CINTA SEGITIGA DALAM FILM HEART DAN DAISY oleh Zakiyah Nurunnisa, Ibnu Wahyudi 1.
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia 2. Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Proses tumbuhnya cinta dalam kisah cinta segitiga menjadi menarik untuk diperbincangkan karena kemelut yang muncul menjadi lebih rumit saat ada kedatangan pihak ketiga dalam sebuah hubungan cinta. Film Indonesia berjudul Heart dan film Korea berjudul Daisy, keduanya diproduksi pada tahun 2006, mengangkat tema yang sama yaitu cinta segitiga. Penggunaan analisis deskriptif dan pendekatan psikologi sastra bertujuan untuk mengetahui sisi psikologi tokoh dalam kedua film tersebut. Hasil studi ini adalah tidak adanya keterpengaruhan antara kedua film ini walaupun mengangkat tema dan diproduksi pada tahun yang sama.
Love Triangle in Heart and Daisy Movies Abstract This research discusses the emerging process of love in Indonesian movie entitled Heart and Korean movie entitled Daisy. The discussed love process is considered as love triangle involving the three main characters in each movie. This research uses descriptive analysis method and literary psychology approach to observe the psychological side of the characters whose role are very important in the emerging process of love in each story. The result of the research shows that the two movies, of which love triangle becomes the main theme, are not related and have no influence to one another. It is because the feeling of love is universal; love can be felt by anyone and it can emerge anytime. Keywords: Daisy, emerging process of love , Heart, love triangle, movie.
Latar Belakang Cinta merupakan hal yang menarik untuk diperbincangkan dan tidak ada kata bosan saat membicarakannya. Rasa cinta dalam hubungan antar-lawan-jenis, pada umumnya hanya terjalin di antara seorang perempuan dan seorang lelaki. Namun, istilah cinta segitiga muncul saat pihak ketiga hadir dalam sebuah hubungan cinta. Cinta yang muncul dalam kisah cinta 1 Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
2
segitiga menjadi lebih menarik untuk diperbincangkan dan diangkat dalam sebuah karya karena jalan ceritanya menjadi lebih kompleks. Cerita cinta dengan konflik yang ditimbulkan oleh pihak ketiga, mendapatkan cukup perhatian dari masyarakat. Selera masyarakat secara langsung atau tidak, akan menimbulkan dorongan bagi sastrawan atau penerbit untuk mengikutinya supaya karyanya mendapat sambutan positif dari masyarakat (KOFIC, 2007: 409). Kisah cinta segitiga juga diangkat menjadi tema utama dalam berbagai karya, yaitu cepen, novel, drama, maupun film. James Monaco membandingkan film tidak hanya dengan novel yang sama-sama memiliki aspek naratif di dalamnya, tetapi juga dengan musik dan drama pentas. Film dan novel sama-sama mempunyai aspek naratif yang terkandung di dalamnya. Sama halnya dengan novel, film pun mempunyai tokoh dan penokohan, alur, serta latar tempat dan waktu. Film juga mempunyai narator, konflik, dan juga tujuan yang ingin dicapai oleh tokoh dalam film (Pratista, 2008: 43-44). Selain itu, film dan novel juga memiliki kesamaan fungsi yaitu sebagai media komunikasi yang memuat berbagai pesan bagi penonton maupun pembacanya. Hal yang membedakan adalah medianya; film menggunakan media audio-visual sedangkan novel terbatas pada media visual saja. Perbedaan inilah yang kemudian menjadikan film dan novel memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan detail yang terkandung; film menggunakan visualisasi sedangkan novel menggunakan katakata dalam menyampaikan sebuah detail. Kisah cinta segitiga muncul dalam berbagai karya manusia, salah satunya adalah film. Tema ini tidak hanya muncul di satu negara saja, Indonesia, tetapi juga dapat muncul di mana saja, termasuk Korea. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah film Indonesia yang berjudul Heart dan film Korea yang berjudul Daisy. Perbedaan bahasa dan negara asal kedua film ini serta kesamaan tema yang diangkat merupakan salah satu persyaratan yang diungkapkan oleh Remak dan Nada untuk melakukan bandingan terhadap dua buah karya sastra (Damono, 2009: 1-4). Film pertama merupakan film Indonesia berjudul Heart yang diproduksi oleh Starvision, dirilis pada tanggal 11 Mei 2006. Film Heart yang telah ditonton oleh 1,28 juta penonton (Pasaribu, 2012: 15), mampu meraih berbagai penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Pencapaian tersebut merupakan sebuah apresiasi positif terhadap film Heart yang menceritakan tentang cinta segitiga yang terjalin dalam hubungan Rachel, Farel, dan Luna. Selain prestasi film Heart yang cukup baik, film ini juga menarik untuk diteliti
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
3
karena ada hal yang cukup unik dibandingkan dengan film yang lain, yaitu pertolongan yang diberikan kepada orang yang dicintai untuk dapat bersama dengan orang pilihannya. Hal unik tersebut mengingatkan saya kepada film Korea berjudul Daisy yang juga dirilis pada tahun yang sama, 9 Maret 2006. Namun, film Daisy menampilkan cerita yang lebih rumit bila dibandingkan dengan cerita dalam film Heart. Persamaan tema dan tahun rilis film yang berbeda negara tersebut, membuat saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai proses tumbuhnya cinta dalam kedua film tersebut.
Tinjauan Teoretis Cinta merupakan sebuah rasa yang muncul akibat dari interaksi yang dilakukan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjalin antara dua orang atau lebih yang saling tergantung dan adanya pola interaksi yang konsisten (Tim Penulis Fakultas Psikologi UI, 2009: 67; 정태수, 2010: 24). Cinta juga didefinisikan sebagai sebuah rasa yang tidak dapat berdiri sendiri dan terdiri atas hasrat, keintiman, dan komitmen (Sternberg, 1988: 7; 36). Ada empat tahapan yang dilalui dalam kaitan dengan tumbuhnya perasaan cinta di antara orang yang berkasih-kasihan (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993: 260-261). 1. Tahap perkenalan. Pada tahap ini, dua orang manusia saling mengenal satu sama lain. Walaupun kesan pertama sangat penting, banyak pula yang tidak melewati tahap ini. 2. Tahap ketertarikan. Pada tahap ini, muncul adanya rasa ketergantungan. Adanya rasa ketergantungan ini meningkatkan intensitas interaksi kemudian saling mengungkapkan informasi mengenai pribadi masing-masing. Dua orang tersebut pada tahap ini juga menghabiskan waktu dan enerji bersama-sama. 3. Tahap kedekatan. Pada tahap ini, muncul masalah yang mengakibatkan ketegangan di antara kedua pihak. 4. Tahap komitmen. Pada tahap ini, cinta dua orang manusia diikat dalam ikatan pernikahan. Rasa yang muncul dari hubungan yang terjalin antara dua orang atau lebih inilah yang kemudian membuat rasa cinta bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Keuniversalan cinta ini yang kemudian menarik untuk diperbincangkan dan menjadi tema utama dalam karya manusia; novel dan film. Apabila dilihat dengan lebih teliti lagi, dua karya manusia ini, novel dan film, selain mempunyai kesamaan fungsi sebagai media komunikasi, media hiburan, dan juga media pendidikan, keduanya juga mempunyai kesamaan dalam unsur pembentuknya.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
4
Metode, Hasil, dan Pembahasan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan pendekatan psikologi sastra untuk mengetahui proses perkembangan cinta pada film Heart dan Daisy. Proses perkembangan cinta yang dialami tiga tokoh utama pada masing-masing film dilihat melalui kutipan dialog dan bahasa tubuh tokoh yang semakin diperkuat dengan aspek sinematografi film. Proses tumbuhnya cinta pada tokoh, kemudian akan dikaitkan dengan teori perkembangan cinta yang dikemukakan oleh Kay Deaux, Francis C. Dane, dan Lawrence S. Wrightsman. Dalam pembahasan mengenai cinta segitiga, terutama proses tumbuhnya cinta pada kisah cinta segitiga tersebut, dalam film Heart dan Daisy akan dibahas berdasarkan alur yang terdapat di dalam kedua film tersebut. Pembahasan alur di dalam kedua film akan mengacu kepada pernyataan Himawan Pratista bahwa pola struktur naratif film secara umum dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap permulaan, tahap pertengahan, dan tahap penutupan (2008: 44). Selain itu, pembahasan alur juga akan dilakukan berdasarkan kepada teori segitiga Freytag mengenai alur dalam sebuah karya sastra yang dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu tahap pemaparan, tahap rangsangan, tahap gawatan, tahap klimaks, tahap leraian, dan tahap penyelesaian (Sudjiman, 1988: 41). Selain alur, pembahasan mengenai proses tumbuhnya cinta dalam kedua film juga dilihat berdasarkan penokohan tiga tokoh utama masing-masing film dan juga aspek sinematografi yang menciptakan kesan tertentu dalam visualisasi yang ditampakkan.
Proses Tumbuhnya Cinta dalam Film Heart Film ini diawali dengan tahap permulaan yang memberikan pengenalan tokoh utamanya, yaitu Rachel, Farel, dan Luna. Proses tumbuhnya cinta dalam hubungan Farel dan Luna, diawali dari rasa ketertarikan Farel terhadap Luna secara fisik yang memenuhi tipe idamannya, yaitu cantik dan feminin. Rasa ketertarikan yang begitu kuat dalam diri Farel, membawanya kepada tahap perkenalan. Farel yang ditampilkan sebagai seorang lelaki yang penuh semangat dan percaya diri, tanpa ragu mengejar Luna yang berada di toko bunga. Luna dengan ramah memberikan nomor handphone dan alamat rumah yang sebenarnya merupakan hal yang pribadi dan tidak diberikan kepada orang sembarangan. Rasa ketertarikan Farel tidak bertahan lama karena terus berkembang menjadi rasa cinta yang tampak dalam ucapan Farel kepada Rachel berikut ini.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
5
Farel : Chel, Chel, gue serius. Gue bener-bener cinta ama tu cewek. Dengan cara apapun, gue harus dapetin dia. Lu bantuin ya? (8:51-9:03) Rasa cinta yang diungkapkan Farel di atas telah menunjukkan bahwa tahapan cintanya kepada Luna telah memasuki tahap komitmen jangka pendek. Rasa ketertarikan dan rasa cinta Farel kepada Luna pun bersambut. Luna tampak menyambut baik saat Farel datang ke rumahnya dengan membawa hadiah. Memasuki tahap pertengahan, Luna tampak mulai merasa nyaman dengan keberadaan Farel dengan mengajaknya pergi ke suatu tempat dan menceritakan beberapa hal tentang dirinya sendiri. Hal ini juga sekaligus menjadi penanda bahwa Luna telah tertarik kepada Farel. Di sisi lain, dekatnya hubungan Farel dan Luna, menimbulkan perasaan cemburu dalam diri Rachel. Awalnya, rasa cemburu yang muncul disebabkan oleh kecemburuannya sebagai seorang sahabat yang merasa kehilangan sahabatnya. Namun, Rachel secara perlahan akhirnya menyadari bahwa dia sebenarnya jatuh cinta kepada Farel, sahabatnya sejak kecil. Rasa cinta pada diri Rachel ditampilkan saat suatu hari dia memakai anting, sebuah hal yang sangat tidak biasa dilakukan oleh perempuan tomboi seperti dirinya. Usaha tersebut dilakukannya untuk menarik sedikit perhatian Farel. Namun, usaha tersebut tidak berhasil karena Farel telah sangat mencintai Luna dan menjadi terobsesi untuk mendapatkannya.
Farel : Chel, Chel, gue serius. Gue bener-bener cinta ama tu cewek. Dengan cara apapun, gue harus dapetin dia. Lo bantuin ya? (8:51-9:03) Farel yang tampak ambisius, meminta bantuan Rachel untuk mendapatkan cinta Luna. Rachel sebagai seorang sahabat yang baik pun memberikan pertolongannya, termasuk saat Luna menolak cinta Farel dengan alasan umurnya telah divonis oleh dokter tidak akan panjang lagi karena sirosis yang dideritanya. Keraguan yang muncul dalam diri Luna untuk menjalin hubungan lebih dari seorang teman dengan Farel, merupakan bagian dari tahap kedekatan. Pada tahap kedekatan tersebut, muncul keraguan dalam hubungan sepasang manusia (Deaux, Dean, dan Wrightsman, 1993: 260). Pertolongan berikutnya yang diberikan Rachel terhadap hubungan Farel dan Luna adalah saat munculnya keraguan di hati Luna untuk menerima Farel. Berkat perkataan Rachel,
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
6
Luna sadar bahwa seharusnya dia merasa beruntung dengan kehadiran Farel yang dengan tulus mencintainya. Hubungan Farel dengan Luna menjadi sangat intim setelah Luna menerima cinta Farel hingga suatu hari Farel berniat untuk melamar Luna. Kecemburuan Rachel yang telah menumpuk dan selalu dipendamnya, membuat hatinya tidak tenang. Terlebih lagi, Rachel yang ditampilkan sebagai orang yang tertutup, tidak menceritakan tekanan batin yang ia rasakan ke siapa pun. Kekesalannya memuncak saat dia tidak sengaja melihat Farel dan Luna yang tengah berciuman. Rachel berlari sekencang-kencangnya tak tentu arah dengan emosi yang meluap-luap sehingga dia tidak sadar bahwa tanah yang dia pijak tidak stabil. Rachel pun terjatuh ke jurang dan kakinya harus segera diamputasi.
Gambar 1. Farel dan Luna berciuman sumber: Heart (1:21:44)
Gambar 2. Rachel melihat Farel dan Luna yang berciuman sumber: Heart (1:21:48)
Kecemburuan Rachel tampak pada gambar 2. Gambar 1 menampilkan fokus gambar (infocus) pada Farel dan Luna yang sedang berciuman. Perpindahan gambar dari gambar 1 ke gambar 2 menggunakan racking focus dan fokus beralih kepada Rachel. Efek sinematografi inilah yang kemudian memberikan kesan kepada penonton bahwa Rachel cemburu dan tidak
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
7
tahan untuk terus melihat Farel dan Luna yang berciuman sehingga ia memalingkan wajahnya (gambar 2). Penggunaan visualisasi ini memudahkan penonton untuk mengetahui kejadian yang terjadi tanpa tokoh ataupun narator menjelaskannya. Pada tahap penutupan, Rachel dan Luna masuk ke rumah sakit yang sama. Rachel sedang mendapatkan pertolongan pertama sebelum kakinya harus diamputasi. Di sisi lain, kesehatan Luna menurun drastis, dia terus-menerus muntah darah. Rachel dan Luna samasama pesimistis; Rachel pesimistis karena dia tidak bisa hidup dengan sebuah kaki karena dia tidak akan bisa bermain basket lagi, sedangkan Luna pesimistis karena dia hanya dapat bertahan hidup bila ada orang yang mau mendonorkan hatinya. Singkat cerita, Rachel meninggal dan mendonorkan hatinya kepada Luna sehingga Luna dan Farel dapat hidup bahagia. Kesehatan Luna yang membaik setelah mendapatkan donor hati dari Rachel, membuatnya hidup bahagia dalam pernikahan bersama Farel. Tahap percintaan dalam hubungan Farel dan Luna disempurnakan dengan pernikahan, sebuah komitmen jangka panjang yang merupakan puncak dari komitmen jangka pendek yang telah disebutkan di awal. Alur kisah cinta segitiga dalam film Heart ini, selain dapat dilihat berdasarkan struktur naratif sebuah film, juga dapat dilihat berdasarkan teori segitiga Freytag mengenai alur dalam karya sastra. Gustav Freytag mengungkapkan bahwa alur dalam sebuah cerita melalui berbagai tahapan yaitu tahap pemaparan, rangsangan, gawatan, klimaks, leraian, dan penyelesaian (Sudjiman, 1988: 41). Dalam film Heart, tahap pemaparan dimulai dari awal cerita yang memperkenalkan tokoh Farel dan Rachel semasa kecil. Tahap kedua, tahap rangsangan, dimulai saat Luna menjemput Farel ke lapangan basket. Konflik cerita terus berkembang dan memasuki tahap gawatan saat Farel mendatangai rumah Rachel untuk mengatakan bahwa sore itu ia akan pergi dengan Luna. Pada saat itulah Rachel benar-benar menyadari bahwa rasa cemburunya bukan lagi dalam batasan pertemanan biasa. Konflik kemudian menuju tahap klimaks saat Rachel melihat Farel dan Luna yang sedang berciuman yang bisa dilihat pada gambar 1 dan 2. Cerita kemudian memasuki tahap penyelesaian saat Farel memutuskan untuk mendampingi Luna daripada Rachel saat mereka berdua sama-sama mengalami kesakitan yang luar biasa. Cerita kemudian ditutup dengan meninggalnya Rachel serta pernikahan Farel dengan Luna. Peran Rachel sebagai pihak yang menderita dan membantu orang yang ia cintai ini untuk bersatu dengan orang pilihannya, mengingatkan saya kepada peran Park-yi (seorang pembunuh bayaran) dalam film Korea yang berjudul Daisy. Kisah cinta segitiga dalam film ini terjadi di antara Hye-yong (seorang pelukis jalanan), Park-yi (seorang pembunuh bayaran),
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
8
dan Jong-woo (seorang polisi). Alur dalam film ini menjadi lebih rumit bila dibandingkan dengan film Heart karena dalam film ini ada dugaan-dugaan yang muncul dalam pikiran Hyeyong yang mengakibatkan cintanya menjadi salah sasaran. Tema yang unik dan cara penyajiannya yang menarik tersebut, membuat saya tertarik untuk membandingkan film ini dengan film Heart yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal yang menjadi fokus utama dalam perbandingan ini adalah proses tumbuhnya cinta tokoh utama yang terlibat dalam cinta segitiga kedua film tersebut.
Proses Tumbuhnya Cinta dalam Film Daisy Tahap permulaan dalam film ini diawali dengan pengenalan tokoh Park-yi sebagai seorang pembunuh bayaran profesional yang tidak mempunyai belas kasihan sedikit pun terhadap korbannya. Di sisi lain, ditampakkan pula kelemahan Park-yi terhadap seorang perempuan. Sebagai seorang pembunuh, seharusnya Park-yi tidak boleh mempunyai perasaan yang mudah tergugah untuk menolong dan mengasihani orang lain, termasuk perempuan. Park-yi diperlihatkan berusaha menolong Hye-yong yang terjatuh ke sungai namun Hye-yong mampu menepi sendiri. Tidak hanya itu, Park-yi pun membuatkan jembatan untuk Hye-yong di tempat dia terjatuh pada musim semi itu. Motif menolong yang dilakukan oleh Park-yi ini bisa disebabkan oleh ketertarikannya secara fisik kepada Hye-yong yang cantik. Sebagai balas budi kepada orang yang telah membuatkan jembatan untuknya, Hyeyong memberikan lukisan padang rumput yang ditumbuhi oleh bunga daisy, bunga kesukaannya. Park-yi mengambil lukisan yang ditinggalkan oleh Hye-yong di jembatan dan mulai saat itu selalu mengiriminya bunga daisy setiap pukul 4 lewat 15 menit, sesuai dengan saat pertama kali dia melihat Hye-yong; 15 April. Ketertarikan Park-yi tersebut kemudian berubah menjadi rasa cinta yang dapat dilihat dari makna bunga daisy yang selalu dikirimnya kepada Hye-yong, yaitu “cinta tersembunyi”. Ketertarikan dan rasa cinta Park-yi pun bersambut, Hye-yong selalu menunggu kedatangan si pengirim bunga supaya rasa penasarannya terobati. Rasa cinta Hye-yong kepada sosok si pengirim bunga dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini.
혜영 : 할아버지는 내가 24 살이 되도록 연애한 번 못 해 봤다고 날 안 팔리는
골동품 취급하신다. 나도 기다리는 사람이 있는데...
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
9
Hye-yong : Kata kakek, aku mirip dengan barang antik karena sampai umur 24 tahun aku belum pernah pacaran. Tapi sebenarnya, ada orang yang sedang kutunggu... (8:07-8:17) 혜영 : 그 사람 왜 꽃만 보내고 나타나지 않는 걸 까? Hye-yong: Kenapa ia hanya mengirim bunga dan tidak menampakkan dirinya? (13:02-13:07) Dari kutipan di atas, tersirat bahwa Hye-yong mulai tertarik dan mengharapkan pertemuan dengan si pengirim bunga. Selain itu, saat kakeknya mengumpamakan Hye-yong dengan barang antik karena tidak pernah pacaran, Hye-yong berkata, ...sebenarnya ada orang yang sedang kutunggu. Kalimat Hye-yong tersebut apabila dihubungkan dengan kutipan sesudahnya, kenapa ia hanya mengirim bunga dan tidak menampakkan dirinya?, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa orang yang ditunggu kedatangannya dan dicintainya adalah si pengirim bunga. Kedua tokoh tersebut hingga tahap ini telah memasuki tahap komitmen jangka pendek karena telah tumbuh rasa cinta dalam hatinya masing-masing (Sternberg, 1988: 46). Namun, identitas si pengirim bunga pada tahap ini belum terungkap. Pencarian identitas si pengirim bunga yang dilakukan oleh Hye-yong, akan mengantarkan cerita ini kepada konflik. Masalah dimulai saat kemunculan Jong-woo di hadapan Hye-yong pada tahap pertengahan. Tumbuhnya rasa tertarik dalam diri Hye-yong kepada Jong-woo dimulai saat tahap perkenalan, yaitu saat kemunculan Jong-woo pertama kali di hadapan Hye-yong dengan membawa bunga daisy pada pukul 4 lewat 15 menit. Kedatangan Jong-woo tersebut membuat Hye-yong menduga bahwa Jong-woo adalah sosok si pengirim bunga. Ketertarikan pun muncul pada kedua tokoh tersebut. Mereka berdua mulai menikmati saat menghabiskan waktu berdua saja, tidak hanya urusan lukis-melukis tetapi juga sekadar mengobrol dan makan bersama. Dugaan Hye-yong kepada Jong-woo apakah dia benar-benar si pengirim bunga, belum terbukti kebenarannya. Dengan cara yang cerdas, Hye-yong berusaha memancing Jong-woo untuk mengaku bahwa dia adalah si pengirim bunga. Hye-yong memancingnya dengan cara menceritakan kejadian saat dia terjatuh, jembatan yang tiba-tiba ditemukannya, hingga kiriman bunga daisy yang datang kepadanya. Jong-woo yang lemah terhadap perempuan dan telah jatuh cinta kepada Hye-yong, tidak mau kehilangan dirinya sehingga Jong-woo tidak
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
10
mengaku bahwa dia bukanlah sosok si pengirim bunga. Jong-woo pun memilih diam dan memeluk Hye-yong daripada ia harus berbohong bahwa dia adalah si pengirim bunga atau harus mengaku bahwa dia bukanlah si pengirim bunga (gambar 3). Namun, pelukan yang diberikan Jong-woo membuat Hye-yong salah sangka dan mengira bahwa Jong-woo memang orang yang selalu mengiriminya bunga. Dugaan yang makin kuat di pikiran Hye-yong membuatnya yakin bahwa dia jatuh cinta pada orang yang selama ini selalu mengirimkan bunga kepadanya. Meyakini hal tersebut, membuat Hye-yong merasa bahagia, akhirnya ia dapat menemukan identitas si pengirim bunga. Walaupun sedikit tertutup oleh bahu Jong-woo, ekspresi senang Hye-yong tetap tampak pada gambar 3; alis mata bagian dalamnya turun, matanya sedikit menyipit, dan tulang pipinya naik, menandakan bahwa ia tengah tersenyum bahagia (Ekman, 2013: 322; Kumar, 2013: 18). Pilihan Jong-woo untuk memeluk Hye-yong dengan alasan takut kehilangan Hye-yong merupakan sebuah bukti bahwa mereka berdua telah saling mencintai dan memasuki tahap komitmen jangka pendek.
Gambar 3. Hye-yong dipeluk Jong-woo sumber: Daisy (29:42)
Keegoisan Jong-woo yang ingin selalu bersama dengan Hye-yong dan tidak ingin kehilangan dirinya, akhirnya mendatangkan musibah bagi Hye-yong. Jong-woo yang berprofesi sebagai polisi, mempunyai banyak musuh yang mengincar nyawanya, maupun nyawa orang di sekelilingnya. Dalam baku tembak yang terjadi antara sekelompok lelaki misterius dengan Jong-woo, Hye-yong menjadi korban dan harus kehilangan suaranya. Jongwoo yang merasa bersalah pun pergi menjauh dari Hye-yong. Masalah yang muncul tersebut dan menjadi penghalang hubungan cinta keduanya, merupakan tahap kedekatan (Deaux, Dean, dan Wrightsman, 1993: 260).
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
11
Park-yi sebagai orang yang juga mencintai Hye-yong, akhirnya memunculkan dirinya di hadapan Hye-yong untuk menghiburnya. Hal ini menunjukkan lagi bahwa Park-yi lemah terhadap perempuan, apalagi terhadap perempuan yang ia cintai. Park-yi tidak mau melihat Hye-yong terus bersedih hati karena kehilangan Jong-woo. Hye-yong berusaha mencari kontak Jong-woo dibantu oleh Park-yi namun dia tidak dapat menemukan Jong-woo hingga suatu hari Jong-woo datang dengan sendirinya di studio Hye-yong. Kedatangan Jong-woo ke studio Hye-yong hanya untuk meminta maaf secara formal kepada Hye-yong. Tepat pada hari pameran lukisan Hye-yong, Jong-woo tewas tertembak saat menjalankan tugas. Setahun berlalu dan pihak kepolisian masih menyelidiki identitas si pembunuh yang disebutkan oleh Jong-woo sebagai kenalannya. Hye-yong diceritakan oleh Detektif Jang bahwa si pembunuh menyukai musik klasik dan selalu mendapatkan tulip hitam sebagai tanda bahwa ada target baru yang harus dibunuh olehnya. Keterangan Detektif Jang tersebut mengingatkan Hye-yong pada Park-yi yang menyukai musik klasik dan beberapa kali mendapatkan kiriman tulip hitam dari temannya. Hye-yong pun menggeledah rumah perahu Park-yi dan menemukan beberapa bukti yang membenarkan dugaannya. Namun saat meminta penjelasan lebih lanjut kepada Park-yi, dia tidak mengatakan sepatah katapun dan tiba-tiba dia tertidur setelah meminum teh yang diberikan oleh Park-yi. Keesokan harinya saat terbangun, Hye-yong menemukan lukisan yang dulu diberikannya kepada si pembuat jembatan. Hye-yong pun menjadi tahu bahwa orang yang selama ini ia tunggu kedatangannya sebenarnya adalah Park-yi.
박의 : 미안합니다. 처음엔 그냥 사랑스러운 한 여자를 돕고 싶은 마음에서 그랬습니다. 다리를 만들고 나자 당신은 나에게 그림을 주었고 난 당신에게 데이지 꽃을 배달했어요. 내가 놓아준 다리는 그와 당신을 연결해준 다리가 되었죠. 훗날 그를 잃고 상심한 당신을 바라볼 수가 없어서요. 그래서 나도 모르게 당신 앞에 서고 말았습니다. 이제 당신이 주었던 마음 돌려줄게요. Park-yi : Maaf. Awalnya, aku hanya ingin menolong seorang perempuan manis. Setelah aku membuatkan jembatan untukmu, kau memberikan lukisan padaku, kemudian aku mengirimkan bunga daisy. Jembatan yang kubuat ternyata menghubungkan kamu dengan dirinya. Kemudian, karena aku tidak tega melihatmu yang terus-menerus bersedih, tanpa kusadari akhirnya aku hadir di hadapanmu. Sekarang aku akan mengembalikan hati yang telah kau berikan. (1:23:48-1:24:46)
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
12
Identitas si pengirim bunga yang menjadi masalah utama dalam film ini pun menjadi jelas di tahap penyelesaian film Daisy. Dari Park-yi pula akhirnya Hye-yong tahu bahwa orang yang membunuh Jong-woo bukan dirinya, melainkan anak buah Bos Jo.
Gambar 4. Anak buah Bos Jo menodongkan senapan sumber: Daisy (1:30:15)
Gambar 5. Park-yi sedang berbicara dengan Hye-yong sumber: Daisy (1:30:15)
Di akhir cerita, Park-yi menjadi sasaran anak buah Bos Jo. Park-yi diduga tidak lagi dipercaya karena telah dua kali tidak menjalankan perintah Bos Jo, yaitu tidak membunuh Jong-woo dan Detektif Jang. Gambar 4 menampilkan anak buah Bos Jo yang menodongkan senapan. Warna frame yang berwarna sedikit putih merupakan efek yang diberikan untuk menandakan senapannya telah ditembakkan yang diiringi dengan suara letusan senapan. Gambar 5 menampilkan Park-yi yang sedang berbicara kepada Hye-yong. Pada gambar tersebut, ada pemberian efek sehingga gambar yang jelas hanya mengarah kepada Park-yi. Pemberian efek ini dimaksudkan untuk menampilkan bahwa peluru yang telah ditembakkan anak buah Bos Jo tersebut diarahkan kepada Park-yi. Pada saat itu pula, Hye-yong melihat ada seseorang yang tengah membidikkan senapan ke arah Park-yi. Untuk kedua kalinya, Hye-yong berusaha
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
13
menyelamatkan orang dan untuk kedua kalinya pula ia yang menjadi korban. Namun, kali ini peluru yang menembus punggung Hye-yong langsung membuatnya tewas di tempat.
Kesimpulan Film Heart dan Daisy yang sama-sama mengangkat tema cinta segitiga namun dengan penyajian yang berbeda. Dalam film Heart, seorang lelaki disukai oleh dua orang perempuan. Sebaliknya, dalam film Daisy, seorang perempuan disukai oleh dua orang lelaki. Perbedaan ini tidak berperan besar dalam cerita kedua film. Apabila dibandingkan, dalam kedua film ini ada tokoh yang menderita karena memendam cintanya. Namun, penderitaan itu menjadi lebih menarik saat dia lebih memilih untuk membantu mempersatukan orang yang dicintainya dengan pilihannya sendiri; Rachel membantu Farel mendapatkan Luna, Park-yi membantu Hye-yong mencari Jong-woo. Persamaan peran kedua tokoh ini didasari oleh persamaan pemikiran bahwa cinta tidak selamanya harus memiliki tetapi cinta harus memberi, memberikan pengorbanan diri untuk orang yang dicintai. Kasih tak sampai yang dialami oleh Rachel dan Park-yi dalam kedua film tersebut tanpa didasari dengan hasrat untuk memiliki, disebut oleh Robert J. Sternberg sebagai intimacy alone: liking. Dalam kisah cinta segitiga, ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya. Di awal film Heart, diceritakan bahwa Farel jatuh cinta pada Luna dan Rachel baru menyadari bahwa ia juga jatuh cinta setelah merasa cemburu melihat kebersamaan Farel dengan Luna. Di sini, tokoh Rachel justru menjadi pihak ketiga dalam hubungan cinta Farel dan Luna yang telah tumbuh lebih dulu. Namun, keberadaan Rachel tidak menjadi penghalang dan justru menjadi pihak yang membantu terjalinnya hubungan cinta antara Farel dan Luna. Sedangkan di dalam film Daisy, peran Park-yi yang sama dengan Rachel yaitu pihak yang memendam perasaan cintanya, justru menjadi orang yang tersingkir karena kemunculan pihak ketiga. Park-yi si pengirim bunga mencintai seorang perempuan bernama Hye-yong yang kemudian mencintai sosok si pengirim bunga yang belum ia ketahui identitasnya. Namun, kedatangan Jong-woo membuat rasa cinta Hye-yong beralih kepadanya. Di sinilah perbedaan posisi Rachel yang menjadi pihak ketiga dan posisi Park-yi yang menjadi korban karena kemunculan pihak ketiga. Selain itu, perasaan cinta Rachel terhadap Farel dimulai dengan hubungan persahabatan, sedangkan cinta antara Hye-yong dengan Park-yi diakhiri dengan hubungan persahabatan karena Hye-yong telah meninggal lebih dulu.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
14
Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam sebuah kisah cinta segitiga, yaitu, tercipta sepasang kekasih atau tidak tercipta sepasang kekasih pun. Cerita cinta dalam film Heart diakhiri dengan pilihan terciptanya sepasang kekasih, yaitu Farel dan Luna. Terciptanya pasangan tersebut merupakan sebuah hasil atas pengorbanan pihak ketiga, yaitu Rachel. Sedangkan di film Daisy, tidak tercipta sepasang kekasih pun karena perempuan yang diperebutkan oleh dua tokoh lelaki, meninggal di akhir cerita. Sehingga, walaupun Jong-woo sebagai pihak ketiga telah meninggal, cinta Hye-yong dengan si pengirim bunga tidak dapat bersatu. Film Indonesia berjudul Heart dan film Korea berjudul Daisy ini, dirilis pada tahun yang sama 2006. Atas analisis perbandingan yang telah dilakukan terhadap proses cinta kedua film tersebut, saya menyimpulkan bahwa tidak ada unsur saling mempengaruhi dalam kedua film. Memang ada beberapa persamaan, termasuk pesan yang disampaikan bahwa cinta tidak harus memiliki namun memberi dan melakukan pengorbanan untuk orang yang dicintai, namun tanggal rilis kedua film ini hanya berselang dua bulan; Heart dirilis pada tanggal 11 Mei 2006 dan Daisy dirilis pada tanggal 9 Maret 2006. Selisih waktu sekitar dua bulan tersebut, menurut saya, tidak memungkinkan adanya keterpengaruhan dalam kedua film tersebut. Mengingat bahwa proses pembuatan film bukanlah hal yang sederhana dengan memakan waktu pendek, tetapi butuh waktu yang cukup panjang untuk menyiapkan kebutuhan dalam proses produksi film, seperti naskah, pemilihan pemain, hingga penentuan tempat pengambilan adegan, dan proses editing akhir sebuah film. Dilihat dari tanggal rilis kedua film tersebut, kemiripan-kemiripan yang muncul dalam kedua film bukanlah sebuah kesengajaan melainkan sebuah kebetulan yang dapat ditemukan dalam karya lainnya, yang dalam kaitan dengan seni bandingan disebut dengan afinitas.
Referensi 정태수. 2010. 세계 영화 예술의 역사. 서울: 이화여자대학교출판부. Amura. 1989. Perfilman di Indonesia dalam Era Orde Baru. Jakarta: Lembaga Komunikasi Massa Islam Indonesia. Ayogya, Bayu W. 2013. 2 Menit Membaca Pikiran Orang. Yogyakarta: Buku Pintar. Deaux, Kay, Francis C. Dane, dan Lawrence S. Wrightsman. 1993. Social Psychology in the 90’s. California: Brooks Cole Publishing Co.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
15
Ekman, Paul. 2013. Pedoman Membaca Emosi Orang. Abdul Qodir S., Penerjemah. Jogjakarta: Think. Forster, E.M. 1985. Aspect of The Novel. Orlando: Harcourt, Inc. KOFIC. 2007. Korean Cinema from Origins to Renaissance. Seoul: CommBooks. Kumar, Vijaya. 2013. Body Language. Kadarusman, Penerjemah. Jakarta Selatan: Tugu Publisher. Monaco, James. 2000. How to Read A Film: The World of Movies, Media, and Multimedia: Art, Technology, Language, History, Theory. New York: Oxford University Press. Nada, Thaha. 1999. Sastra Bandingan. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Sternberg, Robert J. 1988. Triangle of Love. United States of America: Basic Books. Trisman, B, Sulistiati, dan Marthalena. 2003. Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Website Ichsan, Adhie. Trik Produser Menyedot Penonton Film Nasional. 25 November 2012 dalam http://hot.detik.com/movie/read/2012/11/25/123542/2100590/ 229/trik- produsermenyedot-penonton-film-nasional; diakses pada 21 Maret 2013. Herwin.
S,
Inti
Masalah
Perfilman
Indonesia.
8
Agustus
2011
dalam
http://perfilman.pnri.go.id/artikel-93-membangun-gagasan-dan-merumuskan-fokusfilm.cfm; diakses pada 28 Maret 2013. Belajar dari Kemiskinan JK Rowling penulis Harry Potter. (n.d). dalam http://www. motivasiharian.com/index.php/tokoh/99-belajar-dari-kemiskinan-jk-rowling-penulis-harrypotter; diakses pada 8 Maret 2013. Biography for Wai-keung Lau. http://www.imdb.com/name/nm0490487/bio; diakses pada 14 Desember 2012. Situ
Patengan
Ciwidey
dalam
http://www.wisatalembang.com/2011/12/situ-patengan-
ciwidey.html; diakses pada 17 Juni 2013. http://asianwiki.com/Daisy; diakses pada 21 Maret 2013.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013
16
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-h005-06-468763_heart/credit#. UUrxo2fvfMw http://www.hancinema.net/korean_Andrew_Lau.php; diakses pada 1 April 2013.
Cinta segitiga ..., Zakiyah Nurunnisa, FIB UI, 2013