1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi dengan lingkungan social atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dengan dan tidak bisa berbagi pikiran dan perasaannya (Rawlins, Heacock, 1993). Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi pikiran, perasaan dan pengalaman serta mengalami kesulitan berinteraksi secara spontan dengan orang lain. Individu yang demikian berusaha untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kamarahan, malu, rasa bersalah dan merasa tidak aman dengan berbagai respon. Respon yang terjadi dapat berada dalam rentang adaptif sampai maladaptif yang dapat digambarkan sebagai berikut (Stuart,and Sundeen, 1998) Rentang Respon Sosial
Respon adaptif
Solitut Otonomi Kebersamaan Saling Kergantungan
Respon Maladaptif
Kesepian Menarik diri Ketergantungan
Manipulasi Impulsif Narkisisme
2
Keterangan dari rentang respon sosial: 1. Solitut Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenung apa yang telah dilakukan di lingkuagan sosialnya dan suatu cara untuk mengevaluasi diri untuk menentukan langkahnya 2. Otonomi Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial 3. Kebersamaan Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal 4. Saling ketergantungan Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal, dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima 5. Kesepian Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak adanya perhatian dengan orang lain atau lingkungannya 6. Menarik diri Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain atau lingkungan 7. Ketergantungan Suatu keadaan individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang lain
3
8. Manipulasi Individu berinteraksi pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dekat dengan orang lain 9. Impulsif Keadaan dimana indiviu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan 10. Narkisisme Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian individu akan marah jika orang lain tidak mendukung
B. Pengkajian 1. Faktor Predisposisi (Stuart, and Sundeen, 1998) Ada berbagai faktor yang menjadi pencetus terjadinya perilaku menarik diri. Faktor pencetus yang dapat mempengaruhi termasuk a. Faktor perkembangan Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan mencetus seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang tergantung juga dapat mempengaruhi terjadi menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profesional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaboratif sewajarnya mengurangi mengalahkan keluarga oleh tenaga profesional
4
b. Faktor biologik Faktor genetik dan adanya perubahan struktural respon sosial mal adaptif c. Faktor sosiokultural Isolasi sosial merupakan faktor pencetus dalam gangguan. Ini merupakan akibat dari normal yang tidak mendukung pedekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota yang tidak produktif lansia, orang cacat dan penyakit kronis. 2. Faktor Presipitasi (Stuart,And Sundeen, 1998) Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berperilaku menarik diri. Faktor-faktor penyebab tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain : a. Stressor fisik 1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain 2) Penyakit kronik atau panderita dapat menyebabkan seseorang minder atau malu dan dia akan menarik diri dari orang lain. b. Stressor psikologik 1) Menarik diri dapat terjadi pada orang-orang yang mempunyai masalah di masa lalunya dan mereka merasa malu dan sangat bersalah. 2) Kurang kepercayaan diri dan kekuatan dan dalam diri seseorang akan menyebabkan dia akan menutup diri dan oraag lain
5
3) Kurangnya cinta, kasih sayang dan perasaan kehilangan juga akan memicu terjadinya penarikan diri 4) Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengetahuinya 5) Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tinggi 6) Klien dengan harga diri rendah mengurangi kecemasan mereka dengan mengisolasi diri dan menarik diri dari orang lain. c. Stressor intelektual 1) Kurangnya pemahaman diri dan ketidakmampuan untuk berbagi pikiran dan perasaan yang mengganggu perkembangan hubungan dengan orang lain 2) Klien dengan "kegagalan" adalah orang yang kesepian dan kesulitan
menghadapi
hidup.
Mereka
juga
akan
sulit
berkomunikasi dengan orang lain 3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain 4) Ketidakmampuan seseorang menggunakan bahasa berinteraksi sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain.
6
d. Stressor sosial dan sosiokultural 1) Pengalaman kehidupan masa lalu yang terkecil, sikap acuh, kekosongan dan penolakan merupakan penyebab terjadinya perilaku menarik diri. 2) Kurang penghargaan atas dirinya dari lingkungan sekitarnya juga menjadi salah satu penyebab menarik diri 3) Isolasi
sosial
pada
masa
remaja
akan
mempengaruhi
kemampuannya mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain 4) Perpisahan dengan orang yang terdekat dalam kehidupan misalnya karena dirawat di rumah sakit karena penyakit kronik 3. Tanda dan Gejala (Depkes RI,1994) Gangguan berhubungan dengan orang lain : menarik diri dapat dilihat pada perilaku-perilaku klien antara lain kurang spontan, apatis (acuh terhadap lingkungan), ekspresi wajah kurang berseri, tidak merawat dan tidak memperhatikan kebersihan, menurun atau tidak ada komunikasi verbal, mengisolasi diri, tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya, intake makan dan minum terganggu, retensi urine, dan feses, aktifitas menurun, kurang energi (tenaga), kurang harga diri, postur tubuh berubah misal sikap feotus. 4. Mekanisme Koping (Depkes RI, 1994 ) Mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan pada gangguan isolasi sosial menarik diri adalah regresi, represi dan isolasi.
7
4. Pohon Masalah (Kelliat 1999)
Perubahan sensori perceptual : halusinasi
Core problem
: IsolasiIsolasi sosialsocial : menarik diri
Harga diri rendah
Masalah keperawatan: 1.
Perubahan sensori persepsi : halusinasi 2.
3.
Isolasi sosial, menarik diri
Harga diri rendah
5. Diagnosa Keperawatan (Kelliat, 1999) a. Perubahan sensori perceptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri b. Isolasi sosial : menarik diri yang berhubungan dengan harga diri rendah.
8
6. Intervensi keperawatan a. Perubahan
sensori
perseptual
:
halusinasi
berhubungan dengan menarik diri (Kelliat, 1998) Tujuan Umum
:
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi Tujuan Khusus
:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik 1.2 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal 1.3 Memperkenalkan diri dengan sopan 1.4
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
1.5
Jelaskan tujuan pertemuan
1.6 Jujur dan menepati janji 1.7
Tunjukkan sikap empati dan klien apa adanya
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri 2.1 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari 2.1.1. Diri sendiri 2.1.2 Orang lain 2.1.3. Lingkungan
9
2.2
Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2.3
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul
2.4
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
2.5
Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain 3.1
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
3.2
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.3
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
3.4
Beri
reinforcenment
positif
pada
kemampuan,
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain 4
Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap 4.1
Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2
Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap: K-P
10
K-P-P lain K-P-P lain –K lain K- Kel/Klp/Masyarakat 4.3 Berilah reinforcement positif atas keberhasilan klien yang telah dicapai 4.4 Bantu klien mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain 4.5 Diskusikan jadwal harian yang dapt dialkukan bersama klien dalam mengisi waktu 4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan 4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien 5
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain 5.1 Dorong
klien
untuk
mengungkapkan
perasaannya
bila
berhubungan dengan orang lain 5.2 Diskusikan
dengan
klien
tentang
perasaan
manfaat
berhubungan dengan orang lain 5.3 Beri
reinfocement
positif
atas
kemampuan
klien
mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain 6
Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga 6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga 6.1.1. Salam perkenalan diri
11
6.1.2. Jelaskan tujuan 6.1.3. Buat kontrak 6.1.4. Eksplorasi perasaan klien 6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : 6.2.1.Perilaku menarik diri 6.2.2.Penyebab perilaku menarik diri 6.2.3.Akibat yang akan terjadi jika menarik diri tidak ditanggapi 6.2.4.Cara keluarga menghadapi klien menarik diri 6.3 Dorong keluarga untuk memberi dukungan pada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain 6.4 Anjurkan angota keluarga secara rutin bergantian menjenguk klien minimal sekali seminggu 6.5 Berilah reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai keluarga b. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan harga diri rendah Tujuan Umum : Klien tidak menarik diri Tujuan Khusus : a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. 1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki klien 1.1.1 Anjurkan minimal 5
klien
menyebutkan
atau
kelebihan yang dimiliki.
menuliskan
12
1.1.2
Dukung pernyataan klien tentang kelebihan yang
dimiliki 1.1.3
Berikan reinforcement terhadap aspek positif klien
1.2. Bantu klien mengenal kekurangan atau kelemahan klien 1.2.1 Anjurkan
klien
menyebutkan
kekurangan
yang
dimilki 1.2.2 Bicarakan dengan klien bahwa tiap orang mempunyai kekurangan atau kelemahan. 1.3. Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian negative, utamakan memberi pujian realistis. 2. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 2.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan klien selama sakit. 2.2. Diskusikan
pula
kemampuan
yang
dapat
dilanjutkan
pengguanaanya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien 3.
Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki 3.1.
Bantu klien membuat rencana realistic 3.1.1 Tanyakan pada klien tujuan dan keberhasilan yang ingin dicapai 3.1.2 Bantu klien memilih prioritas tindakan yang pasti dapat dicapai
13
3.2. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total. 3.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien. 3.4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien. 4.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan. 4.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 4.2. Beri pujian atas keberhasilan klien. 4.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
5.
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada 5.1. Berikan pendu\idikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 5.2. Bantu keluarga dalam memberi dukungan pada klen selama dirawat. 5.3. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dilakukan oleh keluarga.