BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Ekonomi Makro dan Mikro Teori ekonomi secara umun dikembangkan kedalam dua arah yang berbeda yaitu ekonomi secara makro dan secara mikro. Dalam ekonomi makro pembahasan yang dilakukan adalah tentang sekelompok prilaku suatu kelompok masyarakat,
seperti
pendapatan
nasional,
kesempatan
kerja,
inflasi,
pengangguran, anggaran pemerintah, dan lain-lain. Sementara dalam pembahasan ekonomi mikro yaitu tentang prilaku dari suatu ekonomi yang kecil seperti konsumen secara individual, dan perusahaan. Perbedaan dari masalah pokok yang ada maka tampak sekilas bahwa teori ekonomi makro dan mikro merupakan dua bagian ilmu yang berbeda. Karena dengan demikian ekonomi makro yang biasa dikenal dengan istilah pendapatan masyarakat, sedangkan ekonomi mikro biasa dikenal dengan istilah teori harga. Namun dalam kenyataannya kedua teori ekonomi ini saling berkaitan satu dengn yang lainnya. Teori konsumsi masyarakat didalam pembahasan ekonomi makro merupakan contoh dari prilaku konsumen secara individual yang dibicarakan didalam ekonomi mikro. Masalah pokok dalam ekonomi makro yang meliputi pertumbuhan ekonimi, inflasi, dan kesempatan kerja/pengangguran. Adapun awalmula munculnya teori ekonomi makro secara umum berawal dari gagalnya ekonomi mikro sekitar tahun 1930. Dalam masalah ini campurtangan dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam stabilitas perekonomian baik itu bentuk campurtngan
Universitas Sumatera Utara
dari pemerintah maupun kebijakan lainnya yang berhubungan dengan masalah pertumbuhan, inflasi, dan pengangguran sehingga muncul teori ekonomi makro. Sementara pokok pembahasan dalam ekonomi mikro pada dasaranya merupakan kebijakan yang akan diambil oleh seorang konsumen, dan prinsip yang akan digunakan dalam pengambilan sebuah keputusan. Dalam teori ekonomi mikro pembahasan yang mendasar adalah merupakan kekuatan ekonomi dalah hal permintaan dan penawaran dipasar oleh produsen dan konsumen, dimana permintaan yang terjadi merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara untuk produsen hal yang terjadi dipasar akan menjadi dasar penawaran bagi produsen ke konsumen. 2.2. Teori Permintaan Inti
dari
pembahasan
teori
permintaan
secara
umum
adalah
mengungkapkan bagaimana ketergantungan terhadap jumlah barang atau jasa yang diminta terhadap harga barang atau jasa itu sendiri. Pada dasarnya konsumen meminta untuk membeli barang atau jasa, dikarenakan konsumen tersebut memiliki uang, serta mampu untuk membayar, dan memenuhi kebutuhannya tersebut. Secara umum masyarakat (Konsumen), lebih cenderung untuk mengharapkan harga dari barang atau jasa yang ada dipasar semakin menurun, namun pada kenyataannya harga barang atau jasa yang ditawarkan dipasaran secara bertahap lebih cendrung meningkat. Teori Permintaan adalah teori ekonomi mikro yang menyatakan bahwa permintaan dapat mempengaruhi harga. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika permintaan barang atau jasa di pasaran naik, maka harga akan ikut naik. Tetapi, jika permintaan turun, maka harga barang atau jasa juga akan ikut
Universitas Sumatera Utara
turun. Turunnya permintaan itu sendiri awalnya disebabkan oleh naiknya, atau terlalu tingginya harga di pasaran, sehingga masyarakat berfikir ulang untuk menggunakan uangnya. Maka, ketika masyarakat tidak berminat untuk membeli produk, barang atau jasa produsen, maka produsen akan menurunkan harganya, agar masyarakat kembali dapat mengkonsumsi barang yang mereka produksi, begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.1. Kurva Permintaan Dalam gambar kurva di atas, kita dapat melihat, bagaimana pengaruh permintaan terhadap harga. Karena dengan adanya kenaikan permintaan barang atau jasa, dari D1 naik menjadi ke D2, terhadap suatu barang atau jasa, maka menyebabkan kenaikan atas harga itu sendiri, dari P1 naik menjadi ke P2. Apabila semakin tinggi harga (P) suatu barang dan jasa yang ditawarkan, maka semakin sedikit jumlah barang dan jasa yang diminta (Demand). Dengan demikian, kita mendapatkan slope kurva permintaan yang negatif untuk barang dan jasa tersebut. Namun sebaliknya apabila harga (P) barang dan jasa lebih cendrung naik, dan permintaan barang atau jasa lebih cendrung meningkat, maka kita akan mendapatkan slope yang pengaruhnya positif.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya bisa saja karena selera, tingkat kepusan, pendapatan masyarakat, jumlah penduduk, dan perkiraan ramalan dimasa yang akan datang. Dari hukum permintaan pada hakikatnya semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, apabila semakin tinggi harga suatu barang maka akan semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. 2.3. Permintaan Terhadap Haji Dalam menjalankan ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat muslim, khususnya bagi masyarakat muslim dikota Medan yang mayoritas penduduknya merupakan agama Islam, walaupun ONH selalu mengalami kenaikan tiap tahun, tetapi permintaan untuk pergi haji tetap tinggi, karena saat ini semakin mudahnya bagi seseorang untuk mendapatkan bantuan dari Bank untuk mendapatkan jatah kursi haji dengan jangka waktu rata-rata lima tahun kedepan. Dimana dana talangan haji yang dibayarkan oleh pihak bank dapat dicicil oleh nasabahnya sesuai dengan aqad, selama waktu yang telah ditentukan secara bersama-sama sambil menunggu tiba saatnya untuk pergi haji. Dalam kasus ini, ongkos naik haji selalu mengalami kenaikan, namun minat ataupun permintaan dari masyarakat sangat begitu tinggi, kenaikan ini diakibatkan karena semakin mahalnya biaya perjalanan transportasi IndonesiaArab Saudi, serta semakin naiknya ongkos sewa tempat selama di Arab Saudi, dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing terutama Dollar Amerika.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Pengertian Haji Secara bahasa, haji berasal dari kata Al-Hajju yang berarti menyengaja atau menuju atau mengunjungi. Dan secara istilah Al-Hajju berarti mengunjungi Ka’bah untuk beribadah kepada Allah SWT, dengan syarat-syarat dan rukunrukunnya, serta beberapa kewajiban tertentu dan dilaksanakan dalam waktu tertentu. 2.5. Tujuan Ibadah Haji Tujuan beribadah, pada dasarnya adalah sama yaitu untuk mendapatkan Ridho dari Allah SWT, dimana dalam melaksanakan ibadah haji ini kita harus benar-benar ikhlas untuk melaksanakannya, jangan hanya karena gengsi atau karena terpaksa, atau pun hanya untuk memperoleh gelar haji saja, tetapi disini seseorang memang harus benar-benar menyerahkan diri kepada Allah SWT. Jika seseorang melaksanakan ibadah haji dengan sungguh-sungguh maka akan mendapatkan kepuasan batin, dan kepuasan batin tersebut bukanlah menjadi tujuan utama untuk beribadah. Karena kepuasan batin hanyalah buah dari hasil yang diperoleh selama menjalankan ibadah haji di tanah suci tersebut, dengan pelaksanaan yang ikhlas. Apabila seseorang telah pulang dari menjalankan ibadah haji tersebut biasanya menjadi lebih kaya, baik itu kaya secara lahiriah maupun batiniah, maka kekayaan tersebut tidak boleh menjadi tujuan utama dari pelaksanaan haji tersebut. Dimana tujuan yang paling utama dari melaksanakan ibadah haji tersebut ialah melaksanakan ibadah se-ikhlas mungkin hanya Karena Allah SWT, karena dikhawatirkan bisa timbul sifat ria, iri hati, maupun sombong dalam pelaksanaanya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Firman Allah SWT dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya: “..Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengiklaskan ketaatan kepada-Nya..”. Keiklasan dalam menjalankan ibadah haji merupakan perintah Allah SWT, dengan meluruskan niat, mengobarkan semangat dengan perasaan tulus dan ikhlas, bahwa pergi haji merupakan demi menjalankan perintah Allah SWT, dan untuk mengharapkan Ridha-Nya, bukan untuk mendapatkan pujian, sanjungan, dan sebagainya, maka hindarkanlah diri dari penyakit hati semacam itu. 2.6. Dasar Hukum Ibadah Haji Ibadah haji diwajibkan bagi kaum muslimin, tetapi bagi yang mampu secara lahir, batin dan mampu secara ekonomi. Hadis Nabi Muhammad Rasulullah SAW, dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khatab RA berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun diatas lima (pondasi), 1).Persaksian bahwa tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasulullah, 2).Melaksanakan Shalat, 3).Mengeluarkan zakat, 4).Haji ke Baitullah, dan 5).Puasa Ramadhan” (H.R.Bukhari, dan Muslim). Melaksanakan ibadah haji hanya wajib sekali seumur hidup, selebihnya tidaklah wajib, hal ini dikarenakan dalam melaksanakan perjalanan ibadah haji dibutuhkan biaya yang sangat mahal, dan dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang kuat. Nabi Muhammad SAW sendiri melaksanakan ibadah haji hanya sekali saja, sejak adanya perintah haji turun yaitu pada saat haji wada’ (Haji selamat tinggal) pada tahun ke sepuluh Hijriah.
Universitas Sumatera Utara
Hadist yang menjelaskan bahwa haji tidaklah wajib dilaksanakan berkalikali yaitu: “Ibnu ‘Abbas RA berkata : Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami sabdanya : Hai sekalian manusia, telah diwajibkan haji atas kamu. AlAqra ibn Habis bertanya : apakah haji itu setiap tahun yaRasulullah ? Rasulullah menjawab : sekiranya kukatakan “Ya” tentulah haji itu menjadi wajib setiap tahun, dan sekiranya diwajibkan demikian, kamu tidak akan melaksanakannya, lagi pula kamu tidak akan sanggup. Ibadah haji itu sekali saja. Siapa yang menambahnya akan menjadi ibadah sunat baginya. (HR. Ahmad, Abu Daud, al-Nasa’i, al-Hakim dan Ibnu ‘Abbas). Masalah lain yang menjadi permasalahan apakah ibadah haji harus sesegara mungkin dilaksanakan atau ditunda sampai waktu yang akan datang. Sebagian ulama berpendapat, al-Syafi’i, al-Tsauri, menyatakan bahwa waktu pelaksanaan haji itu sangatlah luas artinya, bisa saja ibadah haji itu dilakukan kapan saja (pada musim haji) atau tahun-tahun depannya, selama kita masih mampu di dunia ini. Orang yang sudah mampu untuk pergi haji, namun seseorang tersebut menunda keberangkatannya tidaklah berdosa, asalkan orang tersebut tetap berniat untuk melaksanakan ibadah haji tersebut dan akan tetap berangkat pada musim haji yang akan datang, namun alangkah baiknya apabila dilaksanakan sesegera mungkin. Sebagai contoh adalah Rasulullah SAW sendiri yang pernah menunda untuk melaksanakan ibadah haji, dimana pada saat itu perintah haji sudah turun pada tahun ke-6 Hijriah, tetapi Rasulullah melaksanakan haji pada tahun ke-10
Universitas Sumatera Utara
Hijriah. Apabila ada perintah bahwa ibadah haji harus sesegera mungkin untuk dilaksanakan, maka Rasulullah pasti akan segara untuk melaksanakan, namun pada kenyataannya Rasul sendiri pernah menunda untuk melaksanakan ibadah haji sampai beberapa tahun berikutnya. 2.7. Syarat Wajib Haji Para ulama sepakat bahwa ada lima syarat wajib haji yang harus terpenuhi, yaitu: 1. Beragama Islam, orang kafir tidaklah wajib untuk melaksanakan haji. 2. Baligh (Dewasa), anak-anak tidaklah wajib melaksanakan ibadah haji. 3. Berakal, orang yang sedang gila, idiot, kurang waras, sakit ingatan, dan semacamnya tidaklah wajib haji baginya. 4. Merdeka, hamba sahaya tidaklah wajib melaksanakan ibadah haji karena terbebankan oleh perintah majikannya. Sedangkan haji membutuhkan waktu dan biaya yang mahal. 5. Mampu, yaitu seseorang yang memiliki kecukupan dari segi biaya (baik untuk ongkos pergi, maupun untuk orang atau keluarga yang ditinggal pergi), kekuatan fisik, serta keamanan selama didalam perjalanan. 2.8. Rukun Haji Rukun haji yaitu perbuatan yang harus dilakukan selama masa melaksanakan ibadah haji. Apabila salah satu dari rukun tersebut tidak dilaksanakan atau tertinggal, maka hajinya tidaklah sah. Rukun tersebut yaitu: 1. Ihram, yaitu niat untuk melaksanakan ibadah haji atau langkah awal dari permulaan untuk melaksanakan ibadah haji atau umroh, pakaian ihram yang harus digunakan selama menjalankan ibadah haji di tanah suci pada
Universitas Sumatera Utara
tanggal 8 dzulhijjah. Pakaian ihram untuk pria yaitu terdiri dari dua lembar kain dan tidak dijahit, sehelai melilit tubuh, mulai dari pinggang hingga di bawah lutut, dan sehelai lagi di selempangkan mulai dari bahu kiri kebawah ketiak kanan. Pada saat itu pria tidak boleh mengenakan celana, kemeja, tutup kepala, dan tidak boleh menutup mata kaki. Sedangkan pakaian ihram wanita lebih bebas, tetapi disunatkan yang berwarna putih, yang penting menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah, dan tapak tangan. 2. Wuquf di arafah, adalah mengasingkan diri atau mengantarkan diri ke panggung replika di padang masyar, dimana pada saat itu seluruh manusia mengantri menunggu giliran untuk di hisab (dihitung) oleh Allah SWT. Wukuf sebagaimana contoh peringatan untuk manusia agar selalu mengingat Allah dengan banyak-banyak berzikir, sholat, berdo’a, merenungkan diri, dan mengingat kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan selama ini. Wukuf dilakukan di padang arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan ini merupakan puncak dari ibadah haji. 3. Tawaf, Pengertian tawaf secara umun adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, dimana tawaf yang dilakukan adalah di dalam Masjidil Haram, bukan diluar Masjid. Dimana hitungan tawaf dimulai dari Hajjar Aswad (batu hitam), jika memungkinkan tiga putaran pertama dilakukan dengan berlari-lari kecil, dan empat putaran selanjutnya dapat dilakukan dengan berjalan biasa dengan posisi Baitullah Berada di sebelah kiri para jamaah.
Universitas Sumatera Utara
4. Sa’i, yaitu berjalan kaki sebanyak 7 kali bolak-balik dari bukit Sofa ke bukit Marwa. Dimana jarak antara bukit Sofa dan bukit Marwa sekitar 405 meter. Sehingga bila dihitung jarak tempuh antara bukit Sofa dan bukit Marwa untuk sekali jalan sebanyak tujuh kali yaitu 7 x 405 m = 2.835 meter. 5. Mencukur rambut kepala atau memotongnya (Tahalul). Menurut bahasa tahalul artinya “menjadi boleh” atau “diperbolehkan”. Dengan demikian tahalul yaitu dibebaskannya seseorang dari pantangan ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan pemotongan rambut kepala minimal sebanyak tiga helai. Firman Allah SWT dalam surat Al-Fath ayat 27 yang artinya: “..Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada rasul-Nya bahwa mimpi rasul-Nya itu akan menjadi kenyataan. Yaitu engkau beserta penduduk Makkah lainnya akan memasuki kota Makkah insya Allah dengan aman, bebas dari rasa takut terhadap kaum musyrikin dengan mencukur rata kepalamu, sedang yang lain mengguntingnya saja. Tuhan mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dibalik “ yang tidak kamu ketahui itu “ Tuhan akan memberi kemenangan lebih dahulu kepadamu pada waktu dekat..”. 6. Tertib, artinya pelaksanaan ibadah haji tersebut dilakukan berdasarkan urutan mana yang harus terlebih dahulu dilakukan, mulai dari urutan yang pertama sampai urutan yang terakhir.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Wajib Haji Disamping rukun haji, ada yang namanya wajib haji. Dimana wajib haji ini merupakan suatu keharusan yang dilaksanakan dalam melaksanakan ibadah haji atau biasa juga disebut dengan inti dari perjalanan ibadah haji yang harus dilakukan selama di tanah suci. Dimana kewajiban-kewajiban tersebut yaitu : 1. Ihram dari miqat. Secara harfiah miqat berarti batas antara boleh dan tidak, atau perintah mulai dan berhenti,
yaitu
kapan mulai melapazkan
(mengucapkan) niat dan maksud melintasi batas antara tanah biasa, dengan tanah suci. Sewaktu memasuki tanah suci semua jamaah harus sudah berpakaian ihram, dan mengetuk pintu syurga dengan mengucapkan salam saat memulai miqat. 2. Melempar Jumroh, yaitu tempat dimana untuk kita mengingat Nabi Ibrahim As, yang digoda oleh syetan agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT, untuk menyembelih putra-Nya yaitu Nabi Ismail As. Dimana pada saat itu tiga kali Nabi Ibrahim digoda oleh syetan, dan tiga kali pula Nabi Ibrahim melemparkan batu kepada syetan, sebagaimana beliau di pimpin
langsung dan diperintahkan
langsung oleh Malaikat
untuk
melakukannya. Dimana sekarang ini untuk mempermudah pelaksanaan melempar jumrah pada ketiga tempat ini telah di bangun tugu, dimana jumrah yang pertama yaitu jumrah Ula (Jumrah Shugro) atau jumrah yang yang paling kecil, terletak dekat dengan Masjid Khaif. Jumrah yang kedua yaitu jumrah Wusttha (Jumrah Tsaniyah), atau jumrah yang sedang, dimana jarak antara jumrah kedua, dengan jumrah yang pertama yaitu sekitar 150 meter. Dan jumrah yang ketiga adalah jumrah Aqobah (Jumrah Tsalitsah) atau
Universitas Sumatera Utara
jumrah yang besar, jumrah ini berada dekat dengan pintu gerbang Mina,dimana jaraknya antara jumrah ketiga dengan junrah kedua sejauh 190 metar.
Tanggal
9Zulhijjaf
10 zulhijjah
11zulhijjah
12zulhijjah
13 zulhijjah
Tabel 2.1 Jadwal Melontar Jumroh Ibadah
Wukuf di Padang Arafah
Melontar jumrah Aqobah sebanyak tujuh kali Melontar ketiga jumroh secara berurutan 1.Ula 2. Wustha 3.Aqabah Melontar ketiga jumrah secara berurutan. 1.Ula 2.Wustha 3.Aqobah Melontar kembali ketiga jumrah secara berurutan
Waktu Mulai
Akhir
Siang di waktu matahari rebah di arah tenggelam Setelah lewat tengah malam
Tengah malam
Mulai tergelincirnya matahari
Tengah malam (sunnah) Tengah malam (sunnah)
Mulai tergelincirnya matahari
Tengah malam (sunnah)
Mulai tergelincirnya matahari
Tengah malam (sunnah)
Sumber : BPIH.
Diwajibkan setelah sampai di Mina para jamaah haji harus melempar ketiga jumrah tersebut dengan waktu yang telah di tentukan, dimana dalam pelemparan tersebut para jamaah haji membawa tujuh buah batu kerikil yang sudah dicari sebelumnya, dan dalam melempar dilakukan satu persatu untuk setiap jumrah tersebut. Dimana setelah melempar hendaknya berdiri menghadap kiblat sambil memuji Allah SWT, serta berdo’a memohon ampun kepada Allah, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Bermalam di Muzdalifah (Mabit), yaitu bermalam beberapa hari di Mina, ataupun berhenti sejenak untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum melakukan pelontaran jumroh yang merupakan kewajiban dalam melakukan ibadah haji. Maka dengan bermalam di Mina (mabit) jarak untuk melontar jumroh keesokan harinya menjadi lebih dekat, karena letak ketiga jumroh tersebut berada di Mina. 4. Tawaf Wada’ yaitu tawaf perpisahan didalam melaksanakan ibadah haji yang dilakukan sebagai mana pernyataan dan penghormatan kepada Baitullah dan Masjidil Haram. Tawaf ini dapat dilakukan dengan berjalan biasa dan tidak perlu berlari-lari. Tawaf wada’ merupakan tugas akhir yang harus dilakukan para jamaah di dalam pelaksanaan ibadah haji maupun umroh, bagi jamaah yang belum melakukan tawaf ini, maka belum diperbolehkan untuk meninggalkan Makkah, maka jamaah tersebut tidak dapat kembali ketanah air, karena tawaf ini adalah hukumnya wajib bagi setiap jamaah. Tetapi wanita yang sedang haid dibebaskan dari tawaf ini (Tawaf Wada’), dan boleh langsung meninggalkan Makkah, Hal ini dijelaskan dalan suatu Hadist yang artinya: “Manusia diperintahkan supaya akhir perjumpaan (dengan Baitullah) itu dengan menjalankan tawaf di Baitullah, akan tetapi hal itu diringankan bagi perempuan-perempuan yang sedang haid”. (HR. Bukhari dan Muslim). Perbedaan antara wajib haji dengan rukun haji yaitu, jika wajib haji tanpa sengaja melanggar atau tertinggal melaksanakanya, maka ibadah hajinya adalah tetap sah, tetapi orang yang melakukannya tersebut di haruskan membayar denda
Universitas Sumatera Utara
(dam). Sedangkan rukun haji didalam pelaksanaannya apabila dilanggar atau pun tertinggal, maka hajinya tersebut tidaklah sah (batal). 2.10. Macam-Macam Haji Ada tiga macam ibadah haji yang dapat dilakukan bagi jamaah haji. Yaitu: 1. Haji Ifrad. Kata ifrad berarti menyendiri, dimana seseorang bermaksud menyendiri, baik menyendirikan haji dengan umroh. Dalam hal ini yang didahulukan adalah ibadah haji, kemudian ibadah umroh. Dengan demikian seseorang tersebut telah berniat dari miqat akan melaksanakan ibadah haji dahulu baru kemudian melaksanakan ibadah umroh. Atau sebaliknya seseorang
tersebut
melaksanakan
umroh
terlebih
dahulu,
kemudian
melaksanakan hajinya, hal ini dilakukan dalam waktu yang berbeda, tetapi tetap dalam satu musim haji. Hal ini diterangkan di dalam Al-Qur’an surat AlBaqarah ayat 97, yaitu yang dimaksud dengan bulan-bulan haji atau waktu haji ada beberapa hari dan beberapa bulan. Bulan yang dimaksud yaitu bulan Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijah. Dimana dimulai dari tanggal 1 di bulan Syawal (29 hari), tanggal 1 dibulan Dzulhijjah (30 hari), dan berakhir tanggal 10 bulan zulhijjah (tanggal 1sampai tanggal 10). sehingga yang dimaksud dengan bulan haji adalah sebanyak 69 hari. Dimana niatnya untuk melaksanakan haji terlebih dahulu yaitu: “ Labaikk Allahuma bi hajji” Yang artinya: “ Ya Allah, saya berniat haji”. 2. Haji Tamatu’. Yang berarti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umroh terlebih dahulu, kemudian melakukan ibadah haji. Tamatu’ juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun
Universitas Sumatera Utara
yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Dimana dalam perjalanan menuju Makkah para jamaah dianjurkan untuk banyak-banyak membaca Talbiyah. Cara melaksanakan ibadah haji tamatu’ yaitu para anggota jamaah mengenakan pakaian ihram, dan berniat melaksanakan umrah serta mengucapkan niat dengan bacaan “Labaiika bi’umrah”. Yang artinya : “Ya Allah, saya berniaat’umrah”. Setelah tiba di Makkah amalan umrah berikutnya adalah melakukan tawaf keliling ka’bah sebanyak tujuh kali, sa’i antara bukit Sofa dan bukit Marwa, kemudian tahallul. Pada saat itu kemudian para jamaah bisa manggantikan pakaian ihram dengan pakaian biasa, karena pada saat itu semua jamaah bebas melakukan aktifitas yang di bolehkan (selama tidak perbuatan tercela atau yang dilarang selama menjalankan ibadah haji). Kebebasan tersebut berlaku di asrama saja, sampai tiba waktu untuk melakukan ibadah haji, dimana jamaah haji tersebut harus mengenakan pakaian ihram lagi sebelum menuju ke Mina dan langsung ke Arafah. 3. Haji
Qiran.
Yang
berarti
menggabungkan,
menyatukan,
atau
menyekaliguskan antara ibadah haji dengan ibadah umroh, dalam hal ini berarti ibadah umrohnya sudah tercakup di dalamnya. Dimana haji qiran ini dipilih karena waktunya terbatas. Umumnya mereka yang tiba tanggal 9 Dzulhijah di Makkah, maka pelaksanaan ibadah haji dan umroh langsung dikerjakan secara bersamaan sekaligus. Dengan demikian proses tawaf, sa’i. dan tahalul untuk haji dan umroh hanya dilakukan satukali saja. Dalam melaksanakan haji qiran ini lafaz yang di baca yaitu “ Labaik bi hajji wa umrah “ Yang artinya : “ ya Allah, saya berniat hajji dan umrah “. Dimana
Universitas Sumatera Utara
dalam melaksanakan haji qiran ini para jamaah harus tetap memakai pakaian ihran dari sejak Miqat makani (batas letak tanah), serta melaksanakan semua rukunnya serta melaksanakan wajib hajinya. Tabel 2.2 Beda Haji Dengan Umroh Haji
No
Umroh
1.
Tawaf, Sa’i. Tahalul
Tawaf, Sa’i, Tahalul
2.
Wukuf, Mabit, dan Melontar
Wukuf kapan saja, terkecuali
Jumroh
hari-hari haji
Waktunya dilakukan tanggal 9, 10,
Kapan saja dapat dilaksanakan
3.
11, 12, dan 13 Zulhijah Sumber : BPIH. 2.11. Macam-Macam Tawaf 1. Tawaf Qudum, atau tawaf Dukhul, yaitu tawaf pembukaan atau tawaf selamat datang bagi jamaah yang baru saja tiba di Baitullah, tawaf ini sebagai pengganti sholat tahyattul masjid (bila di masjid-masjid biasa). 2. Tawaf Ifadhah, dilakukan apabila jamaah sudah selesai melakukan pelontaran jumrah. Maka dilakukan tawaf ifadhah. Apabila tidak melakukan tawaf ini, maka hajinya tidaklah sah karena ini merupakan tawaf wajib. 3. Tawaf Umrah. Dimana orang yang melakukam umroh harus melakukan tawaf ini, apabila orang yang melakukan umroh tidak melakukan tawaf ini maka umrohnya tidak sah. 4. Tawaf Wada’ yaitu tawaf yang dilakukan pada saat jamaah akan meninggalkan Makkah, atau biasa disebut juga tawaf perpisahan dengan
Universitas Sumatera Utara
Ka’bah, maka jamaah seluruhnya wajib melaksanakan tawaf ini karena hukumnya adalah wajib. 5. Tawaf Sunat, yaitu tawaf yang bisa dilakukan kapan saja, pada saat jamaah memiliki waktu luang disaat ada kesempatan untuk melaksanakannya. 2.12. Syarat-Syarat Tawaf 1. Suci dari hadas kecil, hadas besar, dan najis. Apabila wanita sedang halangan maka tidak dibenarkan tawaf. 2. Menutup aurat bagi laki-laki dan perempuan. 3. Melakukan putaran sebanyak tujuh kali secara berturut-turut. 4. Memulai tawaf dan memulai hitungan tawaf dari hajar aswad, dan di akhiri juga di hajar aswad. 5. Dalam memutari ka’bah harus berada di sebelah kiri jamaah. 6. Tawaf dilakukan di luar Hijir Isma’il. 2.13. Hari Tasyrik Yang dimaksud dengan hari tasyrik yaitu tiga hari setelah tanggal 10 Dzulhijjah (Hari raya Idul Adha). Dimana mulai dari tanggal 10 Dzulhijjah di sunatkan bagi jamaaah haji untuk menyembelih hewan Qurban. Penyembelihan ini dilakukan setelah para jamaah selesai melempar jumrah. Rasulullah SAW, melempar jumroh pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah selesai sholat zuhur dimulai dari Ula, Wusta, Aqabah, (HR.Ahmad Bin Imam Hambali). Haddis lainnya menyebutkan bahwa melempar jumrah dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dilakukan dengan berbalik di mulai dari jumrah Aqabah sampai jumra Ula. Namun pada tanggal 11, 12, 13 melemparnya berbalik arah lagi seperti awal di mulai dari Ula sampai Aqabah. (HR. Ibnu Majah).
Universitas Sumatera Utara
Dimana hari tasyrik ini biasa disebut juga dengan hari penyembelihan hewan qurban. Sabda Rasulullah SAW, “ Semua hari tayrik ini adalah hari menyembelih hewan (Qurban)”(HR.Ahmad Bin Hanbali), karena hari tasyrik ini juga berkaitan dengan hari kegembiraan atau bersenang-senang. Maka tiga hari setelah tanggal 10 Dzulhijjah umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Hewan qurban yang di sembelih biasa di lakukan juga tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada hari tasyrik ini para jamaah di anjurkan untuk tinggal di Mina minimal dua hari yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Kriteria yang harus dipeuhi untuk hewan qurban yaitu kambing berumur 2 tahun, sedangkan domba berusia 1 tahun, dimana jenis hewan inihanya diniatkan untuk 1 orang saja. Sedangkan hewan lainnya seperti sapi, kerbau berusia 2 tahun. Untuk hewan unta berusia 5 tahun. Dimana jenis hewan ini dapat di niatkan untuk orang yang berqurban sebanyak 7 orang. Sedangkan hewan yang syah untuk di qurbankan yaitu tidak cacat, tidak sedang sakit, tidak sedang dalam tersakiti atau teraniaya, dansebagainya. Hali ini dikuatkan dengan Sabda Rasulullah SAW yaitu “empat macam binatang yang tidak sah dijadikan qqurban, 1). Rusak matanya, 2). Sakit, 3). Pincang, dan 4). Kurus dan tidak berlemak lagi “. (HR. Ahmad, Tarmidzi). 2.14. Jumlah Jamaah Haji Jumlah jamaah haji adalah total jamaah haji asal kota Medan yang berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Dimana jumlah jamaah haji asal kota Medan selalu mengalami kenaikan, bahkan untuk beberapa tahun kedepan saja antrian jamaah asal kota Medan sudah penuh hingga tahun 2016. Hal ini mungkin saja karena semakin mudahnya bagi calon jamaah haji untuk mendaftarkan diri
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan bantuan dari bank-bank syariah untuk mendapatkan kursi pesawat haji, walau untuk beberapa tahun kedepan. Dimana untuk keberangkatan secara reguler sekarang ini hanya dengan menyetorkan uang sekitar Rp 25.000.000,- sudah bisa mendapatkan jatah kursi untuk tahun keberangkatan berikutnya yang masih kosong. 2.15. Jumlah Penduduk Muslim Masalah kependudukan di kota Medan sama seperti dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia yang meliputi pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian bayi dan anak, lama usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang kurang merata dan pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus terus ditingkatkan kualitasnya. Penduduk merupakan elemen penting dalam membuat kebijakan dan merupakan alat dari pembangunan ekonomi yang akan dilakukan pemerintah. Pembangunan dikatakan berhasil jika pemerintah telah mampu, dan sukses dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk baik secara jasmani dan rohani. Dengan jumlah penduduk muslim yang terbesar di dunia diharapkan pemerintah
mau
untuk
mendorong
pembangunan
yang
nantinya akan
meningkatkan kualitas manusianya, karena ini merupakan potensi yang sangat strategis dalam mempercepat pembangunan khususnya di dunia Islam yang ada di Sumatera Utara secara umumnya, sehingga akan menjadi pendorong untuk pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun sebaliknya apabila tidak di imbangi dengan kualitas penduduknya yang baik hal ini merupakan beban yang harus dipikul pemerintah, dan menjadi penghambat pembangunan di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2.16. Pendapatan Perkapita Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengetahui suatu kondisi keadaan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu dapat dilihat melalui Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas harga konstan. PDRB atau yang biasa disebut dengan data pendapatan perkapita
adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan
kondisi perekonomian di suatu daerah setiap tahunnya, dengan demikian kita dapat melihat bagaimana tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam waktu tertentu yang secara umum dihitung dalam waktu satu tahun. Berdasarkan pendapatan masyarakat secara umum dapat digolongkan kedalam tiga bagian yaitu : masyarakat yang berpendapatan rendah, masyarakat yang
berpendapatan
menengah, serta masyarakat
berpendapatan tinggi.
Terjadinya perbedaan pendapatan yang diterima oleh seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti kemampuan yang berbeda-beda dari seseorang, baik keahlian, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pola konsumsi di dalam rumah tangga. Apabila
PDRB
atau
pendapatan
perkapita
menunjukan
angka
peningkatan yang sangat signifikan, namun laju dari pertumbuhan penduduk tidak bisa dikurangi, bahkan lebih besar laju pertumbuhan penduduk dari pada laju pertumbuhan ekonomi, maka dalam hal ini tingkat kemakmuran masyarakat dapat digolongkan masih rendah. Untuk itu tingkat pendapatan perkapita di suatu daerah harus dibarengi dengan laju pertumbuhan ekonomi yang seimbang dari besarnya jumlah penduduk di daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.17. Hubungan antara variable independent dengan variable dependent 1. Hubungan antara jumlah jamaah haji terhadap jumlah penduduk muslim. Antusias masyarakat muslim untuk melaksanakan ibadah haji sangatlah tinggi, hal ini dikarenakan semakin mudahnya proses untuk melaksanakan ibadah tersebut dengan bantuan dari dana talangan haji yang dilakukan oleh bank syariah yang ada di Indonesia, selain itu dengan stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri yang dapat meningkatkan keinginan masyarakat untuk ber-haji. Sampai saat ini penduduk muslim di Indonesia merupakan jumlah yang terbesar pertama di dunia yang merupakan modal dasar bagi pemerintah untuk menggerakkan roda ekonomi khususnya ekonomi Islam, namun hal itu tidaklah mudah tanpa dibarengi dengan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakatnya. Semakin tinggi jumlah penduduk muslim dikota Medan, maka semakin tinggi jumlah permintaan haji di kota medan yang mengakibatkan semakin tinggi pula jumlah jamaah haji asal kota Medan. 2. Hubungan antara jumlah jamaah haji terhadap pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata masyarakat kota Medan yang sebanyak 72% mayoritas penduduk di kota Medan merupakan umat muslim, (Properda Kota Medan). Dimana yang dimaksud dengan kemampuan rata-rata tersebut adalah, kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam waktu tertentu (dalam sebulan), setelah terpenuhinya kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan dari masyarakat tersebut, sehingga besar ataupun kecilnya dari kelebihan pendapatan seseorang tersebut biasanya disimpan untuk dapat dimanfaatkan oleh orang tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah anak-anak, biaya berobat jika sakit, dan untuk dapat memenuhi
Universitas Sumatera Utara
keinginan/hasrat yang terpendam dalam hati untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji ketanah suci. Pendapatan masyarakat dikota Medan dengan masyarakat yang diluar kota Medan, bila dirataratakan sangat berbeda pendapatannya. Sehingga dengan cepat akan terjadi kepadatan penduduk di kota Medan ini pada umumnya, hal ini dikarenakan perputaran roda ekonomi di Medan sangat cepat bila dibandingkan di luar kota Medan. Jadi semakin tinggi pendapatan perkapita masyarakat kota Medan, maka semakin tinggi pula keinginan/hasrat masyarakat muslim di kota Medan untuk melaksanakan ibadah haji.
Universitas Sumatera Utara