BAB III ANALISIS PERUSAHAAN
3.1 Analisis Internal Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT Indosat PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan pada tahun 1967 dengan bentuk Perusahaan Modal Asing (PMA) sebagai anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh International Telephone and Telegraph Corporation (ITT). Tahun 1969, Indosat memulai operasi komersialnya dan telah menjadi penyedia utama jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, menghubungkan Indonesia secara langsung ke hampir 252 negara dan tujuan di seluruh dunia. Bisnis utama Indosat adalah menyediakan jasa switched dan non-switched telekomunikasi internasional.
Indosat
ditugaskan
pemerintah
Indonesia
untuk
membangun, mentransfer, dan mengoperasikan selama 20 tahun sebuah stasiun bumi Intelsat di Indonesia untuk mengakses penggunaan kapasitas Intelsat di satelit Indian Ocean Region (IOR). Tahun 1980, ITT menjual seluruh saham Indosat kepada pemerintah Indonesia. Setelah transfer, Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan menjadi satu-satunya
84
85
penyedia jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada waktu itu, Pemerintah Indonesia mentransfer kepemilikan fasilitas Indosat kepada Indosat. Tahun 1982, dalam rangka memisahkan secara efektif jaringan telekomunikasi domestik dan internasional, seluruh kepemilikan Perumtel pada kabel bawah laut internasional dan gerbang serta operator internasionalnya di Jakarta ditransfer ke Indosat dan Indosat mentransfer aset tertentu yang berhubungan dengan telekomunikasi domestik ke Perumtel. Pada bulan Oktober 1994, Indosat menyelesaikan initial global public offering saham-sahamnya. Saham-saham tersebut diperdagangkan baik di Bursa Efek Jakarta maupun New York Stock Exchange. Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00 dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005
nilai
emisi
obligasi
syariah
Indosat
IV
sebesar
Rp
285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan
86
demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT. Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan ia menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Pada akhir tahun 2002 divestasi Indosat oleh pemerintah (41,94% saham Indosat) yang dimenangkan oleh STT (Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.), anak perusahaan yang sahamnya
100%
dikuasai
oleh
Temasek,
menyebabkan
industri
telekomunikasi seluler di Indonesia mengalami struktur kepemilikan silang.
Hal
ini
disebabkan
karena
sebelum
divertasi
Gambar 3.1 Skema Kepemilikan Silang Temasek tersebut, saham Telkomsel yang merupakan operator seluler terbesar di Indonesia telah dimiliki oleh Temasek melalui anak perusahaannya yaitu
87
Singtel dan SingTel Mobile, sehingga secara tidak langsung Kelompok Usaha Temasek telah menguasai pasar seluler Indonesia dengan menguasai Telkomsel dan Indosat secara tidak langsung. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Adanya kemampuan pengendalian yang dilakukan oleh Kelompok Usaha
Temasek
terhadap
Telkomsel
dan
Indosat
menyebabkan
melambatnya perkembangan Indosat sehingga tidak efektif dalam bersaing dengan Telkomsel yang berakibat tidak kompetitifnya pasar industri seluler di Indonesia. Perlambatan perkembangan Indosat ditandai dengan pertumbuhan BTS yang secara relatif menurun dibanding dengan Telkomsel dan XL yang merupakan dua operator besar lainnya di Indonesia.
Gambar 3.2 Logo Indosat Penjualan 41,94% saham Indosat tersebut menimbulkan banyak kontroversi. Pemerintah RI terus berupaya untuk membeli kembali (buyback) saham Indosat tersebut agar pemerintah menjadi pemegang saham yang mayoritas dan menjadikan kembali Indosat sebagai BUMN,
88
namun hingga kini upaya pemerintah tersebut belum terealisasi akibat banyaknya kendala. Pada bulan November 2003 Indosat mengakuisisi PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha. PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) sendiri didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Ia mulai beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikan ia sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.
Gambar 3.3 Logo Satelindo
3.1.2 Komposisi Pemegang Saham PT Indosat Semenjak akhir 2002 hingga 2004, Singapore Technologies Telemedia
(STT),
melalui
Indonesia
Communications
Limited.,
89
merupakan pemegang saham mayoritas Indosat dengan komposisi kepemilikan sebesar 40,98%. Pemerintah Republik Indonesia memiliki 14,54% saham Indosat. Pemilik lainya adalah JP Morgan Chase Bank US Resident 5,42%, dan sisanya di tangan masyarakat. 3.1.3 Produk dan Jasa PT Indosat Indosat memiliki banyak sekali produk dan jasa, terutama pada bidang telekomunikasi. Berikut adalah produk dan jasa Indosat:
a. SWITCHED PRODUCT: International Direct Dialing (IDD), Indosat Calling Card (ICC), Indosat Prepaid Card, Visa Phone, International Toll-Free, International Video Confrence, Home Country Direct, Indonesia Direct, International Telegram and Telex Service, FaxPlus, Data Packet Communication Connection, ISDN-Pasopati, Inmarsat. b. NON-SWITCHED PRODUCT: International Leased Circuit Service, Indosat Business Service, International Private Circuit, Virtual Private Network, Frame Relay, Television Channel Service. Layanan seluler bagi Indosat merupakan jenis layanan yang memberikan penerimaan paling besar, yakni hingga mencapai 75% dari seluruh penerimaan pada tahun 2006. Berdasarkan data tahun 2006, Indosat menguasai 26,9% pasar operator telepon seluler GSM (yakni melalui Matrix, Mentari, dan IM3) dan 3,7% pasar operator CDMA (melalui StarOne).
90
3.1.3.1 GSM • Matrix, kartu pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum The Freedom to be You Jaringan Satelindo (kini Indosat) Kapasitas : 64 Kilobytes Voltase: 3 Volt atau 5 Volt Memory SMS : 30 SMS Memory Phone Book : 550 nomor GSM Phase 2+ GSM 900/1800 3,5G Personalized PIN/PUK Menu Browser Satelindo@ccess/ Matrix-Centro • Matrix Auto, kartu prabayar-pascabayar GSM untuk pengguna eksekutif dan umum • Mentari, kartu prabayar GSM untuk pengguna umum Lengkap Melengkapi Hidup Jaringan Satelindo (kini Indosat) Kapasitas : 16Kb, 32Kb Voltase : 3 Volt atau 5 Volt Memory SMS : 30, 35 SMS
91
Memory Phone Book : 250 nomor GSM 900/1800 3,5G Menu Browser Satelindo@ccess hanya untuk 32Kb • IM3, kartu prabayar dan pascabayar GSM untuk pengguna muda-mudi dan umum No Limits Jaringan Isat-M3 dan Satelindo (kini satu jaringan Indosat) Kapasitas : 64 Kilobytes dan 32 Kilobytes Voltase: 3 Volt atau 5 Volt Memory SMS : 35 SMS Memory Phone Book : 250 nomor GSM 900/1800 3,5G Personalized PIN/PUK Menu Browser M3-Access hanya untuk 64Kb 3.1.3.2 Fixed Telecomm • StarOne (prabayar dan pascabayar), fixed wireless CDMA • IDD 001, Sambungan Langsung Internasional (premium) • IDD 008, Sambungan Langsung Internasional (tarif hemat) • GlobalSave (Layanan VoIP) • Indosat Phone (iPhone), layanan telefon tetap
92
• Indosat Flat Call 01016, sambungan telepon internasional via VoIP 3.1.3.3 Global Corporate Services • Indosat World Link, layanan sirkit sewa internasional • Indosat Domestic link, layanan sirkit sewa domestik • Indosat Frame Net, layanan sirkit sewa berteknologi Frame Relay • Indosat IPVPN, layanan sirkit sewa dengan teknologi IPVPN • Indosat MPLS, layanan terbaru berbasis jaringan Metro Ethernet dengan teknologi MPLS 3.1.3.4 Kantor Pelayanan PT Indosat PT Indosat yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan multimedia di Indonesia memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk perkara pertanyaan seputar telekomunikasi (seluler, SLI, dll), pengaduan, panduan berlangganan, pembelian kartu
perdana
prabayar
GSM/CDMA/kartu
prabayar
internet/voucer isi ulang, dan/atau pembayaran tagihan, dan hal lainnya langsung di tempat. PT Indosat menyediakan kantor pelayanan Indosat (Satelindo Direct dan Galeri Indosat-M3) yang sekarang sudah menjadi Galeri Indosat yang sudah banyak tersedia di hampir seluruh wilayah Indonesia. Galeri Indosat
93
dibagi dalam regional, seperti regional Jabodetabek & Banten, Sumatra bagian utara, Sumatra bagian selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, dan Indonesia timur. 3.1.3.5 Lain-lain • Lintasarta, layanan jaringan korporat • IndosatM2, layanan internet, Wi-Fi, dan HotSpots
3.1.4 Perusahaan Anak dan Afiliasi
Indosat memiliki investasi di: Acasia Communicationd Sdn.Bhd. (ACASIA), PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta), ASEAN Cableship Pty.Ltd (ACPL), Astel Tokyo Corporation (Astel), PT Bangtelindo (Bangtelindo), Cambodian Indosat Telecommunications S.A. (Camintel), PT EDI Indonesia, PT Duta Sukses Utama, PT Graha Informatika Nusantara, PT Graha Lintas Properti, I-CO Global Communication (Holdings) Ltd, PT Indokomsat Lintas Dunia (Indokomsat), PT Mitra Global Telekomunikasi (MGTI), PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakomindo), PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), PT Sisindosat Lintasbuana, PT Sistelindo Mitra Lintas, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), USA Global Link, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo Data Buana, PT Intikom Telepersada, PT Indoprima Mikroselindo (Primasel), Suginami Cable Television Co. Ltd., PT Yasawirya Tama Cipta (YTC), Indosat Kazakstan Telecommunications
94
Ltd. (Inkasel), International Satellite Organisations, PT Multi Media Asia Indonesia (MMAI), PT Pramindo Ikat Nusantara, AlphaNet Telecom Inc, PT Indosat Mega Media (IMM), PT Menara Jakarta, PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Multimedia Nusantara, PT Datakom Asia, ASEAN Telecom Holding Sdn.Bhd. (ATH), PT Indokomsat Lintas Dunia, PT Indosel.
Dari nama-nama di atas beberapa perusahaan berstatus sebagai anak perusahaan PT Indosat. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain: • PT Indosat Mega Media (IndosatM2) • PT Aplikanusa Lintasarta • Indosat Finance Company, B. V. (IFB) • Indosat International Finance Company, B. V. (IIFB) • Indosat Singapore, Pte. Ltd. (ISP) • Acasia Communications, Sdn. Bhd. (Acasia) • ASEAN Cableship, Pte. Ltd. (ACPL) • ASEAN Telecom Holdings, Sdn. Bhd. (ATH) • StarOne Mitra Telekomunikasi (SMT)
Selain itu, ada pula anak perusahaan yang telah dimerger dengan Indosat. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:
95
• PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) - telah diakuisisi oleh PT Indosat Tbk. • PT Indosat Multimedia Mobile (Indosat-M3) - telah diakuisisi oleh PT Indosat Tbk. • Bimagraha - telah diakuisisi oleh PT Indosat Tbk.
Indosat juga memiliki anak perusahaan kepemilikan silang dengan Telkom yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Pada tahun 2001, 35% saham T-Sel dibeli oleh PT Telkom Indonesia Tbk. dari PT Indosat Tbk. sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat.
3.1.5
Misi, Visi, dan Filosofi Perusahaan
Sebagai perusahaan yang besar dan memiliki nilai dan tekad sebagai modal untuk maju, Indosat memiliki misi, visi, dan filosofi Perusahaan. Berikut adalah misi, visi, dan filosofi Indosat pada tahun 2005.
3.1.5.1 Misi Perusahaan
Setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih kepemilikan seratus persen saham PT. Indosat dari the American Cable and Television Corporation (ITT/ACR) pada tanggal 31 Desember 1980, kemudian dirumuskanlah misi baru Indosat pada tahun
96
1981,
yang
didasarkan
pada
suatu
pandangan
untuk
mentransformasikan Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang bersih dan sukses.
Indosat mendefinisikan misi perusahaan tersebut sebagai berikut: • Menyediakan jasa terbaik pada konsumen • Memberikan hasil terbaik kepada pemegang saham • Mempertahankan dan meningkatkan citra terbaik perusahaan
3.1.5.2 Visi Perusahaan
Saat Indosat akan go public ke bursa saham dunia pada tahun
1994,
menyesuaikan
dilakukan diri
redefinisi
dengan
trend
visi
perusahaan
global
dalam
untuk sektor
telekomunikasi dan memperhitungkan strategi dari perusahaan telekomunikasi kelas dunia.
Indosat mendefinisikan tujuan yang hendak diraih yang tertuang dalam visi perusahaan sebagai berikut: • Mempertahankan
kepemimpinan
pasar
dalam
jasa
telekomunikasi internasional di Indonesia. Dengan masuknya
97
pemain baru seiring berakhirnya monopoli sebagai penyedia jasa telekomunikasi internasional, Indosat harus berjuang untuk memimpin pasar dengan:
1) mempertahankan pangsa pasar dominan, dan
2) menyediakan jasa yang terbaik, baik dalam kualitas dan jangkauan produk dan jasa. • Memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi
berkelas
dunia.
Adanya
kecendrungan
di
sektor
telekomunikasi menuju swastanisasi perusahaan negara dan dibukanya pasar dunia, yang mengakibatkan masuknya pemain asing dalam industri domestik, menuntut Indosat untuk dapat bersaing dengan perusahaan multinasional. Dengan strategi untuk memasuki pasar global diharapkan dapat:
1) meningkatkan nilai perusahaan melalui ekspansi bisnis, dan
2) meningkatkan citra perusahaan yang memperkuat posisinya di Indonesia. • Menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi
dunia, Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menjadi pemain global, Indosat menaikkan
98
standard sesuai dengan standard yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi multinasional, sebagai operator telekomunikasi global.
3.1.5.3 Filosofi Perusahaan
Perkembangan
jasa
telekomunikasi
internasional
di
Indonesia yang cepat, seiring pertumbuhan permintaan pada jasa dan jangkauan jasa telekomunikasi, menuntut dipenuhinya kepuasan pelanggan sebagai kunci sukses dalam era kompetisi. Untuk memenuhi hal tersebut, Indosat menerapkan suatu filosofi yang dikenal dengan "Kami Lebih Peduli" atau lebih populer dengan "We Care More".
3.2 Analisis Eksternal Perusahaan 3.2.1 Lingkungan Umum/Remote Environment
Lingkungan ini adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.
99
3.2.1.1 Faktor Ekonomi
Krisis moneter yang kemudian disusul dengan tejadinya krisis ekonomi telah membuat terpuruknya perekonomian Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika secara drastis dan fluktuatif, banyak menyulitkan perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang terutama diakibatkan pinjaman luar negeri yang besar. Hancurnya sektor keuangan khususnya perbankan dan tingkat suku bunga yang sangat tinggi mencapai 70% telah membuat dunia usaha kesulitan untuk mendapatkan kredit yang memadai untuk mengembangkan usahanya. Krisis ini diperburuk dengan terjadinya krisis kepercayaan, yang mengakibatkan terjadinya penolakan letter of credit oleh pihak luar negeri. Kontraksi ekonomi yang diperkirakan mencapai 13% ditahun 1998 ini, inflasi yang tinggi (menurut data BPS dalam periode Januari-September 1998 inflasi telah mencapai 75%), banyaknya PHK, dan pada gilirannya memperbesar jumlah penduduk miskin. Dengan turunnya pendapatan riel masyarakat maka daya beli masyarakat melemah. Semua masalah diatas sangat menyulitkan bagi dunia usaha di Indonesia saat ini.
100
3.2.1.2 Faktor Sosial
Kemajuan ekonomi yang pernah terjadi selama periode 1969-1996, telah banyak merubah keadaan sosial di Indonesia. Jasa telekomunikasi pada saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, baik untuk dunia usaha maupun di luar dunia usaha. Keberhasilan program Keluarga Berencana juga telah merubah keadaan demografi Indonesia. Jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat, yang tentunya akan semakin banyak memerlukan jasa telekomunikasi dalam kegiatannya . Halhal diatas merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi.
3.2.1.3 Faktor Politik dan Perundang-undangan
Keadaan politik dalam negeri yang masih belum stabil pada saat ini, sedikit-banyak cukup mempengaruhi kegiatan ekonomi nasional. Disusunnya beberapa Undang-Undang, seperti: UU Kepailitan, yang berpengaruh pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan; dan UU Persaingan Sehat, untuk bisnis yang bersih, yang ditujukan untuk menghapus praktek monopoli atau pun kartel. Khusus untuk jasa telekomunikasi internasional, pemerintah tetap memberikan komitmen untuk mempertahankan duopoli Indosat-Satelindo hingga tahun 2003. Dengan akan
101
berakhirnya duopoli tersebut, maka diperlukan kesiapan dalam menghadapi munculnya pendatang baru.
3.2.1.4 Faktor Teknologi
Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.
3.2.1.5 Faktor Ekologi
Pada saat ini dunia bisnis semakin dituntut tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Industri telekomunikasi telah mencoba membuat produk yang ramah lingkungan, dan bagi sektor jasa telekomunikasi relatif tidak menghasilkan limbah sama sekali. Adapun masalah yang pada saat itu disoroti adalah mengenai
pembangunan
BTS
yang
sepertinya
tidak
memperhatikan keindahan lingkungan, terutama di daerah padat.
102
3.2.2 Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.
Menurut Michael Porter dalam bukunya, Competitive Strategy, keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu: 1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek, dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan.
103
Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.
Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada. 2. Kekuatan tawar-menawar pembeli Jumlah
pelanggan
telekomunikasi
dari
tahun
ke
tahun
mengalami peningkatan, yang pada akhir Pelita VIII (2009) diproyeksikan mencapai 21 juta saluran telepon dengan rasio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedia (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan Hongkong 54 per seratus orang. Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.
104
Jadi melihat hal di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum digarap. 3. Kekuatan tawar-menawar pemasok Industri telekomunikasi banyak memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian, hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri, sehingga bergantung pada produsen luar negeri. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi Indonesia tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika terjadi fluktuasi dan pelemahan nilai tukar mata uang dalam negeri, hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan. 4. Ancaman dari barang atau jasa pengganti Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya: jasa transportasi,
105
jasa pos, jasa pers, dan internet. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi. 5. Persaingan di antara perusahaan yang ada Kondisi
persaingan
industri
telekomunikasi
Indonesia
dipengaruhi oleh aturan mengenai struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN, sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operasi, dan kontrak manajemen dengan PT Telkom dan PT Indosat.
3.2.3 Lingkungan Operasi
Lingkungan ini meliputi faktor-faktor pada situasi kompetitif yang mempengaruhi sukses perusahaan dalam mendapatkan sumber daya atau dalam keuntungan pemasaran barang dan jasa perusahaan. 1. Posisi Kompetitif
Posisi kompetitif Indosat cukup kuat, sebagai pemimpin pasar, dan hanya menghadapi satu pesaing pada bisnis telekomunikasi internasional yaitu Satelindo. Selain itu juga didukung rangkaian
106
produk dan jasa yang luas, kapasitas dan produktivitas yang memadai, periklanan, dan yang cukup penting citra perusahaan.
2. Profil Pelanggan
Pelanggan dari Indosat meliputi rumah tangga dan kalangan bisnis. Dalam hal ini pemakai utama dari telekomunikasi internasional adalah kalangan bisnis, yang banyak digunakan untuk keperluan usaha. Terpuruknya perekonomian Indonesia yang banyak memacetkan sejumlah besar bisnis, mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan volume pemakaian telekomunikasi internasional.
3. Pemasok
Peralatan-peralatan
yang
digunakan
untuk
pengadaan
telekomunikasi internasional, merupakan peralatan yang bermuatan teknologi
tinggi.
Sehingga,
sebagian
besar
peralatan
tersebut
didatangkan melalui pemasok luar negeri. Walaupun posisi daya tawar Indosat cukup kuat, mengingat cukup banyaknya jumlah pemasok, namun penurunan nilai tukar Rupiah sangat mempengaruhi besarnya dana yang diperlukan untuk mendatangkan peralatan tersebut. Namun, pendapatan Indosat yang sebagian besar dalam bentuk Dollar, seperti pendapatan incoming call, cukup membantu.
107
4. Kreditor
Dilihat dari struktur kredit-modal, terlihat bahwa Indosat mempunyai struktur yang berimbang, atau antara modal dan kredit jumlahnya sama. Dalam hal ini, mengingat kemampuan Indosat dalam menghasilkan keuntungan maupun asset yang dimilikinya, tidaklah terlampau sulit bagi indosat untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor pada jumlah yang memadai.
5. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2004, Indosat mempunyai sekitar 4.000 karyawan, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan
program
pelatihan
berjenjang
sesuai
posisinya
untuk
meningkatkan keahlian.
3.3 Analisis Strategi Perusahaan 3.3.1 Analisis SWOT
3.3.1.1 Strength
Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi
108
internasional, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
3.3.1.2 Weakness
Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan.
3.3.1.3 Oppurtunity
Peluang bagi Indosat antara lain adalah besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.
3.3.1.4 Threat
Ancaman bagi Indosat antara lain adalah masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri sehubungan akan
109
berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
3.3.2 Grand Strategy
Adaptasi
pada
perubahan
lingkungan
yang
cepat
dalam
telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global, di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang.
Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000: • Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat • Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994 • Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional • Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat
110
3.3.3 Growth Strategy
Indosat
berusaha
mempertahankan
keberadaannya
sebagai
pemimpin pasar untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis "1-plus-3" yang mencoba:
"1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business. Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen.
111
1.
Partisipasi
dalam
pembangunan
infrastruktur
telekomunikasi
domestik. Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak. 2.
Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional dan internasional. Indosat memulai proyek internasional, melibatkan joinventura dengan mendasarkan sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional. Tujuan utamanya adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain utama carrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi internasional
112
seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara. 3.
Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis komplementer. Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan
dalam
telekomunikasi
dapat
dipergunakan
untuk
mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet.
Dengan
strategi
perusahaan
"1+3",
Indosat
akan
menjadi
perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
3.3.4 Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi
Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial. Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas
113
lebih lambat, yang memaksa Indosat untuk lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen investasi yang jatuh waktu.
Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan
keuntungan
Indosat,
melainkan
menurunkan
pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998, incoming dan outgoing calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis internasional sebagai bagian dari situasi nilai tukar rupiah dan instabilitas politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%.
Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan, antara lain: • Selalu mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada mata uang asing. Indosat mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith.
114
• Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia. Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun sebelumnya. • Menerapkan
kebijakan
likuiditas
yang
berhati-hati.
Biaya
telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah. Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin. • Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan. Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang.
Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas, sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".