BAB VI KESIMPULAN UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN I.
UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN
Bujur sangkar pertentangan
Langkah-langkah pemutaran
(Square of oposition)
dan pembalikan
1. Konversi
1. Induksi dan deduksi
2. Obversi
2. Silogisme
3. Kontraposisi
3. Pola-pola Silogisme
4. Inversi
4. Hukum-hukum silogisme
Teori - teori 4. Sensisme/T. Condilac Kekuasaan bagaimana akal pasif. Bagaimana yang tak terserap panca indra: Tuhan? 2. Nativisme/Plato - Adanya, sejak manusia sendiri (lahir) - Dimiliki sejak manusia itu lahir. 3. Converlensi/Aristoteles - T. Campuran 1 dan 2 - Akal tak pasif tapi aktif.
- Gabungan - Idealisme imperisme Macam-macam putusan atas: 1. Bahan /materi: a. Analitis ( Analysis P) b. Sintetis (Synthetic P) 2. Kwantitas (Luas) a. Umum (Universal P) b. Partikulair (Particular P) c. Singulair (Singlair P) 3. Kwalitas a. Affirmatif b. Negatif 4. Hubungan subjek dan predikat a. Kategoris b. Hypotesis c. Disjungtif II.
UNSUR-UNSUR POKOK PENYIMPULAN: 1. Pangkal pikir: Pengetahuan
yang
dipakai
pengetahuan lain: = Anteseden/Premis: Sesuatu yang mendahului
sebagai
pangkal
tolak
bagi
terwujudnya
Primise Major Primise Monor
2. Konserwen: Pengetahuan baru yang diperoleh dari anteseden/kesimpulan-kesimpulan yang ditarik
dan
premise-premise.
Proses
penarikan
kesimpulan
disebut
“Penalaran/Penyimpulan”. 3. Konsekuensia Hubungan antara premise dengan kesimpulan. Hubungan ini merupakan unsur yang harus ada (mutlak) dan suatu proses penyimpulan. 4. Validitas
Kesimpulan yang lurus yang ditarik dan premise-premise tertentu (valid). Kesimpulan yang ditarik lurus. Kesimpulan yang tidka sah (invalid). Syahnya suatu kesimpulan tergantung dan syahnya hubungan antara penyimpulan. Maksud : Penalaran yang baik (Good reasoning) penalaran yang menghasilkan suatu kesimpulan yang benar, jika bertitik tolak dan premise yang benar. III. PENGGABUNGAN ATAS KUALITAS DAN KUANTITAS TERDAPAT EMPAT MACAM GABUNGAN PUTUSAN: 1. Putusan universal affirmatif (A) /
Semua manusia mortal
2. Putusan partikulair affirmatif (I) /
Sebagian manusia mortal
3. Putusan universal nego (E) /
Semua manusia tidak mortal
4. Putusan partikulair nego (O) /
Beberapa manusia tidak mortal
Hukurn-hukum pembalikan putusan: 1. Putusan A hanya boleh dibalik menjadi putusan I. -
Setiap ayam itu binatang dibalik
-
beberapa binatang adalah ayam
2. Putusan E dapat dibalik begitu saja -
Manusia itu bukan binatang binatang itu bukan manusia
3. Putusan I dapat dibalik menjadi putusan I lagi -
beberapa orang adalah sakit
-
beberapa yang sakit adalah orang
4. Putusan O tidak dapat dibalik -
Ada manusia yang bukan dokter
-
Ada dokter yang bukan manusia
IV. PEDOMAN PENGAMBILAN PUTUSAN AKAL LANGSUNG: 1. Jika pendapat umum A dan E betul, maka pendapat khusus I atau 0 betul. 2. Jika pendapat umurn salah, belum tentu pendapat khusus salah. 3. Jika pendapat khusus betul, maka yang umum tentu betul. 4. Jika pendapat khusus salah, maka yang umum pasti salah. Penyimpulan Iangsung /P. Internitif/intermediate inference : penarikan kesimpulan yang langsung dari I keterangan lain sebagai pangkal pikir/promise. 1. Konversi : Penyimpulan langsung dengan jalan memutar kedudukan subyek (pokok) menjadi sebutan (predikat).
“p
q” “p
q”
SKEMA KONVERSI: Putusan Asli A. Semua S adalah P B. Tak satupun S adalah P C. Beberapa S adalah P D. Beberapa S adalah P
Konverse I. Beberapa P adalah S E. Tak satupun P adalah S I. Beberapa P adalah S - Tak ada ( - )
2. Obversi : Penyimpulan langsung dari suatu putusan akal disimpulkan secara Iangsung suatu putusan balik yang searti dimana subyek putusan tetap sama akan tetapi sifat putusan berubah dan meng-iyakan (affirma, positif), menjadi mengingkari (nege, negatif) Contoh : A
Semua S adalah P
Tak satupun S adalah P
E I O SKEMA OBVERSI : PUTUSAN ASLI A . Semua S adalah P E. Tak satupun S adalah P I. Beberapa S adalah P O. Beberapa S adalah bukan P
OBSERVASI E. Tak satupun S adalah bukan P A. Semua S adalah bukan P O. Beberapa S adalah bukan P I. Beberapa S adalah bukan P
3. Kontraposisi : penyimpulan Iangsung dengan jalan memutar kedudukan subyek menjadi predikat (
).
Prinsipnya: 1. Subyek kesimpulan adalah kontradiksi predikat. 2. Kualitas berubah 3. Tak ada term yang tersebar 4. Predikat kesimpulan adalah subyek putusan yang diberikan. Contoh: Putusan A menjadi E Putusan E menjadi I Putusan O menjadi I Putusan I
(tak ada kontra posisinya)
SKEMA KONTRA POSISI PUTUSAN ASLI A . Semua S adalah P B. Tak satupun S adalah P C. Beberapa S adalah P D. Beberapa S adalah tidak P
KONTRAPOSISI E. Semua bukan P adalah S I. Beberapa bukan P adalah S Tidak ada I. Beberapa bukan P adalah S
4. Inversi: penyimpulan langsung yang dan suatu putusan pangkal/semula asli. a. Jenisnya: 1) pembalikan penuh/Full Inversion 2) pembalikan sebagian/Bartial Inversion b. Prinsip-prinsip Inversion: 1) Subyek inversion adalah kontraposisi dari subyek invertendnya. 2) Dalam inversion sebagian, predikat inverse sama dengan predikat inverse intertendnya. 3) Kuantitas intertend universal dan kuantitas inverse partikular. 4) Dalam inversion penuh, kuantitas inverse sama dengan kualitas intertendnya. TABEL PENYIMPULAN LANGSUNG BENTUK PUTUSAN ASLI (CARA PEMBALIKAN)
A Sa P. I Pi S E Se P. O Po S E Pe S A Pa S I Si P O So P
Konversi Obversi Konversi Obversi Kontraposisi Kontra Posisi Obversi Inversion Inversion Obverse
E Se P. E Pe S A Sa P A Pa S I Pi S O Po S I Si P O So P
I Si P. I Pi S O So P O Po S -
O So P I Si P I Pi S O Po S
-
-
5. Penyimpulan Tidak Langsung (Penyimpulan akal sejati/Mediate inference): Proses pemikiran dan 2 putusan atau lebih kemudian ditarik suatu kesimpulan dengan suatu perantara (media) = term tengah. Unsur-unsurnya: S
= Subjek
P
= Predikat
M = Media
ex:
S – M S = terminis minor M – P P = terminus mayor S – P M = terminus medium
Dengan meletakkan M, terjadi silogisme 1. Silogisme Sub – Pre
3.
Silogisme Bis – Sub
M =
P
M
= P
S
=
M
M
= S
S
=
P
S
= P
2. Silogisme Bis – Pre
4.
Silogisme Pre – Sub
P
=
M
P
= M
S
=
M
M
= S
S
=
P
S
= P
Macam silogisme yang syah I.
1. Barbara (A, A, A) 2. Celareni (E. A, E) 3. Darli (A, I, I) 4. Ferio (E, B, C) Priores : P
=
M
S
=
M
S
=
P
Sub – Pre
Semua manusia is berakal budi
(A)
Semua bangsa Indo is manusia
(A)
Semua bangsa Indo is berakal budi (A) II.
1. Baroco (A, O, O) 2. Cemestres (A, I, I) 3. Cesare (A, I, I) 4. Ferio (E, A, E) Secundae : P
=
M
S
=
M
S
=
P
Bis – Pre
Semua orang Indonesia senang makan nasi
(A)
Beberapa orang Amerika tidak senang makan nasi (O) Beberapa orang Amerika bukan orang Indonesia
(O)
III.
1. Bocardo (O, A, O) 2. Darapti (A, A, I) 3. Dasiti (A, I, I) 4. Disamis (I, A, I)) 5. Felapton (E, S, O) 6. Ferison (E, I, O) Tertia :
IV.
M
=
P
M
=
S
S
=
P
Bis – Sub
Beberapa mahasiswa tidak cepat larinya
(O)
Semua mahasiswa adalah manusia
(A)
Beberapa mahasiswa tidak cepat larinya
(O)
1. Bramantif (A, A, I) 2. Camenes (A, E, E) 3. Dimaris (I, A, I) 4. Fesafo (E, A, O) 5. Presison (E, I, O) 6. Ferison (E, I, O) Habet, Kuarta in super Addit :
V.
P
=
M
M
=
S
S
=
P
Pre – Sub
Beberapa mahasiswa adalah manusia
(A)
Semua manusia mempunyai badan
(A)
Beberapa yang berbadan adalah manusia
(O)
BENTUK – BENTUK SILOGISME : 1. Silogisme hypotetis ; “ Jika ……………… maka” 1. p
q
p.
2. p . q
3. p
q q
q
~p p
(jika hujan maka jalan basah)
4. p
q ~q
~q
~p
2. Silogisme Alternarif /Konjungtif, “Atau, Dan” 1. p ^. q
2. p > q
p.
3. p ^ q
q ~q
4. p
~p
p
q ~q
~q
~p
( saya makan atau minum) 3. Silogisme Disjungtif, “Atau” (pilih salah satu) 1. p v q
2. p v q
p.
3. p v q
q ~q
4. p v q
~p
p
~q
~q ~p
(Saya lahir di Yogya atau di Surabaya ) 4. Silogisme Enthy mema : -
Utimis minor hanya dalam bathin, tidak disebutkan
-
Misal : Semua ikan berenang Paus
5. Silogisme Sorites : Silogisme berantai/gabungan merangkum kolektif -
Pre – Silogisme
-
Epi – Silogisme
Misal : A=B
Pre - Silogisme
B=C A=C A=C
Epi - Silogisme
C=D A=D A=D D=E A=E Dan seterusnya
A
Z
6. Dilema : “Perbincangan serba salah” a. Complex Constructive Dillema [p
q]^[T
n]
p v T q v T premise mayor, terdiri dari 2 antesedan, 2 konsekuen yang sama. Premise minor mengiyakan konsekwen. b. Complex Destruktive Dillema [p
q]^[T
n]
q v n q v T Premise mayor, terdiri dari 2 antesedan yang berbeda, dan 2 konsekuen yang berbeda. Premise minor mengingkari konsekwen. c. Simple Construktive Dillema [p
q] [r
q]
p v r q Premise mayor, 2 antesedan yang berbeda dan 2 konsekuen yang sama. d. Simple Distruktive Dillema [p
q] [p
r]
q v r p Dilema yang sama kedua syarat awal dan berlainan kedua akibat dalam premis pertama - Pertanyaan kedua mengingkari kedua akibat - Kesimpulan menolak syarat awal yang sama dalam premise I. VI. Silogisme Ephicherima : Silogisme yang premise – premisenya diberi bukti = epi = ada diatas (chir) = tangan roch itu tak dapat rusak, sebab tak punya bagian-bagian jiwa itu roch, sebab berakal. Jadi :P jiwa manusia itu tak dapat rusak.