BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Dan Lokasi Penelitian 1.
Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 8 Palangka Raya Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 8 Palangka Raya bernama : a. Sekolah Tehnik (ST) pada tahun 1972 yang didirikan oleh yayasan dengan kepala sekolah yang bernama NAFTALI TUNJAN b. Pada tahun 1974 Sekolah Tehik berubah menjadi Sekolah Tehnik Negeri (STN) yang didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan Tengah dengan Kepala Sekolah yang bernama NAFTALI TUNJAN c. Pada tahun 1974-1982 dengan nama tetap (STN) dengan Kepala Sekolah yang bernama NAFTALI TUNJAN d. Pada tahun 1982-1994 Sekolah Tehnik Negeri dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama HENO J. HARIWUNG e. Pada tahun 1994-1995 STN berubah nama menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) integrasi didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan Tengah dengan kapala sekolah yang bernama HENO J. HARIWUNG
f. Pada tahun 1989-1993 SMP Integrasi berubah nama menjadi SMP 5 Pelaksana Program Keterampilan dengan kepala skolah yang bernama HENO J. HARIWUNG g. Pada tahu 1994-1996 SMP 5 berubah nama menjadi SMP 7 yang didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan Tengah dengan kepala sekolah yang bernama IBUNS.ACA h. Pada tahun 1996-2002 SMP 5 PKK menjadi SLTP 8 yang didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan Tengah dengan kepala sekolah yang bernama IBUNS.ACA i.
Dari tahun 2005-2005 SLTP 8 berubah nama menjadi SMP 8 yang didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan Tengah dengan kepala sekolah yang bernama DEMALSON JARUMAN
j.
Dari 2005-2008 SMP 8 yang didirikan oleh Kanwil Dikbud Provinsi Kalimantan
Tengah
dengan
kepala
sekolah
yang
bernama
SUPRIYANTO k. Dari tahun 2008-2009 berubah menjadi SMPN 1 Jekan Raya yang di SK kan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dengan kepala sekolah yang bernama SUPRIYANTO l.
Dari tahun 2009-2011 SMPN 1 Jekan Raya berubah menjadi SMPN 8 Palangka Raya yang di SK kan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya dengan kepala sekolah yang bernama SUPRIYANTO
m. Dan sejak
tahun 2012 SMPN 8 Palangka Raya Kepala Dinas
Pendidikan Kota Palangka Raya dengan kepala sekolah yang bernama Dra. PETRIATI hingga sekarang. 2. Lokasi dan tempat SMPN 8 Palangka Raya Nama Sekolah Alamat
: SMP Negeri 8 Palangka Raya Jalan/desa
: Jl. Temanggung Tilung No. 58
Kecamatan/kab/kota : Jekan Raya Kota Palangka Raya No. Telepon
: (0536) 3222158
1. Nama Yayasan 2. Alamat Yayasan 3. Status
: Negeri
4. Jenjang Akriditasi
: B Tahun 2008/2009
5. N.S.S
: 20.1.14.60.01.008
6. N.I.S
: 20080
7. Luas Tanah
: 25.000 M2
8. Luas Bangunan lantai bawah
: 3.000 M2
9. Status Tanah dan Bangunan
: Hak Guna Bangunan
10. Jumlah Ruang Belajar
: 23 Ruang
3. Periodisasi Kepala SMPN 8 Palangka Raya Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 8 Palangka Raya sejak berdirinya sampai sekarang ada 6 kepala sekolah dengan masa jabatan sebagaimana tabel berikut :
TABEL 1 PERIODISASI KEPALA SMP NEGERI 8 PALANGKA RAYA No
Nama
Tahun
1
Naftali Tunjan
1972-1982
2
Heno j. Hariwung
1982-1993
3
Drs. Ibun S. Aca
1994-2002
4
Demalson Jaruman, S.pd
2002-2005
5
Supriyanto, S.pd
2005-2011
6
Dra. Petriati
2012- sekarang
Sumber data : Dokumentasi TU SMPN-8 Palangka Raya Dari tabel diatas terlihat bahwa sejak berdirinya SMP Negeri 8 Palangka Raya dari tahun 1972 sampai sekarang sudah 6 (Enam) kali pergantian kepala sekolah. 4. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 8 Palangka Raya Adapun keadaan guru dan pegawai di SMP Negeri 8 Palangka Raya sekarang berjumlah 64 orang, yang terdiri dari 62 PNS dan 2 Honorer. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : TABEL 2 DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SMP NEGERI 8 PALANGKA RAYA NO Nama
Jabatan
1.
Kepala Sekolah
Dra. Petriati
Status PNS
2. 3. 4.
Gunarhard, S.Pd Yusni, S.Pd Sugiyanto, S.Pd
5.
Dra. Marlian
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nurdie A. Suleman, A.Md Tahasak, S.Pd Kartidie, S.Pd Rumbun L. Runting, S.Pd Ritha, S.Teki, S.Pd Santhi Dison, S.Pd Nurlaila, S.Pd Saine, S.Pd Karya B. Rumbang Kuteria Inte Aruainy, S.Pd Sunarji,S.Pd Lamria, S.Pd Syahrir Harum, S.Pd Ikoi S.Ebar, S.Pd Dewi Ambon, S.Pd Elsy Suriani,S.Pd Jayadie, S.Pd Suwarsih, S.Pd Murie Setiati, S.Pd Dra. Sri Astuti Drs. Julius Bulu Lilie, S.Pd Supiae,S.Pd Frentasi, S.Pd Ni Nyoman Sariani, S.Pd Hamasita, S.Pd Cacah, S.Pd Nor Badriah, S.Pd Dra. Asiana Sinta Ariati, S.Pd Fatmawati, S.Pd
Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Urusan Humas Wakasek Urusan Sapra
Wali Kelas Wali Kelas
Wali Kelas
Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas
Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Kepala Lab IPA Wali Kelas
Wali Kelas
PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Asmawati,S.Pd Helmi Tara, S.Pd Seniaty, S.Pd Eriwatie, S.PAK Elyas Darmawati, S. Ag Norsahdah Yosephine,S.Pd Siti Aisyah,S.Pd Sri Use Ujiani,S.Pd Sri Mulyani,S.Pd Leloni Samula Hawi, S.Pd Farida Night Tinduh,S.Th Rahimah, S.Pd I Putu Arimbawa, S.Pd Laban, A.Md Siti Hidayati Esaska Pindun, ST Rantawan, A.Md Rusadi, S.Ag Muliani,S.Pd Eko Alfajar, S.Pd
62 63
Syarifuddin, S.Ag Hertanto
64
Wiwi Pujiastuti, S.Pd
Wali Kelas Wali Kelas Wali Kelas Kepala Perpustakaan
Wali Kelas
Kepala Lab Komputer Kepala Lab Multimedia
PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS HON OR HON OR
Sumber data : Dokumentasi TU SMPN-8 Palangka Raya Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah guru dan pegawai yang ada di SMP Negeri 8 Palagka Raya semuanya berjumlah 64 orang, yang terdiri dari 62 PNS dan 2 Honorer. 5. Keadaan Siswa yang ada di SMP Negeri 8 Palangka Raya Keadaan siswa di SMP Negeri 8 Palangka Raya pada Tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 802 siswa, dengan rincian sebagai berikut :
TABEL 3 KEADAAN SISWA SMP NEGERI 8 PALANGKA RAYA No
Kelas
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
VII 1 VII2 VII3 VII4 VII5 VII6 VII7 VII8 VIII1 VIII2 VIII3 VIII4 VIII5 VIII6 VIII7 VIII8 IX1 IX2 IX3 IX4 IX5 IX6 IX7
32 32 33 33 32 33 33 33 36 39 37 38 36 37 36 34 36 36 36 34 37 35 35 802
Jumlah Sumber data : Dokumentasi TU SMPN-8 Palangka Raya
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah siswa SMP Negeri 8 Palangka Raya keseluruhan sebanyak 802 siswa, dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 261 siswa, jumlah siswa kelas VIII sebanyak 293 siswa, dan jumlah siswa kelas IX sebanyak 248 siswa.
6. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 8 Palangka Raya Keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 8 Palangka Raya sudah cukup memadai, hal itu dilihat dari fasilitas yang ada. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 4 SARANA DAN PRASARANA SMP NEGERI 8 PALANGKA RAYA No
Ruang / Bangunan
Jumlah
1
Ruang Belajar
23 ruang
2
Ruang Perpustakaan
1 ruang
3
Ruang Komputer
1 ruang
4
Ruang Kepala Sekolah
1 ruang
5
Ruang Guru
1 ruang
6
Ruang Tata Usaha
1 ruang
7
Ruang Osis
1 ruang
8
Ruang BP/BK dan UKS
1 ruang
9
Rumah Penjaga Sekolah
1 ruang
10
Ruang Aula
1 ruang
11
Mesjid
1 ruang
Sumber data: Dokumentasi TU SMPN-8 Palangka Raya Dari tabel diatas keadaan bangunan di SMP Negeri 8 Palangka Raya diketahui bahwa di sekolah tersebut sudah memiliki bangunan yang layak dan dapat dipergunakan seperti ruang belajar, perpustakaan, ruang computer, ruang kepala sekolah, ruang guru, dan seterusnya sebagaimana tabel diatas.
7. Struktur organisasi bimbingan dan konseling Program bimbingan konseling dapat berjalan dengan efektif, dan sesuai dengan yang diharapkan apabila memiliki suatu organisasi, karena didalam organisasi itu setiap petugas BK mengetahui dengan jelas tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya.
STRUKTUR BK DI SMPN-8 PALANGKA RAYA KEPALA SEKOLAH Dra. PETRIANTI NIP. 19620408 198003 2010
KOORDINATOR TAHASAK, S.Pd NIP. 19610501 1988031 0 13
BENDAHARA Dra. MARLIAN NIP. 19650207 199512 2002
SEKRETARIS SAINE, S.Pd NIP. 19590805 19851 2002
ANGGOTA FRENTASI NIP. 19680418 199202 2001
ANGGOTA MULIANI NIP. 19680418 199202 2OO1
INSTANSI TERKAIT
8. Keadaan subyek Guru bimbingan dan konseling di SMPN-8 Palangka Raya pada tahun pelajaran 2013 / 2014 berjumlah 6 orang yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu : TABEL 5 GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN
No
Inisial
1
MR
Pendidikan terakhir S1 BK UNPAR
Lama mengajar 17 Tahun
Pengalaman -
-
-
2
SN
3
TS
4
MI
5
FS
6
PR
S1 BK UNPAR S1 BK UNPAR S1 BK UNPAR S1 BK UNPAR
2O Tahun
S1 BK UNPAR
2 Tahun
20 Tahun 5 Tahun
Pernah melaksanakan diklat di Banjar Baru sekalimantan tahun 2010. Diklat di Surabaya tahun 2011 Pengurus NBK tingkat SMP, MTs Se kota Palangka Raya. Pengurus APKIN untuk tingkat SMP, SMA Se Palangka Raya periode 2010 /2014. -
koordinator program BK di SMPN 8 Palangka Raya. -
2O Tahun
-
-
Sumber data: Dokumentasi TU SMPN-8 Palangka Raya
ketua program BK di SMPN 8 Palangka Raya.
TABEL 6 GAMBARAN INFORMEN PENELITIAN
No
Siswa / informen Inisial
Kelas
Pelanggaran yang dibuat
1
YB
VII2
2
ED
VII2
Tidak masuk sekolah 4 hari berturutturut tanpa ada keterangan Bermain bola didalam kelas
3
EH
VIII3
Membuang sampah sembarangan
4
FJ
VII3
Sering terlambat masuk kelas 5 kali
5
PE
VII3
Sering terlambat masuk kelas 5 kali
6
JI
VIII7
Membolos
Sumber data: Wawancara langsung dengan informen Subyek-subyek yang diatas merupakan subyek yang telah memberikan sumbangsih pemikiran dan keterangan guna melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. B. Penyajian Data dan Analisis Data 1. Bentuk pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 8 Palangka Raya. Di sekolah sering ditemukan siswa yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku, karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam hal ini tentu peranan seorang guru sangat diperlukan untuk mengatasinya. Adapun bentuk pelanggaran yang
sering dilakukan siswa di SMPN-8 Palangka Raya yang berhasil penulis wawancarai sebagai berikut : a. MR “Dari semua peraturan yang ada di SMPN-8 Palangka Raya, peraturan yang sering dilanggar oleh siswa yaitu siswa sering terlambat masuk kelas, tidak masuk sekolah tanpa keterangan dari siswa / walinya, baju seragam tidak dimasukkan. 1 Dari hasil wawancara dengan MR tersebut dapat diketahui bahwa pelanggran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu sering terlambat masuk kelas dan baju seragam sering tidak dimasukkan. Berdasarkan observasi lapangan yang peneliti lakukan di SMPN-8 Palangka Raya MR melihat siswa yang terlambat masuk kelas pada waktu MR sedang melaksanakan piket guru. Adapun sangsi yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan pelanggaran yaitu dengan memberi hukuman untuk membersihkan WC. Disini MR memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar bukan sebagai guru BK tapi sebagai guru piket, karena didalam layanan BK tidak ada yang namanya hukuman atau sanksi. 2 Sebelum mewawancarai siswa yang terlambat masuk, peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada guru piket untuk melakukan wawancara kepada siswa tersebut pada saat jam istirahat pertama.
1
Wawancara dengan MR di SMPN-8 Palangka Raya, 23 januari 2013
2
Observasi di SMPN-8 Palangka Raya, 24 januari 3013
Berikut hasil wawancara yang dinyatakan siswa : PE, saya sering terlambat masuk kelas karena bangunnya kesiangan dan dikarenakan transportasi.3 ED, saya terlambat tadi karena rumah saya jauh dari sekolah, dan berangkatnya menggunakan taksi kuning. 4 Hasil wawancara dengan PE pelanggaran yang sering dilakukan yaitu sering terlambat masuk kelas karena bangun kesiangan dan transportasi yang cukup sulit. Dari beberapa pelanggran yang siswa lakukan tersebut disinilah peran aktif seorang guru BK dalam mengatasi pelanggaran tersebut agar tidak melekat dalam diri siswa. Selain peran dari guru BK di sekolah juga sangat dibutuhkan peran orang tua siswa di rumah. b. SN “pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu masuk belajar pagi seperti hari senin terlambat datang, setelah istirahat baju tidak dimasukkan atau dilepas, membuang sampah sembarangan dan terlambat datang seperti apel. 5 Dari hasil wawancara dengan SN pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu sering terlambat masuk kelas, pada waktu istirahat baju tidak dimasukkan, membuang sampah sembarangan dan pada saat upacara juga sering terlambat.
3
Wawancara dengan PE di SMPN-8 Palangka Raya, 24 Januari 2013
4
Wawancara dengan DE di SMPN-8 Palangka Raya, 24 Januari 2013
5
Wawancara dengan SN di SMPN-8 Palangka Raya, 28 Januari 2013
Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan SN, kami melihat salah satu siswa membuang sampah sembarangan, lalu siswa itu dipanggil dan berhasil saya wawancarai. EH, saya buang sampah sembarangan, karena saya malas buang sampah pada tempatnya. 6 Dari hasil wawancara dengan EH, diketahui bahwa sebab dia melakukan pelanggaran seperti membuang sampah sembarangan disebabkan karena malas membuang sampah pada tempatnya. c. TS “pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh siswa di SMPN-8 ini, sering terlambat datang, dari sebab itulah maka siswa tersebut terlambat masuk kelas untuk mengikuti pelajaran pertama.7 Dari hasil wawancara dengan TS pelanggaran yang sering dilakukan siswa yaitu sering terlambat datang dan menyebabkannya terlambat masuk kelas. d. MI “Pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan oleh siswa, yaitu seperti terlambat, membolos, dan berpakaian tidak rapi atau tidak lengkap. Setiap hari memang ada-ada saja siswa yang melanggar tata tertib, dan yang paling sering dilakukan oleh siswa itu sering terlambat datang.8
6
Wawancara dengan EH di SMPN-8 Palangka Raya, 28 Januari 2013
7
Wawancara dengan TS di SMPN-8 Palangka Raya, 4 Februari 2013
8
Wawancara dengan MI di SMPN-8 Palangka Raya, 11 Februari 2013
Dari hasil wawancara dengan MI pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu siswa sering terlambat, membolos, dan berpakaian tidak rapi/tidak lengkap. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMPN-8 Palangka Raya pada hari itu saya melihat ada siswa yang terlambat datang setelah 20 menit bel berbunyi, dan siswa tersebut dipanggil oleh guru piket, setelah berbincang-bincang sekitar 5 menit siswa tersebut dipersilahkan masuk atas izin dari guru piket. Pada saat jam istiharat saya melakukan wawancara dengan siswa tersebut mengenai sebab mengapa dia terlambat, dari pernyataan siswa tersebut diketahui : “FJ : Saya terlambat datang tadi kak disebabkan saya membantu orang tua dulu dirumah, juga tempat tinggal saya yang cukup jauh. Dan saya berangkat ke sekolah menggunakan taksi kuning, dan turun di jalan yang cukup jauh dari sekolah.9 Dari hasil wawancara dengan FJ tersebut diketahui bahwa sebab dia terlambat datang dikarenakan membantu orang tuanya di rumah, juga tempat tinggal yang cukup jauh dari sekolah, berangkat dengan menggunakan taksi kuning dan diturunkan di jalan yang cukup jauh dari sekolah. Dan pada hari sebelumnya yaitu pada hari sabtu saat peneliti melakukan observasi, diketahui bahwa ada siswa yang membolos pada jam pelajaran terakhir, diketahui peneliti saat berbincang-bincang dengan guru
9
Wawancara dengan FJ di SMPN-8 Palangka Raya, 13 Februari 2013
yang ada di SMPN 8 tersebut dan berhasil peneliti wawancarai pada hari rabu. “JI : saya membolos pada jam terakhir kemaren disebabkan karena saya malas masuk lagi untuk belajar.10 e. FS “Bentuk pelanggaran tata tertib yang sering dilanggar oleh siswa yaitu baju sering tidak dimasukkan, sering terlambat masuk kelas setelah istirahat, sering tidak menyapu kelas/lupa, makan-makan di kelas, dan membuat keributan didalam kelas”. 11 Dari hasil wawancara diatas bentuk pelanggaran yang sering dilanggar oleh siswa yaitu baju tidak dimasukan, sering terlambat masuk kelas setelah istirahat, sering tidak menyapu kelas/lupa, makan-makan di kelas, dan membuat keributan didalam kelas. Dari berbagai bentuk pelanggaran yang sering dilakukan siswa tersebut mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurangnya perhatian dari guru, dan kurangnya perhatian dari orang tua siswa juga. Disinilah diperlukannya peran guru BK dalam mengatasi masalah siswa tersebut agar tidak terjadi pelanggaran lagi secara berulang ulang. f. PR “Pelanggaran itu yang jelas pelanggaran tata tertib, pelanggaran tata tertib itu kan tentang pakaian, rambut dan atribut sekolah lainnya. Yang kedua pelanggaran itu tentang kedisiplinan mematuhi jam 10
wawancara dengan JI di SMPN-8 Palangka Raya, 13 Februari 2013
11
wawancara dengan FS di SMPN-8 Palangka Raya, 18 Februari 2013
belajar, karena biasanya ada yang datang terlambat, dan pelanggarannya ya menyangkut kadang-kadang siswa dengan siswa, etika, moral dan norma.”12 Dari hasil wawancara dengan guru PR tersebut diketahui pelanggaran yang dilanggar itu mengenai pelanggaran tentang pakaian, rambut dan atribut sekolah lainnya. Dan pelanggaran yang kedua itu mengenai kedisiplinan mematuhi jam belajar karena biasanya ada yang datang terlambat. Dari berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa tersebut melanggar peraturan seperti pelanggaran tentang kedisiplinan mematuhi jam belajar karena biasanya ada saja siswa yang terlambat masuk. Mengenai faktor penyebab siswa melanggar tata tertib tersebut yang berhasil peneliti wawancarai kepada guru PR di ruang kerjanya menyatakan : “PR : faktor penyebabnya, karena kurang disiplin, disebabkan mungkin tidak samanya persepsi-persepsi orang tua dengan pihak sekolah, misalnya kita mengatakan bahwa anak harus datang tepat waktu tapi nyatanya kan orang tua mengantar anaknya terlambat. Kemudian contohnya lagi jangan menggunakan kendaraan karena anak SMP ini kan belum cukup usia tapi orang tuanya menyuruh karena alasan tidak ada yang mengantar anaknya sehingga terjadilah pelanggaran. Kemudian ada juga dari pihak-pihak sekolah, kelalaiankelalaian dari pihak sekolah dengan guru-guru karena ada sebagian guru tidak mengindahkan disiplin, misalnya ada guru yang siswanya mengeluarkan baju dan guru tersebut melarang jangan masuk sebelum bajunya dimasukkan, tapi ada juga gurunya yang cuek aja dan tidak melihatnya. Dan saya kira memang usia anak itu mencoba untuk mencari jati dirinya sehingga saling terjadi benturan dengan peraturan disiplin sekolah itu tadi”. 13 12
Wawancara dengan PR di SMPN-8 Palangka Raya, 25 Februari 2013
13
Wawancara dengan PR di SMPN-8 Palangka Raya, 25 Februari 2013
Berdasarkan hasil wawancara dari subyek yang dijadikan sumber dalam penelitian ini diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bentuk pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa di SMPN-8 Palangka Raya yaitu terlambat datang, tidak masuk sekolah, tidak melaksanakan tugas piket, tidak menjaga tata kebersihan/ kerapian, berperilaku nakal dilingkugan sekolah, membolos, dan berpacaran. Adapun faktor yang menyebabkan siswa melanggar peraturan / tata tertib sekolah yang berhasil peneliti wawancarai kepada salah satu informen seperti telambat datang disebabkan karena bangunnya kesiangan, membantu orang tua, transportasi yang sulit. Adapun menurut Kartini Kartono dalam bukunya Bimbingan Bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah, perilaku siswa yang menyimpang tidak berasal dari dirinya saja, banyak factor yang mempengaruhi seorang siswa yang memiliki kepribadian baik berubah menjadi siswa yang nakal dan suka melanggar aturan. Faktor lingkungan sangatlah mempengaruhi tumbuh kembang perilaku siswa. Adapun sebab timbulnya perilaku siswa yang melanggar yaitu : 1. Lingkungan rumah / keluarga
a. Status ekonomi orang tua rendah, banyak penghuni / keluarga besar, rumah kotor. b. Memiliki kebiasaan yang kurang baik. c. Tidak melaksanakan kedisiplinan di rumah d. Tidak mampu mengembangkan ketenangan emosional. e. Anak tidak mendapat kasih sayang orang tua. f. Anak diasuh orang bukan orang tuanya. g. Orang tua kurang memberi pengawasan pada anaknya. h. Broken home (karena kematian, perceraian). 2. Lingkungan sekolah - Sekolah / guru yang berusaha mendisiplinkan anak dengan cara kaku, tanpa menghiraukan perasaan anak. 3. Faktor pribadi a. Faktor bakat karena mempengaruhi temperamen (menjadi hiperaktif) b. Ketidakmampuan menyesuaikan diri. 14 Dari hasil wawancara dan dokumentasi yang peneliti lakukan, jumlah siswa yang melakukan pelanggaran selama peneliti melakukan penelitian berjumlah 24 orang siswa. Berikut penjelasan diantara sekian banyak siswa yang melakukan pelanggaran. 14
Kartini Kartono, Bimbingan Bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah, Jakarta : Rajawali Pers, 1985, hal.105-107
1.
Terlambat datang - PE anak kelas VII3 , FJ anak kelas VII3, YB anak kelas VII2 , IB anak kelas IX6, ED anak kelas VII2 sering sekali terlambat masuk kelas dikarenakan terlambat datang disebabkan bangun kesiangan.
2.
Sering tidak masuk sekolah a. YB anak kelas VII2 yang sering tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan, penyebab YB sering tidak masuk karena setiap hari pergi ke warnet tanpa sepengetahuan orang tuanya. b. IB anak kelas IX6 alamat jalan B. kotien gang Batu Mahasur dengan masalah sering tidak masuk sekolah dan dipanggil ke ruang BK dan membuat pernyataan dibuku catatan kejadian siswa. c. JT anak kelas IX4 alamat jalan Samudin Aman no. 4, dengan masalah tidak hadir selama 3 hari berturut-turut tanpa keterangan, setelah dipanggil ke ruang BK
bersama orang tuanya ternyata JT setiap
harinya pergi ke warnet. d. DP anak kelas VIII5 alamat jl junjung buih III no 28, sering tidak masuk selama 7 hari dipanggil ke ruang BK dan membuat pernyataan di buku catatan kejadian siswa. e. HP anak kelas VIII2 Alamat jl Tampung Penyang, sering tidak masuk dipanggil ke ruang BK dan membuat surat pernyataan dengan isi berjanji selalu aktif masuk sekolah dan apabila mengulangi lagi bersedia menerima sangsi dari sekolah.
f. AD anak kelas VIII2 Alamat jl. RTA. Milono komlpek Tampung Penyang, tidak masuk sekolah selama 5 hari dan membuat surat pernyataan dengan isi berusaha aktif sekolah, kalau sakit memberi kabar melalui surat dari wali atau wali yang menelpon. 3.
4.
Tidak melaksnakan tugas piket a.
BP anak kelas IX3 Alamat Jl. Tampung Penyang No 53
b.
ST anak kelas VII5 Alamat Jl. Harumani 4 No. 37
c.
DD anak kelas VII5 Alamat Komp. G. obos permai No. 27 Tidak menjaga tata kebersihan
a. HD kelas IX7 Alamat Jl. Tampung Penyang, JK kelas IX7 Alamat Jl.Tilung IV dan WP kelas IX7
Alamat Jl. Sisingamangaraja,
melakukan pelanggaran dengan memakai sendal ke sekolah pada tanggal 20-2-2013 dipanggil keruang BK untuk diberi arahan. b. EH kelas VIII3 dengan pelanggaran membuang sampah sembarangan, karena alasan malas membuang sampah pada tempatnya. 5.
Membolos a. DD anak kelas IX6 Alamat jl.RTA. Milono komplek Perumahan Permata no. 34, sering membolos pada jam pelajaran B. Indonesia, Seni Budaya, B. Inggris dan Panjaskes. Dipanggil ke ruang BK dan membuat pernyataan yaitu berjanji tidak akan melanggar peraturan di sekolah lagi dan mengerjakan tugas-tugas sekolah dan tidak alpa dan bolos lagi.
b. JI anak kelas VIII7 Alamat jl. Tilung XXII No. 98, membolos dan dipanggil ke ruang BK untuk diarahkan dan membuat pernyataan bersama orang tuanya. 6.
Berperilaku nakal dilingkungan sekolah a. YA dan JJ anak kelas VIII7 , dengan masalah bermain bola didalam kelas, pada tanggal 29-1-2013 dipanggil ke ruang BK diberi arahan agar tidak mengulangi pelanggaran itu lagi dan membuat pernyataan. b. JN dan kawan-kawan yang berjumlah 11 orang anak kelas VII7 pada tanggal 9-3-2013 melakukan pelanggaran yaitu bermain bola di dalam kelas.
7.
Berpacaran a. OT anak kelas IX3 Alamat Jl.G. obos No. 77, melakukan pelanggaran tata tertib pada tanggal 26-1-2013 yaitu berpacaran dengan TS anak kelas VIII7 dan berpacaran di ruang kelas VIII7 , dipanggil ke ruang BK untuk diberi arahan dan setelah itu diserahkan ke wali kelas untuk diberi sangsi.
2.
Langkah-langkah guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMP Negeri 8 Palangka Raya. Dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa hendaknya perlu diketahui langkah-langkah dalam dalam memberikan layanan bimbingan pada siswa terutama mereka yang mempunyai masalah.
Langkah pemberian bantuan ini dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan metode yang digunakan. Adapun langkah-langkah guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa yang berhasil diwawancarai manyatakan : a) MR “Mengenai langkah guru BK dalam mengatasi siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib, dilakukan identifikasi masalah untuk mengenal gejala awal dari masalah yang dihadapi siswa, setelah diketahui masalahnya melalui diagnosis siswa yang melanggar itu dipanggil dan dilakukan arahan dan bimbingan berdasarkan masalah yang dihadapinya. Seperti siswa yang sering terlambat datang mereka diberikan arahan bagaimana agar siswa tadi tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut, tapi sebelum siswa diberikan arahan terlebih dulu siswa tersebut diberikan sanksi yang sifatnya mendidik oleh guru yang bersangkutan tadi. Adapun pendekatan bimbingan yang diberikan kepada siswa yang melakukan pelanggaran tadi diberikan bimbingan secara individual dan kelompok”.15 Dari hasil wawancara dengan guru MR diatas dapat diketahui langkahlangkah guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa yaitu siswa yang melakukan pelanggaran tersebut dipanggil dan diberikan arahan dan bimbingan secara individual maupun kelompok. Tetapi sebelumnya siswa yang melakukan pelanggaran tadi diberikan sanksi yang mendidik terlebih dulu. b) SN “langkah yang dilakukan oleh guru BK disini menanyakan kepada siswa mengenai masalah dan sebab apa sehingga menyebabkan dia melakukan pelanggaran tersebut, setelah diketahui sebabnya baru guru BK 15
Wawancara dengan MR di SMPN-8 Palangka Raya, 23 Januari 2013
memberikan arahan bagaimana agar siswa tadi tidak mengulanginya lagi untuk yang kesekian kalinya. Dan pendekatan bimbingan yang dilakukan itu dengan menggunakan pendekatan individu dan kelompok”. 16 Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui langkah yang dilakukan guru SN yaitu memanggil dan menanyakan kepada siswa mengenai sebab mengapa siswa tersebut sering melakukan pelanggaran, setelah diketahui sebabnya baru diberikan arahan dan bimbingan. Bimbingan yang dilakukan itu melakukan pendekatan bimbingan individu dan bimbingan kelompok. c) TS “Saya memanggil siswa tersebut dan memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa supaya tidak mengulangi atau melakukan kesalahankesalahan yang berulang-ulang, dan juga melatih diri mereka untuk belajar disiplin baik pada diri mereka maupun sekolah, karena apa yang telah dilakukannya itu adalah perbuatan yang tidak baik dan melanggar tata tertib sekolah, dan bimbingan yang sering saya lakukan itu bimbingan individu dan kelompok”.17 Dari hasil wawancara dengan guru TS diatas dapat diketahui bahwa guru TS memanggil siswa yang sering melanggar tersebut ke ruangan BK dan diberikan arahan dan bimbingan supaya siswa tersebut tidak mengulangi kesalahannya lagi dengan berulang-ulang. d) MI “Langkah guru BK dalam mengatasinya, dengan memanggil siswa yang bermasalah kemudian memberikan nasehat serta arahan tentang apa yang dilanggarnya dan meminta siswa agar tidak mengulanginya lagi”.18 16
Wawancara dengan SN di SMPN-8 Palangka Raya, 28 Januar i 2013
17
Wawancara dengan TS di SMPN-8 Palangka Raya, 4 Februari 2013
18
Wawancara dengan MI di SMPN-8 Palangka Raya, 11Februari 2013
Dari hasil wawancara dengan guru MI diatas diketahui bahwa langkah guru BK mengatasi pelanggaran siswa yang melanggar yaitu dengan memanggil siswa yang bermasalah itu dan memberikan arahan dan nasehat. e) FS “Memanggil siswa dan diberikan bimbingan dan nasehat serta mengarahkan kepada siswa untuk tidak melakukan kesalahankesalahan yang tidak baik seperti tidak menyapu kelas pada saat dia sedang piket kelas”.19 Dari hasil wawancara dengan guru FS diketahui langkah yang dilakukan dalam mengatasi siswa yang melanggar yaitu memberikan bimbingan kepada siswa agar tidak melakukan pelanggaran lagi. f) PR “Kita perlu mengingat bahwa yang namanya pelanggaran disiplin itu sebenarnya bukan tugas dari guru BK, kan itu ada bagian kesiswaan dan tugas guru semua. Nah hanya saja kalau untuk menegakkan aturan itu ada jenjangnya. Pertama itu kan dari guru mata pelajaran dulu, habis itu dari guru mata pelajaran biasanya ke guru piket dulu, dari guru piket lalu ke wali kelas, apabila tiga ini tidak bisa menanganinya atau memerlukan baru itu sebenarnya dilibatkan ke guru BK nya, cuma sekarang itu kan langsung guru BK nya jalan pintas, itu yang agak susah, setelah ini guru BK nya juga toh ternyata anak ini masih belum bisa, baru dilibatkan kepala sekolah dengan rapat kecil bagaimana mengambil keputusan ini tentang masalah pelanggaran yang dilakukan anak tadi. Nah itu langkahnya menangani dan biasanya kita kan mengundang orang tua / wali, dan kalau memang ada orang tua alangkah bagusnya orang tua yang ada”.20
19
Wawancara dengan FS di SMPN-8 Palangka Raya, 18 Februari 2013
20
Wawancara dengan PR di SMPN-8 Palangka Raya, 25 Februari 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PR di ruang kerjanya itu diketahui bahwa langkah-langkah guru BK mengatasi pelanggaran tata tertib sekolah yaitu pertama dari guru mata pelajaran dulu setelah itu ke guru piket dan setelah itu ke wali kelas. Apabila ketiga ini tidak bisa menanganinya baru dilibatkan ke guru BK. Setelah ke guru BK ternyata anak itu masih belum bisa baru dilibatkan kepala sekolah dengan rapat kecil bagaimana mengambil keputusan tentang masalah pelanggaran yang dilakukan anak tadi. Dari pendapat PR diatas hampir sama dengan pendapat Fenti Hikmawati dalam bukunya Bimbingan Konseling bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh siswa itu sepenuhnya tidak hanya guru BK saja yang berperan tetapi semua guru. Karena dalam kedudukan sebagai personel pelaksana proses pembelajaran di sekolah guru memiliki posisi starategis, disbanding guru pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Dari hasil wawancara dengan subyek diatas diketahui bahwa langkahlangkah yang dilakukan guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya yaitu dilakukan identifikasi masalah untuk mengenal gejala awal dari masalah yang dihadapi siswa, setelah itu menetapkan masalah melalui diagnosis dan menetapkan alternatif bantuan yang diberikan lalu siswa yang melanggar itu dipanggil dan dilakukan arahan dan bimbingan berdasarkan masalah yang dihadapinya. Seperti
siswa yang sering terlambat datang mereka diberikan arahan bagaimana agar siswa tadi tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Setiap masalah yang timbul, tentu diperlukan adanya jalan pemecahan dari permasalahan itu. Berbagai macam permasalahan yang dialami siswa di sekolah secepatnya harus diatasi oleh seorang yang benarbenar memahami kondisi psikologis siswa. Metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru bimbingan konseling dalam menangani siswa yang bermasalah khususnya yang terkait dengan pelanggaran tata tertib sekolah. 1) MR Berdasarkan wawancara peneliti dengan MR di ruang BK, MR menyatakan : “Dengan memberikan pemahaman dan penjelasan untuk mengatasi masalah mereka agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, seperti di sekolah agar dapat mematuhi peraturan, dan metode yang digunakan itu seperti ceramah dan tanya jawab”.21 Dari penjelasan MR diatas dapat diketahui bahwa metode yang digunakan MR dalam menangani siswa yang bermasalah itu dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yaitu dengan memberikan pemahaman dan penjelasan kepada siswa agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
21
Wawancara dengan MR di SMPN-8 Palangka Raya, 23 januari 2013
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan metode yang digunakan MR dalam menangani siswa adalah metode ceramah dan Tanya jawab langsung antara siswa dan guru MR tersebut, dan guru MR membrikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk menceritakan permasalahannya baru kemudian menetapkan usaha-usaha bantuan. Dalam menentukan bantuan apa yang harus diberikan kepada siswa siswi yang mengalami masalah guru bimbingan dan konseling harus mengetahui factor-faktor penyebabnya.22 2) SN “memberikan bimbingan dan konseling dan juga memberikan wawancara kepada anak supaya dapat berpikir mandiri dan menyelesaikan permasalahannya sendiri secara dewasa melalui metode pendekatan dan metode tanya jawab”.23 Dari hasil wawancara dengan SN diketahui bahwa metode yang digunakannya dalam menangani siswa tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh guru MR yaitu dengan menggunakan metode pendekatan kepada siswa dan Tanya jawab agar siswa dapat berpikir secara mandiri dalam menyelesaikan permasalahannya. Dalam memberikan layanan bimbingan SN melakukan pendekatan dengan
siswa tersebut, dalam
pendekatan ini guru bimbingan dan konseling menyesuaikan dengan faktor penyebabnya. 22
Observasi di SMPN-8 Palangka Raya, 23 januari 3013
23
Wawancara dengan SN di SMPN-8 Palangka Raya, 28 Januari 2013
3) TS “Metode yang digunakan dalam mengatasi siswa tersebut yaitu dengan metode secara pendekatan, tanya jawab dan tugas-tugas”.24 Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru TS yang sangat singkat sekali diketahui bahwa metode yang digunakan oleh guru TS yaitu metode pendekatan, tanya jawab dan tugas-tugas, dan tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan oleh guru SN diatas. Jadi disini melalui metode pendekatan dan Tanya jawab tersebut guru akan mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan guru TS tersebut dapat memberikan bimbingan sesuai pemasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut. 4) MI “Metode yang digunakan dalam menangani siswa yang melanggar yaitu dengan metode konseling individual dan bimbingan klasikal”. 25 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa metode yang digunakan oleh guru MI yaitu metode konseling individual dan bimbingan klasikal, Layanan bimbingan yang dilakukan MI melalui wawancara langsung dengan individu / siswa yang bermasalah dalam
24
Wawancara dengan TS di SMPN-8 Palangka Raya, 4 Februari 2013
25
Wawancara dengan MI di SMPN-8 Palangka Raya, 11Februari 2013
melanggar tata tertib dan bimbingan yang dilakukan untuk beberapa orang yang bermasalah sama. 5) FS “Metode yang dipakai adalah wawancara, instrument, konseling dan chek masalah”26 Hasil wawancara diketahui bahwa metode yang digunakan gunakan guru FS yaitu wawancara, konseling dan chek masalah. Saat observasi yang peneliti lakukan terlihat bahwa untuk menyelesaikan permasalahan siswa FS terlebih dahulu mencari penyebab timbulnya masalah, setelah diketahui sumbernya barulah FS melakukan bimbingan untuk mengatasi masalah tersebut dan bimbingan tersebut dilakukan berulang-ulang agar benar-benar tuntas.27 6) PR “Metode yang sering saya gunakan dalam penyampaian layanan bimbingan konseling seperti individual dan kelompok yaitu dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab”. 28 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PR metode yang digunakan itu seperti ceramah dan tanya jawab. Adapun cara yang digunakan PR dalam memberikan bimbingan seperti memberikan nasehat dan berdialog dengan siswa apabila terdapat masalah yang perlu diselesaikan dan walaupun sibuk 26
Wawancara dengan FS di SMPN-8 Palangka Raya, 18 Februari 2013
27
Observasi di SMPN-8 Palangka Raya, 19 Februari 2013
28
Wawancara dengan PR di SMPN-8 Palangka Raya, 25 Februari 2013
dengan pekerjaannya PR biasanya menyempatkan diri untuk memberikan arahan dan bimbingan secara individual maupun kelompok. Dari hasil wawancara dengan subyek diatas dapat diketahui bahwa metode untuk mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya cara yang paling dominan digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab, dan layanan bimbingan itu di lakukan secara individual dan kelompok. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah
yang diungkapkan Fenti
dalam bukunya Bimbingan Konseling, tahapan yang dalam pelayanan bimbingan di sekolah. langkah-langkah dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa terutama mereka yang mempunyai masalah adalah : a. Mengidentifikasi Masalah Mengidenfikasi masalah ini adalah langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan bagi seorang guru bimbingan dan konseling yang ingin berhasil dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya. Pada langkah ini, hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru atau konselor adalah mengenal gejala-gejala awal dari suatu masalah yang sedang dihadapi oleh anak didik. Untuk mengetahui gejala-gejala awal ini terkadang memang tidak mudah. Hal ini karena dilakukan secara teliti dan berhati-hati dengan memperhatikan gejala-gejala yang tampak yang selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
b. Melakukan Diagnosis Setelah masalah dapat diidentifikasi, pada langkah diagnosis ini adalah menetapkan masalah tersebut berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah padadiri anak didik. Hal yang paling penting dari tahapan diagnosis ini adalah kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang melatarbelakangi atau menyebabkan gejala yang terjadi. c. Menetapkan Prognosis Prognosis adalah merencanakan tindakan pemberian bantuan kepada anak didik setelah dilakukan tahapan diagnosis dari masalah yang terjadi. Dalam tahapan prognosis ini, seorang guru bimbingan dan konseling menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan kepada anak didik. d. Pemberian Bantuan Pelayanan bimbingan dan konseling pada anak didik di sekolah yang baik harus ada evaluasi. Tanpa adanya evaluasi akan sulit pelayanan dan konseling mencapai keberhasilan. e. Evaluasi dan Tindak Lanjut Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan, dan mengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dapat dilakukan
selama pemberian
proses bantuan berlangsung sampai pada akhir
pemberian bantuan.29
3. Peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMP Negeri 8 Palangka Raya. Pada intinya peranan bimbingan dan konseling sangatlah penting dalam lembaga pendidikan. Karena siswa yang sering melanggar tata tertib, kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Disinilah pentingnya peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru yang dijadikan sebagai subyek menyatakan : a) MR “Membantu siswa untuk menyadarkan agar tidak terjadi pelanggaran tata tertib di SMPN-8 Palangka Raya, dengan memberi arahan bagaimana agar bisa lebih baik lagi dalam bersikap dan bertingkah laku agar tidak terjadi pelanggaran secara berulang-ulang.”30 Dari hasil wawancara dengan MR diatas diketahui bahwa peranan guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib di SMPN-8 Palangka Raya yaitu 29
Fenti Hikmawati, bimbingan konseling edisi revisi, Jakarta:PT Raja Grafindo
30
Wawancara dengan MR di SMPN-8 Palangka Raya, 23 Januari 2013
Persada, 2011
MR membantu menyadarkan siswa dengan memberi arahan dan bimbingan agar tidak terjadi pelanggaran lagi secara berulang-ulang. Berdasarkan observasi peneliti bahwa guru MR berperan mengatasi siswa yang melanggar tata tertib seperti yang terjadi pada YB siswa yang yang sering tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan, MR mengetahuinya dari guru mata pelajaran yang lain yang mengajar di kelas itu, siswa tersebut merupakan anak tunggal dan orang tuanya berprofesi sebagai PNS, setiap pagi YB pamitnya pergi ke sekolah akan tetapi ia justru pergi ke warnet tanpa sepengetahuan orang tuanya, sebab itu diketahui oleh MR setelah melakukan percakapan antara dia dan siswa tersebut dan akhirnya diketahui penyebab siswa berperilaku seperti itu dikarenakan kurang perhatian dari orang tua. Dalam hal ini MR berusaha membantu dengan menasehati siswa tersebut.31 Seperti dalam bukunya Fenti Hikmawati bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar serta perencanaan dan pengembangan karir. Untuk memperkuat hasil wawancara mengenai peran dari guru BK peneliti meminta keterangan dari YB (informen) :
31
Observasi di SMPN-8 Palangka Raya, 5 Februari 2013
“setelah diberi bimbingan saya mulai berubah sedikit, dan mulai rajin masuk sekolah dan tidak membohongi orang tua saya lagi”.32 b) SN “Membantu siswa untuk menyadarkan siswa terhadap pelanggaran tata tertib di sekolah, agar tidak terjadi pelanggaran lagi, karena peran guru BK disini memberikan bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya”.33 Dari wawancara diatas diketahui bahwa peranan guru SN untuk mengatasi pelanggaran tata tertib siswa yaitu membantu menyadarkan siswa agar tidak terjadi pelanggaran lagi. c) TS “Peranan guru BK disini membantu dan mengarahkan siswa agar tidak terjadi pelanggaran tata tertib di sekolah atau dilingkungan SMPN-8 Palangka Raya, terutama pada siswa yang sering kali melanggar, disini lah peranan guru BK tersebut dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa bagaimana agar bisa mentaati peraturan tersebut”.34 Dari hasil wawancara dengan guru TS diketahui bahwa peranan guru BK disini yaitu membantu dan mengarahkan siswa agar tidak terjadi pelanggaran lagi di sekolah, terutama pada siswa yang sering melanggar agar bisa mentaati peraturan tersebut. d) MI
32
Wawancara dengan YB di SMPN-8 Palangka Raya, 11 Januari 2013
33
Wawancara dengan SN di SMPN-8 Palangka Raya, 28 Januari 2013
34
Wawancara dengan TS di SMPN-8 Palangka Raya, 4 Februari 2013
“Peranannya disini membantu semua siswa dalam memberikan arahan bagaimana agar siswa semuanya bisa mentaati semua peraturan yang telah dibuat oleh sekolah, terutama bagi siswa yang sering melanggar seperti terlambat datang, siswa tersebut diberikan arahan dan bimbingan agar tidak terjadi lagi pelanggaran seperti itu”.35 Dari wawncara dengan guru MI diketahui peranannya dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa yaitu membantu memberikan arahan agar siswa semuanya bisa mentaati semua peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah, terutama bagi siswa yang sering melanggar. e) FS “Ikut ambil bagian didalam mengarahkan kepada siswa untuk menyampaikan pentingnya anak-anak itu untuk mentaati tata tertib sekolah agar tidak mengulangi adanya masalah-masalah di sekolah. 36 Dari wawancara dengan guru FS bahwa peranan bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa tersebut yaitu ikut ambil bagian didalam mengarahkan siswa bagaimana pentinya mantaati tata tertib sekolah. f) PR “BK merupakan komponen dari pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya. Di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya karena sesuai dengan pengertian BK itu sendiri yaitu proses bantuan yang diberikan kepada siswa yang sedang menghadapi masalah agar siswa tersebut dapat mentelesaikan masalahnya. Jadi peranan guru BK disini ikut membantu menyadarkan siswa yang melakukan 35
Wawancara dengan TS di SMPN-8 Palangka Raya, 11 Februari 2013
36
Wawancara dengan MI di SMPN-8 Palangka Raya, 18 Februari 2013
pelanggaran tata tertib sekolah agar tidak terjadi pelanggaran lagi dan bagaimana pentingnya para siswa mentaati peraturan yang ada di sekolah demi kelancaran proses pembelajaran”. 37 Dari hasil wawancara dengan guru PR diketahui bahwa peranan guru BK mengatasi pelanggaran tata tertib tersebut dengan ikut membantu menyadarkan siswa yang sering melakukan pelanggaran agar tidak terjadi lagi dan juga mengarahkan siswa bagaimana pentingnya mentaati peraturan yang ada di sekolah demi kelancaran proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan semua subyek, peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN-8 Palangka Raya yaitu membantu menyadarkan siswa agar tidak melakukan pelanggaran lagi dengan memberikan arahan kepada siswa, mengadakan acara sosialisasi, membagikan lembaran yang berisi tata tertib sekolah. C. Analisis Data Aktivitas pendidikan tidak bisa lepas dari adanya bimbingan dan konseling dari seorang guru. Selain itu sekolah juga tidak terlepas dari berbagai macam persoalan yang selalu menjadi bagian aktivitas pendidikan, seperti permasalahan pelanggaran tata tertib sekolah yang menyebabkan para guru semakin intens dalam mengatasi permasalahan tersebut, karena tugas
37
Wawancara dengan PR di SMPN-8 Palangka Raya, 25 Februari 2013
dan tanggung jawab utama guru sebagai pendidik adalah mendidik sekaligus mengajar yaitu membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individu) atau kelompok agar mereka berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Disinilah peran guru bimbingan untuk bekerja sama dengan para siswa dalam memberikan konseling secara individu untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Analisa terhadap hasil penelitian tentang peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya berdasarkan rumusan masalah yaitu bentuk pelanggaran tata tertib siswa, langkah-langkah guru bimbingan dalam mengatasi pelanggaran dan peranan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Bentuk pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya. Bentuk pelanggaran yang sering terjadi di SMPN 8 Palangka Raya seperti Pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa yaitu terlambat datang, tidak masuk sekolah, tidak melaksanakan tugas piket, tidak menjaga tata kebersihan/ kerapian, berperilaku nakal dilingkugan sekolah, membolos, dan berpacaran. Berdasarkan observasi serta dokumentasi peneliti memperoleh data siswa yang sering terlambat masuk disebabkan karena bangunnya kesiangan,
transportasi yang cukup sulit dan rumah yang cukup jauh dari sekolah. Dapat diketahui bahwa faktor yang mendorong siswa melakukan pelanggaran sekolah karena adanya faktor kepribadian, seperti kurangnya menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan faktor
keluarga, karena
keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi pribadi anak dan juga keluarga memberikan pengaruh menentukan pembentukan watak dan kepribadian anak. Maka dari itu diperlukan adanya suatu program layanan bimbingan di sekolah yang dapat membantu siswa mengatasi masalah yang sedang dihadapi agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal. 2. Langkah-langkah guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya. Langkah-langkah guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa seperti membolos jam pelajaran, terlambat masuk kelas, tidak melaksanakan tugas piket, tidak menjaga tata kebersihan, berperilaku nakal di lingkungan sekolah, berpacaran . Langkah yang dilakukan yaitu guru BK mengetahui latar belakang masalah yang menyebabkan siswa melakukan pelanggaran, setelah itu diadakan diagnosis yaitu menetapkan masalah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah. Dan dilanjutkan dengan prognosis yaitu menetapkan alternatif bantuan yang akan diberikan. Seperti yang dilakukan MR, SN, TS, MI, FS dan PR yaitu
mengetahui terlebih dulu mengenai gejala-gejala awal dari suatu masalah yang dihadapi siswa setelah diketahui baru diberikan arahan dan bimbingan agar masalah tersebut dapat diatasi, dalam memberikan arahan dan bimbingan tersebut dengan pendekatan individual dan kelompok. 3. Peranan guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya. Peran guru BK di sekolah sangat besar untuk mendorong berhasilnya dan tercapainya tujuan pendidikan yang telah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan observasi dan dokumentasi, peneliti melihat bahwa berperannya guru BK dalam mengatasi siswa yang melanggar tata tertib sekolah seperti siswa yang sering terlambat datang. Adapun bentuk peranan guru BK dalam mengatasi pelanggaran tata tertib siswa di SMPN 8 Palangka Raya yang peneliti ketahui dari subyek yaitu MR, SN, TS, MI, FS dan PR yaitu Membantu siswa untuk menyadarkan agar tidak terjadi pelanggaran tata tertib di SMPN-8 Palangka Raya, dengan memberi arahan bagaimana agar bisa lebih baik lagi dalam bersikap dan bertingkah laku agar tidak terjadi pelanggaran secara berulang-ulang. Dari hasil itu terlihat sekali perannya guru BK dalam mengatasi siswa yang sering melakukan pelanggaran. Maka dari itu, diperlukan adanya suatu program atau layanan di sekolah yang dapat membantu siswa mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Salah satu usaha pihak pendidikan di sekolah untuk mencegah dan
menanggulangi pelanggaran disiplin pada siswa adalah dengan membuat sebuah layanan yang diperuntukkan bagi para siswa yaitu layanan Bimbingan Konseling (BK). Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari sekolah yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa baik perorangan maupun kelompok agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang secara optimal.