BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Analisis Perkembangan Penyaluran Kredit Dalam pelaksanaan aktivitas operasional bank, salah satu upaya yang dilakukan oleh setiap perbankan adalah peningkatan kinerja perbankan. Untuk dapat meningkatkan kinerja perbankan, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan penyaluran kredit kepada nasabah. Dengan adanya penyaluran kredit kepada nasabah, maka upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi terhadap perkembangan kredit. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan penyaluran kredit yang terjadi selama 3 tahun terakhir. PT. Bank Sulselbar Makassar adalah lembaga keuangan
bank yang menyalurkan kredit kepada nasabah. Dimana
dalam penyaluran kredit, menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan adanya peningkatan yang dicapai oleh perusahaan, maka diperlukan adanya evaluasi dalam penyaluran kredit, salah satu tujuan dilakukan evaluasi dalam penyaluran kredit adalah untuk menganalisis peningkatan (penurunan) penyaluran kredit yang terjadi dalam 3 tahun terakhir, khususnya tahun 2008 – 2010. Berikut ini akan disajikan data penyaluran kredit untuk tahun 2008 – 2010 yang dapat disajikan pada tabel 5.1 yaitu sebagai berikut :
58
59
Tabel 5.1 PT. Bank Sulselbar Makassar Perkembangan Penyaluran Kredit
Tahun
Jumlah Penyaluran
Peningkatan
Kredit (Jutaan Rp)
Jutaan Rp.
%
2008
3.390.769
-
-
2009
3.465.586
74.817
2,21
2010
4.515.202
1.049.616
30,29
Rata-rata
3.756.602
562.217
16,25
Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar Tabel 5.1 yakni perkembangan penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 – 2010) yang diperoleh dari PT. Bank Sulselbar Makassar yang menunjukkan bahwa rata-rata penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir sebesar Rp.3.756.602,Kemudian perkembangan kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) nampak bahwa tahun 2009 jumlah penyaluran kredit meningkat sebesar Rp.74.816 atau sebesar 2,21%, sedangkan tahun 2010 jumlah penyaluran meningkat sebesar Rp.1.049.616 atau sebesar 30,29%. Faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kredit selama 2 tahun terakhir disebabkan karena adanya peningkatan penurunan kredit untuk nasabah khususnya selama 3 tahun terakhir.
60
5.2 Analisis Kualitas Kredit Dalam melakukan penilaian kualitas kredit, khususnya pada PT. Sulselbar Makassar, maka salah satu alat analisis yang digunakan adalah kolektibilitas dalam penyaluran kredit. Sebelum dilakukan analisis penyaluran kredit dengan menggunakan analisis kualitas kredit, maka terlebih dahulu akan disajikan kolektibilitas penyaluran kredit yang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini : Tabel 5.2 PT. Bank Sulselbar Makassar Data Kolektibilitas Kredit Tahun 2008 s/d Tahun 2010
Klasifikasi
Tahun (Dalam Jutaan Rp.) 2008
2009
2010
3.261.326
3.337.384
4.368.463
Dalam Perhatian Khusus
37.621
45.183
53.697
Kurang lancer
5.122
4.964
8.049
Diragukan
6.889
2.871
6.600
Macet
79.811
75.184
78.393
3.390.769
3.465.586
4.515.202
Lancar
Total kredit Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar
Tabel 5.2 yakni data kolektibilitas kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) yang menunjukkan bahwa untuk kolektibitas kredit untuk klasifikasi lancar dalam tahun 2008 ketahun 2009 hingga tahun 2010, sedangkan
61
klasifikasi menurut dalam perhatian khusus (DPK) dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 meningkat, sedangkan kurang lancar tahun 2009 menurun sedangkan untuk tahun 2010 meningkat. Kemudian kolektibilitas penyaluran kredit untuk kategori diragukan dalam tahun 2009 menurun dan pada tahun 2010 meningkat. Selanjutnya kolektibilitas penyaluran kredit untuk kategori macet 2009 menurun dan tahun 2010 mengalami peningkatan. Berdasarkan data kolektibilitas kredit yakni dari tahun 2008 s/d tahun 2010, maka selanjutnya akan disajikan rasio kredit lancar terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Rasio kredit lancar terhadap total kredit Besarnya rasio kredit lancar terhadap total kredit pada perusahaan PT. Bank Sulselbar Makassar dari tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 3.261.326 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 08 =
x 100 % Rp. 3.390.769
= 96,18% Rp. 3.337.384 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 09 =
x 100 % Rp. 3.465.586
= 96,30%
62
Rp. 4.368.463 Rasio kredit lancar terhadap total kredit 10 =
x 100 % Rp. 4.515.202
= 96,75% Dari hasil perhitungan kredit lancar terhadap total kredit oleh PT. Bank Sulselbar Makassar untuk tahun 2008 sebesar 96,18%, tahun 2009 kredit sebesar 96,30% dan tahun 2010 total kredit sebesar 96,75%. Ini menunjukkan bahwa kredit lancar pada tahun 2008 s/d tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 2) Rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit Besarnya rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 adalah sebagai berikut : Rp. 37.621 Rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit 08
=
x 100% Rp. 3.390.769
= 1,09% Rp. 45.183 Rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit 09
=
x 100% Rp.3.465.586
= 1,30% Rp. 53.697 Rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit 10
=
x 100% Rp.4.515.202
= 1,19%
63
Dari hasil perhitungan rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2008 sebesar 1,09%, tahun 2009 sebesar 1,30% dan tahun 2010 sebesar 1,19%. 3) Rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit Besarnya rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 5.122 Rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit 08
=
x 100% Rp.3.390.769
= 0,15% Rp. 4.964 Rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit 09
=
x 100% Rp.3.465.586
= 0,14% Rp. 8.049 Rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit 10
=
x 100% Rp.4.515.202
= 0,18% Dari hasil perhitungan rasio kredit kurang lancar terhadap total kredit yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2008 sebesar 0,15%, tahun 2009 sebesar 0,14% dan tahun 2009 sebesar 0,18%. 4) Rasio kredit diragukan terhadap total kredit Adapun besarnya rasio kredit diragukan terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut :
64
Rp. 6.889 Rasio kredit diragukan terhadap total kredit 08
=
x 100% Rp.3.390.769
= 0,20% Rp. 2.871 Rasio kredit diragukan terhadap total kredit 09
=
x 100% Rp.3.465.586
= 0,008% Rp. 6.600 Rasio kredit diragukan terhadap total kredit 10
=
x 100% Rp.4.515.202
= 0,15% Dari hasil perhitungan kredit diragukan terhadap total penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010), nampak tahun 2008 menurun dan tahun 2010 meningkat. 5) Rasio kredit macet terhadap total kredit Besarnya rasio kredit macet terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp. 79.811 Rasio kredit macet total kredit 08 =
x 100% Rp.3.390.769
= 2,35% Rp. 75.184 Rasio kredit macet total kredit 09 =
x 100 % Rp.3.465.586
= 2,16%
65
Rp. 78.393 Rasio kredit macet total kredit 10 =
x 100 % Rp.4.515.202
= 1,73% Dari hasil perhitungan tersebut di atas, maka selanjutnya akan disajikan rasio kredit terhadap total kredit untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat ditentukan melalui tabel berikut ini : Tabel 5.3 Rasio Kolektibilitas Terhadap Total Kredit Pada PT. Bank Sulselbar Makassar Tahun 2008 s/d Tahun 2010
Uraian
Tahun
Rata-Rata
2008
2009
2010
(%)
Lancar
96,18%
96,30%
96,75%
96,41%
Dalam perhatian khusus
1,09%
1,30%
1,19%
1,19%
Kurang lancar
0,15%
0,14%
0,18%
0,16%
Diragukan
0,20%
0,008
0,15%
0,14%
Macet
2,35%
2,16%
1,73%
2,08%
Sumber : PT. Bank Sulselbar Makassar Berdasarkan hasil analisis mengenai rasio kolektibitas dalam penyaluran kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) untuk rasio kredit lancar dalam penyaluran kredit mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan penyaluran kredit dalam perhatian khusus dalam 3 tahun terakhir mengalami
66
peningkatan. Kemudian untuk kolektibilitas kurang lancar mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir dan untuk diragukan tahun 2008 dan 2010 meningkat dan tahun 2009 menurun. Sedangkan untuk macet dalam 2 tahun terakhir menurun. Dengan demikian dari hasil rasio kolektibilitas, dalam penentuan baik/ buruknya kualitas kredit maka akan dilakukan analisis NPL (Non Performing Loan) untuk 3 tahun terakhir dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KL + D + M NPL
=
x 100% Outstanding Kredit
Adapun perhitungan NPL untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat ditentukan melalui perhitungan berikut ini : 1. Tahun 2008 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut : 5.122 + 6.889 + 79.811 NPL
=
x 100% 3.390.769
= 2,71% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2008 adalah sebesar 2,71% 2. Tahun 2009 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2009 dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut :
67
4.964 + 2.871 + 75.184 NPL
=
x 100% 3.465.586
= 2,39% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2009 adalah sebesar 2,39% 3. Tahun 2010 Besarnya rasio NPL untuk tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut : 8.049 + 6.600 + 78.393 NPL
=
x 100% 4.515.202
= 2,06% Dengan demikian maka besarnya perhitungan rasio NPL untuk tahun 2010 adalah sebesar 2,06% Dalam hubungannya dengan perhitungan tersebut di atas maka akan disajikan melalui tabel yaitu sebagai berikut :
68
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Non Performing Loan (NPL) Tahun 2008 s/d Tahun 2010 NPL
Pertumbuhan
(%)
(%)
2008
2,71
-
2009
2,39
-0,32
2010
2,06
-0,33
Tahun
Rata-rata pertumbuhan (%)
-0,33
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel 5.4 yakni hasil perhitungan NPL untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2009), maka untuk tahun 2008 NPL sebesar 2,71%, tahun 2009 sebesar 2,39% dan tahun 2010 sebesar 2,06%. Sedangkan dilihat dari perhitungan NPL untuk tahun 2009 menurun sebesar -0,32% dan tahun 2010 menurun sebesar 0,33%, sehingga rata-rata NPL menurun sebesar 0,33%. Dengan turunnya rasio NPL untuk 2 tahun terakhir dapatlah dikatakan bahwa kualitas kredit untuk 2 tahun terakhir khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar dianggap cukup baik dalam menyalurkan kredit yang bermasalah khususnya dalam penyaluran kredit. Dengan turunnya rasio NPL maka akan berdampak terhadap adanya peningkatan rasio profitabilitas untuk 3 tahun terakhir.
69
5.3. Analisis Profitabilitas Analisis profitabilitas adalah suatu analisis untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itulah indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gross Profit Margin, Net Profitabilitas Margin, Return on Equity Capital, Net Income on Total Assets, dan Return on Total Assets. 1. Gross Profit Margin Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya. Rumus yang dipakai yaitu : Operating Income – Operating Expense Gross Profit Margin = ---------------------------------------------------Operating Income Berdasarkan rumusan tersebut di atas, maka besarnya rasio GPM dari tahun 2008 s/d tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut : 697.409.914.528,40 – 375.720.197.798,01 PM
2008
=
x 100% 697.409.914.528,40
= 46,12% 659.897.364.600,97 – 372.321.829.818,79 GPM
2009
=
x 100% 659.897.364.600,97
= 43,58 % 927.719.067.549 – 582.902.064.196 GPM
2010
=
x 100% 927.719.667.549
= 37,16%
70
Berdasarkan hasil perhitungan mengenai rasio GPM, maka dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- pendapatan operasi dapat menghasilkan laba operasional sebesar 46,12% untuk tahun 2008, tahun 2009 sebesar 43,58% dan untuk tahun 2010 sebesar 37,16%. Untuk lebih jelaskan hasil perhitungan tersebut akan disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin Tahun 2008 s/d 2010 GPM (%)
Pertumbuhan (%)
2008
Operating Operating Income Expense (Rp) (Rp) 697.409.914.528,40 375.720.197.798,01
46,12%
-
2009
659.897.364.600,97 372.321.829.818,79
43,58%
-2,54
2010
927.719.067.549
37,16%
-6,42
Tahun
582.902.064.196 Rata-rata
-1,94
Sumber : Hasil olahan data Berdasarkan tabel 5.5 yakni hasil perhitungan GPM untuk tahun 2008 s/d tahun 2010, yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2009 mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan pendapatan operasional yang terjadi dalam tahun 2009, sedangkan untuk tahun 2010 rasio Gross Profit Margin (GPM) menurun sebesar 6,42% yang disebabkan karena adanya peningkatan beban operasional yang terjadi dalam tahun 2010.
71
2. Net Profit Margin Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasionalnya. Rumus yang digunakan yaitu : Net Income Net Profit Margin = --------------------------- x 100 % Operating Income Berdasarkan uraian di atas, maka adapun perhitungan NPM dapat dihitung sebagai berikut : 218.041.857.778,17 NPM2008 =
x 100 % 697.409.914.528,40
= 31,26% 197.667.797.167,54 NPM2009 =
x 100 % 659.897.364.600,97
= 29,95% 243.096.915.813 NPM2010 =
x 100 % 927.719.067.549
= 26,20% Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- operating income dapat menghasilkan net income untuk tahun 2008 sebesar 0,3126 atau 31,26%, tahun 2009 sebesar 0,2995 atau 29,95%, tahun 2010 sebesar 0,2620 atau 26,20%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
72
Tabel 5.6 Data Net Income Dan Operating Income
2008
Net Income (Rp) 218.041.857.778,17
Operating Income (Rp) 697.409.914.528,40
2009
197.667.797.167,54
2010
243.096.915.813
Tahun
31,26
Pertumbuhan (%) -
659.897.364.600,97
29,95
-1,31
927.719.067.549
26,20
-3,75
29,14
-2,53
NPM (%)
Rata-rata Sumber : Hasil olahan data
Tabel 5.6 yakni hasil perhitungan Net Income yang terjadi untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 – 2010) yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,31%, hal ini disebabkan karena adanya penurunan laba operasional sedangkan untuk tahun 2010 terjadi penurunan yang disebabkan karena adanya kenaikan beban operasional dari tahun ketahun. 3. Return on Equity Capital ROE adalah ukuran yang mewakili harapan dari shareholder, sebab tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan dapat langsung diketahui dan menggambarkan keefektifan atas investasi yang dilakukan oleh shareholder, adapun perhitungan ROE yaitu sebagai berikut : Net Income ROE =
x 100 % Equity Capital 218.041.857.778,17
Return on Equity 2008 =
x 100% 812.052.306.848,38
= 26,85%
73
197.667.797.167,54 Return on Equity 2009 =
x 100 % 848.266.330.712,41
= 23,30% 243.096.915.813 Return on Equity 2010 =
x 100 % 940.196.685.881
= 25,86% Berdasarkan hasil perhitungan ROE
untuk tahun 2008 s/d 2010 yang
menunjukkan besarnya modal yang digunakan dalam menghasilkan laba bersih untuk tahun 2008 sebesar 26,85%, tahun 2009 sebesar 23,30% dan tahun 2010 sebesar 25,86% Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, dapat disajikan hasil perhitungan ROE untuk tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 5.7 Rasio Return On Equity (ROE) Tahun 2008 – 2010
218.041.857.778,17
Ekuitas Modal (Rp) 812.052.306.848,38
ROE (%) 26,85
2009
197.667.797.167,54
848.266.330.712,41
23,30
2010
243.096.915.813
940.196.685.881
25,86
Tahun
Laba Bersih (Rp)
2008
Sumber : Hasil olahan data Tabel 5.7 yakni hasil perhitungan ROE untuk tahun 2008 - 2010 yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2009 terjadi penurunan dimana disebabkan karena
74
laba bersih menurun sedangkan untuk tahun 2010 mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya kenaikan ekuitas modal yang terjadi dalam 3 tahun terakhir. 4. Net Income on Total Asset Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya, dengan menggunakan rumus : Net Income Net Income on Total Assets = ------------------- x 100 % Total Assets Besarnya perhitungan Net Income on Total Asset untuk tahun 2008 s/d 2010 dapat dihitung sebagai berikut : 218.041.857.778,17 Net Income on Total Assets 08 = ----------------------------- x 100 % 4.519.774.597.400,25 = 4,82% 197.667.797.167,54 Net Income on Total Assets 09 = ---------------------------- x 100 % 4.720.602.211.128,35 = 4,18% 243.096.915.813 Net Income on Total Assets 10 = --------------------------- x 100 % 6.227.181.926.433 = 3,90% Berdasarkan hasil perhitungan net income on total assets untuk 3 tahun terakhir (tahun 2008 – 2010) yang menunjukkan bahwa untuk tahun 2008 sebesar
75
4,82%, tahun 2009 sebesar 4,18% dan tahun 2010 sebesar 3,90%. Untuk lebih jelasnya akan disajikan melalui tabel berikut ini : Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Net Income On Total Assets Tahun 2008 s/d 2010 Tahun
Net Income
Total Assets
Net Income on
Pertumbuhan
(Rp)
(Rp)
Total Asset (%)
(%)
2008
218.041.857.778,17 4.519.774.597.400,25
4,82
-
2009
197.667.797.167,54 4.720.602.211.128,35
4,18
-0,64
2010
243.096.915.813
3,90
-0,28
4,25
-0,46
6.227.181.926.433
Rata-rata Net Income on Total Assets (%) Sumber : Hasil olahan data
Berdasarkan tabel 5.8 yaitu hasil perhitungan Net Income jika dibandingkan dengan Total Assets, dimana untuk tahun 2009 mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya penurunan laba bersih, sedangkan untuk tahun 2010 disebabkan karena adanya kenaikan beban operasional. 5. Return on Total Assets Rasio ini mengukur kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah : Return on Assets
Operating Income x 100 % Total Assets
Besarnya perhitungan ROA untuk tahun 2008 s/d 2010 dapat dihitung sebagai berikut :
76
697.409.914.528,40 ROA 2008 = ----------------------------- x 100% 4.519.774.597.400,25 = 14,33%
ROA 2009
659.897.364,600,97 = ----------------------------- x 100% 4.720.602.211.128,35 = 13,98%
927.719.067.549 ROA 2010 = ------------------------- x 100% 6.227.181.926.433 = 14,89% Dari hasil perhitungan mengenai rasio ROA dalam tahun 2008 yang dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,- total asset yang digunakan dapat menghasilkan operating income sebesar 0,1433 atau 14,33%, tahun 2009 sebesar 0,1398 atau 13,98%, tahun 2010 sebesar 0,1489 atau 14,89%. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan rasio ROA akan disajikan melalui tabel 5.9 berikut ini : Tabel 5.9 Hasil Perhitungan ROA Tahun 2008 s/d 2010 Tahun
Operating Income
Total Assets
ROA
Pertumbuhan
(Rp)
(Rp)
(%)
(%)
2008
697.409.914.528,40 4.519.774.597.400,25
14,33%
-
2009
659.897.364,600,97 4.720.602.211.128,35
13,98%
-0,35
2010
927.719.067.5490
14,89%
0,91
14,40%
0,28
6.227.181.926.433
Rata-rata peningkatan (%) Sumber : Hasil olahan data
77
Berdasarkan tabel 5.9 yaitu hasil perhitungan ROA untuk tahun 2008 – 2010, dimana untuk tahun 2009 terjadi penurunan ROA yang disebabkan karena adanya penurunan pendapatan operasional sedangkan untuk tahun 2010 terjadi kenaikan yang disebabkan karena adanya peningkatan asset khususnya dalam tahun 2010.
5.4. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis mengenai kualitas kredit khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar. Dalam pembahasan ini dimaksudkan untuk menganalisis kualitas kredit dalam tahun 2008 s/d tahun 2010. Dari hasil analisis mengenai kualitas kredit selama 3 tahun terakhir (tahun 2008 - 2010), maka terlebih dahulu akan disajikan kolektibilitas penyaluran kredit dan NPL yang dapat dilihat pada tabel 5.10 yaitu sebagai berikut : Tabel 5.10 Analisis Kualitas Kredit Tahun 2008 – 2010 Kolektibilitas (%) Tahun
NPL L
DPK
KL
D
M
2008
96,18
1,09
0,15
0,20
2,35
2,71
2009
96,30
1,30
0,14
0,008
2,16
2,39
2010
96,75
1,19
0,18
2,16
1,73
2,06
96,41
1,19
0,16
0,78
1,75
2,39
Sumber : Hasil olahan data
78
Tabel 5.10 yakni hasil analisis mengenai kualitas kredit, terlihat bahwa rata-rata tingkat persentase kolektibilitas untuk kategori lancar sebesar 96,29%, sedangkan rata-rata DPK sebesar 1,09%, KL sebesar 0,16%, diragukan sebesar 0,78% dan macet sebesar 1,75%. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari kinerja penyaluran kredit dianggap sudah sangat baik alasannya karena tingkat persentase yang lancar sudah diatas 90%, sedangkan dilihat dari NPL nampak bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa PT. Sulselbar memiliki upaya untuk memperbaiki kualitas kredit. Kemudian akan disajikan rasio profitabilitas dalam tahun 2008 s/d tahun 2010 yang dapat dilihat melalui tabel 5.11 yaitu sebagai berikut : Tabel 5.11 Analisis Rasio Profitabilitas Tahun 2008 s/d Tahun 2010 (Dalam Persen)
No.
Jenis Profitabilitas
Tahun
Rata-rata
2008
2009
2010
(%)
1
Gross Profit Margin
46,12
43,58
37,16
42,32
2
Net Profit Margin
31,26
29,95
26,20
29,14
3
ROE
26,85
23,30
25,86
25,34
4
Net Income on Total Asset
4,82
4,18
3,90
4,30
5
ROA
14,33
13,98
14,89
14,40
Sumber : Hasil olahan data
79
Berdasarkan tabel 5.11 yakni hasil perhitungan profitabilitas untuk 3 tahun terakhir, terlihat bahwa rasio gross profit margin dalam 2 tahun terakhir (2009 – 2010) mengalami penurunan. Faktor yang menyebabkan adanya penurunan karena adanya peningkatan beban operasional yang dikeluarkan oleh bank. Sedangkan untuk net profit margin dalam 2 tahun terakhir mengalami penurunan karena adanya penurunan net income, begitu pula dengan net income on total asset. Kemudian untuk ROE dan ROA yang dalam 3 tahun terakhir (tahun 2008 s/d tahun 2010) mengalami peningkatan karena adanya peningkatan ekuitas dan aktiva selama 3 tahun terakhir.
80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
mengenai
kualitas
kredit
dalam
penyaluran kredit khususnya pada PT. Bank Sulselbar Makassar, akan dapat ditarik simpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Kolektibilitas untuk 3 tahun terakhir terlihat Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan. Besarnya NPL menurut ketentuan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai/skor yang diperolehnya. Semakin besar tingkat NPL ini menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank. 2. Gross profit margin, net income on total asset dan net profit margin mengalami penurunan, sedangkan ROE dan ROA meningkat.
6.2. Saran Adapun saran dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Perlunya pihak bank untuk tetap mengendalikan kredit yang macet, hal ini dimaksudkan untuk dapat mempertahankan kualitas kredit. 80
81
2. Upayakan meningkatkan laba melalui peningkatan pendapatan bunga melalui penyaluran kredit, sehingga profitabilitas dapat ditingkatkan.