5
BAB II TEORI DASAR
2.1 Barcode
Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal kadaluwarsa, dan nomor identitas, teknologi barcode tersebut terus berkembang dan bertahan. Sedangkan untuk membaca barcode ada banyak pilihan di pasaran dengan harga yang relatif murah mulai dari yang berbentuk pena(wand), slot, dan scanner.
Barcode memiliki kelebihan-kelebihan tertentu,yang paling utama, murah dan mudah, sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta.Penggunaan barcode scanner juga sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan.Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dalam melakukan pembacaan.
Di awal perkembangannya, penggunaan barcode dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket. Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasimisalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.
Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut.Angka-angka tersebut tidak mendasari pola kode baris
Universitas Sumatera Utara
6 yang tercantum.Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca.
Jenis barcode sangat banyak mulai dari yang tradisional yaitu 1 dimensi sampai dengan barcode yang multi dimensi, dalam artikel ini akan dibahas barcode 1 dimensi dan dibatasi pada jenis-jenis yang populer digunakan tetapi dapat memberi pengertian dan gambaran yang jelas mengenai barcode. Barcode digunakan untuk memudahkan indentifikasi berbagai hal, tentang produknya dalam berbagai transaksi. Apabila jumlah produksi massal, akan sangat sulit jika sistem barcode tidak dipergunakan dalam pengindentifikasian suatu barang. Bayangkan saja jika sebuah produk yangdibeli tidak ada barcodenya, maka untuk mengetikkan sebuah produk itu memerlukan waktu setengah menit jika menggunakan metode barcode.
Gambar 2.1Pengidentifiksian barcode Kumpulan garis itu pada umumnya adalah angka-angka 0 - 9 dalam beberapa kelompok informasi, misalnya : 1. Di awali dengan kode perintah memulai baca kode 2. Memberi informasi nomor sistem 3. Memberi informasi kode manufaktur
Universitas Sumatera Utara
7 4. Memberi informasi data 5. Memberi informasi kelompok data 6. Memberi informasi kode nilai 7. Memberi informasi kode jumlah angka yang harus dibaca oleh pembaca (scanner) 8. Memberi informasi setelah selesai melakukan perintah pembacaan kode 9. Dll sesuai dengan keinginan produsen yang memesan barcode kepada pemberi lisensi barcode. Sistem barcode ini pertama kali ditemukan oleh Wallace Flint untuk kebutuhan industri di perusahaannya yang bergerak di bidang ritail di Amerika. Temuan sederhananya itu kemudian dikembangkan oleh Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland dalam bidang temuan jenis tinta yang mampu dibaca dengan cepat dan hemat oleh mesin pemindai. Seiring dengan kebutuhan akibat kemajuan zaman, pemakaian barcode dengan sistem modern pertama kali digunakan pada tahun 1972 oleh sebuah perusahaan Plessey Telecommunications.Perusahaan ini yang pertama kali menggunakan sistem barcode untuk kebutuhan komersial. Sistem barcode tersebutdigunakan untuk membaca sistem pembaca data (D-1) dalam industri
komunikasi. Setelah itu
penggunaan barcode menguasai bisnis retail dan merebak ke seluruh dunia. Beberapa standard barcode antara lain adalah : 1. Pemisahan pemakaian barcode untuk industri yang satu dengan lainnya, misalnya untuk produk farmasi, industri cetak buku, majalah, bandara, dan packaging serta non retail memiliki kode awal yang berbeda. 2. Ketebalan batang barcode dan ruang yang tersedia sudah memiliki standard internasional. 3. Memiliki kode negara 4. Jenis barcode yang standar dan diakui untuk retail, misalnya EAN-13 digit, EAN-8 digit, UPC.E-7 digit, UPC.A- 8 digit. 5. Jenis barcode yang standar dan diakui untuk non-retail adalah Code 39 digit dan 128 (bukan 128 digit).
Universitas Sumatera Utara
8 Sejarah terus mencatat kemajuan demi kemajuan di bidang industri dari barang hingga jasa transportasi, akhirnya mempergunakan sistem barcode dalam melayani aneka transaksi dengan pengguna produk (barang dan jasa).Pengecualian di penerbitan koran (terbit harian) menggunakan QR Code atau Quick Response Code, seperti yang dipergunakan oleh media cetak dalam memindai berita melalui pemindai Hand Phone. Untuk diketahui ada beberapa penyedia jasa barkode di seluruh dunia yang memilikihak cipta untuk membuat hak lisensi dalam menerbitkan barcode, beberapa diantaranya adalah : 1. ASIN (Amazon Standard Identification Number) nomor identifikasi standar amazon. 2. ESBN (Electronic Standard Book Number. nomor standar buku elektronik. 3. ISMN (International Standard Music Number) nomor standar internasional untuk musik. 4. ISAN (International Standard Audiovisual Number) nomor standar internasional untuk audiovisual. 5. ISSN (International Standard Serial Number) nomor standar serial internasional. 6. ISWC (International Standard Work Code). Kode standar internasional untuk pekerjaan. 7. LCCN (Library of Conrgess Control Number) nomor kontrol buku perpustakaan Library of Congress, Amerika serikat. Dengan demikian ternyata barcode sangat banyak kegunaannya dan memang sangat penting dalam dunia modern yang memerlukan kecepatan dan keakuratan seperti saat ini mulai dari kebutuhan industry, farmasi, bidang kesehatan bahkan instansi pemerintahan seperti PLN. Barcode merupakan informasi yang dapat dibaca mesin ( machine readable ) dalam format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca barcode atau lebih dikenal dengan barcode scanner.Merek barcode scanner yang terkenal diantaranya DATALOGIC PSC,HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan lain-
Universitas Sumatera Utara
9 lain.Seiring bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII.
Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkaninovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcode) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D barcode ini diantaranya adalah PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code karakter yang dapatdimasukkan ke barcode bisa semakin banyak, dengan 1D Barcode biasanya hanya dimasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D barcode dapatdimasukkan sampai ratusan digit kode.
Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan Barcode adalah GS1. Dengan mendaftarkan kode barcode perusahaan ke GS1 maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kode barcode khusus yang tidak akan bisa diduplikasi oleh perusahaan lain. Simbologi yang dipakai di GS1 adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit.
Sebenarnya kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel atau simbologi linear atau 1D.Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D. 2.1.1 Kategori Berdasarkan Kegunaan Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu: 1. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (universal price codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk. 2. Barcode untuk keperluan packaging, biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF. 3. Barcode untuk penerbitan,misalnya barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku. 4. Barcode untuk keperluan farmasi, biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
Universitas Sumatera Utara
10 5. Barcode untuk keperluan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan bukubuku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39. 2.1.1.1KeuntunganMenggunakan Barcode: 1.
Proses input data lebih cepat karenabarcode scanner dapat membaca dan merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.
2.
Proses input data lebih tepat karena teknologibarcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
3.
Proses input lebih akurat mencari data karena teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
4.
Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.
5.
Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.
6.
Kemampuan bersaing dengan perusahaan saingan/kompetitor akan lebih terjaga.
2.1.2
Jenis Barcode Yang Sering Digunakan : Dari banyak jenis barcode yang berbeda-beda, hanya 6 yang umum digunakan sesuai kegunaannya antara lain: EAN, UPC, Interleaved 2 of 5 (ITF), Code 39, Codabar, dan Code 128.
Universitas Sumatera Utara
11 2.1.2.1EAN-13
Kode EAN-13 membagi kelompok dalam empat bagian, tiga angka untuk kelompok pertama, 4 angka untuk kelompok kedua, dan 5 angka untuk kelompok ketiga serta satu angka untuk kelompok keempat. Tiga digit pertama mewakili kode negara dimana barcode dikeluarkan, masing-masing negara berbeda angka (code number).Nomor 899 diberikan untuk Indonesia. Tidak ada negara lain di dunia yang akan memakai angka 899 kecuali Indonesia, angka ini biasanya dikenal sebagai FLAG sehingga tidak mungkin ada nomor yang dikeluarkan di dua negara terpisah dengan nomor yang sama. Hal ini diatur oleh EAN international.Keempat digit kode berikutnya adalah untuk perusahaan pengguna (manufactur number).Jika perusahaan disebut “ABC” diterbitkan dengan nomor perusahaan “5522”, semua hal yang ditandainya harus mempunyai barcode yang dimulai dengan tujuh angka “8995522”. Karena tidak ada perusahaan Indonesia lainnya yang akan diterbitkan dengan nomor “5522”, maka hal ini tidak akan ada angka duplikasi. Susunan lima digit berikutnya mewakili kode produk dan dialokasikan oleh perusahaan untuk produkproduk unik. Perusahaan harus secara mutlak memastikan bahwa mereka tidak pernah menerbitkan nomor yang sama dua kali. Jika produk diganti dengan cara apapun juga, sekecil
apapun
jumlahnya
(sekalipun
sedikit
mengganti
kemasan
dengan
menambahkan kata ekstra “NEW FORMULA”), nomor lima digit barus harus dialokasikan. Dalam rencana produk pertama “ABC”, dengan nomor barcode “00001”, maka akan mempunyai nomor barcode “899552200001”. Untuk melengkapi kode EAN 13 (13 digit), sebuah check digit tercantum pada angka terakhir sesudah 12 digit terpasang. Check digit disusun secara aritmatik dari dua belas digit pertama. Sebuah perangkat lunak desain (barcode) secara otomatis akan menghasilkan (menghitung) check digit ini. Check digit digunakan oleh barcode reader (Barcode Scanner) untuk memastikan agar dibaca secara akurat. Reader (alat baca) barcode akan membaca
Universitas Sumatera Utara
12 keseluruh tiga belas digit dari kanan ke kiri (sebaliknya), menyusun dari keduabelas pertama angka berapa yang seharusnya menjadi digit ketigabelas dan jika hitungan ini benar, maka reader akan menganggap bahwa keseluruhan kode telah dibaca dengan benar.
2.1.2.2 EAN-8
Barcode EAN 8 dibuat dengan carayang mirip dengan EAN 13. Ketiga digit pertama merupakan flag, yang diikuti oleh empat digit pengenal singkat (Short Identifier) berikutnya.Pengenal ini terdiri dari dua digit nomor perusahaan dan dua angka lainnya untuk produk yang unik. Digitterakhir juga merupakan check digit.UPC (Universal Product Code) UPC diciptakan oleh Amerika Serikat yang mewakili kode produk universal (Universal Product Code) dan setara dengan European Article Number, EAN. Kodekode UPC mudah dilihat mata yang tak terlatih yang hamper tepat sama dengan kodekode EAN, tetapi hanya akan mengkodekan dua belas digit (UPC-A) dan delapan digit (UPC-E)
2.1.2.3 Code 39 (code 3 of 9)
Adalah sebuah barcode alphanumerik yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Satu karakter dalam code-39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.
Universitas Sumatera Utara
13 Untuk dapat membedakan garis vertikal lebar dan sempit maka perbandingan ketebalan antara garis vertikal lebar dan sempit minimum 2:1, dimana perbandingan 3:1 akan lebih baik.
2.1.2.4 Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik yang memiliki kerapatan yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang.
Code 128 adalah barcode dengan kerapatan tinggi, dapat mengkodekan keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini disebabkan karena code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda (jenis yang lain kebanyakan menggunakan 2 ketebalan elemen yang berbeda). Setiap karakter pada code 128 dikodekan oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masingmasing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (module), jika dihitung dengan satuan modul maka tiap karakter code 128 terdiri dari 11 module kecuali untuk stop character yang terdiri dari 4 bar 3 spasi (13 module). Jumlah total module untuk bar selalu genap sedangkan untuk spasi selalu ganjil, selain itu code 128 memiliki 3 start character yang berbeda sehingga code 128 memiliki 3 sub set karakter yang bersesuaian dengan start characternya.
2.1.2.5 Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium.
ITF barcode hanya dapat mengkodekan angka saja dan sering digunakan pada produk-produk yang memiliki kemasan dengan permukaan yang tidak rata (misalnya corugated box), hal ini disebabkan struktur dan cara pengkodean ITF yang unik.
Universitas Sumatera Utara
14 Setiap karakter pada ITF barcode dikodekan dengan 5 elemen yaitu 2 elemen tebal dan 3 elemen sempit, dimana elemen tebal mewakili digit biner 1 sedangkan elemen tipis mewakili digit biner 0 dengan perbandingan ketebalan antara elemen tebal dengan elemen tipis 2:1 s/d 3:1. Keunikan dari ITF adalah pengkodean karakternya apakah menggunakan ”bar” atau menggunakan ”spasi” tergantung pada posisi sesuai dengan namanya interleaved, atau lebih jelasnya sebagai berikut : Karakter pertama dikodekan menggunakan ”bar” setelah start character, sedangkan karakter kedua dikodekan menggunakan ”spasi” secara interleaved pada karakter pertama, karena sifat berpasang-pasangan itulah panjang message termasuk check character haruslah genap jika jumlahnya ganjil maka harus ditambahkan karakter 0 pada awal message.
Untuk menghindari terjadi partial scan atau pembacaan barcode yang terpotong yang dapat menyebabkan kesalahan informasi, maka seringkali ITF barcode diberi tambahan bearer bar yaitu bar sepanjang barcode yang ditempatkan di atas dan dibawah barcode
2.1.2.6 UPC (Universal Product Code)
Gambar 2.2UPC Barcode
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap. UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran. Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
15 2.1.2.7 Codabar
Barcode lain yang umumnya digunakan adalah simbologi CODABAR, seperti Code 39 tetapi hanya angka-angka dan $ – / + saja yang dapat dikodekan. Karakter alpha tidak dapat dikodekan. Codabar juga menggunakan karakter start/stop, yaitu A, B, C dan D dan dapat digunakan sembarang kombinasi: satu untuk memulai kode dan satu untuk mengakhirinya.
2.1.3
Barcode Satu Dimensi
Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3Barcode 1 dimensi
2.1.4Barcode Dua Dimensi
Adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun lalu, tetapi baru sekarang ini mulai populer. Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil.
Gambar 2.4Barcode 2 Dimensi
Universitas Sumatera Utara
16 2.1.5Cara Kerja Barcode Barcode merupakan instrumen yang bekerja berdasarkan asas kerja digital. Pada konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang dikenal dan bersifat boolean, yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt).Barcode menerapkannya pada batang-batang baris yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0 dan warna putih mewakili bilangan 1. Ini dikarenakan warna hitam akan menyerap cahaya yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan warna putih akan memantulkan balik cahaya tersebut. Selanjutnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian, karena ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.Dan sebab itu, batang-batang barcode harus dibuat demikian sehingga memiliki kontras yang tinggi terhadap bagian celah antara (yang menentukan cahaya).Sisi-sisi batang barcode harus tegas dan lurus, serta tidak ada lubang atau noda titik ditengah permukaannya. Ukuran titik sinar pembaca juga tidak boleh melebihi celah antara batang barcode. Saat ini, ukuran titik sinar yang umum digunakan adalah 4 kali titik yang dihasilkan printer pada resolusi 300dpi. Saat ini terdapat beberapa jenis instrumen pembaca barcode, yaitu: pena, laser, serta kamera. Pembaca berbentuk pena memiliki pemancar cahaya dan dioda foto yang diletakkan bersebelahan pada ujung pena. Pena disentuhkan dan digerakkan melintasi deretan batang barcode, dioda foto akan menerima intensitas cahaya yang dipantulkan dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, lalu diterjemahkan dengan sistem yang mirip dengan morse.
Pembaca dengan pemancar sinar laser tidak perlu digesekkan pada permukaan barcode, tapi dapat dilakukan dari jarak yang relatif lebih jauh.Selain itu, pembaca jenis ini memiliki cermin-cermin pemantul sehingga sudut pembacaan lebih fleksible.Pembaca barcode dengan sistem kamera menggunaka sensor CCD (charge
Universitas Sumatera Utara
17 coupled device) untuk merekam foto barcode, baru kemudian dibaca dan menterjemahkan kedalamsinyal elektronik digital.
Suatu bilangan barcode tunggal sebenarnya terdiri dari tujuh unit. Satu unit terdiri dari salah satu warna hitam atau putih. Sebuah unit yang berwarna hitam ditunjukkan dengan sebuah bar, sedangkan yang berwarna putih ditunjukkan dengan sebuah space (spasi). Cara lain penulisan barcode adalah dengan bilang “1” untuk menyatakan black bar dan bilangan “0” untuk menyatakan white space.Misalnya, tujuh unit berikut ini adalah 0011001 dapat dinyatakan sebagai berikut space-spacebar-bar-space-space-bar.
2.1.6Anatomi Barcode
Gambar 2.5Anatomi dari sebuah barcode
2.1.6.1Number System Character Angka ini merupakan sebuah sistem bilangan barcode UPC yangmengkarakterisasikan jenis-jenis khusus pada barcode. Di dalam barcode UPC, Number System Character ini biasanya terletak di sebelah kiri barcode. Kode-kode pada Number System Character adalah sebagai berikut : 0 = Standard UPC number.
Universitas Sumatera Utara
18 1 = Reserved. 2 = Random weight items like fruits, vegetables, and meats, etc. 3 = Pharmaceuticals 4 = In-store code for retailers 5 = Coupons 6 =Standard UPC number 7 = Standard UPC number 8 = Reserved 9 = Reserved
2.1.6.2 Guard Bars Ada tiga guard bars yang ditempatkan di awal, tengah dan akhir pada barcode. Guard bars bagian awal dan akhir di-encode-kan sebagai “bar-space-bar” atau “101”. Guard bar bagian tengah di-encode-kan sebagai “space – bar – space – bar – space” atau “01010”.Manufacturer Code : kode perusahaan ini ada lima digit bilangan yang secara khusus menentukan manufaktur suatu produk. Kode perusahaan/manufaktur ini dilindungi dan ditetapkan oleh Uniform Code Council(UCC).
2.1.6.3 Product Code Kode produk ini ada lima digit bilangan yang ditetapkan oleh perusahaan/manufaktur untuk setiap produk yang dihasilkannya. Untuk setiap produk yang berbeda dan setiap ukuran yang berbeda, akan memiliki kode produk yang unik.
2.1.6.4 Check Digit Disebut sebagai digit “self-check”.Check digit ini terletak di bagian luar sebelah kanan barcode. Check digit ini merupakan suatu “old-programmer’s trick” untuk mengvalidasikan digit-digit lainnya (number system character, manufacturer code, product code) yang dibaca secara teliti.
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.7 Cara Komputer Mengkalkulasikan Check Digit: a) Pertama dijumlahkan semua digit-digit di urutan yang ganjil. Dalam "Anatomy of a Barcode" akan dijumlahkan dengan 0 (merupakan digit NSC) + 2 + 4 + 6 + 8 + 0 = 20.
b) Hasil dari penjumlahandikalikan hasil penjumlahan dengan bilangan 3. contoh 20 x 3 = 60. c) Kemudian dijumlahkan semua bilangan-bilangan diurutan yang memilki angka genap. Dalam “Anatomy of a Barcode" akan menjumlahkan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 25. Di sini tidak dimasukkan bilangan 5 atau check digit sebab bilangan tersebut yang akan dikalkulasikan. d) Berikutnya dijumlahkan hasil dari langkah 2 dan langkah 3, yaitu, 60 + 25 = 85. e) Check digit tersebut adalah bilangan yang perlu dijumlahkan dengan bilangan pada langkah 4. Hasilnya pada langkah 4 tersebut sama dengan mengalikan dengan bilangan 10. Pada contoh ini, check digit nya adalah 5 sehingga 85 + 5 = 90. Cara lain untuk mengkalkulasikan check digit yang lebih simpel adalah membagi bilangan dari langkah 4 dengan 10. Contohnya 85/10 = 8,5 sehingga sisa nya dari hasil pembagian tersebut adalah 5. Bilangan 5 tersebut adalah check digit.
2.1.8
Jenis-jenis Alat Pembaca Barcode
Ada 4 jenis pembaca barcode yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tiap-tiap pembaca barcode mempunyai harga khusus dan karakteristik pengoperasian. Jenis – jenis pembaca barcode dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 : Jenis – jenis pembaca barcode Jenis
Deskripsi
Sensitifitas
LED
Red light emitting diode
Paling rendah
IR
Infrared
Sedang
Universitas Sumatera Utara
20 Narrow Band
Laser
Paling tinggi
Fiberoptic
Environment
Tinggi
2.1.8.1Barcode Reader Barcode reader adalah alat yang digunakan untuk membaca kode barcode. Sistem kerja barcode reader hampir sama dengan inputan pada keyboard tinggal menghubungkan barcode ke PS2 connector kemudian komputer sudah menganggap barcode reader tersebut adalah keyboard tanpa adanya instalasi driver.
Perbedaan barcode reader dengan keyboard adalah barcode reader membaca sebuah kode barcode kemudian memasukkan kode tersebut ke dalam komputer dengan menambahkan karakter enter. Cara kerjanya yaitu dengan mengibaskan cahaya infra merah terhadap barcodeyang tertera pada produk tersebut.
Sedangkan cara penggunaannya dipegang langsung kemudian dengan menekan tombol on-off secara manual, barcode reader juga dapat digunakan secara otomatis (autoscan), yaitu dengan meletakkan barcode reader di atas stand (dudukan barcode reader), kemudian barcode reader disetting ke mode auto scan. Apabilabarcodedidekatkan pada barcode reader maka barcode reader akan secara otomatis membaca.
Ada dua sistem koneksi alat pembaca barcode terhadap pengolahan data barcode pada komputer, yaitu sistem keyboard wedge dan sistem output RS232. Kedua sistem ini menterjemahkan hasil pembacaan barcode sebagai masukan (input) dari keyboard. Biasanya menggunakan port serial pada komputer. Sebagai perantara keduanya, yaitu software wedge yang akan mengalamatkan bacaan barcode ke software pengolah databarcode tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21 2.1.8.2Standar VerifikasiBarcode Reader
a) ANSI X3, 182, UPC code yang digunakan di US ANSI/UCC5 merupakan standar Amerika. b) ISO/IEC 15416 (barcode linier) dan ISO/IEC 15415 (2D barcodes) adalah standar internasional. c) Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan ISO/IEC 15416. d) ISO 15426-1 (linear barcode verifier compliance standard) atau ISO 15426-2 (2D barcode verifier compliance standard)
2.1.8.3 Cara Membuat Barcode Image
Barcode dapat dibuat secara manual dengan menggunakan aplikasinya yang dapat didownload secara langsungmelalui situsinternet “morovia.com”.Sebagaicontoh barcode di dalam penelitian inidigunakan "code 128" sebagai format barcode. Untuk menjaga kerahasiaan dengan tidak memberi tanda (√)
pada pada model "Show
Human Readable Text" pada saat pembuatan barcode, dengan demikan hanya pemegang identitas yang mengetahui nomor serial dari barcode tersebut. Sebagai contoh barcode yang telahdibuat melalui situs link website di internet adalah sebagai berikut :
Gambar 2.6Contoh barcode yang dicetak melalui website
Universitas Sumatera Utara
22 2.2
Mikrokontroler Atmega 8535
ATMega8535 perkembangan
merupakan terakhir
Processor). Mikrokontroler
salah
satu
generasi
mikrokontroler
keluarga and
AVR(Alf
ATMEL.Dari
Vegard’s
Risc
AVR memilikia RISC (Reduced Instruction Set
Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit Word) dan sebagian besar instruksi di eksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, serta mempunyai kecepatan maksimal 16MHZ. Selain itu, ATMega8535 mempunyai 6 pilihan mode sleep untuk menghemat daya listrik.
2.2.1Fitur-fitur Mikrokontroler ATMega8535 : 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A sampai port D (port A, B, C, D) 2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 chanel. 3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembandingan, yaitu 2 buah timer/counter 8 bit, dan 1 buah timer/counter 16 bit. 4. CPU yang memiliki 32 buah register 5. 131 Instruksi yang hanya membutuhkan 1 siklus clock 6. Watchdog Timer dengan osilator internal 7. Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V 8. Internal SRAM sebesar 512 byte 9. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. 10. Unit interupsi internal dan eksternal 11. Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface). 12. Kecepatan hampir mencapai 16 MPIS pada Kristal 16 Mhz 13. Internaldownloader USB AVR (In-system Programming dilengkapi LED programming indicator) 14. Tidak membutuhkan power tambahan saat melakukan download program 15. EEPROM (Electrically Erasble Programmable Read Only Memory). sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 16. Antarmuka komparator analog. 17. Port USART untuk komunikasi serial
Universitas Sumatera Utara
23 2.2.2Karakteristik ADC InternalMikrokontroler ATMega8535: a) Mudah dalam pengoperasian. b) Resolusi 10 bit. c) Memiliki 8 masukan analog. d) Konversi pada saat CPU sleep. e) Interrupt waktu konversi selesai.
2.2.3Diagram Blok ATmega8535:
Gambar 2.7 Diagram blok ATmega8535
Organisasi memori mikrokontroler ATMega8535 dapat dibagi atas dua bagian berbeda berdasarkan fungsinya dalam menyimpan data program, yaitu memori program dan memori data. Memori program digunakan untuk instruksi yang akan
Universitas Sumatera Utara
24 dijalankan oleh mikrokontroler. Memori jenis ini biasanya bertipe ROM (Read Only Memory), yang digunakan untuk menyimpan program.Sedangkan memori data digunakan sebagai tempat penyimpanan data-data yang sedang diakses oleh mikrokontroler.
2.2.4Skema Minimum Sistem ATmega 8535 :
Gambar 2.9Skema minimum ATmega8535
Universitas Sumatera Utara
25 2.2.5Konfigurasi Pin ATmega8535 Mikrokontroler AVR ATmega 8535.
Gambar3.0Susunan kaki AVR ATmega8535
2.2.6
Penjelasan Umum Susunan Kaki ATmega8535 :
1. VCC merupakan pin masukan positif catu daya. Setiap piranti elektronika digital membutuhkan sumber daya yang umumnya sebesar 5V. Oleh karena itu, biasanya di PCB kit mikrokontroler selalu ada IC regulator 7805 2. GND sebagai pin ground 3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin masukan ADC 4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI 5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI, komparator analog dan Timer Osilator 6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analaog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial 7. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler 8. XTAL1
dan
XTAL2
sebagai
pin
masukan
clock
eksternal.
Suatu
mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat mengeksekusi
Universitas Sumatera Utara
26 instruksi yang ada di memeori. Semakin tinggi nilai kristalnya, semakin cepat mikrokontroler tersebut 9. AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC 10. AREF sebagai pin masukan tegangan referensi.
2.3
Motor Servo
Motor servoadalah motor dengan tambahan elektronika untuk kontrol pulse width (PW) yang diberi sistem gear dan potensiometer yang digunakan sebagai control posisi
sehingga
dia
dapat
menempatkan
“horn”
servo
pada
posisi
yang
dikehendaki.Bentuk “Horn” pada servo ada dua jenis, yaitu Horn bentuk “X” dan Horn berbentuk bulat. Motor servo ini menggunakan sistem closed control loop sehingga posisi “horn” yang dikehendaki bisa dipertahankan. Motor tersebut harus dapat menangani perubahan yang cepat pada posisi, kecepatan, ketepatan, serta mampu menangani intermitten torque.Potensiometer tersebut dihubungkan dengan output shatf untuk mengetahui posisi aktual shaft. Ketika motor dc berputar, maka output shaft juga berputar sekaligus memutar dan membaca posisi potensiometer. Servo mempunyai 3 buah kabel (Vcc, ground, dan PW input), 2 kabel untuk power supply dengan besar tegangan berkisar 5 sampai 7 volt, dan kabel ketiga merupakan kabel pengendali yang dapat langsung dihubungkan ke mikrokontroller, tidak seperti PWM (pulsa width modulation) / modulasi lebar pulsa (PWM). Motor servo biasanya digunakan untuk robot berkaki, berlengan atau sebagai aktuator pada mobile robot. Motor servo dikemas dalam berbentuk segi empat dengan sebuah output shatf motor dan konektor dengan 3 kabel yaitu powers, control, dan ground. Rangakaian kontrol kemudian dapat membaca kondisi potensiometer tersebut untuk mengetahui posisi aktual sahft. Jika posisinya dengan yang diinginkan, maka motor dc akan berhenti. Sudut operasi motor servo (operating angle) bervariasi tergantung jenis motor servo.
Universitas Sumatera Utara
27 2.3.1Jenis Motor Servo Yang SeringDijumpai: 2.3.1.1Motor Servo Standart Yaitu motor servo yang dilengkapi dengan motor DC untuk mengendalikan posisi sebuah robot yang mampu bergerak CW dan CCW dengan sudut operasi tertentu yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar. misal 600, 900, atau 1800 putaran. Rotor robot dapat diputar 180 derajat. Servo motor standar sering dipakai pada sistem robotika misalnya untuk membuat “Robot Arm” (robot lengan).
Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu.
2.3.1.2Motor Servo Continuous Yaitu motor servo yang mampu bergerak CW dan CCW tanpa batasan sudut operasi (berputar secara kontinyu). Sering dipakai untuk mobile robot Rotor robot dapat diputar 360 derajat.Motor servo biasanya menggunakan tegangan supply 4.8 hingga 7.2 volt.Berikut bentukfisik motor servo terlihat pada Gambar dibawah ini :
Alasan penggunaan motor servo untuk bidang robotika adalah pertama, motor servo memiliki putaran yang lambat dan torsi yang kuat (berkat adanya sistim
Universitas Sumatera Utara
28 gear). Hal ini cocok dengan bidang robotika, bandingkan misalnya dengan motor DC biasa yang memiliki putaran cepat namun torsi rendah. Poros motor DC yang dihubungkan langsung dengan roda, tidakakan kuat untuk menggerakkan mobile robot tersebut. Jenis motor ini harus dihubungkan terlebih dahulu dengan sistim gear agar dapat dipergunakan. Namun poros servo dapat dihubungkan langsung dengan roda. Kedua, sistim kontrol untuk motor servo relatif sedikit (dipergunakan hanya 1 jalur data saja). Hal ini tentu berbeda misalnya jika kita menggunakan motor stepper yang memerlukan jalur kontrol lebih dari 1 jalur.
2.3.2
Konsep Motor Servo
Servo motor umunya terdiri dari servo continuous dan servo standar. Servo motor continuous dapat berputar sebesar 360 derajat.Sedangkan servo motor tipe standar hanya mampu berputar 180 derajat.Servo motor yang umum digunakan ialah Continuous Parallax. Jika ingin servo motor yang berkekuatan besar dan cepat, maka servo yang dihunakan adalah HS-311 (continuos ) dan servo HS-322HD(standar). Untuk menggerakkan motor servo ke kanan atau ke kiri, tergantung dari nilai delay yang diberikan. Untuk membuat servo pada posisi center, maka pulsa yang diberikan 1.5ms. Untuk memutar servo ke kanan, berikan pulsa <=1.3ms, dan pulsa >= 1.7ms untuk berputar ke kiri dengan delay 20ms, seperti berikut:
Gambar 3.1 Nilai pulsa untuk menggerakkan motor servo
Universitas Sumatera Utara
29 2.3.2.1 Spesifikasi Servo Continuous Parallax : Power 6vdc max Average Speed 60 rpm - Note: with 5vdc and no torque Weight 45.0 grams/1.59oz Torque 3.40 kg-cm/47oz-in Size mm (L x W x H) 40.5x20.0x38.0 Size in (L x W x H) 1.60x.79x1.50 Manual adjustment port
Berdasarkan dari tipe signal yang di gunakan, terdapat servo analog dan servo digital. Bagian Output terdapat 3 kabel, yang masing-masing berfungsi sebagai: 1. Tegangan 5-6V 2. Ground 3. Signal Input Sedangkan warna dari masing-masing kabel bergantung pada merek servo tersebut, beberapa di antaranya terlihat pada gambar 3.2 di bawah ini:
Gambar 3.2Warna-warna kabel pada motor servo Cara yang paling mudah untuk menentukan posisi kabel signal adalah dengan mengingat kabel merah adalah (+), kabel hitam adalah (-), warna lain selain merah dan hitam adalah kabel signal.
Universitas Sumatera Utara
30 Untuk dapat melakukan controling pada servo, kabel signal di sambung langsung pada salah satu port mikrokontroller, dan di set sebagai output. kemudian servo di beri suplay 5-6V. Sedangkan nilai sinyal yang di kirm dan sudut yang di hasilkan terlihat seperti gambar 3.2 berikut:
Gambar 3.3Sudut lengan pada motor servo
Universitas Sumatera Utara