BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian ekperimental (experimental research) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian eksperimen sebagai bagian dari model kuantitatif yang mempunyai ciri khas dengan adanya kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat berapa besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan
tertentu
pada
beberapa
kelompok
eksperimen
dan
menyediakan kontrol untuk perbandingan. Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu: 1) Memberikan soal pre-test untuk mengukur variabel terikat sebelum treatment atau perlakuan dilakukan. 2) Memberikan perlakuan eksperimen kepada para subyek yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 3) Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental (Eksperimen Semu) yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, menurut Sugiyono (2010: 114). Penelitian eksperimen dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi
27
28
terkendali untuk menemukan hubungan sebab akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. 3.1.2. Setting Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.2.1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 Kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terletak di Jalan Kartini No. 26, Salatiga. Lokasi sekolah yang berada dalam kompleks sekolah yaitu SMP N 1 Salatiga dan SMP N 2 Salatiga. Sekolah ini terasa nyaman karena letak SD Negeri Salatiga 06 tidak begitu dekat dengan jalan raya, sehingga tidak terganggu dengan suara kendaraan. 3.1.2.2.Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April 2012 dan dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah: a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan mencakup pemilihan judul skripsi, pembuatan proposal skripsi, pembuatan instrumen penelitian, permohonan ijin kepada pihak sekolah serta melakukan survei terlebih dahulu di sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan mencakup tentang kegiatan penelitian yang dilakukan di sekolah yang meliputi implementasi dari suatu model pembelajaran dan pengambilan data sebagai hasil penelitian. c. Tahap Penyusunan Pada tahap penyusunan merupakan tahapan penulis untuk pengelolaan data dan konsultasi kepada dosen pembimbing yang diikuti dengan penyusunan laporan serta persiapan ujian skripsi. 3.2. Variabel Penelitian Sugiyono (2007: 2-4) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi. Dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
29
kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang dikatakan sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahap yaitu penyajian materi, tahap kerja kelompok, tahap tes individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu dan tahap pemberian penghargaan kelompok. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) apabila dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang dikatakan sebagai variabel terikat adalah hasil belajar matematika kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Hasil belajar yang merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang akan dicapai dengan menggunakan alat penilaian yang disusun oleh guru berupa tes yang hasilnya adalah nilai kemampuan siswa setelah tes diberikan sebagai perwujudan dari upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur efektivitas hasil belajar matematika kelas IV operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif adalah sebagai berikut: 1) Apabila rata-rata hasil belajar matematika kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika kelompok kontrol. 2) Apabila selisih rata-rata hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki selisih di atas 3,5. Dalam menentukan selisih rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, menurut Anna Annastasi (2007: 58) adalah metode paling tepat
30
menentukan perbedaan luasnya kelompok dengan menggunakan rentang atau range skor paling tinggi dan paling rendah. 3.3. Desain Penelitian Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pre-test-postest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random menurut Sugiyono ( 2011: 116). O1 X O2 .................................................... O3 O4 Dapat bahwa O1 dan O3 merupakan kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O2 merupakan hasil belajar dari tes kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajarn dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan O4 merupakan hasil belajar dari tes kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Kemudian X merupakan pemberian perlakuan pada kelompok atas sebagai kelas eksperimen
yang
diberi
perlakuan,
yaitu
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division), sedangkan kelompok bawah merupakan kelas kontrol, pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran secara konvensional. Berdasarkan desain penelitian di atas, maka dapat disusun prosedur pelaksanaan penelitian sebagai berikut: Siswa Kelas Kontrol
Pre-test
Pembelajaran Konvensional
Post-test Dibandingkan
Siswa Kelas Eksperimen
Pre-test
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Post-test
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
31
Dengan prosedur penelitian pada gambar 3.1 maka peneliti akan membandingkan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dimana kelas kontrol pembelajaran dilakukan seperti biasa guru kelas mengajar atau pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Untuk pre-test diambil dari alat evaluasi pada kelas uji coba dan hasil pre-test kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) digunakan untuk mengetahui perbedaan varian kedua kelompok. Apabila kedua kelompok adalah homogen atau tidak ada perbedaan varian yang signifikan maka dapat dilakukan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada siswa kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada siswa kelompok kontrol. Setelah diberikan perlakuan pada kedua kelas tersebut maka dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar matematika dari kedua kelompok pada siswa kelas IV, di samping itu post-test digunakan untuk mengetahui tingkat normalitas dan homogenitasnya. Peneliti akan membandingkan hasil belajar matematika pada siswa kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Team Achievement Division) dan pembelajaran kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, sehingga akan dapat diketahui kefektifan model pembelajaran tersebut. 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian menurut Sugiyono (2010: 117)
adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Duwi Priyatno (2010: 2) menyatakan bahwa populasi merupakan sekelompok subjek ataupun objek yang memiliki karakteristik tertentu yang kemudian diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
32
siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06 semester II tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Data Siswa Nama Sekolah
SD Negeri Salatiga 06
Jumlah Siswa Kelas IV Kelas IVA: 26 siswa
Keterangan Putra: 7 siswa Putri: 19 siswa
Kelas IVB: 28 siswa
Putra: 16 siswa Putri: 12 siswa
Sampel penelitian menurut Sugiyono (2007: 62) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2007: 68) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, karena semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah 1)
Siswa kelas IV B SD Negeri Salatiga 06 Merupakan kelompok eksperimen yang akan diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan jumlah siswa 28 siswa.
2)
Siswa kelas IV A SD Negeri Salatiga 06 Merupakan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan (treatment) apapun. Model pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan jumlah siswa 26 siswa.
3.5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 160) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam artian lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah
33
rancangan penyusunan instrumen yang dikenal dengan istilah kisi-kisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi/pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran dan tes/kuis yang dilaksanakan setelah pembelajaran
dilakukan.
Observasi
dilakukan
untuk
mengontrol proses
pembelajaran agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Tes/kuis digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menjalani sebuah pembelajaran. Prosedur pembuatan instrumen observasi tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Menyusun kisi-kisi observasi Sebelum instrument observasi dibuat, dibuat terlebih dahulu kisi-kisinya. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division). Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pemilihan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Pra pembelajaran
Menyiapkan materi, menyiapkan instrument dalam format RPP
Menyiapkan kelas dan memotivasi siswa
Kegiatan awal
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Rumusan a. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. a. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Kesesuaian instrument penilaian dengan tujuan pembelajaran. a. Guru bersama siswa merapikan tempat duduk. b. Guru meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis. a. Guru memberikan salam pembuka. b. Guru memperkenalkan materi. c. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai d. Guru memberikan motivasi kepada siswa
34
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Rumusan a.
b. c.
Kegiatan Inti
Siswa melakukan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Division.
Kegiatan akhir
Evaluasi
Guru menyampaikan langkah-langkah dalam pembelajaran STAD. Guru menyampaikan materi pelajaran. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
a. Siswa akan mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, kemudian mempresentasikan hasil diskusi. b. Guru akan memberikan reward kepada setiap kelompok. a. Guru memberi kesimpulan dari pembelajaran. b. Guru memberi evaluasi terhadap siswa. c. Guru bersama siswa melakukan koreksi silang. d. Guru memberikan nilai perkembangan kepada setiap siswa. e. Melakukan perhitungan Skor akhir, kemudian akan memberikan reward kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi. f. Guru menutup pembelajaran.
2) Menyusun kisi-kisi tes Sebelum tes dibuat, dibuatlah terlebih dahulu kisi-kisinya. Konsep dasar penyusunan tes dalam hal ini adalah prestasi siswa–siswi terhadap pelajaran
35
matematika kelas IV semester II SD Negeri Salatiga 06. Adapun kisi-kisi hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator
Bentuk Soal
Soal
Menjumlahkan Menjumlahkan Menjumlahkan dan
bilangan bulat
Nomor
dua
Pilihan Ganda
bilangan
1, 2, 4, 9,
12,
mengurangan
bulat positif dan
18,
23,
bilangan bulat.
dua
26,
27,
bilangan
bulat negatif.
33, 35.
Menjumlahkan bilangan
Pilihan Ganda
bulat
14,
2,
dan
28,
31,
positif negatif.
32, 34.
Menyelesaikan soal
3, 5, 8,
rumpang
Pilihan Ganda
6, 7, 10, 11,
13,
penjumlahan
15,
16,
bilangan
bulat
19,
20,
dan
21,
22,
bulat
24,
29,
positif bilangan negatif.
30.
3) Menyusun item tes yang disusun berdasarkan pada kisi-kisi tes yang telah dibuat. Di dalam penelitian, instrumen penelitian mempunyai kedudukan yang tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu:
36
1) Uji Validitas Instrumen Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2006: 168) sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan juga dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini instrumen uji validitas dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 1 Salatiga dengan mengambil responden kelas IV dengan jumlah 28 siswa. Maka db dalam penelitian ini adalah n – 2 yaitu 28 siswa – 2 = 26 dengan taraf signifikansinya 5%. Apabila dilihat di nilai table r maka batas koefisiennya 0,388. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan Berdasarkan tabel r dengan jumlah responden sebanyak 28 maka nilai kooefisiennya 0,388, apabila nilai koefisien kurang dari 0,388 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. 2) Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Duwi Priyatno, 2010: 32) bahwa: reliabilitas <0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Instrumen yang dapat dikatakan reliable apabila alpha >0,6. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan program SPSS 16 for windows yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analyze. 3) Uji Tingkat Kesukaran Soal Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Secara tentatif dapat
37
dikatakan bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok tertentu yang akan dites. Tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang menjawab dengan betul butir soal yang bersangkutan, maka dikatakan makin mudahlah butir soal tersebut dan sebaliknya. Menurut Nana Sudjana (2011: 137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan rumus: I = Indeks Kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, maka makin sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Soal Rentang Nilai
Tingkat Kesukaran Soal
0 – 0,30
Soal kategori sukar
0,31 – 0,70
Soal kategori sedang
0,71 – 1,00
Soal kategori mudah
3.6. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 158) metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada barang-barang tertulis. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang populasi penelitian dan informasi mengenai prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data identitas siswa, seperti daftar nama siswa kelas IV dan daftar nilai raport matematika kelas IV semester I.
38
b. Observasi Menurut Nana Sudjana (2011: 84-85) observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar. Melalui pengamatan/observasi dapat diketahui bagaimana sikap perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan dan hasil kegiatan yang diperoleh setelah kegiatan. Dalam hal ini, observasi dilakukan oleh peneliti yang akan melaksanakan proses pembelajaran dan melihat langsung proses pembelajaran dikelas dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV. c. Metode Tes Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan atau bentuk tulisan. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar matematika pada pokok bahasan penjumlahan bilangan bulat kelas IV semester II SD Negeri Salatiga 06 antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Uji Normalitas Menurut Duwi Priyatno (2010: 36) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One-Sample Kolmogorov Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai > 0,05. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis
39
data Parametric, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametric. Uji normalitas dapat dihitung dengan bantuan menggunakan SPSS for windows version 16 yaitu Analyze– Descriptive Statistics– Explore- Masukkan variabel pada Dependent List– Plots– Normality Plots With Tests– Continue– Ok atau menggunakan Analyze– Non Parametric Test– One Sampel KS – masukkan variabel pada jendela variabel– klik normal pada tes distribution. Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010: 40) yaitu jika signifikansi (Asymp.sig) >0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi (Asymp.sig) <0,05 maka data yang diuji tidak beristribusi normal. 3.7.2. Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS for windows version 16 yaitu dengan langkahlangkah sebagai berikut : Analyze– Compare Means– Oneway Anova. Menurut Priyatno (2010: 115) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen, kemudian nilai Levene Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya. 3.8. Uji Hipotesis Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai tes/kuis dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis dilakukan setelah data dari nilai tes/kuis terkumpul pada masing-masing kelompok dan setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara signifikan setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada kelompok eksperimen, adapun hipotesis yang akan diuji. Dengan hipotesis statistika adalah sebagai berikut:
40
a. Hipotesis Nol Ho : X1=X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen (siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06) sama dengan rata – rata hasil belajar matematika kelas kontrol (siswa kelas IVA SD Negeri Salatiga 06). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) tidak efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. b. Hipotesis Alternatif Ha : X1> X2 yaitu rata – rata hasil belajar matematika kelas eksperimen (siswa kelas IVB SD Negeri Salatiga 06) lebih tinggi dibandingkan rata – rata hasil belajar matematika kelas kontrol (siswa kelas IVA SD Negeri Salatiga 06). Artinya model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student team Achievement Division) efektif digunakan dalam peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik yaitu menggunakan uji t-test independent. Perlu dilakukan uji t-test dalam statistik parametrik digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan data yang digunakan adalah interval atau rasio. Pengujian hipotesis dapat menggunakan bantuan SPSS for windows version 16 yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : Analyze– Compare Means– Independent Sample T-Test, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Independent Sample T-Test pilih pada Define Groups kemudian isikan angka- Continue- OK. Menurut Duwi Priyatno (2010: 99) cara menganalisa hasil output pada Independent Samples Test adalah sebagai berikut: 1) Pengujian dilakukan sebelum analisis Independent Samples Test yaitu uji asumsi varian (uji Levene’s) yaitu untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda, jika varian sama maka uji t menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Jika signifikansi > 0,05, maka memiliki varian yang sama. Jika signifikansi < 0,05 maka memiliki varian yang berbeda.
41
2) Melihat tabel Independent Samples Test pada t-test for Equality of Means pada sig (2-tailed), jika signifikansi >0,05, maka tidak ada perbedaan. Jika signifikansi <0,05 maka terdapat perbedaan.