BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Ringkasan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka terdapat pengaruh positif antara ROE, arus kas dari aktivitas operasi, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial. 1)
Dari uji secara parsial, variabel ROE tahun 2009 diperoleh nilai t
hitung
sebesar
1,714 lebih besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan tingkat signifikansi 0,049 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05. Tahun 2010 memiliki t
hitung
sebesar 1,715, lebih besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan tingkat
signifikansi 0,049 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05. Tahun 2011 memiliki t
hitung
sebesar 2,515, lebih besar dari tαtabel sebesar
1,703 dengan tingkat signifikansi 0,009 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak, artinya ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada data yang diperoleh dari laporan keuangan sebagian besar perusahaan LQ 45 menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan nilai ROE maka nilai perusahaan juga meningkat. Contoh : Nilai ROE PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2009 adalah sebesar 21,55% dengan nilai perusahaan (MVA) sebesar Rp 12.695.018.027.500. Tahun 2010, nilai ROE PT. Kalbe Farma Tbk. mengalami peningkatan menjadi 23,94% disertai dengan peningkatan nilai perusahaan (MVA) menjadi Rp 32.499.246.150.400.
83
2) Dari uji secara parsial, variabel arus kas dari aktivitas operasi tahun 2009 diperoleh nilai t
hitung
sebesar 2,701, lebih besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan
tingkat signifikansi 0,006 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05. Tahun 2010 memiliki t
hitung
sebesar 2,566, lebih besar dari tαtabel
sebesar 1,703 dengan tingkat signifikansi 0,008 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05. Tahun 2011 memiliki t
hitung
sebesar 2,944,
lebih besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan tingkat signifikansi 0,003 yang artinya lebih kecil dari taraf nyata signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak. Artinya, LN_AKO berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada data yang diperoleh dari laporan keuangan sebagian besar perusahaan LQ 45 menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan nilai arus kas dari aktivitas operasi maka nilai perusahaan juga meningkat. Contoh : Nilai arus kas dari aktivitas operasi PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.253.907.863.696 dengan nilai perusahaan (MVA) sebesar Rp 32.499.246.150.400. Tahun 2011, nilai arus kas dari aktivitas operasi PT. Kalbe Farma Tbk. mengalami peningkatan menjadi Rp 1.473.495.223.306 disertai
dengan
peningkatan
nilai
perusahaan
(MVA)
menjadi
Rp
34.022.648.313.700. 3) Dari uji secara parsial, variabel ukuran perusahaan tahun 2009 diperoleh nilai t hitung
sebesar 1,824, lebih besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,039. Tahun 2010 memiliki t
hitung
besar dari tαtabel sebesar 1,703. Tahun 2011 memiliki t
sebesar 1,979, lebih
hitung
sebesar 1,720, lebih 84
besar dari tαtabel sebesar 1,703 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,048 lebih kecil dari taraf nyata signifikansi yaitu 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak, artinya LN_SIZE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada data yang diperoleh dari laporan keuangan sebagian besar perusahaan LQ 45 menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan nilai ukuran perusahaan maka nilai perusahaan juga meningkat. Contoh : Nilai ukuran perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2009 adalah sebesar Rp 9.087.347.669.804
dengan
nilai
perusahaan
(MVA)
sebesar
Rp
12.695.018.027.500. Tahun 2010, nilai ukuran perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk. mengalami peningkatan menjadi Rp 10.226.789.206.223 disertai dengan peningkatan nilai perusahaan (MVA) menjadi Rp 32.499.246.150.400. 4)
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh bahwa hasil uji F tahun 2009 menunjukkan F-hitung sebesar 19,793 sedangkan Ftabel)
tabel
sebesar 2,96 (F-hitung > F-
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hasil uji F
tahun 2010 menunjukkan F-hitung sebesar 12,420 sedangkan F-
tabel
sebesar 2,96
(F-hitung > F- tabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Hasil uji F tahun 2011 menunjukkan F-hitung sebesar 19,037 sedangkan Fsebesar 2,96 (F-hitung > F-
tabel)
tabel
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (lebih
kecil dari 0,05). Dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen berupa ROE, arus kas dari aktivitas operasi, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan secara keseluruhan.
85
V.2 Simpulan Berdasarkan hasil pengujian seluruh hipotesis, maka secara keseluruhan penelitian ini dapat memberikan bukti empiris sebagai berikut : 1)
Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, maka sesuai dengan hipotesis pertama. Tanda koefisien yang memiliki arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi ROE, maka semakin menunjukkan efisiensi dalam menggunakan dan mengelola modal sendiri serta berhasil dalam menghasilkan laba yang tinggi. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen akan semakin tinggi dan harga saham yang akan dihasilkan perusahaan juga akan semakin tinggi. Hal ini menyebabkan nilai perusahaan meningkat.
2)
Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, maka sesuai dengan hipotesis kedua. Tanda koefisien yang memiliki arah positif menunjukkan bahwa peningkatan arus kas dari aktivitas operasi akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang kepada investor. Hal ini akan mengakibatkan investor berinvestasi pada perusahaan tersebut. Semakin banyak investor yang menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut, maka nilai perusahaan tersebut akan meningkat.
3)
Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, maka sesuai dengan hipotesis ketiga. Tanda koefisien yang memiliki arah positif menunjukkan bahwa semakin besar jumlah penjualan maka ukuran perusahaan juga semakin besar. Total penjualan mencerminkan besar kecilnya 86
perusahaan dalam melakukan strategi ekspansinya. Perusahaan besar relatif mudah untuk akses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana yang dibutuhkan melalui pasar modal sehingga menarik perhatian investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dan memungkinkan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Semakin besar penjualan juga menunjukkan semakin banyak perputaran uang. Hal ini mempermudah pihak manajemen dalam mengendalikan perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
V.3 Keterbatasan- keterbatasan Adapun keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)
Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2009-2011. Untuk itu bagi peneliti selanjutnya, agar penelitian ini menjadi referensi di masa yang akan datang untuk selanjutnya dapat dikembangkan, misalnya dengan memperpanjang periode pengamatan sehingga hasilnya lebih dapat mewakili kondisi yang ada dengan menggunakan sampel yang lebih besar.
2)
Adapun rasio keuangan yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan yang menjadi fokus penelitian ini terbatas pada return on equity (ROE), arus kas dari aktivitas operasi, dan ukuran perusahaan. Masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Untuk para peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian serupa dengan menambahkan variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi nilai perusahaan seperti kepemilikan kas, peluang investasi sehingga didapatkan berbagai alternatif cara mengambil kebijakan dalam meningkatkan nilai perusahaan. 87