8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritik 1. Keputusan Nasabahdalam Berasuransi (Y) Dalam penelitiannya Rifqi6, keputusan pembelian merupakan suatu tahapan proses dimana konsumen melakukan pembelian, sehingga keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku nasabah pada saat memutuskan unuk membeli. Perilaku nasabah merupakan respon psikologis yang kompleks, yang muncul dalam bentuk perilaku tindakan yang khas secara perseorngan yang langsung terlibat dalam usaha memperoleh
dan
menggunkan
produk,
serta
menentukan
proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk, termasuk dalam melakukan pembelian ulang. Sehingga sangatlah jelas dari definisi tersebut bahwa keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen. Menurut Sarwono dan Prihantono dalam penelitian Rifqi, dijelaskan bahwa keputusan pembelian berkaitan dengan kegiatan dimana seseorang nasabah akan memutuskan untuk mencari suatu produk atau jasa yang dia inginkan. Keinginan ini dimulai dari kebutuhan yang dirasakan mendesak bagi nasabah tersebut. Memahami perilaku konsumen akan bermanfaat dalam melakukan riset tentang kepuasan pelanggan.
6
Rifqi Nugroho. 2011 . Analisis Faktor-Faktor yang memperngaruhi Keputusan Pembelian dengan Sistem Pre Order Secara Online. Jakarta; perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah. Hlm. 87.
8
9
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Amstrong adalah tahap dalam pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benarbenar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan.7 Menurut Schiffman & Kanuk keputusan pembelian sebagai pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.8Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut.9 Perilaku konsumen merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dan dilakukan oleh seseorang, individual atau kelompok orang dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannnya. Menurut Schiffman dan Kanuk, tahapan-tahapan yang dimaksud meliputi:
7
Kotler & Amstrong. 2001: 226 dalam Kuat Ismanto. Pengaruh Religiusitas terhadap keputusan pembelian asuransi syariah dengan marketing mix sebagai moderating variable di RO Takaful Keluarga Pekalongan. Pekalongan: STAIN Pekalongan. Hlm. 5. 8 Schiffman & Kanuk. 2004 : 547. Cosumen Behavior. New Jersey: Prentice Hall. Hlm. 5. 9 Engel, Blackwell, dan Miniard: 1993. Dalam Mulyadi Nitisusastro. 2012. Perilaku Konsumen. Bandung. Alfabeta. Hlm. 32.
10
a. Mengenali kebutuhan b. Mencari informasi sebelum membeli c. Melakukan evaluasi terhadap beberapa pilihan d. Melakukan pembelian dengan cara: a)
Mencoba-coba
b)
Melakukan pembelian ulang
e. Melakukan evaluasi pasca beli10 Sedangkan menurut Kotler, tahapan-tahapan yang dilakukan konsumen dalam perilaku konsumen meliputi: a. Mengenali Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaaan antara keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang dirasakan. Kebutuhan ini dpaat dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Dalam tahap ini sebaiknya pemasar mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen atau masalah yang timbul dibenak konsumen, apa yang menyebabkan semua masalah itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu dapat menyebabkan seseorang akan mencari produk tersebut.11 b. Mencari Informasi Seorang konsumen akan tergerak untuk mencari informasi lebih banyak. Jumlah informasi yang ingin diketahui seorang konsumen tergantung pada kekuatan dorongan kebutuhannya, banyaknya informasi 10
Schiffman dan Kanuk. Customer Behavior. Hlm. 33. Kotler. Op cit. Hlm. 7.
11
11
yang telah dimilikinya, kemudahan memperoleh informasi tambahan, penilaian terhadap informasi tambahan dan kepuasan apa yang diperolehnya dari kegiatan mencari informasi tersebut. Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen dan kepentingan relatifnya terhadap keputusan pembelian sesudahnya. c. Mengevaluasi Beberapa Pilihan Tidak ada proses evaluasi tunggal yang digunakan oleh orang sebagai konsumen. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan yang dilakukan. Konsep dasar tertentu akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan, konsumen mencari manfaat dari suatu produk, konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbedabeda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. d. Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Sedangkan faktor eksternal adalah sikap orang lain dan situasi yang tak terduga. Konsumen akan melaksanakan keinginannya untuk membeli sesuatu akan membuat lima macam sub keputusan pembelian, antara lain keputusan tentang merek, keputusan pembelian dari siapa, keputusan tentang jumlah, keputusan tentang waktu pembelian dan keputusan tentang cara pembayaran.
12
e. Perilaku Pasca Pembelian12 Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat
kepuasan
atau
ketidakpuasan
tertentu.
Kepuasan
atau
ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, dia akan menunjukkan probabilitasnya yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan berusaha untuk mengurangi ketidakpuasan ini dengan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Berdasar pada uraian di atas, dirumuskan indikator variabel keputusan nasabah dalam berasuransi di RO Takaful Keluarga dalam penelitian ini meliputi: (a) kenyamanan nasabah yang dirasakan ; (b) keyakinan nasabah terhadap keputusan yang tepat dalam pembeliannya ; (c) kepuasan nasabah di lokasi pembelian 2. Religiusitas ( X1) Pengertian religiusitas dalam beberapa pendapat sebagaimana berikut: dalam kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan beberapa istilah yang saling berhubungan, yaitu: religi(religion)kata benda, agama, kepercayaan, penyembahan, penghambaan, terhadap satu kekuatan supernatural yang dianggap sebagai Tuhan, yang menentukan hidup manusia.13 Istilah religiusitas berasal dari bahasa inggris “Religions” yang berarti agama, kemudian menjadi kata sifat “religions” yang berarti 12
Ibid. Hlm. 33. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus besar bahasa indonesia, edisi ke-3. Jakarta: balai pustaka. Hlm.943.944. 13
13
agamis atau saleh.14 Begitu juga Muhaimin menjelaskan religiusitas (kata sifat: religius) tidak identik dengan agama, mestinya orang yang beragama itu adalah sekaligus orang yang religius juga, yaitu menaati ajaran agamanya. Glok dan Stark, ancok,dkk mengatakan bahwa terdapat 5 aspek dalam religiusitas. Dimensi-dimensi rasa keagamaan tersebut yaitu:15 a. Dimensi Keyakinan (Doctrine) Dimensi rasa percaya mengukur seberapa jauh seseorang mempercayai doktrin-doktrin agama-Nya, misal tentang keberadaan dan sifat-sifat Tuhan, ajaran-ajaran-Nya dan takdir-Nya. Dalam Islam dimensi rasa percaya ini masuk dalam kategori mengukur 6 rukun iman. b. Dimensi Peribadatan (Ritual) Dimensi peribadatan mengukur seberapa jauh seseorang melaksanakan kewajiban peribadatan agamanya. Khusus untuk pengukuran dimensi ritual bagi muslim dapat difokuskan pada pelaksanaan 5 rukun Islam. c. Emotions (The experiental/ emotions commitment) Dimensi perasaan mengukur seberapa dalam kebertuhanan seseorang. Dimensi ini mengukur kedekatan seseorang dengan Tuhan. Dalam Islam, dimensi ini disebut ihsan (perasaan dekat dengan Tuhan). Pengukuran dimensi perasaan dapat dilaksanakan dengan mengamati 14
Gazalba. 1985. Dalam Kuat Ismanto. 2013. Pengaruh Religiusitas terhadap keputusan pembelian asuransi syariah dengan marketing mix sebagai moderating variable di RO Takaful Keluarga Pekalongan: STAIN Pekalongan,.Hlm. 9. 15 Kuat Ismanto. Ibid. Hlm, 10. Glok dan Stark(Robertson, 1983,hlm.295); Ancok,dkk, (2001.hlm.77); Abdullah,1989. Hlm.93.
14
seberapa sering seseorang mengalami perasaan spektakuler dalam hubungannya dengan Tuhan. d. Dimensi Pengalaman (Ethic) Dimensi etika atau moral mengukur tentang pengaruh ajaran agama terhadap perilaku sehari-hari yang tidak terkit dengan perilaku ritual, yaitu perilaku yang mengekspresikan kesadaran moral seseorang, baik yang terkait dengan moral dalam hubungannya dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. e. Community (Social) Commitment Dimensi sosial mengukur seberapa jauh seseorang pemeluk agama terlibat secara sosial pada komunitas agamanya. Dalam Islam dimensi ini dapat disebut sebagai pengukuran terhadap kesalehan sosial.16 Dari penjelasan di atas maka indikator dari variabel Religiusitas diukur dengan :
(a) Dimensi keyakinan, (b) Dimensi
peribadatan, (c) Dimensipengahayatan, (d) Dimensi pengalaman, (e) Dimensi pengetahuan. 3. Citra (X2) Citra adalah represensi penilaian-penilaian dari konsumen yang potensial maupun yang kecewa, nama baik saja belum tentu menjamin suatu citra yang kuat. Suatu perusahaan mempunyai citra yang kuat
16
Djamaludin Ancok dan Suroso F.N. 2004. Psikologi Islam Solusi Islam Atas ProblemProblem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
15
apabila namanya dikenal luar dan perusahaan tersebut mempunyai reputasi yang luar biasa. Sebuah lembaga perasuransian akan dianggap berhasil dalam membangun citra asuransinya apabila berhasil untuk menciptakan atau membangun suatu hal yang menyenangkan dan dapat berhasil untuk menarik minat nasabah, baik itu nasabah baru maupun nasabah yang telah ada. Nasabah akan cenderung mendatangi atau akan menjadi bagian dari perusahaan (asuransi) tersebut apabila telah memiliki gambaran tentang apa yang akan dialami dan rasakan dengan berdasarkan pada pengalamanpengalaman transaksi atau informasi sebelumnya dari asuransi-asuransi pesaing atau menurut cerita dari nasabah.17 Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh dari nasabah lama dapat dijadikan bahan evaluasi atas citra suatu asuransi bagi nasabah untuk bisa digabungkan dengan pengalamannya sendiri yang dialaminya untuk kemudian menentukan penilaiannya sendiri terhadap citra suatu asuransi. Nasabah tidak mengalami secara langsung biasanya akan mendapatkan informasi dari iklan, media, ataupun dari cerita orang lain. Citra suatu asuransi bisa berasal dari nama perusahaan, bentuk bangunan kantornya, variasi produk dan layanan serta kesan akan kualitas dari karyawan-karyawan dalam menjalin hubungan nasabah, dengan adanya hal-hal tersebut makan dengan sendirinya akan terbentuk citra dari 17
Jasfar, Farida. 2000. Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm.162-185
16
sebuah asuransi, apabila cara tersebut berdampak positif maka asuransi akan diuntungkan dengan tumbuhnya citra positif dari nasabah yang bisa berakibat tumbuhnya minat dari nasabah tersebut.18 Sehingga Indikator yang digunakan dari variabel citra antara lain: (a) Pengalaman, (b) Produk, (c) Layanan. 4. Keuntungan (X3) Asuransi syariah melakukan penghimpunan dana investasi yang bertujuan untuk membangun perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang ada dijamin bagi semua pihak. Hal ini penting karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan harta dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial ekonomi Islam. Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi, merupakan milik peserta (Shohibul mal), asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (musharib) dalam mengelola dana tersebut. Sumber pembayaran klaim diperoleh dari rekening tabarru’ atau dana tabungan bersama dimana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung bersama risiko tersebut.19 Preferensi nasabah dalam memilih jasa asuransi syariah lebih ditentukan oleh faktor yang
tidak berhungan dengan
produk(non produk) seperti prosedur yang lebih cepat dan mudah. 18
Adi Krismanto. 2009.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah(Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Semarang Pattimura). Semarang; Universitas Dipenegoro. Hlm. 38 19 Widyaningsih. 2005.Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. cet. 1. Jakarta ; Kencana. Hlm. 234
17
Menurut Widyaningsih ada tiga hal yang mempengaruhi minat nasabah dalam berinvestasi dari segi keuntungan yakni sistem bagi hasil, jaminan dan prosedur, penjelasannya sebagai berikut : a. Sistem Bagi Hasil Islam mempunyai hukum sendiri untuk memenuhi kebutuhan, yaitu melalui akad bagi hasil (profit and loss sharing),sebagai metode pemenuhan kebutuhan permodalan. Sistem bagi hasil yang dimaksud merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atau keutungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem asuransi syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha hanya di tentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). b. Jaminan Berinvestasi pada asuransi syariah akan menjamin ketenangan pada masa depan apabila terjadi musibah yang tak terduka. Selain itu nasabah percaya dengan kinerja keamanan yang diberikan oleh RO Takaful Keluarga Pekalongan, dimana kegiatan-kegiatannya selalu berlandaskan syariah serta mendapat pantauan dari Dewan Syariah Nasional.
18
c. Prosedur Preferensi nasabah dalam memilih jasa asuransi syariah lebih ditentukan oleh faktor yang tidak berhubungan dengan produk (non product) seperti prosedur yang lebih cepat dan mudah. Pelayanan yang mudah dan lancar dalam melakukan transaksi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh asuransi yang bersangkutan karena tidak ada nasabah yang menginginkan prosedur yang berbelit-belit. Kemudahan dan kelancaran yang yang diciptakan oleh suatu asuransi akan dapat memberikan tingkat kepuasan yang tinggi dari nasabah dan merupakan salah satu alasan bagi nasabah dalam memilih asuransi yang bersangkutan. Sehingga Indikator dari variabel Keuntungan adalah: (a) sistem bagi hasil, (b) jaminan, (c) prosedur. 5. Produk (X4) Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan berbagai macam produk dalam menjalankan aktivitasnya. Produk-produk tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian produk maka penulis akan mengutip beberapa pendapat yang telah dikemukakan beberapa ahli, antara lain yang dikemukakan Philip Kotler, bahwa produk adalah:
19
“Segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.”20 Definisi produk menurut William Stanton, yaitu: “Suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.”21 Definisi produk menurut Indriyo Gitosudarmo, yaitu: “Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. ”22 Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas „sesuatu‟ yang merupakan kumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata (kemasan, warna, harga, kualitas, merek, jasa, reputasi penjualan) yang ditawarkan ke pasar (sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi) untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, dan yang dapat memenuhi keinginan serta kebutuhan konsumen. Variabel produk diukur dengan ; (a) produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, (b) produk beragam, (c) klaim muda, (d) pembayaran mudah, (e) hasil investasi yang menjanjikan.23
20
Philip Kotler. Dalam Danang Sunyoto . 2014 . Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran.. Yogyakarta: CAPS(Center Of Academic Publishing Service).Hlm. 69. 21 William J. Stanton.2000. Prinsip Pemasaran, Edisi Keempat belas Jilid 1, Terjemahan oleh Y. Lamarto. jakarta : Erlangga . Hlm.222. 22 Danang Sunyoto.op cit. Hlm.69. 23 ibid
20
6. Kepercayaan (X5) Kepercayaan merupakan keyakinan satu pihak mengenai maksud dan perilaku pihak yang lainnya. Dengan demikian kepercayaan nasabah didefinisikan sebagai harapan konsumen bahwa penyedia hasa dapat dipercaya atau diandalkan dalam memenuhi janjinya.24 Loyalitas nasabah akan terbangun ketika terdapat kepercayaan nasabah terhadap perusahaan. Kepercayaan sebagai pernyataan yang melibatkan harapan positif yang meyakinkan berkenaan dengan seseorang dalam sesuatu yang berisiko. Dalam hal ini kepercayaan merupakan keyakinan yang dimiliki konsumen terhadap suatu perusahaan bahwa perusahaan akan bersikap baik terhadap nasabahnya. Nasabah yang percaya terhadap suatu perusahaan maka nasabah tersebut akan memiliki keyakinan akan keahlian perusahaan tersebut untuk dapat melayani secara baik, memuaskan dan dapat diandalkan, juga merupakan suatu keyakinan bahwa maksud dan motivasi perusahaan akan membawa keuntungan bagi nasabah dan tidak akan berpengaruh negatif dan merugikan nasabah. 25 Menurut Alvernia Kurniartha, seseorang berasuransi syariah karena adanya suatu kepercayaan. Suatu kepercayaan dapat terjadi apabila adanya reputasi yang baik di suatu perusahaan. Kepercyaan akan semakin menjadi lebih banyak ketika reputasi suatu perusahaan juga baik. Suatu
24
Sirdesmukh, Deepak,Japdig Singh : Berry Sabol. 2002.Custumer Trust, value, and loyalty in Relational Exchanges. Journal of Marketing. Hlm. 15-37 25 Yuniarti Fihartini. 2010. Karya Ilmiah dosen FEB Universitas Lampung. Hlm. 2
21
kepercayaan adalah pikiran deskriptif oleh seseorang mengenai suatu hal.26 Menurut Mukherjee dan Nath27 kepercayaan dapat diukur melalui techology orientaton, reputation dan perceived risk. Sehingga indikator yang
digunakan
untuk
mengukur
kepercayaan
adalah
techology
orientaton, reputation dan perceived risk. a. Techology Orientation Besarnya kepercayaan nasabah terhadap sistim elektronik berkaitan dengan besarnya kepercyaan mereka terhadap tekologi. Ketika nasabah memperkirakan faktor kepercayaan, beberapa persoalan muncul dalam pikiran mereka dan salah satu persoalan tersebut adalah kesesuaian kemampuan dari sistem elektronik tersebut dengan harapan nasabah. Nasabah menggunakan beberapa ukuran seperti kecepatan akses, apakah jaringannya dapat dipercaya, sistem navigasi untuk mengevaluasi transaksi-transaksi elektronik. b. Reputation Reputasi merupakan keseluruhan kualitas atau karakter yang dapat dilihat atau dinilai secara umum oleh masyarakat ketika nasabah memproses
informasi
dalam
suatu
perusahaan,
mereka
akan
mempertimbangkan reputasi perusahaan tersebut dimana reputasi adalah faktor yang sangat penting dari kepercayaan.
26
Alvernia Kurniartha, OP.cit.Hlm.10-11 Mukherjee dan Nath P,A. 2003.Model of Trust in Online Relationship Banking. International Journal of Banking.Hlm.21. 27
22
c. Perceived Risk Besarnya persepsi nasabah mengenai risiko mempengaruhi besarnya kepercyaan mereka terhadap keputusan nasabah untuk membeli barang atau jasa. Nasabah sering menganggap bahwa ada risiko yang tinggi walaupun risiko tersebut sebenarnya rendah. Nasabah yang lebih berpengalaman mempunyai lebih banyak informasi mengenai barang atau jasa yang dibeli, sehingga mereka beranggapan risikonya rendah dan karena itu mereka mempunyai kepercayaan yang lebih dalam suatu transaksi. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa perceived risk dapat digunakan untuk mengukur kepecayaan. Sehingga indikator yang digunakan untuk mengukur kepercayaan adalah : (a) techology orientaton, (b) reputation , (c) perceived risk B. Penelitian Terdahulu Dalam kajian ini penulis berpedoman kepada literatur-literatur pokok maupun literatur penunjang dari penelitian dan buku-buku yang membahas mengenai Asuransi Syariah antara lain; Kuat Ismanto,dkk28 “Pengaruh religiusitas terhadap keputusan pembelian asuransi syariah dengan marketing mix sebagai moderating variabel di RO Takaful Keluarga Pekalongan”. Menyimpulkan bahwa (1) hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa varibel religiusitas(dengan menempatkan marketing mix, sebagai variabel moderator) berpengaruh sebesar 13,552 dengn signifikansi 0,000 terhadap keputusan pembelian
28
Kuat Ismanto,dkk. 2013 . Op cit. Hlm. 58.
23
produk takaful di RO Takaful Keluarga Pekalongan. Artinya dari hasil uji F ini berpengaruh signifikan dan bisa dijadikan model penelitian. (2) religiusitas berpengaruh terhadap keputusan pembelin produk takaful di RO Takaful Pekalongan sebesar 23,5 % begitu juga dengan marketing mix yang terdiri dari produk, harga, lokasi, dan promosi sebesar 47,8 %. Sedangkan religiusitas dengan menempatkan marketing mix, sebagai variabel moderator, berpengaruh sebesar 40,1 %, yng nilainya lebih besar jika dibanding tanpa menempatkan marketing mix yang besarnya 25,3. Hal ini berarti keberadaan marketing mix sebagai variabel moderator semakin memperkuat pengaruh religiusitas dengan kontribusi sebesar 14,8 %. Sedangkan penelitian yang dilakukan Fitri Aisyah Sabdewi “ Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam berinvestasi (Studi Kasus Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara faktor citra, faktor keuntungan, dengan minat konsumen dalam bersuransi pada Asuransi Sinar Mas Pekalongan. Dimana besarnya faktor keuntungan tersebut adalah sebesar 20,30. Sedangkan faktor citra sebesar 23,39. Hal ini menunjukkan bahwa baik buruknya citra dapat mempengaruhi minat konsumen.29 Selanjutnya Yuniarthi Fihartini, “ Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Nasabah Asuransi di Bandar Lampung”. Karya ilmiah dosen FEB Universitas Lampung. Kesimpulan dari karya ilmiah ini bahwa variabel kepercayaan dan kualitas layanan memiliki pengaruh terhadap 29
Fitri Aisyah Sabdewi. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Dalam Berinvestasi (Asuransi Sinar Mas Pekalongan). Pekalongan : STAIN Pekalongan.
24
loyalitas nasabah suransi di Bandar Lampung dan kedua variabel tersebut secara simultan mempengaruhi variabel loyalitas. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas layanan sangat berperan dalam pembentukan loyalitas nasabah asuransi dan kepercayaan nasabah meruapakan faktor yang membangun loyalitas nasabah asuransi untuk tetap bertahan pada suatu perusahaan asuransi.30 Penelitian yang sama dilakukan oleh Alvernia Kurniartha31. Ia menggunakan metode deskriptif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan model regresi logistik. Faktor-faktor yang ditemukan berbeda dengan penelitian di atas yaitu faktor kebutuhan akan asuransi, faktor kepercayaan terhadap asuransi syariah, faktor ekonomis dan faktor produk. Ia menyimpulkan dengan analisis deskriptif bahwa mayoritas peserta asuransi adalah berjenis kelamin pria, berusia antara 26 sampai dengan 35 tahun, berpendidikan tinggi (sarjana), bekerja sebagai pegawai swasta dan berpenghasilan antara Rp 1.500.000 sampai hampir Rp 3.000.000 per bulan. Sedangkan hasil analisis regresi logistik menyebutkan bahwa peluang responden untuk memilih asuransi syariah adalah sebesar 61,8 %. Dan kelompok masyarakat yang potensial untuk memilih asuransi syriah adalah kelompok masyarakat yang tingkat kebutuhannya akan asuransi tinggi dan sangat perduli terhadap sistem syariah.
30
Yuniarthi Fihartini. Op.cit.Hlm.7. Alvernia Kurniartha. 2004. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Seseorang dalam berasuransi dan peluangnya untuk memilih Asuransi Syariah. Jakarta: PSKTTI UI. Skripsi tidak diterbitkan. 31
25
Rifqi Nugroho Adi, “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dengan Sistem Pre Order Secara Online (Studi Kasus pada Online Shop Chopper Jersey)”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga berdampak positif terhadap minat beli. Kemenarikan posting messages berdampak positif pada minat beli. Kepercayaan berdampak positif terhadap minat beli. Reputasi berdampak positif terhadap keputusan pembelian online.32 Penelitian Anisa Pulungan33 juga meneliti hal yang sama. Tetapi ia menggunakan metode linier berganda berbeda dengan penelitian yang lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah yaitu faktor syariah (agama), pelayanan, jenis produk, citra dan promosi. Hasil analisis regresinya menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama kepada variabel dependen yaitu keputusan menggunakan produk jasa Bank Syariah, yang menunjukkan bahwa faktor dominan untuk mempengaruhi nasabah yaitu faktor produksi. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel independen dan dependen berpengaruh dan signifikan yaitu faktor produk. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian dalam skripsi ini difokuskan hanya pada Asuransi Takaful Keluarga RO Pekalongan.
Penelitian
ini
dikhususkan
pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keputusan berasuransi. Terdapat lima faktor yang akan
32
Rifqi Nugroho Adi. Op.cit.Hlm.73 Anisa Pulungan. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan produk jasa PT Bank Negara Indonesia (Persero), TBK Cabang Syariah Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Skripsi tidak diterbitkan 33
26
dibahas, yaitu Religiusitas , keuntungan, citra, Produk, dan kepercayaan yang berpengaruh terhadap keputusan dalam berasuransi. C. Kerangka Berfikir model konseptual yang didasarkan pada tinjauan pustaka, maka kerangka pemikiran teoritik penelitian dijelaskan pada bagan di bawah ini : 1.
Religiusitas (X1)
2.
Citra (X2)
3.
Keuntungan (X3)
4.
Produk (X4)
5.
Kepercayaan (X5)
Keputusan Nasabah Berasuransi di RO Takaful Keluarga Pekalongan (Y)
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 1. Hubungan religiusitas (X1) dengan keputusan nasabah bersuransi (Y) Kuat Ismanto,dkk34 Menyimpulkan bahwa (1) hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa varibel religiusitas(dengan menempatkan marketing mix, sebagai variabel moderator) berpengaruh sebesar 13,552 dengn signifikansi 0,000 terhadap keputusan pembelian produk takaful di RO Takaful Keluarga Pekalongan. Artinya dari hasil uji F ini berpengaruh signifikan dan bisa dijadikan model penelitian. (2) religiusitas berpengaruh terhadap keputusan pembelin produk takaful di RO Takaful Pekalongan. 34
Kuat Ismanto,dkk. 2013 . Op cit. Hlm.58.
27
2. Hubungan citra (X2) dengan keputusan nasabah bersuransi(Y) Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Pulungan, menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah yaitu citra. Hasil analisis regresinya ;menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama kepada variabel dependen yaitu keputusan menggunakan produk jasa Bank Syariah, yang menunjukkan bahwa faktor dominan untuk mempengaruhi nasabah yaitu faktor produksi. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel independen dan dependen berpengaruh dan signifikan yaitu faktor produk. 3. Hubungan keuntungan (X3) dengan keputusan nasabah bersuransi (Y). Fitri Aisyah Sabdewi menyimpulkan bahwa ada pengaruh secara parsial antara keuntungan dengan minat konsumen dalam berinvestasi pada Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan. Dimana besarnya faktor keuntungan tersebut adalah sebesar 20,30. 4. Hubungan produk (X4) dengan keputusan nasabah bersuransi (Y). Penelitian menggunakan
yang
metode
dilakukan deskriptif
oleh dan
Alvernia analisis
Kurniartha,
kuantitatif
ia
dengan
menggunakan model regresi logistik, dan ia menyimpulkan bahwa salah satu faktor penting dan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi adalah faktor produk. 5. Hubungan kepercayaan (X5) dengan keputusan nasabah bersuransi (Y). Salah
satu
peneliti
yang
menyimpulkan
bahwa
variabel
kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi
28
adalah Yuniarthi Fihartini, dimanakepercayaan dan kualitas layanan memiliki pengaruh terhadap loyalitas nasabah asuransi di Bandar Lampung dan kedua variabel tersebut secara simultan mempengaruhi variabel loyalitas. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas layanan sangat berperan dalam pembentukan loyalitas nasabah asuransi dan kepercayaan nasabah meruapakan faktor yang membangun loyalitas nasabah asuransi untuk tetap bertahan pada suatu perusahaan asuransi. 6. Hubungan religiusitas (X1), citra (X2), keuntungan (X3), produk (X4), kepercayaan (X5) dengan keputusan nasabah bersuransi (Y). Dari hasil para peneliti mengenai penjelasan setiap variabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa antara variabel religiusitas, citra, keuntungan, produk, dan kepercayaan terdapat keterkaitan antar variabel satu dengan variabel lainnya. Sehingga terjadi hubungan secara parsial maupun secara simultan. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan
hal
yang
sering
dituntut
untuk
melakukan
pengecekannya.35 1. H01: Religiusitas (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan.
35
Sudjana. 2005. Metode Penelitian. Bandung: Tarsito.Hlm. 219.
29
2. Ha1: Religiusitas (X1) berpengaruh secara parsial terhadap
keputusan
nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 3. H02: Citra (X2) tidak berpegaruh
secara parsial terhadap
keputusan
nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 4. Ha2: Citra (X2) berpegaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 5. H03: Keuntungan (X3) tidak berpegaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 6. Ha3: Keuntungan (X3) berpegaruh secara parsial dan terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 7. H04: Produk(X4) tidak berpegaruh secara parsial terhadap
keputusan
nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 8. Ha4: Produk (X4) berpegaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 9. H05: Kepercayaan (X5)
tidak berpegaruh
secara parsial terhadap
keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 10. Ha5: Kepercayaan (X5) berpegaruh secara parsial terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan. 11. Ho6: Religiusitas(X1), citra (X2), keuntungan (X3), produk (X4), kepercayaan (X5), tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan.
30
12. Ha6: Religiusitas(X1), citra (X2), keuntungan (X3), produk (X4), kepercayaan (X5), berpengaruh secara simultan terhadap keputusan nasabah dalam berasuransi pada RO Takaful Keluarga Pekalongan.