BAB V Mesin gerinda alat.
Tujuan Pembelajaran Umum : 1.Mahasiswa mengetahui fungsi fungsi mesin gerinda pedestal. 2.Mahasiswa mengetahui spesifikasi batu gerinda. 3.mahasiswa mengetahui perlengkapan di mesin gerinda pedestal. Tujuan Pembelajaran Khusus 1.Mahasiswa dapat menyebutkan nama bagian bagian utama mesin gerinda pedestal. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi fungsi mesin gerinda pedestal. 3.Mahasiswa dapat menyebutkan perlengkapan mesin gerinda pedestal. 4.Mahasiswa dapat menyebutkan bentuk bentuk roda gerinda.
Teknik Pemesinan I
VII-1
VII.1.
Tools Grinding (Penggerindaan Alat) Yang dimaksud dengan tools Grinding (Penggerindaan Alat) adalah kegiatan mengasah alat alat potong mesin tools seperti pahat bubut, cutter milling, reamer dll. Mesin mesin yang digunakan pada kegiatan ini adalah Pedestal Grinding, Universal tools grinding atau mesin mesin gerinda khusus separti mesin gerinda untuk bor (drill grinding) dll. Pada buku ini ahan dibahas mengenai mesin gerinda pedestal beserta alat alat potong yang dikerjakan dengan mesin ini seperti pahat bubut.
VII.2.
Pedestal Grinding (mesin gerinda pedestal) Pedestal grinding digunakan untuk menggerinda alat alat potong seperti pahat bubut, pahat sekrap atau bor. Bentuk alat ini memiliki dua roda gerinda pada masing masing sisi yang dihubungkan dengan sebuah motor listrik. Dua roda gerinda ini dibuat berlainan bentuk dan jenisnya. Pada bagian muka dan sisi batu gerinda dipasang landasan benda kerja agar benda kerja yang sedang digerinda dapat diletakan dengan baik dan sempurna pada landasan tersebut.Landasan ini dapat diatur maju mundur serta naik turunnya sesuyai dengan kebutuhan. Pada beberapa mesin gerinda, ujung poros roda gerinda dipasang alat pengerem untuk mempercepat penghentian saat mesin dimatikan. Saat proses penggerindaan, benda kerja akan menjadi sangat panas sehingga harus segera didinginkan dengan cairan pendingin yang sudah disediakan di bagian depan motor listrik.
Gambar VII.1 Mesin Gerinda Pedestal.
Teknik Pemesinan I
VII-2
VII.3.
Roda gerinda (batu gerinda) Roda gerinda dibuat dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Bila dilihat dari bentuknya maka pada umumnya roda gerinda terdiri dari :
Gambar VII.2 Bentuk bentuk roda gerinda.
VII.4.
Bahan roda gerinda Secara umum roda gerinda terbuat dari butiran bahan asah dan bahan perekat dan pori pori. Spesifikasi roda gerinda terhantung pada ketiga pembentuk roda gerinda tersebut. Butiran butiran dengan ukuran besar akan menghasilkan penggerindaan yang kasar pula namun dapat menggerinda dengan cepat. Perekat yang tidak terlalu kuat menehan butiran akan mudah melepaskan butiran tersebut sehingga pergantian butiran yang tumpul oleh butiran yang lain yang ada didalamnya akan lebih mudah. Dengan demikian perkat yang tidak terlalu kuat baik untuk penggerindaan benda kerja yang sangat keras.
Gambar VII.3 Komposisi roda gerinda. Teknik Pemesinan I
VII-3
VII.4.1.
Bahan asah Bahan asah yang dipakai pada umumnya terbuat dari silicon carbide, alumunium oxide, baron nitrid, amril, corundum atau diamond. Bahan baha tersebut mempunyai kekerasan dan kerapuhan yang berlainan. Besar butiran bahan asah menentukan pula terhadap spesifikasi roda gerinda, Mangkin halus butiran maka hasilpenggerindaan semangkin halus pula. Ukuran butiran ditentukan dengan satuas grit. 30 grit berarti butiran akan menembus sebuah saringan dengan kerapatan 27 mesh dan tertahan pada saringan dengan kerapatan 33 mesh. Satuan mesh adalah satuan saringan dimana 30 meshes adalah saringan yang mempunyai mata jala 30 buah dalam 1”.
Gambar VII.4 Satuan ukuran mesh.
VII.4.2.
Jenis bahan perekat Bermacam macam perekat yang digunakan pada pembuatan roda gerinda mempunyai kegunaan sendiri sendiri. Perekat harus mampu mengikat butiran butiran bahan asah. Kekuatan pengikatan ini mempengaruhi terhadap kekuatan dan kekerasan roda gerinda. Perekat yang sering digunakan adalah Vetrified bonds, Silicate bonds, Shellac bonds, Rubber bonds dan Synthetic resin bonds. Roda gerinda mempunyaim sifat lunak bila perekat mudah melepaskan butiran bahan asah. Sedangkan roda gerinda mempunyai sifat keras apabila perekat dapat menahan dengan kuat untuk tidak lepas. Banyaknya jumlah pengikat akan mempengaruhi kekuatan rada gerinda. Semakin banyak bahan pengikat maka semakin kuat raoda gerinda tersebut.
VII.4.3.
Besar pori pori. Pori pori terdapat antara butiran bahan asah dan perekat. Pori pori ini menentukan banyaknya beram yang dapat ditampung pada pori pori tersebut. Mangkin besar pori pori mangkin banyak pula beram yang disimpan dalam pori pori tersebut
VII.5.
Spesifikasi Roda gerinda Dipasaran, spesifikasi roda gerinda dituliskan dalam bentuk angka dan huruf seperti berikut ini : Teknik Pemesinan I
VII-4
32A 46 – H8 V BE Bahan Asah A = Alumdum 19A= 19 Alumdum 23A=23 Alumdum 32A=32 Alumdum 38A = 38Alumdum 44A = 44Alumdum 75A= 75Alumdum 37C=37Crystolon 39C=39 Crystolon
Ukuran Butiran KLasar : 10,12,14, 16,20,24 Sedang : 30, 36, 46 54,60 Halus : 70,80,90,100 120,150,180 Sangat halus: 220,240,280 320,400,500 600
Tingkat kekerasan Lunak ; A,B,C,D E,F,G,H Sedang : I,J,K.L M,N,O,P Keras : Q,R,S T,U,V,W X,YZ
Struktur
Tipe perekat
Nomor struktur pada roda gerinda mengacu pada jarak antara butiran.
V-Vitified S-Silicate B-Resinoid R- Rubber E- Shellac
Simbul “NORTON” Nomor atau huruf atau keduanya untuk menendakan adanya modifikasi perekat atau karakteristuk roda. Yang sering dijumpai adalah “P’, “G”, BE”
Gambar VII.5 Tabel spesifikasi roda gerinda. Penomoran struktur tergantung dari pabrik pembuat roda gerinda, Beberapa contoh penomoran struktur : Standar Sangat padat Padat Sedang Terbuka Sangat terbuka
Inggris/German 0-1 2-3 4-5 6-7 8-9
Swiss 0-9 11-13 14-16 17-19 20
Pori pori Sedikit Sedang Banyak Halus Sangat ahalus
Ukuran C M N F ff
Gambar VII.6 Tabel nomor struktur
VII.6.
Perlengkapan pada mesin gerinda. Karena mesin gerinda pedestal termasuk mesin yang sangat sederhana, maka peralatan pendukung yang digunakan tidak terlalu banyak. Salah satu alat pendukung/alat bantu pada mesin gerinda pedestal adalah dresser. Dresser adalah alat untuk memperbaiki bentuk roda gerinda atau mengasah roda gerinda. Setelah roda gerinda dipakai, sering bentuk bagian sudut roda gerinda habis lebih awal dari bagian tengah sehingga bagian sudut tersebut mempentuk radius. Untuk meratakn bagian yang rusak tersebut digunakan dresser.
Teknik Pemesinan I
VII-5
Gambar VII.7 Proses dresser
Banyak macam dresser, namun yang sering dipaki adalah batang carburundum, intan atau dresser dari besi tuang
Gambar VII.8 Dresser carborundum.
Batang carborundum digunakan untuk roda gerinda yang kecil dan halus. Batang corborundum dipasang pada tangkai pemegang. Pada saat penggunaan, dresser harus ditahan oleh landasan agar permukaan gerinda yang diperoleh lebih rata.
Teknik Pemesinan I
VII-6
Dresser intan digunakan untuk menghasilkan permukaan yang halus. Dresser ini dibuat dari intan imitasi yang ditanamkan pada sebatang besi.
Gambar VII.9 Dreser intan dan dresser besi tuang.
Teknik Pemesinan I
VII-7