BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Paradigma Penelitian Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berpikir berdasarkan fakta
atau gejala hasil interpretasi. Kuhn mendefinisikan paradigma merujuk pada teori yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah.1 Sedangkan Harmon mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas.2 Paradigma adalah seperangkat asusmsi tersurat dan tersirat yang menjadi gagasan-gagasan ilmiah (Ihalauw, 2004). Paradigma bukan masalah benar atau salah, melainkan lebih memberikan manfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah cara pandang terhadap sesuatu. Dalam uraian yang lebih sederhana paradigma penelitian merupakan sudut pandang peneliti dalam memandang realitas yang diteliti. Sudut pandang penelitian akan berimplikasi pada pendekatan, prosedur, asumsi dan teori yang dipilih.3
1
2 3
Reza A.A Wattimena. Filsafat dan Sains Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Grasindo. 2008 hal 95. Lexy. J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006 hal 49. Sugeng Pujileksono. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang : Kelompok Intrans Publishing. 2015 hal 26
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini yakni paradigma pospositivistik. Paradigma pos-positivistik merupakan paradigma penelitian dengan karakteristik sebagai berikut :4 1.
Paradigma pos-positivistik menganggap bahwa penelitian tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai pribadi peneliti sendiri. Peneliti perlu memasukkan nilai-nilai sebagai pendapatnya sendiri dalam menilai realita yang diteliti. Dengan hal itu maka peneliti dapat lebih memandang suatu realita secara kritis.
2.
Paradigma ini lebih bersifat kualitatif.
3.
Realita yang diteliti berada di luar dan peneliti berinteraksi dengan objek penelitian tersebut. Jarak hubungan antara peneliti dengan objek lebih dekat.
4.
Tujuan penelitian paradigma ini sama dengan positivistik yaitu untuk mengetahui pola umum yang ada dalam masyarakat. Seperti diusulkan kaum positivis, aliran ini juga memandang bahwa secara
epistemologis hubungan antara periset dan objek yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Namun, aliran ini menambahkan pendapatnya bahwa suatu kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset berada di belakang layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara langsung5. Peneliti menggunakan paradigma post-positivistik, karena peneliti ingin mengetahui realita yang terjadi pada komunitas para pengemudi Gojek Srikandi dengan pelanggan selama memberikan layanan jasa transportasi. Dengan 4 5
Ibid. Hal 28 Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Bandung : Tiara Wacana. 2006, hal 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
paradigma ini peneliti dapat berinteraksi dengan objek yang diteliti yaitu aktivitas komunikasi oleh para pengemudi gojek Srikandi dengan pelanggan melalui pengamatan dan terlibat secara langsung dalam penelitian di kegiatan komunikasi tersebut. 3.2.
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian “Aktivitas oleh Para
Pengemudi Gojek Srikandi Dengan Pelaggan Selama Memberikan Layanan Jasa Transportasi”ini adalah dengan deskriptif kualitatif yakni penelitian yang memaparkan situasi dan peristiwa, memadukan berbagai macam informasi tanpa mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menjelaskan hipotesis atau membuat prediksi.6 Penelitian deskriptif adalah memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak bebas mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya.7 Penelitian
deskriptif
menurut
Koentjaraningrat
bertujuan
untuk
menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala. 8 . Penelitian 6
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. 1995. Hal 24 7 Ibid, hal 22 8 Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: LP3ES, 1999, hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
deskriptif melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambar dan bukan angka – angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang di teliti.9 3.3.
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
yaitu Penelitian Kualitatif
10
sendiri biasanya tidak dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan-penjelasan, mengontrol gejala komunikasi, megemukakan prediksi-prediksi atau untuk menguji teori apapun. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengertian Deskriptif Kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.. Jenis laporan studi kasus yang akan digunakan adalah produk tertulis meliputi baik studi multi kasus ataupun kasus tunggal tetapi tidak berisi narasi yang tradisional. Namun begitu, tulisan untuk masing-masing kasus mengikuti serangkaian pertanyaan dan jawaban, berdasarkan atas pertanyaan dan jawaban yang ada pada data dasar studi kasus yang bersangkutan. Struktur laporan studi kasus menggunakan struktur Analisis-Linier 11 adalah pendekatan standar untuk mengarang laporan penelitian. Urutan sub-sub topiknya mencakup isu atau persoalan yang akan diteliti, metode yang digunakan, temuan dari data yang dikumpulkan dan dianalisis, dan konklusi-konklusi serta implikasi-imlikasi dari temuan tersebut. 9
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. PT RemajaRosdaKarya, Bandung. 2001 hal 6 Pawito,2007, Peneliltian Komunikasi Kualitatif, LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta 11 Ibid hal 184 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Pendapat Bogdan dan Taylor yang dikuti oleh Lexy J Loleong mengemukakan 12 mengenai metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Peneliti sendiri menggunakan penelitian Kualitatif, karena dapat menganalisa data dengan pengamatan secara langsung dan bersifat apa adanya, serta dapat memahami suatu peristiwa atau fenomena dengan jelas. Pengamatan dan hasil informasi didapat setelah melalui proses wawancara dengan pihak terkait, dan juga melalui dokumen-dokumen resmi sebagai penunjang data. 3.4.
Subyek Penelitian Jika dalam penelitian kualitatif dikenal istilah responden, maka pemberi
informasi dalam penelitian kualitatif disebut informan. Informan13 adalah orangorang dalam latar penelitian dan ia adalah yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan orang – orang yang memiliki kredibilitas Pengemudi Gojek Srikandi berdasarkan lama bekerja atau per wilayah sebagai key informan dan informan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Key Informan Key informan adalah orang atau tokoh dalam sebuah organisasi yang memiliki jabatan penting yang dapat memberikan informasi penting. Untuk penelitian mendapatkan informasi dari Koordinator Pelaksana kegiatan yang 12
Ibid hal 25 Lexy Maleong,2001,Metode Penelitian Kualitatif, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal-90
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
terkait dalam proses pelaksanaan Customer Relations para pengemudi gojek Srikandi. Key Informan dalam penelitian ini adalah: 1. Ibu Reni Ekawati Selaku Pembina Organisasi Pengemudi Gojek Srikandi. Beliau merupakan penanggung jawab terhadap pengelolaan para pengemudi Srikandi. Beliau sudah bergabung paling lama di PT. Gojek Indonesia selama kurang lebih 2,5 tahun. Beliau sering di undang kantor untuk membina para pengemudi gojek wanita dan memberikan masukan khususnya untuk saran-saran yang diusulkan dari beberapa pengemudi gojek wanita. 2. Ibu Nurhasanah Selaku
Ketua Organisasi Pengemudi Gojek Srikandi. Beliau merupakan
penanggung jawab atas semua kegiatan program Customer Relations yang dilakukan oleh para pengemudi Gojek Srikandi dan sudah bergabung hampir 2 tahun di PT. Gojek Indonesia. Beliau sering di undang kantor untuk membina para pengemudi gojek wanita 2. Informan Informan merupakan sebagai pembanding dari jawaban-jawaban key informan, maka diperlukan agar jawaban yang telah di tunjuk lebih akurat. Informan dalam penelitian ini adalah: 1.
Ibu Pipit Pitriasih Selaku wakil ketua para pegemudi Gojek Srikandi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Peneliti memilih beliau, dikarenakan beliau merupakan kepanjangan tangan tugas dari ketua pengemudi Gojek Srikandi sebagai kepala penanggung jawab pengemudi Gojek Srikandi. 2.
Ibu Yulie Kenie Selaku pengemudi gojek srikandi daerah Pancoran Alasan peneliti memilih beliau, karena merupakan salah satu pengemudi gojek Srikandi yang merupakan humas di Komunitas Gojek Srikandi. Bekerja dengan jangka waktu tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana beliau membangun hubunganyang baik dengan pelanggan.
3.
Ibu Marcelina Selaku pengemudi gojek srikandi daerah Jakarta Selatan Alasan peneliti memilih beliau untuk menambah informasi dikarenakan beliau merupakan salah satu pengemudi gojek Srikandi yang merupakan sekretaris di Komunitas Gojek Srikandi.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data Dalam menjaring suatu satuan data dalam pengamatan, peneliti
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu a.
Data Primer
Teknik pengumpulan data Primer dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak Komunitas Pengemudi Gojek Srikandi di Jabodetabek. Menurut Deddy Mulyana,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
wawancara mendalam 14 adalah bentuk wawancara yang disusun dengan struktur tidak baku layaknya dalam penelitian Kuantitatif. Wawancara dapat mengambil beberapa bentuk 15 , yang paling umum adalah wawancara tipe open-ended, dimana peneliti dapat bertanya kepada informan kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini mereka mengenai peristiwa yang ada.Untuk memperoleh data atau informasi dilakukan dengan wawancara secara langsung (face to face) dengan informan yaitu Pengemudi Gojek Srikandi dengan maksud agar mendapat gambaran yang lengkap tentang topik yang peneliti teliti. Wawancara tidak terstruktur bersifat luwes16, susunan pertanyaan dan sususnan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,dsb) informan yang dihadapi. Alasan peneliti memilih teknik pengumpulan data tersebut yakni agar data dapat diterima secara langsung dan nara sumber dapat memberikan masukan secara tertulis. Selain itu teknik ini memungkinkan peneliti untuk dapat menggali informasi lebih mendalam mengenai aktivitas komunikasi oleh para pengemudi Gojek Srikandi dengan pelanggan selama memberikan layanan jasa transportasi.
14
Deddy Mulyana, 2001, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal-181 Robert K Yin, 2004, Studi Kasus: Desain dan Metode Diterjemahkan oleh M. Djauzi Mudzakir, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 108-109 16 Op.Cit, Hal-181 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
b.
Data Sekunder
1.
Data sekunder dalam penelitian ini di dapat dari studi kepustakaan, yaitu dengan membaca berbagai buku-buku studi komunikasi umumnya dan Public Relations kususnya yang berkaitan dengan permasalahan Customer Relations dan Internal Communications dalam memberikan Layanan di Jabodetabek.
2.
Selain itu peneliti langsung terjun sebagai Pengemudi Gojek Srikandi (Participant Observation) yang sangat membantu dalam penelitian ini. Data-data tersebut peneliti dapatkan dari organisasi komunitas pengemudi Gojek Srikandi yang berperan dalam pelaksanaan Aktivitas Komunikasi tersebut.
Dokumentasi-dokumentasi yang telah peneliti simpulkan sebagai tambahan data atau bukti pelengkap terlampir pada bagian belakang hasil penelitian ini. 3.6.
Teknik Analisis Data Teknik analisa data merupakan teknik yang digunakan dalam menganalisis
dan menginterpretasikan data yang ada. Analisis data yang digunakan adalah dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Tujuan analisis di dalam penelitian ini menyempit dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Analisis data sesuai dengan metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan menurut Robert K.Yin dalam bukunya Studi Kasus Desain & Metode17 terdiri dari tiga cara yakni sebagai berikut: 1.
Pertama menggunakan multisumber bukti yakni dengan mengambil satu sumber bukti terlebih dahulu (informan) untuk dijadikan satu-satunya landasan bagi suatu keseluruhan penelitian.
2.
Kedua yakni menciptakan data dasar studi kasus, hal ini berkenaan dengan cara mengorganisasikan dan mendokumentasikan data yang terkumpul, dimana data-data tersebut terdiri dari bukti dasar dan dari laporan peneliti seperti dalam bentuk artikel, laporan atau buku.
3.
Ketiga yakni memelihara rangkaian bukti, hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan pengamat dalam lingkup yang lebih luas dengan mengikuti asal muasal bukti sejak dari pertanyaan awal penelitian hingga konklusi akhir studi kasus yang bersangkutan. Analisis data18 adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
17
Robert K.Yin.Studi Kasus, Desain & Metode, Jakarta: Raja Grafindo Persada.2004 hal 118 Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta.2010 hal 244
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencairan data dan dokumentasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus ketua dan wakil organisasi driver gojek srikandi dalam memberikan layanan kepada customer, yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat langsung bagaimanakah aktivitas komunikasi para pengemudi gojek Srikandi dengan pelanggan selama memberikan layanan jasa transportasi. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan sekretaris dan humas organisasi Srikandi guna memperoleh data pendukung
mengenai
pelayanan kepada
customer. Untuk tahap analisis data, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian, peneliti menggunakan beberapa tahap: 1.
Pertama menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsurunsur kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan.
2.
Kedua, melakukan wawancara dengan anggota organisasi driver gojek Srikandi seperti sekretarisdan humas organisasi Srikandi guna memperoleh data pendukung mengenai pelayanan kepada customer
3.
Ketiga melakukan dokumentasi langsung di lapangan untuk melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
4.
Keempat, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan.
5.
Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/