BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Eksplorasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata eksplorasi berarti :
“ kegiatan untuk memperoleh pengalaman- pengalaman baru dari situasi yang baru. ” Eksplorasi dilakukan terhadap imajinasi pada masa kanak- kanak, dimana pada masa itu kita masih melihat dunia dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Masa kanak- kanak merupakan masa di mana kepribadian anak mulai terbentuk dan akan berpengaruh dalam perkembangan dirinya ke depan. Perancangan karya teko ini mengambil tema imajinasi masa kanak- kanak dengan maksud untuk mengingatkan kembali sensasi yang didapat pada masa kecil tersebut. Walaupun pada akhirnya pandangan masing- masing orang akan berbeda, namun sesuai dengan fungsi dari benda pajangan itu sendiri bahwa benda yang dipajang salah satunya ialah sebagai sebuah cerminan, ingatan, atau kenangan dari masa lalu.
6
2.2
Imajinasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata imajinasi berarti :
1. “ daya pikir seseorang untuk membayangkan (dalam angan- angan) atau menciptakan gambar- gambar (lukisan atau karangan) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. ” 2. “ khayalan ” Imajinasi merupakan salah satu cara yang secara tidak sadar dipakai oleh setiap orang dalam menjawab suatu persoalan atau dalam gagasan awal berkarya. Banyak hal yang terwujud di masa sekarang yang merupakan hal yang tidak mungkin dan imajinatif di masa lalu, sebagai contoh adalah ketika manusia ingin melawan kekuatan gravitasi bumi, dahulu hal itu merupakan hal yang sifatnya imajinatif namun sekarang hal itu merupakan hal biasa yang dapat kita temui setiap hari. Pada hahikatnya proses belajar, proses berpikir, dan proses berkreasi adalah sama, yaitu proses imajinasi. Pada semua proses tersebut, media bagi proses komunikasi “dalam” nya adalah image yang sumbernya dapat berasal dari stimuli dalam (sensasi- persepsi) maupun luar (memori).
2.2.1 Imajinasi Masa Kanak- kanak Banyak ahli yang mengatakan bahwa masa kanak- kanak rentang usia 613 tahun adalah masa kreativitas anak. Di usia ini dapat ditemukan berbagai gagasan- gagasan yang menarik tentang imajinasi dan gambaran pikiran- pikiran anak dalam melihat dunia yang melingkupinya. Perkembangan dan rasa keingintahuan yang besar terhadap segala hal menjadi pendorong utama dalam
7
sikap kreatif ini. Pola bermain saat usia ini dipengaruhi oleh keterampilan motorik dan sikap popularitas yang ia senangi di antara teman- temannya. Pada masa kanak- kanak ada hal- hal yang dipandang sepele namun sebenarnya hal tersebut yang akan sangat mempengaruhi proses pembentukan kepribadian bagi si anak ke depan. Sebagai contoh adalah tokoh pahlawan dalam cerita atau film. Hal tersebut adalah hal yang dialami oleh setiap anak pada masanya, bagaimana salah tokoh panutan itu sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku si anak. Pengalaman ini merupakan salah satu arketip yang mengisi ketidaksadaran koletif (pengalaman manusia yang bersifat universal dan turun- temurun). Sebenarnya arketip ialah gagasan- gagasan yang bersifat dan secara tidak sadar telah melekat pada diri seseorang. Pada masa kanak- kanak ada
yang
disebut
sebagai
arketip
pahlawan,
di
sini
anak
sering
mengidentifikasikan dirinya dengan sikap tokoh idolanya. Sensasi ini yang diharapkan muncul dalam visualisasi karya teko yang bertemakan robot. Kreativitas, perkembangan jiwa, rasa keingintahuan yang besar dan pola hidup anak memberi kita banyak pelajaran berharga. Tak salah kemudian banyak anak- anak yang mampu secara intelektual pada masa dewasa menjadi orang yang pandai dalam bidangnya, karena sesungguhnya kesenian bagi anak bukan tujuan semata, yang lebih penting dari itu adalah menumbuhkan sifat, sikap, dan imajinasi yang etis dan tetap pada alur lingkungan yang sesuai.
8
2.3
Teko Teko memiliki fungsi sebagai sebuah wadah air minum teh. Bentuk teko
mengikuti fungsinya sebagai wadah sehingga umumnya berbentuk bulat atau silinder. Sebuah teko teridiri atas beberapa bagian yang menjadi prinsip dasar bentuk sebuah teko yaitu badan (body), ceret (spout), pegangan (handle),dan tutup (lid). Teko sangat beragam jenisnya mulai dari yang berbahan keramik, kaca, hingga logam. Teko keramik pun beragam jenis bahannya, ada yang terbuat dari gerabah (earthenware), stoneware, hingga porcelain. Teko gerabah umumnya tidak berglasir layaknya teko yang terbuat dari stoneware atau porselen, sehingga masih dapat menyerap air dan teko gerabah ini yang identik dengan teko tradisional Indonesia (teh poci).
2.3.1 Pengertian Teko Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: -
teko:
cerek dari tembikar dsb untuk tempat air minum.
-
cerek:
tempat air minum yang bercerat, dibuat dari loyang dsb.
-
poci:
tempat air minum bercerat dibuat dari tembikar untuk
menyeduh kopi, teh, dll.
Menurut Encarta Dictionary, pot: 1. a container made of metal, pottery, glass that is usually cylindrical and watertight with an open top and sometimes a lid, used especially for cooking or storage. 2. something similar to a pot in shape or function e.g a teapot.
9
3. a dish or container made from clay, especially one of artistic or historic interest.
2.3.2 Sejarah dan Perkembangan Teko Keramik Teko merupakan salah satu bagian dari perangkat minum teh atau dikenal dengan istilah teaset. Perangkat minum teh ini ada atas dasar ditemukannya teh dan munculnya budaya minum teh di Cina. Kebutuhan akan wadah minuman berkhasiat ini mendorong dibuatnya perangkat minum teh pertama kali ditujukan bagi kalangan kerajaan saja sehingga timbul kebutuhan akan alat penyajian yang lebih khusus. Wadah yang khusus itu dibuat berupa beberapa cangkir dengan dihias dengan dekorasi lukisan tangan yang bersifat eksklusif. Seiring dengan berkembangnya budaya minum teh pada masyarakat maka timbul kebutuhan akan suatu wadah yang dapat menampung air teh yang lebih banyak yaitu teko. Perkembangan bentuk teko sangat dipengauhi oleh penyebaran perangkat minum teh yang secara luas menyebar akibat perdagangan teh yang telah menjadi komoditi perdangan seluruh dunia. Hal tersebut menjadikan perangkat minum teh yang berasal dari Cina adalah suatu wadah yang wajib dimiliki. Pada saat itu perangkat minum teh adalah benda yang mahal dan eksklusif sehingga dapat menjadi pencerminan status yang berkelas.
10
Teko Yi Hsing
Gbr 1. Teko Yi Hsing
Teko Yi Hsing muncul sejak Kekaisaran Dinasi Ming (1368- 1644) dan diketahui sebagai wadah penyeduh teh yang memiliki kualitas baik. Teko ini memiliki karakteristik dan ciri yang khas karena tidak menggunakan glasir seperti teko pada umumnya. Material yang digunakan teko Yi Hsing ini menggunakan bahan yang terdapat di alam sekitar, bahan ini dijuluki dengan istilah Zisha atau Purple Clay yang berarti berwarna ungu karena memang tanahnya secara alami terlah berwarna oleh karena adanya kandungan pewarna besi (Ferum oksida) yang cukup tinggi. Tanah Zisha ini memiliki warna dari mulai ungu hingga merah. Ciri yang khas sekaligus yang menjadi kelebihan dari teko Yi Hsing ini adalah karena
kualitas secara visual maupun kegunaan dari bahan yang
digunakan. Dengan tidak menggunakan glasir berarti teko ini akan memiliki sifat porous dan akan menyerap air, tetapi justru itulah kelebihannya. Sifat wadah keramik yang tidak berglasir akan membuat air teh terserap ke dalam bodi dan setelah pemakaian berulang- ulang maka akan terbentuk lapisan yang membuat aroma teh tidak cepat hilang sehingga rasa teh akan lebih kuat dan nikmat.
11
“Yi Hsing ware is made of unglaszed clay...after prolonged use, the Yi Hsing pot develop a certain patina that retains some of the taste, scent, and color of tea and that also lends the teapot itself an unusually attractive luminescent quality”1.
2.3.3 Perkembangan Teko Keramik di Indonesia
Gbr 2. Set Poci
Di Indonesia, penyebaran teko pun dipengaruhi dan sejalan dengan penyebaran perangkat minum teh. Hadirnya perangkat minum teh ke Indonesia yaitu melalui jalur perdagangan teh yang pertama kali pada masa pemerintahan kolonial Belanda atas dasar kondisi iklim di Indonesia yang cocok untuk budidaya tanaman teh di Indonesia pada masa itu. Penggunaan perangkat minum teh di Indonesia pada awalnya hanya digunakan kalangan kerajaan dan keraton saja dan perangkat tersebut khusus diimpor langsung dari Cina. Kalangan kerajan tersebut meniru dari kebiasaan minum teh di sore hari dari kalangan orang Belanda yang pada saat itu tinggal di Indonesia.
1
www.theteaman.com
12
Selanjutnya kebiasaan minum teh menjadi populer di kalangan masyarakat awam akibat pesatnya budidaya tanaman teh yang semakin luas. Kebutuhan akan perangkat minum teh pun semakin tinggi. Kemunculan teko sebagai alat perangkat minum teh di Indonesia yaitu merupakan sebuah adaptasi dari perangkat minum teh yang berasal dari Cina. Perangkat minum teh dari Cina yang menggunakan bahan porselain digantikan dengan bahan gerabah yang mudah dan tersedia banyak di Indonesia. Begitu pula dengan bentuknya yang pada awalnya meniru teko porselain dari Cina. Kemunculan teko gerabah dimulai dari daerah di Slawi yang hingga sekarang masih memiliki tradisi minum teh. Teko dari gerabah ini selanjutnya menyebar ke daerah- daerah lain dan lebih sering disebut dengan sebutan poci.
2.4
Figur Figur dalam lingkup seni rupa seringkali dapat dilihat dalam
perkembangan seni patung (sculpture), yakni berupa benda tiga dimensi yang bervolume dan memiliki berat. Figur ini dapat terbuat dari hampir semua bahan organik maupun non-organik, yaitu batu, logam, kayu, dan keramik. Teknik pembuatannya pun beragam mulai dari pahat (carving), model (modeling), dan cetak (casting).
2.4.1 Definisi Figur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, figur: 1. bentuk; wujud Menurut Encarta Dictionary, figure: 2. a shape: drawing or representation.
13
3. Arts representation: a representation of a human being in a picture or sculpture ceramic.
2.4.2 Teko Figuratif Kemunculan genre teko figuratif diawali ketika pecahnya Perang Dunia II di Eropa dan membuat para seniman di Eropa yang pada saat itu ( Anglo Oriental ) berpindah ke Amerika dan melahirkan gaya figuratif ini. Latar belakang mengapa genre ini dapat muncul dan diterima dalam lingkup seni pada saat itu bahwa manusia dapat dianalogikan dengan suatu benda di sekitarnya. Teko adalah suatu benda yang dibuat berdasarkan kebutuhan manusia, benda yang dibuat oleh manusia sehingga ada pemahaman bahwa kita dapat dianalogikan dengan teko. Ada persamaan yang dapat kita lihat antara sebuah teko dengan pembuatnya (manusia), mulai dari anggota tubuh seperti bodi (badan), kaki, bibir hingga sifat yang dibawa seperti akrab, hangat. Adalah Richard Notkin, salah seorang seniman Amerika yang membuat karya teko figuratif. Ia beranggapan bahwa sebuah karya tidak mesti dipandang dari sisi luarnya saja tetapi lebih ke dalam atau isi yang ingin disampaikan kepada audiens. “ I believe that the aesthetic impact of a work of art is not proportional to its size, but to its content. “2 Karya- karyanya bersifat naratif dan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik selama abad ke- 20, sehingga ide karya Notkin yaitu merespon permasalahan kemanusiaan yang terjadi pada masa itu. Bentuk teko ia ambil berdasarkan suatu pemahaman bahwa teko merupakan benda yang dikenali oleh
2
www.richardnotkin.com
14
semua orang dan bentuk itu ia jadikan sebagai “kanvas” dalam menuangkan gagasan yang ia tumpahkan dalam media keramik. Selain itu ia sangat tertarik dalam mengeksplorasi bentuk dari sebuah teko yang terdiri atas tutup, kaki, mulut, dsb. Hal tersebut yang dapat membuat beragam kemungkinan untuk dieksplorasi.
Gbr 3. The Heart Teapot- Richard Notkin
Salah satu karyanya adalah The Heart Teapot, dalam karya tersebut Notkin ingin memperlihatkan bahwa akar dari segala konflik yang terjadi antar negara, etnis, agama, dan lainnya adalah berasal dari hati yang sama, yaitu hati manusia.
2.4.3 Keramik Figuratif di Indonesia Figur di Indonesia pun tidak terlepas dari seni patung sejak masa prasejarah. Kebudayaan pada masa ini didominasi oleh gaya Polinesia, gaya yang banyak diketemukan di Pulau Paskah dan banyak ditemui hampir di seluruh nusantara, yakni berupa desain yang sederhana, garisnya bersudut- sudut, dan posenya yang kaku. Seringkali terlihat menonjolkan alat kelamin laki- lakinya. Figur tersebut dibuat sebagai perwujudan nenek moyang. Disimpulkan bahwa pada masa itu bentuk figur tidak berurusan dengan segi estetika dan lebih dititik beratkan pada unsur simbolisme, misalnya
15
pengutamaan wajah dengan ukuran lebih besar dari proporsi tubuh, bentuk alat kelamin yang memuat bermacam- macam perlambangan, selain itu juga dipengaruhi oleh peralatan yang mendukung. Kendi adalah salah contoh keramik tradisional khas Indonesia yang memuat aspek figuratif. Pada awalnya bentuk dari kendi mengikuti buah labu sebagai alat minum karena buah labu merupakan wadah air minum pertama yang digunakan sebelum orang memakai gerabah. Selanjutnya bentuk dari kendi terus berubah sesuai dengan fungsinya dalam adat istiadat sehingga ada yang memuat unsur figuratif. Seperti halnya kendi dari Lampung yang menggambarkan seorang wanita jongkok dengan mengenakan pakaian pengantin, kendi tidak hanya sebagai wadah tetapi memuat suatu nilai adat istiadat tertentu.
Gbr 4. Kendi Gerabah dari Lampung
16