BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran adalah suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar, pembelajaran lebih memfokuskan agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai kegiatan edukatif yang dilakukan pendidik. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Wahyudin, 2006 :13). Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen diantaranya tujuan, materi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan agar tercapai tujuan secara optimal. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat bergantung pada cara guru mengunakan metode pembelajaran (Hamalik, 2001: 56). Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Mengajar dalam pengertian yang luas adalah sebagai aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik–baiknya sehingga terjadi proses belajar atau dikatakan sebagai
10
upaya menciptakan suasana yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar bagi para siswa (Sardiman, 2004:47). Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya, yaitu membaca, memperhatikan demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain 2. Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato 3. Motor activities, yaitu yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain,berkebun, dan memperagakan (Sardiman, 2004:101). Daerah Lampung memiliki budaya dan adat istiadat yang beragam. Adat istiadat Lampung tidak terlepas dengan seni pertunjukannya. Seni pertunjukan yang dianggap paling tua di Lampung di antaranya adalah seni tari, seni musik tradisional, seni sastra, maupun cerita rakyat. Akan tetapi, seni yang berkembang paling pesat pada saat ini adalah seni tari dan musik tradisional (Mustika, 2012:12). Tari sigeh penguten merupakan salah satu tari tradisional daerah Lampung yang berfungsi sebagai penghormatan dan penyambutan tamu. Selain itu tari sigeh penguten merupakan salah satu alat untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam menumbuhkan berbagai kepekaan rasa estetis serta kecintaan pada budaya melalui kegiatan tari (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2000).
11
Pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang dimainkan. Pendidikan seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik, yaitu kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) dan berekspresi, serta agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah pikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Mustika, 2012:26). Metode demonstrasi merupakan sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar (Wetty, 2012:13). Metode demonstrasi adalah salah satu metode membelajarkan siswa untuk melihat apa yang dikerjakan guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar guru dengan menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses sehingga siswa dapat melihat, mengamati, mendengar, dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru (Subana, 2009: 110). Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, tidak terdapat judul yang sama dengan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat dikatakan masih orisinil. 2.1 Landasan Teori Landasan teori pada suatu penelitian adalah merupakan dasar-dasar operasional penelitian (Kaelan, 2012: 251). Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian
12
mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekadar perbuatan coba-coba. Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data. Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kaelan, 2012: 252). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran dan metode demonstrasi. Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupannya budaya masyarakatnya (Hamalik, 2001:57). Dipilihnya metode demostrasi sebagai metode pembelajaran seni tari karena metode ini merupakan pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu pristiwa atau benda benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik (Subana, 2009:110). 2.2 Pengertian Pembelajaran Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “ Instruction “ yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat (Sanjaya, 2008: 6). Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan cetak atau program televisi, gambar, audio dan lainnya. Pembelajaran adalah seperangkat
13
peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya internal (Siregar, 2010:12). Pembelajaran adalah suatu kegiatan pengajaran yang mengondisikan seseorang belajar. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisikondisi khusus atau hasilkan respon terhadap situasi tertentu (Wahyudin, 2006 : 37). Dalam proses pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pembelajaran yang diajarkan sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam memahami berbagai model pembelajaran yang pada akhirnya dapat merangsang kemampuan berpikir siswa. Proses pembelajaran merupakan bagian paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal balik antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima (Sanjaya, 2008 :9). Untuk mencapai atau memberikan optimalisasi pembelajaran terhadap siswa tidak lepas dari berbagai komponen di dalamnya. Keberadaan komponen pembelajaran seperti unsur manusia yaitu guru dan peserta didik, unsur fasilitas dan perlengkapan seperti ruang kelas, perpustakaan, dan sebagainya, serta prosedur yang meliputi metode, strategi sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hendaknya saling mendukung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan yang optimal (Wahyudin, 2006: 30).
14
2.3 Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa latin “ methodos “ yang berarti jalan yang harus dilalui. Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan (Subana, 2009 :45). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 2.4 Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan (Roestiyah, 2008: 83). Pendapat lain menyatakan bahwa metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses (Subana, 2009:49). Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman (Wetty, 2012:14).
15
Metode demonstrasi merupakan sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret (Wetty, 2012:13). Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan. 2.4.1 Manfaat Metode Demonstrasi Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah
1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . 2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Suprijanto, 2005 :143).
2.4.2 Kelebihan Metode Demonstrasi
Keunggulan dari metode demonstrasi adalah kemungkinan siswa mendapat kesalahan lebih kecil sebab siswa mendapatkan langsung dari hasil pengamatan kemudian siswa memperoleh pengalaman langsung, siswa dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap penting bila melihat hal-hal yang membuat keraguan, siswa dapat bertanya langsung pada guru (Subana, 2009 :111).
16
Kelebihan metode demonstrasi adalah membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu kegiatan pembelajaran, memudahkan berbagai jenis penjelasan, kesalahan- kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya (Suprijanto, 2005 :144). Kelebihan metode demonstrasi ialah memiliki kelebihan yang dapat dirasakan siswa saat metode ini digunakan pada proses pembelajaran seni tari karena membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses perpindahan setiap ragam gerak yang ada dalam suatu tarian. Selain itu siswa dapat mengerti hitungan serta teknik yang harus mereka kuasai dari gerak tersebut. Hal itu tentu mempengaruhi kemampuan siswa dalam menari secara maksimal. Secara rinci kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai berikut 1. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. 2. Dapat mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan apabila dibandingkan dengan halnya membaca buku karena siswa mengamati langsung terhadap suatu proses yang jelas 3. Apabila siswa turut aktif dalam sesuatu percobaan yang bersifat demonstrasi maka anak didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemampuan anak, serta dapat mengembangkan kecakapannya (Suprijanto, 2005 :144). Dari ketiga pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keunggulan metode demonstrasi adalah siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pokok bahasan
17
yang akan didemonstrasikan, siswa memperoleh pengalaman yang dapat membentuk ingatan yang kuat, siswa terhindar dari kesalahan dalam mengambil suatu kesimpulan, pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat dijawab sendiri oleh siswa pada saat dilaksanakannya demonstrasi apabila terjadi keraguan siswa dapat menanyakan secara langsung kepada guru, kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki karena siswa langsung diberikan contoh konkretnya. 2.4.3 Kelemahan Metode Demonstrasi Kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Suprijanto, 2005: 143). Secara rinci kelemahan metode demonstrasi adalah 1. Demonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan guru yang memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi yang baik. 2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas (Suprijanto, 2005:144). Meskipun metode ini memiliki kelemahan, metode ini akan memudahkan proses pembelajaran apabila diterapkan dalam pembelajaran seni tari karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai cara menari yang benar, tetapi siswa juga dapat langsung mempraktikkan proses belajar tari yang dipelajari. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar.
18
2.4.4 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi 2.4.4.1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: 1. Memberi apresiasi dan motivasi pada siswa 2. Persiapkan alat dan bahan pembelajaran 2.4.4.2 Tahap Pelaksanaan 1. Langkah pembukaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya : a. Aturlah tempat duduk atau posisi yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa setelah demonstrasi berakhir c.Memberikan penjelasan ragam gerak sebelum memperagakan gerak di depan siswa 2. Langkah pelaksanaan demonstrasi a. Memperagakan ragam gerak tari melalui demonstrasi di depan siswa b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memperagakan ragam gerak e. Melakukan pengecekan gerak tari pada saat siswa melakukan proses gerak
19
f. Membenahi dan memperagakan kembali gerak tari yang lebih jelas pada siswa yang kurang tepat dalam melakukan gerak g.Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam proses belajar
2.4.4.3 Langkah Mengakhiri Demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya 2.5 Seni Tari Definisi tentang tari telah diutarakan oleh beberapa ahli, ada yang menyatakan bahwa tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. (Soedarsono, 2003:10). Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika (Mustika, 2012: 21). Definisi lain adalah sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tapi dapat dipahami dari bentuk dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk atau penataan koreografi) atau teknik penarinya (analisis cara melakukan atau keterampilan). Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau seni pertunjukan tetapi tari juga berfungsi sebagai media pendidikan. Tari dalam dunia pendidikan dikenal dengan
20
istilah tari pendidikan. Tari pendidikan merupakan inivasi baru dalam praktik pendidikan seni. Tari menjadi media untuk mendidik siswa dalam mengembangkan kreatifitas. Kemampuan menari erat kaitannya dengan kemampuan psikomotor karena lebih menitik beratkan pada kemampuan praktik. Tujuan akhir pembelajaran tari adalah memperoleh keterampilan menari. Keterampilan menari yang ideal mencakup tiga aspek yaitu wiraga, wirama, wirasa. (Mustika, 2012: 22). Pada aspek wiraga hal yang dinilai adalah teknik gerak dalam melakukan ragamragam gerak pada tari. Teknik gerak merupakan salah satu aspek yang menentukan suatu tarian itu dapat dikatakan dikuasai atau tidak. Aspek wirama merupakan kesesuaian gerak tari dengan musik pengiring tari. Kesesuaian gerak dengan musik yang dimaksud adalah siswa dapat menyesuaikan gerak yang dilakukan selaras dengan tempo pada musik pengiring. Aspek wirasa merupakan ekspresi yang ditampilkan pada saat menari, ekspresi yang ditampilkan harus sesuai dengan fungsi tarian (Mustika, 2012:22). 2.6 Tari Sigeh Penguten Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung dan merupakan salah satu tari pelengkap ritual tetapi seiring berjalannya waktu, tari ini berfungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang kepada tamu yang hadir. Tari sigeh pengunten merupakan tari kelompok putri yang jumlahnya ganjil (3,5,7,dan seterusnya). Ciri khas tarian ini adalah penggunaan properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa salah satu penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada seorang tamu yang
21
dianggap mewakili seluruh tamu yang hadir. Tari sigeh pengunten memiliki berbagai versi mengenai asal usulnya. Tari ini diilhami oleh tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara provinsi Lampung, berbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan. Tari tepak ini kemudian dikenal dengan tari sigeh penguten. 2.6.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten Tabel 1. Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten No Gambar Bentuk Ragam Tari Sigeh Penguten 1
Deskripsi Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten Lapah tebeng adalah gerakan yang dilakukan diawal dan diakhir tarian yaitu dilakukan sebagai awalan masuk ke panggung dan keluar dari panggung, gerakan ini dilakukan penari dengan cara meletakkan pergelangan tangan kanan di atas dan pergelangan tangan kiri di bawah dengan posisi ibu jari dan jari tengah bersentuhan atau disebut dengan ngecum, dan kaki berjalan lurus ke depan. Posisi badan tegap, posisi pandangan mata dan kepala ke depan. Gerakan ini dilakukan 6 x8 hitungan
22
2
Hitungan 1,2
Seluang mudik: motif gerak untuk transisi dari posisi berdiri menuju level rendah. Gerakan ini selain sebagai gerak perubahan level,bagi penari yang membawa tepak digunakan untuk meletakkan tepak. Posisi badan tegap, kepala selalu melihat arah perpindahan tangan. Perpindahan tangan ini dilakukan dengan cara memutar pergelangan tangan kanan dan kiri secara bergantian dan hitungan empat sampai delapan terakhir, tangan berada di depan dada. Gerakan ini dilakukan 2x8 hitungan
Hitungan 3,4
Hitungan 5,6
3
Hitungan 7,8
Jong simpuh : gerakan ini dilakukan dengan cara badan penari bersimpuh dengan posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri dengan posisi jari ngecum. Hitungan sebanyak 1x8 merunduk dan 1x8 bangun
23
4
5
Jong silo ratu : gerakan ini dilakukan dengan cara duduk kemudian kaki dilipat dan posisi kaki kanan berada di depan kaki kiri dengan posisi tangan salaman. Arah wajah ke arah tangan yang memberi salam. Gerakan ini dilakukan 2x8 hitungan
Hitungan 1,2
Hitungan 5,6
Hitungan 3,4
Hitungan 7,8
Samber melayang : gerakan ini dilakukan sebagai penghubung gerak selanjutnya. gerakan ini dilakukan dengan cara menyilangkan kedua tangan dengan posisi jari tangan ngecum di depan dada , kemudian membuka atau direntangkan sejajar lengan menyerupai burung yang akan terbang. Gerakan ini dilakukan 1x8 hitungan
24
6
Ngerujung level rendah Hitungan 1,2
Hitungan 3,4
Hitungan 5,6
Hitungan 7,8
Ngerujung level sedang Hitungan 1
Hitungan 2
Hitungan 3,4
Hitungan 5,6,
Ngerujung : gerakan ini dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri, dalam posisi duduk dinamakan ngerujung level rendah. Ngerujung level rendah ini dilakukan dengan cara tangan kiri di bawah dengan posisi telapak tangan menyentuh lantai dan tangan kanan dibuka sejajar bahu dengan jari- jari melakukan proses ukel, sebanyak 2x hitungan dan selanjutnya dilakukan dengan sebaliknya yaitu tangan kiri ngerujung, telapak tangan kanan menyentuh lantai.Hitungan pertama dilakukan dengan cepat sedangkan hitungan kedua dilakukan dengan lambat dan diikuti gerak kepala menghadap ke atas tangan kanan,kemudian ke bawah tangan kiri. Sedangkan ngerujung level tinggi dilakukan dengan cara posisi badan berdiri, kaki terbuka, tumit kaki kanan dan kiri bersentuhan dan kaki sedikit merendah, proses merendah ini disebut dengan mendak. Hitungan 2x8 pertama telapak tangan kanan berada sejajar kepala dan tangan kiri sejajar dada. Gerakan tangan ini dilakukan dengan menari ke dalam dan ke luar dengan jari di ukel.
25
Hitungan 7,8
Ngerujung level tinggi Hitungan 1
Hitungan 2
Hitungan 3,4
Hitungan 5,6
Hitungan 7,8
26
7
Ngetir : gerakan ini dilakukan dengan cara posisi kaki kanan di depan kaki kiri dengan posisi badan mendak lalu kedua tangan di depan dada. Pergelangan tangan diukel ke dalam lalu di dorong ke kanan dan ke kiri.
8
Makurancang : gerakan ini dilakukan dengan tangan kanan berada sejajar pinggang dan tangan kiri sejajar dengan lutut, jari-jari jempol di tutup, posisi badan mendak.
9
Kenui melayang : gerakan ini dilakukan hampir sama dengan samber melayang tetapi bedanya jika posisi tangan pada samber melayang disilang di depan dada maka posisi kenui melayang disilang di samping pinggang dengan jari ngecum. . Gerakan ini dilakukan 1x8 hitungan
10
11
Hitungan 1-4
Hitungan 5-8
Gubugh gakhang adalah gerakan maju ke depan tetapi dilakukan dengan perlahan, posisi kaki mendak, arah hadap serong kanan dan kiri, posisi tangan menengadah berada di depan dada, kemudian diturunkan ke samping pinggang. Gerakan ini dilakukan 1x8 hitungan
Balik palo adalah gerakan yang dilakukan dengan cara telapak tangan kanan dihadapkan ke depan dengan posisi berada di depan dahi dan tangan kiri berada di depan dada lalu badan berbalik ke arah belakang.
27
Gerakan ini dilakukan sebnyak 1x8 hitungan 12
Hitungan 1,2
Hitungan 3,4
Nyiau bias adalah gerakan yang dilakukan dengan memutar bagian pergelangan tangan (ukel), posisi badan menghadap ke kanan kemudian ke kiri.Posisi badan mendak. Gerakan ini menyerupai orang yang sedang mencuci beras. Gerakan nyiau bias ke sebelah kanan 1x8, nyiau bias ke kiri 1x8
13
Hitungan 1-4
Hitungan 5-8
Sabung melayang : gerakan ini dilakukan hampir sama dengan samber melayang akan tetapi posisi tangan disilangkan di depan dada kemudian tangan direntangkan sejajar bahu dengan posisi jari ngecum. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8.
14
Hitungan 1,3,5,7
Hitungan 2,4,6,8
Tolak tebeng adalah gerakan yang dilakukan dengan cara tangan kanan direntangkan sejajar bahu sedangkan tangan kiri ditekuk di depan dada, begitu sebaliknya tangan kiri direntangkan sejajar bahu sedangkan tangan kanan ditekuk di depan dada tergantung dengan posisi penari. Kaki
28
bergerak bergeser dengan posisi kaki mendak. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8. 15
Hitungan 1,2
Hitungan 5,6
16
Hitungan 1,2
Hitungan 5,6
Hitungan 3,4
Mempam bias adalah gerakan berpindah tempat membentuk posisi berhadap-hadapan. Posisi badan mendak dan dicondongkan ke kanan dan ke kiri.Kedua telapak tangan terbuka di atas bahu. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8 hitungan
Hitungan 7,8
Hitungan 3,4
Hitungan 7,8
Belah hui adalah gerakan yang dilakukan dengan cara para penari saling berhadapan lalu tangan disilangkan dan posisi kaki kanan di depan kaki kiri, ketika tangan akan direntangkan ke samping, posisi kaki kanan mundur sejajar dengan kaki kiri kemudian telapak tangan diletakkan ke atas bahu lalu kaki mendak. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8
29
17
Hitungan 1
Hitungan 2
Hitungan 3
Hitungan 4
Hitungan 5
Hitungan 6
Hitungan 7
Hitungan 8
lipetto menyerupai gerakan berputar namun tidak sekaligus, bertahap dari pojok kanan kemudian pojok kiri, posisi kaki mendak dan disertai dengan gerakan pergelangan tangan (ukel), tangan kanan di samping kepala, tangan kiri di depan dada dan sebaliknya tangan kiri di samping kepala, tangan kanan di depan dada secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2x8
30
18
Jong geppak/ippek adalah gerakan yang dilakukan dengan posisi duduk simpuh, tangan kanan di atas lutut sedangkan tangan kiri berada di samping pinggang kemudian badan bersimpuh atau merunduk. Gerakan ini dilakukan sebanyak 1x8
2.6.2 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten Alat musik pengiring tari sigeh penguten adalah seperangkat talo balak ( Dinas Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Lampung, 2000: 20). Talo balak yang secara lengkap berjumlah 19 buah instrumen yang dimainkan oleh 12 orang penabuh (penayakan). Dalam penyajiannya semua alat tersebut dibunyikan secara bersama sama atau sebagian saja sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian hasil permainan alat musik talo balak ini disebut dengan istilah tabuhan (Mustika, 2012:78). Tabuhan yang digunakan dalam tari sigeh penguten adalah tabuh gupeg dan tarei. 2.6.3 Busana Tari Sigeh Penguten a. Aksesoris yang digunakan di Kepala Adapun aksesoris yang digunakan di kepala antara lain siger, gaharu, kembang goyang, sanggul, ronce kembang (untaian bunga melati), subang giwir (anting) dan peneken. Siger merupakan mahkota yang dipakai di kepala. Siger merupakan simbol adat dari masyarakat Lampung. Gaharu kembang goyang merupakan aksesoris yang digunakan di kepala dan dipasang di belakang siger yang berupa mahkota kecil. Cara memakainya ditusukkan di atas sanggul. Sanggul ditutupi
31
oleh untaian bunga melati yang melambangkan kesucian seorang wanita (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2000: 20). Peneken adalah perhiasan yang dikenakan melingkar sepanjang dahi sebelum memakai siger. b.Pakaian dan aksesoris yang dikenakan untuk badan Adapun pakaian dan aksesoris yang dikenakan di badan antara lain tapis pucuk rebung/bintang perak/cucuk pinggir, baju kurung, bebe, selendang tapis, bulu serettei/ pending, kalung buah jukum, kalung papan jajar, gelang burung , gelang kano, gelang bibit dan tanggai (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, 2000:20). 2.7 Kegiatan Ekstrakurikuler 2.7.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang umumnya merupakan kegiatan pilihan (Subroto, 1997:272). Selain itu menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. 2.7.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor 2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya yang positif
32
3. Dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lain. 2.7.3 Jenis kegiatan Ekstrakurikuler a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. c. Latihan, lomba keberbakatan dan prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, dan keagamaan. d. Seminar, lokakarya, dan pameran atau bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya. 2.8 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian tentang pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung, yang ditulis oleh Martlinda. Persamaan penelitian ini dengan yang ditulis Martlinda adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran tari, yaitu metode demonstrasi. Namun, terdapat perbedaan pada objek penelitian, yaitu pembelajaran tari sigeh penguten sedangkan di dalam penelitian Martlinda objek penelitiannya adalah tari bedana. Selain itu, terdapat perbedaan pula pada subjek penelitian, yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 9 Bandar Lampung sedangkan di dalam penelitian Martlinda subjek penelitiannya adalah siswa SMP Negeri 2 Bandar Lampung.