1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah Dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan penting dan sebagai fundamental bagi perkembangan siswa. Oleh karena itu pendidikan di Sekolah Dasar (SD) harus betul-betul memberikan bekal yang dapat dijadikan modal bagi siswa untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Era globalisasi menuntut setiap manusia untuk bersaing secara kompetitif. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki kemampuan berfikir secara sistematis dan logis untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya baik saat ini maupun masa yang akan datang. Salah satu mata pelajaran di SD adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (BSNP, 2006: 159) Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tujuan mata pelajaran IPS adalah:
2
1. Mengenal
konsep-konsep
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Fakta di lapangan, tujuan mata pelajaran IPS itu sangat jauh dari harapan. Penyebab tidak tercapainya tujuan tersebut di atas di antaranya: (1) bentuk pembelajaran yang selama ini dilaksanakan bersifat konvensional, (2) pembelajaran masih berpusat pada guru, (3) penggunaan metode dan strategi yang monoton, (4) adanya anggapan bahwa IPS mata pelajaran no. 2, tidak sepenting mata pelajaran Matematika dan IPA dan (5) IPS mata pelajaran yang membosankan, berupa hapalan yang tidak menarik. Selain pembelajaran yang masih bersifat konvensional, masih banyak guru yang mengajarkan mata pelajaran IPS menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak berorientasi pada situasi dan kebutuhan siswa. Pembelajaran hanya menyampaikan materi saja, tanpa ada upaya untuk mengoreksi hasil dan proses pembelajaran itu sendiri.
3
Salah satu Standar Kompetensi (SK) IPS yang terdapat pada KTSP kelas V adalah: “1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu, Budha, dan Islam, keragaman, kenampakan alam, dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. SK tersebut dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD)1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia Menunjukkan contohcontoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” (BSNP, 2006: 111). Pada pembelajaran yang dilaksanakan peneliti tanggal 26 Agustus 2010 tentang SK dan KD tersebut diperoleh hasil dan proses belajar yang tidak memuaskan. Permasalahan tersebut peneliti diskusikan dengan rekan sejawat dan kepala sekolah, sehingga dapat diidentifikasi dan dicari solusinya. Permasalahan yang kami identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Strategi dan model pembelajaran kurang tepat, 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran sangat rendah, 3. Komunikasi siswa dengan siswa, dan komunikasi siswa dengan guru sangat pasif, 4. Hasil belajar siswa sangat rendah, yaitu: a. 19 orang siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas V yaitu 60 b. 2 orang mendapat nilai sama dengan KKM, dan c. 1 orang mendapat nilai di atas KKM.
4
Untuk menjawab semua permasalahan yang timbul dalam pembelajaran IPS yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar, maka upaya inovatif harus segera dilakukan. Salah satunya menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi ajar. Menurut Hermansyah dalam Sarwon (2009: 3) “menerapkan berbagai strategi, metode, dan pendekatan yang tepat dengan kondisi siswa ataupun materi diperlukan karena apabila pembelajaran yang digunakan membuat siswa tertarik, maka motivasi siswa dan minat siswa akan meningkat, sehingga siswa menjadi senang untu belajar lebih lanjut.” Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, yang dapat dilaksanakan adalah dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD
(Student
Teams
Achievement
Divisions).
Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran meningkat. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS tersebut peneliti laksanakan pada sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD. Negeri Sirnagalih Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur. B.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka fokus penelitian ini di rumuskan pada pertanyaan berikut:
5
1. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN. Sirnagalih Kec. Naringgul Kab. Cianjur?
2. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN. Sirnagalih Kec. Naringgul Kab. Cianjur?
C. HIPOTESIS TINDAKAN Penerapan
Strategi
Pembelajaran
Kooperatif
tipe
STAD
pada
pembelajaran IPS akan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas V SDN. Sirnagalih Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur. D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.
Tujuan Penelitian a. Memperoleh gambaran tentang penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN. Sirnagalih Kec. Naringgul Kab. Cianjur.
b. Memperoleh gambaran tentang penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN. Sirnagalih Kec. Naringgul Kab. Cianjur.
6
2.
Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan umpan balik mengenai penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS, sehingga memperoleh hasil dan proses pembelajaran yang bermakna. b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan berpartisifasi secara aktif selama proses pembelajaran. c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SD. Negeri Sirnagalih Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur.
E. DEFINISI OPERASIONAL Supaya tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul penelitian: 1.
Strategi adalah suatu perencanaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam penelitian ini strategi yang digunakan yaitu strategi dengan pendekatan yang berpusat pada siswa.
2.
Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri dari serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa secara kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
7
dirumuskan.
Pemmbelajaran
kooperatif
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3.
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar ini dapat berupa keterampilan maupun perubahan sikap.
pengetahuan,