BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Istilah Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat kesamaan landasan berpikir antara peneliti dengan pembaca berkaitan dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian maka pengertian dari masing-masing istilah tersebut adalah sebagai berikut: 3.1.1. Pengaruh Definisi pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:367)
pengaruh
adalah
akibat,
buah,
buntut,
cekaman,
cengkeraman (ki), dampak, efek, ekor, hasil, imbas, impak, impresi, karisma, kekuasaan, konsekuensi, kontrol, kuku (ki), pamor, perbawa, terkaman, wibawa. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang mempengaruhi (variabel X yaitu organizational citzenship behavior sebagai variabel independen terhadap variabel Y yaitu kinerja tenaga administrasi sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang sebagai variabel dependen yang dikenai pengaruh).
44
45
3.1.2. Organizational Citizenship Behavior Pengertian Organizational citizenship behavior secara lengkap dijelaskan Organ (1988:159) adalah perilaku yang dilakukan oleh para karyawan yang tidak secara tegas diberi penghargaan apabila mereka melakukannya dan juga tidak akan diberi hukuman apabila mereka tidak melakukannya. Tidak merupakan bagian dari deskripsi pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan dan merupakan perilaku karyawan yang tidak membutuhkan latihan terlebih dahulu untuk melaksanakannya. Organizational citizenship behavior dalam penelitian ini adalah perilaku dan sikap tenaga administrasi sekolah yang bekerja lebih dari tugasnya, dan melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus, namun berfungsi mendukung efektivitas dalam pengelolaan administrasi sekolah di SMK Swasta se Kecamatan Lembang. 3.1.3. Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah Kinerja menurut Prawirosentono dalam Edy Sutrisno (2010:170) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Kinerja pada penelitian ini yaitu hasil kerja tenaga administrasi sekolah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga
46
administrasi sekolah yang dijalankan secara efektif dan efisien di SMK Swasta se Kecamatan Lembang. 3.2. Metode Penelitian Metode adalah cara yang digunakan untuk menemukan jawaban permasalahan yang diteliti. Sedangkan penelitian merupakan langkah-langkah yang dipergunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi pengumpulan, penyusunan, penganalisisan dan penginterpretasian data secara sistematis. Secara umum dikemukakan oleh
Sugiono (2009:1) “metode
penelitian diartikan sebagi cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Hal ini sejalan dengan pendapat M. Iqbal Hasan (2002:20) bahwa: Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis. Metode penelitian menyangkut masalah kerjanya, yaitu cara kerja untuk dapat memahami yang menjadi sasaran penelitian yang bersangkutan, meliputi prosedur penelitian dan teknik penelitian. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh organizational citizenship behavior terhadap kinerja tenaga administrasi sekolah. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif dan metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dan studi kepustakaan dari beberapa referensi yang relevan untuk membantu dalam mengambil kesimpulan.
47
3.2.1. Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan kejadian-kejadian atau permasalahan yang ada pada masa sekarang. Penggunaan motode deskriptif dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang terjadi saat ini. Hal serupa juga dikemukakan oleh Surakhmad (1998:140) yang menyatakan bahwa “metode
deskriptif
merupakan
metode
yang
ditujukan
untuk
memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang”. Hal serupa juga di jelaskan oleh Arief Furchan (2007:447) Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penyelidikan itu dilakukan. Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan seperti yang dapat ditemui dalam penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Dengan demikian metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dikarenakan bertujuan untuk menjelaskan, meringankan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul pada bidang tenaga administrasi sekolah di SMK sewasta se-Kecamatan Lembang. 3.2.2. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan variabelvariabel penelitian sehingga dapat diketahui tingkat keterhubungan
48
dengan menggunakan teknik perhitungan statistik. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiono (2009:14). Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (Organizational Citizenship Behavior) terhadap variabel Y (Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah) dengan mengukur indikator dari masing-masing variabel tersebut sehingga diperoleh deskripsi mengenai variabel-variabel tersebut. Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti 3.2.3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan cara untuk memperoleh suatu informasi dengan cara menelaah berbagai sumber tertulis. Ketika melakukan suatu penelitian, seorang peneliti memerlukan sumber. Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh keterangan dan informasi yang relevan melalui pengkajian terhadap berbagai sumber tertulis yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti, seperti penelaahan
49
buku-buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, laporan penelitian atau karya tulis ilmiah, surat kabar, dan lain-lain. Dengan demikian hal ini akan memudahkan peneliti dalam mengembangkan, mengarahkan dan memperkuat kerangka berpikir sehingga memudahkan peneliti dalam mengambil kesimpulan. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Penelitian Populasi merupakan sekumpulan objek/ subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa, maupun gejala yang berada di sekeliling kita. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2008:52) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dapat diketahui bahwa jumlah tenaga administrasi sekolah di SMK se-kecamatan Lembang sebagai berikut:
50
Tabel 3.1. Data Jumlah TAS No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama SMK SMK PGRI Lembang SMK 45 Lembang SMK/SPP Snakma Cikole SMK Pakuan SMK Bina Wisata SMK Budi Raksa SMK Geger Kalong Jumlah Keseluruhan
Jumlah TAS 4 9 8 4 3 1 17 46
3.3.2. Sampel Penelitian Moh. Ali (1995:54) mengemukakan mengenai sampel, yaitu “sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili terhadap seluruh populasi”. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sugiono (2009:118). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi atau sama dengan sampling jenuh. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2009:124-125). Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
51
Dalam artian seluruh populasi dijadikan sampel yaitu seluruh tenaga administrasi sekolah di SMK se Kecamatan Lembang, yaitu sebanyak 46 orang dari tujuh sekolah. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan yaitu sebagai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Hal serupa juga dikemukakan oleh Subino (1982:162) menyatakan bahwa “yang dimaksud dengan teknik-teknik pengumpulan data disini adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai pengaruh Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah adalah teknik pengumpulan data tidak langsung, yaitu dengan menggunakan perantara instrumen. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. 3.4.1. Penentuan Alat Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat pengumpulan data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang telah ditentukan. Adapun alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan memperoleh keterangan atau
52
informasi tentang fakta yang diketahui subjek penelitian mengenai masalah yang sedang diteliti. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2009:199) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/ pernyataan tertulis kepada responden ”. Adapun angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya responden diberikan kesempatan untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang disediakan. Biasanya dengan memberikan tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan. Berikut ini adalah beberapa alasan peneliti memilih angket sebagai alat pengumpul data. 1) Memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban dengan memilih salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan. 2) Memberikan kebebasan kepada responden dalam meberikan jawaban 3) Menghemat tenaga, waktu dan biaya. 4) Dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang relatif banyak. 5) Memudahkan peneliti dalam menganalisis jawaban-jawaban yang dipilih responden. 4.4.2. Penyusunan Alat Pengumpul Data Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyusun angket sebagai alat pengumpul data. Langkah-langkah dalam penelitian
53
yang berjudul Pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang tersebut adalah sebagai berikut: 1) Menentukan
variabel
yang
akan
diteliti
yaitu
variabel
X
(organizational citizenship behavior) dan variabel Y (kinerja tenaga administrasi sekolah). 2) Menetapkan
indikator
dan
sub
indikator
dari
variabel
X
(organizational citizenship behavior) dan variabel Y (kinerja tenaga administrasi sekolah). 3) Menyusun
kisi-kisi
instrumen
(angket)
dari
variabel
X
(organizational citizenship behavior) dan variabel Y (kinerja tenaga administrasi sekolah). 4) Merumuskan pernyataan-pernyataan dari variabel X (organizational citizenship behavior) dan variabel Y (kinerja tenaga administrasi sekolah) yang disertai alternatif jawaban. 5) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Organizational Citizenship Behavior terhadap Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang, peneliti menggunakan penskoran dengan menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu:
54
Tabel 3.2. Skala Likert Alternatif Jawaban Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Tidak Pernah (TP)
Bobot 4 3 2 1
3.4.3. Uji Coba Angket Sebelum
melakukan
kegiatan
pengumpulan
data
kepada
responden sebenarnya, hendaknya terlebih dahulu melakukan uji coba angket kepada responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan dari alternatif jawaban yang ada dalam instrumen tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Burhan Mungin (2010:159). Instrumen penelitian harus diuji akurasinya terhadapa responden. Uji coba ini merupakan keharusan apabila peneliti ingin menghindari kegagalan total dalam pengumpulan data. Hal ini mengingat biasanya sebuah instrumen penelitian yang telah dinyatakan siap dipakai tetapi belum diuji coba, mengandung beberapa kelemahan terutama pada penggunaan bahasa, indikator maupun pengukurannya. Kegiatan uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dan dari uji coba angket ini diharapkan hasil penelitian
mempunyai
validitas
dan
reliabilitas
yang
dapat
dipertanggung jawabkan. Suatu angket dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan angket dikatakan reliabel
55
apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Adapun uji coba angket ini dilaksanakan di empat sekolah diluar
populasi
peneltian yaitu di SMK Darut Tauhid, SMK Vijaya Kusuma, SMK Pasundan 1 Bandung dan SMK Bina Warga terhadap 30 responden (tenaga administrasi sekolah). 3.4.4. Uji Validitas Instrumen Uji validitas merupakan tahapan penting yang harus dilakukan untuk mengukur ketepatan suatu instrumen. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur atau menguji apakah suatu instrumen sudah benarbenar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur atau belum. Melalui uji validitas dapat juga diketahui tingkat kevaliditasan suatu instrumen yang disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data yang diperoleh merupakan alat pembuktian hipotesis. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:167) bahwa validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, data tersebut harus mempunyai tingkat kebenaran yang tinggi untuk menetukan kualitas hasil penelitian. Adapun pengujian validitas tiap butir item dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product
56
moment yang dikemukakan oleh Pearson. Langkah-langkah pengujian validitas dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Menggunakan rumus product moment, dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
N (∑ XY ) − (∑ X ∑ Y ) { N ∑ X − (∑ 2
2
2
X ) }{N ∑Y − (∑ Y ) } 2
Keterangan : rxy
= Koefisien butir validitas yang dianalisis
N
= Banyaknya responden
X
= Skor responden untuk item pernyataan
Y
= Skor total responden untuk keseluruhan item
∑X
= Jumlah skor pertama
∑Y
= Jumlah skor kedua
∑XY
= Jumlah hasil perkalian skor pertama dan kedua
∑X
= Jumlah hasil kuadrat skor pertama
2
∑Y2
= Jumlah hasil kuadrat skor kedua
(Suharsimi Arikunto, 2006 :170) 2) Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai rtabel (lihat tabel korelasi product moment). Pada taraf kepercayaan 95 % diperoleh nilai rtabel. Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel) maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaiknya apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) maka item tersebut valid. 3) Untuk menghitung item nomor selanjutnya caranya sama yaitu hanya dengan mengganti skor X atau Y.
57
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus product moment tersebut, diperoleh nilai untuk setiap itemnya, dibawah ini merupakan hasil uji validitas untuk variabel X Organizational Citizenship Behavior dengan tingkat kesalahan 5% . Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Organizational Citizenship Behavior) Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
rhitung 0.716 0.635 0.510 0.661 0.721 0.553 0.219 0.573 0.580 0.402 0.615 0.469 0.213 0.578 0.578 0.685 0.584 0.515 0.471 0.458 0.489
rtabel (5%) 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
58
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh nilai untuk setiap itemnya, dibawah ini merupakan hasil uji validitas untuk variabel Y Kinerja dengan tingkat kesalahan 5 %. Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja) Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
rhitung 0.708 0.198 0.817 0.415 0.627 0.587 0.481 -0.025 0.530 0.373 0.757 0.827 0.548 0.694 0.530 0.465 0.314 0.033 0.084
rtabel (5%) 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Kesimpulan Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid
59
Untuk item yang tidak valid, Peneliti melakukan revisi dengan mengganti bahasa/ pernyataan yang lain atau membuang item tersebut dengan tidak mengurangi kebutuhan pada kisi-kisi angket. 3.4.5. Uji Reliabilitas Instrumen Sebagai persyaratan pokok kedua instrumen pengumpulan data adalah harus reliabel, reliabilitas merupakan tingkat ketetapan data atau hasil temuan. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono (2009:364) “reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”. Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, maka akan tetap menghasilkan data yang sama. Hal ini mengandung pengertian bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya atau data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan metode belah dua (split half method). 1) Mengelompokan skor item bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan mengelompokan skor item genap sebagai belahan kedua pada masing-masing variabel. 2) Menghitung koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Spearman Brown
60
2. rb 1 + rb Keterangan:
ri =
ri
= Reliabilitas
rb
= Korelasi
internal seluruh instrumen
produck moment antara belahan pertama dan
kedua 3) Menguji signifikansi koefisien korelasi dengan uji independen antar kedua variabel dengan menggunakan rumus dibawah ini, yaitu :
rb = rb
∑XY √∑X2*∑Y2 = korelasi produck moment antara belahan pertama dan kedua
∑XY
= Jumlah hasil perkalian skor pertama dan kedua
∑X2
= Jumlah hasil kuadrat skor pertama
∑Y2
= Jumlah hasil kuadrat skor kedua
4) Koefisien dianggap signifikan jika thitung lebih besar dari ttabel.. ttabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu dk=(n-2), dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) realibilitas masingmasing variabel adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus
Spearman Brown di peroleh hasil sebesar 0.999 untuk variabel X (Organizational citizenship behavior). Korelasi berada pada kategori
61
sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r tabel (0.433) maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X (organizational citizenship behavior) tersebut reliabel. 2) Untuk variabel Y berdasarkan hasil
perhitungan dengan
menggunakan rumus Spearman Brown di peroleh hasil sebesar 0.997. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r tabel (0.456) maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y (kinerja) tersebut reliabel. 3.5. Proses Pengumpulan Data 3.5.1. Tahap Persiapan Persiapan pada tahap ini dimaksud adalah persiapan administratif seperti
persiapan
surat-menyurat,
pengurusan
izin
penelitian,
pembuatan surat keputusan dan penggandaan instrumen. Dalam penelitian
ini
peneliti
mempersiapkan
beberapa
persyaratan
administrasi berkaitan dengan surat perizinan antara lain sebagai berikut: 1) Mengajukan proposal penelitian yangtelah disetujui atau disahkan oleh pembimbing akademik dan Ketua jurusan Administrasi Pendidikan.
62
2) Mengajukan permohonan izin kepada Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 3) Mengajukan surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia untuk memperoleh surat pengantar dari Rektor yang selanjutnya disampaikan kepada Kesbang Kabupaten Bandung Barat. 4) Surat yang telah memperoleh persetujuan tersebut kemudian disampaikan kepada masing-masing sekolah yang akan diteliti yaitu SMK 45 Lembang, SMK PGRI, SMK Budi Raksa, SMK Pakuan, SMK Bina Wisata, SMK SNAKMA dan SMK Pertanian Geger Kalong. 3.5.2. Tahap Pelaksanaan Setelah memenuhi dan melengkapi surat perizinan dari berbagai pihak, peneliti mulai melakukan pendekatan dengan pihak sekolah yaitu Kepala Sekolah atau Kepala Sekolah Bagian Kurikulum
yang
memberikan izin penelitian, selanjutnya peneliti menghubungi Kepala Tenaga Administrasi Sekolah/ TU yang diberikan wewenang untuk membantu penelitian ini. Adapun pengumpulan angket ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2011 sampai dengan 10 Juni 2011 yang ditujukan pada TAS di SMK Swasta se-Kecamatan Lembang.
63
3.5.3. Tahap Pengumpulan Data Instrumen berupa angket penelitian yang telah disebarkan pada tiap-tiap sekolah diisi oleh responden yaitu tenaga administrasi sekolah, kemudian angket dikumpulkan dan dihitung atau diperikasa kembali untuk mengetahui apakah dalam pengisiannya ada yang tidak sesuai dengan prosedur atau kurang lengkap. Setelah angket terkumpul, selanjutnya diolah untuk kepentingan penelitian. 3.6. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dimaksudkan agar data yang terkumpul mempunyai arti dan memudahkan dalam mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan stastistik dengan bantuan aplikasi Microsoft Exel 2007.
Adapun langkah langkah yang dilakukan peneliti
dalam teknik pengolahan data ini adalah sebagai berikut. Kegiatan pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan baik dan benar, sehingga peneliti dapat mengetahui gambaran kecenderungan variabel X (Organizational Citeizenship Behavior) dan variabel Y (Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah). Adapun langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
64
3.6.1. Seleksi Angket Langkah awal yang perlu dilakukan pada tahapan ini adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden, hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang terkumpul telah memenuhi syarat yang diolah. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini. 1) Memeriksa apakah semua data telah terkumpul. 2) Memeriksa semua pernyataan dalam angket untuk memastikan jawaban sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 3) Memeriksa apakah data telah terkumpul semua sehingga dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut. 4) Menetukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya. 3.6.2. Menghitung Kecenderungan Rata-Rata Variabel X dan Y Menghitung kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian, dengan menggunakan rumus Weighted Mean Scores (WMS).
Perhitungan
dengan
tekhnik
ini
dimaksudkan
untuk
menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria tolak ukur yang telah ditentukan. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata tersebut, dilakukan dengan cara menghitung persentase skor rata-rata setiap variabel X dan Y dengan menggunakan formula sebagai berikut: 1) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih
65
2) Menghitung frekuensi dari setiap jawaban yang dipilih 3) Mencari jumlah nilai dari setiap jawaban yang dipilih responden pada setiap item, yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian dikalikan dengan kedua bobot alternatif itu sendiri. 4) Menghitung rata-rata rata rata untuk setiap butir pernyataan dalam kedua bagian angket, dengan menggunakan rumus: =
∑X n
Keterangan Keterangan: = Nilai rata-rata yang dicari ∑X
=Jumlah jawaban yang dicari
n
=Jumlah responden (sampel)
5) Menentukan kriteria pengelompokan untuk skor rata-rata rata setiap kemungkinan jawaban. Adapun kriteria yang dipergunakan peneliti dalam perhitungan WMS adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS No. 1 2 3 4
Rentang Nilai 3,01-4,00 2,01-3,00 1,01-2,00 0,01-1,00
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Penafsiran Selalu Sering Kadang Kadang-kadang Tidak pernah
66
6) Menentukan presentase setiap indikator dan variabel dari kriteria yang ditetapkan dengan menggunakan rumus
X 4
dimana
konstanta 4 adalah skor tertinggi yang dijadikan skor kriteria. 3.6.3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variabel, variabel untuk tuk mengubah skor mentah menjadi skor baku penulis menggunakan Microsof Exel 2007 dalam program komputer. Adapun rumus yang digunakan yaitu: Ti = 50+10
[
(Xi S
)
]
Keterangan : Ti
= Skor rata-rata yang dicari
Xi
= Data skor dari masing-masing responden
X
= Skor rata-rata
S
= Simpangan baku Selanjutnya untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku
perlu diketahui hal-hal hal berikut: 1) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah 2) Menentukan banyaknya kelas (bk) ( interval dengan rumus bk = 1+(3,3) log n 3) Menentukan panjang kelas (Ki), yaitu rentang bagi banyaknya kelas. Ki =
R bk
4) Membuat tabel distribusi frekuensi 5) Mencari rata-rata rata dengan rumus:
67
∑fixi =
∑fi
6) Mencari simpang baku dengan rumus S=
√
n∑( fixi) – (∑fixi)2 n (n - 1)
3.6.4. Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data yang ada. Hasil pengujian terhadap normalitas distribusi data akan berpengaruh pada teknik statistik yang digunakan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametic atau non parametic, dengan menggunakan rumus chi kuadrat (X)2, sebagai berikut: k ∑ i=1 Keterangan: X2 =
(fo - fh)2 fh
X2 = Chi kuadrat fo
= Frekuensi yang diobservasi
fh
= Frekuensi yang diharapkan Adapun langkah-langkah langkah yang ditempuh adalah:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk melihat kenormalan distribusi 2) Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval 3) Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:
68
Z=
Xi -
X
S
4) Mencari luas (O-Z) dan daftar F 5) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O-Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambahkan luas O-Z yang berlainan 6) Mencari
Ei (frekuensi
yang
diharapkan)
diperoleh
dengan
mengalikan nilai tiap kelas interpal dengan n. 7) Mencari Oi (frekuensi hasil penelitian) diperoleh dengan cara melihat tiap kelas interpal (Fi) pada tabel distribusi frekuensi 8) Mencari X2 dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan 9) Menentukan keberartian X2 dengan cara, membandingkan presentil untuk distribusi X2. 3.7. Pengujian Hipotesis Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut yaitu: 3.7.1. Analisis Regresi Analisis regresi dilakukan untuk memprediksi seberapa besar perubahan yang terjadi pada variabel/ dependent (variabel Y) apabila nilai variabel bebas/ independent diubah (variabel X) adapun analisa regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana
69
dengan bentuk persamaan dengan rumus Sudjana (2002:315) yaitu sebagai berikut: Ŷ = a + bX Keterangan: Ŷ
= Harga variabel Y yang diramalkan
a
= Harga gram regresi (bilangan konstanta)
b
= Koefisiensi regresi yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit berubah pada X (koefisien arah regresi)
X
= Harga variabel X Langkah-langkah pengujian analisis regresi untuk memperoleh
hasil harga a dan b dengan rumus menurut Sudjana (2002:315) yaitu sebagai berikut: 1) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu sebagai berikut: a=
b=
(∑Y) (∑X2) (∑X) (∑XY) n (∑X2) - (∑X)2 n (∑XY) - (∑X) (∑Y) n (∑X2) - (∑X)2
2) Menyusun pasangan data untuk variabel X dan variabel Y 3) Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana 3.7.2. Analisis Korelasi Untuk
mencari
derajat
hubungan
antara
variabel
X
(Organizational Citizenship Behavior) dengan variabel Y (Kinerja TAS), dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan
70
dalam penelitian ini adalah koefisiensi korelasi dengan menggunakan rumus product moment. Adapun rumus yang digunakan sugiono (1994:148) yaitu sebagai berikut: 1) Mencari koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan koefisien korelasi product moment sebagai berikut: rxy =
n ∑ xi yi – (∑ xi) (∑ yi) √{n∑ xi2 - (∑ xi)2}{n∑ yi2 - (∑ yi)2}
Keterangan: r = Koefisien korelasi X= Jumlah skor pada variabel X Y= Jumlah skor pada variabel Y N= Jumlah responden Kriteria pengujian jika rhitung lebih besar dari pada rtabel , maka hipotesis nol (Ho) ditolak artinya terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, namun jika rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka hipotesis tidak diterima (Hi) artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. 2) Menafsirkan
koefisien
korelasi
berdasarkan
dikemukakan oleh Sugiono (2009:257)
kriteria
sperti
71
Tabel 3.6 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
3.7.3. Uji Signifikasi Uji signifikasi koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mencari nilai t test sehingga menambah keyakinan terhadap kebenaran keputusan dalam pengambilan jawaban hipotesis penelitian, berikut ini merupakan rumus uji signifikasi koefisien korelasi product moment dalam Sugiono (2009:257).
t=
r√n-2 √1 – r2
Keterangan: t
= Harga t yang dicari
r
= Koefisien korelasi
n
= Banyaknya data Kriteria pengujian terhadap uji dua pihak dengan dk = n – 2 pada
tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut: 1) Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2) Apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
72
3.7.4. Uji Koefisien Determinasi Uji determinasi ini untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100 % Keterangan: KD = Koefisien determinasi yang dicari r2
= kuadrat koefisien korelasi Demikian bahasan mengenai metoda penelitian pada bab III ini.
Perhitungan mengenai sampel penelitian ini mulai dari pengolahan data mentah menjadi baku sampai dengan uji korelasi, dapat dilihat pada lampiran. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian ini akan penulis uraikan dalam BAB IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan.