BABl
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelayanan publik menurut Thoha (1994) merupakan suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu pelayanan dan memberikan kepuasan kepada publik. Hal senada juga dinyatakan oleh Munir (1995) yang mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan fungsi material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan orang lain sesuai haknya. Peningkatan pelayanan kepada publik oleh perusahaan maupun instansi-instansi pemerintah sangat membutuhkan peningkatan kinerja karyawannya secara menyeluruh. Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (1996) bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemarnpuan dan motivasi. Menurut Simarnora (1997) maksud penetapan tujuan kinerja adalah menyusun sasaran yang berguna tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut. As'ad ( 1995) menyatakan kinerja karyawan merupakan kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan, kinerja pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama peri ode tertentu. Kantor SAR (Search and Rescue) Surabaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk menyelenggarakan operasi SAR yang efektif dan efisien, melalui
1
2
Ufaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh sumberdaya manusiayangprofesional,fasilitas SARyang memadai danprosedur kerja yang mantap masih dianggap kurang maksimaL Hal ini dapat diamati melalui hasil
kinerja karyawannya terhadap respontime tindak awal penanganan musibah yang masih dibawah rata-rata dan masih diatas 30 menit. Menurut Robbins (2003), kinerja karyawan dapat dilihat dari kriteria-kriteria seperti kualitas hasil kerja, kuantitas dalam bekerja, ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, efektivitas dalam bekerja, kemandirian karyawan dan komitmen kerja yang ada pada diri karyawan. Pengelolaan untuk pencapaian kinerja rescuer yang tinggi harus dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan dalam melayani masyarakat di bidang pertolongan SAR (Search and Rescue). Hal tersebut menurut Suharto (2005) tidak lepas dari pengaruh budaya
organisasi yang tercermin dari orientasi hasil yang dicapai karyawan serta bagaimana keputusan dibuat, siapa yang membuat, bagaimana imbalan dibagikan, siapa yang dipromosikan, bagaimana diperlakukan, bagaimana organisasi respon kepada lingkungannya. Hofstede (1990) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan efektivitas seluruh karyawan. Dalam melaksanakan fungsinya untuk memberikan pelayanan di bidang pertolongan SAR (Search and Rescue), Kantor SAR (Search and Rescue) Surabaya menerapkan budaya organisasi yang dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan kinerjanya, yaitu melalui peningkatan kualitas dan produktivitas pelaksanaan tugas di bidang pertolongan SAR (Search and Rescue), mendorong upaya untuk mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan pertolongan SAR (Search and Rescue), serta
3
mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pertolongan SAR (Search and Rescue). Budaya organisasi Kantor SAR (Search and Rescue) Surabaya adalah menciptakan nilai-nilai saling menghormati, saling percaya, bertanggung jawab, berlaku jujur serta menumbuhkan kreativitas dan inovasi rescuer demi kemajuan dalam pertolongan SAR (Search and Rescue) menuju pelaksanaan pertolongan SAR (Search
and Rescue) yang efektif, efisien serta aman. Dengan budaya tersebut turut mendorong berkembangnya instansi Kantor SAR (Search and Rescue) Surabaya sampai pada keadaan seperti sekarang ini, namun dalam perkembangannya, tingkat kestabilan para rescuer membawa konsekuensi balik terhadap budaya itu sendiri, sehingga mempengaruhi kinerja rescuer. Penerapan budaya organisasi Kantor SAR (Search and
Rescue) Surabaya masih dirasakan kurang kuat tertanam pada para rescuer dan karyawan telah disadari oleh pihak pimpinan. lndikasi ini diantaranya terlihat dari keadaan para rescuer dan karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, seperti sakit, ijin atau tanpa keterangan. Laporan Ketertiban Pegawai Tahun 2012 (Rata-Rata dalam hari perbulan) dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabell Laporan Ketertiban Rescuer dan Karyawan Tahun 2012 (Rata-Rata Perbulan)
No
Seksi
Jml Peg
X
Sc
(dalam jumlah hari I Jml
l
Operasi
35
2
-
1
3
2.
Potensi
20
-
2
2
3.
Umum
20
1
1
-
3
1
7
75 3 JUMLAH Keterangan : X = Pegawai Tidak Masuk Tanpa Keterangan (hari) Sc = Pegawai Tidak Masuk Karena Sakit (hari) I = Pegawai Tidak Masuk Ada Surat Ijin (hari)
2
4
Keadaan pegawai pada tabel 1 tersebut menunjukkan masih kurangnya semangat dan kedisiplinan pegawai, sehingga secara langsung turut mempengaruhi budaya kerja yang telah diterapkan. Disamping itu, sikap dan perilaku rescuer dalam memberikan pelayanan jasa SAR (Search and Rescue), masih adanya keluhan dari masyarakat juga menunjukkan adanya nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang bel urn diterapkan oleh para rescuer. Indikasi penerapan budaya organisasi pada Kantor SAR (Search and Rescue) Surabaya masih dirasakan kurang kuat, yang ditunjukkan dcngan penurunan semangat kerja dan disiplin kerja karyawannya. Keadaan ini menyebabkan motivasi kerja rescuer juga mengalami penurunan, yang pada akhimya akan berpengaruh pada penurunan kinerja rescuer. Kinerja rescuer sangat dipengaruhi gaya kepemimpinan seorang pimpinan, Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Guritno, 2005). Dari hasil penelitian penulis gaya kepemimpinan demokratis sangat berpengaruh postif signifikan terhadap kinerja rescuer, gaya kepemimpinan demokratis sangat berpengaruh postif signifikan terhadap motivasi kerja rescuer. Kinerja dan motivasi kerja rescuer sangat dinilai dan diperhatikan oleh gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Suranta, 2002). Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya (Hardini, 2001
d~lam
Suranta, 2002). Suranta (2002) dan
5
Tampubolon (2007) telah meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup pekerjaannya (Hakim, 2006). Robbins (2006) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Motivasi sebagai proses yang bermula dari kekuatan dalam hal fisiologis dan psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku atau dorongan yang ditujukan pada sebuah tujuan atau insentif (Moekijat, 200 I dalam Hakim, 2006). Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan, antara lain Suharto dan Cahyono (2005), Hakim (2006). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan menunjukan hubungan positif dan signifikan. Berdasarkan dari Jatar belakang diatas maka peneliti mengambil judul "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN BUDAYA ORGANISASI KINERJA
TERHADAP
RESCUER
SURABAYA)"
MOTIVASI
(STUD I
KASUS
KERJA
RESCUER
DAN
P ADA
KANTOR
SAR
6
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang danjudul dari tesis ini maka disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh terhadap motivasi kerja pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah. 2. Apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah. 3. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah. 4. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah. 5. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian Jatar belakang, judul dan rumusan masalah maka disusun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi rescuer pada Operasi ~AR di Tempat Kejadian Musibah. 2. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musil;>ah. 3. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah.
7
4. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah. 5. Untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja rescuer pada Operasi SAR di Tempat Kejadian Musibah.
1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil studi diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis hasil studi ini diharapkan dapat memberi sumbangan peran kepemimpinan dan budaya organisasi dalam meningkatkan motivasi dan kinerja. 2. Secara empiris studi ini memberikan informasi kepada organisasi tentang pentingnya peran kepemimpinan yang baik dalam menciptakan budaya organisasi sehingga dapat mendorong motivasi kerja sehingga mendorong peningkatan kinerja rescuer.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga penelitian dapat terarah dengan baik sesuai dengan tujuan penelitian serta dengan adanya keterbatasan waktu pengerjaan perlu adanya batasan penelitian : Obyek penelitian menggunakan tenaga lapangan (Rescuer) Kantor SAR Su:abaya berjumlah 35 Rescuer karena merupakan tenaga yang secara langsung berada di Tempat Kejadian Musibah (TKM) saat terjadinya musibah/ kejadian. Dari yang berijazah SMA sampai berijazah Sl(Sarjana) yang dilakukan dari Bulan Mei s/d Oktober 2012.