perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan alokasi belanja modal dan alokasi revisi belanja total pada kepala daerah incumbent di sekitar pemilukada maupun antara daerah yang dipimpin oleh kepala daerah incumbent dengan non incumbent pada periode pertama pemerintahan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian kuantitaif deskriptif, dengan analisis komparatif. Penelitian analisis komparatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari perbedaan. Analisis komparatif dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode tindak lanjut. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan lanjutan suatu penelitan setelah penekanan kondisi tertentu (Sekaran, 2006).
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek itu (Sugiyono, 2003:90). Di samping itu, populasi bisa diartikan sebagai suatu kelompok orang, peristiwa atau semua hal yang menjadi ketertarikan peneliti untuk dilakukan penelitian (Sekaran and Bougie, 2010:262). Setuju dengan pendapat tersebut, Subiyakto (1995:19) commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
menjelaskan, populasi merupakan kelompok orang, kejadian, atau hal yang akan diinvestigasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono, 2003:91). Sampel juga merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya diuji dan dianggap dapat mewakili populasi (Sekaran, 2006). Teknik pengambilan sampel (sampling) dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel dengan pertimbangan (purposive sampling), yaitu tipe pemilihan sampel tidak secara acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dan umumnya disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian (Indriantoro, Nur, Bambang Supomo, 2002). Syarat yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur 2) Pemerintah daerah di Jawa timur yang melaksanakan pemilihan kepala daerah dan dimenangkan oleh kepala daerah incumbent tahun 2010 sampai tahun 2014. 3) Pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur yang menerbitkan laporan keuangan dan dapat diakses. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
4) Pemerintah daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur yang menyajikan data yang dibutuhkan, yaitu memenuhi variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sekaran (2006), data sekunder merupakan data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti atau data yang diperoleh secara tidak langsung melalui keterangan, catatan, dokumentasi, website yang dikeluarkan oleh suatu instansi. Data sekunder diperoleh peneliti dari laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dari BPK RI yang merupakan rekaman historis mengenai kondisi keuangan dan kinerja pemerintah daerah pada tahun 2009-2013. LKPD berisi data perubahan anggaran dan realisasi anggaran tahun sebelumnya. Data sekunder berikutnya diperoleh dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri berupa data rencana anggaran tahun 2008-2013 Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dengan cara mengumpulkan dari catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy. Data-data tersebut diperoleh dari hasil download pada website dan dokumentasi arsip-arsip dari beberapa sumber; 1) Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI); 2) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri; dan 3) sumber lain yang terkait.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.
Rasio belanja modal terhadap total belanja daerah Rasio belanja modal terhadap total belanja merupakan perbandingan total
belanja modal dengan belanja daerah. Pengguna laporan keuangan daerah dapat mengetahui porsi belanja daerah yang diinvestasikan dalam bentuk belanja modal pada tahun anggaran bersangkutan. Belanja modal akan mempengaruhi neraca daerah dengan menambah nilai aset daerah. Selanjutnya rasio belanja modal terhadap total belanja daerah dirumuskan sebagai berikut : Rasio belanja modal thd total belanja =
2.
ܴ݈݈݁ܽ݅ܽ݀݉ ݆݈ܾܽ݊ܽ݁ ݅ݏܽݏ ܶܽݎ݁ܽ݀ ݆݈ܾܽ݊ܽ݁ ݈ܽݐℎ
Revisi belanja total Revisi belanja total dinyatakan dengan menghitung selisih antara jumlah
total belanja pada perubahan APBD yang tertuang pada LKD, dikurangi dengan jumlah total belanja pada APBD dibagi dengan total belanja pada APBD tahun berjalan. Selanjutnya dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Revisi belanja total =
ߑ ܾܽݑݎ݁ ݆݈ܽ݊ܽ݁ܤℎܽ݊ ܦܤܲܣ− ߑ ܦܤܲܣ ݆݈ܽ݊ܽ݁ܤ ߑ ܦܤܲܣ ݆݈ܽ݊ܽ݁ܤ
E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode pendekatan kuantiatif. Metode pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa macam pengujian dengan menggunakan bantuan Software Statistical for social sciense for windows (SPSS commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
for Windows). Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1.
Pengujian statistik deskriptif Pengujian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum (Ghozali, 2011).
2.
Pengujian nonparametrik Secara umum pengujian nonparametrik merupakan pengujian yang relatip
bebas dari kondisi-kondisi atau persyaratan-persyaratan yang membatasi penggunaan atau penerapannya (Subiyakto,1995). Pengujian nonparamaterik tidak mensyaratkan : 1) Bahwa sampel-sampel yang diambil dari populasi-populasi yang berdistribusi normal 2) Bahwa angka-angka sampel merupakan ukuran-ukuran tingkat atau taraf tinggi Keunggulan nonparametrik menurut Berenson (dalam buku Subiyakto 1995:259) adalah : 1) Bahwa sampel-sampel yang diambil dari populasi-populasi yang berdistribusi normal. Metode nonparametrik mungkin digunakan pada semua tipe data kualitatif (skala nominal), data dalam bentuk rank (skala ordinal), sebaik seperti data yang telah diukur secara lebih tepat (skala interval atau rasio)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
2) Metode nonparametrik lebih cepat digunakan dan lebih cepat hasilnya bila besarnya sampel kecil 3) Metode nonparamanetrik membutuhkan lebih sedikit asumsi jika dibandingkan dengan prosedur klasik 4) Metode
nonparametrik
memungkinkan
adanya
penyelesaian
permasalahan tanpa pengujian parameter populasi 5) Metode nonparametrik lebih murah dalam penggunaan uang dan waktu jika dibandingkan dengan prosedur klasik 6) Metode nonparametrik hampir sama dengan metode klasik
3.
Pengujian hipotesis Metode penelitian yang digunakan adalah uji beda dua sampel, baik dengan
sampel
berhubungan
berpasangan
maupun
sampel
berpasangan
tidak
berhubungan. Uji beda dengan sampel berhubungan berpasangan (related samples) dilakukan untuk menguji beda rata-rata pada daerah yang dipimpin oleh incumbent, sedangkan uji beda dua sampel berpasangan tidak berhubungan (independent samples) digunakan untuk menghitung beda rata-rata antara daerah yang dipimpin oleh incumbent dengan non incumbent. Uji beda dua sampel behubungan berpasangan dinyatakan dengan Hipotesis sebagai berikut : a. Hipotesis nol (H0) yang berarti tidak ada perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total pada daerah yang dipimpin oleh incumbent di sekitar waktu pelaksanaan pemilukada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
b. Hipotesis alternatif (H1) yang berarti ada perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total pada daerah yang dipimpin oleh incumbent di sekitar waktu pelaksanaan pemilukada. Oleh karena dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 0.05, maka H0 akan diterima jika α > 0.05. Sebaliknya, jika α ≤ 0.05 maka H0 akan ditolak dan H1 akan diterima. Dengan kata lain, jika α ≤ 0.05, maka terdapat perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total pada kepala daerah incumbent di sekitar waktu pelaksanaan pemilukada. Uji beda dua sampel berpasangan tidak berhubungan, dengan pengujian hipotesis beda rata-rata (independent sample t-test) untuk data yang berdistribusi tidak normal. Pengujian hipotesis untuk variabel penelitiaan ini menggunakan tingkat signifikansi ߙ = 0,05 atau 5%. Hipotesis dinyatakan sebagai berikut : a. Hipotesis nol (H0) yang berarti tidak ada perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total antara daerah yang dipimpin oleh incumbent dan non incumbent. b. Hipotesis alternatif (H1) yang berarti ada perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total antara daerah yang dipimpin oleh incumbent dan non incumbent. Dengan tingkat signifikansi α = 0.05, maka H0 akan diterima jika α > 0.05. Sebaliknya, jika α ≤ 0.05 maka H0 akan ditolak dan H1 akan diterima. Jika α ≤ 0.05, maka terdapat perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja total pada daerah yang dipimpin oleh kepala daerah incumbent dengan non incumbent. Jika α > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan alokasi belanja modal dan revisi belanja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
total pada daerah yang dipimpin oleh kepala daerah incumbent dengan non incumbent.
commit to user