BAB III TEORI DASAR 3.1 Umum Teknologi LTE yang telah diuji coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan LTE release – 8 yang baru memenuhi spesifikasi 3GPP tetapi belum memenuhi spesifikasi IMT-advanced. Percobaan jaringan LTE ini sudah diupayakan oleh operator, tercatat Telkomsel dan Indosat sudah menguji coba jaringan ini pada tahun 2013, dan kemudian disusul oleh XL. Peluncuran jaringan LTE kepada publik dilakukan oleh operator internet BOLT pada awal 2014 dengan meng-cover daerah ibukota Jakarta, pada akhir 2014 Telkomsel sudah meluncurkan layanan internet 4G LTE dengan mencakup wilayah Jakarta dan Bali. Tercatat hingga akhir 2015, ada lima operator yang sudah menyelenggarakan 4G LTE, yakni Telkomsel dengan layanan 4G LTE, XL dengan HotRod 4G LTE, Indosat Ooredoo dengan 4GPlus, Boltt 4G LTE, dan Smartfren dengan layanan 4G LTE Advanced dengan jangkauan Pulau Jawa, Madura, Bali dan beberapa kota besar di luar Jawa. 3.2 Sistem Telekomunikasi Selular Sistem komunikasi seluler merupakan salah satu jenis komunikasi bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah satu atau kedua terminal berpindah tempat. Dengan adanya perpindahan tempat ini, sistem komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi. Sistem komunikasi seluler dapat melayani banyak pengguna pada cakupan area geografis yang cukup luas dalam frekuensi yang terbatas. Sistem ini juga menawarkan kualitas yang cukup tinggi dan tidak kalah jika dibandingkan dengan telepon tetap (Public Switched Telephone Network atau PSTN) atau biasa disebut telepon rumah. Untuk menambah kapasitas, daerah jangkauannya dibatasi dengan adanya pembagian area menjadi sel-sel. Dengan 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
adanya sel-sel ini, kanal radio dapat dipergunakan kembali (reuse) oleh base station pada jarak yang berjauhan. Ketika pengguna jasa seluer berpindah dari satu sel ke sel lain, panggilan dijaga agar tidak terinterupsi dengan menggunakan salah satu teknik switching, yaitu handoff.
Gambar 3.1 Sistem Telekomunikasi Selular Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem komunikasi seluler terdiri dari komponen berikut : 1
PSTN, tersusun atas local networks, exchange area networks, dan longhaul network. PSTN menginterkoneksikan antara telepon dengan peralatan komunikasi lain.
2
Mobile Switching Center (MSC) atau Mobile Telephone Switching Office (MTSO). Dalam sistem komunikasi seluler, MSC berfungsi untuk menghubungkan antara telepon seluler dengan PSTN. Dalam sistem seluler analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu MSC dapat menangani 100.000 pelanggan seluler dan 5.000 panggilan dalam waktu yang bersamaan.
3
Base Station, sering disebut juga sebagai Base Transceiver Station (BTS) pada sistem GSM, cell site (site). Pada base station, terdapat beberapa
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
pemancar (seringkali disebut sebagai transmitter atau TX) dan penerima (receiver atau RX). TX dan RX akan megangani komunikasi full duplex secara serempak. Biasanya, TX dan RX dikombinasikan menjadi transceiver (TRX) yang diletakkan di dalam suatu Radio Base Station (RBS). Base station biasanya juga mempunyai menara untuk membantu proses pemancaran atau penerimaan sinyal pada antena. 4
Mobile Station (MS). MS merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pelanggan jasa komunikasi seluler untuk memperoleh layanan. Beberapa komponen yang ada pada MS adalah transceiver, antena, rangkaian pengontrol, dan sebagainya. Selain itu, MS juga dilengkapi dengan kartu Subscriber Identity Module (SIM) yang berisi nomor identitas pelanggan. MS biasa kita kenal dengan istilah telephone selular.
3.3 BTS Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah sebuah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dan jaringan operator. Piranti komunikasi penerima sinyal BTS bisa telepon, telepon seluler, jaringan nirkabel sementara operator jaringan yaitu GSM, CDMA, atau platform TDMA.
Gambar 3.2 Perangkat BTS
15 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk selanjutnya dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data. Nama lain dari BTS adalah Base Station (BS), Radio Base Station (RBS), atau node B (eNB). Hingga saat ini masyarakat belum bisa membedakan antara perangkat BTS dan menara BTS padahal menara BTS bukanlah BTS itu sendiri. Gambar 3.2 adalah perangkat BTS sementara pada Gambar 3.3 adalah menara atau tower BTS.
Gambar 3.3 Menara BTS Komponen BTS pada dasarnya adalah piranti dan perangkat yang mampu menerima dan memancarkan sinyal dengan baik. Ketika BTS menerima atau mengirimkan sinyal maka ia juga bertugas mengkonversikan menjadi sinyal digital untuk kemudian dikirim ke terminal lain guna melaksanakan proses sirkulasi pesan maupun data. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.3.1 Tower Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya.
Gambar 3.4 Tower BTS
17 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.3.2 Antena Di
bidang
elektronika,
definisi
antena
adalah
transformator/struktur transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya. Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar, dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya. Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara. Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran dan frekuensi dan gain. Panjang antena secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya. Antena dipol setengah gelombang adalah sangat populer karena mudah dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif. Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik ke udara/ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik (penerima energy elektromagnetik dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi penerima saja.
Gambar 3.5 Antena 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.3.3 Penangkal Petir Penangkal petir itu merupakan rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya. Jenis penangkal petir ada tiga, yaitu penangkal petir konfusional, radio aktif dan ionisasi.
Gambar 3.6 Penangkal petir 3.3.4 Shelter Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat perangkatperangkat telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower atau Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya, yakni shelter BTS dan Tower.
Gambar 3.7 Shelter 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.3.5 Grounding Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan
terhadap
perangkat-perangkat
yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Fungsi dari sistem grounding adalah pelalu atau pengaman dari sambaran petir atau arus liar. Jenis proteksi sistem grounding ada dua jenis, yaitu arester (tidak langsung) dan grounding langsung. Komponen grounding berupa finial, kabel bare cooper, clamp, clamp jalan, pipa untuk vinial, sambungan kuku macan, grounding bar dan grounding plat.
Gambar 3.8 Komponen grounding 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.4
Sistem Elektrikal Elektrikal adalah sebuah prinsip ilmu yang mencakup tentang hal-hal yang memerlukan tenaga listrik dalam penerapannya. Elektrikal dalam bangunan adalah sistem-sistem pendukung bangunan yang memerlukan sebuah sistem mekanis dan sistem yang memerlukan tenaga listrik. Sistem - sistem pendukung tersebut diaplikasikan dalam bangunan untuk tujuan menunjang kegiatan yang dilakukan dalam bangunan, termasuk dalam hal kenyamanan dan keamanan bagi setiap aktivitas dan pelakunya di dalam bangunan tersebut. Sebagai contoh kecil adalah aktivitas istirahat, dalam istirahat pastinya kita membutuhkan ruangan yang nyaman, dan aman untuk mendapatkan istirahat yang bermutu. Untuk membuat ruangan tersebut aman dan nyaman, diperlukan penerapan ilmu mekanikal eletrikal yaitu system pengkondisian tata udara, pergantian udara, system tata cahaya dan juga system keamanan seperti fire fighting & dan alram. 3.4.1
Sistem Elektrikal Tower BTS Sistem ini adalah sistem utama yang menunjang perangkat radio yang berada di dalam ruang perangkat dimana fungsi utamanya adalah mendistribusikan daya ke setiap perangkat elektrik di dalam site. Sistem kelistrikan mencakup antara lain sistem alarm, sistem pengamanan perangkat, dan sistem pandingin. Didalam hukum dasar listrik arus listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu DC (Direct current) dan AC (Alternative current). Pada tegangan AC, bisa diaplikasikan dengan phasa tunggal dan multi phasa. Listrik yang dihasilkan pada PLN dibangkitkan dengan menggunakan sistem 3 phasa dimana masing-masing arusnya mempunyai perbedaan phasa sebesar 1200 satu sama lain. Secara umum untuk perumahan biasa sistem kelistrikan yang digunakan adalah satu phasa, artinya dari jala-jala PLN hanya diambil satu kawat berphasa (R, S, atau T). Dari jala-jala PLN akan masuk ke transformator, kemudian akan ditarik ke KWH meter pada 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
rumah, dan kemudian ke main distribusi panel (MDP). MDP memiliki fungsi sebagai pembagi arus listrik ke sekelomok perangkat. Pada KWH meter terdapat MCB (Miniatur Circuit Breaker) utama dan pada MDP terdapat sejumlah MCB untuk masing-masing kelompok perangkat. Sedangkan untuk industri termasuk BTS shelter memiliki sitem kelistrikan tiga phasa karena perangkat pada shelter ada yang menggunakan catuan AC satu phasa (Lampu, AC, dll) dan catuan AC tiga phasa (rectifier). Daya listrik yang digunakan tidak hanya dari listrik PLN tetapi juga terdapat generator set sebagai cadangan supplay daya. 3.4.2
KWH Meter KWH meter digunakan sebagai alai untuk mengukur daya yang terpakai oleh perangkat pada sistem elektrik di BTS. Selain itu KWH meter juga berfungsi untuk membatasi pasokan arus yang disalurkan ke main distribusi panel (MDP).
Gambar 3.9 KWH meter
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.4.3
Main Distribution Panel (MDP) MDP merupakan panel pembagi utama pada sistem kelistrikan di site BTS. Selain memberikan pasokan arus ke tiap beban, perangkat, dan komponen di site, MDP berfungsi juga sebagai proteksi pada perangkat-perangkat tersebut apabila terjadi kelebihan arus atau kelebihan voltage.
Gambar 3.10 Main Distribution Panel (MDP) Komponen utama dari MDP adalah :
Kotak MDP Kotak MDP memiliki accesories berupa: fuse, kabel indikator beserta lampunya, sepatu kabel MCB rail, terminal tembaga untuk busbar, kabel ducting, label, cover, dan set kunci.
Gambar 3.11 Kotak MDP 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Miniature Circuit Breaker (MCB) MCB adalah komponen elektrik yang digunakan untuk peroteksi kelebihan arus atau beban. MCB dapat dibedakan atas MCB satu phasa, tiga phasa, dan maksimun arus gantung dan tegangannya.
Gambar 3.12 MCB
Sistem proteksi internal Sistem proteksi internal digunakan dalam rangka untuk memproteksi perangkat beban dari adanyaarus berlebih dan loncatan tegangan yang tinggi.alai ini biasanya terdiri atas surge voltage controller dan lighting controller.
Kontaktor AC Kontaktor
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
mengontrol aliran arus agar tidak terjadi kerusakan akibat overload. Alat ini aktif bila besaran input (arus/voltage) lebih kecil dari harga tertentu dan akan putus bila input melebihi arus cut off.
Gambar 3.13 Kontaktor AC
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Timer AC Alat ini digunakan untuk mengeset waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan salah satu AC ketika yang satunya idle agar suhu ruangan tetap ideal dengan mengefisiansikan kerja dua AC.
3.4.4
Alarm System Alarm system berfungsi untuk mengontrol sejumlah sensor di dalam shelter dan melaporkannya ke OMC atau pusat maintenance BTS dan mengaktifkan perangkat yang terkaitan dengan sensor, atau dengan kata lain alarm system ini digunakan sebagai pendeteksi dini apabila terjadi sesuatu didalam BTS. Prinsip operasi didalam sistem alarm secara umum digambarkan di diagram blok dengan beberapa detektor, yaitu detektor panas, detektor asap, detektor pintu, detektor temperatur yang dihubungkan dengan panel alarm, kemudian panel alarm mengirimkan pesan sistem keamanan terpusat dan pada bel. Selain sistem alarm, di dalam shelter juga dilengakpi dengan proteksi pangamanan kebakaran yaitu thermatik dan fire exthinguisher.
3.4.5
AC (Air Conditioner) AC atau penyejuk ruangan dipasangkan didalam shelter agar suhu ruangan tetap stabil karena perangkat radio yang berada pada shelter bekerja optimal pada range suhu tertentu. AC dikontrol oleh timer dimana kedua AC dapat bekerja begantian dan jika listrik AC mati maka exhauster (DC fan) akan menyala secara otomatis. Bagian outdoor AC diletakkan diruangan yang terpisah atau di luar shelter dengan penutup tertentu, karena komponen out door mengghasilkan panas maka sistem ventilasi harus baik untuk sirkulasi udara.
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3.4.6
Sistem Grounding Sistem ini dibuat untuk menjaga keseluruhan perangkat dari kerusakan akibat kelebihan arus dan tegangan. Sistem grounding site terdiri atas sistem grounding tower, sistem grounding pagar, sistem grounding antena dan feeder, sistem grounding shelter, sistem grounding perangkat dalam shelter dan sistem grounding MDP. Semua sistem grounding dihubungkan dengan panel grounding yang tesebar dan kemudian dihubungkan ke panel pusat pada bak grounding di luar shelter.
Gambar 3.14 Sistem Grounding Petir dan tegangan lebih transient adalah masalah yang banyak terjadi untuk saluran telekomunikasi. Terutama di daerah tropis dengan intensitas sambaran petir yang lebih tinggi. Menurut data, 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
petir menyebabkan kerugian jutaan dolar pada instalasi radio selular dan
telekomunikasi
tiap
tahun.
Kerugian
pada
peralatan
telekomunikasi di USA sendiri diperkirakan US$1 milyar per tahun, belum termasuk kerugian produktivitas dari industri dan bisnis. Energi yang besar dari tegangan lebih transient mungkin berasal dari sambaran petir langsung ke tower-tower antena atau mungkin disalurkan pada kabel tenaga dan kabel telepon yang masuk bangunan dan fasilitas-fasilitas. Tegangan lebih transient terinduksi mungkin juga berasal dari dekat sambaran karena kopling kapasitif atau induktif.
Arus puncak dapat melampaui 200 kA dengan bentuk gelombang 10/350 μs (I.E.C. 61024-1).
Perubahan waktu arus naik antara 0.1 – 100 μs.
Surja multipulsa dialami lebih dari 70 persen kondisi sambaran langsung.
Arus lanjutan 200-500 A selama 1-2 detik mungkin juga terjadi. Perkiraan awal untuk kepekaan terhadap kerusakan akibat
sambaran petir dapat dilihat dari jumlah “hari guruh” tiap tahun :
Indonesia: 180-250
Malaysia / Brunei: 180-200
Singapura: 160-190
Thailand: 120-170
Filipina: 110-150
Vietnam: 90-140
Hong Kong, China : 80-100
Darwin, Australia : 80-90 Di Indonesia, salah satu menara komunikasi di Jawa Barat
terbukti
peka
terhadap
sambaran
petir.
Semenjak
waktu
konstruksinya pada Februari 1993 sampai Oktober 1995, menara
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
diserang oleh petir di 34 kali (pada enam belas hari terpisah) dengan kerugian peralatan terparah terjadi di hari ke sembilan. 3.4.6.1 Prinsip Proteksi BTS Tidak ada teknologi yang dapat mengatasi resiko dari sambaran petir dan transiennya dengan tingkat keamanan 100
%.
Enam
prinsip
perencanaan
proteksi
yang
direkomendasikan : 1. Menangkap Sambaran Petir Secara umum, titik yang paling peka pada sambaran langsung adalah pada titik tertinggi pada suatu struktur. Ini mungkin menara logam atau berbagai antena yang menonjol di puncak menara yang merupakan bagian paling peka terhadap sambaran langsung. Sistem antena satelit yang besar dan peralatan kendalinya adalah jenis yang peka terhadap sambaran langsung. Dengan menerapkan suatu terminal udara yang dirancang sesuai dengan tujuan pada puncak menara komunikasi, sambaran petir langsung dapat diarahkan ke suatu titik yang dipilih yang terletak jauh dari antena dan kabel untuk mengurangi resiko kerusakan peralatan akibat energi dan kekuatan langsung dari suatu discharge petir. Suatu rancangan terminal udara baru – Dynasphere – memotong discharge petir pada titik yang dipilih lebih awal daripada teknik proteksi kilat konvensional. Terminal udara ini dikembangkan berdasar riset tentang formasi korona dan efek muatan ruang disekitar titik-titik yang di-ground dalam batasan waktu seperseribu detik terutama untuk pengembangan aliran petir. Konstruksi ruang floating Dynasphere adalah pasif didekat badai, dan menghasilkan korona yang minimal. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Dalam seperseribu detik, sebagai pendekatan dari datangnya petir yang lebih dahulu, menjadi aktif melalui coupling kapasitif, itu menyerap energi dan membantu memicu pemotongan discharge yang menaik untuk menangkap dan mengendalikan downleader utama. Dynasphere adalah non-radioaktif yang tidak memerlukan sumber tenaga eksternal atau baterei. 2. Menyalurkan Arus Petir ke Ground Secara Aman Saat petir telah ditangkap di suatu titik yang dipilih, perlu untuk manyalurkan arus discharge secara aman ke ground, dan untuk meminimalkan penyaluran arus petir pada konduktor ancillary seperti kabel feeder coaxial yang dapat membawa energi petir yang berbahaya secara langsung ke rak peralatan. 3. Mendisipasi Energi ke tanah Energi yang sangat besar dari petir dibuang petir dengan tetap menjaga agar kenaikan potensial tanah seminimal mungkin dengan menggunakan impdansi yang kecil. 4. Menghilangkan loop Hal yang perlu diperhatikan adalah untuk menjaga casing peralatan pada referensi ground yang tetap, yang tidak menghasilkan interaksi resonansi dengan sinyal telekomunikasi itu sendiri. Oleh karena itu perlu bonding yang efektif dan menyeluruh pada semua peralatan dan system yang mengandung logam. Bonding dari berbagai casing peralatan tersebut di interkoneksikan dalam satu busbar untuk diketanahkan ke ekipotensial tunggal. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Perlengkapan untuk menyusun grounding yang ideal :
Setiap
system
grounding
(petir,
tenaga
listrik,
telekomunikasi, dll) harus secara individual dalam satu kesatuan
bonding.
Hal
ini
ditujukan
untuk
mengamankan pada kondisi transient.
Ring Interkoneksi grounding harus dipasang di sekeliling ruangan yang berisi peralatan elektronik yang sensitif. Interkoneksi meliputi tower, ground instalasi tenaga listrik, dan peralatan logam lainnya. Sistem juga harus dihubungkan dengan ground ring di garis sekeliling (seperti pagar). Hal ini akan mengurangi resiko gradien potensial di sekitar area.
Proteksi untuk petir harus dengan langsung dibonding ke ground ring.
Ground ring harus mterbuat dari konduktor dengan ukuran tertentu dan dikubur 900mm di bawah tanah. BC50 sepanjang 2 meter atau rod stainless stell dipasakkan di sekeliling groung ring dengan interval 3 sampai 4 meter. Untuk memastikan referensi grounding yang permanent.
Hanya ada satu titik tunggal untuk grounding semua peralatan
Sistem grounding (pengetanahan) yang efektif juga penting di mana menara diletakkan pada puncak dari atap. Beberapa kasus telah diamati di mana sebuah saluran ground tunggal dilewatkan sejauh 10-20 lantai di samping bangunan pada sebuah batang pentanahan terisolasi tunggal. Hal ini belum cukup aman.
Teknologi untuk membantu konstruksi jaringan pentanahan yang efektif atau untuk sistem grounding:
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bahan campuran khusus dapat digunakan untuk memperbaiki (memperkecil) impedansi grounding pada lokasi di mana resistivitas tanah tinggi seperti di daerah berbatu, daerah berpasir atau wilayah pegunungan dengan ukuran partikel tanah yang besar. Untuk menyesuaikan
dengan
kondisi
lingkungan
yang
bervariasi, bahan yang sesuai dibutuhkan untuk menahan seperti harus tidak melepas ion konduktif ke air tanah yang tercemar atau sekeliling tanah.
Molekul eksotermik (campuran tembaga dan campuran besi-tembaga) untuk grounding dan sistem proteksi petir akan memberikan keuntungan berupa permanent, tetap, kuat, resistansi rendah, sambungan yang bebas karat, tidak menjadi rentan dan lemah karena usia pemakaian
5. Peralatan proteksi dari surja dan transient pada saluran tenaga Bahkan untuk sebuah struktur yang telah disediakan dengan sebuah sistem proteksi langsung yang terintegrasi, tetap terdapat resiko-resiko yang disebabkan tegangan lebih transient yang melalui kabel eksternal. Energi yang besar dari tegangan lebih transient dapat meningkat dari coupling kapasitif dan induktif dari sambaran petir terdekat sebagai tambahan pada switching tenaga dan dari distribusi tenaga yang tidak teratur. Clamping dan filtering yang efektif dari daya transient pada saluran saluran daya hingga fasilitas adalah penting untuk mengurangi resiko kerusakan fisik dari peralatan, kerugian operasi dan kerugian ekonomi. Peralatan proteksi surja sederhana yang dipasang pada papan switch tidak cukup kuat untuk melindungi. 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Untuk melindungi peralatan yang peka, perlu untuk membatasi tegangan sisa kurang dari tingkat kekebalan internal peralatan. Untuk peralatan yang dioperasikan pada sistem 230 Vrms, kerusakan komponen mungkin dihasilkan dalam waktu sesaat dengan nilai puncak 700 V. Beberapa
pembuat
charger
(pengisi)
baterai
dan
penyearah menetapkan toleransi puncak di bawah 800 V. Beberapa peralatan yang dihubungkan secara paralel
dapat
memenuhi
tegangan
yang
direkomendasikan, Rating dari kenaikan arus dapat mencapai 10 kA/microsecond dari nilai awalnya dan magnitude
menjadi
lebih
tinggi
untuk
sambaran
selanjutnya pada sambaran petir yang terjadi berulang kali. Nilai dI/dt dan dV/dt yang sangat tinggi dapat menginduksi tegangan tinggi yang merusak sepanjang konponen,
menyebabkan
kerusakan
peralatan
dan
kegagalan. Teknologi low pass filter (LPF) yang dirancang dengan tepat akan mengurangi tegangan puncak sisa dan mengurangi tingkat kenaikan arus dan tegangan pada peralatan. Surja Reduction Filters (SRFs) dan filter DINLINE menyediakan berbagai tingkat pelemahan surja dengan clamping dan kemudian disaring. Tingkat proteksi yang baik ditawarkan oleh SRFs berarti meningkatkan keandalan operasional untuk peralatan
elektronik
dan
telekomunikasi
yang
dihubungkan catu daya utama dari filter tegangan. Proteksi seharusnya juga dipasang pada catu daya eksternal sebagai pelindung terhadap arus dan tegangan lebih transient.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6. Peralatan proteksi dari surja dan transient pada saluran telekomunikasi Peralatan proteksi surja coaxial (CSP = Coaxial Surge Protector) penting untuk proteksi terhadap tracking transient dari menara secara langsung ke peralatan transmisi dan telemetri melalui kabel RF. Meskipun tujuan perancangan konduktor membatasi arus petir secara luas, akan terjadi induksi ke kabel coaxial dengan sambaran ke menara atau sebagai hasil dari coupling magnetic dan kapasitif komponen saluran udara dari sambaran petir. CSPs didasarkan pada peralatan arrester gas yang diletakkan pada blok kuningan pipih yang dikrom. Peralatan ini memiliki ketelitian mesin untuk mencocokan impedansi dengan kabel coaxial. Proteksi yang disediakan pada tingkat daya 50 W dan beroperasi pada frekuensi di atas 3GHz. Secara khusus, CSPs seharusnya secara langsung dihubungkan ground pada titik masuk dari kabel feeder ke dalam fasilitas untuk menyediakan proteksi yang maksimal. Telecommunications line protectors (TLPs) didesain untuk melindungi terminal dan interface peralatan dari gejala transient yang terbawa pada saluran transmisi 3.4.7
Genset dan Perangkat Pendukungnya Genset adalah akronim dari “Generator set”, yaitu suatu mesin atau perangkat yang terdiri dari pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan besaran tertentu.
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Gambar 3.15 Genset 3.4.7.1 Rumah genset (power house) Rumah genset atau yang lebih dikenal dengan power house merupakan tempat meletakkan genset dan perangkat pendukungnya seperti tangki bahan bakar, penel listrik, grounding dan sebagainya. 3.4.7.2 Genset Genset merupakan kesatuan generator listrik, mesin pemutar dan komponen-komponen tambahan. Geneator berfungsi ketikan aliran catu daya utama PLN terputus, gangguan listrik PLN seperti turunnya tegangan atau fluktuasi
tegangan,
dan
kasus-kasus
tertentu
yang
menyebabkan aliran catu daya utama dari PLN terganggu.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/z