BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2010:2). Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah: a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada. b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya: a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko. b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
6 Universitas Sumatera Utara
7
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Michael Harris (dalam Suryana:2010:5), “…wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan. Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha, melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil resiko. Menurut Anoraga (2009:27) kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang
Universitas Sumatera Utara
8
lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen. Dengan kata lain kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang. Proses ini dibagi dalam beberapa tahapan khusus yaitu : 1. Identifikasi peluang 2. Pengembangan (konsep) bisnis baru 3. Evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan 4. Implementasi konsep 5. Pemanfaatan serta penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan Wirausaha (entrepreneur) merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non finansial. Untuk
melaksanakan cita-cita
(ide) menjadi
suatu kenyataan tentu
memerlukan usaha dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula dengan resiko yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada akhirnya tetap menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak keberanian seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung semua resiko dari bisnis yang dilakukannya. Ada 4 tipe wirausaha yaitu : 1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
9
2. Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak terkendali. 3. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau meneruskan bisnisnya. 4. Kelompok
wirausaha
yang menyadari bahwa
usahanya
tidak
dapat
berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya. Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel pengetahuan kewirausahaan adalah: 1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri 2. Mampu menilai peluang bisnis 3. Memiliki kompetensi untuk menghadapi resiko dan tantangan 4. Memiliki pengetahuan tentang bisnis 2.2
Pengertian Modal Menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat
berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal.
Universitas Sumatera Utara
10
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatau aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan atau forecasting yang baik. Peramalan atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyeknya. Pada umumnya, taksiran dana yang dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung pada harga tanah. Semakin mahal harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai aktivitasnya sehari-hari. Walaupun perusahaan mempunyai aktiva tetap, tetapi tidak memiliki modal kerja, maka perusahaan tersebut dikatakan perusahaan mati. Kehidupan perusahaan sangat bergantung pada modal kerjanya. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan sehari-hari. Secara umum, modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam operasi dan net working capital menunjukan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Modal kerja disini akan diartikan sebagai keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis seperti membeli mesin dan bahan baku, sewa ruangan, merekrut karyawan, dan melakukan pemasaran. Estimasi dari modal kerja tergantung pada rencana produksi dan penjualan dari bisnis tersebut. Semakin besar rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan semakin besar pula modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
11
Pengelolaan modal kerja akan sangat menetukan posisi keuangan perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan modal kerja dapat tercapai tujuan suatu perusahaan jika adanya suatu keseimbangan dalam hal penyediaan dalam modal kerja tersebut. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba. Sebaliknya modal kerja yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana. Menurut Suryana (2010:5) dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral dan modal mental yang dilandasi agama. a. Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya. b. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan sehingga dapat terbentuk citra. c. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.
Universitas Sumatera Utara
12
d. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini akan terbentuk apabila modal-modal diatas sudah dimiliki. Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel modal adalah: 1. Kebutuhan modal 2. Sumber modal 3. Penggunaan modal 2.3
Pengertian Lokasi Menurut Kasmir (2006:136), Lokasi merupakan tempat untuk menjalankan
kegiatan perancanaan pengambilan keputusan, pengendalian, proses produksi, penjualan dan tempat memajangkan barang-barang dagangan. Salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi. Menurut Kristanto (2009:158), terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi, seperti: 1. Kedekatan dengan pasar Wirausaha pada umumnya berpikir bahwa lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah
penting.
Pelanggan
dalam
melakukan
pembelian
juga
mempertimbangkan biaya transportasi yang diperlukan untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
13
pembelian. Disamping biaya transportasi, pelanggan juga akan memikirkan biaya keluhan, reparasi dan lain-lain. 2. Kedekatan dengan bahan baku mentah yang dibutuhkan Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku merupakan bagian dari biaya bahan yang diperhitungkan dalam proses produksi. Biaya bahan yang relatif murah akan memberikan keuntungan berupa berkurangnya biaya produksi per unit barang dan akan berimbas ke kemudahan pengusaha dalam mekaukan strategi bersaing dalam hal harga jual yang menjadi lebih murah. 3. Peraturan daerah dan iklim bisnis Iklim bisnis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: ekonomi, sosial, politik, industri serta persaingan. Pengusaha harus mengetahui iklim bisnis pada lokasi yang ingin dipilih. Apakah ada peraturan pemerintah yang menguntungkan. Apakah ada keleluasaan yang diberikan pemerintah daerah. Apakah trend bisnis yang akan ditawarkan dapat diterima masyarakat. 4. Tingkat upah Pengusaha perlu memperhatikan tingkat upah yang berlaku pada lokasi yang akan dipilih. Disamping tingkat upah, pengusaha harus memperhatikan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada lokasi yang bersangkutan. 5. Tren populasi dan mutu kehidupan Dibutuhkan analisa populasi dan data demografis agar dapat mengetahui situasi lokasi, daerah yang akan dipilih secara rinci. Seperti ukuran dan
Universitas Sumatera Utara
14
kepadatan populasi, jumlah dan ukuran keluarga, tingkat pendapatan, pendidikan, agama, ras, trend pertumbuhan akan memberikan fakta guna penentuan lokasi. 6. Persaingan Beberapa pengecer lebih suka masuk ke lokasi dengan persaingan yang cukup dan memilih dekat dengan pesaing, karena bisnis yang serupa akan meningkatkan arus lalu lintas perdagangan. 7. Kesesuaian dengan komunitas Salah satu keberhasilan bisnis adalah kesesuaian dengan ragam bisnis dan komunitas dimana bisnis tersebut berlokasi. 8. Transportasi Transportasi yang mudah tentu akan menekan biaya yang memiliki konsekuensi menurunkan harga. 9. Jasa publik Lokasi sebaiknya dilengkapi dengan jasa-jasa publik seperti: pembuangan sampah, saluran air bersih, listrik, telepon, dekat dengan rumah sakit dan sejenisnya. 10. Reputasi lokasi Suatu daerah mungkin memiliki reputasi baik adakalanya suatu daerah memiliki reputasi kurang baik dalam beberapa hal, seperti: keamanan, tanggapan masyarakat, ras dan agama. Tempat dimana bisnis memiliki
Universitas Sumatera Utara
15
kecendrungan selalu gagal akan membuat reputasi daerah tersebut kurang baik dan memiliki pengaruh terhadap pemilihan lokasi. Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi untuk keberhasilan usaha eceran dan jasa adalah: a. Hambatan fisik Dalam memilih lokasi bisnis eceran dan jasa harus mempertimbangkan hambatan bisnis seperti: persawahan, hutan sungai, danau, gunung yang akan mempengaruhi pelanggan untuk melakukan pembelian. Suatu wilayah yang rawan kejahatan akan memiliki dampak konsumen tidak akan melewati daerah tersebut yang tentunya akan mengurangi lalu lintas perdagangan. b. Lalu lintas perdagangan Tingginya lalu lintas perdagangan pada wilayah tersebut akan mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan. c. Parkir Apabila pelanggan tidak menemukan tempat parkir yang aman dan nyaman, mereka kemungkinan tidak akan singgah pada lokasi tersebut. d. Ruang kemungkinan perluasan Kurangnya ruang peluasan memungkinkan pengusaha untuk memikirkan ulang bisnisnya dan ada kecendrungan untuk membuka usaha di tempat lain yang kemungkinan tingkat keberhasilannya rendah dibanding dengan perluasan pada tempat lokasi asal.
Universitas Sumatera Utara
16
e. Visibilitas Lokasi yang mudah dilihat pelanggan mempermudah pembelian pelanggan. Suatu bisnis tidak akan dapat bertahan tanpa suatu visibilitas. Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel lokasi adalah: 1. Dekat dengan universitas terkenal 2. Lokasi aman 3. Retribusi dan biaya sewa yang murah 4. Lokasi mudah dijangkau 2.4
Keberhasilan Usaha Menurut Kasmir (2006:27) sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan
usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, mutu produk, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah. Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Universitas Sumatera Utara
17
Menurut Suryana (2010:66), untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide tau visi yang jelas serta kemauan dam keberanian untuk menghadapi resiko. Agar usaha tersebut berhasil, selain bekerja keras wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan distributor, selain itu yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba. Menurut Hutagalung dan Syafrizal (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Universitas Sumatera Utara
18
Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel keberhasilan usaha adalah: 1. Keuntungan usaha 2. Bertambahnya pelanggan 3. Jumlah penjualan 4. Perkembangan usaha 2.5
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti N (Tahun o Penelitian)
Marom, Shaike, 1 Robert N. Lussier (2014)
2
Indriyatni, Lies (2013)
Variabel Penelitian
Alat Analisis
A Business Success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel
Independen: capital, record keeping and financial control, planning, profesional advice, age of owner Dependen: chance of success
The primary methodolog y of this study was survey research using the previously validated
Analisis FaktorFaktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kecil Di Semarang Barat)
Independen: lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: strategi bisnis dan kinerja usaha
Analisis Regresi Linear Berganda
Judul Penelitian
Hasil Penelitian 1. Faktor Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor keuanganberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. Faktor perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. faktor tenaga profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 5. faktor umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 1. Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor Kemampuan/Skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. Faktor Lokasi Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Universitas Sumatera Utara
19
Hermanto, 3 Bambang (2011)
4
Giyanto (2010)
Pengaruh Lokasi Usaha, Karakteristik Bisnis Terhadap Strategi Bisnis dan Kinerja usaha Industri Kecil di Sulawesi Utara
independen: lokasi usaha, karakteristik bisnis. Dependen: strategi bisnis dan kinerja usaha
Model Structural Equation Modelling (SEM)
1. lokasi usaha berpengaruh postif dan signifikan terhadap strategi bisnis. 2. lokasi usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha. 3. karakteristik bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap strategi bisnis. 4. karakteristik bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. 5. strategi bisnis berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja usaha.
Pengaruh Modal Usaha, Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Pengalaman, Jangkauan Pemasaran dan Krisis Ekonomi Terhadap Keberhasilan Batik Di Kampung Batik Kliwonan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Factors affecting business success of small & medium enterprises (SMEs)
Independen: modal usaha, tenaga kerja, timgkat pendidikan, pengalama, jangkauan pemasaran, krisis ekonomi Dependen: Keberhasilan Usaha
Analisis Regresi Linear Berganda
1. Faktor Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 5. jangkauan pemasaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha. 6. krisis ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Independen: entrepreneur characteristics, characteristic of SMEs, management and know-how, products and services, the way of doing business andcooperation, resources and finance, strategy, and external environment Dependen: business success in SMEs
Analisis Regresi Linear Berganda
1. Faktor produk dan layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 2. Faktor manajemen dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 3. Faktor cara melakukan bisnis dan kerjasama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. 4. faktor karakteristik wirausaha dan sumber daya dan keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Philip, 5 Mathew Dr (2010)
Sumber: Data diolah (2015)
Universitas Sumatera Utara
20
2.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain keberhasilan usaha sebagai variabel terikat, modal, lokasi dan pengetahuan sebagai variabel bebas. Menurut Situmorang (2009:176), suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha itu akan terancam gagal. Menurut Kristanto (2009:158), salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi. Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Inti dari kewirausahaan
Universitas Sumatera Utara
21
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :
Modal (X1) Lokasi (X2)
Keberhasilan Usaha Mobil Data Internet (Y)
Pengetahuan kewirausahaan (X3) Sumber : Kristanto, Situmorang dan Suryana diolah (2015) Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian 2.7
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis
penelitian ini adalah: “Modal, Lokasi dan Pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mobil data di sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan.”
Universitas Sumatera Utara