45
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Strategi Sebelum membahas bagaimana strategi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada sistem BizChannel yang sekarang, terlebih dahulu membahas tentang mengapa banyak perbankan menggunakan perkembangan
teknologi
informasi
terutama
teknologi
internet
dalam
pengembangan produk mereka. Ada banyak model yang dapat diterapkan oleh perbankan dalam memanfaatkan teknologi internet, salah satunya dengan menerapkan model CBES dalam pemanfaatan e-strategy pada perbankan. Menurut CBES (Commercial Banking Electronic Strategy) model, BizChannel merupakan suatu solusi yang tepat dalam usaha perbankan menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan teknologi yang ada terutama teknologi informasi. Dalam penjabaran dari e-strategy yang terbagi menjadi beberapa aktifitas, solusi BizChannel ini termasuk dalam kelompok e-outbound logistics dimana mendukung terjadinya aktifitas business to customer (B to C) dimana dalam hal ini adalah antara perbankan dengan para nasabahnya. Namun dalam CBES model ini dikembangkan berdasarkan pendekatan value chain maka akan ada beberapa kelompok dalam e-strategy yang saling mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan tersebut dapat dilihat dari gambar CBES model dibawah ini.
46
Gambar 4.1 Hubungan antara BizChannel dalam E-Strategy pada CBES Model Adapun aktifitas utama dari e-strategy yang berhubungan dengan sistem BizChannel adalah sebagai berikut, yaitu
E-Inbound Logistics Pada aktivias ini lebih dikhususkan hubungan perbankan dengan Bank Indonesia. Dimana fungsi central bank sebagai bank regulator yang mengatur setiap aktivitas dari perbankan. Dalam hubungannya dengan sistem BizChannel yang merupakan suatu produk internet banking, maka Bank Indonesia melakukan validasi dan review terakhir sebelum produk tersebut dapat diluncurkan kepada nasabah. Selain itu terdapat beberapa Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang mengatur ketentuan tentang transaksi perbankan melalui internet atau sering disebut transaksi elektronik.
47
E-Operation Pada aktivitas ini akan fokus kepada dukungan operasional internal perbankan sebagai upaya untuk dapat memberikan layanan perbankan yang maksimal kepada para nasabahnya. Terkait dengan sistem BizChannel yang mempunyai hubungan sangat erat dengan aktivitas operasional dalam mendukung fungsi-fungsinya. Perlu dicatat bahwa tidak semua aktivitas operasional dapat dilakukan menggunakan sistem ataupun pendekatan e-strategy, ada beberapa aktivitas terkait layanan BizChannel yaitu trade finance yang masih membutuhkan operasional secara manual oleh bantuan manusia, seperti aktivitas cek dokumen trade finance dan lain sebagainya.
E-Marketing dan E-Sales Dengan adanya BizChannel akan mendorong terjadinya transformasi dalam dunia marketing dan sales. Dimana memanfaatkan teknologi yang ada maka aktivitas seperti cross selling dapat dilakukan dengan mudah melalui ketersediaan data secara digital. Selain itu teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas pemasaran.
E-Customer Service Suatu produk yang handal tentu harus dilengkapi dengan layanan konsumen yang terpercaya. Dimana ketersediaan dukungan secara 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi tentu akan lebih memperkaya jenis media yang dapat digunakan untuk layanan konsumen, mulai dari telepon, internet dan sebagainya.
48
Aktifitas Pendukung Selain itu terdapat beberapa aktivitas pendukung yang mempunyai kontribusi yang tidak sedikit terkait dengan dukungan terhadap BizChannel ini seperti o Infrastruktur Perusahaan dan strategi pembuat keputusan Ketersediaan fasilitas infrastruktur dalam perusahaan baik berupa fasilitas fisik maupun fasilitas teknologi informasi merupakan syarat mutlak dalam usaha pengembangan BizChannel lebih lanjut. o Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang handal masih merupakan aset yang penting untuk mendukung operasional dan pengembangan perbankan. o Pengembangan Teknologi Perkembangan teknologi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan dalam usaha memberikan pelayanan dan produk-produk baru yang handal bagi para nasabah. Khususnya perkembangan teknologi informasi dapat menjadi suatu keuntungan kompetitif dalam persaingan dunia perbankan. o Aktivitas Procurement Aktivitas ini merupakan aktivitas dasar dalam mendukung ketersediaan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh perbankan dalam usaha mendukung operasional serta memberikan layanan perbankan yang baik.
49
4.2. Sinergi Strategi Bisnis dengan Strategi TI pada Bank ABC Secara internal pada Bank ABC diperlukan suatu strategi yang tepat dalam usaha untuk memperbaiki kelemahan pada BizChannel ini. Disisi lain produk BizChannel ini sangat tergantung kepada teknologi informasi tanpa teknologi informasi yang memadai, produk ini tidak akan dapat hadir melayani nasabah. Oleh karena itu sinergi antara strategi bisnis dengan strategi teknologi informasi sangatlah dibutuhkan sehingga hadirnya teknologi informasi tidak sekedar hanya pelengkap dalam perbankan, namun dapat menjadi bagian yang penting dalam meningkatkan daya saing perbankan itu sendiri. Dalam usaha melakukan sinergi antara strategi bisnis dengan strategi teknologi informasi dapat dilakukan dengan pendekatan menggunakan Strategy to Bottom Line Value Chain. Dimana secara detail langkah-langkah yang perlu diambil dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.2 Strategy to Bottom Line Value Chain
50
4.2.1. Visi dan Misi pada Bank ABC Dari strategi ini langkah awal yang harus dilakukan dengan menyusun perencanaan strategi bisnis dimana merupakan penjabaran visi dan misi perusahaan ke dalam strategi bisnis yang lebih mudah dipahami dan dilakukan oleh semua lini bisnis terkait. Adapun visi dari Bank ABC adalah Menjadi bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka di Asia Tenggara, yang memahami kebutuhan nasabah, menyediakan solusi keuangan yang tepat dan komprehensif, serta menjalin hubungan yang berkelanjutan. Untuk dapat menjadi bank yang terpercaya di Indonesia diperlukan beberapa aspek yang seluruhnya berfokus pada kepuasan nasabah terhadap layanan Bank ABC dengan mengutamakan 3 hal utama yaitu, memahami kebutuhan nasabah, menyediakan solusi keuangan yang tepat dan komprehensif dan menjalin hubungan yang berkelanjutan.
4.2.2. Strategi Bisnis pada Bank ABC Dari penjabaran visi tersebut diatas maka pihak penyusun bisnis strategi menyusun beberapa perencanaan bisnis. Adapun strategi bisnis yang diterapkan oleh Bank ABC untuk memperkokoh bisnisnya telah dimulai sejak tahun 2010 terdiri dari 6 pilar, yaitu 1) Bisnis usaha dengan margin tinggi Perusahaan akan fokus pada bisnis yang memberikan marjin yang tinggi yaitu pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan mikro, kartu kredit dan structured finance.
51
2) Melakukan diversifikasi dari sumber pendapatan Perusahaan akan terus meningkatkan dan memperkuat layanan transaction banking, serta meningkatkan layanan bisnis perbankan syariah melalui modal leverage. 3) Pertumbuhan dana murah Meningkatakan pertumbuhan dana masyarakat khususnya dana murah melalui ekspansi bisnis strategis cabang-cabang, ekspansi layanan Preferred (nasabah VIP) dan pendekatan nasabah korporat melalui Corporate Client Solution, selain itu juga berencana meningkatkan kekuatan network dari ketiga segmen yang ada yaitu ritel, komersial dan korporat. 4) Transformasi sales dan service Perusahaan akan meningkatkan customer banking experience secara keseluruhan, meningkatkan dan mengembangkan fungsi dari alternate channels, memahami kebutuhan nasabahnya dengan produk-produk yang inovatif. 5) Peningkatan efisiensi Hal ini dilakukan dengan adanya program efisiensi biaya dan program transformasi TI untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bisnis yang akan datang dengan pengeluaran biaya yang optimal. 6) Pengembangan sumber daya manusia Perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang handal dalam menjalankan usahanya dengan melakukan training dan development program, strategic recruitment dan talent retention.
52
4.2.3. Business Strategy Intention pada Bank ABC Dari strategi bisnis diatas, untuk mempermudah interpretasi dan implementasi dari strategi diatas. Maka oleh perusahaan menjabarkan menjadi 11 eksternal produk atau layanan serta 5 internal produk atau layanan sesuai dengan portfolio produk dan layanan yang ada. Penjabarannya dibagi menjadi 5 kelompok seperti pada gambaran berikut,
Gambar 4.3 Strategy Business Intention pada Bank ABC
4.2.4. Strategi TI pada Bank ABC Dalam usaha menjadikan TI sebagai kunci sukses dan menjadi bagian yang penting dalam suatu organisasi maka dibentuklah divisi IT Transformation dimana bertugas untuk meningkatkan performa TI dan menjadi keuntungan yang
53
kompetitif dalam organisasi ini. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut terdapat 6 strategi yaitu, 1. Pertumbuhan secara organik degan melakukan penambahan kemampuan baru pada sistem yang ada untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan pasar. 2. Mendukung pertumbuhan secara inorganik dengan melakukan pergantian atau pembaharuan terhadap sistem yang ada. 3. Mendukung proses migrasi menuju Universal Banking Operating Model. 4. Meningkatkan kemampuan dari TI. 5. Melakukan implementasi terhadap sistem yang telah ditentukan oleh badan regulator. 6. Mendukung inisiatif yang berasal dari sistem yang telah ada (Legacy System) untuk menjalankan BAU (Business as Usual)
4.2.5. Sinergi antara Strategi Bisnis dengan Strategi TI pada Bank ABC Pengembangan strategi TI tersebut tentu tidak dapat dilepaskan oleh kebutuhan bisnis yang ada dimana terdapat pada strategi bisnis. Keselarasan antar keduanya merupakan suatu hal yang mutlak bagi perkembangan keduanya. Sehingga tujuan akhirnya yaitu perkembangan organisasi dengan memanfaatkan TI sebagai suatu keunggulan kompetitif dalam usaha menunjang persaingan bisnis dalam dunia keuangan.
54
Dari pemaparan diatas terhadap strategi bisnis dan strategi TI yang ada maka dapat kita tarik sebuah sinergi antar keduanya yang tampak dalam tabel berikut ini. Pertumbuhan Organik Bisnis dengan Margin Tinggi Diversifikasi Sumber Pendapatan Pertumbuhan CASA Transformasi Sale dan Layanan Peningkatan Efisiensi Pengembangan SDM
Upgrade/ Pergantian Sistem
Universal Banking Platform
Kemampuan IT
Mendukung Regulator
BAU
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
Tabel 4.1 Sinergi antara Strategi Bisnis dengan Strategi TI pada Bank ABC
4.2.6. Sinergi antara Proyek BizChannel dengan Strategi Bisnis dengan Strategi TI pada Bank ABC Terkait dengan kelemahan yang ada pada sistem BizChannel yang ada, maka dari pihak bisnis terkait yaitu Divisi Transaction Banking telah mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan sistem BizChannel sesuai dengan kelompok pertama dari strategi bisnis yaitu fokus dan investasi. Maka pendekatan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan investasi pada sistem pengganti untuk menunjang produk BizChannel yang ada sesuai dengan kebutuhan bisnis akan fungsi-fungsi baru yang dibutuhkan oleh pasar dan mengatasi kelemahan yang ada.
√
55
Selain dari pada itu, ada beberapa sinergi dari Implementasi Proyek BizChannel ini dengan strategi bisnis yang lain dimana tertuang kedalam tujuan dari proyek ini. Dimana dapat dilihat dari paparan sebagai berikut, 1. Bisnis usaha dengan margin tinggi Dengan adanya pengembangan produk BizChannel ini maka diharapkan dapat lebih meningkatkan perkembangan bisnis dengan margin tinggi, seperti bisnis pembiayaan dan structure finance. Dengan fungsi layanan yang terdapat pada sistem BizChannel akan mempermudah pengelolaan dana nasabah korporasi baik dari modal sendiri maupun kredit modal kerja. 2. Melakukan diversifikasi dari sumber pendapatan Dengan adanya produk BizChannel ini dapat meningkatkan pendapatan perbankan baik dari pendapatan bunga maupun pendapatan bukan bunga. Pendapatan bunga berasal dari pendapatan bunga kredit yang diambil oleh para nasabah BizChannel dari pasar korporasi dan komersial. Sedangkan pendapatan bukan bunga atau yang lebih sering dikenal dengan fee based income merupakan pendapatan yang berasal dari komisi ataupun biaya yang dibebankan kepada nasabah karena telah menggunakan layanan dari produk BizChannel. 3. Pertumbuhan dana murah Dengan salah satu produk BizChannel seperti supply chain dan trade finance akan meningkatkan pertumbuhan dana murah seperti current account dan saving account karena dana yang digunakan untuk
56
operasional perusahaaan akan tersimpan pada account yang ada di perbankan. 4. Transformasi sales dan service Dengan adanya fasilitas pada produk BizChannel yang menerapkan online system maka akan meningkatkan kepuasan nasabah dan posisi produk ini dalam persaingan dengan bank lain dalam bisnis layanan perbankan. 5. Peningkatan efisiensi Dengan adanya produk BizChannel ini maka ada berbagai macam produk dan layanan perbankan dapat dengan mudah diakses oleh nasabah melalui fasilitas internet tanpa harus datang ke cabang. Sistem BizChannel sangat berhubungan erat dengan teknologi informasi sehingga sinergi antara strategi bisnis dan strategi TI mutlak diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Proyek implementasi BizChannel ini sesuai dengan salah satu strategi TI yaitu masuk kedalam kelompok (stream) kedua berhubungan dengan upgrade system yang ada serta pergantian sistem baru. Oleh karena sinergi antara strategi bisnis dengan strategi TI maka pada Divisi Transformasi Office melakukan prioritas terhadap proyek pada tahun 2010 ini. Selain itu proyek ini juga selaras dengan strategi TI yang lain yaitu, 1. Pertumbuhan secara organik. Arsitektur dari Sistem BizChannel telah menggunakan standard yang sama untuk setiap negara sesuai dengan keinginan holding. Maka dengan standar ini dapat dengan mudah melakukan implementasi sistem ini pada
57
setiap negara baru yang akan datang guna mendukung perkembangan secara organik. 2. Mendukung pertumbuhan secara inorganik dengan melakukan pergantian atau pembaharuan terhadap sistem yang ada. Sistem BizChannel merupakan legasi sistem yang ada pada bank saat ini. Untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah secara regional maka dilakukan pembaharuan terhadap sistem BizChannel di Indonesia. Sedangkan pada negara lain dilakukan pergantian sistem sehingga dapat terstandarisasi untuk masing-masing entity-nya. 3. Mendukung proses migrasi menuju Universal Banking Operating Model. Dengan adanya sistem BizChannel yang sama di setiap negara akan mempermudah tercapainya Universal Banking Operating Model dimana merupakan suatu arsitektur perbankan yang baru dimana bertujuan untuk mempunyai performa yang tinggi guna mendukung proses bisnis. 4. Meningkatkan kemampuan dari TI. Dengan adanya proyek baru tentu akan meningkatkan kemampuan personal dari TI dalam hal teknis maupun non-teknis terutama terhadap personal yang masuk kedalam anggota dari proyek implementasi ini. Dimana tujuan akhirnya yaitu membangun sebuah pusat support (Central of Excellence) yang berkelas regional terhadap sistem BizChannel ini. 5. Melakukan implementasi terhadap sistem yang telah ditentukan oleh badan regulator. Dengan adanya proyek BizChannel yang sebagian besar proses bisnis didukung oleh sistem yang terintegrasi maka data-data transaksi berupa
58
data digital yang mempermudah mendukung proses pelaporan kepada Bank Indonesia sebagai regulator. Selain itu juga dapat mempermudah proses mitigasi resiko terjadinya fraud.
4.3. Perencanaan Proyek BizChannel Setelah sinergi antara bisnis dengan TI ditentukan maka langkah selanjutnya adalah pengerjaan proyek BizChannel. Langkah awal dalam pengerjaan proyek BizChannel adalah dengan membuat suatu dokumen yang bernama Business Case Document. Dokumen berisi tentang latar belakang proyek, tujuan proyek, perubahan proses bisnis, keselarasan dengan visi dan strategi, kondisi sekarang, ringkasan perubahan terhadap solusi yang dipilih, alternatif solusi apabila proyek ditolak, ringkasan tentang Bisnis Continuity Management, analisa beban dan keuntungan serta informasi lain terkait proyek.
4.3.1. Latar Belakang Proyek BizChannel Adapun latar belakang dari proyek ini berasal dari inisitatif regional dalam upaya membuat suatu transaction banking platform yang dapat digunakan secara regional beserta rekanan dari holding. Dimana diharapkan solusi ini dapat diterapkan untuk setiap regional sehingga tercipta keselarasan antara bisnis proses beserta teknologi informasi yang mendukungnya. Keuntungan lain dari proses sinkronisasi ini adalah setiap nasabah bank akan mendapatkan pengalaman dan standar layanan yang sama dan berkualitas di setiap negara. Disisi lain dapat memperoleh suatu efisiensi dalam penyediaan teknologi pendukung dan integrasi yang dibutuhkan.
59
4.3.2. Tujuan Proyek BizChannel Adapun tujuan dari implementasi BizChannel ini adalah sebagai berikut,
Memenuhi kebutuhan pertumbuhan akan kebutuhan konsumen dengan melakukan efisiensi operasional
Mampu bersaing dengan para pesaing
Membangun suatu brand image baru untuk Divisi Transaction Banking dengan menggunakan ikon BizChannel
Menjadi pemimpin pada wilayah reginal Asia Tenggara dalam inovasi produk dan layanan dalam Transaction Banking
Meningkatkan fokus kepada nasabah dalam meningkatkan pangsa pasar
Meningkatkan pendapatan perusahaan baik berupa pendapatan bunga maupun pendapatan bukan bunga
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari sisi operasional
Memperkenalkan produk dan layanan baru secara regional dalam waktu bersamaan
Mendukung agresivitas target penjualan yang ada
Meningkatkan tingkat kepuasan nasabah serta loyalitas nasabah dengan layanan yang berkualitas
Meningkatkan proses automasi dalam operasional perbankan
Mendukung pengurangan beban dengan meningkatkan pendapatan
60
4.3.3. Proses Bisnis dalam BizChannel Adapun beberapa proses bisnis Transaction Banking yang baru dimana melengkapi proses bisnis yang telah ada dapat dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 1. Payment Management Adalah merupakan pengelolaan pembayaran yang terdiri dari pembayaran bulk payment kepada pihak ketiga seperti pembayaran gaji, pembayaran vendor dan pembayaran lainnya. Proses pembayaran ini meliputi pembayaran secara lokal melalui pemindahan dana antar rekening lokal, RTGS maupun pembayaran secara internasional melalui SWIFT. Adapun proses pembayaran yang ada dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.4 Proses Payment Management 2. Collection Management Merupakan kegiatan pengaturan giro dalam mendukung aktivitas perusahaan seperti pembayaran melalui giro, pengambilan giro dan
61
pencairan giro. Adapun proses yang berkaitan dengan collection management dapat terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5 Proses Collection Management 3. Post Date Cheque (PDC) Management Merupakan pengaturan PDC bagi perusahaan yang diterima dari para dealer untuk berbagai macam invoice atau pembiayaan oleh bank. Disertai dengan laporan yang komprehensif untuk memudahkan perusahaan dalam mendukung pelaporan bulanan aktifitas keuangan dan tingkat keamanan yang terjamin. Dimana proses secara garis besar terlihat pada gambar berikut.
62
Gambar 4.6 Proses Post Date Cheque Management 4. Liquidity Management Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melihat rincian konsolidasi berbagai rekening dan membantu dalam pengelolaan dana dalam rekening tersebut dengan dari satu rekening ke rekening yang lain. Secara garis besar proses pengaturan dana dalam rekening perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut. Corporate Account
LMSPro
1 Corporate
Master Setup
(Internet) or Bank (Intranet)
MIS Reports
Account Hierarchy Account Mapping
Account Details
3
LMS Structure
Instruction Setup
Bank Branch
2
Accounting Entries
Core Banking
Fund Movement Interest Calculation & Posting Charge Calculation & Posting
Gambar 4.7 Proses Liquidity Management
63
5. Financial Supply Chain Management Dalam fungsi ini menyediakan layanan penyederhanaan proses financial supply chain yang mempermudah perusahaan dalam menjalin hubungan dengan pemasok dan dealer dalam meningkatkan pengelolaan modal kerja. Adapun proses yang terjadi dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.8 Proses Financial Supply Chain Management 6. Trade Finance Pada BizChannel yang baru akan dilengkapi dengan modul Trade Finance melalui fasilitas berbasis web dan internet yang dapat mempermudah para konsumen untuk melakukan pembuatan Letter of Credit, Bank Garansi dan produk lain. Dimana proses bisnis pada Letter of Credit dapat dilihat pada gambar berikut.
64
Gambar 4.9 Proses Bisnis pada Trade Finance
4.3.4. Time Frame dari Proyek BizChannel Setelah ditentukan proses bisnis baru yang diinginkan maka langkah selanjutnya adalah perencanaan waktu pengerjaan proyek BizChannel ini. Proyek BizChannel
ini
merupakan proyek
regional
sehingga
solusi
ini akan
diimplementasikan pada setiap negara dimana anak perusahaan berada. Dimana waktu yang direncanakan untuk implementasi proyek ini dapat dilihat pada gambar berikut.
65
Gambar 4.10 Time Frame Implementasi Proyek BizChannel Untuk penelitihan ini akan difokuskan kepada implementasi proyek BizChannel pada phase I dengan target implementasi ini adalah pada negara Indonesia. Proyek ini dimulai pada tanggal 10 Agustus 2010 dan selesai pada tanggal 11 Januari 2011. Proses implementasi proyek ini mengikuti System Development Live Cycle yang banyak diadopsi oleh banyak perusahaan yaitu seperti pada gambar berikut.
Gambar 4.11 System Development Life Cycle (SDLC)
66
Proyek BizChannel ini yang total membutuhkan waktu sekitar 5 bulan untuk implementasinya. Adapun jadwal implementasi secara lebih detail dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini.
Gambar 4.12 Jadwal Implementasi Proyek BizChannel Tahap I
4.3.5. Struktur Organisasi dari Proyek BizChannel Setelah jadwal proyek ditentukan maka tahap selanjutnya menentukan struktur organisasi yang akan melakukan implementasi proyek BizChannel ini. Adapun struktur organisasi yang ada untuk melakukan implementasi proyek BizChannel khususnya untuk regional Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini.
67
Gambar 4.13 Struktur Organisasi Proyek BizChannel
4.3.6. Alokasi Budget dari Proyek BizChannel Adapun besar biaya yang dibutuhkan dalam implementasi proyek BizChannel ini cukup besar. Dimana perencanaannya sesuai dengan kebutuhan akan hardware, software serta biaya implementasi. Dalam perhitungan budget dari proyek ini juga disusun menggunakan metode Return of Investment (ROI) dan Cost and Benefit Analysis. Sehingga dengan perhitungan yang matang menjadi bahan pertimbangan bagi para pemimpin perusahaan dalam hal ini CIO beserta CFO serta bisnis unit terkait untuk dapat memutuskan atas layak tidaknya proyek ini bagi perkembangan perusahaan. Disisi lain bisnis unit terkait menyadari akan target pengembalian dari proyek ini secara tidak langsung akan menjadi target bisnis selanjutnya. Sehingga dapat diharapkan dengan adanya
68
proyek ini, maka penetrasi Divisi Transaction Banking dengan produknya yang berkualitas dapat diterima baik oleh konsumennya. Dalam perhitungan proyeksi biaya yang dibutuhkan dalam proyek ini menggunakan asumsi selama 5 tahun. Dimana dari masing-masing tahun mempunyai komponen biaya yang berbeda, yaitu I.
Tahun Pertama Pada masa ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan implementasi proyek BizChannel, sehingga ada beberapa komponen biaya yang dibutuhkan terkait proses implementasi seperti, 1. Biaya Implementasi Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan pembayaran jasa implementasi proyek baik dilakukan oleh pihak ketiga (vendor) serta pihak internal perusahaan sendiri seperti sumber daya manusia (staf internal). Adapun penjabaran dari masing-masing beban adalah sebagai berikut, yaitu
Biaya Staf Internal sebesar $ 170,886.00
Biaya Konsultasi sebesar $ 321.750.00
2. Pengadaan Hardware dan Software Merupakan salah satu komponen modal yang harus diinvestasikan oleh perusahaan untuk prasarana pengadaan dari solusi TI. Dimana terdiri dari komponen Hardware dan Software. Adapun penjabaran dari masing-masing beban adalah sebagai berikut, yaitu
Biaya pembelian software sebesar $2,978,794.00
69
Biaya pembelian hardware sebesar $353,283.00
3. Biaya lain-lain Merupakan salah satu biaya yang dicadangkan sehingga dapat digunakan apabila diperlukan untuk biaya-biaya tambahan yang timbul diluar dari yang diperkirakan. Adapun alokasi biaya yang ini sebesar $ 382,471.00. II.
Tahun Kedua sampai Kelima Pada masa ini beban yang dikeluarkan lebih kepada mendukung proses operasional sehingga beban ini biasa disebut beban operasional (operation expenditure). Adapun penyebaran komponen biaya operasional terdiri dari tiga jenis yaitu, 1. Biaya pemeliharaan hardware Merupakan biaya pemeliharaan hardware yang dibayarkan kepada pihak ketiga yang menjamin ketersediaan hardware selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Adapun besar komponen biaya ini adalah $ 532,714.00. 2. Biaya pemeliharaan software Merupakan biaya pemeliharaan software yang dibayarkan kepada pihak ketiga yang menjamin ketersediaan software selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Pada umumnya dilengkapi dengan perjanjian Service Level Agreement (SLA) antara kedua belah pihak. Adapun besar komponen biaya ini adalah $ 353,283.00.
70
3. Biaya lain-lain Merupakan suatu pos alokasi pencadangan yang akan digunakan apabila diperlukan dalam mendukung proses operasional system BizChannel ini. Adapun besar komponen biaya ini adalah $ 62,178.00. Dari penyebaran beban biaya untuk proyek BizChannel selama lima tahun dapat dilihat dari grafik berikut,
Gambar 4.14 Penyebaran Beban Biaya Proyek dalam 5 Tahun Maka total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proyek BizChannel ini dalam perhitungan selama lima tahun pertama adalah sebesar $ 6,943,010.00. Secara ringkas total beban biaya dari implementasi proyek BizChannel ini dapat dilihat pada tabel berikut, yaitu
71
Biaya Proyek BizChannel
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Total
Biaya Implementasi Staf Internal
$ 170,886.00
$
-
$
-
$
-
$
-
$
170,886.00
Konsultan
$ 321,750.00
$
-
$
-
$
-
$
-
$
321,750.00
$ 492,636.00
$
-
$
-
$
-
$
-
$
492,636.00
Pembelian Software
$ 2,978,794.00
$
-
$
-
$
-
$
-
$
2,978,794.00
Pembelian Hardware
$ 353,283.00
$
-
$
-
$
-
$
-
$
353,283.00
Biaya Pemeliharaan Hardware
$
-
$ 532,714.00
$ 532,714.00
$ 532,714.00
$ 532,714.00
$
2,130,856.00
Biaya Pemeliharaan Software
$
-
$ 89,065.00
$ 89,065.00
$ 89,065.00
$ 89,065.00
$
356,260.00
Biaya lain-lain (Bila diperlukan)
$ 382,471.00
$ 62,178.00
$ 62,178.00
$ 62,178.00
$ 62,178.00
$
631,183.00
Total Biaya Proyek
$ 4,207,184.00
$ 683,957.00
$ 683,957.00
$ 683,957.00
$ 683,957.00
$
6,943,010.00
Tabel 4.2 Komponen Biaya Proyek BizChannel dalam 5 Tahun Setelah melakukan perhitungan beban yang dibutuhkan dari proyek BizChannel ini langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan terhadap keuntungan (benefit) yang mampu dihasilkan setelah proyek ini selesai. Adapun keuntungan dari proyek ini yang diperhitungkan adalah keuntungan yang bersifat financial dimana berupa peningkatan pendapatan dari implementasi BizChannel yang baru. Adapun pendapatan yang diperhitungkan dalam hal ini adalah pendapatan non bunga (fee based income) atau pendapatan yang diperoleh dari komisi atas digunakannya suatu layanan oleh nasabah dan pendapatan bunga (net interest income) yang berasal dari peningkatan transaksi dari nasabah. Dalam perhitungan ini peningkatan pendapatan akan dihitung mulai dari tahun kedua dengan asumsi keuntungan dari proyek BizChannel ini akan mulai dirasakan setelah tahun kedua dimana System BizChannel yang baru telah beroperasi secara
72
optimal. Target pendapatan yang direncanakan dari proyek BizChannel ini dapat dilihat pada tabel berikut, yaitu Keuntungan Proyek BizChannel
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Pendapatan Dasar
$132,530,000.00
$157,950,138.00
$201,410,510.00
$268,798,772.00
$358,684,149.00
Target Pendapatan
$132,530,000.00
$161,057,160.00
$208,159,649.00
$281,638,949.00
$380,502,175.00
Pendapatan Proyek
$
$3,107,022.00
$6,749,139.00
$12,840,177.00
$21,818,026.00
1.97%
3.35%
4.78%
6.08%
$3,107,022.00
$6,749,139.00
$12,840,177.00
$21,818,026.00
$ 2,567,786.78
$ 5,070,728.02
$ 8,770,013.66
$ 13,547,277.57
-
Peningkatan Pendapatan
Total Keuntungan Proyek
$
-
NPV
Tabel 4.3 Total Keuntungan Proyek BizChannel dalam 5 Tahun Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total nilai NPV dari proyek ini adalah $29,955,806.03. Dimana total investasi yang dibutuhkan adalah sebesar $6,178,140.06. Maka total keuntungan dari proyek ini dalam periode 5 tahun dengan menggunakan asumsi bunga diskonto sebesar 10% adalah $23,777,665.98. Dari perhitungan proyeksi keuntungan dan biaya yang diperlukan untuk proyek BizChannel ini digunakan dalam melakukan analisa berdasarkan metode Cost and Benefit Analysis. Hal ini dapat menentukan tingkat kelayakan suatu proyek dapat dijalankan oleh tidak dimana semua keputusan akan diambil oleh pihak pemegang kekuasaan seperti Direktur. Adapun analisa cost and benefit analysis dari proyek BizChannel ini adalah sebagai berikut Cash Flow Proyek BizChannel
Tahun 1
Keuntungan Proyek Biaya Proyek
$
Tahun 2
-
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
$
3,107,022.00
$
6,749,139.00
$ 12,840,177.00
$ 21,818,026.00
$ (4,207,184.00)
$
(683,957.00)
$
(683,957.00)
$
$
Net Cash Flow
$ (4,207,184.00)
$
2,423,065.00
$
6,065,182.00
$ 12,156,220.00
$ 21,134,069.00
Akumulatif Net Cash Flow
$ (4,207,184.00)
$ (1,784,119.00)
$
4,281,063.00
$ 16,437,283.00
$ 37,571,352.00
(683,957.00)
Tabel 4.4 Total Cash Flow Proyek BizChannel dalam 5 Tahun
(683,957.00)
73
Dari perhitungan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian atau sering disebut dengan Return of Investment (ROI) dari proyek BizChannel ini adalah 47,54% . Dengan tingkat payback period selama 2 tahun 1,2 bulan. Dengan tingkat pengembalian yang relatif cukup singkat maka Proyek BizChannel ini dapat disetujui oleh pimpinan bank seperti Direktur.
4.3.7. Project Benefit Tracking dari Proyek BizChannel Terkait dengan disetujuinya proyek BizChannel ini, maka secara langsung terdapat peningkatan target pendapatan yang harus dicapai oleh business owner dari proyek ini yaitu Divisi Transaction Banking. Adapun jenis pendapatan yang diperoleh oleh layanan ini adalah 1. Pendapatan non bunga (fee based income) Pendapatan komisi berasal dari setiap layanan yang digunakan oleh nasabah. 2. Pendapatan bunga (net interest income) Pendapatan bunga yang diperoleh oleh perbankan dari keuntungan kredit yang diberikan kepada nasabah. Adapun target peningkatan pendapatan yang digunakan sebagai komponen project benefit tracking adalah sebagai berikut,
Project Benefit Tracking Fee Based Income Growth Net Interest Income Growth
Tahun 2010 14% 8%
2011 33% 19%
2012 36% 27%
2013 47% 32%
2014 45% 32%
Tabel 4.5 Project Benefit Tracking proyek BizChannel dalam 5 Tahun
74
4.4. Evaluasi Efektivitas Proyek BizChannel dengan IT BSC Proses evaluasi efektivitas dari Sistem BizChannel terhadap tujuan dari proyek BizChannel ini yang erat kaitannya dengan proses benefit tracking yang telah dijelaskan sebelumnya. Proses evaluasi dengan menggunakan pendekatan IT Balance Scorecard sehingga menghasilkan suatu evaluasi yang komprehensif dari 4 pespektif yang ada, yaitu perspektif management (nilai bisnis), perspektif enduser (tingkat kepuasan pelanggan), perspektif operasional (proses internal) dan perspektif future readiness (kualitas sumber daya manusia dan inovasi). Dimana secara lengkap akan dilakukan pengukuran seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 IT Balance Scorecard Graphic evaluasi Sistem BizChannel Berdasarkan hubungan sebab-akibat yang ada pada strategy map, maka pengukuran masing-masing perspektif adalah sebagai berikut,
75
I.
Perspektif Future Readiness Dimana menitikberatkan kepada proses pembelajaran dan inovasi. Dari perspektif ini ada 2 items penting yang akan diukur yaitu 1. Tingkat produktivitas pegawai Dengan adanya implementasi dari sistem BizChannel ini akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai. Adapun yang dimaksud dengan produktivitas adalah perbandingan antara hasil kerja atau output dengan segala pengorbanan atau biaya untuk mewujudkan suatu hasil. Proses BizChannel yang melibatkan secara langsung dengan tingkat produktivitas pegawai adalah pada layanan produk trade finance. Dimana
membutuhkan
proses
lanjutan
secara
manual
yang
berlangsung pada back office dalam penerbitan LC. Pengukuran
produktivitas
dilakukan
dengan
membandingkan
penurunan beban biaya dari bagian layanan trade finance dengan peningkatan volume transaksi trade finance terjadi dengan adanya Sistem BizChannel yang baru. Adapun penurunan beban yang mampu dicapai oleh bagian layanan trade finance dengan melakukan SLA waktu proses menjadi 2 jam sehingga terjadi penurunan beban dari beberapa bagian yaitu, a. Beban Lembur Durasi
Total Biaya
Rata-Rata per Bulan Rp 199.524.756,Rp 28.503.536,Jun – Des 2010 Rp 98.311.763,Rp 19.662.253,Jan – Mei 2011 Tingkat penurunan yang terjadi sebesar 31% per bulan Tabel 4.7 Penurunan Beban Lembur
76
b. Beban Transportasi Durasi
Total Biaya
Rata-Rata per Bulan Rp 200.544.981,Rp 16.712.081,Taun 2010 Rp 70.881.337,Rp 14.176.267,Jan – Mei 2011 Tingkat penurunan yang terjadi sebesar 15% per bulan Tabel 4.6 Penurunan Beban Transportasi Sedangkan peningkatan volume transaksi trade finance dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.15 Pertumbuhan Volume Transaksi Trade Finance Dari gambar grafik diatas maka pertumbuhan volume transaksi trade finance dengan adanya sistem BizChannel yang baru dari tahun 2010 dengan tahun 2011 telah mengalami peningkatan rata-rata dari keempat produk diatas sebesar 14,90%. Sedangkan dari segi total beban telah mengalami penurunan sebesar 25,16%. Maka adapun peningkatan produktivitas pegawai yang dicapai adalah sekitar 20.03%.
77
Ada beberapa faktor yang mendukung secara langsung peningkatan produktivitas pegawai yaitu
Meningkatkan kualitas layanan Peningkatan kualitas layanan berupa meningkatkan kualitas layanan SLA dari sehari menjadi 2 jam. Sehingga tingkat produktivitas meningkat dengan menurunkan tingkat biaya atau beban tetapi meningkatkan kualitas dari layanan kepada nasabah.
Training dan development program Dengan adanya sistem baru seperti BizChannel tentu dibutuhkan proses pembelajaran (training) kepada setiap team terkait yaitu mulai dari team marketing dan team support. Dengan adanya proses training ini diharapkan dapat lebih mengenal tentang fungsi-fungsi baru dalam sistem BizChannel dan proses problem solving dalam membantu nasabah mengatasi permasalahan yang dapat timbul.
Talent Management Hal
ini
merupakan
program
divisi
HR
yang
bertujuan
meningkatkan produktivitas karyawan dengan cara melakukan penambahan
karyawan
yang
mempunyai
keahlian
yang
dibutuhkan.
Retention Program Hal ini merupakan program divisi HR yang lain dimana mempunyai tujuan mempertahankan karyawan internal yang
78
bertalenta untuk menghidari penurunan tingkat produktivitas karyawan. 2. Implementasi dari Target Operating Model Sejak Bank ini mempunyai visi dan misi untuk menjadi salah satu bank regional yang disegani, maka mulai dibuat sebuah arsitektur baru khusus untuk divisi teknologi informasi. Diharapkan dengan arsitektur baru
tersebut
divisi
teknologi
informasi
mampu
mendukung
perkembangan bisnis perbankan ke arah regionalisasi. Arsitektur ini dikenal dengan mana High Performance Banking Architecture, yang terdiri dari bagian distribution, aggregation, manufacturing dan corporate core. Dimana tergambar seperti berikut.
Gambar 4.16 High Performance Banking Architecture Layer pertama yaitu distribution yang berfungsi sebagai delivery channel dan berhubungan langsung dengan nasabah, seperti ATM, internet banking, mobile banking dan sebagainya. Layer kedua disebut sebagai aggregation yang berfungsi sebagai menggabungkan beberapa fungsi untuk mendukung aktivitas seperti marketing, managemen produk dan lain sebagainya. Manufacturing merupakan layer ketiga
79
dimana merupakan tempat dimana produk dibentuk dan diperlihara seperti produk pinjaman, deposito, kartu kredit dan lain sebagainya. Adapun produk yang terdapat pada layer ini banyak diekspos ke layer lain contohnya layer distribution. Sedangkan layer terakhir berupa corporate core yang berfungsi sebagai fungsi pendukung back end seperti sistem keuangan, sistem sumber daya manusia, managemen resiko dan sebagainya. Sistem BizChannel merupakan salah satu dari bagian distribution, dimana pergantian setiap sistem baru harus merupakan suatu solusi yang berstandar regional. Maka Sistem BizChannel baru telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh bank sehingga dapat digunakan sebagai salah satu solusi regional. II.
Perspektif Internal Process Perspektif ini merupakan proses internal yang berkaitan dengan operational dari sistem BizChannel ini. Ada dua tujuan yang akan diukur untuk perspektif ini yaitu tingkat kualitas layanan dan tingkat keberhasilan dari implementasi proyek BizChannel bila ditinjau dari sisi proyek management. Adapun faktor pengukur yang dilakukan adalah sebagai berikut, 1. Penurunan waktu proses Dengan adanya implementasi sistem BizChannel yang baru akan menurunkan waktu proses baik dari pihak konsumen maupun pihak bank terutama berkaitan dengan bagian operasional (back office). Salah satu contoh yang dari percepatan waktu proses terjadi pada layanan
80
produk trade finance. Adapun perbandingan proses pembukaan LC secara manual dengan melalui BizChannel dapat dilihat pada tabel berikut ini. Proses Pembukaan LC melalui BizChannel Start
Melakukan pengisian & penyerahan form di Cabang
Pengisian & Verifikasi Data melalui BizChannel
Verifikasi Data
SLA 1 Jam
Start
Trade Desk melakukan input data ke sistem trade
Back Office menerbitkan LC
SLA 2 Jam
Proses Pembukaan LC manual
End
Back Office menerbitkan LC
SLA 2 Jam
Nasabah mendapatkan Nomor LC
End
Tabel 4.9 Perbandingan Pembukaan LC manual dibandingkan melalui BizChannel.
Dengan flow proses diatas nampak perbedaan yang cukup signifikan terjadi dimana pada proses lama konsumen harus datang ke cabang
81
terdekat untuk dapat melakukan pembukaan Letter of Credit. Sedangkan dengan adanya Sistem BizChannel maka konsumen hanya perlu login dan melakukan pembukaan Letter of Credit melalui koneksi internet tanpa harus membuang waktu untuk datang ke cabang. Selain itu dengan standard SLA yang lebih cepat dapat meningkatkan kepuasan nasabah dengan lebih cepat nasabah mengetahui status penerbitan Letter of Credit dari Nego Bank maka dengan aktivitas trade finance yang lebih efisien akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Dari segi operasional perbankan sendiri,
penurunan waktu proses dapat dicapai dengan meniadakan proses konversi antara data manual menjadi data digital yang terjadi pada flow proses yang lama. Dengan adanya Sistem BizChannel maka pihak operasional langsung menerima input data digital yang langsung terkoneksi dengan back-end system. Maka perbedaan waktu proses yang terjadi antara proses flow baru dengan lama dengan meniadakan proses verifikasi dan input data ke dalam sistem oleh Trade desk mampu menurunkan waktu proses sekitar 60 menit dari total waktu proses secara manual sekitar 180 menit. Dengan ini prosentase tingkat penurunan waktu proses dari pembukaan LC sebesar 33,33%. Adapun manfaat
secara tidak
langsung
lain adalah tidak diperlukan
penambahan sumber daya manusia dalam usaha mendukung proses operasional perbankan.
82
2. Peningkatan kapasitas sistem Dengan adanya implementasi Sistem BizChannel yang baru tentu dilakukan juga investasi hardware dan software baru dengan peningkatan kapasitas untuk dapat menunjang pertumbuhan bisnis yang telah diperhitungkan sebelumnya. Konfigurasi hardware sistem BizChannel yang baru diharapkan mampu menampung total transaksi 15.000 dalam sehari. Konfigurasi hardware ini meningkatkan tingkat TPS (Transaction per Second) dari 50 TPS menjadi 450 TPS. Konfigurasi hardware ini diambil dari 3 buah pengukuran yang dilakukan yaitu a. Perhitungan CPU Kebutuhan CPU untuk sistem BizChannel yang baru diharapkan dapat menampung jumlah user sebanyak 30.000. Dengan total aktif user sebanyak 3.000 pada saat jam sibuk. Dimana mampu menangani permintaan sebanyak 450 pada saat jam sibuk. Dengan kebutuhan seperti diatas maka dibutuhkan 8 buah prosesor (CPU). Description
number of user number of active user during peak time (10%) number of conccurent request during peak time (20%) number of NonFinancial Transaction (5%) - heavy number of NonFinancial Transaction (30%) - medium number of NonFinancial Transaction (50%) - light number of Financial
Value
Thread occupation
No Of Thread Request
30000 3000 450 22,5
10%
2,25
135
5%
6,75
225
3%
6,75
67,5
3%
2,025
83
Transaction (15%) Number of Thread used Sparc Processor thread factor No of Core needed
17,775 2 8,89
Tabel 4.10 Perhitungan Jumlah CPU
b. Perhitungan bandwidth internet Merupakan perhitungan mengukur jumlah bandwidth yang dibutuhkan untuk sistem BizChannel yang baru. Perhitungan bandwidth ini diharapkan mampu menangani jumlah transaksi sebesar 15.000 sehari. Maka total bandwidth yang dibutuhkan sebesar 23,44 Mbps. Description
Value
Number of transaction during peak period in 1 day Average pages call per transaction Total pages call during peak period/day number of NonFinancial Transaction (5%) - heavy number of NonFinancial Transaction (30%) - medium number of NonFinancial Transaction (50%) - light number of Financial Transaction (15%) Total data transfered during peak period Total peak time per day (hours) Bandwidth usage per second in Mbps
15000
Page Size in KB
Total Used MB
4 60000 3000
900 2.636,72
18000
500 8.789,06
30000
300 8.789,06
9000
100 878,91 21.093,75
2
Tabel 4.11 Perhitungan Bandwidth yang dibutuhkan
23,44
84
c. Perhitungan Storage Merupakan perhitungan
jumlah
media
penyimpanan
yang
dibutuhkan oleh sistem BizChannel yang baru. Dimana diharapkan mampu menampung nasabah sebanyak 5.000. Dengan asumsi kebutuhan selama lima tahun maka jumlah media penyimpanan yang dibutuhkan adalah sebesar 1,18 Terabytes.
85
DB size growth Year Value
Number of Corp Number of User Transaction Log Audit Trail Data Total data space needed Basic oracle requirement Temp tablespace Redo log
5000
1 Avg size (KB)
30% 2
30% 3
30% 4
30% 5
239,28
311,06
404,38
525,69
539,58
701,45
911,88
1.185,45
Total size (GB)
500 2,38
30000
500 14,31
975000
60 55,79
975000
120 111,58 184,06
30,00 1,00
Archive log 200,00
Basic Total space required (Gb)
415,06
Tabel 4.12 Perhitungan Storage yang dibutuhkan
Maka peningkatan kemampuan TPS dari sistem BizChannel yang baru adalah sebesar 9 kali lipat atau 900%. Adapun perbedaan antara Sistem BizChannel yang lama dengan yang baru dilihat dari sisi hardware dan software dapat terlihat pada tabel berikut, yaitu
Server
Hardware
Software
Web Server
VMware 3 CPU 2 GB Memory
Window Server 2003 Internet Information Service 5.0
Application Server
Blade HP BL 460C Quad Xeon E5450 3GHz
Window Server 2003 Weblogic Server Enterprise 8.1.6
86
10 GB Memory Database Server
Blade HP BL 460C Quad Xeon E5450 3GHz 4 GB Memory
Window Server 2003 SQL Server 2000 SP4
Tabel 4.13 Hardware dan Software Sistem BizChannel lama
Server
Hardware
Software
Web Server
SUN Solaris T5120 1x8 Cores 1.4Ghz 32 GB Memory 2x146HDD
SUN Solaris 10 Weblogic Server Standard Edition Oracle DB standard edition One
Application & Database Server
SUN Solaris M5000 4 CPU 2.53Ghz @4Core 64GB Memory 4x300HDD
Weblogic Server Enterprise Oracle DB 10g Oracle 10g Diagnostic Pack Oracle 10g Tuning Pack
SAN Storage
1.5 TB
Tabel 4.14 Hardware dan Software Sistem BizChannel baru
3. Meminimalisasi fraud Sistem BizChannel yang baru telah dilengkapi dengan teknologi keamanan yang lebih baik yaitu dengan
Single Sign-on Dengan adanya proses sign-on yang terintegrasi akan memperkecil terjadinya resiko fraud, karena semua aktivitas yang terjadi pada Sistem BizChannel dapat dimonitor dengan mudah.
87
User profile yang fleksibel Sistem BizChannel yang baru mempunyai fungsi pengaturan user profile yang fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan struktur organisasi konsumen dengan proses autorisasi yang bertingkat.
Offline Authorization Sistem BizChannel yang baru mendukung penggunaan soft dan hard
authentication
menggunakan
Vasco/RSA.
Dimana
mempunyai tingkat keamanan data enkripsi yang baik dan sesuai dengan regulasi yang diatur oleh Bank Indonesia.
Hasil dari implementasi sistem BizChannel baru tidak terdapat laporan mengenai permasalahan ataupun pengaduan oleh konsumen terhadap sistem keamanan yang ada. Selain itu dalam proses implementasi sistem BizChannel ini terdapat tahapan khusus untuk melakukan pengetesan terhadap sisi keamanan sistem yang disebut dengan tes penetrasi. Adapun hasil dari tes penetrasi yang dilakukan terhadap sistem BizChannel ini tampak pada tabel berikut. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis
Temuan
Invalid SSL Certificate Insecure Cookies Setting Presistent Cross-Site Scripting (XSS) Improper File Upload Handling Hardcode Encryption Key Software Improper of Error Message BEA WebLogic UDDI Information Disclosure DownloadServlet Local File Inclusion Vulnerability Operating System Weak OS User Credential Tabel 4.15 Daftar Temuan pada tahap tes penetrasi
Tingkat Resiko Medium Medium Medium Medium Medium Low Low Low Low Very High
88
Dari hasil test ditemukan 2 jenis temuan pada sisi aplikasi dan operating system. Dengan total temuan sebanyak 10 buah. Masingmasing temuan ini telah dilakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ada. Dengan adanya hal ini diharapkan dapat menghilangkan resiko adanya fraud baik dari internal maupun dari eksternal.
4. Kualitas implementasi proyek Kualitas yang dimaksud dalam proses implementasi ini dinilai dari tiga jenis aspek yaitu waktu, kualitas dan budget. Dimana penjelasan tentang penilaian dari masing-masing aspek itu adalah sebagai berikut, a. Waktu untuk implementasi proyek Dari jadwal yang telah disetujui oleh pihak user selaku project owner
yaitu
Divisi
Transaction
Banking,
pihak
Divisi
Transformation Office selaku pelaksana proyek serta pihak Vendor telah menyepakati bahwa waktu pengerjaan proyek adalah mulai project kick off pada tanggal 9 Agustus 2010 sampai pada implementasi tahap pertama pada tanggal 14 Januari 2011.
Adapun hasil dari implementasi Sistem BizChannel tahap I mampu dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh ketiga pihak yang terkait. Dimana dapat dilihat dari hasil laporan project plan untuk implementasi sistem BizChannel tahap I ini.
89
Tabel 4.16 Project Time Frame Implementasi Sistem BizChannel b. Kualitas dari implementasi proyek Dalam hal ini aspek yang diperhitungkan adalah seberapa besar requirement yang mampu diimplementasikan sesuai dengan perencanaan semula. Adapun scope project yang direncanakan adalah sebagai berikut,
Melakukan pengembangan fungsi Cash Management System baru sesuai dengan kebutuhan Bank Indonesia
Melakukan pengembangan fungsi Cash Management System baru terhadap sistem lama
90
Melakukan integrasi terhadap sistem lain, seperti sistem core banking, sistem trade finance, RSA token dan sistem middleware.
Dari ketiga kebutuhan user diatas maka dapat dijabarkan kedalam fungsi
Cash
Management
System
baru
yang
diimplementasikan dalam sistem BizChannel yang baru, yaitu 1. Account Management a. Account Balance i. CASA (Current Account Saving Account) ii. Time Deposit iii. Loan Account iv. Collection Items v. Detail Hold b. Transaction Inquiry c. Account Statement (MT 940, PDF, CSV, TXT) d. Advice Printing 2. Payment Management a. Predefined Beneficiary b. Beneficiary List Upload c. In-house Transfer i. Own to own account ii. Own to 3rd party account iii. Virtual Account d. Domestic Transfer
telah
91
e. International Fund Transfer f. Multiple and Cross Curency Payment g. Immediate, Post Dated and Recurring Transaction h. Email Notification 3. Receivable Management (Multi Debit) 4. Bulk Payment Management a. Bulk in-house (overbooking) b. Bulk Domestic Transfer c. Mix Payment 5. Bill Payment a. Pre-defined Payee List b. Bills Payment c. Consolidate Bill Payment d. Immediate, Post Dated and Recurring Transaction e. Email Notification 6. eTax Payment a. SSP b. SSPCP 7. Payroll Management a. Bulk in-house (overbooking) b. Bulk Domestic transfer 8. Financial Supply Chain a. eChain b. eCard
92
9. Liquidity Management a. Cash Pooling (auto sweep back) b. Cash Distribution c. Range Balance 10. Trade Finance Front End Module a. Facility Inquiry i. By Customer name ii. By Facility type b. Import Letter of Credit i. Draft ii. Template iii. Issuance iv. Amendment v. Cancelation vi. Returned LC vii. Import Bill Notification viii. Acceptance ix. Settlement x. Transaction Status Report c. Bank Guarantee i. Draft ii. Template iii. Issuance iv. Amendment
93
v. Cancellation vi. Claim Receipt Notification vii. Transaction Status Report d. Standby Letter of Credit i. Draft ii. Template iii. Issuance iv. Amendment v. Cancellation vi. Claim Receipt Notification vii. Settlement viii. Transaction Status Report 11. Remote Approval 12. Information Management a. Forex Rate Inquiry b. Interest Rate Inquiry c. Domestic Bank Clearing Code d. International Bank (BIC Code) e. User Group Limit Usage f. Transaction Status 13. Utilities a. LLD information b. Mobile Token c. Help Desk
94
d. Change Password e. FAQ 14. Company Reporting a. Company Financial Report b. Company non-Financial Report c. Virtual Account 15. Administration and Security a. User ID & Roles b. User Groups c. Account Groups d. User Authorization e. Approval Matrix f. Token Management 16. Bank Mid Office module a. Register Company/Sub-company Users b. Register Company Account c. Product & Services d. Charging and pricing e. Maintenance Module f. Report 17. Report
95
Adapun pengembangan fungsi-fungsi yang telah ada pada implementasi sistem BizChannel yang baru adalah sebagai berikut, yaitu Fitur Transaction Inquiry
BizChannel lama Jenis format file yang dapat diunduh : CSV (Comma Separated Value) Text File Excel PDF
Inhouse Transfer
Transaksi pemindahbukuan ini hanya dapat dilakukan dalam mata uang yang sama.
Remittance Transfer
Rekening sumber harus berupa rekening valas dalam mata yang yang sama dengan rekening tujuan.
Bulk Payment
File upload tidak dapat dienkripsi
Payroll
File upload tidak dapat dienkripsi
Pembatasan akses payroll hanya dapat dilakukan pada level menu
BizChannel Baru Jenis format file yang dapat diunduh : CSV (Comma Separated Value) Text File Excel PDF MT940 Dapat dilakukan dalam mata uang yang sama maupun berbeda (cross currency) dengan menggunakan counter rate atau special rate. Rekening sumber dapat dalam mata uang IDR dan selanjutnya dikonversi ke rekening mata uang valas menggunakan counter rate atau special rate. File upload dapat dienkripsi menggunakan program enkripsi yang telah disediakan File upload dapat dienkripsi menggunakan program enkripsi yang telah disediakan Pembatasan akses payroll dapat dilakukan sampai level user.
Tabel 4.17 Pengembangan fitur yang ada pada sistem BizChannel lama.
96
c. Budget proyek yang digunakan Adapun alokasi penggunaan budget proyek untuk implementasi proyek BizChannel ini untuk tahun pertama adalah sebagai berikut, Biaya Proyek BizChannel
Budget Tahun 1
Biaya Implementasi Staf Internal Konsultan
Realisasi Tahun 1
Selisih
$170,886.00
$300,000.00
($129,114.00)
$321,750.00
$660,000.00
($338,250.00)
$492,636.00
$960,000.00
($467,364.00)
$2,978,794.00
$1,764,409.00
$1,214,385.00
$353,283.00
$421,398.00
($68,115.00)
Pembelian Software Pembelian Hardware Biaya Pemeliharaan HW
$
-
$
-
$
-
Biaya Pemeliharaan SW
$
-
$
-
$
-
Biaya lain-lain (Bila diperlukan) Total Biaya Proyek
$382,471.00
$74,708.00
$307,763.00
$4,207,184.00
$3,220,515.00
$986,669.00
Tabel 4.18 Alokasi Penggunaan Budget Proyek Tahap I Dari tabel diatas maka terdapat sisa alokasi budget yang diperuntukkan untuk proyek BizChannel ini tahap I, yaitu sebesar $ 986,669,-.
97
III.
Perspektif User Orientation Dari perspektif ini aspek yang akan diukur adalah kepuasan nasabah (Enduser satisfaction). Adapun parameter yang digunakan untuk mengukur hal ini adalah dengan melihat peningkatan volume transaksi yang terjadi antara sebelum dan setelah adanya implementasi sistem baru ini terhadap konsumen yang ada. 1. Pertumbuhan Volume Transaksi Pertumbuhan volume transaksi sistem BizChannel yang baru adalah.
Gambar 4.17 Pertumbuhan Rata-Rata Jumlah Transaksi Finansial Sistem BizChannel yang lama (2010) dan baru (2011) Dari pemaparan gambar diatas dapat dilihat peningkatan volume transaksi yang terjadi setelah adanya Sistem BizChannel yang baru mulai tahun 2011. Dimana dihitung dari peningkatan jumlah rata-rata transaksi yang dilakukan oleh setiap nasabah BizChannel. Dimana rata-rata transaksi per nasabah tahun 2011 sampai dengan bulan Agustus adalah sebesar 311 transaksi sedangkan total transaksi tahun
98
2010 sampai dengan bulan Agustus adalah sebesar 256 transaksi. Dimana total rata-rata besar peningkatan yang terjadi mulai dari bulan Januari sampai Agustus 2011 adalah sebesar 21,45 %. Sedangakan target yang harus dicapai dengan adanya sistem BizChannel yang baru adalah sebesar 20%. Maka peningkatan kepuasan nasabah dengan adanya Sistem BizChannel yang baru telah melebihi target yang ditetapkan. IV.
Perspektif Business Value Dengan adanya sistem BizChannel yang baru diharapkan dapat mencapai peningkatan pendapatan bagi bank dimana terdapat 2 aspek yang harus diukur yaitu pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga. Adapun pencapaian yang didapat dari implementasi sistem baru adalah sebagai berikut, 1. Pendapatan non-bunga Merupakan pendapatan bank yang didapat dari biaya administrasi atas setiap transaksi yang telah terjadi. Dalam hal ini perhitungan pendapatan non-bunga ini diperhitungkan dari dua aspek yaitu pendapatan dari produk Cash Management dan produk Trade Finance. Adapun total hasil pertumbuhan yang mampu dicapai dengan adanya sistem BizChannel yang baru tampak pada tabel berikut.
99
Gambar 4.18 Pertumbuhan Pendapatan Fee Income Sistem BizChannel yang lama (2010) dan baru (2011) Adapun total pendapatan fee income sampai bulan Agustus pada tahun 2011 adalah sebesar 155,6 miliyar rupiah. Sedangkan total pendapatan fee income sampai bulan Agustus pada tahun 2010 adalah sebesar 174 miliyar rupiah. Maka total rata-rata prosentase pertumbuhan dari masing-masing pendapatan fee income dari produk BizChannel mengalami penurunan sebesar 10,57%. Sedangkan target peningkatan fee income pada tahun 2011 adalah sebesar 33%. Adapun penyebab terjadinya penurunan pendapatan fee income adalah sebagai berikut, yaitu
Peningkatan volume transaksi pada cash management hanya mampu meningkatkan pendapatan fee income administration saja, dimana terjadi peningkatan sebesar 40,9% dari 5,2 miliar pada tahun berjalan sampai agustus 2010 menjadi 7,4 miliar pada tahun berjalan sampai agustus 2011.
100
Peningkatan volume transaksi pada bidang trade finance yaitu sebesar 12,03% hanya mampu meningkatakan pendapatan fee income sebesar 22,20%. Dimana terjadi peningkatan dari sebesar 51,1 miliar pada tahun berjalan sampai agustus 2010 menjadi 62,5 miliar pada tahun berjalan sampai agustus 2011.
Peningkatan volume transaksi tidak mampu menopang peningkatan pendapatan fee income
karena
marketing
mengejar pendapatan net interest income. Sehingga banyak konsumen yang mendapatkan special prize atau waive fee income dengan pertimbangan loyalitas nasabah, peningkatan frekuensi transaksi, peningkatan funding, serta memberikan harga fee income yang lebih kompetitif dengan para pesaing. 2. Pendapatan bunga Merupakan pendapatan bunga yang diperoleh oleh perbankan berdasarkan selisih antara selisih bunga pinjaman dengan bunga simpanan. Dalam hal ini pendapatan bunga merupakan gabungan dari bidang komersial dan korporasi. Maka data pertumbuhan pendapatan bunga antara bulan agustus tahun 2010 dibandingkan dengan bulan agustus tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
101
Gambar 4.19 Pertumbuhan Pendapatan Bunga Sistem BizChannel yang lama (2010) dengan baru (2011) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pendapatan bunga gabungan antara bidang komersial dengan korporasi mengalami peningkatan sebesar 0,10% yang berasal dari total pertumbuhan current account dan time deposit pada tahun 2011 sebesar 629,3 miliyar rupiah dari 628,7 miliyar rupiah pada tahun 2010. Dimana pencapaian ini gagal mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 19%. Adapun kegagalan ini disebabkan oleh tidak tercapainya target oleh bagian komersial dan korporasi untuk tahun 2011 yaitu sebesar 767,8 Miliar. Maka hasil akhir dari evaluasi berdasarkan IT BSC terhadap efektivitas proyek BizChannel dengan menggunakan kerangka penelitian yang telah dijelaskan pada bab III sebagai berikut,
102
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Efektivitas Proyek BizChannel berdasarkan IT BSC Dimana hasil pengukuran efektivitas proyek BizChannel berdasarkan IT BSC adalah baik dengan total hasil pencapaian sebesar 75%.
103
4.5. Evaluasi Proyek BizChannel Berdasarkan CBA Perhitungan proyek BizChannel ini berdasarkan metode Cost Benefit Analysis bertumpu pada perhitungan benefit dari sisi peningkatan pendapatan dalam perhitungan selama lima tahun. Dengan pencapaian total income yang dihasilkan sampai bulan Agustus 2011 dengan sebesar 784,8 miliar rupiah, maka diperkirakan total income yang dihasilkan sampai bulan Desember 2011 adalah sebesar 1,117 triliun rupiah. Dimana hasil ini merupakan penurunan yang terjadi sebesar 2,2% dari tahun lalu. Maka dengan hasil perhitungan ini posisi dari proyek BizChannel berdasarkan metode CBA tampak pada tabel berikut. Project Cash Flow
Yr 1
Yr 2
Yr 3
Yr 4
Yr 5
Total
$133,416,000
$201,410,510
$268,798,772
$358,684,149
$962,309,431
$130,800,000
$208,159,649
$281,638,949
$380,502,175
$1,001,100,773
$0
($2,616,000)
$6,749,139
$12,840,177
$21,818,026
$38,791,342
Project Cost
($3,220,515)
($683,957)
($683,957)
($683,957)
($683,957)
($5,956,343)
Net Cash Flow Cumulative Cash Flow
($3,220,515)
($3,299,957)
$6,065,182
$12,156,220
$21,134,069
$32,834,999
($3,220,515)
($6,520,472)
($455,290)
$11,700,930
$32,834,999
Base Income Actual Income Project Benefit
Tabel 4.20 Hasil Evaluasi Proyek BizChannel berdasarkan CBA Dengan hasil perhitungan diatas maka payback period yang terjadi pada proyek BizChannel ini mengalami penambahan dari proyeksi awal selama 2 tahun 1,2 bulan menjadi 3 tahun 0,4 bulan.