UNIVERSITAS INDONESIA
Sensualitas dalam Video Klip Musik Dima Bilan yang Berjudul ПоПарам/Po Param/Berpasangan : Sebuah Kajian Feminisme
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora
Makalah Non-seminar
Riani Fatonah 1006702121
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI RUSIA DEPOK SEPTEMBER2014
Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
2 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
3 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Sensualitas dalam Video Klip Musik Dima Bilan yang Berjudul ПоПарам/Po Param/Berpasangan: Sebuah Kajian Feminisme
Riani Fatonah dan Mina Elfira
1. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia 2. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Email :
[email protected]
ABSTRAK Artikel ini membahas tentang unsur sensualitas yang terdapat di dalam video klip musik penyanyi Dima Bilan yang berjudul ПоПарам/Po Param/Berpasangan.Model-model perempuan dalam video klip dianggap sebagai objek yang dipertontonkan untuk memberikan kesenangan visual.Penyanyi Rusia, Dima Bilan, seringkali menjadikan perempuan-perempuan cantik sebagai model di dalam video-video klip musiknya, salah satunya di dalam video klip tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitis, yang selanjutnya akan dikaitkan dengan teori tatapan laki-laki atau male gaze dari Laura Mulvey, teori sinematik, teori gender, dan teori sensualitas.Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahuiapakah ada pergeseran makna sensualitas yang terjadi melalui representasi video klip.
Sensuality in Music Video Clip of Dima Bilan which EntitledПо Парам/Po Param/in Pairs: a Feminism Study ABSTRACT The focus of this article is about sensuality in amusic video clip of Dima Bilan which entitled По Парам/Po Param/in Pairs. Women in video clips considered as visual object who give visual pleasure to the spectators. Russian singer, Dima Bilan, often using some beautiful women as the models, such as in video clip mentioned above. This article is using qualitative research method with analytical descriptive, and fasten upon male gaze theory from Laura Mulvey, cinematic theory, gender theory, and sensuality theory. The purpose of this article is to get to know is there any displacement of term sensuality as we can see throughthe video clip. Keywords: male gaze; video; sensuality; woman
4 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
5 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Pendahuluan “Musik merupakan ekspresi dari perasaan dan ide dalam bentuk yang memiliki makna melaluielemen-elemen harmoni, melodi, danirama sebagai seni dalam suara,”(Wolf, 1951:452). Definisi lain mengenai musik juga diungkapkan oleh Alan P. Merriam (1964), yang mengatakan bahwa musik merupakan sebuah hasil karya manusia yang ada dalam interaksi sosial; musik diciptakan oleh manusia untuk manusia lain, dan musik tidak terbentuk dengan
sendirinya;
selalu
ada
manusia
yang
melakukan
sesuatu
untuk
menciptakannya(Merriam, 1964:27). Berdasarkan definisi-definisi musik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa musik diciptakan oleh manusia dengan maksud dan tujuan tertentu, entah hanya untuk sekadar mengekspresikan perasaannya, atau untuk didengarkan oleh orang lain. Rosselson (1979)
berpendapat bahwa musik merupakan sebuah komoditas yang
memiliki nilai ekonomi dalam kajian budaya populer (Storey, 2006:121). Musik dijadikan sebagai alat untuk mencari keuntungan.Hal tersebut dilakukan oleh para musisi melalui penjualan album mereka.Semakin banyak album mereka yang terjual, maka semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Pemasaran album seorang musisi atau produk rekaman musik lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui iklan, promosi di radio, televisi, internet, membuat video klip musik, dan mengadakan konser musik di beberapa tempat (Hutchison, 2008:31). Pada awalnya, sekitar tahun 1920 musik dijadikan sebagai backsound dalam film, yang dimainkan di bagian pembukaan dan penutupan film. Pada bulan April tahun 1923, Teater Rivoli yang terletak di New York, mempersembahkan sebuah pertunjukkan film pertama yang diiringi musik, sebuah pertunjukkan yang berhasil memadukan film dan musik. 1Menurut Kreuger (1975), hal tersebut berdampak baik untuk industri musik, karena setelah sebuah lagu dipadukan ke dalam film, lagu tersebut menjadi lebih dikenal masyarakat, bahkan angka penjualan lagu tersebut dapat mengalami kenaikan. Namun karena durasi film dianggap terlalu lama untuk sebuah lagu, maka perusahaan rekaman memikirkan strategi baru untuk mempromosikan musik tersebut, yaitu dengan membuat video yang durasinya sama seperti durasi lagu, yang sekarang dikenal dengan video klip musik(Frith, Goodwin, & Grossberg, 1993:21-23).
1
http://www.history.com/news/the-music-video-before-music-television diakses pada tanggal 11 Desember 2013 pukul 15.12 WIB.
6 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Jika pada tahun 1923 di New York telah berhasil memadukan film dengan musik, maka lain halnya dengan di Rusia. 2 Sepanjang tahun 1920, yaitu Rusia pada masa Uni Soviet, musik dijadikan sebagai alat propaganda oleh pemerintah. Hal tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan ideologi komunis melalui musik. Bahkan untuk mewujudkan hal itu, Lenin membentuk organisasi-organisasi musisi yang khusus membuat musik propaganda. Lirik-lirik lagu tersebut dibuat harus mengandung unsur propaganda dan pro-Soviet. Selanjutnya lagulagu propaganda ini akan diputar di setiap sekolah, pabrik, dan tempat-tempat umum lainnya. Agar seluruh masyarakat Uni Soviet dapat mendengar lagu tersebut, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak (Edmunds, 2004:15). Tak heran jika musisi-musisi Rusia pada masa ini merasa
gerak-geriknya
dibatasi,
karena
diwajibkan
berekspresi
mengikuti
aturan
pemerintah.Begitu pula dengan dunia perfilman, pada masa pemerintahan Lenin, tema filmfilm yang bermunculan hanya mengenai revolusi.Walaupun editor filmnya adalah seorang perempuan, bernama Elizaveta Svilova. Namun ia tidak mengangkat fokus film mengenai perempuan, melainkan lebih mengangkat fokus pada posisi Bolshevik secara umum. Citra perempuan dalam layar digambarkan sebagai sosok yang tangguh.Perempuan-perempuan Bolshevik digambarkan selalu berurusan dengan tugas administratif, dan membantu revolusi dengan menyiapkan perbekalan untuk revolusioner laki-laki.Hal tersebut tercermin dari filmfilm yang bermunculan pada sekitar tahun 1920-an (Attwood, 1993:32-37). Selanjutnya pada masa pemerintahan Joseph Stalin (1924-1953), organisasi Musik Proletarian Rusia menjadi sangat agresif, mereka menentang masuknya musik Barat ke Rusia, dengan alasan mencegah masuknya ide kapitalisme(Edmunds, 2004:22). Musik jazz adalah salah satu jenis musik yang dilarang di Rusia. Kampanye menentang masuknya jazz ke Rusia terjadi pada tahun 1928, ketika seorang penulis, Maxim Gorky mengaitkan musik jazz dengan homoseksualitas, obat terlarang, dan erotisme (Edmunds, 2004:23-25). Maka semenjak itu, musik jazz dilarang di Rusia. Pada tahun 1939, penyanyi Rusia yang bernama ЛеонидУтёсов/Leonid Utjosov merilis sebuah video klip musik dari lagunya yang berjudul Пароход/Parokhod/Kapal Uap. Video klip musik ini merupakan video klip pertama di Rusia pada masa Uni Soviet. 3Video klip ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang senang bertemu dengan kekasihnya, setelah ia kembali dari tugasnya sebagai anggota pasukan Angkatan Laut. Walaupun lagu ini bertemakan percintaan, namun video klip ini dibuat sedemikian rupa sehingga bersifat jenaka dan menghibur. Video klip ini lebih memfokuskan 2
http://www.history.com/news/the-music-video-before-music-television diakses pada tanggal 11 Desember 2013 pukul 15.12 WIB.
3
http://www.klipomuz.com/muzy-kal-ny-e-videohity/muzy-kal-ny-e-klipy.html, diakses pada tanggal 5 Maret 2014, pukul 19.22 WIB.
7 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
penggambaran suasana berlayar sang laki-laki sebelum bertemu dengan kekasihnya.
4
Dalam
video klip Leonid Utjosov ini sama sekali tidak menggambarkan sensualitas atau erotisme. Sedangkan industri perfilman pada masa Stalin merupakan ajang untuk sosialisasi.Ia ingin sekali menyebarkan ajaran komunisme ke seluruh dunia. Para pembuat film memfokuskan film-film mereka pada propaganda ideologi komunis terhadap para pekerja.Para pembuat film tersebut harus menggambarkan citra yang baik mengenai pemerintahan Stalin (Attwood, 1993:54). Namun, ketika masa kepemimpinan Uni Soviet beralih ke Nikita Khruschev (19531964), kebudayaan Rusia (khususnya bidang musik) mengalami sedikit perubahan.Khruschev memberikan kebebasan kepada musisi-musisi saat itu, walau masih dalam pengawasan pemerintah (Kort, 2008:205). Berbeda dengan Stalin, Khruschev tidak terlalu membatasi musisi-musisi untuk berekspresi. Salah satu musisi yang bebas mengekspresikan idenya pada masa ini, yaitu Vladimir Vysotsky. Lagu-lagu yang ia tulis temanya bertentangan dengan ide sosialisme: alkohol, Stalinisme, prostitusi, kejahatan, kehidupan jalanan, dan peristiwa seharihari yang terjadi pada masa Uni Soviet. Pada tahun 1960, Vysotsky menyanyikan lagu-lagu yang secara terang-terangan merujuk pada aspek-aspek yang tabu dalam kehidupan masa Uni Soviet, seperti erotisme dan persetubuhan (Beumers, 2005:203). Kebebasan yang diberikan Kruschev terhadap musisi-musisi Rusia, memberikan sedikit kelonggaran bagi para musisi untuk berekspresi melalui musik. Hal tersebut terlihat dari lagu-lagu yang dibuat oleh Vysotsky, bebas dan tidak terbatas. Kebebasan berekspresi tersebut berlanjut ketika Mikhail Gorbachev meraih kursi kekuasaan Uni Soviet (1985-1991). Gorbachev melancarkan kebijakan pemerintahannya (Kort, 2008:223), antara lain Perestroika (restrukturisasi), Glasnost (keterbukaan), Democratizatsia (demokrasi), dan Novoe Myshlenia (pemikiran baru). Menurut Ahmad Fahrurodji (2005): “Glasnost dan demokratisasi membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan intelektual dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi (Fahrurodji, 2005:180). Dengan tidak adanya sensor, maka produk-produk budaya yang dulu tidak muncul ke permukaan, sekarang mulai bermunculan. Film yang bertema kontroversial seperti: “Pokayanie” mendapat tanggapan yang bagus dari masyarakat. Selain itu, musik rock yang tadinya didengarkan secara sembunyi-sembunyi 4
http://www.youtube.com/watch?v=QlvEpy4nPBA&feature=youtube_gdata_player diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 22.10 WIB.
8 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
oleh kalangan muda Rusia, kini mulai mengalami perkembangan. Sebelumnya musik rock dianggap sebagai musik kapitalis dan tabu (Fahrurodji, 2005:181).” Kebebasan berekspresi tersebut juga berdampak pada dunia perfilman. Ketika masa pemerintahan Mikhail Gorbachev, film-film bertemakan prostitusi, pemerkosaan sudah mulai bermunculan. Pada era glasnost dan perestroika, telah diperbolehkan kehidupan nyata terlihat di layar sinema, dan hasilnya tema-tema film pada masa ini dibanjiri oleh film yang bertemakan kebebasan, prostitusi, penggunaan obat-obatan terlarang, kriminalitas, seks, erotisme, dan lain-lain (Attwood, 1993:198-203). Yale Richmond (2009) menambahkan, bahwa pada era glasnost dan perestroika, adegan-adegan seksual seperti bercumbu dan persetubuhan mulai muncul di dalam film, televisi, dan juga teater (Richmond, 2009:48).Maka tak heran jika di dalam industri musik, mulai bermunculan video-video klip yang terlihat sensual dan erotis.Seperti dalam video klip milik salah satu musisi senior Rusia yang bernama Irina Saltykova. Di dalam beberapa video klipnya yang berjudul “СерыеГлаза”(Sergye Glaza) dan “Кукольный Дом”(Kukol’nyj Dom), terlihat sensual dan erotis. Sehingga beberapa video klipnya tersebutdianggap terlalu vulgar(Beumers, 2005:238239). Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, perkembangan musik di Rusia berlanjut pada masa Federasi Rusia. Hal tersebut juga terlihat pada keikutsertaan Rusia pada ajang Eurovision pada tahun 1994. Selanjutnya pada September 1998, saluran MTV (Music Television) mulai dapat disaksikan oleh masyarakat Rusia. MTV merupakan saluran televisi yang menayangkan acara musik hampir 24 jam(Marks & Tannenbaum, 2011). Video klip yang ditayangkan oleh MTV memiliki kategori tersendiri, yaitu video dengan lagu yang popular, dan penampilan musisi yang ada di dalam video tersebut menarik (Frith, Goodwin, & Grossberg, 1993:113). Dengan kata lain, visualisasi dari video klip tersebut mempengaruhi layak atau tidaknya sebuah video untuk ditayangkan di MTV. Adanya kategori-kategori yang ditetapkan oleh pihak MTV tersebut, memaksa para musisi untuk membuat visualisasi video klipnya menarik supaya ditayangkan. Visualisasi yang menarik terdapat di dalam video klip musik Dima Bilan, yang di dalam beberapa video klipnya selalu menampilkan model-model berparas cantik dan juga sensual.Musisi yang memiliki nama asli Viktor Nikolaevich Belan ini lahir pada tanggal 24 Desember 1981 di Ust-Dzheguta, Karachay-Cherkessia. Dima Bilan mengawali kariernya di industri musik Rusia pada tahun 2000 dengan mengeluarkan video klip pertamanya yang berjudul Осень/Osen'.Pada tahun 2002 Dima Bilan mengikuti festival internasional НоваяВолна/Novaya Volna, dan selanjutnya ia sempat beberapa kali mewakili Rusia di ajang 9 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Eurovision.Hingga saat ini, Dima Bilan telah mengeluarkan 7 (tujuh) album, antara lain ЯНочнойХулиган/Ya
Nochnoj
Xuligan
(2003),НаБерегуНеба/Na
Beregu
Neba
(2004),ВремяРека/Vremya Reka (2006),ПротивПравил/Protiv Pravil (2008), Believe (2009),Мечтатель/Mechtatel’ (2011), dan Дотянись/Dotyanis’ (2013).5 Selain itu Dima Bilan juga memiliki banyak penghargaan dan prestasi, diantaranya juara kedua Eurovision 2006, pemenang Eurovision 2008, memenangkan 10 kali penghargaan nasional Muz-TV, memenangkan 10 kali penghargaan MTV Russian Music Awards, dan memenangkan 7 kali penghargaan MTV Europe Music Awards as Best Russian Act.6 Dari album-album Dima Bilan yang telah disebutkan, terdapat video klip Dima Bilan yang cenderung menampilkan sisi sensual model-model perempuan yang terlihat hanya untuk “memanjakan” mata penonton.Salah satu video klip musik Dima Bilan yang terbilang vulgar dan sensual, yaitu video klip dari lagu yang berjudul ПоПарам/Po Param dari album Мечтатель/Mechtatel’ (2011).Dalam bahasa Indonesia, kata По Парам/Po Param diartikan “Berpasangan”, yang memang dalam lagu ini menceritakan tentang indahnya hidup berpasangan, dan dalam video klipnya menggambarkan keceriaan para pasangan. Video klip musik Dima Bilan yang berjudul По Парам/Po Param/Berpasangan ini merupakan sebuah lagu dari album Dima Bilan yang berjudul Мечтатель/Mechtatel’ (2011). Lirik lagu По Парам/Po Param/Berpasangan ini ditulis oleh Larisa Krylova, komposisi musik oleh B. Badygulov, dan video klip musiknya disutradarai oleh Gosha Toidze.Dalam video klip tersebut terdapat beberapa model cantik mengiringi Dima Bilan bernyanyi sambil menari-nari. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Laura Mulvey, ia membahas tentang citra perempuan dalam layar. Mulvey mengatakan bahwa, dalam sinema, perempuan hanya sebagai tontonan erotis dan sebagai objek tatapan yang memenuhi fantasi laki-laki (Mulvey dalam Thornham, 2000:112). Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, bahwa pada masa Uni Soviet (Lenin, Stalin, sampai Gorbachev) hingga runtuhnya Uni Soviet terjadi perbedaan dan perubahan dalam dunia musik juga perfilman. Pada awalnya tidak ada tayangan (film, musik, atau video) yang mengacu pada adegan sensual dan seks, namun pada era glasnost dan perestroika, adegan-adegan seksual seperti bercumbu dan persetubuhan mulai bermuncul di dalam video, film, televisi, dan juga teater (Richmond, 2009:48). Maka penulis berhipotesa bahwa adanya pergeseran makna sensualitas yang terjadi.Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk 5
http://www.eurovision.tv/page/history/year/participant-profile/?song=24504 diakses pada tanggal 13 Maret 2014 pukul 16.15 WIB. 6 http://bilandima.ru/eng/img/files/Dima_Bilan_Awards_eng.doc diakses pada tanggal 7 Maret 2014 pukul 05.30 WIB.
10 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
mengetahui adanyapergeseran makna sensualitas yang terjadi dilihat melalui representasi video klip.
Tinjauan Teoritis Teori Male Gaze Rosemarie Putnam Tong (2004) berpendapat bahwa, feminisme bukanlah sebuah ideologi yang monolitik, tapi pemikiran feminis memiliki masa lalu, masa kini, serta masa depan. Feminisme memiliki tiga gelombang dengan ciri-ciri tersendiri mengikuti sejarah perkembangan pemikiran manusia. Sejak pertengahan tahun 1970-an dan seterusnya, banyak feminis yang bergelut dalam bidang film, media, dan kajian budaya mulai mengalihkan perhatiannya pada ‘citra untuk perempuan’ (Brunsdon, 1991:365). Salah satu feminis yang membentuk agenda baru bagi pemikiran mengenai perempuan dan film, yaitu Laura Mulvey. Dalam esainya yang berjudul Visual Pleasure and Narrative Cinema, Laura Mulvey (1989) mengemukakan pemikirannya tentang citra perempuan dalam layar yang memberikan kesenangan visual terhadap penonton. Sinema menawarkan berbagai bentuk kesenangan, salah satunya scopophilia atau kesenangan menatap. Mulvey mendefinisikan scopophilia merujuk kepada pemikiran Freud, yaitu menjadikan orang lain sebagai objek tatapan dan menjadikan mereka sebagai objek rangsangan seksual (Mulvey, 1989:16-17). Menurut Mulvey, kesenangan menatap telah terbagi menjadi kategori aktif dan pasif. Dalam hal ini, laki-laki memainkan peranan aktif, sedangkan perempuan memainkan peranan pasif. Tatapan laki-laki atau male gaze membangun fantasi terhadap sosok perempuan sesuai dengan selera mereka. Peran perempuan secara bersamaan yaitu untuk dilihat dan dipertontonkan, dengan penampilan mereka yang sedemikian rupa dirancang untuk memberikan visual yang kuat dan erotis. Sehingga perempuan dapat dikatakan sebagai yang-untuk-dilihat, atau dalam sebuah tontonan yang erotis, perempuan berperan sebagai objek seksual (Mulvey, 1989:19). Dalam esainya tersebut, Mulvey memberikan suatu pemahaman bagaimana citra perempuan di layar yang berperan untuk memenuhi kebutuhan laki-laki sebagai objek tatapan (Hollows, 2010:61).
Teori Sinematik Untuk membantu memahami istilah-istilah maupun teknik-teknik sinematografis dalam pengambilan gambar pada video klip, maka diperlukan teori sinematik dari Kristin Thompson dan David Bordwell. Beberapa teknik kamera atau pengambilan gambar yang 11 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
disebutkan oleh Thompson dan Bordwell, antara lain single shot, long shot,dan close-up (Thompson & Bordwell, 2002:21).Single shot, yaitu penempatan kamera pada satu posisi, sehingga memungkinkan untuk mengambil beberapa adegan dalam latar yang sama. Long shot, yaitu pengambilan gambar yang dengan skala obyek gambar menjadi lebih kecil, misalnya pengambilan gambar orang yang sedang berdiri, pengambilan gambar tersebut memakai teknik long shot, sehingga gambar orang yang sedang berdiri tersebut terlihat kecil dan seukuran dengan layar. Selanjutnya, close-up yaitu teknik pengambilan gambar yang menampilkan obyek terlihat besar. Biasanya, teknik close-up
ini digunakan untuk
menangkap ekspresi, yang memperlihatkan bagian wajah hingga leher, atau obyek dengan ukuran medium (Thompson & Bordwell, 2002:732-734).
Teori Gender Gender merupakan sebuah konsepsi sosial; yang di dalamnya terdiri atas ideidemengenai maskulinitas dan feminitas, bagaimana kita mempergunakan pemikiranpemikiran tersebut kepada seseorang berdasarkan sex atau jenis kelaminnya (secara biologis, laki-laki atau perempuan) (Trier-Bieniek & Leavy, 2014:2).
Teori Sensualitas Sensualitas merupakan suatu bentuk kesenangan yang dirasakan oleh indera yang disebabkan oleh sensasi tubuh, sehingga menimbulkan khayalan-khayalan. Khayalan tersebut tidak atau dapat juga merujuk ke arah seksualitas, yang menimbulkan hasrat seksual (Lichtenberg, 2008:11). Dalam hal ini biasanya dirasakan oleh indera penglihatan, ketika melihat sesuatu yang bersifat sensual dan erotis, seperti menonton sebuah tarian atau video.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitis, yaitu menggambarkan data yang ada dan kemudian melakukan analitis terhadap data yang diperoleh. Untuk memperoleh sumber data, akan digunakan metode studi pustaka yang bertujuan medapatkan data-data yang dibutuhkan melalui buku dan literatur lainnya. Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian(Zed, 2004:1).Selain itu penulis akan melakukan penelusuran melalui media lain yaitu internet.
12 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Langkah-langkah penelitian ini, antara lain: mengunduh video klip musik Dima Bilan yang berjudul По Парам/Po Param/Berpasangan, selanjutnya penulis akan mengamati visualisasi video klip tersebut, dan mengambil beberapa gambar dari video klip yang mengandung unsur sensualitas dari berbagai adegan seperti ciuman, bercumbu, bersetubuh, memperlihatkan lekuk tubuh sebagai korpus pilihandan selanjutnyaakan dianalisis. Lalu menganalisis dan menjelaskan beberapa gambar dari video klip tersebut menggunakan teori male gaze, teori sinematik, teori gender, dan teori sensualitas Setelah itu menyimpulkan hasil analisis dari video klip tersebut.
Hasil Penelitian Sensualitas di Rusia Sensualitas yang ditampilkan oleh perempuan dalam sebuah video klip tak terlepas dari faktor pakaian yang ia kenakan. Pada masa kekaisaran, perempuan dari kalangan atas (bangsawan) mengenakan pakaian panjang dan lengkap dengan tudung yang menutupi wajahnya (Clements, Engel, & Worobec, 1991:62).
Gambar 1. Katerina Agung (http://www.alexanderpalace.org/palace/img/ekaterina.jpg)
Seperti pada gaun yang dikenakan oleh Katerina Agung, gaun panjang mewakili gaya berpakaian perempuan bangsawan pada masa itu. Gaun dirancang sedemikian rupa agar
13 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
menutupi seluruh badan.Gaun dengan ukuran pas di badan serta tidak mengekspos bagianbagian tertentu tubuh perempuan, seperti dada misalnya, dan tidak terkesan vulgar. 7
Gambar 2. Beberapa perempuan sedang menunggu bis (menit: 06:49)
Gambar 3. Suasana dalam sebuah acara (menit 40:18)
Gambar di atas diambil dari cuplikan sebuah film pada masa Uni Soviet yang berjudul СлужебныйРоман/Sluzhebnyj Roman.Genre film tersebut, yaitu percintaan yang ada unsur komedi di dalamnya.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pada masa Uni Soviet, dunia perfilman memfokuskan film-film mereka pada propaganda ideologi komunis (Attwood, 1993:54). Maka terlihat dari cuplikan gambar di atas, pakaian yang dikenakan oleh
7
http://www.alexanderpalace.org/palace/ctCostume.html, diakses pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 13.46 WIB.
14 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
perempuan-perempuan Uni Soviet yang ditampilkan dalam film tersebut tidak terkesan vulgar atau pun mengekspos bagian tubuh tertentu.
Pembahasan Video Klip Dima Bilan – Po Param/Berpasangan Video klip Dima Bilan yang berjudul ПоПарам/Po Param.Dalam video klip yang berdurasi selama 03:36 menit ini cukup jelas memperlihatkan beberapa gambaran sensualitas yang terdapat dalam video tersebut.Video klip lagu ini berlatarkan sebuah pesta yang dihadiri oleh sejumlah orang, mulai dari laki-laki, perempuan, dari yang tidak memiliki pasangan, maupun yang sudah memiliki pasangan.Berlatarkan sebuah pesta, adegan bercumbu menjadi pemandangan yang umum dalam video klip ini.
Gambar 4.Seorang model perempuan mengenakan mahkota sedang sendirian (menit 00:02)
15 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Gambar 5. Model perempuan menuju ke ruangan pesta (menit 00:05)
Gambar 6. Sambutan meriah dari dalam pesta (menit 00:15)
Gambar 7. Suasana pesta (menit 01:35)
Video klip ini diawali dengan adegan seorang model perempuan yang sedang sendirian (lihat gambar 4), lalu ia berjalan menuju ke sebuah ruangan pesta (lihat gambar 5). Model perempuan tersebut mengenakan pakaian ketat yang mengekspos bagian dadanya dan seorang laki-laki yang berada di dekatnya seketika memandang ke arah model perempuan tersebut seraya memperhatikan model perempuan itu berjalan.Laura Mulvey mengatakan, bahwa perempuan dirancang untuk memberikan visual yang kuat dan erotis melalui penampilan mereka. Dalam hal ini, model perempuan tersebut memberikan visual yang kuat melalui penampilannya, melalui pakaian yang ia kenakan, dan juga tata rias wajahnya. Sehingga laki-laki yang ada di dekatnya seolah tergoda dan menjadikan perempuan tersebut sebagai objek tatapannya.Model tersebut seperti menerapkan konsepsi sosial yang 16 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
menganggap bahwa perempuan haruslah tampil cantik agar diperhatikan oleh laki-laki di sekitarnya.Teknik pengambilan gambar single shot digunakan dalam pengambilan gambar 4 dan 5. Dengan berlatarkan tempat yang sama, maka memungkinkan untuk mengambil beberapa adegan, yaitu model tersebut sedang diam dan berjalan. Sambutan meriah terlihat dari dalam pesta (lihat gambar 6 dan 7) yang terlihat beberapa perempuan sedang asyik menari.Gambar tersebut diambil dengan menggunakan teknik medium close-up, sehingga obyek terlihat dengan ukuran medium (sedang) yang memungkinkan gambar terlihat cukup jelas.
Gambar 8. Dima Bilan bersama dengan model perempuan (menit 00:24)
Gambar 9. Dima Bilan bersama dengan model perempuan (menit 01:14)
17 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Gambar 10. Dima Bilan bersama dengan model perempuan (menit 02:24)
Adegan selanjutnya terlihat Dima Bilan yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar ditemani oleh tiga perempuan yang berbeda (lihat gambar 7, 8, dan 9).Ketiga perempuan tersebut menemani Dima Bilan yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar dengan latar tempat yang berbeda.Mereka duduk, menari-nari, dan memeluk Dima Bilan dari belakang.Model-model perempuan tersebut sekiranya berperan sebagai peran pendukung penampilan Dima Bilan.Debra H. Yatim dalam makalahnya yang berjudul “Penampilan Perempuan dalam Media Massa: Cerminan atau Realitas?”, mengungkapkan bahwa, peran perempuan dalam media digambarkan dalam posisi menyangga, mendukung, atau melayani peran-peran yang dijalani oleh laki-laki. Media jarang sekali menampilkan perempuan terlibat secara berarti/signifikan (Yatim, 1992). Dengan kata lain, perempuan hanya berperan sebagai yang untuk dilihat dan untuk dipertontonkan. Gambar 9 menggunakan teknik long shot, yang memperlihatkan seluruh bagian tubuh dari kepala sampai kaki, sehingga obyek terlihat pas dengan layar. Sedangkan gambar 7 dan 10 menggunakan teknik medium close-up.
18 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Gambar 11. Sepasang kekasih sedang bercumbu (menit 02:14)
Gambar 12. Sepasang kekasih sedang bercumbu (menit 01:47)
Pada gambar 11 dan gambar 12, terlihat adegan dua pasangan kekasih yang sedang bercumbu. Gambar 11, menunjukkan latar tempat adegan tersebut di sebuah ruangan, sedangkan gambar 12 berlatar tempat di lorong ruangan. Beberapa adegan dari pasangan di atas secara tidak langsung menyiratkan bahwa hal-hal seperti bercumbu atau mungkin bersetubuh, merupakan hal yang wajar dilakukan saat berpesta. Adegan bercumbu bisa dijadikan sebagai salah satu contoh bentuk kesenangan menatap yang diutarakan oleh Laura Mulvey, yaitu menjadikan orang lain sebagai objek tatapan dan menjadikan mereka sebagai objek rangsangan seksual. Adegan bercumbu juga merupakan sebuah adegan yang terbilang sensual, karena adegan tersebut dapat menimbulkan suatu bentuk kesenangan yang dirasakan oleh indera penglihatan. Suatu bentuk kesenangan tersebut nantinya akan menimbulkan khayalan-khayalan penonton yang selanjutnya dapat merangsang hasrat seksual.
19 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Gambar 13. Model perempuan berpose sensual (menit 01:48)
Gambar 14. Model perempuan berpose sensual (menit 02:23.)
Model-model perempuan yang sedang berpose sensual terlihat pada gambar 13 dan gambar 14.Dalam adegan ini, model-model tersebut berpakaian dengan mengekspos bagian dada mereka.Dengan berpose sensual seperti itu, model-model perempuan tersebut telah membiarkan penonton berfantasi atas diri mereka.Hal ini semakin memperkuat pernyataan Laura Mulvey, bahwa perempuan dalam layar ditampilkan dan dipertontonkan untuk kesenangan tatapan laki-laki.Pengambilan gambar menggunakan teknik close-up, menangkap obyek sehingga terlihat lebih besar.Terbukti pada gambar 14 hanya bagian leher hingga pinggang yang terlihat, memperlihatkan dengan jelas bagian dada model tersebut.
20 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Gambar 15. Dima Bilan bersama seorang model perempuan (menit 03:36)
Adegan pada gambar 15 merupakan adegan penutup video klip.Terlihat Dima Bilan bersama dengan seorang model perempuan di sebuah kamar.Model perempuan ini berbeda dengan model-model perempuan yang sebelumnya menemani Dima Bilan bermain gitar (lihat gambar 8, 9, dan 10).Adegan tersebut menjadi penutup video klip yang pada akhirnya Dima Bilan telah menemukan pasangannya, seperti judul lagu ini, yaitu ПоПарам/Po Param yang artinya “Berpasangan”.
Kesimpulan Video klip musik Dima Bilan yang berjudul ПоПарам/Po Param inimerupakan sebuah lagudari album Dima Bilan yang berjudul Мечтатель/Mechtatel’ (2011).Lagu ini menceritakan tentang keceriaan para pasangan.Dalam video klipnya, lagu ini berlatarkan di sebuah pesta yang cukup meriah.Video klip ini menggambarkan unsur sensualitas yang ada di dalamnya, seperti adegan beberapa model perempuan yang berpose sensual dan pasanganpasangan yang bercumbu.Model perempuan yang berpose sensual tersebut seraya memberikan kesenangan tatapan kepada penonton.Seperti yang dikemukakan oleh Laura Mulvey, bahwa perempuan ditampilkan dan dipertontonkan untuk kesenangan tatapan lakilaki (Mulvey, 1989:21). Lalu selanjutnya membentuk fantasi-fantasi yang dapat mengarah ke fantasi seksual, yang diakibatkan oleh kesenangan tatapan yang diterima oleh indera penglihatan. Sama halnya dengan adegan model yang berpose sensual, adegan bercumbu yang terdapat di dalam video klip Dima bilan ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu contoh bentuk kesenangan menatap yang diutarakan oleh Laura Mulvey, yaitu menjadikan orang lain
21 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
sebagai objek tatapan dan menjadikan mereka sebagai objek rangsangan seksual (Mulvey, 1989:16-17). Dalam video klip Dima Bilan yang berjudul ПоПарам/Po Param ini , unsur sensualitasnya cukup terwakilkan dari gambar-gambar yang telah ditampilkan. Adegan seperti bercumbu, bersetubuh dan adegan sensual serta erotis lainnya mulai muncul dan berkembang ketika masa pemerintahan Mikhail Gorbachev yang mencanangkan kebijakan Perestroika (restrukturisasi), Glasnost (keterbukaan), Democratizatsia (demokrasi), dan Novoe Myshlenia (pemikiran baru).Kebijakan-kebijakan Gorbachev mendorong masyarakat Rusia untuk bebas berekspresi, salah satunya di bidang seni musik. Bentuk kebebasan berekspresi tersebut dituangkan dalam bentuk lirik lagu serta video klip. Maka dengan demikian, berdasarkan hasil analisis, dapat dilihat pula bahwa adanya pergeseran makna sensualitas di dalam video klip, dari mulai cara berpakaian model-model video klip tersebut, hingga isi di dalam video klip. Dari yang pada awalnya adegan bercumbu atau adegan seksual masih enggan ditampilkan di publik, maka pada masa sekarang hal tersebut sudah merupakan sesuatu hal yang biasa untuk dipertontonkan.
Saran Penelitian ini membahas tentang unsur sensualitas dalam sebuah video klip, menggunakan teori tatapan laki-laki atau male gaze dari Laura Mulvey, teori sinematik, teori gender, dan teori sensualitas.Untuk penelitian selanjutnya, jika ingin meneliti video klip ataupun film, hendaknya menambahkan lirik lagu atau dialog sebagai bahan analisis, selain representasi gambar yang diambil. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu proses analisis dalam penulisan.
Daftar Referensi Sumber Buku: Attwood, Lynne. (1993). Red Women on the Silver Screen. London: Pandora. Beumers, Birgit. (2005). Pop Culture Russia! Media, Arts, and Lifestyle. Santa Barbara: ABC Clio. Edmunds, Neil. (2004). Soviet Music and Society under Lenin and Stalin : The Baton and Sickle. London: Taylor & Francis Routledge. Fahrurodji, Ahmad. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 22 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Frith, S., Goodwin, A., & Grossberg, L. (1993). Sound and Vision the Music Video Reader. London: Routledge. Hollows, Joanne. (2010). Feminisme, Feminitas, & Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra. Hutchison, T. (2008). Web Marketing for the Music Business. Amsterdam: Elsevier, Inc. Kort, Michael. (2008). A Brief History of Russia. New York: Facts on Fire, Inc. Lichtenberg, J. D. (2008). Sensuality and Sexuality Across the Divide of Shame. New York: The Analytic Press. Marks, C., & Tannenbaum, R. (2011). I Want My MTV. London: Dutton. Merriam, Alan. P. (1964). The Anthropology of Music. Chicago: Northwestern University Press. Mulvey, Laura. (1989). Visual and Other Pleasures. London: The Macmillan Press. Richmond, Yale. (2009). From Nyet to Da Understanding the New Russia. Boston: Palgrave MacMillan. Storey, John. (2006). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. Thompson, K., & Bordwell, D. (2002). Film History: an Introduction Secon Edition. Boston: Mc Graw-Hill. Thornham, Sue. (2000). Feminist Theory dan Cultural Studies : Stories of Unsetted Relations. London: Arnold. Trier-Bieniek, A., & Leavy, P. (2014). Gender & Pop Culture: A Text-Reader. Rotterdam: Sense Publishers. Wolf, M. L. (1951). Dictionary of the Arts. New York: Philosophical Library. Yatim, Debra. H. (1992). Penampilan Perempuan dalam Media Massa: Cerminan atau Realitas? Seminar Nasional Media Massa dan Wanita. Bogor. Zed, Mestika. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
23 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014
Sumber Internet:
Biography of Dima Bilan.(n.d.)7 Maret 2014 http://bilandima.ru/eng/img/files/Dima_Bilan_Awards_eng.doc Dima Bilan – Po Param. (n.d.). 9 April 2014. http://vdclip.ru/catalog/dima-bilan-po-param
Eurovision.(n.d.).About Dima Bilan.13 Maret 2014. http://www.eurovision.tv/page/history/year/participant-profile/?song=24504
History in the Headlines.(2011, Agustus 1).The Music Video, Before Music Televison.11 Desember 2013.http://www.history.com/news/the-music-video-before-music-television
Klipomuz. (2010). Muzykalnye Klipy. 5 Maret 2014. http://www.klipomuz.com/muzy-kal-nye-videohity/muzy-kal-ny-e-klipy.html Youtube.(2010, Maret 31). Dima Bilan – Po Poram. http://www.youtube.com/watch?v=7uJGkuDWQY4
Youtube.(2012,
Februari
7).
Leonid
Utjosov
–
Parakhod.
1
April
2014.http://www.youtube.com/watch?v=QlvEpy4nPBA&feature=youtube_gdata_playe r Alexander Palace. (n.d). 16 Mei 2014.http://www.alexanderpalace.org/palace/ctCostume.html
24 Sensualitas dalam video …, Riani Fatonah, FIB UI, 2014