BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SMK Gotong Royong Telaga dengan berdasarkan pertimbangan bahwa SMK Gotong Royong Telaga adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang telah memiliki sertifikasi standar ISO 9001:2008. Lokasi SMK Gotong Royong Telaga yang berada di di daerah perkotaan ini memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. B. Pendekatan dan Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mengingat penelitian ini berbentuk tindakan atau kegiatan seseorang ataupun beberapa orang berkenaan dengan peningkatan sistem manajemen mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Obyek penelitian adalah bersifat alami (natural), data yang diungkapkan berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angka-angka. Obyek penelitian tidak diberi perlakukan khusus atau dimanipulasi oleh peneliti sehingga data yang diperoleh tetap berada pada kondisi alami sebagai salah satu kriteria penelitian kualitatif. Data yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi kemudian dianalisis secara induktif. Berdasarkan teknik tersebut penelitian ini lebih tepat menggunakan pendekatan kualitatif hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Hasil eksplorasi dari penelitian ini akan membangun suatu teori yang bersifat induktif dari sejumlah abstraksi data yang telah dikumpulkan berkenaan dengan
otonomi guru dalam menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam mendeskripsikan fenomena secara alami akan digunakan prosedur yang bersifat deskriptif dan induktif dengan menghadirkan peneliti sebagai instrumen utama pengumpulan data sebagai salah satu ciri penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh pemahaman ideografik (studi kasus) dari pada fenomena perilaku dan tindakan-tindakan manusia dan bersifat kontinyu atau siklus dari khusus ke umum (mulai tahap konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi) yang dikembangkan atas dasar kejadian yang diperoleh ketika penelitian lapangan berlangsung. Dengan dasar itu peneliti menetapkan untuk menggunakan pendekatan kualitatif. 2. Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan rancangan studi kasus. Kasusnya adalah bagaimana pengelolaan sekolah bertaraf internasional dengan standar ISO 9001:2008. Bogdan dan Biklen (dalam Arifin:2009) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini merupakan suatu langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Lebih lanjut menurut dijelaskan bahwa jenis studi kasus dibagi menjadi tiga, yaitu: studi kasus eksploratoris, deskriptif dan eksplanatoris. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Arifin : 2009) menyarankan untuk para peneliti pemula agar menggunakan metode studi kasus terlebih dahulu dari pada menggunakan metode yang lain, sebab metode ini seperti anggapan beberapa para ahli lebih mudah dilakukan. Karena studi kasus langsung pada sasaran penelitian berupa manusia, peristiwa, latar dan dokumen serta sasaran-sasaran penelitian dapat ditelaah secara mendalam sebagai status totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada diantara variabel-variabel dipertimbangkan lagi. Untuk
lebih jelasnya rancangan studi kasus didalam penelitian ini yaitu: studi kasus observasional Bogdan dan Biklen, artinya peneliti hanya mengamati apa yang terjadi di lapangan yakni suatu peristiwa yang berkenaan dengan pemberdayaan komite sekolah. C. Kehadiran Peneliti Mengenai kehadiran peneliti dalam kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono (2010 : 59) bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku utama dalam penelitian, tentu saja sebagai manusia biasa dengan segala kemampuan masih terbatas, maka dalam pengumpulan data masih diperlukan catatan lapangan. Kenyataannya, penelitian kualitatif tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan pengumpulan data yang sangat berpengaruh dalam analisis data, interpretasi data serta penarikan generalisasi. Sebelum peneliti memasuki area penelitian yaitu di SMK Gotong Royong Telaga untuk proses pengumpulan data dan informasi, maka terlebih dulu peneliti menemui key informan yaitu kepala sekolah. Ketika memasuki lokasi penelitian, peneliti harus menempuh pendekatan informal dan formal, serta mampu menjalin hubungan yang akrab dengan informan. Untuk itu, agar diperoleh data yang valid,peneliti mengunjungi lokasi. Pada tahap ini yang diutamakan adalah bagaimana peneliti dapat diterima dengan baik pada waktu memasuki setting area yaitu situasi di SMK Gotong Royong Telaga. Ketika berada di lokasi penelitian peneliti memasuki situasi di SMK Gotong Royong Telaga untuk mencari data yang terkait dengan fokus penelitian, berusaha untuk akrab dengan subyek penelitian seperti kepala sekolah, komite sekolah, guru dan pegawai tata usaha. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat penting dan mutlak diperlukan. Peneliti sebagai instrumen berarti peneliti harus dapat mengungkap makna, berinteraksi terhadap nilai-nilai lokal. Peneliti yang melakukan penelitian datang ke lapangan dan mencari informasi yang diperlukan serta tidak menganggap informan/responden sebagai subyek atau obyek tetapi mereka dipandang sebagai informan yang berkedudukan sebagai teman sejawat.
Saat melakukan pengumpulan data, peneliti berusaha untuk memperoleh data penelitian dan mengungkap secara obyektif data yang diperoleh. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara mendalam dengan informan dari beberapa pegawai yang dianggap memahami secara baik masalah yang dikaji. D. Data dan Sumber data Penelitian 1. Data Penelitian Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Arifin: 2009) data penelitian kualitatif adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, baik lisan maupun tulisan. Penelitian ini mengambil data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu: 1) penggunaan standar ISO 9001 : 2008 sebagai standar peningkatan sistem manajemen mutu pendidikan di SMK Gotong Royong Telaga, 2) penerapan ISO 9001:2008 dalam bidang manajemen sekolah, 3) dampak sistem ISO 9001:2008 terhadap peningkatan sistem manajemen mutu di SMK Gotong Royong Telaga. Data yang di jaring melalui dokumen yang tentunya ada kaitan dengan fokus penelitian yaitu tentang manajemen mutu. 2. Sumber Data Penelitian ini memperoleh data yang bersumber dari dua hal yakni: a. Manusia Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan kunci sumber data di ambil secara purposif, dan tidak di lakukan secara acak. Teknik sampling purposif digunakan untuk mengarahkan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan melalui seleksi dan pemilihan informan yang benar-benar menguasai informasi dan masalah secara mendalam serta dapat di percaya untuk menjadi sumber data. Pengunaan sampling purposif ini memberikan kebebasan peneliti dari keterikatan proses formal dalam mengambil sampel, yang berarti peneliti menentukan sampling sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling yang di maksudkan bu-
kanlah sampling yang mewakili populasi, melainkan didasarkan pada relevansi dan kedalaman informasi. Namun demikian, pemilihan sampling tidak sekedar berdasarkan kehendak subjektif peneliti namun berdasarkan tema yang muncul dilapangan. Penentuan informan dalam penelitian ini di dasarkan oleh kriteria berikut (1)subjek cukup lama dan intensif menyatu dengan medan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian, (2)subjek yang masih aktif terlibat di lingkungan aktivitas menjadi sasaran penelitian, (3)subjek yang masih mempunyai banyak waktu untuk dimintai keterangan atau informasi, (4)subjek yang tidak mengemas informasi tetapi relatif memberikan informasi yang sebenarnya akurat dan (5)subjek yang tergolong asing bagi peneliti. Teknik purposif ditetapkan sampel yang menjadi sumber data adalah: (1)kepala sekolah, (2) guru, (3) siswa. Kepala sekolah sebagai informan kunci, dari informan kunci tersebut selanjutnya di kembangkan untuk mencari informasi lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling). Tabel 3.1 Data Informan SMK Gotong Royong Telaga Jabatan
Informan
Kepala Sekolah
Drs. Abdul Azis K. Labanga
Wakil Kepala Sekolah
Nurdin Tahir, S.Pd
Guru
Yusnita Basiru, S.Pd
Kode
Keterangan pemilihan
KS
Sebagai informan kunci harus memiliki pengetahuan khusus, informatif, memiliki banyak informasi tentang penerapan standar ISO 9001:2008 di sekolah.
WKS
Sebagai informan kunci yang kedua karena selain kepala sekolah yang lebih mengetahui, wakil kepala sekolah pun punya informasi yang banyak tentang fokus penelitian
GR
Disarankan oleh informan sebelumnya, dianggap banyak informasi yang terkait dengan fokus penelitian
b. Situs Sumber data non manusia dalam penlitian ini adalah situs yang menjadi objek penelitian yaitu segala sesuatu sumber data non manusia berupa proses kegiatan dan dari dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kegiatan peneliti di lapangan tentang penerapan standar ISO 9001:2008. Data yang diperkirakan ada kaitannya dengan fokus penelitian. Tabel 3.2 Data situs No
Kegiatan
Teknik penjaringan
1
Kegiatan rapat tinjauan rutin yang dilakukan meninjau seberapa besar program sekolah mencapai target dari beberapa laporan yang berkaitan, menyusun rencana perbaikan dan menentukan sasaran mutu selanjutnya.
Obsevasi
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara yaitu instrumen utama pengumpulan data, dengan cara melakukan tanya jawab dengan informan yang dipilih berdasarkan kebutuhan dalam penelitian di SMK Gotong Royong Telaga sebagai sumber data yang utama dalam penelitian ini. Peneliti harus memiliki panduan wawancara agar dapat berjalan dengan teratur dan akan dilaksanakan berulang-ulang sampai di peroleh data yang akurat. Adapun tahapan yang harus dilalui dalam wawancara adalah tahap pertama, peneliti menentukan siapa orang yang akan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan kunci adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan wawancara. Tahap kedua, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara dengan daftar pertanyaan sementara yang memuat hal pokok berdasarkan fokus penelitian. Tahap ketiga, melakukan wawancara dengan tetap menjaga kesopanan sikap peneliti serta suasana yang kondusif. Pada tahap ini peneliti mengajukan pertanyaan yang bersifat Grand Tour, yaitu pertanyaan yang bersifat umum dan dalam situasi
santai, di samping memberikan informasi yang akurat, responden diberi kesempatan secara bebas dan terbuka untuk mengorganisasi jalan pikiran sendiri dan selanjutnya pertanyaan tersebut di fokuskan pada hal-hal yang diungkap sesuai fokus penelitian dengan berpedoman pada beberapa pertanyaan yang telah di sampaikan. Tahap keempat, menghentikan wawancara sementara setelah peneliti mendapatkan informasi dan responden sudah kelihatan kelelahan. Pada akhir percakapan peneliti akan merangkum serta mengecek kembali apakah yang telah disampaikan responden itu benar atau belum. Wawancara dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tulis menulis dan dibantu dengan alat perekam, namun dari segi etikanya sebelum merekam peneliti memohon ijin dan menyampaikan kepada yang diwawancarai tersebut akan direkam. Hal ini dilakukan agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar dan informan dapat memberi informasi secara akurat, terbuka dan menyeluruh tanpa keraguan dari peneliti. Untuk lebih jelas,misalnya,pada tabel berikut ini dapat dilihat tentang frekuensi wawancara dengan para informan sebagai berikut. Tabel 3. 3 : Jumlah Informan dan Frekwensi Wawancara No
Informan
Frekuensi
1
Kepala Sekolah
3x
2
Wakil Kepala Sekolah
3x
3
Guru
1x
Ket Pemilihan informan didasarkan sebagai informan, subyek dan atau pelaku di sekolah.
b. Observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diteliti (dalam Satori, 2011:104). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap pengelolaan sekolah bertaraf internasional dengan stendar ISO 9001:2008 SMK Gotong Royong Telaga, sehingga untuk menjaring informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini dilakukan secara berstruktur yang berarti apa yang dilakukan dan diamati telah disusun sebelumnya oleh peneliti dan mencatat langsung hasil pengamatan sesuai kondisi situasi yang ditemui dilokasi penelitian. Untuk memperoleh data melalui observasi, peneliti berusaha menghayati secara mendalam tentang mutasi guru. Hasil pengamatan semuanya dicatat dalam catatan lapangan dan dengan metode ini diharapkan memperoleh temuan yang berkaitan dengan fokus penelitian secara mendalam. Observasi partisipan atau teknik berperan serta digunakan sejak awal penelitian yaitu mulai dari studi orientasi pertama sampai studi secara terfokus. Penggunaan teknik ini didasarkan atas pertimbangan bahwa didalam penggunaan teknik wawancara mendalam ada beberapa kelemahan, di mana salah satunya adalah informasi yang dikemukakan oleh informan dalam setiap wawancara tentu sangat terbatas, betapapun banyaknya informasi tersebut tetapi tidak akan mampu mengambarkan segala macam situasi, sehingga untuk mengatasi kekurangan tersebut di dalam penelitian ini juga digunakan teknik pengumpulan data observasi peranserta. Setiap observasi mempunyai gaya berbeda, salah satu perbedaannya adalah keterlibatan peneliti, baik dengan orang maupun dalam kegiatan-kegiatan yang diamati. Observasi peranserta dalam penelitian kualitatif ada 5 yaitu; (1) partisipasi nihil; (2) partisipasi pasif; (3) partisipasi sedang; (4) partisipasi aktif; (5) partisipasi penuh (Spradley, 1980). c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulakan data dari sumbersumber non insani yakni berupa dokumen-dokumen atau arsip-arsip dan rekaman, yang ada relevansinya dengan kebutuhan data Supervisi Klinis. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber non manusia yang didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut: (1) sumbersumber ini tersedia dan murah (terutama dari segi waktu); (2) dokumen dan rekaman merupakan sumber informasi yang kaya, serta konstektual relevan dan mendasar dalam konteksnya; (3) dokumen dan rekaman merupakan sumber informasi yang stabil, akurat dan dapat dianalisis kembali; (4) sumber ini merupakan pernyataan legal yang dapat memenuhi akuntabilitas; dan (5) sumber bersifat non reaktif, sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi. Pada studi dokumentasi peneliti melakukan analisis terhadap berbagai dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu, proses analisisnya dimulai dengan menelaah dan mengkaji seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Untuk penganalisaan data yang ditempuh melalui langkah yang dikemukakan oleh Spradley (Sugiyono, 2005:102) yakni : 1. Reduksi Data Reduksi data yaitu satu analisis untuk menajamkan, menggabungkan, mengarahkan, serta membuang yang tidak perlu sehingga nampak komponen finalnya untuk penarikan kesimpulan. Analisis data dengan alur reduksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut, pertama setiap selesai dilakukan beberapa kali pengumpulan data, semua catatan lapangan dibaca, dipahami, lalu di buat ringkasannya. Ringkasan tersebut yang disebut oleh Miles dan Huberman (1984) adalah ringkasan kontak yaitu selembar kertas yang berisikan uraian singkat mengenai hasil penelaah terhadap semua catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban terhadap setiap rumusan masalah penelitian.
Selanjutnya begitu data di perlukan telah selesai dikumpulkan dan penulis telah meninggalkan lapangan penelitian, semua catatan lapangan yang di buat selama pengumpulan data di analisis lebih lanjut secara lebih intensif. Penganalisaan yang demikian dapat di sebut dengan analisa setelah pengumpulan data Bogdan dan Biklen. Langkah yang ditempuhnya adalah sebagai berikut. Pertama pengembangan sistem kategori pengkodean dalam rangka semua data yang berwujud catatan lapangan termaksud semua ringkasan wawancara sementara yang pernah di buat selama pengumpulan data lalu di lakukan pengidentifikasian topik liputan. Setiap liputan dibuat kode yang menggambarkan topik tersebut. Kode tersebut yang akan nantinya menjadi alat untuk mengorganisasikan satuan data agar kode berfungsi demikian untuk setiap kode di buatkan batasan operasional. Langkah kedua adalah penyortiran data, istilah kode-kode tersebut dibuat lengkap dengan batasan operasionalnya masing-masing semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan data yang tertera didalamnya diberi kode yang sesuai. Yang dimaksud dengan satuan data adalah potongan-potongan catatan lapangan berupa kalimat satu alinea, atau urutan alinea. Kode-kode tersebut dituliskan pada bagian tepi lembaran catatan lapangan, kemudian semua catatan lapangan difotocopy. Hasil kopiannya dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sementara catatan lapangan yang asli disimpan sebagai arsip. Potonganpotongan catatan lapangan tersebut dipilah-pilah atau dikelompok-kelompokkan berdasarkan kodenya masing-masing sebagaimana tercantum pada bagian tepi kirinya. Untuk mempermudah pelacakannya pada catatan lapangan yang asli maka pada bagian bawah setiap satuan data tersebut diberi notasi. Dengan membaca notasi yang tertera di bawahnya, maka asal setiap satuan data penelitian ini dapat diketahui dan dilacak dengan mudah. Untuk mempermudah pelacakannya pada catatan lapangan yang asli maka pada bagian bawah setiap satuan data
tersebut diberi notasi. Salah satu contoh satuan data penelitian ini adalah seperti sebagai berikut: …“ Pentingnya peningkatan sistem manajemen mutu terhadap pengelolaan SMK adalah karena adanya dasar aturan yang jelas dalam beraktifitas dalam hal ini sistem manajemen yang terstruktur dan terdokumentasi serta memiliki catatan atau rekaman sebagai acuan untuk tindakan perbaikan. Sebagai kepala sekolah, saya juga berperan sebagai top manajemen. Dalam upaya peningkatan sistem manajemen mutu di sekolah, tentunya saya harus mempunyai komitmen serta komunikasi terhadap pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan, peraturan dan regulasi yang berlaku, menetapkan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, serta penyediaan sumber daya.“ (1.1/W/KS/22.12.2012).
Di bawah satuan data tersebut di atas terdapat sebuah notasi sebanyak 19 digit. Digit pertama menunjukkan fokus penelitian yakni angka 1.1 landasan peningkatan sistem manajemen mutu pendidikan dengan menggunakan standar ISO 9001:2008. Digit kelima menunjukkan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data. Satuan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam ditandai dengan huruf W. Satuan data yang dikumpulkan dengan teknik observasi ditandai dengan huruf O. Sedangkan Satuan data yang diperoleh melalui teknik studi dokumentasi ditandai dengan huruf D. Selanjutnya digit ketujuh yaitu KS menunjukkan salah satu informan yang diwawancarai dalam pengumpulan data. Sementara digit kesembilan sampai 17 menunjukkan waktu pengambilan data. Sedangkan garis miring (/) dan titik (.) menunjukkan tanda pemisah belaka. Dengan membaca notasi yang tertera di bawahnya, maka asal setiap satuan data penelitian ini dapat diketahui dan dilacak dengan mudah. 2. Penyajian Data Hal ini dilakukan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan dalam penyajian data ini dilakukan dengan cara menggunakan jenis matriks, grafik, jaringan atau bagan kumpulan kalimat. Kesemuanya dirancang untuk mempermudah peneliti dalam menggambarkan informasi serta menarik segala kesimpulan. Informasi yang dimaksudkan adalah uraian tentang fokus penelitian. Di sini peneliti membuat teks naratif yang mempunyai suatu kesatuan berdasarkan data yang di perlukan serta terseleksi di lapangan.
Demikian pula Miles dan Huberman (1992) menegaskan bahwa penyajian data yang dimaksudkan untuk menentukan pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian dalam penelitian ini juga di maksudkan untuk menemukan suatu makna dari data yang telah diperoleh kemudian disusun secara sistematis dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Penyajian data akan disajikan dalam bentuk naratif, sesuai dengan fokus penelitian. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Pada penarikan kesimpulan atau verifikasi peneliti berusaha agar dapat mengambarkan pengelolaan sekolah bertaraf internasional dengan standar ISO 9001:2008, karena itu peneliti melakukan analisis data secara berkesinambungan selama dan sesudah pengumpulan data, sehingga dapat menemukan pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, pengambilan kesimpulan ini dilakukan peneliti sejak awal yaitu setiap mengumpulkan data walaupun masih bersifat tentatif. Peneliti memverifikasi kesimpulan-kesimpulan tersebut dengan data baru selama penelitian untuk menjadi suatu kesimpulan yang utuh. G. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data merupakan konsep penting dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun teknik yang di gunakan peneliti untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pengecekan keabsahan data yaitu : 1) memperpanjang kehadiran peneliti di lokasi penelitian sehingga dapat mengamati dengan teliti seluruh kegiatan di lokasi penelitian, 2) observasi yang mendalam terhadap aspek-aspek yang terkait dengan penerapan standar ISO 9001:2008, 3) triangulasi, mengecek keabsahan data yang sudah ada pada sumber atau responden lain dengan cara dan waktu yang lain, 4) memberchek, mengonfirmasikan kembali pada responden yang pernah diwawancarai terhadap keteranagan atau data yang telah diberikan pada waktu yang lalu, 5) auditstrail, dimaksudkan untuk memeriksa kebenaran seluruh proses dan tahapan penelitian.
H. Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Orientasi Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang di lakukan mencakup: a) mengkaji, mengamati situasi dan kondisi dan keadaan nyata pada objek lapangan, b) mengkaji dan menganalisis permasalahan umum dan spesifik pada lingkungan objek penelitian, c) membaca dan mencari literatur yang relevan dan menunjang masalah penelitian. 2. Tahap Eksplorasi Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang di lakukan mencakup: a) mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan indikator penelitian dan pertanyaan penelitian, b) mencatat dan memberikan informasi yang disampaikan responden dengan menggunakan alat bantu seperti buku catatan dan kamera digital, c) menganalisis dan menginterpretasi data hasil wawancara atau pengamatan, d) membuat catatan sementara hasil penelitian yang merupakan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing. 3. Tahap Membercheck Pada tahap ini kegiatan-kegiatan yang di lakukan mencakup : a) merangkum hasil analisis data yang di buat dalam bentuk laporan (draft), b) memberikan laporan hasil analisis responden untuk di kaji kembali sesuai dengan data dan informasi yang diberikan, c) memperbaiki kembali mengenai kekeliruan hasil koreksi dari responden, d) hasil perbaikan tersebut di konsultasikan kembali pada dosen pembimbing sampai akhirnya mendapat pengarahan.