RAHASIA
HASIA
KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JNDERAL
Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor : Kep / / / 2010 Tanggal : 2010
CARA MEMBERI INSTRUKSI BAB I PENDAHULUAN
1.
Umum.
a.
Pendidikan adalah suatu proses kegiatan dalam rangka mempengaruhi dan
membimbing anak didik untuk menuju suatu tujuan tertentu, sedangkan pengajaran bertugas menyelenggarakan proses ini agar sasaran dari perubahan ini yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
b.
Didalam pengajaran terdapat dua kegiatan yang berbeda yaitu mengajar
dan belajar, namun keduanya tidak dapat dipisahkan, karena diantara dua kegiatan tersebut terdapat hubungan yang erat sekali. Antara kedua kegiatan itu terjalin hubungan proses belajar yang saling pengaruh mempengaruhi, saling menunjang satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan proses interaksi antara guru yang mengajar dengan murid yang belajar.
c.
Timbul pertanyaan yaitu bagaimana caranya agar proses interaksi ini dapat
berjalan dengan lancar dan berhasil sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai ? Jawabannya adalah kuasai bahan ajaran yang akan disampaikan, gunakan metoda mengajar yang tepat dan sajikan pelajaran itu dengan cara memberikan instruksi yang baik.
d.
Setiap Perwira maupun Bintara di satuan diharapkan mampu berperan
sebagai Gumil/pelatih.
Untuk itu setiap Perwira/Bintara diberi bekal pengetahuan
CMI agar mampu melaksanakan tugas sebagai guru/pelatih yang profesional di satuan. RAHASIA
2
2.
Maksud dan Tujuan.
a.
Maksud.
Hanjar ini sebagai pedoman siswa dan Gadik dalam proses
belajar mengajar materi CMI.
b.
Tujuan.
Sebagai pedoman dasar bagi Gadik dalam proses belajar
mengajar sehingga tercapai pemahaman.
3.
Ruang Lingkup.
Ruang lingkup materi ini meliputi petunjuk umum CMI dalam
proses belajar mengajar baik pelajaran teori maupun praktek, dengan tata urut sebagai berikut :
a.
Pendahuluan.
b.
Pengertian belajar mengajar dan CMI.
c.
Pedoman dasar CMI.
d.
Siapjar Pelajaran Teori dan Ketangkasan.
e.
Mengajar / Melatih.
f.
Evaluasi.
g.
Penutup.
BAB II PENGERTIAN BELAJAR, MENGAJAR DAN CMI
4.
Umum.
a.
Belajar. Adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungan.
3
b.
Melatih atau memberi instruksi. Adalah suatu tehnik bagaimana seorang
Perwira/Bintara
(Pelatih/Komandan)
menyampaikan
pelajaran/
keterampilan
kepada anggotanya agar tujuan latihan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
5.
Belajar
a.
Teori belajar. Dalam proses pengajaran unsur proses belajar adalah yang
utama karena mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar peserta didik. Ada beberapa pendapat mengenai perumusan belajar sebagai berikut :
1)
Teori daya.
Teori daya ini didukung oleh psikologi daya.
Menurut
teori ini, manusia terdiri dari berbagai (kemampuan) yaitu daya berfikir, daya mengingat, daya fantasi dan sebagainya. telah terbentuk dan terlatih.
Daya ini dapat berfungsi jika
Oleh karena itu belajar adalah melatih daya-
daya pada diri siswa/pelajar.
2)
Teori asosiasi. Teori ini merupakan pendapat ahli psikologi asosiasi.
Benda-benda yang diamati oleh seseorang akan menimbulkan tanggapantanggapan dalam jiwanya, misalnya meja warna coklat.
Antara
meja
dan
coklat
terdapathubungan
(asosiasi)
yang
memberikan kesan dalam tanggapan yang berasosiasi mudah direproduksi. Belajar menurut teori ini diperbaharui oleh teori SARBOND, yaitu (S = Stimulus/rangsangan, A = And/dan, R = Response/tanggapan, B = Bond/ikatan).
Sesuatu stimulus menimbulkan response.
Belajar menurut
teori ini menghubungkan stimulus dengan response.
3)
Teori Gestalt.
bagian-bagian.
Keseluruhan merupakan hal yang bermakna dari
Oleh karena itu belahar adalah mengenai konsep
keseluruhan, lebih berarti daripada mengenai bagian-bagian.
Dari ketiga
pendapat tersebut diatas kalau kita nilai, maka yang berbeda adalah prosesnya. Tetapi dari ketiganya terdapat kesamaan dimana belajar adalah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungannya.
4
b.
Jenis kesulitan belajar. Hal ini dapat ditemukan dalam :
1)
2)
3)
Mempersiapkan diri menerima pelajaran. a)
Terlalu banyak bergerak.
b)
Sering pindah tempat.
c)
Mencolek-colek teman/siswa lain.
d)
Banyak berbicara.
e)
Tidak sanggup memusatkan perhatian.
f)
Acuh tak acuh.
g)
Sibuk sendiri.
h)
Malas/segan-segan.
Gejala kesulitan belajar, selama proses pelajaran : a)
Sulit memahami konsep baru.
b)
Kurang peka dan cepat lelah.
c)
Sering sakit-sakit, antara lain sakit kepala, sakit perut.
d)
Cepat lupa, sering melamun.
e)
Tidak dapat memusatkan perhatian agak lama.
f)
Sering mencontek.
g)
Gagap/berbicara terlalu lama.
h)
Membuat persepsi-persepsi salah.
i)
Sulit berkomunikasi dengan siswa lain.
j)
Tidak terampil dalam menggunakan alat-alat pelajaran.
Gejala kesulitan belajar yang tampak pada siswa, sesuai proses
belajar : a)
Ceroboh/meninggalkan alat-alat pelajaran/praktikum begitu
saja.
c.
b)
Membiarkan ruangan, meja, kursi kotor sehabis dipakai.
c)
Memusuhi/mengejek siswa lain.
d)
Acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
e)
Menyendiri/mengisolir diri.
Motivasi/Motif-motif belajar.
5
1)
Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2)
Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalu maju. 3)
Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari Komandan, Gadik
dan teman-teman Serdik lain. 4)
Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran. 5)
Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru. 6)
Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
7)
Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain. 8)
Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat.
9)
Adanya kebutuhan fisik.
10)
Untuk memperoleh cita-cita.
11)
Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan
diri.
6.
Transfer Belajar.
Salah satu tujuan utama dalam pendidikan ialah transfer
oflearning yang dimaksud disini adalah kesanggupan seseorang untuk menggunakan suatu kecakapan, pengertian.
Prinsip-prinsip dan lain-lain yang dipraktekkannya dalam
suatu lapangan kedalam situasi yang baru. Ada dua macam transfer :
a.
Transfer positif.
Apa yang dipelajari dalam satu bidang membantu dalam
mempelajari hal lain.
b.
Transfer negatif. Apa yang dipelajari dalam satu bidang mengganggu atau
mempersulit pelajaran dalam bidang lain. Misalnya : mempelajari sekaligus dua bahasa asing dapat mengacaukan.
Beberapa teori tentang transfer.
a.
Menurut Ilmu Jiwa Daya. Apabila suatu daya terlatih maka daya itu dapat
digunakan dalam segala lapangan lain.
6
Contoh : Daya pikir dapat kita lebihkan dengan menyuruh anak membuat soal-soal matematika, setelah terlatih maka daya pikir itu dapat dipakai untuk memecahkan segala macam soal lain seperti soal politik, ekonomi, sosial, budaya.
b.
Menurut Ilmu Jiwa Daya Sosial (THORNDIKE). Tranfer itu hanya terjadi
bila dalam situasi yang baru terdapat unsur-unsur yang bersamaan (idendical Elemens) dengan situasi dahulu. Contoh : -
Kalau seseorang pandai menjalankan sepeda motor BMW maka ia akan
dapat juga menjadikan motor suzuki dan lain-lain. -
Seseorang yang main Badminton, akan lebih mudah belajar main tenis.
c.
Menurut JUDD (Teori GENERALISASI). Tranfer terjadi bila seorang dapat
mengunakan prinsip-prinsip baru. Contoh :
Seorang yang memahami prinsip Demokrasi, akan menghormati
orang lain dalam setiap situasi. Syarat-syarat terjadi tranfer. Hal ini tergantung pada beberapa faktor : 1)
Kita harus dengan sengaja berusaha memperoleh transfer dengan
menunjukkan penggunaan prinsip-prinsip tertentu dalam berbagai situasi lainnya (teori Generalisasi). 2)
Kita harus menciptakan situasi-situasi belajar yang bersamaan
dengan situasi-situasi sehari-hari (Teori unsur bersamaan). 3)
Kita harus memberi kesempatan banyak untuk menggunakannya.
4)
Kita harus berusaha agar suatu pelajaran dipahami sedalam-
dalamnya. 5)
7.
Adanya transfer juga tergantung pada taraf intelegensi seseorang.
Mengajar. Berbica tentang mengajar, banyak pendapat sesuai perkembangan
jaman. Pendapat itu antara lain :
a.
Mengajar
adalah
menyampaikan
sejumlah
pengetahuan
siswa/pelajar. Dari perumusan itu mempunyai konsep logis bahwa : 1)
Siswa/pelajar dianggap botol kosong dan guru mengisinya.
kepada
7
2)
Pengetahuan
adalah
tujuan
utama,
sehingga
hasil
didiknya
merupakan manusia intelektualis.
b.
3)
Guru dianggap berkuasa penuh.
4)
Siswa/pelajar bertindak sebagai penerima saja.
5)
Pengajaran hanya berlangsung didalam kelas saja.
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar.
Konsekuensinya
adalah :
c.
1)
Tugas guru adalah mengarahkan, membimbing siswa/pelajar.
2)
Siswa/pelajar mempunyai potensi aktif.
3)
Siswa/pelajar belajar mandiri.
Pendapat lain.
Mengajar ialah menciptakan situasi lingkungan belajar.
Perumusan ini menciptakan lebih maju dari terdahulu, sebab sudah menitik beratkan kepada siswa/pelajar, lingkungan dan situasi belajar. Dari ketiga rumusan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1)
Pengajar bertujuan mengembangkan pribadi atau perubahan tingkah
laku.
8.
2).
Kegiatan pengajar adalah mengorganisir lingkungan.
3).
Siswa/pelajar dipandang sebagai organisme yang hidup dan aktif.
Komponen Pengajaran.
Dalam rangka kegiatan interaksi belajar mengajar,
beberapa komponen pengajaran harus dipenuhi dan salah satu komponen yang sangat menonjol dari keseluruhan komponen tersebut adalah Gumil. komponen pengajaran adalah : a.
Gumil
b.
Murid (siswa/pelajar).
c.
Bahan pelajaran.
d.
Tujuan pelajaran.
e.
Mata pelajaran.
f.
Metoda pengajaran.
g.
Alat bantu/penolong mengajar.
h.
Evaluasi.
Adapun yang termasuk
8
i.
9.
Situasi mengajar-belajar.
Hubungan Mengajar dan Belajar.
a.
Hubungan mengajar-belajar.
Adalah suatu program yang timbal balik,
dimana terjadi suatu komunikasi antara orang yang mengajar dan orang yang belajar.
b.
10.
Dalam proses belajar-mengajar diperlukan tiga aspek yaitu : 1)
Aspek kognitif yaitu penyampaikan pengetahuan.
2)
Aspek afektif/konatif yaitu pemahaman.
3)
Aspek psikomotor yaitu praktek/penggunaan.
Cara memberi Instruksi.
Perwira/Bintara
Adalah merupakan suatu tehnik bagaimana seorang
(pelatih/komandan)
menyampaikan
pelajaran/keterampilan
anggotanya agar tujuan latihan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
11.
Evaluasi.
a.
Jelaskan pengertian belajar !
b.
Jelaskan pengertian CMI !
c.
Jelaskan kesulitan belajar !
d.
Jelaskan motif-motif belajar !
e.
Jelaskan pengertian mengajar !
BAB III PEDOMAN DASAR CARA MEMBERI INSTRUKSI
kepada
9
12.
Umum.
Pedoman dasar cara memberi Intruksi merupakan suatu hal yang
mutlak yang harus difahami bagi seorang gumil/pelatih yang akan memberikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar berjalan efektif dan efesien, untuk itu sebagai pertimbangan dalam proses pengajaran Gumil/Pelatih harus berpegang kepada beberapa pedoman.
13.
Gumil/Pelatih.
a.
Syarat-syarat : 1)
Harus menguasai pengetahuan secara mendalam pada bidang
spesialisasi yang diajarkan agar ia mempunyai kepercayaan pada dirinya.
b.
2)
Menguasai ilmu keguruan
3)
Mempunyai kemampuan menggunakan metoda penyajian
4)
Mempunyai kecakapan bagaimana menggunakan Alins
5)
6)
Mempunyai kecakapan mengevaluasi hasil belajar Bermental baik
7)
Berbadan sehat
8)
Mempunyai semangat terhadap pelaksanaan pengajaran
Tanggung jawab : 1)
Pelatih harus menuntun siswa/pelajar.
Pelatih membimbing,
mengarahkan dan menciptakan situasi untuk belajar. 2)
Turut serta membina kurikulum. Pelatih harus merupakan pembaharu
(inovator), selalu mengikuti jaman, oleh karena itu Pelatih harus turut membina kurikulum, Pelatih mengetahui apakah kurikulum masih memadahi atau tidak. 3)
Melaksanakan pembinaan terhadap diri siswa / pelajar.
mengembangkan watak dan kepribadian siswa / pelajar.
Pelatih Pelatih
merupakan teladan siswa / pelajar. 4)
Menyelenggarakan penelitian. Karena pelatih harus merupakan
innovator, maka untuk melihat hal-hal yang menjadi kekurangan dalam pendidikan, pelatih harus meneliti proses penyelenggaraan pendidikan. 5)
Turut mensukseskan pembangunan.
Pada
garis
pembangunan meliputi bidang mental, fisik, material dan spiritual. sebagai pelatih harus turut serta dalam kegiatan pembangunan.
besarnya Prajurit
10
6)
Tanggung jawab meningkatkan profesi Pelatih.
Pelatih yang
professional adalah pelatih yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalami tentang ilmu keguruan di samping menguasai bahan ajaran, oleh karena itu untuk mempertahankan dan meningkatkan profesi pelatih yang bersangkutan harus selalu meningkatkan pengetahuannya.
c.
Peranan guru : 1)
Pelatih sebagai Pengajar. Pelatih menyampaikan pelajaran dengan
baik agar siswa/pelajar sebagai kader-kader dapat menerima bekal ilmu pengetahuan guna menunjang pelaksanakaan tugasnya.
Disamping itu
pelatih berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketrampilan, kebiasaan pada diri siswa/pelajar melalui pengajaran yang diberikan sesuai dengan tujuan yang dihendaki oleh lembaga pendidikan. 2)
Pelatih sebagai pembimbing.
Pelatih berkewajiban memberikan
bantuan kepada anak didiknya agar mampu menentukan masalah sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, oleh karena itu sesuai pelatih perlu
memahamidengan
baik
tentang
tehnik
bimbingan
kelompok,
penyuluhan individu, tehnik pengumpulan keterangan, tehnik evaluasi, statistik, penelitian, psikologi belajar dan lain-lain. 3)
Pelatih sebagai ilmuan.
paling
berpengetahuan,
Pelatih dipandang sebagai orang yang
bukan
saja
berkewejiban
menyampaikan
pengetahuan yang dimilki kepada siswa/pelajar, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pegetahuan yang telah dimilikinya. 4)
Pelatih sebagai pembaharu (inovator). Pembaharuan didalam TNI
terjadi berkat perkembangan ilmu dan tehnologi modern dari negara-negara yang sudah maju, untuk menyebar luaskan ilmu dan tehnologi pelatih memegang peranan untuk memberikan pembaharuan kepada anak didiknya. 5)
Guru sebagai pembangun .
Pelatih baik sebagai pribadi maupun
sebagai profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan TNI dan masyarakat.
11
14.
Empat
Pedoman Dasar CMI.
Pedoman-pedoman praktis untuk menjadi
pegangan setiap pengajar (Gumil) adalah :
a.
b.
Pergunakanlah bahasa yang sederhana. 1)
Mudah diterima dan dimengerti.
2)
Kata yang sukar, tulis dahulu kemudian dijelaskan.
Giatkanlah Indera peserta didik.
1)
Dengan mempergunakan Panca Indera (lihat, dengar, cium, kecap,
meraba) akan mempermudah proses pengajaran.
2)
3)
c.
d.
Pelajaran teori. a)
Mendengar.
b)
Melihat.
c)
Berfikir.
Pelajaran Ketangkasan. a)
Mendengar.
b)
Melihat.
c)
Berbuat.
Suruh Sertdik Berfikir dan berbuat. 1)
Bangkitkan perhatian.
2)
Beri aktifitas.
3)
Mudah diingat.
4)
Percaya pada diri sendiri.
Periksa langkah demi langkah.
1)
Untuk pelajaran teori. a)
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ditengah-tengah
pelajaran jika sebagian telah diuraikan. b)
dengan memberi kesempatan bertanya akan dapat diketahui
sampai dimana peserta didik telah diuraikan.
12
c)
mengadakan tes tertulis (ulangan singkat) tanpa diberi tahu
terlebih dahulu.
2)
Untuk pelajaran ketangkasan. a)
Dengan menyuruh peserta didik, berbuat sesuatu ketangkasan
tersendiri. b)
Dengan menyuruh peserta didik melaksanakan apa yang
pernah dipelajarinya. 15.
Pengelompokan Metode Pengajaran.
a.
b.
Metode Pengajaran pada Pelajaran Teori. 1)
Metode Ceramah.
2)
Metode Tanya Jawab.
3)
Metode Diskusi.
4)
Metode Pemberian Tugas dan atau Resitasi.
5)
Metode Pemecahan Masalah/Study Kasus.
6)
Metode Manusia Sumber.
7)
Metode Study Kepustakaan.
8)
Metode Audio Visual.
9)
Metode Proyek atau Unit.
Metode Pengajaran pada Pelajaran Praktek.
1)
Metode Demontrasi.
2)
Metode Aplikasi.
3)
Metode Sosiodrama.
4)
Metode Kerja Kelompok.
5)
Metode Karya Wisata.
6)
Metode Survey Sosisal.
7)
Metode Pengabdian Masyarakat.
8)
Metode Team Teaching (Sistem Pengajaran Beregu).
9)
Metode Simulasi.
10)
Metode Drill.
11)
Metode Geladi Peta.
13
16.
12)
Metode Geladi Model.
13)
Metode Geladi Medan.
14)
Metode Geladi Posko I.
15)
Metode Geladi Posko II.
16)
Metode Eksprimen.
17)
Metode Penemuan.
Cara Berbicara Seorang Pelatih.
Setelah menggunakan methoda penyajian
yang baik sesuai mutu kelas, alat peraga yang cukup, maka ada jalan lain untuk membangkitkan perhatian pelajar.
Jalan lain itu adalah suara atau cara seorang pelatih
berbicara, oleh karena itu dalam berbicara perlu diperhatikan :
a.
Berbicara lebih perlahan dari pada percakapan biasa/jangan terlalu
cepat.
b.
1)
Agar tidak ada suku kata yang tertelan/tak terdengar.
2)
Agar ucapan lebih jelas.
3)
Pelajaran mudah diikuti.
4)
Tidak lekas melelahkan.
Berbicara dengan semangat tetapi dikuasai (jangan berlebihan). 1)
Agar meyakinkan siswa/pelajar.
2)
Agar kelas hidup, yang berarti memperbesar minat atau perhatian.
3)
Karena dikuasai maka akan terdengar suara itu bergelombang,
berselang dan enak kedengarannya.
c.
Berbicara dengan suara penuh. 1)
Suara jangan dihidung atau tenggorokan.
2)
Jika suara dihidung akan terdengar suara sengau dan akan kurang
jelas didengar. 3)
Jika berbicara ditenggorokan akan cepat lelah karena tenggorokan
akan cepat kering.
d.
Jangan mejemukan/berikan selingan. 1)
Suara tunggal/monoton, tak ada selingan tidak akan enak didengar,
dan dapat mengakibatkan siswa/pelajar mengantuk.
14
e.
f.
2)
Buat selingan.
3)
Buatlah irama dalam berbicara.
4)
Irama bicara bisa keras, perlahan, cepat serta lambat berbicara.
Kadang-kadang berhenti sejenak untuk. 1)
Membangun daya tarik.
2)
Meresahkan sesuatu yang penting dalam hati.
3)
Memberi kesempatan untuk berfikir.
Hindarkan kebiasaan yang dapat mengganggu atau menjadikan
perhatian pelajar. Kebiasaan dapat berupa pemutusan satu suku kata ataupun penggunaan kata-kata tertentu dengan beberapa kali dibicarakan selama mengajar.
17.
1)
Rajin pangkal pan, …… dai.
2)
Dus …… Dus …… Dus.
3)
Ya …… ya …… ya dan lain-lain.
Tehnik Bertanya Seorang Pelatih dan Sikap Menghadapi Pertanyaan.
a.
Ada dua jenis pertanyaan. Yang dikenal dalam proses belajar mengajar
yaitu pertanyaan memeriksa dan pertanyaan membangun. Pertanyaan memeriksa gunanya untuk menimbukan dan menggerakan daya ingat yang biasanya dilakukan pada awal, pertengahan atau pada akhir pelajaran, sedangkan pertanyaan membangun biasanya dilakukan pada pertengahan pelajaran.
b.
Tehnik mengajukann pertanyaan.
1)
Ajukan pertanyaan secara utuh dan jelas, lihat semua jurusan kelas,
berhenti sejenak, tunjuk salah seorang siswa/pelajar. Mengapa harus berhenti sejenak ?
a)
Memberikan kesempatan pelajar untuk berfikir.
b)
Membuat semua pelajar untuk berfikir sekalipun tidakmungkin
semuanya ditunjuk untuk menjawab.
15
2)
Pertanyaan harus singkat dan jelas/terang.
a)
Agar tidak membingungkan pelajar.
b)
Agar tidak memungkinkan jawaban yang terlalu berbeda akibat
pertanyaan yang kurang jelas.
3)
Jangan mengajukan pertanyaan pada waktu siswa/pelajar sedang
melakukan sesuatu/sedang berbuat.
a)
Agar pelajar dapat mengkonsentrasikan apa yang di perbuat.
b)
Bila perlu ajukan pertanyaan, tunggu sampai pelajar selesai
berbuat.
4)
Bila pertanyaan lebih dari satu hendaknya ditaburkan secara acak
keseluruh kelas.
5)
Jangan bertanya tentang suatu gerakan untuk kepentingan ini
mintalah siswa untuk berbuat denngan memperagakan/menirukan sesuatu yang diinginkan.
Jangan sekali-kali bertanya pada saat siswa sedang
berbuat atau memperagakan gerakan yang berangkai.
6)
Jangan mengajukan suatu pertanyaan yang bersifat teka-teki,
maksudnya agar jawabannya berupa jawaban yang pasti tidak menimbulkan diskusi.
c.
Sikap pelatih dalam menhadapi pertanyaan yang diajukan oleh pelajar.
1)
2)
Hargai setiap pertanyaan yang diajukan pelajar.
a)
Karena perhatian pelajar cukup tinggi.
b)
Karena pelajar ada kesulitan/belum mengerti.
Cocokan dan periksa maksud pertanyaan yang diajukan pelajar.
16
3)
Jangan sampai pelatih terganggu oleh pertanyaan siswa/pelajar yang
kurang relevan dengan pelajaran oleh karena itu :
a)
Pelajar diberi kesempatan untuk bertanya pada saat selesai
tiap langkah. b)
Pertanyaan harus relevan/yang ada hubungannya dengan isi
langkah-langkah yang sudah selesai dijelaskan .
4)
Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan pelajar dijawab oleh pelajar yang
lain.
a)
Tidak semua pertanyaan dari pelajar jawab oleh guru.
b)
Untuk itu tunjuk pelajar lain untuk menjawab.
c)
Hal ini perlu agar perhatiaan kelas menjadi tinggi.
d)
Tetapi sekalipun begitu jangan selalu setiap pertanyaan dari
pelajar untuk dijawab oleh pelajar yang lain, karena dapat menghilangkan kewajiban guru.
5)
Jawaban pertanyaan dari siswa hendaknya ditujukan ke seluruh
kelas, jangan semata-mata hanya ditujukan ke yang bertanya.
6)
Akuilah bila tidak bisamenjawab pertanyaan dari siswa, tetapi jangan
selalu, dan usahakan jawabannya diberikan dalam kesempatan lain (untuk menjaga harga diri pelatih).
18
Sikap dan Tindakan Pelatih.
Ada beberapa sikap dan tindakan yang harus
diperhatikan oleh seorang pelatih selama berinteraksi dengan pelajar.
a.
Cara berpakaian rapih menurut peraturan/Gamad.
b.
Bersikap militer tetapi tidak bibuat-buat
c.
Hindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu perhatian siswa.
d.
Selalu berusaha memelihara hubungan pelatih dengan pelajar dengan cara
menyebut nama pelajar. e.
Jangan berbicara menghadap papan tulis atau menutupi papan tulis
b.
Bicara yang efektif.
17
19.
Pasangan Kelas.
Seorang pelatih yang professional akan mempersiapkan
kelasnya agar kelas (diruangan atau dilapangan) dapat mendukung pelaksanaan interaksi belajar dan mengajar, mempersiapkan kelas ini dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai.
a.
Mempersiapkan Kelas di Ruangan.
Dalam mempersiapkan kelas di
ruangan yang harus dapat perhatian pelatih adalah:
1)
Penerangan (cahaya)
(a)
Jendela jangan di buka.
(b)
Sebaiknya cahaya dari sebelah kiri
tidak silau, (b)
2)
siswa / pelajar agar
waktu membaca/menulis.
Pembagian cahaya lampu merata.
Gangguan.
(a)
Jauh dari kegaduhan.
(b)
Jendela ditutup setinggi mata sesuai dengan kontruksi
bangunan. (c)
b.
Dindingnya jangan di hias.
3)
Peredaran udara, usahakan udara didalam tetap nyaman.
4)
Ruang kelas yang efektif.
Jumlah siswa/pelajar 25 – 40 orang.
Mempersiapkan Kelas di Lapangan.
Dalam mempersiapkan kelas di
lapangan yang harus mendapatkan perhatian pelatih adalah :
1)
Matahari.
(a)
Siswa membelakangi matahari.
(b)
Sedapat mungkin cari tempat yang teduh.
18
2)
Gangguan. Jauhi atau belakangi jalan lalu lintas atau lapangan yang
ramai.
3)
Angin dan hujan.
1)
Siswa/pelajar menghadap arah angin.
2)
Sebaiknya cari tempat terlindung.
3)
Sesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai (lihat khusus
untuk tahan dingin)
20.
Skema.
a.
Pelajaran teori didalam kelas. GADIK
PESERTA DIDIK
b.
Pelajaran praktek/ketangkasan di lapangan.
X
X
X
X
Catatan :
X
X
X
= Kedudukan tenaga pendidik. = Arah angin.
19
21.
Evaluasi.
a.
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengajar di luar
kelas/lapangan ! b.
Gambarkan skema penempatan serdik di lapangan !
c.
Sebutkan ciri / karakteristik alins !
d.
Sebutkan syarat-syarat umum Alins/Alongins !
e.
Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengajar didalam
kelas !
BAB IV SIAPJAR PELAJARAN TEORI DAN KETANGKASAN
22.
Umum. Salah satu usaha untuk menghasilkan pekerjaan yang baik, maka setiap
akan mengerjakan sesuatu pekerjaan perlu membuat persiapan-persiapan dan rencana untuk menghadapi pekerjaan tersebut. Demikian pula didalam mengajar/melatih perlu dipersiapkan yang disebut persiapan mengajar. Persiapan mengajar ini merupakan salah satu perangkat kendali pendidikan. Oleh karena itu bagi setiap Gumil/pelatih merupakan suatu keharusan untuk membuat suatu persiapan mengajar setiap akan mengajar/melatih.
23.
Pengertian dan Kegunaan Persiapan Mengajar.
a.
Pengertian. Persiapan mengajar adalah pedoman tenaga pendidik dalam
melaksanakan tugas mengajar/melatih.
b.
Kegunaan persiapan mengajar.
20
1)
Dengan adanya persiapan yang mantap maka kita sebagai
Gumil/Pelatih dapat menguasai pelajaran secara terarah oleh sistematik. 2)
Gumil/Pelatih dapat menyiapkan Hanjar dan Alins yang dibutuhkan.
3)
Kalau Gumil/Pelatihnya berhalangan, memudahkan Gumil pengganti.
4)
Sebagai pertanggung jawaban Gumil/Pelatih terhadap lembaga
pendidikan setelah selesai melaksanakan tugas. 24.
Dasar Penyusunan Persiapan Mengajar. Persiapan mengajar yang dibuat oleh
tenaga pendidik didasarkan kepada :
25.
a.
Program pengajaran.
b.
Bahan ajaran.
c.
Jadwal mingguan.
Pokok-Pokok Materi Penyusunan Persiapan Mengajar. a.
Format Siapjar ada dua macam yaitu Siapjar 9 kolom dan dan Siapjar 3
kolom.(lihat lampiran). b.
Data yang diperlukan. 1)
Dari program pengajaran : a)
Tujuan kurikuler mata pelajaran.
b)
Tujuan instruksional umum setiap pertemuan.
c)
Pokok bahasan setiap pertemuan.
d)
Pokok materi evaluasi untuk mengukur tujuan instruksional
umum. e)
26.
Waktu setiap pertemuan.
2)
Dari bahan ajarannya adalah kandungan isi mata pelajaran tersebut.
3)
Dari jadwal mingguan : a)
Waktu.
b)
Pertemuan keberapa.
c)
Nama Gumil.
d)
Tempat.
e)
Pakaian.
Tingkat Penguasaan Materi Pelajaran dan Hirarki Tujuan.
21
a.
Tingkat penguasaan materi pelajaran. 1)
2)
b.
Golongan materi pengetahuan. a)
Mengetahui.
b)
Mengerti.
c)
Memahami.
d)
Menguasai.
Golongan materi ketrampilan. a)
Dapat terbatas.
b)
Dapat.
c)
Mampu.
d)
Mahir.
Hirarki tujuan. 1)
Tujuan
pendidikan
adalah
rumusan
tujuan
untuk
satu
jenis
pendidikan. 2)
Tujuan kurikuler adalah penjabaran tujuan pendidikan yaitu rumusan
tujuan yang harus dicapai untuk satu metoda pelajaran. 3)
Tujuan instruksional umum adalah rumusan tujuan dari tujuan
kurikuler dan mata pelajaran tertentu untuk satu kali pertemuan dalam proses belajar mengajar. 4)
Tujuan
instruksional
khusus
adalah
rumusan
tujuan
sebagai
penjabaran dari tujuan instruksional umum untuk setiap langkah pada setiap pertemuan dalam proses belajar mengajar.
27.
Langkah-langkah Penyusunan.
a.
Sebelum menentukan format Siapjar nama yang akan digunakan (kecuali
yang telah ditentukan terlebih dahulu), langkah-langkah umum dalam menyusun Siapjar adalah sebagai berikut :
1)
Siapkan bahan ajaran yang bersangkutan serta Progjarnya.
2)
Periksa dalam Progjar tersebut berapa kali pertemuan mata pelajaran
tersebut disampaikan baik berupa teori, praktek maupun evaluasinya.
22
3)
Untuk setiap pertemuan jabarkan hal-hal berikut kedalam setiap
Siapjar,
yang
untuk
mempermudah
langkah
pengerjaan,
kerjakan
penjabarannya dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
a)
Periksa pokok materi pelajaran yang harus disampaikan dalam
pertemuan tersebut, selanjutnya berdasarkan isi bahan ajaran, bagi pokok materi pelajaran tersebut kedalam pokok-pokok bahasan dimana setiap pokok bahasan akan disampaikan dalam setiap langkah dalam kegiatan pertemuan tersebut.
b)
Ukur berapa lama (dalam menit) setiap pokok bahasan
tersebut akan disampaikan sehingga kalau dijumlahkan seluruhnya akan menghasilkan waktu yang disediakan untuk menyampaikan pertemuan tersebut.
c)
Jabarkan TIU pertemuan tadi kedalam berbagai TIK yaitu
tujuan yang harus dicapai dari setiap langkah yang telah ditentukan diatas.
Dalam menjabarkan TIU kedalam berbagai TIK perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1)
Analisa secara cermat apakah TIU yang berhubungan
dengan pelajaran tersebut sudah cukup kongkrit untuk dicapai dalam satu proses belajar mengajar.
(2)
TIK-TIK yang dijabarkan untuk mencapai TIU tersebut
harus merupakan kebulatan yang utuh dan komprehensif.
(3)
Apabila pokok materi yang ditentukan dalam Progjar
dengan TIUnya tidak dapat dijabarkan kedalam pokok bahasan yang lebih detil maka TIU tersebut otomatis menjadi TIK (tidak perlu dijabarkan lagi).
d)
Tentukan metode penunjang yang ditentukan digunakan untuk
memperkuat metode pokok, misal : metode pelajaran teori ditambah tanya jawab dll.
23
e)
Susun pokok-pokok materi evaluasi dalam Progjar kedalam
bahan-bahan evaluasi dalam bentuk kalimat tanya yang akan dipakai untuk mengukur keberhasilan setiap TIK yang akan dilemparkan kedalam kegiatan pemeriksaan dalam setiap langkah.
f)
Susun bahwa evaluasi pengukuran keberhasilan pencapaian
TIU dalam bentuk kalimat-kalimat pertanyaan yang merangkum seluruh pokok materi evaluasi dalam pertemuan tersebut yang akan dilemparkan pada kegiatan pemeriksaan diakhir pertemuan.
g)
Tentukan Alins/Alongins yang dibutuhkan untuk membantu
keberhasilan pencapaian TIU/TIK.
h)
Susun urutan penyajian materi pelajaran pada pertemuan
tersebut yang pada garis besarnya mencakup tiga kegiatan :
(1)
Pendahuluan / Permulaan.
Kegiatan ini merupakan
kegiatan appersepsi yaitu yang berhubungan dengan usaha untuk menyamakan pandangan terhadap materi yang akan disampaikan kedalam kegiatan berikutnya (Inti). disebut pendahuluan pertemuan pertama.
apabila pertemuan
Kegiatan ini
ini merupakan
Kegiatan inmi disebut permulaan
apabila pertemuan ini merupakan pertemuan kedua, ketiga dan selanjutnya.
(a)
Kegiatan
pendahuluan
(pada
pertemuan
pertama). (i)
Untuk metoda pelajaran teori/ceramah. - Perkenalan (bila perlu/Gadik pertama kali tampil di kelas yang bersangkutan). -
Pengantar, merupakan uraian khusus
berisi appersepsi dengan berbagai teknis pendakatan baik ilmiah maupun cerita ringan yang mengarah ke judul pelajaran.
24
-
Penulisan judul q pelajaran.
Penyampaian tujuan, khususnya tujuan kurikuler
sehingga
siswa
mengetahui
secara jelas tentang sasaran mempelajari pelajaran tersebut.
-
Ruang lingkup pelajaran, sesuai
Progjar, selanjutnya sampaikan lingkup untuk
pertemuan
merupakan
bagian
pertama ruang
yang lingkup
keseluruhan. -
Referensi, apabila diperlukan.
-
Pengertian-pengertian,
penjelasan
berbagai
pengertian
berupa yang
selalu terkait dalam penyampaian mata pelajaran yang bersangkutan.
(ii)
Untuk
metode
praktek/
ketangkasan.
Kegiatan pendahuluan dalam metode praktek pada dasarnya sama dengan metode pelajaran teori, hanya kegiatan-kegiatan tersebut diatas dilakukan secara lisan, serta diawali dengan kegiatan tindakan keamanan dan demonstrasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut
tanpa
diberikan
komentar,
yang
diperagakan oleh pembantu pelatih/Tim Demlat.
Catatan : Tindakan keamanan adalah tindakan pemeriksaan tindakan pemeriksaan kondisi fisik jumlah personil dan materiil, serta keamanan senjata yang digunakan sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan nantinya tidak mengalami hal-hal yang tidak diharapkan.
25
(b)
Kegiatan permulaan (pada pertemuan kedua,
ketiga dan selanjutnya).
(i)
Untuk metode pelajaran teori/ceramah. -
Pemeriksaan pelajaran yang lalu,
kegiatan
ini
merupakan
pemeriksaan terhadap
upaya
pemahaman
materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yang di laksanakan dengan : =
Memberikan
kesempatan
bertanya. =
Melemparkan
pertanyaan
pemeriksaan yang menyangkut isi materi pertemuan yang lalu. -
Pengantar,
merupakan
uraian
khusus berisi appersepsi dengan berbagai tehnik pendekatan baik ilmiah maupun cerita ringan yang mengarah ketopik/ pokokk bahasan yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut. -
Penulisan
judul pokok
bahasan
yang merupakan sub judul mata pelajaran, serta uraian singkat ruang lingkupnya. -
Tujuan yang merupakan TIU tidak
perlu disampaikan.
(ii)
Untuk metode praktek / ketangkasan.
Kegiatan permulaan dalam metode praktek/ ketangkasan
pada
dasarnya
sama
dengan
metode pelajaran teori, hanya kegiatan tersebut di atas disampaikan secara lisan, serta diawali dengan tindakan dengan kegiatan demontrasi materi yang akan disampaikan.
(2)
Inti.
26
(a)
Untuk
metoda
pelajaran
teori/ceramah.
Kegiatan dibagi dalam beberapa langkah dimana setiap langkah
membahas
satu
pokok
bahasan
dan
pencapaian satu TIK, adapun kegiatan setiap langkah terdiri dari :
(i)
Uraian, yaitu uraian secara rinci dari pokok
bahasan
yang
disampaikan
dengan
menggunakan pedoman-pedoman dasar CMI. (ii)
Kesempatan bertanya. Yaitu kesempatan
yang diberikan kepada peserta didik untuk bertanya,
dengan
menggunakan
tehnik
menjawab seperti yang ditentukan dalam CMI. (iii)
Pemeriksaan. Yaitu kegiatan pengukuran
keberhasilan
pencapaian
TIK
dengan
cara
melemparkan pertanyaan pokok-pokok materi evaluasi yang telah disusun sebelumnya.
(b)
Untuk metode praktek/ ketangkasan.
Kegiatan
inti untuk metode praktek/ketangkasan pada dasarnya sama
tetapi
karena
sifat
yang
berbeda,
maka
kegiatannya dalam setiap langkah adalah sebagai berikut : (i)
Demontrasi
langkah,
yaitu
peragaan
gerakan yang akan disampaikan pada langkah tersebut diragakan oleh pembantu pelatih/Tim Demlat tanpa diberi komentar. (ii)
Penjelasan, yaitu uraian pelatih terhadap
gerakan materi yang disampaikan secara rinci dan runtut yang dibantu dengan peragaan oleh Pembantu Pelatih/Tim Demlat secara parsial bagian
demi
bagian
dengan
menggunakan
pedoman-pedoman dasar CMI. (iii)
Meniru/mencoba, yaitu kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk meniru
27
yang dijelaskan tadi yang mendapat bimbingan secara persial dari pembantu pelatih. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, sesuai dengan alins/alongis yang tersedia serta waktu yang dialokasikan. (iv)
Kesempatan
bertanya.
Kesempatan
bertanya yang diberikan kepada peserta didik tentang
materi
yang
disampaikan,
dengan
catatan jawaban diberikan dalam bentuk gerakan (hindari jawaban secara lisan) (v)
Pemeriksaan.
Kegiatan pemeriksaan
dilakukan dengan menyuruh peserta didik untuk melakukan gerakan
materi
yang disampaikan
sampai benar yang pelaksanannya dapat secara perorangan ataupun ksasuai dengan kondisi.
(3)
Akhir/Penutup.
Kegiatan ini merupakan kegiatan
akhir/penutup dari seluruh kegiatan pertemuan PBM yang dilaksanakan pada hari itu.
Kegiatan ini disebut akhir
pertemuan dan bukan pertemuan terakhir dari penyampaian materi pelajaran sesuai progjar. Sebaliknya disebut penutup apabila kegiatan tersebut merupakan akhir kegiatan dari seluruh pertemuan, dalam hal ini seluruh isi mata pelajaran telah disampaikan.
(a)
Akhir. (pada pertemuan bukan yang terakhir). (i)
Untuk metode pelajaran teori ceramah. -
Kesempatan bertanya pemberian
kesempatan bertanya pada seluruh materi yang
disampaikan
pada
pertemuan
tersebut. -
Pemeriksaan.
pemeriksaan materi
Kegiatan
terhadap
evaluasi
seluruh
pada
pokok
pertemuan
28
tersebut dengan melemparkan pertanyaan – pertanyaan seputar seluruh isi materi. -
Ringkasan.
Penyampaian secara
singkat isi seluruh materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. -
Penekanan. Penekanan pada hal-
hal yang harus dipahami sesuai TIU pada pokok-pokok
bahasan
yang
telah
disampaikan.
(ii)
Untuk metode praktek / ketangkasan. -
Kesempatan bertanya. Pemberian
kesempatan
bertanya
kepada
peserta
didik terhadap materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. -
Pemeriksaan.
Pelemparan
kegiatan pemeriksaan
dengan
menyuruh berbuat semua gerakan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. -
Penekanan.
Penekanan
tentang
penguasaan materi yang disampaikan. -
Demontrasi.
Kegiatan peragaan
seluruh gerakan materi yang disampaikan pada
pertemuan
dilakukan
oleh
yang
bersangkutan,
Pembantu
pelatih/tim
demlat tanpa diberi komentar. -
Kegiatan
diakhiri
dengan
pengecekan personil dan materiil yang digunakan.
(b)
Penutup.
(Pada
pertemuan
terakhir
dari
penyampaian mata pelajaran yang bersangkutan). Kegiatannya sama seperti akhir tersebut diatas hanya materinya menyangkut seluruh isi pelajaran pada seluruh pertemuan yang dialokasikan sesuai Progjar.
29
b.
Setelah selesai menyusun materi Siapjar masukan materi-materi tersebut
kedalam format yang kita pilih baik format 9 kolom maupun format 3 kolom.
c.
Contoh blangko Siapjar.
1)
Praktek.
PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI DEPARTEMEN ............................................
PERSIAPAN MENGAJAR Pendidikan
: SUSBATIH MADYA
Mata pelajaran
: PBB
Jumlah JP seluruhnya
: 5 JP Praktek
Jumlah JP utk capai TIU
: 5 JP (1 - 5/5 JP P)
Tujuan kurikuler
: Agar siswa mampu melaksanakan gerakan
WAKTU
PBB
sesuai ketentuan.
Waktu
: 5 X 45 menit
Metoda
: Demonstrasi dan Drill
Alins/alongins
: Tongkat pelatih, helm dan megaphone.
POKOK-POKOK MATERI PELAJARAN
URAIAN/KETERANGAN
DAN RENCANA PAPAN TULIS 1 10’
2 I.PENDAHULUAN/PERMULAAN A. Tindakan keamanan. B. Perkenalan. C. Appersepsi. D. Judul. E. TIU.
3
30
F. Ruang lingkup. G. Referensi. H. Demontrasi seluruh langkah 205’ (
)
II. INTI. A. Langkah Pertama 1. Pokok bahasan. 2. Sub pokok bahasan 3. TIK. 4. Penjelasan. 5. Mencoba. 6. Kesempatan bertanya. 7. Pemeriksaan. B. Langkah kedua dst.....
10’
III. AKHIR/PENUTUP. A. Kesempatan bertanya. B. Pemeriksaan. C. Ringkasan. D. Penekanan. E. Demonstrasi akhir. F. Tindakan keamanan
Mengetahui : Kadep ……………….
Nama Pangkat/Corps/NRP
Bandung,
-
- 2010.
Gumil/Pelatih
Nama Pangkat/Corps/NRP
31
2)
Teori
PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI DEPARTEMEN ...........................................................
PERSIAPAN MENGAJAR
Pendidikan
: SUSBATIH MADYA
Mata pelajaran
: BIMSUH
Jumlah JP seluruhnya
: 5 JP ( T :4JP, Ujian : 1JP ).
Jumlah JP utk capai TIU
: 4 JP (1 - 4/4 JP T)
Tujuan kurikuler
: Agar siswa memahami tentang Pengetahuan Bimsuh.
WAKTU
Waktu
: 4 X 45 menit
Metoda
: Ceramah dan Tanya Jawab
Alins/Alongins
: Papan tulis, Spidol, Slide, OHP
POKOK-POKOK MATERI
URAIAN/KETERANGAN
PELAJARAN DAN RENCANA PAPAN TULIS 1
2
10’
I. PENDAHULUAN/PERMULAAN. A. Perkenalan/Pemeriksaan. B. Appersepsi. C. Judul. D. TIU.
3
32
E. Ruang lingkup. F. Referensi.
1
2
160’ (
3
II. INTI. )
A. Langkah pertama. 1. Pokok bahasan. 2. Sub pokok bahasan. 3. TIK. 4. Uraian. 5. Kesempatan bertanya. 6. Pemeriksaan. B. Langkah kedua dst....
10’
III. AKHIR/PENUTUP. A. Kesempatan bertanya. B. Pemeriksaan. C. Ringkasan. D. Penekanan.
Mengetahui : Kadep ……………….
Nama Pangkat/Corps/NRP
28.
Evaluasi.
Bandung,
-
- 2010
Gumil/Pelatih
Nama Pangkat/Corps/NRP
33
a.
Apa pengertian Siapjar !
b.
Jelaskan perbedaan tujuan pelajaran dan tujuan instruksional umum !
c.
Jelaskan langkah-langkah penyusunan Siapjar !
BAB V MENGAJAR / MELATIH 29.
Umum.
Agar tujuan pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan apa yang harapkan, seorang Gumul /Pelatih yang akan mengajar terlebih dahulu harus menguasai ketentuan – ketentuan yang diatur dalam CMI, baik CMI dikelas maupun dilapangan.
30.
CMI dikelas.
a.
Pakaian. Mengenakan pakaian lengkap dan rapih sesuai Gamad.
b.
Berdiri.
c.
1)
Berdiri ditempat yang jelas terlihat oleh seluruh peserta didik.
2)
Hindari gerakan yang tidak perlu.
3)
Jangan membelakangi peserta didik, kecuali kalau perlu sekali.
Pandangan mata.
1)
Usahakan pandangan mata menyeluruh kearah seluruh kelas.
2)
Jangan memandang hanya kepada salah seorang/sebagian peserta
didik saja. 3)
Jangan memandang seorang peserta didik terlalu lama, kecuali ada
keperluan tertentu.
d.
4)
Jangan sering melihat jam/waktu.
5)
Jangan sering melihat kearah langit-langit, lantai dan lain-lain.
Tangan.
34
1)
Gerakan tangan hendaknya hidup, jangan dilipat di dada atau di
belakang punggung. 2)
e.
Gerakan tangan wajar.
Suara dan bahasa.
1)
Suara cukup kerasnya, jangan terlalu keras atau lemah.
2)
Suara hendaknya jangan satu nada saja, tetapi beri tekanan.
3)
Bahasa hendaknya dikuasai (baik perbendaharaan kata maupun tata
bahasanya). 4)
Jangan menggunakan bahasa-bahasa (asing dan daerah) yang tidak
dimengerti peserta didik. 5)
f.
Bila terpaksa menggunakan kata-kata asing, harus dijelaskan aslinya.
Komunikasi dengan peserta didik.
1)
Pelihara komunikasi dengan peserta didik selama proses belajar
mengajar.
g.
2)
Usahakan tidak menyakiti hati peserta didik.
3)
Usahakan mengenal nama-nama peserta didik.
Penggunaan waktu.
Upayakan penggunaan waktu tepat sesuai dengan
rencana yang ditentukan dalam jadwal.
h.
Sikap dan mimik.
1)
Sikap tegas dan tidak ragu-ragu.
2)
Penuh semangat sehingga peserta didik menggangap pelajaran yang
diberikan sangat penting. 3)
i.
Adakan humor sebagai selingan dan tepat waktunya.
Penggunaan papan tulis (pelajar teori di kelas).
1)
Tulisan dipapan tulis harus jelas terlihat oleh peserta didik.
35
2)
Tulisan-tulisan yang tidak berguna secepatnya dihapus.
3)
Setelah selesai pelajaran, papan tulis dalam keadaan bersih.
4)
Gunakan papan tulis sebanyak mungkin dalam menerangkan sesuatu
(dengan gambar-gambar, tulisan dll). 5)
Jangan berbicara menghadap papan tulis.
6)
Pergunakanlah spidol/kapur berwarna.
7)
Sikap menulis, usahakan tulisan tidak terhalang oleh badan saat
menulis dipapan tulis. 8)
Dalam menghapus papan tulis, debu kapur tidak berhamburan (bila
menggunakan kapur tulis).
j.
31.
Penggunaan Alins/Alongins. 1)
Pilih Alins/Alongins yang tepat.
2)
Gunakan waktu dan tempat yang tepat.
3)
Gunakan dengan benar.
k.
Disiplin dan tata tertib tetap dipelihara.
l.
Hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang jelek baik perbuatan maupun ucapan.
m.
Ajukan pertanyaan sesuai dengan teknik yang benar.
CMI dilapangan.
a.
Pakaian. Mengenakan pakaian lengkap dan rapih sesuai Gamad.
b.
Berdiri.
c.
1)
Berdiri ditempat yang jelas terlihat oleh seluruh Peserta didik.
2)
Hindari gerakan yang tidak perlu.
3)
Jangan membelakangi peserta didik, kecuali kalau perlu sekali.
Pandangan mata. 1)
Usahakan pandangan mata menyeluruh kearah Peserta didik.
2)
Jangan memandang hanya kepada salah seorang/sebagian peserta
didik saja. 3)
Jangan memandang seorang peserta didik terlalu lama, kecuali ada
keperluan tertentu. 4)
Jangan sering melihat jam/waktu.
5)
Jangan sering melihat kearah langit-langit, lantai dan lain-lain.
36
d.
Tangan. 1)
Gerakan tangan hendaknya hidup, jangan dilipat di dada atau di
belakang punggung. 2) e.
Gerakan tangan wajar.
Suara dan bahasa. 1)
Suara cukup kerasnya, jangan terlalu keras atau lemah.
2)
Suara hendaknya jangan satu nada saja, tetapi beri tekanan.
3)
Bahasa hendaknya dikuasai (baik perbendaharaan kata maupun tata
bahasanya). 4)
Jangan menggunakan bahasa-bahasa (asing dan daerah) yang tidak
dimengerti peserta didik. 5)
f.
Bila terpaksa menggunakan kata-kata asing, harus dijelaskan aslinya.
Komunikasi dengan peserta didik. 1)
Pelihara komunikasi dengan peserta didik selama proses belajar
mengajar.
g.
2)
Usahakan tidak menyakiti hati peserta didik.
3)
Usahakan mengenal nama-nama peserta didik.
Penggunaan waktu.
Upayakan penggunaan waktu tepat sesuai dengan
rencana yang ditentukan dalam jadwal.
h.
Sikap dan mimik. 1)
Sikap tegas dan tidak ragu-ragu.
2)
Penuh semangat sehingga peserta didik menggangap pelajaran yang
diberikan sangat penting. 3)
i.
Adakan humor sebagai selingan dan tepat waktunya.
Penggunaan kelas lapangan (yang baik dan tepat). 1)
Apabila menggunakan card, tulisan dicard harus jelas terlihat oleh
peserta didik. 2)
Gunakan card seefisien dan seefektif mungkin dalam menerangkan
sesuatu (dengan gambar-gambar, tulisan dll). 3)
Pergunakanlah kertas dan spidol berwarna.
37
4)
j.
Sikap menjelaskan, usahakan card tidak terhalang oleh badan.
Penggunaan Alins/Alongins. 1)
Pilih Alins/Alongins yang tepat.
2)
Gunakan waktu dan tempat yang tepat.
3)
Gunakan dengan benar.
k.
Disiplin dan tata tertib tetap dipelihara.
l.
Hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang jelek baik perbuatan maupun
ucapan. m.
32.
Ajukan pertanyaan sesuai dengan teknik yang benar
Evaluasi.
1.
Jelaskan bagaimana CMI dikelas !
2.
Jelaskan bagaimana CMI dilapangan !
BAB VI EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian ) 33.
Evaluasi Akhir. a.
Apa pengertian CMI !
b.
Jelaskan sikap dan tindakan seorang Gumil/pelatih dalam mengajar yang
benar ! c.
Jelaskan empat pedoman dasar CMI !
d.
Jelaskan bentuk penyajian metoda pelajaran teori !
e.
Jelaskan motivasi belajar !
f.
Jelaskan bagaimana cara bertanya yang baik seorang Gumil/pelatih dalam
mengajar/melatih ! g.
Jelaskan bagaimanakah cara berbicara yang baik seorang Gumil/pelatih
dalam mengajar/melatoh !
RAHASIA 38 38 h.
Gambarkan dan jelaskan bagaimanakah penempatan peserta didik pada
pelajaran praktek/ketangkasan di lapangan ! i.
Apa kegunaan Siapjar !
j.
Jelaskan langkah-langkah penyusunan Siapjar !
k.
Jelaskan bagaimana CMI dikelas !
l.
Jelaskan bagaimana CMI dilapangan !
BAB VII PENUTUP
34.
Penutup.
Demikian Naskah ini disusun, untuk dapat digunakan sebagai
pedoman bagi Gadik dan siswa dalam proses belajar mengajar pada pendidikan Diksarcab Ajen.
Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal
Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj NRP 28879