! ! !
BUKU PEDOMAN ! PENULISAN KARYA ILMIAH ! !
! ! ! ! !
! ! ! ! ! ! ! !
Daftar Isi Sambutan Dekan FE Unud BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PLAGIARISME DAN CARA MENGHINDARINYA
BAB III GAYA PENULISAN BAB IV KIAT-KIAT MERUBAH TUGAS AKHIR MENJADI PUBLIKASI ILMIAH BAB V
PEMANFAATAN INTERNET DAN PERPUSTAKAAN
BAB VI SOP PENERBITAN KARYA ILMIAH LAMPIRAN 1. Formulir Surat Pernyataan Keaslian Naskah 2. Formulir Surat Persetujuan Pembimbing Sebagai Co-author 3. Formulir Surat Permohonan Pemuatan Tulisan
!
BAB I PENDAHULUAN Sesuai Surat Edaran Dirjen Pendidikan Tinggi (SE Dikti) No. 152 Tahun 2011, menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa. SE Dikti dikeluarkan atas dasar pemikiran bahwa menulis publikasi ilmiah adalah salah satu cara ilmuwan mengkomunikasikan kemajuan ilmu pengetahuan kepada masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum. Publikasi ilmiah yang dituntut oleh aturan ini tidak harus berasal dari ringkasan tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, disertasi) karena mahasiswa yang telah memiliki naskah publikasi ilmiah dapat mengajukan naskah non-tugas akhir tersebut kepada redaktur jurnal ilmiah untuk diterbitkan sebagai publikasi ilmiah, namun apabila belum memiliki naskah yang layak untuk diajukan maka mahasiswa dapat melakukan peringkasan terhadap tugas akhirnya sesuai dengan format publikasi ilmiah. Perbedaan publikasi ilmiah dengan tugas akhir adalah dalam format penulisan dan pada publikasinya. Tugas akhir ditulis lebih panjang sementara publikasi ilmiah ditulis dengan lebih ringkas. Peringkasan ini perlu dilakukan karena jurnal ilmiah hanya memiliki halaman yang terbatas untuk memuat banyaknya informasi yang perlu diketahui pembaca. Format yang diringkas ditujukan untuk memperoleh artikel yang ringkas, padat dan memuat informasi yang diperlukan untuk memahami proses dan hasil penelitian tersebut. Perbedaan kedua adalah tugas akhir tidak wajib dipublikasikan sedangkan publikasi ilmiah (sesuai dengan namanya) harus dipublikasikan. Kewajiban publikasi berhubungan dengan prinsip pengembangan ilmu yang menyatakan bahwa hasil penelitian harus dipublikasikan (desiminasi) karena berhubungan dengan hak kekayaan intelektual. Sesuai dengan prinsip tersebut maka publikasi ilmiah paling tidak berisi salah satu dari aspek-aspek berikut ini yaitu akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik dan pengembangan gagasan atau usulan baru. Publikasi dilakukan dengan mengunggah artikel pada laman yang memiliki tautan dengan Portal Garda Rujukan Dijital (Garuda) yang dimiliki Dikti dengan tujuan agar sebuah publikasi ilmiah dapat dibandingkan dengan artikel lain yang telah diterbitkan sebelumnya sehingga Dikti dapat dengan mudah melakukan scanning terhadap kemungkinan seorang penulis melakukan plagiarisme.
!
"!
Dua hal penting yang harus diperhatikan penulis artikel ilmiah adalah isi dan bentuk artikel. Isi berhubungan dengan substansi gagasan yang dikandung dalam artikel sementara bentuk berhubungan dengan gaya penulisan yang bersifat khas pada masing-masing jurnal (gaya penulisan selingkung/in house style). Gaya penulisan mutlak harus diikuti oleh penulis yang menginginkan artikelnya dimuat dalam jurnal tertentu. Penulis dianjurkan untuk mempelajari pola penyajian, susunan, kebiasaan, dan petunjuk lain dari jurnal yang dituju untuk memperbesar kemungkinan artikel dimuat pada jurnal ilmiah yang dituju, naskah yang memerlukan banyak penyuntingan hanya akan membuka peluang untuk ditolaknya naskah. Isi artikel ilmiah pada dasarnya memuat dan mengkaji masalah tertentu dengan menggunakan metode ilmiah untuk kemudian menyajikannya dengan tata tulis ilmiah dalam upaya menemukan kebenaran atau menyelesaikan masalah. Pada awalnya, artikel ilmiah hanya dapat dihasilkan dari penelitian ilmiah namun seiring waktu disepakati bahwa artikel ilmiah dapat didasarkan atas kajian konseptual yaitu pengkajian masalah secara profesional oleh seorang atau sekelompok pakar, inilah yang disebut dengan penelitian konseptual (theoretical review) yang berisi pengembangan konsep atau kajian teoretik. Penelitian konseptual dapat berupa perbaikan, perluasan, pendalaman atau penghalusan paradigma, konsep, prinsip, hukum dan teori yang sudah ada namun juga dapat berupa paradigma, konsep, hukum dan teori baru. Bagian paling vital dari artikel konseptual adalah pendapat penulis yang dikembangkan dari hasil analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah sama yang telah dipublikasikan sebelumnya. Artikel konseptual bukan sekedar pemindahan tulisan dari satu atau sejumlah sumber untuk kemudian menempelkan bagian-bagian tersebut menjadi sebuah karangan lain tetapi merupakan hasil analisis dan pemikiran kritis penulis. Selain artikel hasil penelitian dan artikel konseptual, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Depdiknas menyatakan bahwa telaah (review) terhadap buku baru termasuk artikel ilmiah yang dapat dikirimkan kepada redaktur jurnal ilmiah. Telaah buku baru adalah tinjauan analitis kritis terhadap buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun), berisi pandangan penulis tentang kebaruan pendekatan, pemikiran dan temuan yang diungkapkan di dalam buku dan sedapat mungkin komparatif dengan buku sejenis yang terbit sebelumnya. Kekurangan dan kesalahan buku dikemukakan secara obyektif dan proporsional sebagai bantuan bagi penulis buku atau pembaca untuk membantu penyempurnaan. !
#!
Langkah-langkah praktis yang dapat ditempuh penulis agar naskah dapat diterima dengan lebih mudah oleh redaktur jurnal ilmiah: 1. Dapatkan dan cermati petunjuk bagi calon penulis yang dicantumkan pada setiap penerbitan jurnal dan tulis naskah sesuai ketentuan yang dipersyaratkan. Perhatikan komponen-komponen penyusun (batang tubuh) suatu artikel. 2. Diamkan naskah sementara waktu untuk kemudian dibaca kembali agar menemukan kesalahan yang tidak terdeteksi. 3. Setelah dianggap sempurna, mintalah kolega untuk membaca dan mengomentari. 4. Serahkan naskah kepada tim pembimbing untuk dikoreksi dan setelah diperbaiki sesuai saran tim pembimbing kirimkan naskah kepada dewan redaksi.
!
$!
BAB II PLAGIARISME DAN CARA MENGHINDARINYA
2.1. Pengantar Sesi tulisan ini d&'()&*! +',&! -./0(*'1! -0().,! +&('2'! -.)'3&'2! 4','3,'5! +'*'(!4.23'26',!).,'-'*!+',&!7',6&2!89!:,2'0+.6!+'2!7',;!<**.2!=',,.6!>"??@A!! "@#B9! C0)D)')! (.23.2'&! E4*'3&',&-(.! -.)'3'&! ).260F! F.G0,'23'2! ! 'F'+.(&F! (.,04'F'2! .F-6,'F! +',&! E!"#$%&'()*+, -)."/*(*#, 0/&$1, &*1, 2%(&/(+3, 4)/, 5.&, +'$1"*'+E! H1664IJJKKK9&-1--90L'92*M9! C0().,! *'&2! ;'23! +&4.,302'F'2! 4'+'! )'3&'2!6.26'23!F06&4'2!+'2!4','5,'-.!).,'-'*!+',&!F0(40*'2!G'6'6'2!4,'DF0*&'1! +&! :0-6,'*&'2! N'6&O2'*! P2&L.,-&6;! >:NPBA! Q'2).,,'! 6'102! "??R! ;'23! 6&+'F! )&-'! +&6.*0-0,&!-0().,2;'A!+'2!+&-.,6'F'2!+'*'(!)'3&'2!&2&!F',.2'!+&'233'4!4.26&23! 0260F!+&F.6'10&A!(.-F&402!-0+'1!(.2/'+&!4.23.6'10'2!0(0(!+&!F'*'23'2!4','! 'F'+.(&-& Salah satu dasar kebudayaan akademik adalah tradisi untuk menghormati hak pemilikan terhadap gagasan dimana gagasan dianggap sebagai properti intelektual sehingga setiap penulis (dosen/mahasiswa) tidak diijinkan untuk menggunakan karya orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap karya orang itu. Penggunaan katakata dari penulis lain, mengharuskan seorang penulis untuk menghargai penulis itu dengan cara menyebutkan karya yang perkataannya sudah diambil melalui teknik pengutipan yang benar. Demikian juga saat menggunakan ide dari penulis lain dengan melakukan parafrase maka penulis harus menghargai penulis yang menjadi sumber idenya dan jika tidak, maka penulis dikatakan telah melakukan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme. Plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri. Plagiariasme dan berbagai bentuk kecurangan akademik dilarang di universitas karena kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi ilmuwan, kebenaran inilah yang membuat seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga. 2.2. Plagiarisme Sebagai Bentuk Kecurangan Akademik Kecurangan akademik (academic fraud) dapat mengambil berbagai bentuk, yang paling umum adalah mencontek atau menggunakan kertas contekan dalam ujian. pengertian kecurangan akademik meliputi tindakan seperti: !
%!
1). Menggunakan bantuan peralatan yang tidak diijinkan dalam ujian (kalkulator, handphone, buku, outline, catatan dan sebagainya). 2). Mencoba membaca apa yang ditulis kandidat lain selama ujian, atau bertukar informasi di dalam atau di luar tempat ujian. 3). Menggunakan identitas orang lain selama ujian. 4). Memiliki soal ujian yang akan dikerjakan sebelum jadwal ujian dilaksanakan. 5). Memalsukan atau membuat-buat jawaban wawancara atau survei atau data riset Plagiarisme sebagai bentuk kecurangan akademik meliputi tindakan sebagai berikut: 1). Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap. 2). Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan. 3). Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi tes, software dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolah-olah sebagai karyanya sendiri. 4). Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan. 5). Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber. 6). Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah. 7). Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri. 8). Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang lain untuk membuatnya. Jika dosen mendeteksi plagiarisme dalam perkuliahan atau penelitian, maka sudah seharusnya dosen mengingatkan mahasiswa bahwa jika draft itu dikumpulkan sebagai teks definitif maka bisa terjadi masalah di kemudian hari. Plagiarisme yang !
S!
terjadi dalam tahap persiapan (sebelum teks definitif), yang terdeteksi dan mahasiswa melakukan perbaikan terhadap tulisannya, mengindikasikan mahasiswa tidak secara sengaja melakukan plagiarisme. Plagiarisme semacam ini dikategorikan sebagai ”plagiarisme tidak sengaja” (inadvertent plagiarism), yaitu plagiarisme yang terjadi karena
ketidaktahuan
(ignorancy)
terutama
karena
ketidaktahuan
metode
dokumentasi, mengutip dan melakukan parafrase. Plagiarisme secara tidak sengaja dapat dicegah dengan menunjukkan bagaimana cara menghindari plagiarisme namun ”plagiarisme tidak sengaja” (inadvertent plagiarism) adalah tetap tindakan plagiarisme dan pelakunya dapat dikenai sangsi seperti halnya plagiarisme yang sengaja (deliberate plagiarism). Plagiariasme sengaja adalah tindakan plagiarisme dengan niat jahat untuk mencuri atau secara sengaja menjiplak karya orang lain demi kepentingan diri sendiri dan umumnya untuk kepentingan jangka pendek, misalnya, agar cepat lulus. Pelaku plagiarisme sengaja biasanya diberi hukuman yang sepadan sesuai dengan peraturan dalam sebuah universitas. 2.3. Cara Menghindari Plagiarisme Lembaga pendidikan perlu memberikan panduan menghindari plagiarisme kepada mahasiswanya terutama untuk tugas akademik tertentu, seperti skripsi, tesis atau disertasi, mahasiswa biasanya diharuskan membuat pernyataan formal bahwa karya tulisnya adalah murni hasil karyanya sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Ini adalah salah satu instrumen untuk mencegah plagiat. Pengetahuan atau teknik-teknik tertentu yang perlu dikuasai mahasiswa agar terhindar dari tuduhan melakukan plagiarisme seperti kutipan dan referensi, di bahas dalam bagian lain buku ini. Pesan utama bagian ini adalah memberikan pengakuan kepada sumber yang dikutip dan memiliki kemampuan mengutip secara akurat. 2.3.1. Mengutip Ketika mengamati literatur riset, saat memfotokopi atau membuat catatan, mahasiswa mungkin mengambil sebagian dari sumber secara harafiah dengan tujuan bahwa bagian dari sumber yang diambil itu akan dimasukkan dalam laporan akhir tulisan. Meskipun dalam tahap awal pengumpulan informasi, mahasiswa umumnya diperbolehkan untuk mengakumulasi sebanyak mungkin kutipan yang cocok untuk dipilih, mahasiswa harus tetap menyeleksi kutipan yang dipergunakan dalam laporan akhir tulisan secara bijaksana dan hemat. Kutipan yang berlebih-lebihan seringkali !
T!
dapat disamakan dengan ”argumen yang tidak terintegrasi dengan baik”. Kriteria seleksi yang penting sangat relevan, sementara dasar pertimbangan mekanisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang jarang bisa dibenarkan, dan sering menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat gagasan siapa yang sedang dibicarakan. Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan kesarjanaan. Bagian ini akan mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip, dan akan menguraikan secara agak rinci kebiasaan yang harus diikuti dalam mengutip karya atau gagasan orang lain. 1). Kapan mengutip? Meskipun keputusan akhir tentang kapan seseorang mengutip akan bergantung pada masalah yang sedang diteliti dan pada pertimbangan mahasiswa sendiri, sejumlah panduan dapat membantu mahasiswa dalam membuat pertimbangan kapan sebaiknya mengutip: (1). Kutipan langsung hanya dipergunakan ketika kata-kata asli pengarang diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan, sehingga mahasiswa tidak mungkin lagi untuk memperbaiki kata-kata itu. Dengan demikian, kata-kata dalam kutipan semakin memperkuat, atau bahkan memberikan pukulan, pada tesis atau tulisan paper. (2). Kutipan langsung mungkin dipergunakan untuk mendokumentasikan argumen utama ketika catatan kaki (footnote) dianggap tidak mencukupi. Dalam kasus ini, panjang kutipan harus dibatasi, dan hanya terdiri dari bagian yang memang sangat esensial. (3). Kutipan langsung dapat dipergunakan ketika mahasiswa ingin mengomentari, atau membantah atau menganalisis gagasan dari penulis lain. (4). Kutipan langsung mungkin dipergunakan ketika perubahan, yang dilakukan melalui parafrase, dapat menimbulkan kesalah-pahaman atau kesalahanpenafsiran, misalnya, dalam mengutip kata-kata dalam hukum atau perundangundangan, dalam menyatakan asumsi-asumsi yang ada di balik prosedur statistik, atau dalam mengutip ekstrak dari perdebatan parlemen, atau dari publikasi pemerintah yang lain. (5). Kutipan langsung harus dipergunakan ketika menyitir rumus matematika, ilmu alam atau yang lain. (6). Untuk materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada kewajiban untuk mendapatkan ijin dalam mengutip. Namun, jika sebuah tesis atau skripsi !
U!
diterbitkan, masalah hak cipta bisa saja muncul, dan dalam praktek biasanya memang dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta ijin dari penerbit atau pengarangnya. 2). Aturan mengutip Meskipun ada banyak keluwesan (fleksibilitas) dalam memutuskan kapan mahasiswa mengutip, konvensi yang lebih ketat berlaku untuk aturan mengutip. (1). Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari publikasi resmi harus dikutip. Exact berarti menggunakan kata-kata yang sama (the same words), tanda baca yang sama (the same punctuation), ejaan yang sama (the same spelling), huruf besar yang sama (the same capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara apa adanya (exact), mahasiswa harus disarankan agar melakukannya dengan sangat cermat. Tingkat akurasi yang sangat tinggi adalah sangat esensial. (2). Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan konteks ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus yang harus dipergunakan, misalnya, atau dalam kejadian tertentu sangat dibutuhkan, sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam materi kutipan. Akan tetapi, semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam dokumen asli telah diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah ditambahkan. (3). Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika mahasiswa hanya ingin menggunakan porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa diperbolehkan untuk menghilangkan bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur ini dinamakan elipsis (pembuangan kata). Prosedur ini harus dipergunakan dengan cara yang sangat cermat (extra care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang asli tidak berubah. Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus disisipkan. 3). Bagaimana mengutip? Jurusan atau Fakultas yang berbeda mungkin mengadopsi kesepakatan yang berbeda tentang bagaimana mengutip, namun ketika tidak ada aturan khusus yang berlawanan, ada prosedur umum yang harus diikuti ketika mengutip. (1). Kutipan pendek Vs kutipan panjang Bentuk dasar sebuah kutipan ditentukan oleh panjang-pendeknya. !
R!
a). Kutipan pendek (hingga sekitar tiga baris). Pada kutipan pendek tidak ada aturan pasti tetapi panjangnya kira-kira hingga tiga baris sudah menjadi sesuatu yang umum untuk memasukkan kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf tanpa menganggu alur teks. Gunakan tanda kutipan ganda pada awal dan akhir kutipan, dan tempatkan spasi yang sama sebagaimana teks yang lain (yaitu, garis spasi satu setengah atau ganda), contoh: Jelas bahwa masyarakat dewasa ini sangat bergantung pada teknologi komputer dan akan semakin bergantung pada teknologi komputer ini. Sebagaimana dicatat oleh pimpinan utama sebuah perusahaan pesawat terbang bahwa ”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”. b). Kutipan panjang (biasanya empat baris atau lebih). Sistem Harvard atau sistem penanggalan pengarang dalam menyatakan kutipan berlaku untuk kutipan yang panjang, seperti halnya juga berlaku untuk kutipan yang pendek. Akan tetapi, perlu dicatat pokok berikut ini: (a). Jangan pergunakan tanda kutipan pada awal dan akhir kutipan. (b). Pergunakan satu spasi (spasi rangkap) untuk kutipan dan pergunakan alenia masuk (biasanya 1 cm) dari margin kiri. (c). Beri pendahuluan kutipan secara benar. Titik dua (:) seringkali ditambahkan setelah kata-kata pendahuluan: Contoh: Tanggapan orang tua terhadap eksperimen tersebut sangat menarik. Pertama-tama, semuanya menginginkan anak-anak mereka dilibatkan. Guru kelas merekam apa yang terjadi ketika para murid membawa lagi komputer laptop mereka ke rumah: Sangatlah menarik mendengarkan tanggapan para murid ketika mereka pertama kali membawa sebuah unit komputer ke rumah. Salah satu masalah terbesar adalah mencari waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena setiap orang ingin bermain dengan komputer. Apa yang pada awalnya sebagai keingintahuan telah menjadi bonus tambahan, yaitu bahwa para orang tua dan keluarga menunjukkan minat pada apa yang sedang dilakukan anak-anak mereka dengan unit komputer mereka dan seringkali menjadi terlibat lebih langsung dalam perkembangan anak-anak mereka sebagai penulis. (Cooke 1986, p. 12)
!
?!
Penting dicatat bahwa kutipan tahun pengarang dalam dua tanda kurung (parentheses) menyusul tanda titik akhir (.) karena di sini menunjuk pada kutipan keseluruhan, bukan hanya kalimat akhir. (2). Elipsis Untuk menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidak relevan, atau untuk menyarikan bagian yang penting dari sebuah ekstrak yang lebih panjang, mahasiswa diperkenankan untuk menghilangkan bagian dari kutipan: Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah...dan iklan-iklan dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua, secara tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai yang lebih tinggi bagi para murid yang memiliki komputer sendiri. (Hancock 1991, pp. 44-45) Kata-kata yang dihilangkan ditunjukkan dengan elipsis (tiga titik). Elipsis dapat terjadi setiap saat dalam kutipan teks. Jika kata-kata dihilangkan pada akhir kalimat, praktek yang modern adalah dengan menunjukkan elipsis sekali lagi dengan tiga titik. Spesifikasi dari bahasa pemrograman komputer yang sederhana terdiri dari ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar...b) rangkaian flow-chart umum; dan c) proses komputasi... (Barr 1990, p. 7) Jika elipsis dipergunakan, adalah penting untuk tidak mengubah makna dari teks yang asli dengan cara apapun. Penghilangan kata tidak, misalnya, dengan menyisipkan ... yang sangat tidak pasti disekitar panjang dan pendek dari materi yang dihilangkan, sama sekali telah mengubah makna yang dimaksud oleh pengarangnya. Ada etika tertentu tentang cara mengutip dan cara menghilangkan kata-kata semacam itu akan secara serius melanggar etika ini. (3). Interpolasi Jika dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan parentheses. Sic !
"@!
Interpolasi yang umum dilakukan adalah dengan memasukkan sic setelah kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini mahasiswa mengindikasikan bahwa apa yang mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan sebenarnya merupakan bagian integral dari teks yang asli. The theory of ferroelectric domains as not been worked out but the theory of ferromagnetic domains is well understood, although modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical [sic] coupling is required before it could be applied to ferroelectrics. (Kautsky 1987, p. 26) Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari jika kata electromachanical adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical. Komentar Jika komentar diperlukan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok pengertian tertentu, interpolasi mungkin juga diperlukan: Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy energy. The direction of the hexagonal axis is the direction of easy magnetisation [at room temperature], while all directions in the basal plane, normal to the axis, are hard directions. (Robertson 1992, p. 223) Fungsi interpolasi di sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan untuk menghindari ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi. Menambahkan Antesenden Ketika muncul kata ganti yang tidak tertentu dalam sebuah kutipan, mahasiswa boleh menjelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata atau kata-kata yang tepat dalam dua tanda kurung persegi [...]. He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date. No other dramatist has rivalled his ability to portray characters with such liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276) (4). Kutipan Khusus
!
""!
Dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, masalah khusus dalam pengutipan bisa muncul. Sejumlah petunjuk di bawah ini adalah panduan untuk mengembangkan pola yang konsisten dalam mengutip materi tulisan. Kutipan dalam kutipan Jika kutipan terjadi dalam ekstrak pendek yang dikutip, prosedur yang umum adalah menyertakan seluruh kutipan dalam ”tanda kutipan ganda” dan kutipan internal dalam ”tanda kutipan tunggal”: Hogard (1983) has depicted vividly the stereotypes attributed to the upperclass by the lower-class in terms of “the ideas of the group, ‘acting posh’, ‘giving y’self airs’, ‘getting above y’self…” Akan tetapi, jika kutipan sangat panjang, sudah menjadi kebiasaan untuk membuat garis masuk (indent) kutipan dengan cara yang normal tanpa menggunakan tanda pengutipan dan menggunakan tanda kutipan ganda untuk setiap kutipan internal: Dalam mendiskusikan peralatan yang dibutuhkan oleh Agen Penyelidik, Keeves (1993, p. 54) mencatat bahwa: Peralatan publikasi desk-top dewasa ini sangat mudah dipergunakan, sehingga staf yang terampil dapat menyiapkan kopi “kamera terpasang” secara relatif mudah. Selain itu, fasilitas sekarang ini tersedia untuk menggambar dengan kualitas yang tinggi dan menguraikan diagram dengan menggunakan komputer desk-top, sejauh sang staf telah memiliki ketrampilan yang diperlukan. Mengutip Puisi Metode yang dipergunakan untuk mengutip puisi bergantung pada panjang-pendek kutipan: kutipan pendek (baris atau bagian dari sebuah baris) disertakan dalam tanda kutipan ganda dan dimasukkan dalam teks: It is easy to feel the mystique of the songs of Ireland through the sound of “thrush, linnet, stare, and wren”. Jika dua baris dikutip, tanda garis miring/slash (/) dapat dipergunakan untuk memisahkan baris:
!
"#!
Synge sensed the inevitability of death when he said, “There’ll come a season when you’ll stretch/Black boards to cover me”. Dalam kutipan puisi yang lebih panjang, tanda kutipan tidak diperlukan: baris harus berspasi rangkap dan dibuat alenia masuk (indented). Diantara stanza, ada spasi rangkap: Something of this power can be felt in Synge’s “A Question” where he says: I asked if I got sick and died, would you With my black funeral go walking too, if you’d stand close to hear them talk or pray While I’m let down in that steep bank of clay. And, No, you said, for if you saw a crew Of living idiots pressing round that new Oak coffin—they alive, I dead beneath That board—you’d rave and rend them with your teeth. Mengutip Pidato/Ucapan Dalam kasus tertentu, mungkin ada kebutuhan untuk mengutip kata-kata sebenarnya dari seorang pembicara atau dari hasil wawancara pribadi. Kehati-hatian yang sangat tinggi harus dimiliki untuk menghindari ketidak-akuratan atau kemungkinan salah interpretasi (mis-interpretation) atau salah menyajikan (mis-representation). Jika dimungkinkan, ekstrak pidato/ucapan harus diberikan terlebih dahulu pada pengarangnya untuk mendapatkan persetujuan. Professor Olim, dalam pidato pengukuhan yang diberikan di Charles Sturt University, April 1992, menyatakan, “Hanya ada sedikit keraguan bahwa masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang berkembang pesat” 2.3.2. Melakukan Parafrase 1).Apakah parafrase? Secara umum melakukan parafrase berarti anda mengambil ide atau gagasan orang lain, dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri. Secara khusus parafrase mengandung tiga pengertian: !
"$!
(1). Mengungkapkan ide atau informasi esensial dari orang lain dan menyajikannya dalam bentuk baru. (2). Salah satu cara yang absah (ketika disertai dengan dokumentasi yang akurat) untuk meminjam dari atau menggunakan sebuah sumber. (3). Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci dibandingkan dengan rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau gagasan tunggal yang penting secara ringkas. Kemampuan melakukan parafrase merupakan ketrampilan yang sangat penting karena parafrase adalah lebih baik dibandingkan dengan mengutip informasi dari penggalan kalimat yang tidak terlalu istimewa, disamping membantu mahasiswa mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya. 2). Teknik parafrase Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti untuk melakukan parafrase secara efektif: (1). Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya. (2). Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan. (3). Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan, tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda. (4). Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat yang anda buat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam sebuah bentuk yang baru. (5). Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau ungkapan yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil secara persis dari sumber tersebut. (6). Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu catatan anda sehingga anda dapat menyebutkannya secara mudah jika anda memutuskan untuk memasukkannya ke dalam tulisan anda.
!
"%!
Jadi melakukan parafrase akan melibatkan kemampuan untuk menunjukkan pemahaman
mahasiswa
sendiri
dari
materi
yang
dibacanya
dengan
mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri. Melakukan parafrase karena itu lebih dari sekedar merangkum (summary) gagasan atau ide dari penulis lain. Mengubah beberapa kata adalah melakukan editing, bukan melakukan parafrase. Sejumlah cara sering dimanfaatkan sebagai teknik untuk parafrase dan merupakan contoh ketrampilan bahasa yang perlu dikuasai1 mengubah penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ’tetapi’, ’di pihak lain’, ’sementara’, ’sama halnya’, ’seperti halnya’, ’baik..maupun’ dan sebagainya) yang terdiri dari dua frasa yang mengungkapkan perbandingan atau kontras. (1). mengubah bentuk kata kerja pasif ke aktif atau sebaliknya; (2). melakukan perubahan terhadap bentuk kata (dalam bahasa inggris misalnya, kata kerja: to succeed bisa diubah menjadi kata benda success, kata sifat successful dan kata keterangan succesfully); (3). mengubah kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata.
3). Contoh plagiarisme akibat kesalahan parafrase Materi asli: Hakikat ketidakpuasan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan. Banyak karyawan dewasa ini lebih menyukai tingkat keterlibatan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka daripada yang diduga sebelumnya. Banyak dari mereka yang semakin menginginkan pengaturan diri sendiri dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi. (Schuler, Dowling dan Smart, 1988, p. 17) Materi berikut ini adalah plagiarisme: Misalnya anda memutuskan untuk memasukkan gagasan berikut ini dalam sebuah esai atau tulisan. Jika anda menulis berikut ini tanpa memberikan pengakuan, maka anda melakukan plagiarisme: Hakikat
kerja
industri/klerikal
adalah
tidak
memuaskan.
Karyawan
menginginkan lebih banyak keterlibatan dalam pekerjaan mereka, lebih !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1
penjelasan secara lebih rinci tentang ketrampilan teknis ini terutama dalam bahasa Inggris dan contoh latihannya lihat dalam buku Martin L. Arnaudet dan Mary Ellen Barret, 1984: 42-45, 73-74, 93-95
!
"S!
banyak mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka. Teks tersebut adalah plagiarisme karena menggunakan gagasan dan banyak kata-kata dari penulis lain tanpa menyebut sumbernya. Dengan melakukan hal ini, penulis menyatakan secara tidak langsung bahwa gagasan dan kata-kata tersebut adalah milik penulis sendiri. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mengutip keseluruhan kata dengan menyebutkan sumbernya secara benar. Namun perlu dicatat bahwa sebuah esai atau skripsi yang mengandung sebagian besar kutipan dianggap bukan tulisan yang baik, karena tidak mendemonstrasikan pemahaman penulis sendiri mengenai topik. Solusi yang lain adalah dengan melakukan parafrase dari bagian yang dikutip dan menyebutkan sumber rujukan. Parafrase yang tidak diperbolehkan Meskipun kutipan berikut ini memberikan pengakuan terhadap sumber atau menyebutkan sumber yang dikutip, namun hampir identik dengan sumber aslinya, sehingga bukan merupakan sebuah gaya parafrase yang dapat diterima. Tidak lagi diperselisihkan bahwa hakikat kerja industrial atau klerikal adalah tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan, lebih mengharapkan mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka. (Schuler, Dowling dan Smart, 1988, p. 17) Parafrase yang dipadukan dengan kutipan Mahasiswa mungkin memilih untuk menggunakan perpaduan atau gabungan antara kutipan dan parafrase untuk memasukkan gagasan pengarang lain dalam tulisannya. Contoh berikut ini merupakan salah satunya: Schuler, Dowling dan Smart (1988 p. 17) menegaskan bahwa ”hakikat ketidakpuasaan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan”. Para buruh, menurut mereka, menginginkan partisipasi yang lebih besar dan pengaturan diri sendiri dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi.
!
"T!
Penting dicatat bahwa dalam melakukan atau membuat parafrase, boleh saja memasukkan kata-kata kunci dari sumber asli misalnya, ketidakpuasan (dissatisfying), pengaturan
diri
sendiri
(control),
kontribusi
(contribution)
dan
organisasi
(organisation), sepanjang sumber dari gagasan tersebut dicantumkan. Referensi: Schuler R., Dowling R. dan Smart S. (1988). Personnel/Human Resource Management in Australia, Sydney, harper & Row. Maka untuk menghindari plagiarisme karena para frase, yang harus anda lakukan adalah: (1). Tunjukkan, dengan menggunakan tanda kutipan dan/atau identasi ketika anda mengutip sumber secara langsung. Sebutkan sumbernya. (2). Lakukan parafrase dengan menggunakan kata-kata anda sendiri; tunjukkan bahwa anda memahami konsep yang terkait. Sebutkan sumbernya.
!
"U!
BAB III GAYA PENULISAN 3.1. Pedoman Umum Pedoman umum penulisan publikasi ilmiah yang digunakan di lingkungan FE UNUD mengacu kepada format internasional dari UNESCO sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Gaya pengutipan dan daftar pustaka yang tidak diatur dalam peraturan tersebut menggunakan gaya pengutipan yang umum digunakan dalam berbagai publikasi ilmiah dari rumpun ilmu sosial yaitu gaya pengutipan Harvard style. Pedoman penulisan ini perlu dipahami dan wajib ditaati oleh penulis yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya pada jurnal-jurnal di lingkungan FE UNUD. Ketentuan umum yang berlaku bagi artikel yang akan dimuat di jurnal-jurnal FE UNUD adalah sebagai berikut: 1). Artikel yang diterima adalah karya ilmiah hasil penelitian maupun penelitian konseptual di bidang ekonomi (Ilmu Ekonomi/Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi). 2). Artikel dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah dipaparkan secara naratif. 3). Artikel yang dikirim kepada redaksi jurnal adalah artikel yang belum pernah diterbitkan dalam jurnal, prosiding atau penerbitan lain dan penulis adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap hal ini dengan menuliskan Surat Pernyataan bermaterai. (Lampiran I). 4). Artikel yang dikirimkan kepada redaktur jurnal ilmiah akan ditelaah (reviewed) secara anonim oleh mitra bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh penyunting sesuai
kepakarannya.
Penulis
artikel
berkesempatan
melakukan
revisi
berdasarkan catatan dari mitra bestari atau penyunting. 5). Kelayakan maupun penolakan pemuatan artikel diberitahukan secara tertulis. Apabila penulis tidak menerima pemberitahuan apapun dalam rentang waktu enam bulan sejak penerimaan artikel oleh redaktur jurnal (dibuktikan dari tanda terima artikel) maka penulis berhak mengirimkan artikel tersebut kepada jurnal lain.
!
"R!
6). Segala manuskrip yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah telah menjadi hak milik jurnal tersebut sehingga hanya pengelola jurnal yang berhak menerbitkan manuskrip tersebut dalam berbagai bentuk untuk tujuan ilmiah. 7). Artikel ditulis pada kertas A4 (210 x 297 mm) berat 70gr dan disetorkan sebanyak 3 eksemplar. 8). Susur (margin) atas/bawah/kiri/kanan berurutan : 4/3/4/3 cm. 9). Artikel diketik dengan jarak 2 spasi, ditulis dalam satu kolom menggunakan huruf Times New Roman. 10). Penulisan satuan ukuran menggunakan International Unit System (IUS). 11). Istilah asing yang bukan kata dalam bahasa Indonesia dicetak miring. 12). Paragraf diberi first line 1 cm sementara antar paragraf tidak diberi spasi ganda. 13). Jumlah halaman antara 15-20 halaman. 14). Artikel yang dikirim disertai CD yang berisi soft copy naskah dan diberikan identitas/label pada . Sesuai dengan format yang diamanatkan oleh Dikti maka publikasi ilmiah dapat dibagi dalam tiga (3) bagian yaitu bagian pembuka artikel, bagian utama artikel dan Referensi. Bagian-bagian Artikel Ilmiah 1. Bagian Pembuka
Judul Identitas Penulis (Nama, E-mail dan Lembaga Afiliasi) Abstrak Kata Kunci
2. Bagian Utama
Pendahuluan Metode Hasil dan Pembahasan Simpulan dan Saran
3. Referensi Ucapan terimakasih dapat ditampilkan dalam sub-bab tersendiri setelah referensi sebagaimana umumnya jurnal ilmiah internasional. Ucapan terimakasih berupa ucapan kepada pihak yang membantu seperti pemberi dana, bahan dan sarana
!
"?!
penelitian, sponsor serta pembimbing. Semua nama yang tercantum dalam ucapan terimakasih harus sudah dikonfirmasi oleh penulis. Ucapan terimakasih diungkapkan secara wajar, tidak berlebihan dan lugas. 3.2. Bagian-bagian Artikel Rincian dari masing-masing bagian dalam artikel ilmiah adalah sebagai berikut. 3.2.1. Bagian Pembuka Artikel 1). Judul Judul dibuat dengan sederhana tetapi menarik. Judul mencerminkan isi pokok artikel atau dengan kata lain judul merupakan pernyataan ringkas tentang topik dan diusahakan menyebutkan variabel atau isu teoretis yang diteliti. Judul bersifat spesifik, efektif, lugas dan mencerminkan isi artikel. Maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia dan 10 kata dalam bahasa Inggris. Secara teknis adalah 90 ketuk pada papan tulis (keyboard). Judul dibuat dengan huruf kapital dengan ukuran huruf 14pt, bold. 2). Nama (para) penulis Ditulis lengkap tanpa gelar dan tanpa jabatan. Nama penulis dibuat dengan ukuran huruf 12pt, bold, ditulis berderet ke bawah (dalam hal penulis lebih dari 1) dimulai dari penulis utama. 3). Nama lembaga afiliasi penulis Ditulis nama lembaga penulis. 4). Media komunikasi penulis Yaitu e-mail (akan dipublikasi) dan no Telp (tidak dipublikasi). Pada artikel dengan penulis lebih dari satu maka komunikasi hanya dilakukan dengan penulis pertama. 5). Abstrak Abstrak adalah rangkuman yang lengkap tentang isi artikel. Abstrak ditujukan untuk memudahkan pembaca mengetahui secara cepat isi artikel dan untuk mengindeks artikel. Abstrak yang baik seharusnya bersifat akurat, lengkap, ringkas, spesifik, mudah dipahami dan mengandung alasan mengapa penelitian dilakukan (rasionalisasi & justifikasi). Abstrak memuat persoalan yang diteliti, subyek penelitian, metode penelitian secara ringkas, temuan penelitian dan di bagian akhir memuat simpulan dan saran penelitian !
#@!
Abstrak ditulis dalam dua (2) bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, ukuran huruf 10pt, spasi 1, indent kiri kanan 0.5 cm. Abstrak ditulis dalam satu paragraph dengan kisaran 75 – 100 kata. 6). Kata kunci (Keywords) Kata kunci mencerminkan konsep yang dikandung artikel dan membantu peningkatan keteraksesan artikel. Besar huruf kata kunci adalah 10 pt, cetak miring, huruf kecil, 3 – 5 kata, menggunakan kata sesuai thesaurus bidang ilmu dan di tulis dalam satu baris.
!
#"!
Contoh bagian pembuka artikel: PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL PADA JURNAL DI LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA I Made Sahputra1 Ni Nyoman Nuraini2 1
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:
[email protected] / telp: +62 81 22 33 44 55
2
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia baku dengan ejaan yang disempurnakan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10 dengan spasi 1 dan panjang teks antara 75-100 kata. Hindari penulisan singkatan dan rumus matematika di dalam abstrak. Abstrak memaparkan secara ringkas tentang masalah, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Setiap kalimat minimal mengandung unsur subyek dan predikat dan dalam penulisan kalimat pasif maka unsur subyek dan predikat harus jelas dan tidak rancu dengan unsur keterangan (obyek). Kata kunci: terdiri dari 3-5 kata, ditulis mengikuti urutan abjad, dan tanpa diakhiri dengan titik ABSTRACT Abstrak versi Bahasa Inggris ditulis dalam bentuk past tense menggunakan huruf Times New Roman ukuran 10, spasi 1 dan dengan panjang teks antara 75-100 kata dengan kalimat yang berpatutan. Kalimat dalam Bahasa Inggris minimal mengandung unsur subject dan predicate. Object, adverb dan connector dapat digunakan untuk mempercantik kalimat. Agar lebih komunikatif dan tidak monoton, abstract dapat ditulis dalam bentuk pasif dan atau aktif. Keywords: terdiri dari 3-5 kata, ditulis mengikuti urutan abjad, dan tanpa diakhiri dengan titik
!
##!
3.2.2. Bagian Utama Artikel 1). Umum Bagian ini ditulis dengan huruf Times New Roman 12pt. 2). Pembaban Judul bab ditulis dengan huruf kapital, bold tanpa mencantumkan nomor bab. Mengikuti pola penulisan yang dianjurkan dalam Keputusan Dikti NOMOR 49/DIKTI/Kep/2011, artikel sebaiknya tidak dibuat dengan bentuk pembaban seperti penulisan skripsi yang mencantumkan kerangka teori, pernyataan masalah, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka dan sejenisnya. Untuk membagi bagian artikel ke dalam sub-sub bagian dapat digunakan subheading (tanpa penomoran di depan sub-heading) dengan maksimal tiga peringkat sub-heading. Judul sub-heading dibuat tebal (bold). 3). Tabel, Gambar dan Persamaan (1). Ukuran tabel dan gambar tidak terlalu kecil dan tidak melebihi satu halaman. (2). Tabel dan gambar diberi judul dengan penomoran yang berurutan. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Judul tabel maupun gambar ditebalkan (bold) dan huruf besar di awal kata. (3). Gambar dan tabel harus mencantumkan rujukannya, apabila tabel dan gambar merupakan hasil primer maka disebut sebagai hasil penelitian dan disebutkan tahunnya. (4). Tabel dibuat tanpa menampilkan garis kolom. Garis baris hanya ditampilkan untuk memisahkan judul keterangan tabel dan mengakhiri isi tabel. Ukuran huruf tabel 10pt. (5). Usahakan gambar hanya dalam dua warna (hitam-putih). (6). Persamaan tidak diletakkan di dalam kalimat (ditulis tersendiri), dengan posisi di tengah (center) dengan penomoran berurutan di sebelah kanannya. Jika persamaan terlalu panjang gunakan spliting. Persamaan ditulis menggunakan Microsoft Word Equation. 4). Pengacuan dan Pengutipan (1). Pengacuan dan Pengutipan dilakukan sesuai aturan non-plagiarism sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 17 Tahun 2010. !
#$!
(2). Pengacuan menggunakan sistem penulisan referensi dalam kurung (author-date parenthetical referencing) sesuai dengan Harvard Style yang ditunjukkan dengan tanda kurung buka dan tutup yang berisi nama penulis dan tahun artikel. Contoh: (Maxwell, 2002). Pengacuan atas buku teks disertai dengan nomor halaman. Contoh: (Hansen, 2009: 10). Diharapkan tidak melakukan gaya pengacuan bertingkat seperti: si Locong (1969) dalam si Mongkeg (1998) dalam si Sangut (2009). (3). Kutipan atas kalimat secara utuh harus diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“) sehingga terlihat jelas dari mana dan sampai mana kutipan tersebut dilakukan. Kutipan atas beberapa kalimat secara utuh dituliskan secara terpisah dengan spasi 1 dan indent kiri kanan 0,5cm. Lebih dianjurkan melakukan kutipan dengan menggunakan kalimat sendiri (para frase) sehingga tidak perlu mengikuti aturan e dan f. 5). Isi Bagian utama artikel yang merupakan hasil penelitian (Artikel Hasil Penelitian) terbagi dalam empat (4) bagian yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan serta Simpulan dan Saran. Sementara Artikel Konseptual tidak berisi metode sehingga terbagi dalam tiga (3) bagian yaitu Pendahuluan, Pembahasan serta Penutup atau Simpulan dan Saran. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya (lebih disarankan menggunakan acuan primer dan wajib pula mereferensi artikel dari jurnal yang dituju). Porsi bagian pendahuluan sekitar 15% dari total artikel. Pendahuluan ditulis menggunakan huruf Times New Roman, ukuran 12, spasi 2 dan first line 1 cm.
METODE PENELITIAN (Untuk Artikel Konseptual, Bagian Ini Tidak Ada) Berisi bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Bagian ini diuraikan secara naratif tanpa perlu membuat sub bab seperti dalam penulisan skripsi. Bagian ini langsung membahas metode yang digunakan tanpa
!
#%!
menguraikan teori mengenai bagian dari metode penelitian. Porsi untuk bagian ini sekitar 10% dari seluruh artikel. Populasi dan Sampel. (Contoh sub-heading) Sub-heading yang khusus menjelaskan populasi dan sampel dapat dibuat apabila diperlukan untuk menilai hasil penelitian seperti perbandingan antar kelompok, generalisasi hasil, perbandingan terhadap hasil asli (pada replikasi penelitian). Ciri-ciri demografis yang penting seperti jenis kelamin dan usia perlu dilaporkan apabila ciri demografis dirasa penting untuk penafsiran hasil penelitian. Sub-heading juga dapat dibuat tentang instrumen yang digunakan dan perlu disebutkan secara spesifik tentang reliabilitas dan validitas instrumen. Penjelasan tentang prosedur penelitian merangkum langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian seperti pemilihan lokasi penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN (Hanya PEMBAHASAN untuk Artikel Konseptual) Hasil merupakan bagian utama artikel ilmiah yang menguraikan hasil bersih (tanpa proses analisis data) dan hasil pengujian hipotesis (jika ada). Hasil dapat disajikan dengan tabel atau grafik untuk memperjelas hasil. Bagian hasil penelitian menjelaskan tentang data yang dikumpulkan dan penerapan statistik terhadap data tersebut. Bagian ini dinarasikan dengan mengemukakan secara ringkas hasil penelitian yang dirasa penting. Sebutkan hanya hasil yang relevan dan jangan memasukkan data mentah. Pembahasan merupakan bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah menjawab masalah penelitian, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan temuan dari penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada. Mengingat bagian ini merupakan bagian terpenting, porsi pada bagian pembahasan adalah sekitar 70% dari keseluruhan isi artikel.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan memuat jawaban atas pertanyaan penelitian. Saran-saran mengacu pada hasil penelitian dan ditujukan untuk penelitian selanjutnya. !
#S!
Seluruhnya ditulis dalam bentuk esay dan bukan dalam bentuk numerikal. Porsi untuk bagian ini sekitar 5% dari seluruh artikel
!
#T!
Contoh Tabel, Gambar dan Persamaan: Contoh Tabel: Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Hotel Berbintang di Kota Denpasar 2008 Tahun Jumlah Tenaga Kerja 2005 2.364 2006 2.364 2007 2.221 2008 2.221 Sumber : Denpasar dalam Angka 2009 Contoh Gambar:
Turnover
Demographic Factors Job
Intent
Satisfaction
Work Environment Factors
Alternative Employment Opportunity
Voluntary Turnover
Gambar 2. Model Konseptual Penelitian Lambert, Hogan, dan Barton Sumber: Lambert, Hogan, dan Barton (2001) Contoh Persamaan: ………………………………………………….. (1)
!
#U!
3.2.3. Referensi 3). Referensi ditulis menyambung dari bagian terakhir artikel (tidak pada halaman baru) dan ditulis dengan besar huruf 12pt. 4). Referensi disusun menurut urutan alfabetis dari nama pengarangnya. 5). Jarak antara baris dengan baris adalah 1 spasi, jarak antara pokok dengan pokok adalah 1 spasi. Tiap pokok disusun sejajar vertikal dimulai dari pinggir margin kiri. Baris kedua, ketiga dan seterusnya dari tiap pokok dimasukkan ke dalam sebanyak lima ketukan. 6). Referensi ditulis dengan mengacu pada Harvard style (author-date parenthetical referencing) dengan ketentuan sebagai berikut: (1). Nama penulis disebutkan secara lengkap dengan terlebih dahulu menyebutkan nama keluarga, dipisahkan dengan tanda baca koma dan dilanjutkan dengan nama lainnya. Gelar kesarjanaan tidak dituliskan, gelar keturunan masih dapat dipakai. (2). Bagian setelah nama penulis adalah tahun penerbitan artikel atau buku. (3). Bagian setelah tahun penerbitan adalah judul buku atau judul artikel. (3). Judul buku disebutkan secara lengkap termasuk judul tambahannya dan cetakan ke berapa. Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih, angka jilidnya ditempatkan sesudah judul dan dipisahkan oleh tanda titik. (4). Untuk artikel dari jurnal, judul artikel ditulis tegak sedangkan nama jurnal ditulis miring disertai dengan keterangan tentang volume dan nomor penerbitan jurnal serta diakhiri dengan nomor halaman artikel. (5). Untuk referensi buku, setelah judul buku adalah bagian yang menerangkan tempat buku diterbitkan dan nama penerbit. (6). Skripsi, Tesis atau Disertasi yang belum diterbitkan diperlakukan sebagai artikel dalam jurnal, dengan menyebutkannya sebagai hasil penelitian yang belum dipublikasi (unpublished observation) dengan seizin nara sumber. Makalah yang telah diterima untuk publikasi tetapi belum diterbitkan dapat dirujuk dengan perkataan “in press”. Contoh penulisan referensi: 1). Penulisan referensi dari Buku Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2). Penulisan referensi dengan dua atau lebih penulis
!
#R!
Urutan nama penulis sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku. Nama penulis kedua dan ketiga dan seterusnya tidak dibalikkan.. Oliver. Robert T. dan Rupert L. Cortright. 1958. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc. 3). Penulisan referensi dari Buku Terjemahan Ary, D., Jacobs, L.C. dan Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional. 4). Penulisan referensi dari artikel jurnal dan Majalah Beckhard, R. dan G.W. Dyer. 1983. Managing continuing in the familyowned firm, Organizational Dynamic. Vol 11: Hal. 5-12 5). Penulisan referensi dari buku yang diterbitkan oleh lembaga atau komisi Komisi Pemberantasan Korupsi. 2010. Teknik Pengenalan Koruptor. Jakarta: Dewan Pers. 6). Penulisan referensi dari sebuah Himpunan (Bunga Rampai) atau Antologi Aydogan, Ismail. 2005. Culture and Favoritism. Nepotism Antology. Ankara: The New Rise. 7). Penulisan referensi dari Harian Arjawa, Suka. 2011. Peluang Kerja di Australia bagi SDM Pariwisata. Bali Post 5 April 2007. 8). Penulisan referensi dari Tulisan/berita dalam Koran (tanpa nama pengarang): Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3 9). Penulisan referensi dari Makalah seminar, lokakarya, penataran Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin, 9-11 Agustus. 10). Penulisan referensi dari Internet (Artikel di Web/blog/forum diskusi on line) Nama Penulis. Tanggal Upload. Judul Artikel. Alamat (http://....html). Tanggal akses. Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List, (Online), (
[email protected]), diakses 22 November 1995). 11). Penulisan referensi dari e-mail pribadi Nama Penulis. Alamat e-mail Penulis. Tanggal diterimanya e-mail. Judul Artikel. Nama Penerima E-mail. Alamat e-mail Penerima Dewi, F.K.S. (
[email protected]). 14 Februari 2010. Artikel untuk JBI. E-mail kepada Redaksi JBI (
[email protected]).
!
#?!
12). Penulisan referensi dari Tesis dan Disertasi yang belum diterbitkan Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi. Thesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG 13). Penulisan referensi dari Dokumen resmi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
!
$@!
BAB IV KIAT MERINGKAS NASKAH DARI HASIL PENELITIAN (SKRIPSI, THESIS, DAN DISERTASI) KE JURNAL ILMIAH 4.1. Pedoman Penulisan Naskah Jurnal di Lingkungan FE Unud Sebelum masuk pada pembahasan mengenai kiat atau cara meringkas hasil penelitian menjadi naskah untuk jurnal ilmiah, maka perlu diketahui atau disepakati sebelumnya tentang pedoman penulisan naskah pada jurnal di lingkungan FE Unud. Naskah yang diringkas ini berasal dari skripsi, thesis, dan disertasi. Ketentuan umum dan gaya penulisan yang akan digunakan pada jurnal di lingkungan FE Unud, mengacu pada format dari Unesco seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Dirjen Dikti No. 49/DIKTI/Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Pembahasan mengenai ketentuan umum, dan untuk gaya pengutipan dan daftar pustaka telah disampaikan pada bab sebelumnya. 4.2. Bagian Pembuka Artikel 4.2.1. Judul Judul naskah yang dibuat hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti berikut. 1). Spesifik, dan mencerminkan isi artikel (Sevilla dkk, 1993). Hal ini berarti setiap judul yang ditulis haruslah berbeda satu dengan yang lainnya. Paling sedikit ada sesuatu yang berbeda, dan jika berbicara variabel maka harus ada variabel yang berbeda atau paling tidak wilayah risetnya berbeda. Tentu saja judul yang dibuat haruslah secara eksplisit maupun implisit mencerminkan masalah riset (research problem) yang dihadapi, sebagai dasar penelitian dilakukan. Dengan demikian seyogyanya masalah riset yang berbeda akan membutuhkan cara penyelesaian yang berbeda, (variabel yang diteliti berbeda) sehingga akan melahirkan judul yang berbeda pula. Walaupun mungkin masalah riset yang dihadapi peneliti sama, namun wilayah (tempat) risetnya berbeda pastilah akan membutuhkan cara pemecahan yang berbeda pula, yang berarti variabel yang diduga menyebabkan masalah riset tersebut berbeda antar wilayah. Konsekuensinya judul penelitiannya akan cenderung berbeda. Sebagai contoh masalah riset (research problem) yang dihadapi oleh seorang peneliti sebagai dasar untuk melaksanakan penelitiannya adalah menurunnya kinerja karyawan di suatu institusi/lembaga/perusahaan. Andaikan ada 2 atau lebih institusi/lembaga/perusahaan menghadapi research !
$"!
problem yang sama, namun penyebabnya pastilah ada yang berbeda antar institusi/lembaga/perusahaan tersebut. Dengan demikian judul yang dihasilkan dari research problem tersebut akan berbeda. Research problem yang dihadapi peneliti akan dapat berbeda baik menurut jurusan, maupun konsentrasi. 2). Judul maksimal 12 kata dalam Bahasa Indonesia, dan 10 kata dalam Bahasa Inggris. Jika judul skripsi, thesis, maupun disertasi melebihi 12 kata sesuai dengan ketentuan, maka judul harus disesuaikan, namun esensinya masih tetap sama. 3). Memberikan gambaran mengenai persoalan yang diteliti. Secara implisit maupun eksplisit judul yang dibuat hendaknya dapat menggambarkan yang dihadapi peneliti. Jika peneliti melakukan riset dengan tingkat eksplanasi asosiatif, maka research problem nya mencerminkan persoalan pada dependen variabel yang diteliti. Memuat variabel-variabel dan hubungan antar variabel jika tingkat eksplanasinya asosiatif (Sugiono, 2003). 4). Fungsi pokok judul adalah untuk menunjukkan kepada pembacanya mengenai hakekat obyek penelitian, metode dan wilayah yang digunakan (Marzuki, 1989). Obyek penelitian yang dimaksudkan di sini adalah berkaitan dengan variabelvariabel yang diteliti. Metode dalam hal ini secara implisit tersirat pada tingkat eksplanasi dari penelitian yang dilakukan, apakah deskriptif, komparatif, atau asosiatif. Wilayah mencerminkan tempat dimana riset dilakukan. Jika dalam menyesuaikan judul artikel karena jumlah kata yang lebih banyak, tidak dapat memasukkan semua kriteria seperti objek penelitian, metode, dan wilayah, maka yang dapat lebih memungkinkan tidak dimunculkan adalah wilayah penelitian seperti desa, kecamatan, kabupaten, atau provinsi. Namun dalam bahasan di artikel tetap harus ada penjelasan tentang dimana wilayah risetnya dilakukan. 5). Dengan membaca judul, pembaca akan segera dapat memutuskan apakah perlu atau tidak membaca laporan/tulisan tersebut lebih lanjut (Marzuki, 1989). Judul naskah boleh dibuat sama dengan judul skripsi, jika masih dalam hitungan kata yang tidak melebihi ketentuan. Judul artikel boleh dibuat tidak sama dengan judul skripsi, namun mengandung esensi yang masih tetap sama 6). Tingkat eksplanasi dari judul artikel dapat berbentuk Deskriptif, Komparatif, maupun Asosiatif. Dengan mengambil beberapa contoh judul yang berasal dari tulisan thesis mahasiswa, berikut disampaikan contoh judul berdasarkan tingkat eksplanasinya (Sugiono, 2003). !
$#!
(1). Deskriptif a). Kajian Sektor Potensial di Kabupaten Badung. b). Kinerja Pemungutan, Potensi, dan Proyeksi Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Gianyar. c). Analisis Economic of Scale Dan Efisiensi Produksi Industri Genteng Tanah Liat Di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan (Studi Kasus Di Desa Nyitdah Dan Desa Pejaten). Judul tersebut terlalu panjang, dapat disesuaikan, misalnya menjadi: Analisis Economic of Scale Dan Efisiensi Produksi Industri Genteng Tanah Liat. Dalam pembahasan di artikel harus disebutkan dimana riset dilakukan. (2). Komparatif a). Studi Komparasi Kinerja Karyawan BUMD dan PNS Di Kabupaten Badung. b). Studi Perbandingan Loyalitas Terhadap Merk Tertentu Pada Konsumen Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Tabanan (3). Asosiatif a). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Pada Keberdayaan Perempuan Bali Dalam Jabatan Eselon di Kota Denpasar b). Hubungan Promosi Penjualan Melalui Personal Selling Dengan Permintaan Produk Perusahaan ABC di Provinsi Bali c). Pengaruh Diversitas Gender dan Latar Belakang Pendidikan Dewan Direksi Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela d). Pengaruh Rasio Keuangan dan Struktur Kepemilikan Pada Keputusan Pembayaran Deviden di Bursa Efek Indonesia e). Pengaruh Modal Intelektual Pada Kinerja Pasar Perusahaan Sektor Keuangan di Bursa Efek Indonesia 4.2.2. Nama para penulis Para penulis yang dimasukkan terdiri atas mahasiswa dan pembimbing. Mahasiswa ditempatkan sebagai penulis pertama, dan pembimbing sebagai penulis kedua, ketiga, dan seterusnya (jika ada). 4.2.3. Nama lembaga afiliasi penulis Sebutkan nama lembaga afiliasi penulis, jika mahasiswa fakultas Ekonomi Unud, maka ditulis Fakultas Ekonomi Unud, Bali, Indonesia. 4.2.4. Media komunikasi penulis !
$$!
Tulis elektronik mail (e-mail) dari penulis pertama 4.2.5. Abstrak Abstrak ditulis secara ringkas dan padat yang dapat mencerminkan keseluruhan isi dari tulisan yang dibuat. Abstrak ini memuat isu atau masalah penelitian yang dapat berupa kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Sebagai contoh secara normatif diharapkan kinerja pegawai mengalami kenaikan, namun kenyataan yang terjadi malah sebaliknya. Contoh lain: target produksi atau penjualan tidak tercapai, semangat kerja pegawai terus menurun, tingkat pengangguran semakin tinggi, kemiskinan semakin meluas, dan sebagainya. Semua contoh tersebut merupakan isu atau masalah penelitain yang menjadi dasar riset tersebut dilakukan. Paling tidak ada kesenjangan informasi tentang sesuatu dan informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan isu atau masalah penelitian tersebut, maka dalam abstrak juga dirumuskan tujuan penelitian, dan metode penelitian yang digunakan. Penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan, yaitu hanya menyebutkan tentang lokasi dimana penelitian dilakukan, responden/sampel penelitian, teknik sampling, serta teknik analisis data. Tulisan dilanjutkan dengan hasil dan pembahasan serta simpulan penelitian. Jumlah kata dalam abstrak maksimal 100 kata. 4.2.6. Kata kunci (keyword) Masukkan kata kunci antara lain dengan memperhatikan variabel-variabel penelitian, seperti variabel dependen, independen, ataupun responden penelitiannya. 4.3. Bagian Utama Naskah Dalam bagian utama dari naskah dijelaskan tentang beberapa hal yang meliputi pendahuluan, metode penelitian, serta hasil dan pembahasan. 4.3.1. Pendahuluan Dalam pendahuluan ini dibahas 2 hal yaitu latar belakang dan kajian kepustakaan. Pada latar belakang dibahas tentang pentingnya topik atau riset tersebut dilakukan. Pemahaman tentang pentingnya topik tersebut dapat diperoleh melalui kepustakaan yang dibaca atau yang diacu. Setelah pembahasan tentang pentingnya topik, dilanjutkan dengan penyampaian permasalahan/isu yang menjadi pusat perhatian pada riset yang dilakukan. Permasalahan atau isu yang dibahas ditunjang oleh data pendukung baik data secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam pendahuluan ini juga dibahas tentang kajian kepustakaan secara ringkas yang dapat !
$%!
meliputi teori-teori yang digunakan serta hasil-hasil penelitian yang mendukung. Hasil penelitian yang mendukung ini dapat bersumber dari jurnal nasional maupun jurnal internasional. Dengan demikian dalam pendahuluan ini akan memuat sebagian besar dari pustaka yang ada dalam daftar referensi. Seperti yang disampaikan oleh Effendy (2012) bahwa pendahuluan harus mencerminkan wawasan penulis tentang permasalahan yang diteliti dan yang ditulis, sehingga secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pemecahan masalah yang akan dilakukan atau diajukan oleh peneliti. Selain itu dapat juga disampaikan tentang harapan dari hasil penelitian tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Setelah semua dijelaskan secara memadai seperti yang telah disampaikan, maka pada bagian akhir dari pendahuluan disampaikan tujuan dari penelitian yang dilakukan untuk dapat menjawab permasalahan yang dihadapi. Bagian pendahuluan diberikan penjelasan mengenai hipotesis, desain penelitian, implikasi teoretis penelitian dan kaitan penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya di bidang yang sama. Penelitian sebelumnya tidak perlu diulas secara lengkap dan terperinci karena di asumsikan bahwa pembaca jurnal ilmiah telah memiliki pengetahuan yang cukup pada bidang ilmu tersebut sehingga tidak memerlukan penjelasan yang panjang lebar. Penelitian sebelumnya lebih difungsikan sebagai pemberi gambaran atau sejarah tentang konteks penelitian. Untuk memperjelas uraian dalam pendahuluan, penulis dapat memberikan uraian yang menjelaskan garis besar logika penelitian. Pada akhir pendahuluan perlu dinyatakan secara eksplisit definisi variabel dan hipotesis penelitian yang kemudian diikuti dengan alasan penelitian dan tujuan penelitian 4.3.2. Metode penelitian Bagian ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan diharapkan akan memungkinkan pembaca mengevaluasi ketepatan metode, reliabilitas, dan validitas hasil penelitian serta memungkinkan peneliti lain untuk mereplikasi penelitian. Apabila dirasa perlu, penjelasan tentang metode dapat dibagi dalam beberapa subbagian yang diberi judul tersendiri. Hal-hal penting yang biasanya dibuat dalam subbagian tersendiri adalah deskripsi tentang populasi dan sampel, instrumen dan dan prosedur penelitian. Dalam metode penelitian akan dipaparkan atau dibahas tentang beberapa hal yang meliputi: 1). Lokasi tempat penelitian dilakukan. !
$S!
Lokasi penelitian yang dimaksudkan dapat berupa wilayah makro atau wilayah regional seperti desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, maupun nasional Indonesia, dan juga dapat berupa lokasi penelitian secara mikro seperti di perusahaan, lembaga pemerintah, kumpulan dari beberapa perusahaan swasta maupun
Perusahaan Negara. Alasan pemilihan lokasi penelitian harus
disampaikan, dan tentu saja alasan yang ilmiah, bukan alasan yang bernuansa subyektif . Alasan ilmiah dapat dihubungkan dengan isu atau research problem yang melandasi penelitian dilakukan di lokasi tersebut. 2). Sumber data Sumber data secara umum ada 2 yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk menjawab tujuan penelitian seorang peneliti dapat menggunakan hanya satu sumber data atau kedua-duanya. Jika masih memungkinkan disampaikan juga secara singkat contoh data sesuai dengan sumbernya yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. 3). Populasi, sampel, metode pengambilan sampel Dalam setiap nakah harus dijelaskan tentang populasi, jumlah sampel dan metode penentuan sampelnya. Populasi tidak hanya orang tetapi segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti (Kuncoro, 2003). Cara menentukan jumlah sampel yang digunakan hendaknya disampaikan, demikian juga metode penentuan sampelnya.
Sebutkan metode penentuan sampel yang digunakan
kemudian klasifikasikan apakah tergolong random sampling atau non random sampling (Sekaran & Bougie, 2009). 4). Instrumen dan teknik pengumpulan data Dalam penelitian yang menggunakan metode survai (jumlah sampelnya relatif banyak), umumnya menggunakan instrumen tertentu untuk mengumpulkan data. Jelaskan secara singkat instrumen yang digunakan, dengan uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan. Nilai-nilai statistik yang digunakan untuk menilai validitas dan reliabilitas hendaknya disampaikan secara singkat. Selain itu teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan harus ada disampaikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan umumnya ada 4 yaitu metode observasi, angket/kuesioner, wawancara/interview, dan metode indepth interview (wawancara mendalam). Berikan penjelasan secara singkat, namun memadai tentang metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data guna menjawab tujuan penelitian. Dengan demikian paling sedikit harus ada satu !
$T!
metode pengumpulan data yang digunakan, malah akan lebih baik jika ada lebih dari satu. Berikan juga contoh data penelitian yang diperoleh dari masing-masing metode pengumpulan data yang digunakan. 5). Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Hal ini berarti secara eksplisit dan atau implisit teknik analisis data yang dipakai sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya. Sesuai dengan tingkat eksplanasi dari tujuan penelitiannya, teknik analisis data yang digunakan ada 3 yaitu statistik deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Naskah boleh menggunakan satu atau lebih teknik statistik, dan paling penting harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam naskah disebutkan teknik statistik yang dipakai, dan rumusnya secara ringkas. Teknik analisis data yang disampaikan juga dapat disesuaikan dengan derajat kelulusan mahasiswa, seperti S1, S2, dan S3. Secara normal semakin tinggi derajat kelulusan mahasiswa, maka seyogyanya teknik analisis data yang digunakan semakin luas dan semakin mendalam. 4.3.3. Hasil dan pembahasan Hasil penelitian akan diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian, dengan demikian nilai-nilai statistik yang dipilih dalam hasil penelitian tentu saja akan diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian. Secara implisit maupun eksplisit hasil atau nilai-nilai yang diperoleh dari teknik analisis statistik yang digunakan utamanya harus sesuai dengan kuantitas dari tujuan penelitian. Jadi jika ada 3 tujuan penelitian, maka paling sedikit harus ada 3 nilai-nilai statistik yang dikutip dan dimasukkan ke dalam tulisan/naskah. Selain itu nilai-nilai statistik lainnya juga dibutuhkan untuk memperkuat analisis yang dilakukan. Sebagai contoh jika penulis menganalisis hubungan kualitas SDM yang dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman dengan produktivitas, maka dapat dianalisis secara deskriptif melalui statistik deskriptif kondisi dari variabel pendidikan dan pengalaman dari data responden. Namun dalam mengalanalisis perlu diperhatikan hal-hal berikut dalam membuat interpretasi 1). Peneliti dapat memanfaatkan beberapa bentuk penyajian data seperti grafik, Tabel, maupun diagram 2). Dalam menambahkan pembahasan tentang variabel tertentu yang berasal dari Tabel/ grafik maupun diagram, yang sangat perlu diperhatikan adalah cara untuk menginterpretasikannya. !
$U!
3). Pembahasan yang dilakukan terhadap tabel, grafik, atau diagram, yang perlu diperhatikan adalah jangan mengata-ngatai tabel, seperti menyebutkan lagi angka-angka yang ada dalam tabel/grafik/diagram. 4). Yang harus dilakukan peneliti misalnya menginterpretasi dengan melihat bagaimana kecenderungan data tersebut, dapat juga dibandingkan dengan data lain yang bersifat lebih umum/makro (jika memungkinkan). Tabel 1: Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2011 No Tingkat Jumlah (orang) Persentase Pendidikan 1 SD 150 15,00 2 SLTP 200 20,00 3 SLTA 300 30,00 4 PT 350 35,00 5 Total 1000 100,00 Sumber: Data Hipotetis, 2011 Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan SD sekitar 15 persen yaitu sebanyak 150 orang, dan yang berpendidikan SLTP sebanyak 200 orang, dan seterusnya. Hendaknya jangan menganalisis seperti itu, artinya jangan mengulangi lagi menyebut data yang ada dalam tabel seluruhnya, kecuali satu titik data, misalnya data yang paling rendah atau paling tinggi, dengan maksud untuk member penekanan terhadap analisis yang dilakukan. Misalnya dapat disampaikan, Data Tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan yang lebih tinggi semakin meningkat persentasenya, hal ini dapat dimengerti karena di lembaga ini pekerjaan/tugas yang membutuhkan pendidikan yang lebih tinggi lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan pekerjaan/tugas yang membutuhkan syarat pendidikan yang lebih rendah. Jadi analisis yang dapat dilakukan terhadap data dalam tabel antara lain dengan melihat kecenderungan datanya, atau membandingkan data dalam tabel dengan kondisi atau keadaan lain di luar data dalam tabel yang dianalisis. Perlu diperhatikan jika membandingkan sesuatu data dengan data lainnya, sebaiknya yang dibandingkan adalah persentasenya, bukan data absolutnya. Misalnya untuk membandingkan tingkat pendidikan penduduk atau angkatan kerja antara satu daerah dengan daerah lainnya, maka yang dibandingkan adalah data persentasenya, bukan absolutnya.
!
$R!
5). Hasil analisis yang berkaitan dengan tujuan penelitian dapat dibahas lebih lanjut dengan membandingkannya dengan artikel-artikel atau hasil penelitian sejenis yang relevan yang telah ada. Apakah hasil penelitian tersebut mendukung atau menolak hasil penelitian yang dilakukan peneliti harus dijelaskan, dan analisisnya bersifat argumentatif. 6). Menghubungkan hasil penelitian yang diperoleh dengan teori-teori yang relevan. Dengan melihat hasil-hasil penelitian yang telah dianalisis seperti bagaimana kondisi hubungan antar variabel penelitian, maka selanjutnya dihubungkan dengan teori yang digunakan oleh peneliti untuk membantu menjelaskan persoalan penelitian (management problem) yang dihadapi peneliti. Kedalaman pembahasan di sini juga ditentukan oleh derajat kelululusan mahasiswa. Semakin tinggi derajat kelulusan mahasiswa tentu saja pembahasannya seyogyanya lebih mendalam. Pembahasan pada dasarnya adalah evaluasi dan penafsiran terhadap hasil penelitian terutama berkaitan dengan hipotesis yang telah dikemukakan. Awali pembahasan dengan pernyataan yang mendukung atau menolak hipotesis untuk dilanjutkan dengan persamaan atau perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Setiap pernyataan dalam pembahasan diusahakan dapat menambah pemahaman pembaca tentang masalah yang sedang dibahas dan karena itu pengulangan pernyataan sangat tidak dianjurkan. Hasil yang negatif harus diterima apa adanya dan penulis dapat menjelaskan mengapa hasil tersebut muncul. Penulis memiliki kebebasan untuk menjelaskan serta menarik simpulan dari hasil penelitian dengan memperhatikan bahwa interpretasi, generalisasi dan kesimpulan tidak melebihi skala populasi dan sampel. Narasi pada akhir bagian pembahasan difokuskan terhadap beberapa hal yaitu sumbangan penelitian terhadap bidang ilmu, sumbangan penelitian terhadap pemecahan masalah serta konsekuensi teoretis dari hasil penelitian. 4.3.4. Simpulan dan saran 1). Bagian ini membahas tentang simpulan yang diperoleh dan simpulan ini difokuskan atau disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Paling tidak secara implisit simpulan yang disampaikan sesuai dengan rumusan tujuan penelitian. 2). Saran yang disampaikan harus didasarkan atas analisis yang dibuat, dan tidak membuat saran yang hanya didasarkan atas apa yang ada dalam logika pikiran tanpa didasarkan atas hasil analisis dan pembahasan !
$?!
4.4. Bagian Akhir Bagaian akhir dari naskah adalah berupa referensi yang digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis referensi adalah seperti berikut. 1). Semua kutipan di dalam artikel harus dimasukkan ke dalam referensi dan semua referensi harus dikutip di dalam teks. Agar penulisan referensi lengkap, maka sebaiknya dibuat sebagai tahap akhir penulisan. 2). Referensi yang baik adalah 80 persennya merupakan acuan primer (artikel dalam jurnal), dengan masa terbitan 10 tahun terakhir. Lebih dipilih yang mereferensi artikel yang diterbitkan oleh jurnal yang dituju. Misalnya mengirim tulisan untuk dimuat pada Jurnal Ekonomi, maka artikel seyogyanya mereferensi artikel yang pernah dimuat di Jurnal Ekonomi. 3). Referensi yang dimasukkan pada bagian akhir dari artikel (bukan halaman baru) harus semuanya dirujuk dalam tulisan. 4). Dengan demikian semua rujukan yang disebut atau dikutip dalam artikel harus dimasukkan dalam referensi. 5). Cara menulis referensinya disesuaikan dengan aturan yang ada seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
!
%@!
BAB V PEMANFAATAN INTERNET DAN PERPUSTAKAAN DALAM MENULIS PUBLIKASI ILMIAH ! 5.1. Pemanfaatan Perpustakaan dan Internet untuk penulisan publikasi Ilmiah Perpustakaan Universitas Udayana merupakan kekuatan utama dalam melayani aktivitas Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penyediaan informasi & pengetahuan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi di perpustakaan. Peran perpustakaan perguruan tinggi adalah mengumpulkan, memproses, menyebarluaskan, menyimpan dan memanfaatkan informasi dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat
perguruantinggi.
Keberhasilan
perpustakaan
akademik
adalah
kemampuannya memanfaatkan/ mendayagunakan informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh sivitas akademika untuk melayani kebutuhan masyarakat akademik secara luas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah sangat mempengaruhi kehidupan akademik. Kehadiran internetpun sangat membantu sivitas akademika semakin mudah mendapatkan informasi pada saat membutuhkan. Banyak informasi pengetahuan serta hasil penelitian yang dengan mudah diperoleh dari Internet. Ketersediaan informasi dan terutama hasil – hasil pengetahuan di Internet tidak terlepas dari transformasi peran perpustakaan dalam mengumpulkan, memelihara, mengolah serta menyebarluaskan asset informasi dan pengetahuan yang dimiliki. 5.2. Sistem Informasi Perpustakaan Sistem Informasi Perpustakaan yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika di lingkungan universitas udayana adalah http://www.elib.unud.ac.id dan http://www.digilib.unud.ac.id. Tampilan laman http://www.elib.unud.ac.id adalah sebagai berikut:
!
%"!
http://www.digilib.unud.ac.id
5.3. Koleksi Elektronik Koleksi elektronik yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika di lingkungan Universitas Udayana adalah Proquest e-journal , Teal, Jstor, I Group ebook, Ebsco e-journal, Gale, Portal Garuda. !
%#!
1). Proquest e-journal Langkah langkah untuk mengakses e-jurnal Proquest beserta tampilannya adalah sebagai berikut: (1). www.proquest.com/pqdauto (dalam Kampus Unud) (2). www.proquest.com/pqdweb (dalam dan luar Kampus Unud) (3). Id: 34QBJVRSQH atau 3GXF3W46SP (4). Password: unud
!
%$!
!
%%!
!
%S!
2). E-Book Langkah-langklah untuk mengakses E-Book adalah sebagai berikut (1). http://site.ebrary.com/lib/unud (2). Password =>lihat di tabel (3). Cakupan => business & economics, computer, education, history, art & humanities, enggineering& technology, science, biomedical. (4). Data coverage : 38.000 titles (5). ID dan Password
!
id
pw
Id
pw
id
pw
unud1
mpnefaty
Unud11
ztwuyhkv
unud21
eqpdtwju
unud2
xvmungtz
Unud12
yaqvtxhr
unud22
hzcuxvdk
unud3
pjqczgdh
Unud13
qgdmbxjz
unud23
habcnyps
unud4
ctsrkfxp
Unud14
fdmhaswu
unud24
brmnxygp
unud5
bmrankfj
Unud15
apxkdnyb
unud25
wdpevzua
unud6
kabdjesc
Unud16
czxsbtpn
unud26
hvdgpxfy
unud7
yqhtzmja
unud17
tskzrvmx
unud27
tcfdbvgs
unud8
dhebsrjt
unud18
npuvkzws
unud28
hduwfbaq
unud9
zsnghkej
unud19
zvjrgwqf
unud29
avrhjsbn
unud10
rphqzwga
unud20
cyxwghan
unud30
wsyreqzn
id
pw
id
pw
id
pw
unud31
exynzgvu
unud41
kzbpsufy
unud51
aeptvgzr
unud32
btfdupzg
unud42
upwrmbnc
unud52
tjcugrxd
unud33
earhqdjg
unud43
ufrndjqz
unud53
fxbjhkmc
unud34
jbtngykr
unud44
uvmaesxp
unud54
mhndqkes
unud35
qxfnmrsh
unud45
drxaegjt
unud55
xsamegjf
unud36
mxjwsgut
unud46
vsnrgkjq
unud56
cprxnkhu
unud37
dpexfgyk
unud47
qkbwfgxc
unud57
fygzbuhq
unud38
jxapzsvw
unud48
pxjkusfq
unud58
xvtbfpjw
unud39
vqpzsrbk
unud49
afpqxdjk
unud59
uerpwtgf
unud40
cwgjvqud
unud50
wtzrmpug
unud60
tbyekvjn
%T!
3). Cabi Langkah-langkah untuk mengakses Cabi sebagai berikut: (1). http://www.cabi.org/CABeBooks (2). ID : bukit80 (3). PW : 362bali (4). Cakupan =>Business & Economics , Computers & IT , Education , Engineering & Technology , History & Political Science , Humanities , Interdisciplinary & Area Studies , Language, Literature & Linguistics , Law, International Relations & Public Policy , Life Sciences, Medicine , Nursing & Allied Health , Physical Sciences , Psychology & Social Work , Religion, Philosophy & Classics , Sociology & Anthropology , Additional premium 4). Portal GARUDA Garuda (Garba Rujukan Digital) merupakan portal yang memuat referensi ilmiah Indonesia dan memberikan akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi dan peneliti Indonesia.Portal yang dikembangkan melalui penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi ini melibatkan berbagai perguruan tinggi dan PDII-LIPI dalam hal penyediaan konten. Langkah-langah mengakses Portal Garuda: (1). Ketik di kotak address nama Portal Garuda berikut: http://garuda.dikti.go.id atau http://jurnal.dikti.go.id (2). Masukkan query (kata kunci/istilah yang diperlukan) kekotak pencarian kemudian tekan tombol Telusuri (3). Hasil penelusuran akan menampilkan judul-judul yang cocok dengan query. Hasil yang ditampilkan meliputi: Judul, Penulis, Nama Lembaga, dan URL menuju permalink dari masing-masing universitas. (4). Klik (Optional) a. Judul untuk melihat Abstrak b. Permalinkuntukmelihatdata lengkap (termasuk full text jika ada) dari masing-masing universitas. (5). Klik Back (<) atau Klik Kembali ke hasil pencarian untuk menuju ke halaman awal. ,
!
%U!
BAB VI SOP PENERBITAN KARYA ILMIAH 6.1. Latar Belakang Sesuai dengan yang telah diuraikan pada bagian Pendahuluan bahwa, SE Dikti 152 2011, mewajibkan bagi setiap mahasiswa untuk menulis publikasi ilmiah di jurnal ilmiah sebagai satu syarat kelulusan. Publikasi ilmiah dimaksud dapat berupa karya akhir mahasiwa (skripsi, thesis, atau desertasi) atau naskah publikasi ilmiah lain yang telah memenuhi syarat sebagai sebuah publikasi ilmiah. Berikut adalah SOP Penerbitan Karya Ilmiah di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, baik yang berasal dari tugas akhir maupun yang tidak berasal dari tugas akhir. 6.2. Penerbitan Karya Ilmiah di e-journal yang Berasal dari Skripsi Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh mahasiswa dalam rangka menerbitkan tulisan karya ilmiahnya di e-jurnal. 1). Skripsi diringkas dengan memperhatikan kaidah-kaidah sesuai yang telah diuraikan pada BAB III (gaya penulisan), BAB IV (kiat meringkas hasil penelitian) dan memperhatikan secara seksama ketentuan-ketentuan seperti yang terdapat pada BAB II (anti plagiarism) menjadi 5 (lima) halaman. 2). Hasil ringkasan Skripsi (artikel karya ilmiah) ini adalah merupakan hasil karya tulis bersama-sama antara Mahasiswa yang bersangkutan dan Pembimbing Pembimbing. 3). Mahasiswa mengajukan usulan judul karya ilmiah tersebut ke Ketua Jurusan masing-masing untuk mendapatkan persetujuan. Ketua Jurusan dapat menyetujui, atau menyarankan untuk melakukan perubahan, atau merevisi, atau menolak usulan judul karya ilmiah mahasiswa bersangkutan. 4). Karya ilmiah yang judulnya telah disetujui oleh Ketua Jurusan selanjutnya dikirimkan kepada Pengelola Jurnal Elektronik masing-masing jurusan dimana mahasiswa tersebut berada, dengan menyertakan Surat Permohonan Pemuatan Naskah (Lampiran 1) dan Surat Pernyataan Keaslian Naskah yang diberi materai Rp. 6.000 (Lampiran 2). 5). Karya ilmiah ini kemudian ditelaah oleh Tim Telaah Jurnal Ilmiah masingmasing jurusan.
!
%R!
5). Tim Telaah Jurnal Ilmiah akan memberikan rekomendasi dan koreksi atas Karya Ilmiah bersangkutan kepada Pengelola Jurnal Elektronik masing-masing jurusan dimana mahasiswa tersebut berada. 6). Mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbingnya (co-author) melakukan perbaikan atas koreksi Tim Telaah Jurnal Ilmiah (termasuk perbaikan mengenai kemungkinan adanya plagiarisme). Proses interaksi dalam koreksi naskah antara Tim Telaah Jurnal Ilmiah dengan mahasiswa dan co-author dapat dilakukan berulang kali sampai isi naskah dianggap sudah layak untuk dimuat dalam Jurnal Elektronik. 7). Naskah yang sudah layak diunggah oleh Pengelola Jurnal Elektronik. Mahasiswa mendapatkan Surat Keterangan Unggah Karya Ilmiah yang akan digunakan untuk persyaratan Wisuda. 6.3. Penerbitan Karya Ilmiah yang Berasal dari Non-Tugas Akhir Karya ilmiah yang berasal dari non-tugas akhir ini memiliki sedikit perbedaan dengan karya ilmiah yang berasal dari tugas akhir. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh mahasiswa jika ingin menulis karya ilmiah yang berasal dari non-tugas akhir: 1). Mahasiswa yang hendak menulis karya ilmiah non-tugas akhir dapat mengajukan usulan judul karya ilmiah ke Ketua Jurusan dimana mahasiswa bersangkutan berada. 2). Ketua Jurusan akan menugaskan seorang dosen pembimbing yang dapat berasal dari Pembimbing Akademik (PA) atau dosen lain yang memiliki kompetensi sesuai dengan tema yang ingin ditulis oleh mahasiswa bersangkutan. 3). Selanjutnya PA atau dosen lain yang memberikan bimbingan akan menjadi Penulis Pendamping (co-author) dalam karya ilmiah bersangkutan. 4). Mahasiswa dan dosen pembimbing dalam menulis karya ilmiah karena memiliki waktu yang cukup diharapkan untuk dapat menulis ke Jurnal Ilmiah Cetak dengan jumlah halaman sampai dengan 20 (dua puluh) halaman. Apabila tidak, mahasiswa dan dosen pembimbing dapat untuk membuat tulisan untuk jurnal elektronik dengan jumlah halaman 5 (lima) halaman. 5). Jika mahasiswa dan dosen pembimbingnya menulis karya ilmiah yang ditujukan ke jurnal ilmiah cetak, maka proses penerbitannya akan mengikuti !
%?!
SOP penerbitan karya ilmiah di jurnal ilmiah cetak bersangkutan. Jurnal ilmiah cetak yang dimaksud adalah bukan hanya jurnal ilmiah cetak yang berasal dari dalam Fakkultas Ekonomi Universitas Udayana, tetapi mahasiswa dan pembimbingnya juga dapat menerbitkan karya ilmiahnya di jurnal ilmiah cetak di universitas lain. 5). Jika mahasiswa dan dosen pembimbingnya menulis karya ilmiah yang ditujukan ke jurnal elektronik di FE Unud, maka langkah selanjutnya adalah mekirimkan artikel karya ilmiah yang judulnya telah disetujui oleh Ketua Jurusan kepada Pengelola Jurnal Elektronik masing-masing jurusan dimana mahasiswa tersebut berada, dengan menyertakan Surat Permohonan Pemuatan Naskah (Lampiran 1) dan Surat Pernyataan Keaslian Naskah yang diberi materai Rp. 6.000 (Lampiran 2). 5). Karya ilmiah ini kemudian ditelaah oleh Tim Telaah Jurnal Ilmiah masingmasing jurusan. 6). Tim Telaah Jurnal Ilmiah akan memberikan rekomendasi dan koreksi atas Karya Ilmiah bersangkutan kepada Pengelola Jurnal Elektronik masing-masing jurusan dimana mahasiswa tersebut berada. 7). Mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbingnya (co-author) melakukan perbaikan atas koreksi Tim Telaah Jurnal Ilmiah (termasuk perbaikan mengenai kemungkinan adanya plagiarisme). Proses interaksi dalam koreksi naskah antara Tim Telaah Jurnal Ilmiah dengan mahasiswa dan co-author dapat dilakukan berulang kali sampai isi naskah dianggap sudah layak untuk dimuat dalam Jurnal Elektronik. 8). Naskah yang sudah layak diunggah oleh Pengelola Jurnal Elektronik. Mahasiswa mendapatkan Surat Keterangan Unggah Karya Ilmiah yang akan digunakan untuk persyaratan Wisuda.
!
S@!
Referensi Arnaudet, Martin L. dan Mary Ellen Barret. 1990. Paragraph Development A Guide for Students of English Second Edition. Pearson ESL Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Marzuki, 1989. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UII Sekaran, Uma dan R. Bougie. 2009. Research Methods for Business, A Skill Building Approach. UK: John Wiley & Sons LTD Sevilla, C.G; JA Ochave; TG Punsalan; B.P. Regala; G G Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Pres Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
!
S"!
LAMPIRAN
!
S#!
LAMPIRAN 1. SURAT PERMOHONAN PEMUATAN NASKAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: …………………………………………………………
NIM
: ..………………………………………………………..
Jurusan/Program Studi
: …………………………………………………………
Alamat Korespondensi
: ………………………………………………………… ………………………………………………………… …………………………………………………………
Telepon
: …………………………………………………………
E-mail
: …………………………………………………………
Judul naskah
: ………………………………………………………… ………………………………………………………… ………………………………………………………… …………………………………………………………
mengajukan permohonan pemuatan naskah dan bersedia memenuhi ketentuanketentuan yang ditetapkan oleh Redaktur Jurnal …………...
Denpasar, …………………… Pemohon,
(…………………………………)
!
S$!
LAMPIRAN 2. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: …………………………………………………………
NIM
: ..………………………………………………………..
Jurusan/Program Studi
: …………………………………………………………
Alamat Korespondensi
: ………………………………………………………… ………………………………………………………… …………………………………………………………
Telepon
: …………………………………………………………
E-mail
: …………………………………………………………
Judul naskah
: ………………………………………………………… ………………………………………………………… ………………………………………………………… …………………………………………………………
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah yang saya ajukan kepada redaktur Jurnal ………….. telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Redaktur Jurnal …………. dan naskah tersebut tidak mengandung unsur plagiarisme. Apabila ternyata di kemudian hari naskah tersebut terbukti mengandung unsur plagiarisme, maka saya bersedia menerima konsekuensi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, …………………………… Yang menyatakan, 7'6.,'&! V49! T9@@@!
(…………………………………….)
!
S%!