BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1
Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Penelitian ini adalah penelitian yang
berstruktur yang dimulai dari pengujian hipotesis.Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunkan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini diupayakan memastikan pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita. Lokasi penelitian dilakukan pada siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga. 1.2
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadai titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 1998:99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (X1) Lingkungan sekolah dan Peran guru (X2), satu variabel terikat (Y) Motivasi belajar siswa. 1.3
Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Dari pengertian dan penjelasan tentang
45
populasi tersebut, maka yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Pelita salatiga. 2. Sampel Merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sugiyono (2011:81).Metode penarikan yang dilakukan teknik Proportional Random Sampling dengan presisi 10% serta tingkat kepercayaan 95% didapatkan sampel sejumlah 65 siswa. 1.4
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh infomrasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai
tujuan
penelitian.Peneliti
dapat
menggunakan
teknik
pengumpulan
dalam
mendapatkan data yang lengkap dan obyektip.Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut. 1. Kuesioner / Angket Menurut Sugiono (2010;199), “kuesioner (angket) adalah pteknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Pertanyaan/pernyataan yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup karena akan membentu responden untuk menjawab dengan cepat dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Kuesioner (angket) digunakan dalam penelitian agar peneliti dapat melakukan kintak langsung dengan responden sehingga data yang diperoleh lebih cepat dan objektif.data yang dikumpulkan menggunakan angket merupakan informasi dari responden tentang pengaruh lingkungan sekolah dan peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK Pelita Slaatiga. Kisi-kisi lembar angket sebelumnya dilakukan validitas pada ahlinya pada hal ini pembimbing. Metode utama menjelaskan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk
46
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Peneliti menggunakan angket atau kuesioner langsung kepada siswa 51 sampel berdasarkan responden yang telah ditentukan sebelumnya. Angket untuk variabel lingkungan sekolah, peran guru dan motivasi belajar berisi 52 item pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, peneliti untuk tiap item angket tersebut adalah sebagai berikut: a. Untuk jawaban selalu diberi skor 5 b. Untuk jawaban sering diberi skor 4 c. Untuk jawaban kadang-kadang diberi skor 3 d. Untuk jawaban pernah diberi skor 2 e. Untuk jawaban tidak pernah deberi skor 1 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, agenda dan sebagainya. (Arikunto 1998) dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan-keterangan yang relevan dan dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen yang dimilki oleh guru kelas. Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar nama kelas siswa. 3.5. Definisi Oprasional W. Gulo (2010:44) mengatakan “Definisi oprasional dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia bisa berfungsi sebagai petunjuk untuk menemukan data yang tepat dalam dunia impiris. Definisi oprasional memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti dan dapat memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam
47
bentuk yang dapat di ukur. Definisi oprasional dalam penelitian di SMK Pelita Salatiga ini adalah sebagai berikut: Lingkungan sekolah terkait dengan metode mengajar guru,kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah. Lingkungan sekolah mencakup keadaan lingkungan sekolah,suasana sekolah, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib dan fasilitas-fasilitas sekolah. 1. Motivasi belajar Motivasi belajar adalah tingkat pernyataan siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga tentang dorongan untuk melakukan sesuatu hal yang diwujudkan dalam sebuah tindakan untuk melakukan kegiatan belajar dalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. 2. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah adalah pernyataan siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga segala sesuatu yang mempengaruhi kenyamanan belajar siswa baik dalam bentuk aspek fisik maupun aspeknon fisik. Termasuk dalam aspek fisik yaitu kelengkapan sarana prasarana,sedangkan dalam aspek non fisik yaitu relasi siswa dengan siswa. 3. Peran Guru Peran Guru adalah pernyataan siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga hasil pemahaman siswa terhadap peran guru sehingga dapat ditentukan bagaimanatanggapan siswa terhadap peran yang telah dijalankan oleh guru tersebut. Adapun indikator dari Peran Guru dalam Proses Pembelajaran yaitu:Sebagai informator, organisator, motivator, direktor inisiator, transmitter ,fasilisator , mediator, evaluator dalam proses pembelajaran yang dilakukan di SMK Pelita Salatiga. 3.6. Instrumen Penelitian
48
Menurut Sugiyono (2010:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena tersebut disebut vareabel penelitian.Instrumen penelitian disusun dengan maksud mendapatkan data penelitian dengan tingkat ketercukupan data tertentu sesuai dengan fokus masalah penelitian. Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran harus mempunyai skala. Skala pengukuran yang digunakan pada peneliti ini adalah skala Likert. Menurut Sugiyono (2010:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap , pendapat, atau persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial atau sekelompok orang tentang fenomen sosial.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Menurut Sugiyono (2010:199), kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan berbentuk pentanyaan tertutup karena akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat dan termasuk kuisioner (angket) langsung, sehingga data yang diperoleh lebih cepat dan obyektif. Penyusunan kisi-kisi intrumen penelitian didasarkan pada variabel dan inkator penelitian yang ada. Kisi-kisi intrumen variabel Lingkungan Sekolah (X1), kembangkan sendiri dengan memperhatikan indikator dari lingkungan sosial dan nonsosial, dari Lingkungan sosial relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa. Lingkungan nonsosial metode mengajar, disiplin sekolah, fasilitas sekolah, waktu sekolah, dan gedung sekolah.Sedangkan kisi-kisi instrumen variabel Peran Guru (X2) dengan indikator guru sebagai demonstator, sebagai pengelola kelas, sebagai mediator dan fasilitator, sebagai motivator, sebagai evaluator. Kisi-kisi instrumen variabel Motivasi Belajar (Y) dengan indikator tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang belajar sendiri,
49
cepat bosan dengan tugas-tugas yang diberikan, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Berdasarkan definisi oprasional dari masing-masing variabel maka dapat disusun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel tersebut sehingga dapat ditentukan kisi-kisi yang akan diwujudkan dalam butir-butir pernyataan. Jawaban dari pernyataan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Skala Likert dengan skala pengukuran ordinal, yang dikategorikan dalam 5 jawaban dengan nilai, yaitu: Tidak pernah, Pernah, Kadang-kadang, Sering, Selalu. Berikut ini adalah kisi-kisi angket Lingkungan Sekolah, Peran Guru, dan Motivasi Belajar sebelum di ujicoba: Tabel 1. Kisi-kisi instrumen penelitian Lingkungan sekolah
Indikator
Variabel
Lingkungan sekolah
Metode
adalah segala sesuatu
pembelajaran
Pernyataan
1.
Dalam penjelasan materi guru memberikan contoh yang riil pada kehidupan siswa
yang mempengaruhi 2.
kenyamanan belajar
Guru menggunakan metode pengajaran yang variatif, sehingga saya tidak bosan
siswa baik dalam
dalam belajar
bentuk aspek fisik
3.
maupun aspeknon
Guru memberikan pengulangan pada siswa yang lamban
fisik. Termasuk
4.
Guru menggunakan media yang
dalam aspek fisik
menarik dalam setiap menjelaskan
yaitu kelengkapan
materi
sarana prasarana, sedangkan dalam aspek non fisik yaitu
Hubunganguru
5.
Guru memberikan latihan soal kepada siswa disetiap akhir pembelajaran
dengan siswa
relasi siswa dengan
6.
siswa, relasi guru
Guru mengadakan remidiasi bagi siswa yang hasil tesnya rendah
7.
50
Guru sangat menguasai kelas, sehingga
dengan siswa,
semua siswa memperhatikan apa yang
disiplin sekolah.
disampaikan.
Hunguan siswa dengan
8.
siswa
Saya memberikan dukungan moril kepada teman yang mengalami musibah
9.
Saya menghargai pendapat teman dengan ikhlas
Disiplin sekolah
10. Sekolah mempunyai alat belajar yang lengkap, baik media pembelajaran maupun sumber pembelajaran 11. Halaman yang telah disediakan sekolah mendukung proses pembelajar dan kegiatan sekolah
Waktu sekolah
12. Guru menaati peraturan yang terdapat disekolah untuk memberi contoh yang baik kepada siswa 13. Guru dan siswa datang dan pulang ke sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan
Fasilitas sekolah
14. Jumlah alat peraga yang disediakan sudah mencukupi 15. Gedung laboratorium sudah di manfaatkan sesuai kebutuhan proses
51
pembelajaran
Keadaan sekolah
16. Gedung sekolah terlihat bersih dan rapi 17. Gedung sekolah sudah dimanfaatkan sesuai dengan jumlah siswa tiap kelas 18. Gedung sekolah sudah disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Peran Guru Variabel Persepsi Peran Guru
Indikator
Pernyataan 1.
Sebagai mediator
dalam proses
Guru memberikan variasi dalam melakukan interaksi
pembelajaran adalah hasil
2.
pemahaman siswa
Guru mampu menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang
terhadap peran guru
diajukan siswa
sehingga nantinya dapat
3.
ditentukan
Guru melakukan variasi dalam waktu tatap muka
bagaimanatanggapan siswa terhadap peran
52
yang telah dijalankan oleh guru tersebut.
4.
Sebagai motivator
Guru mampu memberikan motivasi kepada siswa yang bermasalah dalam bidang akademik maupun pribadi.
5.
Guru melakukan antusiasme dalam mengajar didalam kelas
6.
Sebagai director
Guru memberikan pengalaman yang bermakna
7.
Guru menciptakan kondisi belajar yang optimal
8.
Sebagai vasilitator
Guru menunjukan sikap tanggap dalam mengelola kelas
9.
Guru memusatkan perhatian siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
10. Guru memberikan petunjuk dan
Sebagai evaluator
tujuan yang jelas sebelum memberikan pelajaran kepada siswa 11. Guru memberikan solusi setiap menghadapi siswa yang bermasal 12. Guru memberikan penilaian yang
Sebagai organisator
jujur dalam proses pembelajaran 13. Guru mampu menghindari respon negatif dari siswa
53
Tabel 3. Kisi-kisi instrumen penelitian motivasi belajar Variabel
Indikator
Motivasi belajar adalah
Tekun menghadapi
aspek yang paling penting
tugas
Nomer item
1.
Saya membahas ulang pelajaran sekolah ketika berada di rumah
dalam mendukung siswa
2.
dalam mengerjakan atau
Dalam sehari saya belajar dirumah kurang dari 2 jam
mepelajari sesuatu hal,
3.
Saya bertanya kepada guru ketika
atau sesuatu yang
mendapatkan kesulitan dalam
mendorong siswa untuk
mengerjakan tugas
bertindak atau melakukan sesuatu sehingga mempengaruhi seseorang dalam mencapai sebuah perestasi belajar. 4.
Ulet dalam
Saya berusaha mengerjakan tugas sebaik mungkin dengan bertanya
menghadapi kesulitan
kepada guru dan teman 5.
Saya mencari solusi dalam menghadapi kesulitan pada saat mengerjakan tugas
6.
Saya menyediakan waktu belajar secara rutin dirumah
7.
Menunjukan minat
Setiap mendapatkan tugas dari guru, saya berusaha mengerjakan
terhadap macam-
tugas sendiri
macam masalah 8.
Saya berusaha mengerjakan tugas dari guru, meskipun tugas itu sangat sulit
54
9.
Lebih senang beajar
Meskipun tidak mendapat pujian, saya berusaha mengerjakan tugas
mandiri
dengan baik 10. Saya merasa terbebani pada saat mengikuti proses belajar mengajar 11. Pada saat mengerjakan tugas dari guru, saya berusaha mengerjakan tugas secara mandiri
12. Saya mengerjakan tugas dari guru
Cepat bosan dengan
secara bersama-sama dengan
tugas-tugas yang rutin
temanmu 13. Saya merasa bosan dengan cara mengajar gurupada saat proses belajar mengajar
Dapat mempertahankan
14.
Saya merasa senang pada saat mengerjakan tugas yang diberikan
pendapat
oleh guru 15.
Saya membandingkan prestasi yang saya capai dengan teman saya
16.
Saya mempertahankan pendapat saat menjawab pertanyaan dari guru
55
17.
Tidak mudah
Saya mempertahankan pendapat pada saat menjawab soal ulangan
melepaskan hal yang 18.
sudah diyakini
Saya mempertahankan jawaban pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
19.
Senang mencari dan
Pada saat mengerjakan ulangan saya mengerjakan soal sendiri
memecahkan masalah 20.
soal-soal
Saya akan mencari dan memecahkan soal-soal tanpa diperintah oleh guru
21.
Apabila saya memecahkan masalah, saya akan mencari sendenri tanpa dibantu guru dan teman-teman
1.7 Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen yang dimaksudkan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 : 176) instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuain dan kecermatan fungsi alat ukur yang digunakan.
56
Suatu alat pengukur yang dikatakan valid jika benar-benar sesuai dan menjawab tentang vareabel yang diukur.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau keahlian suatu intrumen. Menurut Sugiyono (2004: 109), sebuah intrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang yang diteliti secara tepat. Validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan validitas konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2004:141), validitas kontruk dilakukan dengan mengkonsultasikan indikator-indikator yang digunakan dalam instrumen pada ahli dibidangnnya sehingga pengembangan indikatornya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Validitas ini dikembangkan dengan kisi-kisi instrumen menjadi butir-butir (item) pernyataan. Sehubungan validitas alat ukur, Suharsimi Arikonto (2002:245), membedakan dua macam validitas alat ukur yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis merukan validitas yang didiperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menuntut logika yang akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Validitas impiris adalah validitas yang diperoleh dengan jalan pengujicobaan jalan instrumen pada sasaran yang sesuai dalam penelitian.Selesai angket disusun dan diujicobakan validitas logis reabilitas, angket tersebut di ujicobakan pada siswa dari SMK yang memiliki karakteristik. Menurut Sugiyono (2010:177), instrumen yang di uji cobakan pada sampel dimana populas di ambil dengan jumlah anggota sampel yang digunakan. Hasil ujicoba ini diketahui sejauh mana validitas dan rentabilitas instrumen yang akan digukana dalam pengambilan data. Pengujian validitas adalahpengujian yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur.Nilai validitas yang dicari dengan menggunakan rumus koefisien product moment Karl Person (Suharsimi Arikonto, 2006:170).Pengujian validitas ini digunakan untuk mengukur validitas instrumen.
57
Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product momentdari Karl Person (Sihasimi Arionto, 2006:170).Pengujian validitas ini digunakan untuk mengukur validitas instrument. Keteranagan: a.
r xy= Koefisien Korelasi
b.
N = jumlah responden
c.
∑ XY = Total perkalian skor item dan total
d.
∑ X = Jumlah skor item
e.
∑ Y = Jumlah skor total
f.
∑ X2 = Jumlah kuadrat skor item
g.
∑ Y2= Jumlah kuadrat skor total Suharsimi Arikunto, (2006:170) Pengujian validitas empiris daoat menggunakan teknik
analisis butir, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. Menurut Sutrisno Hadi (1987:27) suatu butir dikatakan valid apabila r –hitung > r-tabel pada tarif siknifikan 5% pada pengujian satu sisi. 2. Uji Validitas Reabilitas Reabilitas menyangkut masalah ketepatan (accurary) alat ukur.Ketepatan ini dapat dimulai dengan analisis statistik untuk mengetahui measuranment of error atau salah ukur.Reabilitas lebih mudah digunakan dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan humogenitas.Menurut Suharsimi Arikunto (2002:154) suatu instrumen dikatakan reabel apabila instrument tersebut cukup dapat dipercaya sebagai alat pengukur data.
58
Penelitian ini di uji reabilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpa. Adapun Croanbach Alpa adalah sebagai berikut: Rumus:
r11 = K
1- ∑
b
(k-1)
b
2
2
Keterangan: r11
= reabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
∑ t
b 2
2
= jumlah varians butir = varians total (Suharsimi Arikunto, 2006:196) untuk menginterprestasikan r11 yang diperoleh dari
rumus Alpha ini digunakan dengan cara memperhatikan indeks korelasi sebagai berikut:
Tabel 1.4. Interprestasi Reabilitas Besarnya nilai r
1.8
Interprestasi
Antara 0.800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak Rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Sangat rendah
Antara 0,000 samapai dengan 0,200
(tidak berkorelasi)
Teknik Analisis Data
59
Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengelola data agar dihasilkan suatu kesimpulan yang tepat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis diskriptif dan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi dua prediktor. 1.
Analisis Diskriptif Tujuan pertama dilaksanakan analisis diskriptif adalah untuk mengetahui kondisi untuk
satu vareabel sehingga data memiliki arti dan makna. Analisis diskriptif dilakukan dengan cara mengolah data yang diperoleh, kemudian disusun dengan cara teratur, agar mudah dimengerti. Data dari setiap vareabel dianaisis dengan menentukan nilai rata-rata dan nilai simpangan baku, kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kurang, cukup, dan baik.
2.
Pengujian Persyaratan Analisis Persyaratan analisis data meliputi normalitas, linieritas, multikolinieritas.Persyaratan
analisis ini dilakukan agar dapat dilakukan uji hipotesis melalui regresi dua prediktor, sebelum dilakukan uji analisis tersebut, terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dan linieritas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunkan rumus One SampleKolmogorov-Smirnov Test (1sampel K-S),hal ini untuk memeriksa apakah populasi distribusi normal atau tidak.
Rumus 1- sampel K-S:
KS = maksimu FT-FS Ketengann : Xi = angka pada data 60
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal FT = Propabilitas komulatif normal, komulatif profesiluasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari luasan kurva mulai dari ujung kiri kurva samapai dengan titik Z. FS = Propabilatas komperatif impiris b.
Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara vareabel bebas. Menggunakan rumus product moment, akan diperoleh harga interkorelasi antara variabel bebas. Menurut (Suharsimi Arikunto 2002:1460), jika harga interkorelasi antara vareabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,800 maka akan terjadi multikolinieritas. Kesimpulannya jika terjadi multikolieritas antara vareabel bebas maka uji regresi ganda akan dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika tidak terjadi multikolieritas antar vareabel maka uji regresi ganda dapat dilanjutkan.
Keteranagan: a.
r xy= Koefisien Korelasi
b.
N = jumlah responden
c.
∑ XY = Total perkalian skor item dan total
d.
∑ X = Jumlah nilai X
e.
∑ Y = Jumlah nilai Y
f.
∑ X= Jumlah nilai X
g.
∑ Y= Jumlah nilai Y
61
Syarat terjadinya multikolieritas adalah jika harga interkorelasi antara variabel bebas lebih besar atau lebih sama dengan 0,800. Apabila harga interkorelasi antar vareabel bebas kurang dari 0,800 berarti tidak terjadi multikolinieritas.
3.9 Pengujian Hipotesisi 1. Regresi Linear Berganda Arikunto (2002:180) manyatakan bahwa regresi linear berganda adalah regresi linear dimana sebuah variabel terikat (variabel Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel X). Perhitungan akan dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows. Model hubungan variabel akan dianalisis sesuai dengan persamaan regresi. Langkah – langkah yang dilakukan untuk menganalisis adalah sebagi berikut: Mencari persamaan garis regresi Y = a + b1X1 + b2X2 Dimana: Y : Variabel terikat (Hasil belajar) X1 : Variabel disiplin belajar X2 : Variabel lingkungan keluarga A: Konstanta b1 : Koefisien regresi disiplin belajar b2 : Koefisien regresi lingkungan keluarga
62
Dalam pengujian regresi berganda dapat digunakan uji statistik t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel.Pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Ho diterima bila thitung dicapai pada tingkat p probabilitas > 0,05. Ho ditolak bila thitung dicapai pada tingkat p probabilitas <0,05. 1.
Uji hipotesis distribusi t Uji t digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara predictor X1 (Disiplin
Belajar) terhadap YHasil belajari ) dan X2 (Lingkungan Keluarga) terhadap Y (Hasil belajar ). Penghitungan harga thitung kemudian di konsultasikan dengan ttabeldalam
taraf signifikansi
5%.Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima.Sebaliknya jika thitung lebih kecil dari pada ttebel maka H0 diterima. 2.
Uji hipotesis distribusi F Uji F digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara predikor X (
Lingkungan sekolah dan peran guru ) dan Y (motivasi belajar siswa ). Dari perhitungan harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel dalam taraf signifikan 5%.Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel maka Ha diterima.Sebaliknya jika Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel maka H0 diterima. 3.
Koefisien determinasi Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependent/terikat Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.Jika R mendekati 1, maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen/bebas terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R
63
mendekati 0 maka semakin lemah variasi varibel independen menerangkan variabel dependen/terikat sangat terbatas.
64