BAB IV ANALISIS
A. Analisis
Bentuk
Pembelajaran
di
Partisipasi Madrasah
Orang
tua
Ibtidaiyah
Terhadap Wahid
Pelaksanaan
Hasyim
Desa
Kedungmalang yaitu: 1.
Analisis bentuk partisipasinya dengan memberikan motivasi berupa hadiah, bila anak mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang Wonotunggal Batang. Setiap partisipasi yang dilakukan seseorang ataupun sekelompok orang sudah tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai atau diwujudkan, termasuk juga dalam kegiatan pendidikan, partisipasi orang tua sangat di butuhkan untuk kemajuan anak dan perkembangan tempat dimana anak itu belajar. Partisipasi orang tua merupakan faktor yang penting dalam pendidikan karena dengan adanya partisipasi orang tua akan memberikan arah kepada kita dalam segala usaha dan kegiatan yang akan kita laksanakan partisipasi orang tua itu harus ada dan penting, tanpa adanya partisipasi orang tua usaha untuk memajukan pendidikan kurang berhasil. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa bentuk partisipasi orang tua yang dilakukan oleh orang tua Desa Kedungmalang bermacam-macam untuk mengembangkan Madrasahnya yaitu dengan cara memberikan motivasi berupa hadiah bila
68
69
anak mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang. Seperti yang di katakan Bp. Kastubi dan ibu Raspi’ah saat di wawancarai apa bentuk partisipasi orang tua terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang Wonotunggal Batang? “ Bp. Kastubi mengatakan semua orang tua ingin anaknya selamat di dunia dan akhirat, anak itu amanat dari Allah, makanya harus dididik dengan akhlak yang baik biar jadi anak yang sholeh dan sholehah, serta bermanfaat nantinya, jadi pilihan yang tepat untuk, menyekolahkan anak nya di Madrasah karena di Madrasah banyak pelajaran agamanya, untuk memberikan motivasi sekolah di madrasah terutama di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang yang temasuk Madrasah kita semua saya memberikan sepeda jika mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang,”1 Begitupun menurut ibu Raspi’ah mengatakan : “Supaya anak saya menjadi anak yang berakhlakul karimah, karena mendidik itu sudah menjadi naluri orang tua mas, sesibuk apapun orang tua pasti berusaha mendidik anaknya biar menjadi anak yang sholeh sehinngga bisa menjadi kebanggaan orang tua, dan supaya kalau sudah dewasa nanti dia memasuki dunia kerja dia, anak saya tidak terpengaruh sama pergaulan bebas di luar sana, maka dari itu anak saya saya sekolah kan di Madrasah
1
Wawancara dengan Bp. Kastubi, pada tanggal 27 juni 2014
70
Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang yang ada di desa kita, awalnya tidak mau tapi setelah saya bujuk dan saya kasih hadiah jika mau sekolah di madrasah ibu belikan baju baru alhamdulilah akhirnya anak saya mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang.”2
2.
Analisis bentuk partisipasinya dengan memberikan motivasi berupa nasehat yang baik. Memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada anak dari hati ke hati juga akan menjadi lebih mengerti akan pentingnya pendidikan agama, selain itu apabila anak mempunyai kesalahan sebagai orang tua harus menasihatinya agar lebih baik dan kesalahan itu tidak terulang lagi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikatakan oleh Bp Kasma’i: “Yang saya ajarkan yaitu sholat yang utama dan pertama, selain itu saya juga selalu ajarkan kepada anak saya untuk selalu berkata jujur, saling tolong menolong, bertutur kata yang sopan, menghormati orang tua, patuh sama orang tua dan guru, kalau bulan puasa sejak kecil saya ajarkan puasa walaupun yang sekarang masih kelas 2 MI puasanya baru sampai jam 12 siang. Kalau untuk akhlak terhadap lingkungan yang saya ajarkan karena masih kecil paling membiasakan membuang sampah tempatnya, jangan suka merusak tanaman-tanaman yang ada. Sedangkan
2
Wawancara dengan ibu raspi’ah, pada tanggal 27 juni 2014
71
untuk akhlak terhadap hewan yang saya lakukan yaitu selau menasehati anak saya untuk sayang hewan, makanya sekarang anak saya kalau sama kucing sayang sekali sampai dikasih nama kucing itu, dan anak saya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang agar pendidikan akhlaknya lebih baik lagi, karena di Madrasah banyak pelajaran agama dan yang paling penting akhlaknya baik dan berbakti sama orang tua. ”3 Hampir sama dengan Bp. Kasma’i, Bp Casuri juga mengatakan: “Sholat nasehat yang paling saya tekankan untuk anak saya, karena menurut saya kalau anak sholatnya rajin, insyaallah lain-lainnya akan bagus. Pokoknya yang wajib seperti puasa juga saya selalu ajarkan dan saya biasakan dalam kehidupannya sejak kecil dan alhamdulillah sejak kelas 2 MI anak saya sudah terbiasa puasa sehari walaupun kadang ada bolongnya. Selain itu saya juga selalu mengajarkan agar tidak mengambil kalau bukan miliknya, kalau memang ingin sesuatu misalnya ingin rambutan milik tetangga ijin dulu. Saya selalu ajarkan seperti itu, saya juga mengajarkan hidup sederhana, karena saya ini kan orang tidak mampu takutnya nanti kalau dia ingin sesuatu seperti teman-temannya dan saya tidak bisa ngasih,takutnya dia mencuri mas. Yang jelas sesuatu yang diajarkan Rasulullah yang saya dapat dari saya mengikuti pengajian-pengajian dan yang setiap malam saya dengarkan di radio saya
3
Wawancara dengan Bp. Kasmai, pada tanggal 27 juni 2014
72
ajarkan juga ke anak saya mas. Saya berharap sekali anak saya menjadi anak yang sholeh.”4 Menurut ibu Kusniah dan ibu Siti menasihatinya berbeda, menurut ibu Kusniah seperti berikut: “ Kalau anak saya, sejak kecil saya selalu menasihati agar nurut sama bapak, ibu dan mas serta mbaknya karena kalau saya bekerja anak saya dirumah bersama masnya. Saya selalu menasihati kalau ada apa-apa cerita saja. Saya juga selalu menasihati kalau waktunya sekolah ya sekolah, waktunyanya ngaji ya ngaji, waktunya sholat ya sholat, tapi memang anak saya kalau shubuh masih jarang melaksanakan sholat maklum lah namanya juga anak-anak. Nanti paling saya nasihati perlahan, saya tidak pernah memarahi anak saya. Karena takutnya kalau dimarahi nanti justru tambah tidak bener, paling saya nasihati.”5 Ibu Siti pun demikian beliau mengatakan: “Saya selalu menasihati anak saya jangan mengambil walaupun hanya satu mangga. Saya selalu nasihatin, kalau memang mau mangga, bilang dulu sama yang punya. Saya takutnya kalau tidak begitu nanti di luar anak saya mencuri. Kalau malam, sambil nonton televisi, saya ajak dia ngomong pentingnya punya sikap yang baik, terutama sholat makanya anak saya saya sekolahkan di Madrasah agar ada tambahan ilmu agama dari sekolahnya karena di Madrasah banyak pelajaran agamanya dibanding di sekolah umum
4 5
Wawancara dengan Bp. Casuri, pada tanggal 27 juni 2014 Wawancara dengan ibu kusniah, pada tanggal 27 juni 2014
73
semoga dengan belajar di Madrasah akan lebih baik lagi dan jadi anak yang bisa bermanfaat buat orang lain.”6
3.
Bentuk partisipasinya melalui cerita dan dongeng. Bentuk partisipasinya melalui cerita dan dongeng sehingga anak akan merenungkan dan memikirkan. Contohnya menceritakan tentang alumni yang sudah sukses seperti halnya yang di katakan Bp. Wardan seperti berikut : “Anak saya saya sekolahkan di Madrasah tujuannya supaya anak saya menjadi anak yang berakhlakul karimah, karena mendidik itu kan sudah menjadi naluri orang tua, sesibuk apapun orang tua pasti berusaha mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh sehinngga bisa menjadi kebanggaan orang tua dan supaya kalau sudah dewasa nanti dia memasuki dunia kerja dia, dan semoga anak saya tidak terpengaruh sama pergaulan bebas di luar sana, walaupun sangat sulit menyuruh anak sekolah di Madrasah tapi alhamdulilah setelah saya bujuk dan saya cerita tentang alumni-alumni Madrasah Khususnya Madrasah kita akhirnya anak saya mau sekolah di Madrasah.”7 Bentuk partisipasi ini yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungmalang untuk mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang.
6 7
Wawancara dengan ibu siti, pada tanggal 27 juni 2014 Wawancara dengan Bp. Wardan Pada tanggal 28 juni 2014
74
B. Analisis minat masyarakat dalam memasukan Anaknya di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang Minat masyarakat untuk memasukan anaknya ke Madrasah Wahid Hasyim Kedungmalang ternyata masih kurang saat saya tanya bagaimana minat masyarakat dalam memasukan anak-anaknya di Madrasah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang ? 1.
Kurang minat masukan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena siswanya kurang rajin dan disiplin kadang-kadang kesekolah memakainya sandal tidak memakai sepatu. Seperti halnya yang dikatakan Bp. Nasihin seperti berikut: “Saya Kurang minat memasukan anak saya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena saya lihat siswanya kurang rajin dan disiplin karena kadang-kadang saya melihat anak berangkat kesekolah tidak memakai sepatu melainkan memakai sandal, menurut saya itu sudah mengurangi kedisiplinan anak.”8
2.
Tidak memasukan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena siswanya nakal-nakal. “Anak saya tidak saya masukan ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang karesa siswanya nakal-nakal kemarin saja saya lihat ada siswa Madrasah yang main-main di kebun milik warga dan merusak pohon pisang yang ada di kebun tersebut”9
8 9
Wawancara dengan Bp. Nasihin, pada tanggal 27 juni 2014 Wawancara dengan Bp. Wahyudin, pada tanggal 28 juni 2014
75
3.
Kurang minat memasukan anak ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim karena siswanya kurang disiplin. Seperti yang dikatakan Bp. Anwar “ Saya Kurang minat memasukan anak ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim karena siswanya kurang disiplin, pas saya mau ke pasar saya lihat masih ada anak-anak yang masih jajan di luar padahal kayaknya sudah waktunya masuk tapi tetap masih ada siswa yang jajan diluar. “10
C. Analisis
Faktor
Pembelajaran
yang
di
mempengaruhi
Madrasah
Ibtidaiyah
terhadap Wahid
Pelaksanaan Hasyim
Desa
Kedungmalang 1.
Faktor Pendukung Dalam mengembangkan mengembangkan Madrasah Idtidaiyah Wahid Hasyim
Desa
Kedungmalang
ada
beberapa
faktor
pendukung
diantaranya, faktor dukungan dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki guru sebagai pendidik salah satunya kemampuan mengelola emosi, faktor dukungan dari pengalaman yang dimiliki guru sebagai pendidik harus memiliki pengalaman sebagai anak didik, disamping mengajar seorang guru juga harus mencari tambahan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, mengjar di Madrasah yang notabennya agama Islam,
10
Wawancara dengan Bp. Anwar, pada tanggal 28 juni 2014
76
guru tersebut belajarnya di perguruan tinggi yang berbasis agama Islam, faktor dukungan dari segenap pengurus Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang, meliputi kepala, pengurus, guru, anak asuh baik moral maupun materil. Hal ini menunjukan apa yang diupayakan oleh guru terhadap pengembangan madrasah sudah melibatkan dukungan dari orang tua pada umumnya, di harapkan dari dukungan itu haruslah dibina dan dijaga sebaik-baiknya, karena dukungan itu merupakan penentu sukses dan tidaknya kegiatan pengembangan Madrasah, faktor tempat untuk kegiatan yang dibangun berdasarkan sumbangsih warga masyarakat sekitar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran di Madrasah. Seperti penuturan Bp. Takrul seperti berikut: “ Untuk memajukan suatu Madrasah memang harus ada kerjasama antara guru, masyarakat dan pengurus Madrasah Tersebut karena tanpa adanya kerjasama antara guru, masayarakat dan pengurus tidaklah mungkin sebuah Madrasah bisa berkembang apalagi Madrasah yang masih suasta, karena tiap tahunnya saja saya lihat untuk mencari siswa masih kesulitan, tapi saya yakin kalau pengurus dan guru yang kompeten di bidangnya bersatu dan menghasilkan siswa-siswa yang pintar-pintar pasti lama-lama akan berkembang pesat, seperti sekolah-sekolah yang lain.”11
2.
11
Faktor penghambat dan solusi pemecahanya
Wawancara dengan Bp. Takhrul, pada tanggal 29 juni 2014
77
Selain faktor pendukung, ada pula faktor yang menghambat terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang diantaranya, faktor kemampuan anak yang berbeda-beda dan kuranganya alat atau media. Masalah kemampuan anak yang berbeda-beda dalam menerima materi solusinya adalah bagaimana tugas dan peran guru disini di fungsiskan yaitu dengan pendekatan dan pembinaan secara terus-menerus dilakukan misalnya menambah jam pelajaran bagi yang belum bisa . Masalah alat atau media yang kurang lengkap dalam kegiatan pembelajaran solusinya
adalah dari pihak
pengurus
Madrsasah
hendaknya memperhatikan dan menyediakan secepatnya alat atau media yang dibutuhkan itu, sehingga kegiatan itu akan bejalan lancar karena dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Intinya hambatan-hambatan yang ada terhadap pengembangan madrasah hendaknya jangan menjadi kendala yang berlarut-larut, kendala itu hendaknya diperhatikan oleh semua pihak tidak hanya guru sebagai pendidik di Madrasah tetapi elemen-elemen lain yang penting juga ikut berperan didalamnya seperti pengurus dan masyarakat di sekitarnya.