47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTsN 1 Model Palangka Raya Sejalan dengan perputaran waktu, pada awalnya tahun 1957 kotanya, mengawali sebuah perubahan yang cukup signifikan bagi pemerintahan di provinsi Kalimantan Tengah. Kantor Departemen Agama yang dulunya bergabung dengan Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin, secara otomatis dipindahkan ke Palangka Raya. Dan atas inisiatif Bapak Syaifudin D. Dana dan beberapa orang tokoh masyarakarat lainnya, maka pada tahun 1961 didirikanlah Sekolah Pendidikan Guru Agama Swasta (PGAS) 4 tahun dengan jumlah siswa waktu itu hanya 15 orang yang tenaga pengajarnya diambil dari para Pegawai Negeri Sipil Departemen Agama Palangka Raya, kebetulan saat itu Bapak Syaifudin D. Dana bertugas pada bidang agama Kantor Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Ruangan yang dipakai untuk proses belajar mengajar saat itu adalah rumah Bapak Darbi Zainullah, BA. Mengingat Sekolah Agama yang negeri di Kalimantan Tengah yaitu PGAN jenjang 6 tahun hanya ada di Sampit, atas inisiatif Bapak Syaifudin, beliau mengusulkan pada pemerintah Daerah agar PGAS 4 tahun swasta menjadi negeri. Dan usul beliau direspon langsung oleh Bapak Cilik Riwut yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Tengah. Dan selanjutnya Bapak Cilik Riwut mengusulkan ke Departemen Agama Pusat agar PGAS 4 tahun Palangka
48
Raya menjadi Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun, sehingga pada tanggal 2 Agustus 1961 PGAS 4 tahun diresmikan menjadi PGAN 4 tahun. Adapun yang menjadi Kepala Sekolahnya waktu itu adalah Bapak Syaifuddin D. Dana dan dibantu oleh 4 orang guru yakni Bapak M. Azis Syaifuddin, Bapak Abdurrahman DB, Bapak Abdurrahman Noor, Ibu Jimah Rapet dan tenaga sukarela lainnya dari Departemen Agama Palangka Raya. Dan pada hari Senin tanggal 18 Juli 1968 terjadi serah terima jabatan kepala sekolah PGAN 4 tahun dari Bapak Darbi Zainullah, BA Kepada Bapak Abdurrahman DB bertempat di Kantor Perwakilan Departemen Agama Provinsi Kalimantan Tengah Jl. Brigjen Kotamso Palangka Raya. Sejak kepemimpinan Bapak Abdurrahman, DB inilah bantuan dari pemerintah mulai mengalir untuk pembangunan gedung tempat belajar, yang semula pinjam dengan sekolah lain dan pada rumah-rumah penduduk yang berlokasi di daerah pasar kameloh, berawal dari bantuan pemerintah sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah), Bapak Abdurrahman DB bersama Pengurus Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) yang dibentuk beliau secara gotong royong membangun ruang belajar PGAN 4 tahun sebanyak 1 (satu) lokal dan konstruksi dari kayu bulat beratapkan daun. Sejak adanya peraturan pemerintah pusat dan keputusan Menteri Agama No. 16 tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978 tentang penggantian sekolah PGAN 4 tahun di seluruh Indonesia menjadi MTsN, maka dari situlah Madrasah Tsanawiyah Negeri Palangka Raya resmi
49
menjadi sekolah Negeri dengan Kepala Sekolah saat itu tetap diangkat Bapak Abdurrahman DB, dengan Nomor: SK.L.P/I-6/SK.2966/1978 tanggal 1 April 1978 tentang pengangkatan sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Palangka Raya selama masih berstatus Madrasah Tsanawiyah Negeri Palangka Raya. Dari tahun 1978 s.d. tahun 2012 telah terjadi 14 kali pergantian Kepala Madrasah sebagaimana tabel berikut: Tabel 2. DATA PERGANTIAN KEPALA MTsN 1 MODEL PALANGKA RAYA DARI TAHUN 1978 s.d TAHUN 2012 No
Nama
Masa Jabatan
1
Abdurrahman, DB
1978 – 1980
2
Drs. H. Alqaf Hidayat
1980 – 1985
3
Dra. Hj. Apong Atikah, CH
1985 – 1986
4
Drs. Mudzakir Ma’ruf
5
Drs. Yusran Hasani
1986 – 1987
6
Drs. H. Chobirun Zuhdi
1987 – 1990
7
Drs. Ahmad Kusasi
1990 – 1993
8
Dra. Hj. Susilawaty
1993 – 2000
s9
H. Hamzah, BA
2000 – 2001
10
Drs. Rosidi
2001 – 2003
11
Mulyono, M.Pd.
2003 – 2005
12
Drs. H. Tuaini, M.Ag.
2005 – 2008
13
Syamsuddin, S.Pd.I.
2008 – 2012
14
Drs. H. Arifin
1986 ( PJS Peralihan)
2012 – Sekarang
Sumber : Dokumentasi MTsN 1 Model Palangka Raya tahun 2012
Pada tahun 1998 MTsN 1 berubah status menjadi MTsN 1 Model Palangka Raya sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. E/54/1998 tanggal 12 Maret 1998 dan yang menjadi Kepala Madrasahnya
50
adalah Ibu Dra. Hj. Susilawaty, sampai tahun 2000 yang kemudian dilanjutkan oleh Bapak H. Hamzah BA. dan kepala Madrasah selanjutnya sebagaimana pada tabel di atas. 2. Letak MTsN 1 Model Palangka Raya MTsN 1 Model Palangka Raya menempati daerah yang cukup strategis yakni komplek pelajar dan berdekatan dengan Perpustakaan Daerah dan Perpustakaan Islam serta lapangan olah raga Lapangan Sanaman Mantikei. Tepatnya terletak di Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya tepatnya di Jalan AIS Nasution No. 03 dengan Nomor Telepon (0536) 3222865 dan Kode Pos 73111. 3. Keadaan Guru-Guru di MTsN 1 Model Palangka Raya MTsN 1 Model Palangka Raya dipimpin oleh seorang Kepala Madrasah dengan dibantu oleh beberapa orang guru dan beberapa tenaga administrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. DATA KEADAAN GURU DAN TENAGA ADMINISTRASI
1 2 3 4
Nama / NIP Drs. H. Arifin NIP.19680327 199503 1 004 Asnifah, S. Ag NIP.19571023 198603 2 001 Heli Normala, S. Pd NIP.19670525 198901 2 002 Slamet Budi S, S.Pd
L/P
Guru bidang studi
NO
MTsN 1 MODEL PALANGKA RAYA :
L
Qur’an Hadits
P
SKI
P L
Bahasa Indonesia IPA (Fisika)
Jabatan Kepala Madrasah Wali Kelas IX.2 Wali kelas VIII.4 -
51
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
NIP.19690510 199402 1 001 Supardi, S.Pd NIP.19660617 199402 1 001 Hj. Radiah, S.Ag NIP.19690214 199703 2 001 Drs. Misbakhul Munir NIP.19690613 199802 1 001 Sugito, S.Pd NIP.19690101 199802 1 001 Kurniasih, S.Ag NIP.19710726 199903 2 004 Sabur, S.Pd NIP.19720225 199503 1 001 Riwut Sinta Hawini, S.Pd NIP.19731113 199512 2 002 Yully Dwi Astuti, S.Pd NIP.19730716 200012 2 001 Sumarno, S.Pd NIP.19750101 200312 1 006 Titi Hartika,S.Pd NIP.19671228 198703 2 001 Fitrathiyah, S.Pd.I NIP.19720915199403 2 003 Nurmadiah, S. Ag NIP.19700112 200312 2 002 Nur Hapsyah, S.Pd NIP.19750316 200112 2 001 Lilik Supatmi, S.Pd NIP.19770626 200312 2 002 Hj.Jubaidah, S.Ag, M.S.I NIP.19691212 200312 2 003 Ervina, S.Pd NIP.19771220 200212 2 002 Hayatun Nissa S.Pd NIP.19801231 200501 2 016 Slamet, S.Pd NIP.19710828 200501 1 008 Sri Wartini, S.Pd NIP.19770918 200501 2 006
L P
Bahasa inggris Fiqih
L
IPS
L
PPKn
P
P
Akidah Akhlak Bahasa Indonesia MTK
P
B.Inggris
L
IPS
P
BK
P
Fiqih SKI Qur’an Hadits IPA Biologi
L
P P P P P P
IPA Fisika Seni Budaya Bahasa Arab MTK
L
Bahasa Indonesia Olahraga
P
IPS
Wali kelas VIII.1 Waki kelas VIII. 5 Kepala Lab. Bahasa Wali kelas VII.6 Wali Kelas VII.5 Wali Kelas IX.5 Wali Kelas VII.1 Wali Kelas IX.3 Wali Kelas IX.6 Wali Kelas VII.2 Wali Kelas IX.4 Wali Kelas VIII.6 Wali Kelas VII.3
52
24
L
PPKn
L
BK
Wakamad Kesiswaan -
P
MTK
-
L
IPS
P
MTK
L
BK
Wakamad Sarana Wali Kelas IX.1 -
P
BK
P
Bahasa Inggris Bahasa Arab IPA Biologi
36
Suryanta, S.Pd NIP.19720208 200501 1 008 Aris Purnomo, S.Pd NIP.19760526 20051 2 006 Rieka Darmawati, ST NIP.19761017 200501 2 006 Agus Widaryanto, S.Pd NIP.19760816 200501 1 006 Eny Listyowati, S.Pd NIP.19710303 200501 2 007 Horman, S.Pd NIP.19730307 200501 1 007 Sumarni, S.Pd NIP.19610216 199003 2 002 Henny Yarti, M.Pd NIP.19781203 200501 2 010 Abdul Rahim, SS, M.Ag NIP.19781203 200501 1 005 Tri Murni Handayani, S.Pd.M.Sc NIP.19810131 200501 2 007 Hj.Afrianti Juliani, SP NIP.1976017 200604 2 015 Puji Wening Tyas, S.Pd NIP.19870124 200912 2 003 As’ari
37 38 39
25 26 27 28 29 30 31 32 33
34
L P
P
IPA Biologi Seni Budaya -
L
Tinkom
Rasno Ahmad Ali Mirza Ahmad Kardiyanto, S.Pd.I
L L L
40
M.Arni, S.Pd.I
L
41
Ariessalia Nengjayanti, S.Pd.I
P
42
Restishima Yudanti, S.Pd
P
Seni Budaya Mulok Aqidah Akhlak Bahasa Arab Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
35
P
Koordinator Piket Wakamad Kurikulum Wakamad Humas Wali Kelas VIII.3 Wali Kelas VII.4 Wali Kelas VIII.2 Kepala Lab.Komputer -
Tabel 4. TENAGA KEPENDIDIKAN DAN PENJAGA SEKOLAH
-
53
NO
Nama / NIP
P/L
Jabatan/Tugas
L
Kepala Urusan Tata Usaha
P
Pelaksana Tata Usaha
P
Pelaksana Tata Usaha
P
Bendaharawan Rutin
L
Pelaksana Tata Usaha
L
Pelaksana Tata Usaha
Ahmad Daifi, S.Ag 1 NIP.19591015 198101 1 001 Hj. Erma Sulistiyowati, SH 2 NIP.19651025 199402 2 001 Hj. Nurpaduaty 3 NIP.19601227 198303 2 002 Sarkiah, S.Pd 4 NIP.19650819 198703 2 002 Anang Jarnawi 5 NIP.19751224 200901 1 006 Ilmi 6 NIP.19720505 200710 1 008 7
Dewi Sapala Sartika, A.Md
P
Operator Komputer
8
Kastanto
L
Jaga Malam
9
Redy Satria
L
Satpam
10
Masdani
L
Kebersihan
11
Daitim
L
Kebersihan
Sumber : Dokumentasi MTsN 1 Model Palangka Raya 2012
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah seluruh guru yang ada di MTsN 1 Model Palangka Raya berjumlah 42 orang , jumlah tenaga kependidikan berjumlah 7 orang, satpam 1 orang, penjaga malam 1 orang dan jumlah tenaga kebersihan berjumlah 2 orang.
54
4. Keadaan Guru Bimbingan Konseling Tenaga pengajar bimbingan konseling di MTsN 1 Model Palangka Raya ada 4 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5. KEADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Nama Guru/NIP
Jurusan
Titi Hartika, S.Pd NIP. 19671228 198703 2 001 Sumarni, S.Pd NIP. 19610216 199003 2 002
S-1 BK S-1 BK
Horman, S.Pd NIP. 19730307 200501 1 007 Aris Purnomo, S.Pd NIP.19760526 20051 2 006
S-1 BK S-1 BK
Tugas Mengajar Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling (Koordinator BK) Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling
Sumber : Dokumentasi MTsN 1 Model Palangka Raya 2012
Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa guru bimbingan konseling pada MTsN 1 Model berjumlah 4 orang, dan memiliki latar belakang pendidikan S-1 BK sehingga kemampuannya dalam mengajar dan membimbing siswa tidak diragukan lagi. 5. Keadaan Siswa Keadaan peserta didik dari tahun ke tahun mengalami pasang surut kalau dilihat dari segi kuantitasnya, dan pada tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 638 orang peserta didik sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 6. DATA KEADAAN PESERTA DIDIK 5 TAHUN TERAKHIR No
Kls
JUMLAH SISWA
55
2007/ 2008 230 178 156
1 VII 2 VIII 3 IX JUMLAH
2008/ 2009 215 230 177 564
2009/ 2010 202 217 228 622
2010/ 2011 202 215 218 647
2011/ 2012 223 203 212 638
Sumber Dokumentasi MTsN 1 Model Palangka Raya tahun 2012
6. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki suatu lembaga pendidikan sangatlah besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Semakin lengkap
sarana
dan
prasarana
akan
memudahkan
guru
dalam
melaksanakan tugas mengajar, karena sarana dan prasarana yang tersedia dapat digunakan sebagai sumber belajar. Dengan tersedianya sumber belajar yang memadai akan memperlancar proses belajar mengajar dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Untuk mengetahui keadaan ruang dan bangunan sekolah di MTsN 1 Model Palangka Raya pada umumnya dalam keadaan baik dan tergolong masih baru, karena baru direnovasi. Keadaan ruang dan barang inventaris sebagaimana tabel berikut: Tabel 7. DATA KEADAAN SARANA DAN PRASARANA MTsN 1 MODEL PALANGKA RAYA NO
Uraian
Jumlah
KONDISI Baik
Rusak
Rusak
Ringan Berat TANAH 1
Tanah Dan Bangunan
9516 M2
56
PERALATAN DAN MESIN 2
Pick Up
1 Buah
1
3
Sepeda Motor
1 Buah
1
4
Gerobak Dorong
3 Buah
1
5
Scanner
1 Buah
1
6
Mesin Ketik Manual Standar (14-16 Inci)
1 Buah
1
7
Mesin Ketik Manual Langewagon (18-27 Inci)
2 Buah
8
Mesin Stensil Manual Folio
1 Buah
9
Lemari Besi / Metal
2 Buah
10
Lemari Kayu
11
Rak Besi
2 Buah
12
Rak Kayu
15 Buah
9
13
Tabung Pemadam Api
1 Buah
1
14
Papan Visual / Papan Nama
22 Buah
11
5
6
15
White Board
18 Buah
17
1
-
16
Globe
12 Buah
6
3
3
17
Overhead Projector
4 Buah
4
18
Meja Kerja Kayu
651 Buah
651
19
Kursi Besi / Metal
143 Buah
143
20
Kursi Kayu
598 Buah
598
21
Meja Komputer
18 Buah
18
22
Kursi Fiber Glass
147 Buah
47
100
23
Jam Elektronik
22 Buah
20
2
40 Buah
1
1
2
1 2 26
14 2 6
57
24
Mesin Penghisap Debu
1 Buah
1
25
Mesin Pemotong Rumput
2 Buah
1
26
Lemari Es
1 Buah
1
27
AC Split
4 Buah
4
28
Kipas Angin
19 Buah
15
29
Televisi
23 Buah
22
30
Video Cassette
19 Buah
18
31
Tape Recorder
1 Buah
1
32
Loud Speaker
7 Buah
7
33
Megaphone
1 Buah
34
Microphone
7 Buah
5
35
Stabilisator
14 Buah
14
36
Camera Video
1 Buah
1
37
Tustel
1 Buah
1
38
Mesin Jahit
8 Buah
39
Lambang Garuda Pancasila
16 Buah
11
5
40
Gambar Presiden / Wakil Presiden
16 Buah
11
5
41
Tiang Bendera
14 Buah
2
42
Dispenser
3 Buah
2
1
43
Mimbar Podium
2 Buah
1
1
44
Mesin Obras
1 Buah
45
Karpet
46
Microphone/Wireless Mic
15 Buah 4 Buah
1
4 2 1
1 2
8
12
1 10
5 2
2
58
47
Power Amplifier
1 Buah
1
48
Audio Cassette Recorder
1 Buah
1
49
Tripod Camera
1 Buah
1
50
Printer
9 Buah
3
51
Digital TBC
1 Buah
52
Pesawat Telepon
3 Buah
2
53
Faximile
1 Buah
1
54
Audio Monitor
2 Buah
2
55
Lemari Obat (Kaca)
1 Buah
1
56
Bak Fiberglass
14 Buah
5
57
Aqua Analyzer
1 Buah
58
Mixer
1 Buah
1
59
Recorder
1 Buah
1
60
Tape Recorder
2 Buah
2
61
Laptop
6 Buah
6
62
Miniatur
1 Buah
1
63
Panggung Pembina Upacara
1 Buah
1
64
Printer
7 Buah
3
6 1 1
11 1
GEDUNG DAN BANGUNAN 1
Ruang Kepala
1 Ruang
1
2
Ruang Guru
1 Ruang
1
3
Ruang Tata Usaha
1 Ruang
1
4
Perpustakaan
1 Ruang
1
5
Laboratorium Komputer
1 Ruang
1
1
3
59
6
Laboratorium Bahasa
1 Ruang
1
7
Laboratorium IPA
8
Laboratorium Kecakapan Belajar
1 Ruang
9
Tempat Ibadah
1 Ruang
10
Ruang Pertemuan
1 Ruang
11
Ruang Kelas
18 Ruang
18
12
Ruang UKS
1 Ruang
1
13
Ruang BP/ BK
1 Ruang
1
14
Ruang Komite
1 Ruang
1
15
Ruang OSIS
1 Ruang
1
16
Ruang Studio Musik
1 Ruang
1
17
Ruang Keterampilan
1 Ruang
1
18
Ruang Kesenian
-
19
Ruang Pramuka
-
20
Ruang PMR
1 Ruang
1
21
Ruang Garasi
1 Ruang
1
22
Ruang Drumband
1 Ruang
1
23
Toko
4 Pintu
4
24
Kantin
9 Pintu
5
25
Pos Keamanan
1 Pos
1
26
Parkir Guru
1 Area
1
27
Parkir Siswa
1 Area
1
28
Ruang Ganti Pakaian
-
1 Ruang
1
1 1
4
1
60
29
WC Siswa
8 Pintu
8
30
WC Guru
3 Pintu
3
SARANA OLAHRAGA DAN KESENIAN 1
Lapangan Basket
1 Area
1
2
Lapangan Voli
1 Area
1
3
Lapangan Sepak Bola Mini
1 Area
4
Lapangan Tenis Meja
1 Area
1 1
ASET TETAP LAINNYA 1
Alat Musik Modern / Band
1 Set
2
Alat Drum Band
75%
3
Alat Hadrah
100% 100%
4
Alat Rebana
100% 100%
5
Komputer
18
1 25%
9
1
8
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di MTsN 1 Model Palangka Raya, semuanya dalam keadaan baik dan dapat menunjang kegiatan pembelajaran di MTsN 1 Model Palangka Raya. B. Peyajian Data Sebelum peneliti menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, maka terlebih dahulu peneliti menjelaskan gambaran umum subjek penelitian, yaitu : a) HRN
61
HRN lahir di Palangka Raya, pada tanggal 7 Maret 1973. Lulus kuliah S1 Bimbingan Konseling pada tahun 2001. Kemudian diangkat menjadi PNS pada tahun 2006 dan menjadi guru terhitung mulai tanggal 1 mei 2006. HRN adalah salah satu guru BK di MTsN 1 Model. Selain menjadi guru BK, beliau juga melayani siswa yang ingin melakukan setoran hafalan juz amma’, karena di MTsN 1 Model Palangka Raya, siswa wajib hapal surah-surah pendek dari surah An-Naba sampai AnNas. HRN memiliki sifat ramah, penyabar, murah senyum, suka bercerita dan suka bercanda, tidak seperti kebanyakan guru BK yang dianggap sangar dan galak. Sehingga dalam pelayanan BK yang beliau berikan kepada siswa, para siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti bimbingan yang beliau berikan. b) SMN SMN lahir di Bawah Asem, pada tanggal 16 pebruari 1961. Lulus kuliah S1 Bimbingan Konseling pada tahun 2009. Kemudian diangkat menjadi PNS pada tahun 2005 dan menjadi guru terhitung mulai tanggal 26 januari 2011. SMN menjabat sebagai koordinator BK, yang bertugas mengkoordinir semua kegiatan BK di sekolah. Dalam kesehariannya SMN memiliki pribadi yang ramah dan sabar dalam menghadapi siswa. Sehingga dalam proses konseling secara perorangan siswa merasa nyaman menceritakan masalah yang dialaminya, siswa menganggap SMN sebagai seorang sahabat dan pendengar yang baik dari setiap permasalahan yang dialami siswa.
62
a) THK Beliau lahir di Barito Utara, pada tangggal 28 desember 1967. Lulus kuliah S1 Bimbingan Konseling pada tahun 2002. Kemudian diangkat menjadi PNS pada tahun 1987 dan menjadi guru terhitung mulai tanggal 1 juni 2005. THK memiliki sifat baik, ramah dan tegas dalam menghadapi anak didik, selalu berfikir panjang dan obyektif dalam menangani masalah siswa. Sehingga setiap kasus yang ditangani THK dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan penjelasan mengenai gambaran subjek penelitian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa, semua guru BK di MTsN 1 Model Palangka Raya memiliki latar belakang pendidikan S-1 BK. 1. Bentuk Pelanggaran Tata Tertib Siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya A. Bentuk pelanggaran siswa berdasarkan hasil wawancara : a. Subjek penelitian c) HRN “Disini bentuk pelanggaran yang paling berat misalnya berciuman. Sanksi dari pelanggaran ini adalah siswa langsung dikeluarkan jika benar-benar melanggar norma asusila. Tapi selama ini pelanggaran yang mengarah melanggar norma asusila tidak ada. Memang benar ada beberapa siswa yang berpacaran tapi tidak mengarah ke pelanggaran norma asusila.Biasanya mereka berdua-duaan di dalam kelas, itupun tidak pada jam pelajaran, tetapi pada jam les sore. Setelah diintrogasi siswa yang bersangkutan memang berpacaran,tetapi tidak melakukan ciuman atau buka-bukaan, jika itu terjadi langsung kami keluarkan. Tapi sekolah tidak memberikan izin untuk pacaran, karena siswa tingkat MTs/SMP tidak diperbolehkan untuk berpacaran.”1 1
Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan subjek berinisial HRN di MTsN 1 Model Palangka Raya.
63
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek HRN bahwa pelanggaran terberat di MTsN 1 Model Palangka Raya adalah berpacaran. Saknsi dari pelanggaran ini adalah jika siswa sudah melampaui batas maka akan dikeluarkan dari sekolah. d) SMN “Bentuk pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa disini adalah terlambat datang ke sekolah, membawa sepeda motor, berpacaran, berkelahi dengan sesama siswa, membolos, dan membawa HP. Sanksi dari berbagai macam pelanggaran siswa disini berupa skor sesuai dengan yang tercantum didalam buku Tata Tertib Siswa, tergantung dari pelanggaran yang dilakukan siswa. Bentuk pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan siswa adalah datang terlambat, dan saksinya adalah membayar dam (denda) sebesar Rp 1.000,- dan langsung ditangani oleh pihak OSIS, selain itu juga terdapat bentuk pelanggaran-pelanggaran lain seperti memakai benda-benda yang tidak seharusnya digunakan oleh siswa (perhiasan secara berlebihan), berdandan dengan tidak wajar, menyebarkan berita yang tidak baik tentang salah satu guru bidang studi, menggolok-olok guru, dan membeberkan nama guru yang suka membuka keburukan siswa di dalam kelas.”2 Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek SMN bahwa pelanggaran siswa yang sering terjadi di MTsN 1 Model Palangka Raya adalah siswa terlambat datang kesekolah, alasan siswa terlambat juga beraneka ragam seperti bangun kesiangan, rumah jauh, dan lama menunggu taksi. Pelanggaran lain yang juga pernah dilakukan siswa antara lain memakai perhiasan berlebihan ke sekolah, berdandan tidak wajar, mengolok-olok guru dan karena merasa kesal ada pula siswa yang membeberkan nama guru yang
2
Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan subjek penelitian berinisial SMN di MTsN 1 Model Palangka Raya.
64
suka membuka keburukan (tingkah laku yang tidak baik) siswa yang bersangkutan di dalam kelas. a) THK “Selama saya menangani kasus pelanggaran siswa tidak begitu banyak yang melakukan pelanggaran. Bentuk pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan siswa disini seperti mengusili teman, berpacaran, terlambat datang ke sekolah, membawa motor ke sekolah, membawa HP, mencoret-coret tembok dan merokok.3 Berdasarkan hasil wawancara dengan THK bahwa tidak begitu banyak siswa yang melakukan pelanggaran di MTsN 1 Model Palangka Raya. Bentuk pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan siswa adalah mengusili teman, berpacaran, terlambat datang ke sekolah dengan alasan yang berbeda-beda, membawa motor ke sekolah karena alasan rumah jauh dan tidak ada yang mengantar, membawa HP untuk menghubungi orang tua ketika jam sekolah berakhir, mencoret-coret tembok dan merokok. b. Informan penelitian a) ALF ( dugaan berpacaran) “Saya tidak berpacaran, hanya ingin menolong teman yang sedang sakit, karena saya kasihan dia sendiri di dalam kelas dan tidak ada yang menolongnya”4 Berdasarkan hasil wawancara dengan ALF bahwa dia dituduh berpacaran karena berdua-duaan dikelas dengan lawan jenis. Alasan yang sebenarnya mengapa dia berdua-duaan adalah karena ingin membantu temannya yang sedang sakit dan tidak terbukti bahwa dia berpacaran. 3
Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan subjek penelitian berinisial THK di MTsN 1 Model Palangka Raya. 4 Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan informan berinisial ALF di MTsN 1 Model Palangka Raya.
65
b) SLV (dugaan berpacaran) “Saya tidak berpacaran, saya sakit dan tidak ada yang menemani saya di kelas, dan dia (ALF) yang menolong saya bu, dengan memberi obat dan minyak angin untuk saya.”5 Berdasarkan hasil wawancara dengan SLV bahwa dia dituduh berpacaran karena berdua-duaan dikelas dengan lawan jenis. SLV saat itu sedang sakit dan tidak ada yang menolongnya. Kemudian datang ALF yang ingin menolong dengan memberi obat an minyak angin. Karena mereka berdua-duaan di kelas pada saat sepi sehingga mereka diduga berpacaran. c) HSN (berbuat usil dan nakal) “Saya memang suka mengganggu teman, maksud saya hanya ingin bercanda saja, bukan bermaksud untuk berbuat usil.6 Berdasarkan hasil wawancara dengan HSN bahwa dia memang suka bercanda dengan teman-temannya, bukan maksud untuk berbuat usil. Alasan dia melakukan hal tersebut adalah karena ingin bercanda dengan teman-temannya. d) NBL (membawa HP) “Alasan saya membawa HP ke sekolah untuk menghubungi orang tua saya bu untuk menjemput saya pulang sekolah”7 Berdasarkan hasil wawancara dengan NBL adalah alasan dia membawa HP ke sekolah hanya satu yaitu untuk menghubungi orang tuanya saat jam sekolah berakhir, agar segera dijemput. Bukan dengan alasan yang lain. e) LSD (sering terlambat)
5
Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan informan berinisial SLV di MTsN 1 Model Palangka Raya. 6 Hasil wawancara: Selasa, 22:01:2013 dengan informan berinisial HSN di MTsN 1 Model Palangka Raya. 7 Hasil wawancara: Selasa, 22:01:2013 dengan informan berinisial NBL di MTsN 1 Model Palangka Raya
66
“Saya sering terlambat datang ke sekolah karena ayah saya terlebih dulu mengantar adik sekolah dan sering kesiangan, baru kemudian mengantar saya. Sanksi jika terlambat datang ke sekolah adalah membayar denda (dam) sebesar Rp.1000,-, jika datang terlambat ke sekolah menjadi kebiasaan sehari-hari maka diperintahkan untuk membuat surat pernyataan.” 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan LSD mengapa sering datang terlambat ke sekolah adalah karena ayahnya terlebih dulu mengantar adiknya berangkat ke sekolah. Karena jarak antara sekolah NBL dan adiknya cukup jauh, sehingga menyebabkan NBL sering terlambat datang ke sekolah. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan subjek dan beberapa informan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa di semua sekolah pelanggaran tata tertib bisa saja terjadi. Semua tergantung dari para guru bisa membimbing anak didik untuk menjadi lebih baik atau tidak. Karena sekolah adalah salah satu lembaga yang bertugas untuk membentuk kepribadian siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur, mulia serta berdisiplin tinggi. iii. Bentuk pelanggaran siswa berdasarkan hasil observasi Berdasarkan hasil observasi pelanggaran tata tertib siswa ada beberapa siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib di MTsN 1 Model Palangka Raya tidak begitu banyak. Bentuk pelanggaran yang sering dilakukan adalah terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru mata pelajaran, terlambat masuk ke kelas, dan membawa HP ke sekolah. 8
Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan informan berinisial LSD di MTsN 1 Model Palangka Raya.
67
iv. Bentuk pelanggaran siswa berdasarkan data dokumentasi BK Berdasarkan hasil dokumentasi pelanggaran tata tertib siswa, yang diperoleh dari BK hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara peneliti kepada beberapa subjek dan informan. Berikut adalah data beberapa siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib: a) ABD ABD adalah salah satu siswa yang banyak melakukan pelanggaran tata tertib sehingga pada akhirnya ia dikeluarkan dari sekolah karena skor pelanggaran telah mencapai target, pelanggaran pertama yang dilakukan adalah membawa handphone ke sekolah, langkah yang dilakukan guru bimbingan konseling (konselor) adalah membuat SP.I (surat peringatan I), handphone ditahan dan dikembalikan setelah semester I. Pelanggaran kedua yang dilakukan ABD adalah memakai kalung ke sekolah, sanksi yang diberikan guru bimbingan konseling (konselor) kepada ABD adalah kalung dilepas sebagai peringatan dan dalam beberapa hari ke depan ABD masih berada dalam pengawasan. Pelanggaran ketiga yang dilakukan ABD adalah membawa handphone, pelanggaran ini telah dua kali ia lakukan, peringatan yang telah diberikan tidak memberi efek jera pada ABD, sehingga dalam kasus pelanggaran ketiga yang dilakukan ABD guru
bimbingan
konseling
(konselor)
membuat
SP.II
(surat
peeringatan II) yang diketahui orang tua murid. Pelanggaran terakhir yang dilakukan adalah membawa handphone ke sekolah, sehingga
68
menyebabkan batas skor pelanggaran tata tertib telah habis, kesimpulan akhir ABD diserahkan kepada kedua orang tuanya. b) AHM dan LTF AHM dan LTF adalah salah dua orang siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu berpacaran. Sanksi yang diberikan guru bimbingan konseling (konselor) adalah memberi SP.I (surat peringatan I) dan memanggil orang tua dari kedua siswa. c) DHL DHL adalah salah satu siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib, pergi kesekolah dengan menggunakan eye shadow. Alasan DHL menggunakan eye shadow adalah untuk menutupi mata yang berkerut. Tindakan yang dilakukan guru bimbingan konseling (konselor) adalah menasihati dan membimbing DHL agar tidak menggunakan riasan yang berlebihan ke sekolah untuk anak seusia DHL. d) DMS DMS adalah salah satu siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu mencoret-coret tembok / dinding sekolah, kesimpulan dari kasus yang dilakukan siswa ini adalah belum ada kesadaran untuk memelihara dan menjaga gedung sekolah dengan baik. Sanksi yang diberikan guru bimbingan konseling kepada DMS adalah DMS di perintahkan untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi
69
perbuatannya lagi, namun konselor tidak lepas tangan begitu saja setelah kasus ini selesai, DMS tetap berada dalam pengawasan. e) ALF dan SLV ALF dan SLV adalah salah dua orang siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu dicurigai ada indikasi bahwa mereka berdua berpacaran karena tertangkap berdua-duaan. Kedua siswa dan siswi ini setelah dinasihati dan diberi peringatan oleh guru bimbingan konseling (konselor) pada akhirnya ditemukan akar permasalahannya ALF hanya ingin menolong SLV yang sedang sakit bukan berpacaran. f) FRM FRM adalah salah satu siswa yang memiliki banyak catatan di BK, FRM banyak melakukan pelanggaran tata tertib, yaitu: terlambat datang ke sekolah, tidak membawa buku mata pelajaran yang akan dipelajari sesuai jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan, terlambat masuk kelas ketika pelajaran telah dimulai, berangkat ke sekolah menggunakan motor, dan mengolok-olok salah satu guru bidang studi. Langkah yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling dalam menangani berbagai macam kasus pelanggaran yang dilakukan FRM beraneka ragam sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya. Terlambat datang ke sekolah langkah yang dilakukan adalah FRM dituntut untuk membuat perjanjian agar tidak datang terlambat lagi, selain membuat surat perjanjian, guru bimbingan konseling juga tetap mengawasi FRM melakukan pelanggaran lagi atau tidak. Langkah
70
kedua yang dilakukan guru bimbingan konseling dari pelanggaran yng dilakukan FRM yaitu tidak membawa buku paket pada salah satu mata pelajaran yang akan diajarkan adalah menasihati dan memberi peringatan agar tidak mengulangi perbuatannya, dan tindakan yang dilakukan adalah membawa FRM untuk membaca di perpustakaan sekolah. Pelanggaran tata tertib ketiga yang dilakukan FRM adalah terlambat masuk kelas pada saat jam pelajaran telah dimulai, langkah yang dilakukan guru bimbingan konseling tidak berbeda dengan pelanggaran kedua yang dilakukan FRM yaitu memberi nasihat dan memberi peringatan agar tidak melakukan pelanggaran lagi kemudian mempersilahkan FRM masuk kelas dengan tertib. Pelanggaran keempat yang dilakukan FRM adalah berangkat ke sekolah dengan menggunakan motor, langkah yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam menangani kasus ini adalah membuat SP.I (surat peringatan I) yang ditujukan untuk kedua orang tua FR yang bertujuan untuk memberi peringatan kepada FRM agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Pelanggaran tata tertib kelima yang dilakukan FRM adalah mengolok-olok salah satu guru bidang studi dengan alasan karena terbawa suasana, langkah yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam kasus yang kelima ini adalah memberi nasihat dan peringatan kepada FRM dan membuat SP (surat peringatan) kepada FRM agar tidak terus menerus melakukan pelanggaran tata tertib. Jika masih melakukan pelanggaran tersebut
71
maka akan diskorsing selama 1 minggu dan dapat masuk kembali dengan diantar orang tua. g) RHD RHD adalah salah satu siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib yaitu membolos pada saat jam pelajaran berlangsung. RHD kedapatan membolos oleh guru bimbingan konseling, alasan RHD membolos adalah ingin pulang ke rumah untuk main game. Upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam menangani kasus ini adalah membina RHD, memberi nasihat dan memberi peringatan agar RHD tidak mengulangi perbuatannya lagi. h) TFK TFK adalah salah satu siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib dengan cara curhat atau membeberkan nama-nama guru yang sering membeberkan masalah siswa di dalam kelas, upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling (konselor) dalam hal ini adalah memberi nasihsat dan pengertian bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang tidak baik dan jangan diulangi lagi.9 Tata Tertib adalah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tata berarti aturan. Sedangkan tata tertib ialah peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan, disiplin.10 Sedangkan menurut Arikunto tata tertib
9
Hasil dokumentasi BK MTsN 1 Model Palangka Raya
72
merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.11 Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan yang sadar akan hukum dan aturan yang telah dibuat sekolah. Tata tertib sekolah adalah rambu-rambu kehidupan bagi siswa dalam melaksanakan kehidupan dalam masyarakat sekolah. Pelanggaran yang dilakukan siswa di lembaga pendidikan tentu memiliki sanksi yang beraneka ragam sesuai dengan berat ringannya jenis pelanggaran. Hal ini membuat guru bimbingan dan konseling berperan lebih ekstra dalam membimbing perilaku siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib. Dalam hal ini kesabaran dan ketegasan seorang guru bimbingan konseling sangat diperlukan. Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Berbagai macam tindakan dan upaya selalu dilakukan oleh guru bimbingan konseling untuk membentuk pribadi siswa agar menjadi lebih baik, terutama dalam hal menangani perilaku siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib. Pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa di MTSN 1 Model terbagi menjadi 3 kategori, yaitu pelanggaran ringan, sedang dan pelanggaran berat. Pelanggaran ringan adalah pelanggaran 11
Arikunto dan Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : Rineka Cipta, 1990, h.122.
73
yang merugikan diri sendiri tanpa merugikan orang lain. Pelanggaran sedang adalah pelanggaran yang mulai terasa akibat negative baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Pelanggaran berat adalah pelanggaran yang merugikan diri sendiri maupun kepada orang lain sudah mengarah pada perbuatan hukum Tindakan yang dilakukan guru bimbingan konseling di MTsN 1 Model palangka raya dalam menangani siswa selalu sesuai dengan prosedur yang berlaku. Berdasarkan beberapa pelanggaran tata tertib siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan guru bimbingan konseling (konselor) di MTsN 1 Model Palangka Raya sangat penting. Para guru menjalankan tugasnya sesuai dengan wewenangnya dalam menangani perilaku siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib. Selain memberi nasihat guru-guru bimbingan konseling di MTsN 1 Model Palangka Raya juga melakukan tindakan seperti memberi surat peringatan yang diketahui orang tua siswa terhadap kasus yang dilakukan anaknya di sekolah. Menurut analisis peneliti mengenai bentuk pelanggaran tata tertib siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya, bahwa semua jenis bentuk pelanggaran dan
sanksi dari pelanggaran yang dilakukan siswa telah
tercantum dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya, sebagai berikut: (i) Datang terlambat ke sekolah, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk dalam klasifikasi pelanggaran F, skor dari pelanggaran ini poin
74
terendah 1 dan poin tertinggi 4, sanksi dari pelanggaran ini berupa sanksi khusus: Untuk pelanggaran pada klasifikasi F, disamping diberikan poin denda sesuai dengan ketentuan, juga dikenakan dam (denda) sebagaimana yang telah ditetapkan dan akan dikelola oleh OSIS MTsN 1 Model Palangka Raya sebesar Rp 1000,- (seribu rupiah) untuk setiap jenis pelanggaran.12 (ii) Membawa motor ke sekolah, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya tidak dijelaskan secara khusus, namun menurut analisa peneliti, pelanggaran ini termasuk dalam pelanggaran klasifikasi E, yaitu: Membawa barang yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran tanpa seijin guru/pihak madrasah, poin dari pelanggaran ini adalah, poin terendah 5 dan poin tertinggi 10. Sanksi dari pelanggaran ini adalah disamping diberikan poin dan dam (denda) sebagaimana yang telah ditetapkan, berkenaan dengan benda / barang yang dibawa pihak madrasah melakukan penyitaan selama 3-30 hari.13 (iii) Menggunakan make-up berlebihan dan siswa laki-laki memakai kalung, didalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk dalam klasifikasi pelanggaran E, skor dari pelanggaran ini adalah, poin terendah 5 dan poin tertinggi 10. Sanksi dari pelanggaran ini, yaitu: Melakukan pelanggaran dengan jumlah point denda 5-10, diperingatkan dan harus membuat surat pernyataan yang diketahui oleh wali kelas dan guru BK.14 (iv) Berkelahi dan membolos, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk 12
Ibid, h. 23. Ibid, h. 24. 14 Ibid, h. 22. 13
75
dalam klasifikasi pelanggaran D, skor dari pelanggaran ini poin terendah 11 dan poin tertinggi 25. Sanksi dari pelanggaran ini yaitu: Melakukan pelanggaran dengan jumlah point denda 11-25, diperingatkan dan harus membuat surat pernyataan yang diketahui oleh wali kelas, guru BK dan orang tua.15 (v) Membawa handphone, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk dalam klasifikasi pelanggaran E, skor dari pelanggaran ini poin terendah 5 dan poin tertinggi 10. Sanksi dari pelanggaran ini yaitu: Untuk pelanggaran pada klasifikasi E butir 7 (tujuh), disamping diberikan poin denda sesuai dengan ketentuan, juga dikenakan dam (denda) sebagaimana yang telah ditetapkan diserahkan kepada wali kelas siswa yang bersangkutan selanjutnya akan dikelola oleh OSIS MTsN 1 Model Palangka Raya sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) dan handphone harus diambil oleh orang tua/wali siswa.16 (vi) Mencoret-coret tembok sekolah, berpacaran dan merokok di luar dan di lingkungan sekolah, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk dalam klasifikasi pelanggaran C, skor dari pelanggaran ini poin terendah 20 dan poin tertinggi 50. Sanksi dari pelanggaran ini yaitu: Melakukan pelanggaran dengan jumlah poin denda 21-40 s/d 4160, diperingatkan dan membuat surat pernyataan yang diketahui, wali kelas, guru BK, Wakamad kesiswaan, kepala madrasah dan orang tua diundang ke madrasah untuk bersama wali kelas dan BK mengadakan kegiatan pembinaan. 17 (vii) Mengolok-olok guru, di dalam Buku Tata Tertib Siswa MTsN 1 Model Palangka Raya dijelaskan bahwa pelanggaran ini termasuk 15
Ibid Ibid,h. 24. 17 Ibid, h. 22. 16
76
dalam klasifikasi pelanggaran A, skor dari pelanggaran ini poin terendah 76 dan poin tertinggi 100. Sanksi dari pelanggaran ini yaitu: Melakukan pelanggaran dengan jumlah point denda 76-99 (belum mencapai 100), diskorsing selama 1 minggu dan dapat masuk kembali dengan diantar orang tua.18
2) Langkah-Langkah Yang Dilakukan Konselor Dalam Menangani Pelanggaran Tata Tertib Siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya a. Subjek Penelitian a) HRN “Pelanggaan yang paling berat dilakukan siswa disini adalah berpacaran, langkah yang saya lakukan untuk menangani kasus ini pertama adalah memanggil kedua siswa laki-laki dan perempuan dan memberi beberapa pertanyaan kepada mereka, “kalian pacaran, kapan jadian, apa yang kalian lakukan, kalian melakukan ciuman, pelukan, atau buka-bukaan tidak?”, kemudian langkah yang kedua adalah memanggil orang tua kedua belah pihak ke sekolah. Seperti pada kasus yang pernah saya tangani ada beberapa orang siswa yang berpacaran, dan mereka semua saya panggil keruang BK.”19 Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek HRN beliau mengatakan bahwa jenis pelanggaran yang paling berat dilakukan siswa adalah berpacaran, jika pelanggaran tersebut telah melewati hal yang melanggar norma asusila, maka kedua orang tua siswa akan dipanggil. b) SMN “Disini tidak ada jam masuk, sebenarnya wajib bagi guru BK itu diberikan jam masuk kelas, agar tau dilapangan langsung bagaimana perkembangan siswa, paling tidak 1 jam untuk memberikan informasi penting kepada siswa, seperti tentang obat-obatan terlarang (narkotika), dan pergaulan bebas. Penyuluhan-penyuluhan seperti ini sebenarnya wajib diberikan kepada siswa, tapi disini berhubung tahun ini tidak ada 18
Ibid, h. 23. Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan subjek berinisial HRN di MTsN 1 Model Palangka Raya. 19
77
diberikan jam khusus untuk materi BK jadi layanan yang kami berikan hanya layanan konseling bukan layanan penyuluhan. Guru BK dapat memberikan layanan konseling jika jam mata pelajaran kosong / guru yang bersangkutan berhalangan hadir, maka diganti dengan BK, tapi semua itu tidak maksimal. Jadi selama ini hanya layanan konseling yang kami berikan kepada siswa baik secara panggilan atau umum. Layanan bisa dilakukan dilapangan, atau dikelas untuk masalah umum. Jadi layanan yang diberikan selama ini disini adalah layanan konseling secara umum, dan layanan konseling secara pribadi.” 20 Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek SMN bahwa untuk tahun ini pelayanan BK yang diberikan kepada siswa hanya pelayanan konseling, baik itu layanan konseling secara umum atau pribadi. Jadwal jam mata pelajaran BK juga tidak ada untuk tahun ini sehingga dalam pelayanannya guru BK mengambil waktu kosong disela-sela jam pelajaran jika guru mata pelajaran yang bersangkutan berhalangan hadir, dan pelayanan tidak maksimal. c)
THK “Proses penanganan kasus yang dialami siswa sesuai dengan peraturan adalah siswa dipanggil, dipanggil itu pun konsul dengan wali kelasnya:” Bu anak ini sudah saya panggil, gimana jika kita panggil org tuanya, jika wali kelas setuju, kami guru BK akan membuat surat panggilan yang ditujukan kepada orang tua siswa. Kerjasama antara orang tua siswa, wali kelas dan guru BK juga sangat bagus. Beberapa orang tua siswa yang dipanggil ke sekolah datang tepat waktu sesuai jam yang tertera dalam surat yang dibuat guru bimbingan konseling terkait dengan pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa.21 Berdasarkan hasil wawancara dengan THK bahwa dalam hal menangani kasus pelangaran tata tertib siswa, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pemanggilan, melakukan 20
Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan subjek berinisal SMN di MTsN 1 Model Palangka Raya. 21 Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan subjek berinisial THK di MTsN 1 Model Palangka Raya.
78
dialog logis dengan siswa, dan jika pelangaran sudah termasuk dalam kategori berat maka langkah akhir adalah guru BK meminta izin kepada wali kelas siswa untuk melakukan pemanggilan terhadap kedua orang tua siswa yang bersangkutan. c. Informan penelitian a) BHR “Guru BK disini sebelum mengambil keputusan dalam menangani suatu kasus pelanggaran tata tertib siswa disesuaikan dengan prosedur yang telah ditentukan. Jika masalah siswa sudah tergolong berat, maka guru BK akan bekerjasama dengan wali kelas siswa yang bersangkutan, dengan tujuan untuk meminta izin melakukan tindak lanjut suatu kasus. Baik itu dengan cara melakukan bimbingan atau memanggil kedua orang tua siswa agar dapat diketahui penyebab masalah yang ditimbulkan siswa dan dapat dicari jalan keluarnya. 22 Menurut hasil wawancara dengan BHR bahwa guru BK di MTsN 1 Model Palangka Raya sebelum menangani kasus disesuaikan dengan prosedur yang ada, jika masalah siswa tergolong berat maka langkah terakhir yang dilakukan adalah memanggil kedua orang tua siswa guna pemecahan suatu masalah. b) NRL “Pelayanan BK disini bu biasanya kami para siswa jika mengalami masalah, bisa datang langsung ke ruangan BK, untuk curhat masalah yang dihadapi. Kalau jadwal mata pelajaran BK untuk sementara ini tidak ada bu. Biasanya guru-guru BK disini masuk kelas waktu jam pelajaran kosong, itupun hanya sebentar. Biasanya bimbingan yang diberikan buat kami seperti nasihatnasihat bagaimana memilih sekolah lanjutan, bagaimana cara bersikap dalam pergaulan (etika bergaul), dan toleransi kepada orang lain. 23 22
Hasil wawancara: Senin, 21:01:2013 dengan informan berinisal BHR di MTsN 1 Model Palangka Raya. 23 Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan informan berinisial NRL di MTsN 1 Model Palangka Raya.
79
Menurut hasil wawancara dengan NRL bahwa pelayanan BK secara pribadi dilakukan dengan tatap muka antara guru BK dan konselor untuk curhat mengenai masalah pribadi di ruangan BK, mengenai jam masuk BK tidak ada waktu khusus untuk memberikan pelayanan karena pelayanan yang diberikan diselasela jam kosong mata pelajaran atau guru yang bersangkutan berhalangan hadir. Layanan yang diberikan adalah berupa nasihat atau pengarahan tentang bagaimana memilih sekolah lanjutan, bagaimana cara bersikap dalam pergaulan (etika bergaul), dan toleransi kepada orang lain. c) MLD “Sepengetahuan saya bu, biasanya disini kalau ada siswa yang ketahuan berpacaran pasti langsung dipanggil ke ruang BK untuk dimintai keterangan. Kenapa pacaran, apa yang sudah dilakukan, dan juga memanggil kedua orang tua mereka yang berpacaran. Biasanya setiap hari Jum’at pagi sehabis senam kami semua dikumpulkan dimuka ruang guru, dan dilakukan razia dadakan untuk mencari siswa siswi yang berpacaran. 24 Menurut hasil wawancara dengan MLD bahwa jika ada siswa yang melakukan pelanggaran berat (berpacaran) pasti langsung dipanggil oleh guru BK, untuk diberi pengarahan dan nasihat-nasihat, juga kedua orang tua siswa akan dipanggil, dan sudah menjadi suatu hal yang biasa setiap jum’at pagi setelah selesai senam para siswa siswi dikumpulkan dilapangan, untuk mengadakan razia dadakan mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa. 24
Hasil wawancara: Rabu, 23:01:2013 dengan informan berinisial MLD di MTsN 1 Model Palangka Raya.
80
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, langkah-langkah yang dilakukan konselor dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya semua sama dari ke-3 subjek (HRN, SMN dan THK) dalam penelitian ini melakukan cara yang sama dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa. Langkah-langkah yang dilakukan konselor dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya adalah : a. Subjek HRN dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa khususnya dalam pelanggaran berat (pacaran) adalah memanggil kedua orang siswa, mengintrogasi, dan melakukan pemanggilan kepada kedua orang tua siswa. b. Subjek SMN dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa adalah memberikan layanan konseling secara umum atau pribadi kepada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib. Memberi peringatan kepada siswa, jika masih melakukan pelanggaran langkah selanjutnya adalah memanggil siswa, memberikan nasihat kepada siswa dan terakhir jika pelanggaran termasuk pelanggaran berat maka langkah selanjutnya adalah memanggil kedua orang tua siswa. c. Subjek THK, dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa, terlebih dulu meminta izin kepada wali kelas siswa yang bersangkutan untuk melakukan pemanggilan kepada kedua orang tua siswa (jika siswa melakukan pelanggaran berat), membimbing dan mengarahkan siswa agar menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi siswa.
81
Berdasarkan hasil penelitian, tentang langkah-langkah yang dilakukan konselor dalam menangani pelanggaran tata tertib siswa di MTsN 1 Model Palangka Raya, hal ini sesuai dengan sebuah teori tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam menangani bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan siswa dalam buku Psikologi Pendidikan, yaitu: a. Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang. b. Dengan wawancara yang dialogis dan diusahakan dapat ditemukannya sebab-sebab utama yang menimbulkan masalah. c. Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya. d. Menunjukkan cara penyelesaian masalah yang tepat untuk direnungkan oleh anak kemudian dikerjakannya. e. Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisasi guru mengatasi kekurangannya. f. Menanamkan nilai-nilai spiritual yang benar.25
25
Mustaqim,Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan,, h. 143.s