungan Regresi Model 2 Coefficientsa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
17
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.379
.196
Debt to Equity Ratio
-.034
.074
Market to Book Value Equity
.796
t
Sig.
1.933
.055
-.021
-.462
.645
.048
1.962
16.755
.000
-3.852
1.626
-.154
-2.368
.019
Corporate Social Responsibility
.347
.479
.018
.723
.471
DER*CSR
.003
.189
.001
.014
.989
MVE*CSR
-.838
.085
-1.161
-9.831
.000
ROA*CSR
16.596
3.782
.320
4.388
.000
Return on Assets
Beta
a. Dependent Variable: TOBINSQ Sumber : Hasil Olah Data SPSS 16.0
a.
Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Pengaruh Keputusan Pendanaan Pada Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara debt to equity ratio terhadap Tobin’s Q dengan adanya variabel moderating yaitu corporate social responsibility dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.989. Dengan tingkat signifikansi debt to equity ratio (DER) yang dipengaruhi oleh corporate social responsibility sebesar 0.989 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.989 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa adanya corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap pengaruh keputusan pendanaan pada nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan corporate social responsibility tidak berdampak terhadap pengaruh keputusan pendanaan pada nilai perusahaan. Corporate social responsibility tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat perusahaan memiliki hutang yang lebih besar daripada ekuitas perusahaan. Dengan tingginya total hutang akan menambah modal perusahaan, dimana pihak investor akan lebih membutuhkan informasi mengenai bagaimana manajemen perusahaan memanfaatkan modal perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan dan menggunakan aset yang dimiliki secara efisien. Dengan demikian, corporate social responsibility tidak berdampak untuk meningkatkan nilai perusahaan dimana total hutang lebih tinggi daripada total ekuitas perusahaan. Hasil penelitian bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rustiarini (2010) dan Permanasari (2010) yang memberikan arti bahwa para investor di Indonesia telah mempertimbangkan laporan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga kebutuhan akan informasi tanggung jawab sosial merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Apabila perusahaan memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, maka akan muncul kepercayaan dari investor sehingga direspon positif melalui peningkatan harga saham perusahan yang bersangkutan. b. Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Pengaruh Keputusan Investasi Pada Nilai Perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
18
Berdasarkan dari hasil uji t antara market to book value equity terhadap Tobin’s Q dengan adanya variabel moderating yaitu corporate social responsibility dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.000. Dengan tingkat signifikansi market to book value equity (MVE/BVE) yang dipengaruhi oleh corporate social responsibility sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari taraf signifikan (0.000 < 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa adanya corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap pengaruh keputusan investasi pada nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan investasi pada nilai perusahaan. Corporate social responsibility mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat perusahaan meningkatkan kegiatan investasi. Dengan melakukan kegiatan investasi diharapkan perusahaan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Dimana jika perusahaan memiliki keuntungan yang meningkat maka nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan adalah mengungkapkan corporate social responsibility. Semakin banyak perusahaan mengungkapkan corporate social responsibility maka semakin banyak investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut karena investor berpendapat jika perusahaan yang banyak melakukan dan mengungkapkan corporate social responsibility, maka perusahaan tersebut memiliki tingkat kepedulian dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Dengan demikian, corporate social responsibility berdampak untuk meningkatkan nilai perusahaan dimana kegiatan investasi semakin meningkat. Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Martani (2007) yang menyatakan bahwa corporate social responsibility yang diproksi dengan jumlah dana yang dikeluarkan untuk kegiatan PBL (Program Bina Lingkungan) dibagi dengan laba kotor terbukti memiliki korelasi positif dengan IOS dan nilai perusahaan. c.
Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Pengaruh Keputusan Operasi Pada Nilai Perusahaan Berdasarkan dari hasil uji t antara return on assets terhadap Tobin’s Q dengan adanya variabel moderating yaitu corporate social responsibility dengan taraf signifikansi 5% adalah 0.000. Dengan tingkat signifikansi return on assets (ROA) yang dipengaruhi oleh corporate social responsibility sebesar 0.000 berarti lebih kecil dari taraf signifikan (0.000 < 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa adanya corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap pengaruh keputusan operasi pada nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan operasi pada nilai perusahaan. Corporate social responsibility mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat perusahaan mengalami peningkatan keuntungan dan menggunakan aset secara efisien. Dengan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut dalam mengungkapkan informasi sosial yang tinggi. Perusahaan yang banyak mengungkapakan informasi sosial yang termasuk salah satu kegiatan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kontribusi yang baik dengan lingkungan sekitar perusahaan baik dalam maupun luar perusahaan. Dengan demikian, corporate social responsibility berdampak untuk meningkatkan nilai perusahaan pada saat perusahaan mengalami peningkatan laba Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2011), dan Zuraedah (2010) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif pada hubungan profitabilitas dan nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010) dan Hadianto (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
19
pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan pada hubungan antara profitabilitas dan nilai perusahaan. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Keputusan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan; (2) Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan; (3) Keputusan operasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan; (4) Corporate social responsibility berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan; (5) Corporate social responsibility tidak berdampak terhadap pengaruh keputusan pendanaan pada nilai perusahaan; (6) Corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan investasi pada nilai perusahaan; dan (7) Corporate social responsibility berdampak terhadap pengaruh keputusan operasi pada nilai perusahaan. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan yang lain dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan faktor internal perusahaan, yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan keputusan operasi sebagai variabel independen yang seharusnya ditambah faktor-faktor lain (faktor eksternal perusahaan) seperti tingkat suku bunga, tingkat infasi, kurs mata uang, dan situasi sosial politik. DAFTAR PUSTAKA Adriani, I. 2011. Pengaruh Investment Opportunity Set dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Badan Universitas Diponegoro. Semarang. Gustiandika, T. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan yang Dinilai Corporate Governance Preception Index Tahun 20072011). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Hadianto, M. L. 2013. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungakapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Handriyani, A.N. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Haruman, T. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan Institusiona Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ). Skripsi. Universitas Widyatama. Bandung. Haryetti dan Ekayanti, R.A. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi 20(3): 1-18. Hasnawati. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAJI 9(2): 117-126.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
20
Hemastuti, C. P. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan Insider Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Kusumadilaga, R. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Lifessy, M. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2009. Skripsi. Universitas Negeri Padang. Padang. Mahendra, A. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar. Martani, D. 2007. Hubungan investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Peningkatan Value of The Firm, dengan Corporate Social Responsibility (CSR), dan Kontrak Kompensasi Sebagai Moderating Variabel. RUUI. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan 1: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama. Bayumedia Publishing. Malang. Noerirawan, R.M dan A. Muid. 2010. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal of Accounting 1(2) : 1-12. Nugroho, W. C. 2014. Dampak Kebijakan Dividen Pada Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Nurlela, R., & Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak. 23-24 Juli: 1-27. Permanasari, W. I. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Prasetyo, D., Zahroh, Z.A., dan Azizah, D.F. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis 5(1): 117124. Puspo, L.R., Bandi, dan A. Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Universitas Sebelas Maret: 1-21. Puteri, P. A. 2012. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Rahayu, S. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Retno, R.D. dan D. Priantinah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Jurnal Nominal 1(1) : 84-103.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
21
Rosiana, G. A., G. Juliarsa, dan M. R. Sari. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Universitas Udayana 5(3): 723–738. Rustiarini, N. W. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungakapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September: 379-395. Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga. Jakarta. Suranta, E. dan Pranata, P.M. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems Dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII Bali. 2-3 Desember. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi Pertama. Ekonisia. Yogyakarta. Wahyudi, U. dan H. P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. 23-26 Agustus: 1-25. World Business Council For Sustainable Development (WBCSD). 2000. WBCSD’s first reportCorporate Social Responsibility. Geneva. Yuniasih, N. W. dan M. G. Wirakusuma. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Udayana. Denpasar. Zuraedah, I. K. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Jakarta. ●●●