BAB III METODE PENELITIAN
Bab tiga ini menjelaskan mengenai desain penelitian, jenis data dan alat uji statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan. A.
Desain Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan desain penelitian mulai dari populasi
penelitian, pengambilan sampel atau sampling yang dilakukan, berserta jenis data yang digunakan dan sumbernya. 1.
Populasi Populasi
dari
penelitian
ini
adalah
seluruh
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 20122014. Alasan pemilihan populasi ini karena peneliti menilai jenis perusahaan pertambangan memiliki aktivitas eksploitasi lingkungan yang sangat
besar
dibandingkan
sektor
industri
lainnya.
Perusahaan
pertambangan merupakan perusahaan teratas yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat secara konsisten atas dasar risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh bisnisnya yang besar dalam kaitannya dengan masyarakat (Boele, 2014 dalam Rusmanto dan Williams, 2015). Selain itu, pemilihan periode 2012-2014 didasari pada tuntutan akan penelitian yang aktual.
31
32
2.
Sampel Jumlah sampel yang ingin dikumpulkan adalah 44 perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI dan dikalikan sejumlah periode penelitian yaitu tiga tahun (132 sampel). Jumlah sampel tersebut didasarkan pada Rosche, 1975 (dalam Sekaran dan Bougie, 2013:269) yang menyatakan bahwa ukuran sampel hendaknya minimal sepuluh kali dari jumlah variabel penelitian. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yang didasari atas kriteria tertentu. Kriteria yang dihendaki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. a. Perusahaan tidak de-listing dari BEI selama periode pengamatan. b. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan atau laporan keuangan yang telah diaudit. c. Informasi yang memadai terkait dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini tersedia. 3.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder. Sumber data utama diperoleh dari annual report perusahaan yang mencakup informasi mengenai variabel-variabel yang ingin diteliti. Data sekunder lainnya diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi data dari idx.co.id, media online, publikasi perusahaan, data PROPER Kementerian Lingkungan Hidup, dan lainnya sebagai bahan pertimbangan.
33
B.
Definisi Operasional dan Pengukuran Pada bagian ini akan dijelaskan secara terperinci variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol beserta instrumen pengukurannya. 1.
Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas environmental disclosure. Environmental discolure merupakan salah satu aspek pengungkapan CSR perusahaan yang memuat informasi-informasi terkait dengan tanggung jawab perusahaan terhadap konservasi lingkungan sekitarnya. Dalam penelitian ini, variabel dependen diukur dengan mengacu pada kategori pengungkapan aktivitas lingkungan yang tercantum pada laporan Global Reporting Initiative (GRI) G3.1. GRI G3.1 memuat 30 komponen lingkungan yang harus dipenuhi atau diungkapkan oleh perusahaan terkait. Ketentuan perhitungannya adalah sebagai berikut: i.
Setiap item diberi skor 1 jika diungkapkan dan skor 0 jika tidak diungkapkan.
ii.
Perhitungan indeks tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan rasio total skor yang diperoleh dengan skor maksimal yang dapat diperoleh. Indeks diformulasikan sebagai berikut ini.
34
INDEKS =
n k
Keterangan: n = jumlah skor pengungkapan yang diperoleh, dan k = jumlah skor maksimal 2.
Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel independen adalah faktor yang memengaruhi variabel dependen secara positif ataupun negatif (Sekaran dan Bougie, 2013). Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, yaitu berikut ini. a.
Komposisi Kepemilikan Pemerintah Kepemilikan pemerintah berarti kepemilikan saham yang
dikuasai oleh negara, sehingga taktis pemerintah memiliki kendali yang kuat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Pemerintah yang memiliki tugas kewenangan untuk membuat aturan hukum secara tegas mewajibkan dan mendesak setiap perseroan terbatas untuk melaporkan pengungkapan sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan pemerintah yang signifikan akan terdorong untuk melaporkan
pengungkapan
aktivitas
lingkungannya.
Komposisi
kepemilikan pemerintah dapat dilihat dari persentase kepemilikan pemerintah dalam struktur kepemilikan saham perusahaan.
35
b.
Komposisi Kepemilikan Asing Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham oleh
perorangan atau institusi yang tidak bertempat tinggal atau menjalankan bisnisnya di wilayah negara Indonesia. Pihak asing dinilai merupakan pihak yang dianggap concern terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, khususnya yang berasal dari negara maju. Pemegang saham yang memiliki concern demikian memiliki
kekuatan
untuk
menekan
manajemen
mengungkapkan aktivitas lingkungannya.
dalam
hal
Komposisi kepemilikan
asing dapat dilihat dari persentase kepemilikan asing dalam struktur kepemilikan saham perusahaan. c.
Keterlibatan Perusahaan di Asosiasi Bisnis Asosiasi
bisnis
atau
dalam
hal
ini
adalah Asosiasi
Pertambangan Indonesia (API) memiliki peran pengawasan terhadap setiap anggotanya untuk mencapai tujuan industri pertambangan secara umum. Salah satu tujuan tersebut adalah meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial dan lingkungan beserta pengungkapannya. Keterlibatan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan API dapat diukur dengan cara sebagai berikut ini. i.
Memberikan nilai 1, apabila perusahaan merupakan anggota API
ii.
Memberikan nilai 0, untuk perusahaan yang bukan anggota API
36
3.
Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dapat dijadikan perbandingan dalam pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan empat variabel kontrol yang merupakan karakteristik perusahaan. Penggunaan empat variabel kontrol ini didasari atas hasil yang cenderung konsisten pada penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu sebagai berikut. a.
Ukuran Perusahaan Menurut Galani et al. (2011), perusahaan besar memiliki
sumber daya yang cukup untuk dapat mengungkapkan informasi kepada para pengguna laporan keuangannya. Dalam arti lain, semakin besar ukuran perusahaan maka kemampuann perusahaan untuk dapat memperluas atau meningkatkan kualitas environmental disclosue akan semakin besar. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang cenderung konsisten dari Giannarakis (2014), Dima dan Mbekomize (2013), Effendi et al. (2012), dan Uwuigbe dan Uwamlowa (2011). Untuk mengukur total aset digunakan log natural agar tidak terjadi penyimpangan data yang terlalu luas. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut ini. Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
37
b.
Tingkat Leverage Menurut Giannarakis (2014), perusahaan cenderung akan
memberikan disclosure secara lebih apabila manajer tidak memiliki tekanan dalam hal kinerja keuangannya. Maksudnya perusahaan dengan likuiditas yang rendah akan meminimalisasi pengungkapan karena membutuhkan biaya yang lebih besar. Oleh karena itu, semakin rendah tingkat leverage perusahaan, maka pengungkapan lingkungan yang dilakukan akan semakin luas. Sebaliknya, semakin tinggi rasio leverage perusahaan maka environmental disclosure yang dilakukan menjadi lebih sedikit atau rendah (Effendi et al., 2012). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang cenderung konsisten dari Mimba dan Oktariani (2014), Giannarakis (2014), dan Akrout dan Othman (2013). Instrumen pengukuran variabel tingkat leverage pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu DER (Debt to Total Equity Ratio) dengan rumus sebagai berikut ini. DER = Total Kewajiban/Total Ekuitas c. Ukuran Dewan Komisaris Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya (Coller dan Gregory, 1999 dalam Sembiring, 2005). Oleh karena itu, semakin besar ukuran dewan komisaris maka
38
akan semakin besar pula environmental disclosure yang dilakukan oleh perusahaan. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang cenderung konsisten dari Rahmawati dan Utami (2010) dan Sembiring (2005). Instrumen pengukuran variabel ukuran dewan komisaris pada penelitian ini juga mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu jumlah keseluruhan dewan komisaris. d.
Ukuran KAP Menurut Juhmani (2014), perusahaan audit besar pada
umumnya menangani perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan kegiatan usaha mereka di seluruh dunia. Oleh karena itu, mereka memahami Standar Akuntansi Internasional dan keberadaan mereka diharapkan dapat mendorong klien untuk memberikan informasi keuangan maupun non-keuangan dalam laporan tahunan yang lebih lengkap. Penelitian sebelumnya Uwuigbe (2011) dan Juhmani (2014) telah meneliti secara empiris hubungan antara karakteristik perusahaan audit dan tingkat environmental disclosure dan menemukan pengaruh positif antara ukuran perusahaan audit dan tingkat pengungkapan. Instrumen pengukuran variabel ukuran KAP pada penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya, yaitu dengan menggunakan variabel dummy sebagai berikut ini. i.
Memberikan nilai 1, apabila perusahaan diaudit oleh salah satu dari KAP Big Four
39
ii.
Memberikan nilai 0, apabila perusahaan tidak diaudit oleh salah satu dari KAP Big Four
C.
Alat Statistik Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis beserta fungsi alat uji
statistik dan pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini. 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum data sampel. 2.
Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
analisis regresi berganda, penelitian ini terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian ini normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Sminorv. Kriteria pengujian apabila p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal dan apabila p-value < 0,05 data tidak berdistribusi normal.
b.
Uji Multikolinearitas
40
Uji ini bertujuan untuk mendeteksi hubungan antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Nilai toleransi dan lawannya variance inflation factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas. Jika tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Ghozali (2013) menyebutkan bahwa model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah uji Glejser. Metode ini meregresikan nilai absolute residual dengan variabel bebas (Ghozali, 2013). Apabila semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, apabila semua variabel memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. d.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
41
autokorelasi penelitian ini menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test). 3.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda yang meliputi Koefisien Determinasi, Uji Statistik F dan Uji Statistik T. a.
Koefisien Determinasi Koefisien
determinasi
(R2)
ini
digunakan
untuk
menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi (R 2) dinyatakan dalam persentase. Nilai koefisien korelasi (R2) ini berkisar antara 0< R <21. b.
Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi (5%), apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka Ha ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ha diterima, artinya semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
c.
Uji Signifikansi Pengaruh Individual (Uji Statistik T)
42
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α= 5%). Bila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka Ha ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan, apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H a diterima. Hipotesis alternatif diterima mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
43
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah: ED = β0 + β1 GOV+ β2 FOR + β3 ASO + β4 SIZE + β5 LEV + β6 KOM + β6 KAP + e
Keterangan: ED
= Kualitas Environmental Disclosure
β0
= Konstanta
β1-β6
= Koefisien Regresi
GOV = Komposisi Kepemilikan Pemerintah FOR
= Komposisi Kepemilikan Asing
ASO = Keterlibatan Perusahaan di Asosiasi Bisnis SIZE = Ukuran Perusahaan LEV
= Tingkat Leverage
KOM = Ukuran Dewan Komisaris KAP = Ukuran KAP e
= Error