BAB VI ANALISIS DAN PENAFSIRAN DATA A. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas cara analisis dan penafsiran data yang diperoleh dari penelitian. Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan memahami cara analisis, editing dan pengkodean data eksperimen. B. PENYAJIAN Data berjumlah sangat banyak yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dikelompok-kelompokan, diadakan katagorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebutdari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena. Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain memeriksa data mentah sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan komputer. Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisis, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan analisis dan penafsiran yang dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan yang berguna, serta implikasi-implikasi dan saran-saran untuk kebijakan selanjutnya, 1. Editing Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan
diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan editing data. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam editing data, yaitu : 1) Apakah data sudah lengkap dan sempurna 2) Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca 3) Apakah semua catatan dapat dipahami 4) Apakah semua data sudah cukup konsisten 5) Apakah data cukup uniform 6) Apakah ada respon yang tidak sesuai Pengisian kuisioner hams sempurna, dalam pengertian bahwa semua kolom atau pertanyaan harus terjawab atau terisi. Jangan ada satupun dari jawaban terbiarkan kosong. Enumerator, atau peneliti hams mengenal data yang kosong, apakah responden tidak mau menjawab, tanaman mati, pertanyaan tidak sesuai, dan sebagainya. Dalam mengedit data, hal-hal di atas hams diperjelas, dan jangan ada satu pun pertanyaan atau pernyataan atau catatan yang kosong tidak terjawab. Jawaban atau catatan yang kosong harus disempurnakan dalam mengedit data. Pekerjaan mengedit juga termasuk mengubah kependekan-kependckan yang dibuat menjadi kata-kata atau kalimat yang penuh. Kependekan hanya dapat dimengerti oleh enumerator atau pencatat data, dan belum tentu dapat dimengerti oleh pembuat kode. Karena itu, segala kalimat atau kata-kata yang dipendekkan, ataupun angka yang dipendekkan, perlu diperjelas. Mengedit juga berarti melihat apakah ada konsistensi atau tidak. Jika ditemukan data yang tidak konsisten, maka carilah penyebab kesalahan tersebut. Perlu diperhatikan, jangan sekali-kali mengganti jawaban/data, angka ataupun pertanyaan-pertanyaan dengan maksud membuat data tersebut sesuai, konsisten, dan cocok untuk maksud tertentu. Mengganti data orisinal demi mencocokkan dengan sesuatu keinginan peneliti berarti melanggar prinsip kejujuran intelektual (intellectual honesty). 2. Mengkode Data (Data Coding) Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya "ya" atau "tidak". Untuk memudahkan analisis, maka jawaban jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat
penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban. 1. Kode dan Jenis Pertanyaan/pernyataan Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaan, jawaban atau pernyataan. Dalam hal ini dapat dibedakan : a. Jawaban yang berupa angka b. Jawaban dari pertanyaan tertutup c. Jawaban pertanyaan semi terbuka d. Jawaban pertanyaan terbuka e. Jawaban pertanyaan kombinasi a. Jawaban berupa angka Jawaban responden bisa berupa angka. Pertanyaan tentang pendapatan per bulan, jawabannya sudah terang dalam bentuk angka. Misalnya Rp.149.500,00. Begitu juga dalam mengukur berat suatu barang, maka jawabannya sudah jelas dalam bentuk angka. Begitu juga angka tentang produksi, luas garapan dan sebagainya. Untuk jawaban dalam bentuk angka ini, maka angka untuk kode adalah angka jawaban itu sendiri. Misalnya : Jawaban
Kode
Luas : 4,5 hektar Berat : 74,3 kg Pendapatan : Rp.22.500,00
45 743 22500
Jika jawabannya dalam suatu interval angka, maka angka-angka tersebut perlu diberi kode tersendiri, Misalnya : Luas antara 0,5 ha-1,0 ha
kodenya 15
Luas antara 1,1 ha — 3,0 ha
kodenya 16
Luas 3,0 ha
kodenya 17
b. Jawaban pertanyaan tertutup Jawaban pertanyaan tertutup adalah jawaban yang sudah disediakan lebih dahulu, dan responden hanya tinggal mencek saja jawaban jawaban tersebut sesuai dengan instruksi. Responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban di luar yang telah diberikan.
Apakah
Bapak
menggunakan
pupuk
untuk
tanaman
padi
Bapak?
Ya...Tidak...Dalam hal ini, maka berikan kode 1 untuk ya, dan 0 untuk tidak. Demikian juga untuk pertanyaan setuju-tidak setuju, baik-buruk, dan sebagainya Jika jawaban pertanyaan untuk dibuat menjadi skala, maka jawaban yang "baik" berikan kode angka tertinggi, dan yang "terburuk" berikan angka 1. Beberapa contoh adalah sebagai berikut : Jawaban
Kode
Ya
1
Tidak
0
Setuju
1
Tidak setuju
0
Ya
1
Tidak
0
Tidaktahu
9
Pilihan pertama
3
Pilihan kedua
2
Pilihan ketiga
1
Sangat setuju
5
Setuju
4
Tidak perduli
3
Tidak setuju
2
Sangat tidak setuju
1
c. Jawaban pertanyaan terbuka. Pada pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya bebas, sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penjawab, tanpa ada suatu batasan tertentu. Untuk membuat kode terhadap jawaban pertanyaan terbuka, jawaban jawaban tersebut hams dikategorikan lebih dahulu, atau dikelompokkan lebih dahulu sehingga tiap kelompok-kelompok berisi jawaban yang lebih kurang sejenis. Jika ada beberapa jawaban yang tidak cocok dalam kategori yang telah dibuat, maka kelompokkan jawaban tersebut dalam kategori "lain-lain". Hanya perlu diingat, bahwa pertanyaan yang dimasukkan dalam kategori lain-lain janganlah terlalu banyak. Juga perlu diingatkan bahwa jawaban pertanyaan dalam tiap kategori tidak boleh tumpang tindih. Misalnya, sebuah pertanyaan berbunyi : " Apakah alasan
bapak untuk mengikuti program Koperasi? " Alasan-alasan yang dikemukakan dapat dikelompokkan, misalnya, dalam kelompok "alasan ekonomis", "alasan tidak mengetahui adanya koperasi", dan alasan "moral". Dan kategori-kategori tersebutlah yang diberi kode.