BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas IX SMP Dwiguna Depok. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil belajar penguasaan/pemahaman (kongnitif) terhadap konsep, hasil belajar (kemampuan keterampilan-keterampilan proses skil (psikomotor), dan sebagai penunjang data memberikan angket (tanggapan) siswa setelah penerapan pembelajaran berlangsung.
A. Gambaran Umum SMP Dwiguna Depok Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dwiguna Depok berdiri di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Ikhlas yang diketuai oleh Drs. H. M. Sufie Sidiq, M.M pada tahun 1999-2000 dengan alamat di Jl. H. Dul No. 30 Pondok terong Pancoranmas Kota Depok. SMP Dwiguna Depok dipimpin oleh Bapak Drs. H. M.Sufie Sidiq, M.M, dengan status terakriditasi B+. Secara geografis letak SMP Dwiguna Depok dibatasi sebelah utara desa Ratu Jaya, sebelah barat desa Cipayung Jaya, sebelah selatan desa Pabuaran Bojong Gede, dan sebelah timur desa Pondok Jaya. Sejak berdirinya, SMP Dwiguna menjadi salah satu sekolah unggulan di Depok. Adapaun sistem pendidikan dan kurikulum sekolah ini sudah mengacu pada ketentuan dinas pendidikan terkait. Mulai tahun pelajaran 2007/2008 telah menggunkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana sekolah diberi kebebasan mengembangkan kurikulumnya sendiri, namun tidak menyimpang dari ketentuan yang ada.
48
49
Visi Menjadikan sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas serta melahirkan generasi muda yang kompeten dan mandiri melalaui pengembangan IPTEK dan IMTAQ.
Misi 1. Melaksanakan layanan prima terhadap siswa dalam semua aspek sarana dan prasarana untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan mandiri. 2. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Nasional (SKN) dalam menghadapi era globalisasi. 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalaui penerapan IPTEK dan IMTAQ. 4. Melaksanakan KBM dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam meraih prestasi. 5. Menghasilkan tamatan yang mampu memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk kehidupannya.
1. Keadaan Guru Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Selain itu guru juga mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk membawa anak didiknya pada suatu taraf kematangan tertentu. Seorang guru mendapat kepercayaan dan kehormatan mengajar, dan juga dipercayakan untuk mengambil keputusankeputusan, untuk itu setiap lembaga pendidikan berupaya memiliki tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di sekolah. Sama halnya dengan SMP Dwiguna Depok selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga pendidik yang profesional dengan latar belakang pendidikan D3, S1 dan S2 yang sesuai dengan bidang dan keahlian disiplin ilmunya masing-masing.
50
Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMP Dwiguna Depok Tahun Pelajaran 2010-2011
No
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
VII
131
97
228
2
VIII
161
164
325
3
IX
18
22
40
Jumlah
10
300
283
593
Sumber: Tata Usaha SMP Dwiguna Depok
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan Pada penelitian ini jumlah siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok sebanyak 40 siswa. Dari 40 siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada siswa yang pendiam dan ada yang aktif juga berani untuk bertanya pada saat pembelajaran. Jika dilihat dari kecerdasan, siswa tersebut memiliki kemampuan yang berbeda, yaitu ada yang berkemampuan tinggi, sedang bahkan rendah. Sedangkan dari latar belakang ekonomi siswa tersebut tergolong keluarga yang heterogen, yaitu dari ekonomi menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Oleh karena itu hasil tes kemampuan kongnitif tiap individupun tentu tidak sama. Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, data yang telah terkumpul meliputi nilai pretes dan postes dari 40 siswa tersebut. Data tersebut dianalisis dan dibahas sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip. Dari hasil data nilai pretes dan postes siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
51
Table 4.2 Nilai pretes
Pretes No
Nama
I
II
III
IV
V
1-30
1-
1-20
1-15
1-10
Jumlah
25 1
A. Syahril
20
15
15
10
10
70
2
Aan Sukmawan
15
15
15
10
5
60
3
Anita
20
18
15
10
5
68
4
Ari Subekti
13
15
10
10
7
55
5
Arif Maulana
15
17
10
15
5
63
6
Delvi fani
15
20
15
10
5
65
7
Dwi Apri. K
15
13
10
10
5
53
8
Dwiki Ramadhan
10
15
15
12
8
60
9
Endang Supriatna
20
20
10
10
10
70
10
Emi Muhaemi
13
15
15
12
5
60
11
Farhan Baidilah
15
23
10
10
5
63
12
Herdiansyah
15
15
10
8
5
53
13
Herlina Apriliani
20
20
15
10
5
70
14
Herna Aprianti
15
12
18
10
7
60
15
Ine Amalia
15
23
15
10
7
70
16
Iswan Aryadi
15
18
18
10
3
66
17
Ikhfi Zakaria
15
18
15
10
7
55
18
Kamal Saputra
13
15
12
10
5
60
19
M. Darussalam
12
15
10
10
8
55
20
M. Gusti Ali
13
16
11
10
5
55
21
M. Irsandi
15
20
15
10
5
65
22
M. Muchtiar
15
15
10
10
5
55
23
Mardiansyah
12
15
10
10
7
55
52
24
Murni Yanti
15
20
18
10
7
70
25
Hiras Wati
15
15
15
10
5
60
26
Nora Iswanti. R
20
25
15
10
5
75
27
Nur Ali Syabani
13
12
15
12
7
60
28
Nur Sri Rahayu. S
15
16
10
10
5
56
29
Rachmania
20
20
15
10
5
70
30
Ratih Airianti
15
20
17
10
8
70
31
Rosita Dewi
15
12
15
10
7
59
32
Suci Rachmawati
15
15
13
15
5
63
33
Syifa Fauziah
10
17
15
10
8
60
34
Tiwi Amalia
10
20
12
10
8
60
35
Yola
13
15
15
10
5
58
36
Indriani
13
17
15
12
8
65
37
Yudha Adhi. P
10
15
10
10
5
50
38
Yuliani Syafitri
15
20
18
12
5
70
39
Yuni Rianti
18
18
15
10
7
68
40
Yuni Kartika
13
17
15
10
5
60
Ket: I II III IV V -
Jumlah
2439
Rata-rata
60
: Teknik penulisan (tanda baca) : Isi gagasan yang diungkapkan : Penggunaan bahasa : Pemilihan kata : Penggunaan ejaan : Siswa tidak masuk Dari nilai pretes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai
dari nilai yang terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut.
53
Tabel. 4.3 Urutan Nilai Pretes Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas IX SMP Dwiguna Depok 50
53
53
54
55
55
55
55
55
56
58
59
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
63
63
63
65
65
65
66
68
68
70
70
70
70
70
70
70
70
75
Berdasarkan tabel di atas nilai pretes terendah hingga tertinggi adalah nilai 50 ada 1 orang, nilai 53 ada 2 orang, nilai 55 ada 5 orang, nilai 56 ada 1 orang, nilai 58 ada 1 orang, nilai 59 ada 2 orang, nilai 60 ada 10 orang, nilai 63 ada 3 orang, nilai 65 ada 3 orang, nilai 66 ada 1 orang, nilai 68 ada 2 orang, nilai 70 ada 7 orang, dan nilai 75 ada 1 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah pretes 50 hanya 1 orang, dan nilai yang paling tinggi 75 hanya 1 orang. Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh adalah 60, dari hasil pretes menulis paragraf narasi di atas, siswa kelas IX termasuk ke dalam kategori kurang baik. Sehingga, proses pembelajaran menulis paragraf narasi harus ditindak lanjuti ke postes agar siswa mencapai nilai yang ingin diharapkan, jika dilihat dari nilai-nilai siswa di atas maka pembelajaran menulis paragraf narasi dikatakan belum berhasil. Banyak siswa yang tidak memperhatikan teknik penulisan (tanda baca), isi gagasan yang diungkapkan, penggunaan bahasa, pemilihan kata, penggunaan ejaan, dan siswa sulit untuk menuangkan ide atau gagasannya.
54
Tabel 4.4 Nilai postes
Postes No
Nama
I
II
III
IV
V
1-30
1-25
1-20
1-15
1-10
Jumlah
1
A. Syahril
25
20
17
13
8
83
2
Aan Sukmawan
20
23
15
12
5
75
3
Anita
20
18
15
12
5
70
4
Ari Subekti
25
20
13
10
7
75
5
Arif Maulana
20
20
15
15
5
75
6
Delvi fani
20
25
15
13
7
80
7
Dwi Apri. K
17
20
15
10
8
70
8
Dwiki Ramadhan
17
20
15
12
8
72
9
Endang Supriatna
20
25
15
12
8
80
10
Emi Muhaemi
18
22
15
15
5
75
11
Farhan Baidilah
15
25
13
10
7
70
12
Herdiansyah
20
15
15
10
10
70
13
Herlina Apriliani
20
25
15
12
8
80
14
Herna Aprianti
19
20
18
13
7
77
15
Ine Amalia
20
23
18
12
7
80
16
Iswan Aryadi
17
20
18
10
8
73
17
Ikhfi Zakaria
23
17
15
13
7
75
18
Kamal Saputra
18
20
15
10
7
70
19
M. Darussalam
21
18
15
10
8
72
20
M. Gusti Ali
13
20
18
10
7
73
21
M. Irsandi
25
20
18
12
5
80
22
M. Muchtiar
20
18
15
13
5
71
23
Mardiansyah
18
20
13
12
7
70
24
Murni Yanti
25
20
18
15
7
85
55
25
Hiras Wati
20
17
15
13
8
73
26
Nora Iswanti. R
22
25
18
12
8
85
27
Nur Ali Syabani
17
20
17
12
7
73
28
Nur Sri Rahayu. S
18
20
17
12
7
74
29
Rachmania
22
20
15
10
7
74
30
Ratih Airianti
20
25
17
12
8
82
31
Rosita Dewi
20
15
12
13
7
72
32
Suci Rachmawati
20
15
13
15
7
70
33
Syifa Fauziah
15
20
20
12
8
75
34
Tiwi Amalia
15
20
17
12
8
72
35
Yola
20
17
15
13
5
70
36
Indriani
18
20
17
12
8
75
37
Yudha Adhi. P
17
22
15
12
8
74
38
Yuliani Syafitri
18
20
18
12
5
73
39
Yuni Rianti
18
20
17
12
8
75
40
Yuni Kartika
23
20
18
12
7
80
Ket: I II III IV V -
Jumlah
2998
Rata-rata
74
: Teknik penulisan (tanda baca) : Isi gagasan yang diungkapkan : Penggunaan bahasa : Pemilihan kata : Penggunaan ejaan : Siswa tidak masuk Dari nilai postes yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai
dari nilai yang terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut.
56
Tabel. 4.5 Urutan Nilai Postes Terendah Sampai Tertinggi Siswa Kelas IX SMP Dwiguna Depok 70
70
70
70
70
70
70
79
71
72
72
72
73
73
73
73
73
73
74
74
74
75
75
75
75
75
75
75
75
77
80
80
80
80
80
80
82
83
85
85
Berdasarkan tabel di atas nilai Postes terendah hingga tertinggi adalah nilai 70 ada 8 orang, nilai 71 ada 1 orang, nilai 72 ada 4 orang, nilai 73 ada 5 orang, nilai 74 ada 3 orang, nilai 75 ada 8 orang, nilai 77 ada 1 orang, nilai 80 ada 6 orang, nilai 82 ada 1 orang, nilai 83 ada 1 orang, nilai 85 ada 2 orang. Dari data di atas, diketahui bahwa nilai terendah postes 70 sebanyak 8 orang, dan nilai yang paling tinggi 85 sebanyak 2 orang. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 74, dari hasil postes menulis paragraf narasi di atas, siswa kelas IX termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga,
proses
pembelajaran
menulis
paragraf
narasi
dengan
menggunakan metode field trip dikatakan berhasil setelah melihat hasil dan nilai siswa yang meningkat dalam melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode field trip. Metode field trip mampu membantu siswa dalam memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis narasi siswa dapat dikembangkan dengan optimal.
57
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Tes kongnitif yang digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretes yaitu, tes yang dilakukan sebelum penerapan metode yang akan digunakan guru yakni metode field trip (karyawisata), dan postes yakni, tes yang dilakukan setelah metode yang diterapkan pada siswa dalam proses penelitian pembelajaran berlangsung. Apabila nilai tersebut tidak sesuai dengan kriteria nilai yang diharapkan maka harus dilanjutkan kesiklus selanjutnya sebagai perbaikan dalam pembelajaran. Untuk
mengetahui
kemampuan
menulis
siswa
dan
memberikan
pengalaman belajar siswa maka dilakukan observasi yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek keterampilan menulis siswa. Pada kegiatan observasi ini dilakukan oleh observer. Tes ini terdiri dari dua yaitu tes secara langsung maupun tes tidak langsung yaitu melalui lembar kerja siswa secara tertulis dan berdasarkan lembar observasi. Selain itu untuk mengetahui pendapat/tanggapan siswa mengenai penerapan pembelajaran ini maka diberikan angket yang dibagikan kepada siswa. Angket diberikan diakhir pembelajaran.
D. Analisis Data 1. Analisis nilai siswa Hasil data nilai pretes, postes, beserta kriteria penilaian masing-masing siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Data nilai siswa beserta kategori penilaian pada pretes dan postes No
Nama
Nilai
kategori
Nilai Postes
kategori
Pretes 1
A. Syahril
70
Baik
83
Sangat Baik
2
Aan Sukmawan
60
Cukup
75
Baik
3
Anita
68
Cukup
70
Baik
58
4
Ari Subekti
55
Cukup
75
Baik
5
Arif Maulana
63
Cukup
75
Baik
6
Delvi fani
65
Cukup
80
Baik
7
Dwi Apri. K
53
Cukup
70
Baik
8
Dwiki Ramadhan
60
Cukup
72
Baik
9
Endang Supriatna
70
Baik
80
Baik
10
Emi Muhaemi
60
Cukup
75
Baik
11
Farhan Baidilah
63
Cukup
70
Baik
12
Herdiansyah
53
Cukup
70
Baik
13
Herlina Apriliani
70
Baik
80
Baik
14
Herna Aprianti
60
Cukup
77
Baik
15
Ine Amalia
70
Baik
80
Baik
16
Iswan Aryadi
66
Baik
73
Baik
17
Ikhfi Zakaria
55
Cukup
75
Baik
18
Kamal Saputra
60
Cukup
70
Baik
19
M. Darussalam
55
Cukup
72
Baik
20
M. Gusti Ali
55
Cukup
73
Baik
21
M. Irsandi
65
Cukup
80
Baik
22
M. Muchtiar
55
Cukup
71
Baik
23
Mardiansyah
55
Cukup
70
Baik
24
Murni Yanti
70
Baik
85
Sangat baik
25
Hiras Wati
60
Cukup
73
Baik
26
Nora Iswanti. R
75
Baik
85
Sangat baik
27
Nur Ali Syabani
60
Cukup
73
Baik
28
Nur Sri Rahayu. S
56
Cukup
74
Baik
29
Rachmania
70
Baik
74
Baik
30
Ratih Airianti
70
Baik
82
Sangat naik
31
Rosita Dewi
59
Cukup
72
Baik
32
Suci Rachmawati
63
Baik
70
Baik
33
Syifa Fauziah
60
Cukup
75
Baik
59
34
Tiwi Amalia
60
Cukup
72
Baik
35
Yola
58
Cukup
70
Baik
36
Indriani
65
Baik
75
Baik
37
Yudha Adhi. P
50
Cukup
74
Baik
38
Yuliani Syafitri
70
Baik
73
Baik
39
Yuni Rianti
68
Baik
75
Baik
40
Yuni Kartika
60
Cukup
80
Baik
2439
Ket: Tingkat keberhasilan siswa 81-100 : Sangat baik 61-80 : Baik 41-60 : Cukup 21-40 : Kurang <20 : Sangat kurang Hasil dari table 4.6 di atas yang terdiri dari 40 siswa dapat disimpulkan bahwa dari pembelajaran pretes dan postes terdapat peningkatan hasil belajar siswa menulis paragraf narasi setelah menggunakan metode field trip. Hal ini dapat dilihat dari kategori penilaian siswa di pretes dan postes. Analisis hasil evaluasi pembelajaran terdiri dari analisis pretest dan postest Penganalisisan tersebut penulis lakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Pada tahapan analisis data ini, pertama-tama penulis membuat tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dari tabel 4.3 dan 4.5 Hal tersebut penulis lakukan untuk menghitung nilai rata-rata pretest dan postes yang diperoleh siswa. Adapun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
60
Tabel. 4.7 Distribusi frekuensi Nilai Pretest Siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Skor (F) 50 53 54 55 56 58 59 60 63 65 66 68 70 75
X 1 2 1 5 1 1 1 10 3 3 1 2 8 1 N= 40
F(X) 50 106 54 275 56 58 59 600 189 195 66 136 560 75 ∑F(X)= 2439
Berdasarkan tabel distribusi frekuesi rata-rata pretes di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut. Rumus mencari rata-rata nilai pretes:
X X=
F(X ) N
2439 40
X = 60,9
61
Tabel. 4.8 Distribusi frekuensi Nilai Postest Siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Skor (F) 70 71 72 73 74 75 77 80 82 83 85
X 8 1 4 5 4 8 1 6 1 1 2 N= 40
F(X) 560 71 288 365 296 600 77 480 82 83 170 ∑F(X)= 2998
Berdasarkan tabel distribusi frekuesi rata-rata postes di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut. Rumus mencari rata-rata nilai postes:
X
F(X ) N
2998 40 X = 74,9
X=
Tahapan kedua, penulis mencari selisih nilai rata-rata pretest dan postest. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan metode field trip. Berdasarkan nilai rata-rata pretes dan postes di atas, maka dapat diperoleh selisih nilai sebagai berikut. Selisih nilai = X postes – X pretes = 74,9 – 60,9 = 14
62
Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Presentase peningkatan nilai =
Selisih nilai 100% N
14 100% 40 = 35 %
=
Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan sebanyak 35 %. Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain pretes dan postes dengan menggunakan rumus t tes Md
t tes =
d
2
( d ) 2
N N ( N 1)
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%. Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut. 1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretes dan postes Md =
d N
2) Mencari kuadrat deviasi
Xd
2
d 2
( d ) 2 N
3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. 4) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut. Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima. Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
63
Ket: Md : Mean dari perbedaan pretes dan postes D : Gain (postes-pretes) 2 xd : Jumlah kuadrat deviasi Db
: Ditentukan oleh N-1 Tabel. 4.9 Data Pretes dan Postes Siswa Kelas IX SMP Dwiguna Depok
No.
Nama Siswa
Pretest (X1)
Postest (X2)
d (X2-X1)
d²
1.
A. Syahril
70
83
13
169
2.
Aan Sukmawan
60
75
15
225
3.
Anita
68
70
2
4
4.
Ari Subekti
55
75
20
400
5.
Arif Maulana
63
75
12
144
6.
Delvi fani
65
80
15
225
7.
Dwi Apri. K
53
70
17
289
8.
Dwiki Ramadhan
60
72
12
144
9.
Endang Supriatna
70
80
10
100
10.
Emi Muhaemi
60
75
15
225
11.
Farhan Baidilah
63
70
7
49
12.
Herdiansyah
53
70
17
289
13.
Herlina Apriliani
70
80
10
100
14.
Herna Aprianti
60
77
17
289
15.
Ine Amalia
70
80
10
100
16.
Iswan Aryadi
66
73
7
49
17.
Ikhfi Zakaria
55
75
20
400
18. 19
Kamal Saputra
60
70
10
100
M. Darussalam
55
72
17
289
20
M. Gusti Ali
55
73
18
324
21
M. Irsandi
65
80
15
225
64
22
M. Muchtiar
55
71
16
256
23
Mardiansyah
55
70
15
225
24
Murni Yanti
70
85
15
225
25
Hiras Wati
60
73
13
169
26
Nora Iswanti. R
75
85
10
100
27
Nur Ali Syabani
60
73
13
169
28
Nur Sri Rahayu. S
56
74
10
100
29
Rachmania
70
74
4
16
30
Ratih Airianti
70
82
12
144
31
Rosita Dewi
59
72
13
169
32
Suci Rachmawati
63
70
7
49
33
Syifa Fauziah
60
75
15
225
34
Tiwi Amalia
60
72
12
144
35
Yola
58
70
2
4
36
Indriani
65
75
10
100
37
Yudha Adhi. P
50
74
24
576
38
Yuliani Syafitri
70
73
3
9
39
Yuni Rianti
68
75
7
47
40
Yuni Kartika
60
80
20
400
Total
2439 ∑X1= 60,9
2998 ∑X2= 74,9
508 ∑d= 12,7
6877 ∑d²= 187,3
Rata-rata
Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan t tes
sebagai berikut: 1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretes dan postes Md =
d N
Ket : ∑d : Nilai rata-rata postes Md : Nilai mean N : Jumlah responden
65
=
12 ,7 40
= 0,31 2) Mencari kuadrat deviasi
Xd
2
d 2
Ket : ∑Xd² ∑d² (∑d)² N
( d ) 2 N
: Kuadrat deviasi : Nilai rata-rata postes – pretes : Rata-rata postes dikuadratkan : Jumlah responden
= 187,3 -
(12,7) 2 40
= 187,3 -
161,29 40
= 187,3 - 4,03 = 183,27 3) Mencari koefesien dengan rumus sebagai berikut: t tes =
Md
d 2
( d ) 2
N N ( N 1)
Ket : Md ∑d² (∑d)² N
: Nilai mean : Nilai rata-rata postes – pretes : Rata-rata postes dikuadratkan : Jumlah responden
66
0,31
=
(12,7) 2 40 40 (40 1)
187 ,3
0,31
=
161,29 40 40 (39 )
187 ,3
=
=
=
=
0,31 187 ,3 4,03 1560 0,31 183 ,27 1560 0,31 0,11
0,31 0,33
= 0,93 4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikasi 5 % = 0,05 pada tahap 1 kepercayaan 95 % t = t 1 terlebih dahulu dengan menetapkan db 2
dengan rumus sebagai berikut. db
=N–1 = 40 – 1 = 39
67
5) Menguji signifikasi koefesien t Berdasarkan analisis di atas, diperoleh derajat kebebasan yaitu 39 dalam tingkat kepercayaan 95 %. 1 t tabel = t 1 (db) 2
1 = t 1 0,05 (39 ) 2
= t (1 – 0,025) (39) = t (0,975) (39) = 0,304 Setelah data dihitung dengan menggunakan t tes, maka diperoleh t
tabel
=
0,304 dan t hitung = 0,93. Untuk menguji signifikan koefesien t, maka menggunakan ketentuan sebagai berikut. Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak. Ternyata t hitung t tabel yaitu 0,93 0,304. Artinya perbedaan pretest dan postest siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode field trip dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dapat dipergunakan karena memberikan hasil yang baik. Dalam skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok. b. Siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok mampu menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip. c. Metode
field trip tepat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf
narasi pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok.
68
Hipotesis pertama (a) diterima. Hal ini didukung berdasarkan penilaian guru bahasa Indonesia di kelas IX SMP Dwiguna Depok dengan nilai persentase yang termaksud dalam kategori sangat baik berdasarkan hasil penilaian siswa terhadap tingkah laku guru dalam mengajar. Hipotesis kedua (b) diterima. Hal ini terbukti dari hasil pretest dengan rata-rata 60 dan setelah mengikuti postes mencapai rata-rata 74. Perbedaan ini menunjukkan peningkatan sebesar 35%. Berdasarkan analisis hasil evaluasi membuktikan bahwa siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok mampu menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip Hipotesis ketiga (c) diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik, diketahui t
hitung
t
tabel
yaitu 0,93 0,304 dalam tingkat kepercayaan 95 % dan
derajat kebebasan 39. Dengan demikian, metode field trip tepat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi kelas IX SMP Dwiguna Depok. Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas, menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.
2. Analisis pengelolaan data angket Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip, siswa diberi sepuluh pertanyaan terkait dengan pembelajaran menulis paragraf narasi, dan sepuluh pertanyaan itu terkait dengan metode field trip. Berikut respon siswa terhadap pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode field trip:
69
Tabel 4.10 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pokok pembahasan menulis sangat menarik minat siswa No Alternatif Jawaban F % 1
Sangat Setuju
14
35
2
Setuju
24
60
3
Tidak Setuju
2
5
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden menyatakan sangat setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa, 60% reponden menyatakan setuju, dan 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa setuju bahwa pokok bahasan menulis sangat menarik minat siswa.
Tabel 4.11 Saya pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
14
35
2
Setuju
22
55
3
Tidak Setuju
4
10
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang siswa pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden menyatakan sangat setuju pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya, 55% responden menyatakan setuju, 10% lagi menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa setuju pernah belajar menulis paragraf narasi sebelumnya.
70
Tabel 4.12 Saya pernah menulis sebuah paragraf narasi No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
14
35
2
Setuju
24
60
3
Tidak Setuju
2
5
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden menyatakan sangat setuju pernah menulis sebuah paragraf narasi, 60% reponden menyatakan setuju, 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahawa siswa setuju pernah menulis sebuah paragraf narasi.
Tabel 4.13 Menulis paragraf narasi tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
22
55
2
Setuju
18
45
3
Tidak Setuju
-
-
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dapat diketahui sebesar 55% responden menyatakan sangat setuju menulis paragraf narasi tidak sulit apa bila dilakikan dengan sungguh-sungguh, 45% responden menyatakan setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi
71
dapat disimpulkan responden sangat setuju bahwa menulis paragraf narasi tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Tabel 4.14 Menulis paragraf narasi sangat membangkitkan semangat belajar bahasa Indonesia, dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan No Alternatif Jawaban F % 1
Sangat Setuju
20
50
2
Setuju
10
25
3
Tidak Setuju
10
25
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 50% responden menyatakan sangat setuju bahwa menulis paragraf narasi sangat membangkitkan semangat belajar dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan, 25% reponden menyatakan setuju, 25% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden sangat setuju menulis paragraf narasi sangat membangkitkan semangat belajar dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan Tabel 4.15 Saya merasa metode field trip (karyawisata) sangat mudah dan menarik No
Alternatif Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
8
20
2
Setuju
24
60
3
Tidak Setuju
8
20
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
72
Tabel di atas menjelaskan tentang metode field trip (kayawisata) sangat mudah dan menarik, dapat diketahui sebesar 20% responden menyatakan sangat setuju metode field trip (karyawisata) sangat mudah, 60% responden menyatakan setuju, 20% lagi reponden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan responden setuju dengan menulis menggunakan metode field trip (karyawisata) sangat mudah dan menarik.
Tabel 4.16 Saya merasa senang menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata) No Alternatif Jawaban F % 1
Sangat Setuju
14
35
2
Setuju
24
60
3
Tidak Setuju
2
5
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 35% responden menyatakan sangat setuju bahwa merasa senang menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata), 60% reponden menyatakan setuju, 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden sangat setuju dan merasa senang menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata).
73
No
Tabel 4.17 Menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi Alternatif Jawaban F %
1
Sangat Setuju
8
20
2
Setuju
30
75
3
Tidak Setuju
2
5
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan tentang menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi, dapat diketahui sebesar 20% responden menyatakan sangat setuju menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi, 75% responden menyatakan setuju, 5% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden setuju menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip dapat meningkatkan motivasi.
Tabel 4.18 Saya merasa kemampuan menulis paragraf narasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip (karyawisata) No Alternatif Jawaban F % 1
Sangat Setuju
10
25
2
Setuju
30
75
3
Tidak Setuju
-
-
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 25% responden menyatakan sangat setuju merasa kemampuan menulis paragraf narasi mengalami
74
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip (karyawisata), 75% reponden menyatakan setuju, dan tidak satupun dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden setuju merasa kemampuan menulis paragraf narasi mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip (karyawisata).
Tabel 4.19 Saya tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata) No Alternatif Jawaban F % 1
Sangat Setuju
8
20
2
Setuju
24
60
3
Tidak Setuju
8
20
4
Sangat Tidak Setuju
-
-
40
100
Jumlah
Tabel di atas menjelaskan bahwasannya responden tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata), dapat diketahui sebesar 20% responden menyatakan sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 20% lagi responden menyatakan tidak setuju, dan tidak satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya responden setuju tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip (karyawisata).
75
E. Interpretasi Hasil Analisis Sebelum
penerapam
pembelajaran
tersebut
berlangsung
siswa
melaksanakan pretes. Sedangkan setelah penerapan pembelajaran telah usai siswa mengalami postes. Soal-soal pretes dan postes disusun berdasarkan bahan kajian pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yang ada di dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Berikut di bawah ini deskripsi data hasil pengamatan:
1. Siklus I (pretes) a. Perencanaan tindakan Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan hari Senin, 25 Oktober 2010 di rumah Bpk Muhtar S.Pd selaku guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok. Adapun hal-hal yang didiskusikan antara lain : (1) peneliti menyamakan persepsi dengan guru mengenai penelitian yang dilakukan, (2) peneliti mengusulkan diterapkannya metode field trip dalam pembelajaran menulis narasi serta menjelaskan cara penerapannya, (3) peneliti dan guru bersama-sama menyusun RPP untuk siklus I (pretes), (4) peneliti dan guru bersama-sama merumuskan indikator pencapaian tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-sama membuat lembar penilaian siswa yaitu instrument penelitian berupa tes dan nontes. Instrument tes digunakan untuk menilai hasil tulisan siswa. Instrument nontes digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran menulis narasi. Instrument nontes ini berbentuk pedoman observasi, dan (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan. Adapun urutan tindakan yang direncanakan diterapkan dalam siklus I (pretes)sebagai berikut: 1). Guru membuka pelajaran. 2). Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis dengan metode field trip yang akan dilakukan. 3). Siswa menulis poin-poin yang akan ditulis sehingga menjadi karangan atau paragraf dalam bentuk narasi 4). Guru meminta siswa mengumpulkan tugasnya.
76
5). Guru menutup pelajaran. Pada saat kegiatan diskusi disepakati bahwa tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada Senin, 1 November 2010 dan 8 November 2010
b. Pelaksanaan tindakan Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu Senin, 1 November 2010 di ruang kelas IX SMP Dwiguna Depok dengan durasi waktu 2 X 45 menit (08.1509.45 WIB) dan Senin, 8 November 2010 di ruang kelas IX SMP Dwiguna Depok dengan durasi 2 X 45 menit (08.15-09.45 WIB). Guru memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia dengan membaca doa sebagai pembuka pelajaran dan mengkondisikan agar siswa siap mengikuti pelajaran. Peneliti menempatkan diri sebagai pertisipan pasif dengan berada di kursi bagian belakang sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar tanpa mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Pada langkah awal, guru memberi apersepsi mengenai pembelajaran keterampilan menulis. Setelah memberikan penjelasan teori kemudian guru menjelaskan petunjuk secara lisan mengenai kegiatan menulis yang akan dilakukan kali ini, siswa langsung diminta membuat tulisan, guru juga menjelasakan prihal tugas yang harus dikerjakan siswa. Siswa diminta mencatat hal-hal atau poin-poin yang akan mereka tulis sebagai bahan untuk menulis siswa, Setelah siswa siap, guru membagikan lembar kertas untuk ditulis kepada siswa. Siswa kemudian mengumpulkan hasil tulisannya setelah waktu yang diberikan selesai, dan diakhir pembelajaran guru tidak lupa untuk menutup pembelajaran dengan membaca hamdalah.
77
c. Pengamatan (observasi) Pengamatan dan pemantauan pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan di ruang kelas. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahuan keaktifan, semangat, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 4.20 Persentase Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan ke-I Persentase % No. 1.
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
70%
30%
menulis. 2.
Siswa member perhatian terhadap penjelasan guru.
60%
40%
3.
Siswa mengajukan pertanyaan.
50%
50%
4.
Siswa mengajukan pendapat.
50%
50%
5.
Siswa menjawab pertanyaan guru.
50%
50%
6.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
60%
40%
100%
0%
serius. 7.
Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir.
Ket : Kurang Cukup Baik
:10% - 50% : 550% – 75% : 80 % – 100%
78
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, 1) siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis sebesar 70% atau dari 40 siswa yang merespon 28 siswa dan 30% siswa tidak merespon atau 12 siswa, 2) siswa memberikan memberi perhatian terhadap penjelasan guru sebesar 60% atau dari 40 siswa yang memberi perhatian 24 siswa dan 40% siswa tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru atau 16 siswa, 3) Siswa mengajukan pertanyaan sebesar 50% atau
dari 40 siswa yang
mengajukan pertanyaan 20 siswa dan 50% siswa juga yang mengajukan pertanyaan atau sebanyak 20 siswa, 4) siswa mengajukan pendapat sebesar 50% atau dari 40 siswa yang mengajukan pendapat 20 siswa dan 50% siswa juga yang tidak mengajukan pendapat atau 20 siswa, 5) siswa menjawab pertanyaan guru sebesar 50% atau dari 40 siswa yang menjawab pertanyaan 20 siswa dan 50% siswa tidak menjawab pertanyaan atau 20 siswa, 6) siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius sebesar 60% atau dari 40 siswa yang mengerjakan tugas 24 siswa dan 40% siswa tidak mengerjakan tugas dengan tidak serius atau 16 siswa, 7) siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. sebesar 100% atau dari 40 siswa yang mengikuti pembelajaran 40 siswa atau keseluruhan siswa, dan yang tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir tidak ada. Dari penjelasan di atas berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru secara keseluruhan persentase rata-rata hasil observasi tingkah laku siswa dalam pembelajaran, menunjukan bahwa siswa telah melaksanakan tugasnya dengan cukup tetapi belum baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan penilaian guru terhadap siswa dengan persentase penilaian pada pertemuan pertama adalah sebesar 60%, ini menunjukan bahwa siswa mengikuti pembelajaran kurang baik.
79
Tabel 4.21 Catatan Lapangan Pembelajaran Pertemuan Ke-1
No
1
Catatan lapangan
Kendala/
Solusi/saran
Kesulitan guru
Perbaikan
Siswa belum berperan
Guru masih berperan
Lebih memperhatikan
aktif dalam pembelajaran
sebagai aktor tunggal
keadaan kelas dan
menulis paragraf narasi.
dalam pembelajaran,
memberikan
artinya guru masih
pemahaman yang
mendominasi
menarik.
pelajaran. 2
Beberapa siswa belum
Guru sulit untuk
Harus lebih tegas
tertib, efektif, dan rajin
memberi pemahaman
kepada siswa yang
pada saat mengikuti
kepada siswa yang
tidak tertib dan selalu
pembelajaran baik
tidak tertib, efektif
memantaunya.
sewaktu di kelas maupun
dan rajin.
di lapangan. 3
4
Keaktifan siswa untuk
Guru tidak
Mencoba
mengajukan dan
mengetahui seberapa
memberikan
menjawab pertanyaan
besar pemahaman
pengertian kepada
dari guru masih belum
siswa terhadap
siswa, bahwa dengan
terlihat. Sebagian besar
pembelajaran menulis bertanya akan
mereka memilih bertanya
paragraf narasi.
memudahkannya
kepada teman-temannya
dalam pelajaran
daripada bertanya
menulis paragraf
langsung kepada guru.
narasi.
Siswa laki-laki terlihat
Sulit untuk
Guru bekeliling untuk
belum mandiri dalam
menjelaskan kepada
memeriksa pekerjaan
mengerjakan tugas,
siswa yang tidak
siswa dan
80
mereka mengerjakan
mandiri.
memastikan tidak ada
tugas secara
siswa yang
berkelompok dengan
mengganggu teman
teman sebangku/teman
lain atau mencontek.
yang duduk di belakang. 5
Siswa belum aktif dalam
Guru belum mampu
Memperhatikan siswa
merespon kegiatan
membangkitkan
dan memberikan
pembelajaran menulis
minat siswa untuk
penjelasan apa yang
paragraf narasi.
bertanya dan aktif
tidak dimengerti
dalam merespon
siswa
kegiatan
Agar siswa lebih
pembelajaran.
merespon kegiatan pembelajaran.
6
Metode yang dilakukan
Sedikit mengalami
Dengan perlahan
guru adalah field trip,
kesulitan pada bagian
mengarahkan mereka
ceramah, tanya jawab,
ini membuat mereka
dengan menjelaskan
dan penugasan.
mengerti.
perlahan agar mereka paham dan mengerti.
Dengan demilkian, dapat disimpulkan bahwa hasil tingkah laku siswa dalam pembelajaran berdasarkan penilaian yang dilakukan guru kelas IX SMP Dwiguna Depok dikatakan kurang baik.
d. Analisis dan refleksi Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap hasil tulisan narasi siswa. Kegiatan analisis ini dilaksanakan pada Selasa, 2 November 2010, di rumah Bpk Muhtar S.Pd selaku guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok. Adapun
hasil
analisis
tersebut
menunjukkan
bahwa:
(1)
kemampuan siswa dalam menuangkan ide/gagasan ke dalam bentuk
81
paragraf narasi dari hasil pretes ini masih ada beberapa siswa yang menuliskan dalam bentuk karangan lain yaitu 2 orang dalam bentuk deskripsi dan 2 orang dalam bentuk argumentasi, (2) siswa masih kesulitan dalam mencari kata-kata dan kalimat yang tepat untuk menulis, (3) nilai/skor perolehan terendah siswa diperoleh 1 orang siswa dengan jumlah keseluruhan 50, sedangkan nilai tertinggi diperoleh 1 orang siswa dengan jumlah keseluruhan 78. Akan tetapi masih ditemukan kesalahan dan kekurangan pada tulisan siswa antar lain: (1) siswa masih kesulitan menggali ide dan menuangkannya dalam bentuk kata/kalimat hal ini terbukti dari jumlah kata dalam tulisan mereka sedikit, (2) apabila siswa menemukan kesulitan dalam menulis, siswa tidak berani bertanya kepada guru tetapi cenderung lebih suka bertanya pada temannya. Hal ini dilakukan siswa untuk menyamakan persepsi siswa dalam menyusun alur cerita, (3) siswa menuliskan hasil amatan masih secara dangkal dan belum begitu mendetail terhadap objek, (4) banyak tulisan siswa yang sama dengan milik temannya, hal ini berarti mereka masih mengerjakannya secara kelompok, (5) masih ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam memilih diksi dalam paragraf, (6) minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis masih perlu ditingkatkan, (7) keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal. Situasi pembelajaran masih pasif. Guru menerangkan dan murid mendengarkan. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa mendapatkan kesempatan yang terbatas untuk turut aktif dalam pembelajaran, (8) siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran. Beberapa dari mereka masih bebicara dengan temannya dan sibuk sendiri. Oleh karena itu, peneliti dan guru merasa bahwa hasil penelitian ini belum maksimal. Peneliti dan guru kemudian berencana untuk melanjutkan tindakan pada postes.
82
2. Siklus I (postes) a. Perencanaan tindakan Proses pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan pada siklus I (pretes) kurang baik, tetapi belum memuaskan. Hasil tulisan/karangan siswa masih terdapat kekurangan sehingga memerlukan perbaikan. Untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan pada siklus I (pretes), maka pada Senin, 8 November 2010 peneliti dan guru merencanakan tindakan untuk siklus I (postes). Akhirnya peneliti dan guru menyepakati beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis. Hal-hal tersebut, yaitu : (1) Guru akan lebih banyak memantau kegiatan siswa terutama ketika di luar kelas agar siswa lebih kondusif, (2) Metode yang digunakan adalah metode field trip dengan objek kunjungan lingkungan sekolah. (3). Menyusun RPP dengan metode field trip. (4). Guru akan memberi reward kepada siswa yang aktif dan juga kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dalam menulis. Reward yang direncanakan berupa nilai tambah, ungkapan-ungkapan pujian seperti : bagus sekali, baik sekali, baik. Sedangkan untuk siswa yang membuat kelas gaduh seperti ramai, berpindah-pindah tempat duduk, guru akan memberikan punishment dalam bentuk teguran. Urutan kegiatan pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I (postes) sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. 3) Guru
memberikan
motivasi
pada
siswa
dengan
memaparkan
manfaat/keuntungan menulis. 4) Guru merefleksi beberapa tulisan siswa pada siklus I (pretes) di depan kelas.
83
5) Guru memberikan reward kepada siswa yang memperoleh nilai menulis narasi tertinggi pada siklus I (pretes). 6) Guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pada siklus I (pretes). 7) Guru menjelaskan kepada siswa tentang prosedur pembelajaran menulis dengan metode field trip yang akan dilakukan. 8) Siswa diajak berkunjung ke lingkungan sekitar untuk melihat dan mengamati lingkungan sekolah. 9) Di lingkungan sekolah siswa mencatat poin-poin yang berisikan ha-hal yang mereka lihat dan mereka temui selama berada di lingkungan sekolah. 10) Setelah kembali ke kelas, siswa mengembangkan poin-poin amatan tersebut menjadi karangan narasi. 11) Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. 12) Guru menyimpulkan pembelajaran, siswa diberi waktu bertanya. 13) Guru menutup pelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan Sebagaimana yang telah direncanakan, tindakan pada siklus I (postes) dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu Senin, 8 November 2010 pukul 08.15 WIB di ruang kelas IX SMP Dwiguna Depok. Guru memulai pembelajaran dengan membuka pelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan pasif dan berada di kursi bagian belakang sehingga peneliti dapat mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar tanpa mengganggu jalannya pelajaran yang sedang berlangsung. Guru mengulas kembali hasil tulisan siswa pada siklus I (pretes) juga menunjukkan kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menulis. Guru juga memberi pujian pada siswa yang karangannya cukup baik dan tak lupa pula guru memberikan motivasi pada siswa yang hasil
tulisannya
kurang memuaskan.
Kemudian
guru memberikan
pengarahan tentang kegiatan pembelajaran menulis yang akan dilakukan pada hari ini. Guru menjelaskan kalau kegiatan menulis hari ini akan
84
dilakukan seperti pada kegiatan yang lalu. Akan tetapi untuk kali ini siswa diajak keluar kelas yakni diajak ke lingkungan sekolah untuk melakukan observasi. Guru meminta siswa membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal yang mereka lihat dan temui di lingkungan sekolah. Guru kemudian mengajak siswa bersiap-siap untuk segera menuju ke lingkungan sekolah. Semua siswa melakukan observasi dimulai dari depan kemudian masuk ke dalam. Hal ini dilakukan agar mereka dapat mengamati keadaan sekolah secara tertib agar tidak mengganggu lingkungan sekitar. Siswa mulai mencatat, guru memberikan penekanan kembali tentang tugas atau tulisan yang harus dibuat siswa yaitu tulisan narasi mengenai lingkungan sekolah. Guru menjelaskan poin-poin yang harus mereka catat antara lain lokasi, fasilitas yang ada, dan keadaan lingkungan sekolah. Siswa mencatat hal- hal yang mereka amati. Setelah merasa cukup mencatat hal-hal yang akan dijadikan sebagai bahan tulisan, siswa diajak kembali ke kelas. Sesampai di dalam kelas, guru bertanya tentang hal-hal apa saja yang mereka dapatkan dari kegiatan observasi tadi. Siswa terlibat diskusi tentang hasil observasinya dengan siswa lain dan guru. Guru kemudian membagikan kertas sebagai lembar kerja untuk siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tampak tertib mengikuti pembelajaran dan guru tidak bosan-bosannya mengingatkan kepada siswa yang terlibat kurang aktif. Sesekali guru berkeliling kelas untuk mengamati pekerjaan siswa dan mendekati siswa yang gaduh atau mereka yang terlihat mempunyai kesulitan. Beberapa siswa ada yang bertanya kepada guru dan guru menjawab pertanyaan siswa dengan sekalikali memberi semangat kepada siswa. Setelah waktu yang telah disediakan untuk menulis usai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian guru memberi simpulan materi yang diajarkan dan menutup pelajaran.
85
c. Pengamatan (observasi) Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran baik di ruang kelas maupun pada saat berkunjung ke lingkungan sekolah yaitu pada senin, 8 November 2010 pukul 08.15 WIB. Pada siklus I (postes) ini peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan guru, siswa dan hasil karangan siswa. Observasi dilakukan untuk membandingkan hasil antara siklus I (postes) dengan siklus I (pretes) sebelumnya. Seperti pada pretes sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pelajaran menulis. Pada saat melakukan kegiatan observasi, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang, sesekali peneliti berada di samping kelas untuk mengambil gambar. Peneliti mengamati tindakan siswa ketika menulis, tidak ditemui siswa yang mengantuk, bosan, menopang dagu atau asyik beraktivitas sendiri. Suasana kelas kondusif, mereka merasa nyaman dan pembelajaran pun tampak menyenangkan. Tidak ada lagi siswa yang berjalan-jalan untuk melihat dan mencontoh hasil tulisan temannya, mereka terlihat mandiri dalam mengerjakan tugas dari guru. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dan guru saling mendukung dan bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran.
Table 4.22 Persentase Hasil Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan ke-II Persentase % No. 1.
Aspek yang diamati
Ya
Tidak
Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
90%
10%
90%
10%
menulis. 2.
Siswa member perhatian terhadap penjelasan guru.
86
3.
Siswa mengajukan pertanyaan.
80%
20%
4.
Siswa mengajukan pendapat.
70%
30%
5.
Siswa menjawab pertanyaan guru.
70%
30%
6.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
95%
5%
100%
0%
serius. 7.
Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir.
Ket : Kurang Cukup Baik
:10% - 50% : 55% – 75% : 80% – 100%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, 1) siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menulis sebesar 90% atau dari 40 siswa yang merespon 37 siswa dan 10% siswa tidak merespon atau 3 siswa, 2) siswa memberikan memberi perhatian terhadap penjelasan guru sebesar 90% atau dari 40 siswa yang memberi perhatian 37 siswa dan 40% siswa tidak memberi perhatian terhadap penjelasan guru atau hanya 3 siswa, 3) siswa mengajukan pertanyaan sebesar 80% atau dari 40 siswa yang mengajukan pertanyaan 32 siswa dan 20% siswa yang mengajukan pertanyaan atau sebanyak 8 siswa, 4) siswa mengajukan pendapat sebesar 70% atau dari 40 siswa yang mengajukan pendapat 28 siswa dan 30% siswa yang tidak mengajukan pendapat atau 12 siswa, 5) siswa menjawab pertanyaan guru sebesar 70% atau dari 40 siswa yang menjawab pertanyaan 28 siswa dan 30% siswa tidak menjawab pertanyaan atau 12 siswa, 6) siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius sebesar 95% atau dari 40 siswa yang mengerjakan tugas 39 siswa dan 5% siswa tidak mengerjakan tugas dengan tidak serius atau hanya 1 siswa, 7) siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. sebesar 100% atau dari 40
87
siswa yang mengikuti pembelajaran 40 siswa atau keseluruhan siswa, dan yang tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir tidak ada. Dari penjelasan di atas berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru secara keseluruhan persentase rata-rata hasil observasi tingkah laku siswa dalam pembelajaran, menunjukan bahwa siswa telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan penilaian guru terhadap siswa dengan persentase penilaian pada pertemuan kedua adalah sebesar 85%, ini menunjukan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip di SMP Dwiguna Depok dapat dikatakan baik dan berhasil.
88
Table 4.23 Catatan lapangan pertemuan ke II No. 1
Catatan lapangan
Kendala/ kesulitan guru
Solusi/ sarana perbaikan
Siswa pada pertemuan
Merasakan kebahagian,
terakhir ini bersemangat
siswa yang rata-rata pertama
untuk mengungkapkan
kali belajar menulis narasi
pendapat mereka
___________
dengan 2X pertemuan telah
mengenai pembelajaran
mampu menguasai
menulis paragraf narasi.
pembahasan menulis narasi dan mengerjakan tugasnya dengan baik dan hasil yang memuaskan.
2.
Siswa terlihat
Melihat gairah siswa yang
bergembira dengan hasil
bangkit dalam pembelajaran
postest yang dicapai, sehingga membuat mereka lebih bergairah dan percaya diri, bahkan ada salah seorang siswa yang mengungkapkan “ingin menulis lagi”
menulis resensi, membuat ___________
penulis yang juga guru mata pelajaran bahasa Indonesia bagi mereka ingin menggalih potensi mereka di bidang menulis, tidak hanya menulis.
d. Analisis dan refleksi Proses pelaksanaan tindakan pada siklus I (postes) berjalan dengan baik. Kelemahan pada pretes dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat kualitas pembelajaran menulis mengalami peningkatan yaitu 85% siswa telah aktif pada postes. Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan seperti peningkatan keaktifan, perhatian serta konsentrasi siswa dalam pembelajaran, guru
89
telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis dengan baik dan tertib. Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari segi isinya, tulisan siswa pada postes ini jauh lebih baik dibanding postes sebelumnya. Kosakata yang digunakan sebagian siswa lebih bervariasi. Siswa telah mampu mengorganisasikan gagasan dengan baik. Sudah ada kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang diamati. Nilai tertinggi siswa pada siklus ini adalah 85 dan nilai terendah siswa adalah 70. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada postes dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator bila dibandingkan pretes sebelumnya. Dengan demikian pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan telah menunjukkan adanya peningkatan.
F. Pembahasan Temuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan peneliti dalam satu siklus yang meliputi: (1) tahap perencanaan dan persiapan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Masing-masing dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 X 45 menit). Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan. Berdasarkan kegiatan survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok masih tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan indikator sebagai berikut: (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, (2) sebagian siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis sebagai ruang untuk mengungkapkan ide dan gagasam mereka, dengan kata lain siswa belum terbiasa dengan tradisi menulis dalam bentuk tulisan apapun, (3) sebagian siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek, (4) siswa belum mampu mengungkapkan ide atau gagasan
90
dengan baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan metode field trip dalam proses pembelajaran menulis narasi. Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama model pembelajaran yang menggunakan metode field trip adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan sarana belajar. Kedua apabila siswa diajak ke lingkungan sekitar siswa dapat melakukan observasi suatu objek yang ada secara langsung, dengan demikian diharapkan siswa dapat menuliskan penggambaran suatu objek secara lebih jelas dan terperinci. Melalui penggambaran secara nyata terhadap suatu objek, secara tidak langsung membuat pembelajaran menulis narasi akan berjalan lebih efektif karena daya imajinasi siswa dapat berkembang. Peneliti dan guru kelas IX kemudian menyusun rencana untuk pretes. Ternyata masih terdapat kelemahan atau kekurangan dalam pelaksanaannya. postes dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang ada pada pretes. Selain itu, postes merupakan siklus yang menguatkan pretes
bahwa observasi atau kunjungan ke tempat
tertentu dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, guru dikatakan telah berhasil melaksanakan pembelajaran menulis narasi dengan metode field trip yang mampu membantu siswa dalam memunculkan ide dan mengembangkannya sehingga kemampuan menulis narasi siswa dapat terkembangkan dengan optimal. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas karena metode ini dapat digunakan sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis narasi. Keberhasilan metode ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai Berikut:
91
1. Kualitas proses pembelajaran menulis narasi meningkat tindakan-tindakan berupa penerapan metode field trip yang dilaksanakan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi siswa kelas IX SMP Dwiguna Depok. Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa indikator berikut. a. Meningkatnya keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan dari pretes ke postes. Indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan siswa dalam bertanya, merespon apresiasi, mendengarkan penjelasan dari guru, dan semangat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. b. Meningkatnya perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran sangat penting. Untuk menumbuhkan dan memelihara hal tersebut, guru perlu merangsang siswa dengan menerapkan cara-cara baru, unik, ataupun cara-cara yang sudah biasa digunakan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah melalui pemanfaatan metode. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan metode field trip. Setelah adanya tindakan memanfaatkan metode tersebut, perhatian siswa dalam pembelajaran menulis narasi meningkat. Ketika diajak berkunjung siswa tampak senang dan bersemangat. Melalui kegiatan berkunjung siswa tampak terhibur karena dapat melihat dunia luar. Minat serta ketertarikan siswa meningkat setelah guru memberi motivasi di awal pembelajaran dengan reward bagi siswa paling aktif dalam pembelajaran serta siswa yang memperoleh nilai paling tinggi. c.
Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan memberikan perhatian pada seluruh siswa, memberikan reward dan punishment pada siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan metode ceramah dengan metode lain yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan
92
survai awal, diketahui bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru kelas kurang baik. Hal ini dapat tercermin dari indikator sebagai berikut: 1. Guru kurang bisa membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 2.
Posisi guru lebih sering berdiri di depan kelas.
3. Guru kurang memberikan reward dan punishment kepada siswa. 4. Guru
kurang
bisa
menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
menyenangkan bagi siswa. Setelah tindakan dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin meningkat. Guru tidak lagi terpancang pada kegiatan belajar yang harus dilaksanakan di ruangan kelas. Guru tidak lagi bertindak sebagai guru yang menguasai kelas sepenuhnya tetapi
lebih
berperan
sebagai
fasilitator
dalam
pembelajaran.
Guru
membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan cara memberikan reward bagi siswa yang memperoleh nilai baik. Selain itu, guru juga memberikan punishment bagi siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.
2. Kualitas hasil pembelajaran menulis narasi meningkat a. Meningkatnya keterampilan menulis siswa. Berdasarkan survai awal yang telah dilaksanakan, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis tersebut ditandai oleh indikator sebagai berikut: 1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, 2) sebagian siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis dalam bentuk tulisan apa pun, 3) sebagian besar siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek, 4) siswa belum mampu dalam mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, 5) siswa kurang terbiasa mengembangkan bahasa, 6) pemanfaatan potensi kata kurang. Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode field trip
93
keterampilan menulis siswa menjadi meningkat, hal tersebut dapat terlihat dari: (1) meningkatnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, (2) hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari isinya tulisan siswa pada postes jauh lebih baik dibanding pretes sebelumnya, (3) munculnya kreativitas dan imajinasi siswa dalam menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan yang baik, (4) ada kesesuaian antara tulisan dan objek yang digambarkan. b. Perolehan nilai menulis siswa meningkat Berdasarkan kegiatan pretes yang dilakukan pada survai awal, diketahui bahwa keterampilan menulis siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai menulis siswa. Nilai perolehan terendah pada pretes diperoleh oleh 1 orang siswa dengan nilai 50 dan nilai tertinggi diperoleh oleh 1 orang siswa dengan nilai 78. Pada postes nilai tertinggi diperoleh 2 siswa dengan nilai 85 dan selebihnya mencapai 70 sampai 83, berikut ini peningkatan skor siswa dari pretes ke postes.
Table 4.24 Perolehan Nilai Menulis Dari Pretes Sampai postes No
Nama
Pretes
Postes
Keterangan
1
A. Syahril
70
83
Meningkat
2
Aan Sukmawan
60
75
Meningkat
3
Anita
68
70
Meningkat
4
Ari Subekti
55
75
Meningkat
5
Arif Maulana
63
75
Meningkat
6
Delvi fani
65
80
Meningkat
7
Dwi Apri. K
53
70
Meningkat
8
Dwiki Ramadhan
60
72
Meningkat
9
Endang Supriatna
70
80
Meningkat
10
Emi Muhaemi
60
75
Meningkat
94
11
Farhan Baidilah
63
70
Meningkat
12
Herdiansyah
53
70
Meningkat
13
Herlina Apriliani
70
80
Meningkat
14
Herna Aprianti
60
77
Meningkat
15
Ine Amalia
70
80
Meningkat
16
Iswan Aryadi
66
73
Meningkat
17
Ikhfi Zakaria
55
75
Meningkat
18
Kamal Saputra
60
70
Meningkat
19
M. Darussalam
55
72
Meningkat
20
M. Gusti Ali
55
73
Meningkat
21
M. Irsandi
65
80
Meningkat
22
M. Muchtiar
55
71
Meningkat
23
Mardiansyah
55
70
Meningkat
24
Murni Yanti
70
85
Meningkat
25
Hiras Wati
60
73
Meningkat
26
Nora Iswanti. R
75
85
Meningkat
27
Nur Ali Syabani
60
73
Meningkat
28
Nur Sri Rahayu. S
56
74
Meningkat
29
Rachmania
70
74
Meningkat
30
Ratih Airianti
70
82
Meningkat
31
Rosita Dewi
59
72
Meningkat
32
Suci Rachmawati
63
70
Meningkat
33
Syifa Fauziah
60
75
Meningkat
34
Tiwi Amalia
60
72
Meningkat
35
Yola
58
70
Meningkat
36
Indriani
65
75
Meningkat
37
Yudha Adhi. P
50
74
Meningkat
38
Yuliani Syafitri
70
73
Meningkat
39
Yuni Rianti
68
75
Meningkat
40
Yuni Kartika
60
80
Meningkat
95
c. Ketuntasan hasil belajar meningkat dalam pretes hanya 9 siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar atau yang memperoleh nilai 70 ke atas. Pada siklus postes ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 40 siswa, atau semua siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode field trip dalam pembelajaran menulis paragraf narasi yang diterapkan pada 1 siklus mengalami peningkatan hasil belajar siswa baik dari segi ranah kongnitif maupun keterampilan
kemampuan menulis. Karena pembelajaran metode field trip
melibatkan siswa pada seluruh pengalaman belajar yang mendorong siswa mengembangkan kemampuannya untuk berfikir secara kritis. Selain itu melibatkan aktivitas atau keterampilan siswa lebih meningkat. Keterampilan proses digunakan sebagai jembatan untuk dan memahami konsep dan siswa menjadi lebih aktif di kelas. Hasil penelitian ini untuk mengetahui kemapuan keterampilan proses siswa menunjukan kemampuan yang cukup pada pretes kemudian terjadi peningkatan di postes. Hal ini dikarenakan pada pretes banyak sekali pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa. Hasil ini juga menunjukan adanya tanggapan positif dari siswa pada pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan metode field trip. Siswa merasa senang belajar menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip ini, karena siswa merasa termotivasi untuk belajar sehingga pembelajaran yang diberikan dapat dipahami.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode field trip dapat meningkatkan pembelajaran menulis. Hal ini ditandai dengan persentase keaktifan, perhatian, konsentrasi, minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis narasi yang mengalami peningkatan. Pada pretes siswa yang aktif sebesar 60% sedangkan pada postes siswa yang aktif meningkat menjadi 80 %. 2.
Penerapan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Hal ini ditandai dengan nilai hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan baik dari segi teknik penulisan (tanda baca), isi gagasan yang diungkapkan, penggunaan bahasa, pemilihan kata, dan penggunaan ejaan. Nilai ini dapat dilihat dari nilai preetes terendah 55 dan tertinggi 74, dan nilai postes terendah adalah 70 dan nilai tertinggi siswa adalah 85.
3.
Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Dalam pretes hanya 17 siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar (memperoleh nilai 70 ke atas). Pada postes ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% atau sekitar 40 siswa.
96
97
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikemukakan saran-
saran sebagai berikut: 1. Bagi kepala sekolah a. Kepala sekolah hendaknya selalu menganjurkan kepada semua guru untuk mengajar dengan metode yang membuat siswa aktif, merasa senang, dan nyaman sehingga kejenuhan akan terhindar. b.
Kepala sekolah hendaknya menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal.
2. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia a. Guru hendaknya selalu berusaha memberi dorongan kepada siswa untuk lebih aktif berlatih menulis. b. Guru hendaknya mengajar dengan menggunakan metode yang bervariasi sehingga membuat siswa lebih nyaman. c. Guru hendaknya memberikan perhatian dan waktu yang lebih banyak pada mata pelajaran menulis karena menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak mudah. 3. Bagi siswa a. Siswa hendaknya banyak membaca berbagai buku baik fiksi maupun nonfiksi terutama yang berkaitan dengan menulis narasi. b. Siswa hendaknya lebih banyak berlatih menulis karena menulis merupakan aktifitas yang memerlukan latihan yang konsisten. c. Siswa hendaknya aktif dan belajar menggali ide tulisan melalui berbagai sumber, salah satunya melalui metode field trip.
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Jauharoti, dkk., Bahasa Indonesia 1, Learning Assistance program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008. Arifin Zaenal, Tasri Amran, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Mediayatama Sarana Perkasa, 1988. Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IX, 2009. Djamaran Syaiful Bahari, Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, 1997.
Jakarta:
Junaedi, dkk., Strategi Pembelajaran. Learning Assistance program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2008. Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 2001. Kusnadi, Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2006. Marahimin, Ismail, Menulis Secara Populer, Jakarta: Pustaka Jaya, 2001. Nurgiantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada, 2005. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1985. Semi, Atar, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya, 1990. Semiawan, Conny, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia, 1992. Subari. Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994. Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2003. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 5, 1994. Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Aksara, 1983. Tarigan, Djoko, Membina keterampilan Pengembangannya, Bandung: Aksara, 2007.
98
Menulis
Paragraf
dan
99
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: Rajawali, 1984. Widjono, Bahasa Indonesia, Jakarta: Grasindo, 2007. Wiyanto, Asul, Terampil Menulis Paragraf, Jakarta: Grasindo, 2004. Yamin, Martinus, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
Lembar wawancara guru
Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok yang dilakukan pada pendahuluan penelitian, hari senin 18 Oktober 2010 pukul 09.35 sampai dengan pukul 10.15 WIB. Berikut ini petikan wawancaranya. Peneliti : ”Assalamualaikum….:” Guru
: “Wa’alaikumsalam….”
Peneliti : “Maaf bapak mengganggu..” Guru
: “Oh ia tidak apa-apa, ada perlu apa ya?”
Peneliti : “Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ingin melakukan penelitian di sekolah ini, ada yang ingin saya tanyakan kepada bapak berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan.” Guru
: “Oh ia Silahkan saya akan Bantu, memangnya penelitiannya tentang apa?”
Peneliti : “Saya ingin meneliti tentang peninggkatan kemampuan menulis paragraf Narasi dengan menggunakan metode field trip (karya wisata).” Guru
: “Penelitiannya mau di kelas berapa?”
Peneliti : “Di kelas VIII.” Guru
: “Di kelas VIII ya, kalau di kelas IX ja bagaimana?”
Peneliti : “Memang kenapa bapak di kelas IX?” Guru
: “Soalnya di kelas IX minggu depan ingin diajarkan materi tentang menulis paragraf , jadi pas dengan penelitiannya”.
Peneliti : “Oh baiklah kalau begitu bapak, Guru
: “ Ia”
Peneliti : ”Mudah-mudahan saja nanti setelah diterapkan atau diberi metode field trip (karya wisata) dalam pembelajaran menulis, keaktifan siswa bertambah dan prestasi belajarnya pun dapat meningkat ya bapak”
Guru : “Amin mudah-mudahan ya metode ini berhasil”. Peneliti : “kira-kira kapan bapak saya bisa mulai penelitian?” Guru
: “Ya secepatnya lebih baik, mulai minggu depan saja ya kan pelajaran menulis dimulai minggu depan jadi kamu mulai penelitian minggu depan”
Peneliti : “Ia bapak kalau begitu terima kasih sudah bersedia meluangkan waktunya” Guru
: “Sama-sama, ditunggu ya minggu depan”.
Mengetahui,
Depok, 18 Oktober 2010
Guru Bahas Indonesia
Peneliti
(Muhtar, S.Pd)
(Isroyati)
LEMBAR WAWANCARA GURU
Wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Dwiguna Depok yang dilakukan pada akhir penelitian, hari 9 November 2010 berikut ini petikan wawancaranya: Peneliti : “ Bagaimana menurut bapak dengan metode field trip (karyawisata) yang telah dilakukan?” Guru
: “ Ya bagus anak-anak sangat antusias dalam menerima pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan metode field trip.
Peneliti : “Ada kritikan atau masukan terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan metode field trip yang telah dilakukan?” Guru
: “ Kritikan saya kira tidak ada, hanya masukan saja sedikit, pembelajaran yang dilakukan sudah baik mungkin untuk yang selanjutnya waktu yang digunakan mungkin harus lebih banyak lagi. Karena agar siswa lebih leluasa untuk melakukan pengamatan di lapangan.
Peneliti : “Kalau keadaan siswa dan suasana pembelajaran bagaimana bapak?” Guru
: “ Keadaan siswa alhamdulillah setelah mengikuti pembelajaran hampir semua siswa memperhatikan pembelajaran yang berlangsung, dan semangat siswa menggebu-gebu untuk belajar menulis setelah metode field trip diterapkan.
Mengetahui,
Depok, November 2010
Guru Bahas Indonesia
Peneliti
(Muhtar, S.Pd)
(Isroyati)
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Wawancara kepada siswa yang diulakukan pada akhir siklus II, pada hari…….2010 berikut ini adalah kutipan hasil wawancara peneliti dengan tiga siswa.
A. Wawancara dengan siswa yang bernama Yuni Kartika Peneliti : “Maaf ganggu sebentar, ada yang ingin ibu tanyakan sama kamu”. Siswa : “Tentang apa ibu” Peneliti : “Ibu mau Tanya, bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran menulis dengan menggunakan metode Field trip (karyawisata)?”. Siswa
: “ Saya merasa senang ibu, karena pembelajaran yang dilakukan bisa keluar dari kelas. Dan selama ini tidak pernah pembelajaran yang dilakukan ke luar kelas.
Peneliti
: “Bagaimana yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran. Memuaskan tidak?”.
Siswa : “ Memuaskan ibu cara penjelasannya sampai memberikan contoh-contoh yang menarik sehingga rasa ingin tahu saya semakin besar. Peneliti
: “Menurutmu apakah dengan menggunakan metode field trip (karyawisata) materi yang diajarkan menjadi lebih mudah dipahami?”.
Siswa
: “ Menurut saya ia, karena pembelajaran yang dilakukan lebih mudah dipahami kita dapat melihat langsung suasana dan keadaan yang terjadi di lingkungan sekolah. Sehingga karangan yang saya kerjakan lebih mudah.