BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa atau yang lebih kita kenal dengan pubertas. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dengan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang selain bersifat biologis atau fisiologis juga bersifat psikologis. (Agustiani, 2006 hlm. 25) Masa ini sikap individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. (Al-mighwar, 2006 hlm. 19) Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja di masa selanjutnya. (Agustiani, 2006 hlm. 9)
Universitas Sumatera Utara
Remaja putri tampak kurang menyukai perubahan fisik ketika beranjak remaja, khususnya mengenai pertambahan lemak tubuh. Perubahan fisik ini dapat menyebabkan remaja putri seringkali merasa malu dan menutup diri terhadap lingkungan. Berbeda dengan remaja putra yang menyukai peningkatan massa otot yang mereka alami seiring pubertas. Namun bagaimanapun perasaan yang mengganggu itu harus secepatnya disingkirkan. Semua itu merupakan tahapan memasuki masa pubertas yang tidak seorang pun dapat menghindarinya. (Al-mighwar, 2006 hlm.70) Hierarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya kebutuhan aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat. Konsep diri seseorang tidak terbentuk sejak lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dan pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia.(Sunaryo, 2004 hlm.3) Perubahan peran, fisik dan psikologis mempengaruhi konsep diri seseorang dan konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah memahami tingkah laku orang tersebut. (Agustiani,2006 hlm.138) Konsep diri merupakan semua ide, fikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Stuart & Sundeen, 1998, dalam Sipahutar, 2008, Gangguan konsep diri ¶ 1, http://www.dictionary.com, diperoleh pada tanggal 23 oktober 2009) Berdasarkan hasil survey yang didapatkan dari sepuluh siswi SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan, tujuh siswi mengatakan tidak menginginkan peningkatan berat
Universitas Sumatera Utara
badan yang mereka alami saat melewati masa pubertas sehingga membuat mereka kurang percaya diri untuk tampil di depan umum, ada yang merasa takut wajahnya tidak cantik lagi karena tumbuhnya jerawat, bahkan lima diantaranya merasa terganggu karena perubahan bentuk tubuh mereka membuat mereka tidak bisa menarik perhatian orang lain untuk melihatkan bakat yang dimilikinya. Salah satu tugas mandiri bidan yaitu mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan fungsi bidan sebagai pelaksana yaitu melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat khususnya kaum remaja, sehingga bidan harus mengetahui apa saja yang terjadi pada masa remaja dan bagaimana harus menangani remaja dalam menghadapi masalah khususnya yang berhubungan dengan perubahan fisik. (Soepardan, 2007 hlm.38) Selain itu tugas sebagai dosen atau tenaga pendidik, yaitu mampu memberikan bimbingan serta konseling kepada peserta didik yang menghadapi masalah di antaranya melalui bimbingan sosial pribadi. Dengan bimbingan pribadi dan sosial ini diharapkan dapat membantu siswa yang menghadapi masalah dalam diri siswa itu sendiri baik di lingkungan sekolah maupun dalam berinteraksi di masyarakat. (Sukardi, 2003 hlm.37) Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “ hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan”
B. Rumusan Masalah Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan berdasarkan hasil survey awal yang didapatkan peneliti masih banyak siswi yang mengalami gangguan konsep diri terhadap perubahan bentuk tubuh yang dialami remaja
Universitas Sumatera Utara
putri pada masa pubertas, maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan
perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. 2.
Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi konsep diri remaja putri
pada masa pubertas
di SLTP
Kemala Bhayangkari 1 Medan. b. Mengidentifikasi penerimaan terhadap perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan. c. Mengidentifikasi hubungan antara konsep diri terhadap penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas di SLTP Kemala Bhayangkari 1 Medan.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Kebidanan Sebagai bahan masukan untuk penambahan ilmu pengetahuan serta acuan dalam pengembangan ilmu kebidanan yang berkaitan dengan perkembangan remaja pada masa pubertas. 2. Bagi Remaja Putri Sebagai bekal pengetahuan bagi remaja dalam menghadapi masa pubertas serta mengetahui perubahan yang terjadi sehingga remaja dapat menerima
serta
mengerti hal-hal yang mungkin terjadi selama masa pubertas. 3. Bagi Penelitian Menjadi bahan referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang sama.
Universitas Sumatera Utara