BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian
hipotesis
yang
menjelaskan
pengaruh
variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini bertujuan menguji hipotesis yang menjelaskan pengaruh konsentrasi kepemilikan pemerintah terhadap kinerja perusahaan dengan kualitas tata kelola pemerintah sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan, website idx.co.id
(Indonesia),
website
bursamalaysia.com
(Malaysia),
website
orbisbvdinfo.com, dan data dari Worldwide Governance Indicator untuk data mengenai kualitas tata kelola pemerintah. Penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan juga Microsoft Excel 2016 sebagai alat pengolah data.
3.2 Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi adalah sekumpulan objek yang diteliti baik itu kelompok orang, peristiwa, dan minat (Atmaja, 2009). Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah perusahaan milik negara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia pada tahun 2011 - 2014. Sekaran (2011)
menyatakan bahwa bagian dari populasi adalah sampel. Pengertian sampel menurut Atmaja (2009) yaitu proses utama dalam statistika induktif yang menentukan sejumlah objek dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 3.2.1
Perusahaan milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia periode 2011-2014
3.2.2
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama periode 20112014
3.2.3
Memiliki informasi mengenai konsentrasi kepemilikan pemerintah, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan informasi saham. Berdasarkan penjelasan tersebut populasi dari perusahaan pemerintah
yang terdaftar di BEI dan Bursa Malaysia adalah 42 perusahaan yaitu 22 dari perusahaan milik negara Indonesia dan 20 dan perusahaan milik negara Malaysia. Namun sesuai dengan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini makan sampel yang digunakan hanya 30 perusahaan yaitu 18 dari perusahaan milik negara Indonesia dan 12 dari perusahaan milik negara Malaysia pada periode 2011-2014.
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 3.3.1
Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini merupakan kinerja perusahaan yang diukur dari nilai perusahaan tersebut. Dalam hal ini kinerja perusahaan diukur menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah
pengukur kinerja dengan membandingkan dua penilaian dari asset yang sama. Tobin’s Q merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan.
Q=
MVE + D Total Aset
Keterangan: Q
= Tobin’s Q
MVE
= Market Value of Equity
D
= Book Value of debt
Dimana: Market value of equity = Closing price year end x Outstanding stock. Book value of debt = Short Term Debt + Long Term Debt
3.3.2
Variabel Independen Konsentrasi Kepemilikan Pemerintah (KP) Konsentrasi
kepemilikan
pemerintah
merupakan
status
kepemilikan yang dipegang atau dimiliki oleh perusahaan milik negara tersebut yang diukur dengan persentase saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham (pemerintah).
3.3.3
Variabel Moderator Kualias Tata Kelola Pemerintah (DNGindex) Kualias tata kelola pemerintahan diukur berdasarkan data yang diperoleh dari Worldwide Governance Indicator (WGI) yang dikembangkan oleh Kaufmann, et al. (2011). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nguyen, et al. (2015), untuk menilai kualitas tata kelola pemerintah menggunakan tiga indikator yaitu:
Kualitas tata kelola pemerintah (NGindex) = Efektivitas Pemerintahan + Kualitas peraturan + Rule of Law Variabel kualitas tata kelola pemerintah ini menggunakan estimasi dummy dimana, D bernilai 1 untuk indeks yang menunjukkan nilai positif (tinggi). Dalam hal ini indeks dengan nilai positif diperoleh oleh negara Malaysia. Dan D bernilai 0 untuk indeks yang menunjukkan nilai negatif (rendah). Dan dalam hal ini indeks dengan nilai negatif diperoleh oleh negara Indonesia.
3.3.4
Variabel Kontrol Penelitian ini menggunakan beberapa variabel kontrol untuk menghindari hasil penelitian yang bias. Sehingga variabel kontrol yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.4.1
Jumlah dewan yang diukur dengan banyaknya jumlah dewan direksi di perusahan. Perhitungan digunakan dalam bentuk logaritma alami jumlah dewan direksi atau Board Size (lnbsize). Penelitian ini menggunakan ukuran dewan direksi sebagai variabel kontrol karena banyaknya dewan direksi yang memimpin perusahaan dapat dijadikan salah satu tolak ukur keefektifan perusahaan yang dapat memberikan kontribusi
positif
ataupun
negatif
terhadap
kinerja
perusahaan. 3.3.4.2
Umur perusahaan yang diukur dalam bentuk logaritma alami umur perusahaan sejak awal menerbitkan saham di pasar saham. Penelitian ini menggunakan umur perusahaan sebagai variabel kontrol karena perusahaan yang lebih lama ataupun lebih muda di pasar saham tentunya akan memiliki penilaian yang berbeda dimata investor ataupun calon investor. Selain itu umur perusahaan juga dapat menentukan kapasitas inovatif perusahaan tersebut.
3.3.4.3
Ukuran perusahaan (lnfsize) yang diukur dalam bentuk logaritma alami dari nilai buku total asset dalam nilai mata uang dolar Amerika (USD). Variabel ini digunakan karena kinerja keuangan perusahaan tentunya dapat dipengaruhi oleh keuntungan atau manfaat yang diperoleh perusahaan.
3.3.4.4
Leverage (lev) yang diukur dengan melihat banyaknya total hutang terhadap total aset. Variabel ini digunakan karena salah satu tolak ukur dari kinerja perusahaan dilihat dari
struktur modal perusahaan tersebut, hal ini karena leverage dapat membantu perusahaan dalam mencegah manajer melakukan investasi yang belebihan pada arus kas.
3.4 Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data mengenai konsentrasi kepemilikan pemerintah, umur perusahaan, leverage, jumlah dewan direksi atau board size, dan tobin’s Q yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan pada tahun 2011 hingga 2014 yang diperoleh dari website masing-masing perusahaan dan juga dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia. Untuk data mengenai kualitas tata kelola pemerintah bersumber dari Worldwide Governance Index (WGI). Selain itu beberapa data juga didapatkan dari website Orbis BVD.
3.5 Metode Analisis 3.5.1
Pengujian Statistik Deskriptif Pengujian statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
atau
deskripsi
mengenai
variabel
dependen
dan
independen dalam penelitian (Sekaran, 2011). Variabel dependen dan independen dideskripsikan secara ringkas melalui pengujian ini. Penggambaran data yang digunakan dalam pengujian statistik deskriptif antara lain adalah nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean),
dan
standar
deviasi.
Pengujian
statistik
deskriptif
menghasilkan ukuran-ukuran numerik yang penting bagi data
sampel. Ukuran numerik menunjukkan deskripsi data secara ringkas (Sekaran, 2011).
3.5.2
Pengujian Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda menguji keterkaitan hubungan antara satu variabel dependen dengan dua hingga empat variabel independen (Atmaja,
2009).
Pengujian
asumsi
klasik
digunakan
untuk
menganalisis apakah model estimasi sudah sesuai dengan kriteria dan tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.5.2.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menganalisis apakah persebaran data variabel independen, dependen, atau keduanya memiliki distribusi normal. Hasil distribusi normal menunjukkan regresi tergolong baik. Pengujian normalitas dapat diukur menggunakan Chi-Square dan KolmogorovSmirnov. Uji Chi-Square saat ini sudah jarang digunakan karena tidak menunjukkan hasil yang baik dan sesuai (Atmaja, 2009). Penelitian ini menggunakan uji KolmogorovSmirnov. Dalam pengujian Kolmogorov-Smirnov apabila data menunjukkan nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari signifikansi yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05 maka dapat dikatakan distribusi data normal.
Sebaliknya, distribusi data dikatakan tidak normal apabila nilai
signifikansi
hasil
perhitungan
lebih
kecil
dari
signifikanasi yang digunakan.
3.5.2.2
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menganalisis apakah di dalam model regresi terjadi keterkaitan hubungan yang kuat antara variabel-variabel independen. Syarat yang harus
dipenuhi
multikolonieritas.
dalam Hal
ini
regresi
adalah
membuktikan
tidak tidak
terjadi adanya
keterkaitan antara variabel independen apabila tidak terjadi multikolinieritas (Atmaja, 2009). Multikolinieritas diperiksa dengan Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance untuk masing-masing variabel independen. Apabila variabel independen mempunyai nilai VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10
maka
independen.
terjadi
multikolonieritas
Sebaliknya
apabila
antar
variabel
variabel
independen
mempunya nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Santoso, 2014).
3.5.2.3
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menganalisis apakah terjadi atau tidak penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi kuat antar variabel-variabel penelitian. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
model regresi yaitu terbebas dari autokorelasi (Atmaja, 2009). Untuk mendeteksi uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. Syarat penggunanaan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut: 1) 0 < DW < dl
: terdapat autokorelasi positif;
2) dl < DW < du
: tidak dapat disimpulkan hasilnya;
3) 4-dl < DW < 4
: terdapat autokorelasi negatif
4) 4-du < DW < 4-dl : tidak dapat disimpulkan hasilnya; 5) du< DW < 4-du
: tidak terdapat autokorelasi.
Keterangan:
3.5.2.4
DW
: Nilai Durbin-Watson
du
: Nilai batas atas
dl
: Nilai batas bawah
Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
digunakan
untuk
menganalisis apakah terjadi ketidaksamaaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas (Atmaja, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dianalisis dari grafik scatterplot. Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila pada scatterplot sesuai dengan syarat sebagai berikut (Ghozali, 2011):
1.
Tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit)
2.
Titik-titik menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 pada sumbu Y
3.
Titik-titik data tidak mengumpul hanya disatu wilayah, diatas atau dibawah.
3.5.3
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis adalah penelitian yang menguji apakah ada atau tidak korelasi antar masing-masing variabel dependen dan variabel independen. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini dengan bantuan progam SPSS digunakan untuk menganalisis tingkat hubungan antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Pengujian ini menggunakan persamaan sebagai berikut: Q = α0 + β1 KP + β2 Infage + β3 Fsize + β4 Lev + β5 Inbsize + ε (1) Q = α0 + β1KP + β2 Infage + β3 Fsize + β4 Lev + β5 Inbsize + β6 DNGindex + β7 (KP x DNGindex) + ε (2) Keterangan: Q
= Tobin’s Q
KP
= Konsentrasi Kepemilikan Pemerintah
Infage
= Umur Perusahaan
lnfsize
= Ukuran Perusahaan
Lev
= Leverage
Inbsize
= Board Size
DNGindex
= Kualitas Tata Kelola Pemerintah
β1, β2, …., β7
= Koefisien Regresi
ɛ
= Variabel Pengganggu
Dalam pengujian statistik model regeri tersebut dapat diukur dengan melihat nilai koefisien determinasi, nilai statistik signifikansi simultan (statistik F), dan nilai statistik parsial (statistik t). pengujian dapat dikatakan siginifikan apabila nilai uji statistik lebih kecil dari nilai signifikansi yang sudah di tetapkan. 3.5.3.1
Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji kontribusi kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya. Hasil pengujian bisa dilihat dari seberapa besar nilai Adjusted R Square. Apabila nilai dari Adjusted R Square semakin besar atau mendekati satu (1), maka dapat dikatakan variabel-variabel independen yang terdapat dalam model regresi hampir seluruhnya mampu menjelaskan semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen (Ghozali, 2011).
3.5.3.2
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ketentuan uji statistik F adalah sebagai berikut (Santoso, 2014): 1) Apabila tingkat signifkansi F menunjukkan hasil angka lebih kecil dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,05 maka semua variabel independen secara bersamaan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Apabila tingkat signifikansi F menunjukkan hasil angka lebih besar dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,05 maka semua variabel independen secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.3.3
Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t digunanakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Atmaja, 2009). Ketentuan uji statistik t adalah sebagai berikut: 1) Apabila tingkat signifikansi t menunjukkan hasil yang lebih besar dari nilai signifikansinya yaitu 0,01 , 0,05 , 0,1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel
independen
secara
individual
berpengaruh terhadap variabel dependen.
tidak
2) Apabila tingkat signifikansi t menunjukkan hasil yang lebih kecil dari nilai signifikansinya yaitu 0,01 , 0,05 , 0,1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen.