BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi.
5.1 Kesimpulan 1.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari keseluruhan siswa.
2.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari peringkat sekolah ( tinggi, sedang).
3.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari pengetahuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah).
4.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari perbedaan gender (laki-laki, perempuan).
178 5.
Tidak
terdapat
interaksi
antara
peringkat
sekolah
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis matematis. 6.
Tidak terdapat interaksi antara pengetahuan awal matematika dan pendekatan pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis matematis.
7.
Tidak
terdapat
interaksi
antara
perbedaan
gender
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis matematis. 8.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir keatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari keseluruhan siswa.
9.
Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari peringkat sekolah ( tinggi, sedang).
10. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari pengetahuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah). 11. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa laki-laki yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM tidak lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional.
179 12. Kualitas
peningkatan
perempuan
yang
kemampuan
mendapatkan
berpikir
kreatif
pembelajaran
matematis
matematika
siswa dengan
menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional. 13. Tidak
terdapat
interaksi
antara
peringkat
sekolah
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif matematis. 14. Tidak terdapat interaksi antara pengetahuan awal matematika dan pendekatan pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif matematis. 15. Tidak
terdapat
interaksi
antara
perbedaan
gender
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir kreatif matematis. 16. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari keseluruhan siswa. 17. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari peringkat sekolah ( tinggi, sedang). 18. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari pengetahuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah).
180 19. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir reflektif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari perbedaan gender (laki-laki, perempuan). 20. Tidak
terdapat
interaksi
antara
peringkat
sekolah
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir reflektif matematis. 21. Tidak terdapat interaksi antara pengetahuan awal matematika dan pendekatan pembelajaran pada kemampuan berpikir reflektif matematis. 22. Tidak
terdapat
interaksi
antara
perbedaan
gender
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis matematis. 23. Kualitas kemandirian belajar siswa yang mendapatkan
pembelajaran
matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari keseluruhan siswa. 24. Kualitas kemandirian belajar siswa yang mendapatkan
pembelajaran
matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari peringkat sekolah ( tinggi, sedang). 25. Kualitas kemandirian belajar siswa yang mendapatkan
pembelajaran
matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari pengetahuan awal matematika (tinggi, sedang).
181 26. Kualitas kemandirian belajar siswa dengan PAM rendah yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan PBM tidak lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional. 27. Kualitas kemandirian belajar siswa yang mendapatkan
pembelajaran
matematika dengan menggunakan PBM lebih baik daripada siswa yang pembelajaran matematikanya secara konvensional ditinjau dari perbedaan gender (laki-laki, perempuan). 28. Tidak
terdapat
interaksi
antara
peringkat
sekolah
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemandirian belajar siswa. 29. Tidak terdapat interaksi antara pengetahuan awal matematika dan pendekatan pembelajaran pada kemandirian belajar. 30. Tidak
terdapat
interaksi
antara
perbedaan
gender
dan
pendekatan
pembelajaran pada kemandirian belajar. 5.2 Implikasi Penelitian ini telah mengungkap bahwa kualitas kemampuan berpikirK2R matematis serta kemandirian belajar siswa yang mendapat pembelajaran matematika berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, baik secara keseluruhan, pada masing-masing peringkat sekolah, pada masing-masing tingkatan PAM, dan perbedaan gender. Kesimpulan ini memberikan implikasi sebagai berikut. 1.
PBM layak dipergunakan oleh guru bidang studi Matematika di SMP sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan K2R dan kemandirian belajar siswa.
182 2.
Kegiatan diskusi dan presentasi dalam PBM selain menjadi media untuk meningkatkan K2R dan kemandirian belajar siswa juga menjadi media pengembangan kepercayaan diri siswa akan kemampuannya karena mereka mendapatkan lingkungan belajar yang lebih dinamis, demokratis dan menyenangkan.
3.
Penerapan PBM akan memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam menyiapkan bahan ajar yang digunakan, terutama dalam mengkonstruksi masalah-masalah matematis yang dapat memicu pengembangan K2R dan kemandirian belajar siswa.
4.
Peran guru sebagai fasilitator dan mediator dalam PBM akan melatih guru untuk lebih peka terhadap perbedaan kemampuan individu, sehingga guru dapat menerapkan scaffolding yang sesuai serta dapat mengetahui kelemahan dari bahan ajar yang digunakan. Apabila dilakukan secara berkesinambungan maka akan meningkatkan kemampuan guru dalam merancang bahan ajar dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
5.3 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka rekomendasi yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. 1.
Pembelajaran matematika dengan PBM, hendaknya menjadi sebuah pilihan bagi guru di SMP; terutama untuk meningkatkan kemampuan K2R dan kemandirian belajar siswa.
183 2.
Mengingat masih terbatasnya aspek yang diamati, maka penelitian ini dapat dilanjutkan dengan mengkaji aspek lain dari kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi dan meninjaunya untuk peringkat sekolah rendah.
3.
Bagi peneliti yang ingin menerapkan PBM dalam meningkatkan kemampuan K2R dan kemandirian belajar siswa hendaknya digali lebih jauh lagi perbandingan setiap indikator K2R dan kemandirian belajar, mengingat dalam penelitian ini hal tersebut belum dilakukan.
4.
Untuk meningkatkan profesionalime guru, hendaknya pihak sekolah dapat mempertimbangkan agar para guru mata pelajaran matematika dapat melakukan pengkajian dan pengembangan PBM melalui kegiatan MGMP sekolah.