BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa yang banyak dipelajari di Indonesia.
Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Jepang juga memiliki tata bahasanya tersendiri. Salah satu keunikan bahasa Jepang terletak pada verba yang digunakan. Dalam bahasa Jepang tidak semua morfem yang menempel pada verba dapat menjadi menjadi pemarkah kala suatu kalimat yang diucapkan. Tidak hanya sebatas pada morfem yang melekat pada verba saja yang menjadi pemarkah kala dalam bahasa Jepang. Secara leksikal kala dalam bahasa Jepang juga dapat dilihat dari kata keterangan waktu yang digunakan, seperti kata kyonen ‘tahun lalu’, rainen ‘tahun depan’, dan ima ‘sekarang’. Namun, adverbia yang menunjukkan keterangan waktu tersebut tidak selalu digunakan dalam kalimat bahasa Jepang, sehingga untuk mengetahui keterangan waktu dalam suatu kalimat berbahasa Jepang, pembelajar bahasa Jepang harus memperhatikan morfem yang digunakan pada verba kalimatnya. Verba dalam bahasa Jepang memiliki morfem yang menempel pada akhir verba yang digunakan sebagai penentu kala saat kalimat tersebut diucapkan. Misalnya, morfem –ru yang merupakan sufiks pada verba yang digunakan sebagai pemarkah kejadian kini atau akan datang dan bentuk verba –te iru yang menjadi pemarkah kejadian yang sedang berlangsung, serta verba –ta dan –te ita, yang berfungsi sebagai pemarkah kejadian pada waktu lampau.
Penggunaan morfem yang menunjukkan keterangan waktu pada verba kalimat bahasa Jepang menjadi unik yang menarik minat orang untuk mempelajarinya. Secara umum pembelajar bahasa Jepang hanya mengetahui fungsi morfem –ru, –te iru, –ta, dan –te ita hanya sebatas mengungkapan kalimat yang diucapakan merupakan kejadian yang akan datang, sedang berlangsung, dan sudah berlangsung. Hal ini memang sulit dipahami, karena sistem kala dalam bahasa Indonesia berbeda dengan sistem kala dalam bahasa Jepang. Jika dikaji lebih dalam lagi morfem –ru, –te iru, –ta, dan –te ita memiliki fungsi lebih dari hanya sekedar menunjukkan waktu kejadian yang sedang berlangsung dari kalimat yang diucapkan. Penggunaan morfem –ru, –te iru, –ta, dan –te ita dalam kalimat dapat dilihat dari contoh berikut. 1. Taroo ga ashita kuru. Tarou NOM besok akan datang ‘Tarou besok akan datang’ 2. Tarou wa terebi o Tarou TOP TV AKU ‘Tarou sedang menonton TV’
mite iru. sedang menonton
3. Tarou ga hashita. Tarou NOM berlari-BTK LMP ‘Tarou berlari’ 4. Kare wa sushi Dia TOP sushi ‘Dia makan sushi’
o AKU
tabete ita. makan-BTK LMP
Dari contoh tersebut dapat dilihat, morfem pada verba dapat menunjukkan waktu dari sebuah aktivitas atau kejadian yang dibicarakan. Pada contoh (1) penggunaan kata ashita ‘besok’ memperjelas bahwa morfem –ru pada verba kuru ‘datang’ menunjukkan aktivitas atau perbuatan yang baru akan dilakukan.
Penggunaan morfem –te iru pada verba mite iru ‘sedang menonton’ pada contoh (2) jelas menunjukkan aktivitas yang dilakukan sedang berlangsung. Berbeda dengan contoh (1) dan (2), contoh (3) dan (4) hanya menunjukkan waktu dari suatu aktivitas atau kejadian yang berlangsung di waktu yang lampau. Penggunaan morfem –ta dan –te ita pada contoh (3) dan (4) sama-sama menunjukkan fungsi sebagai pemarkah kala lampau. Namun, perbedaan antara contoh (3) dan (4) dapat dilihat dari segi aspek. Dari segi aspek akan terlihat adanya perbedaan antara verba hashita ‘sudah berlari’ pada contoh (3) menunjukkan aspek kegiatan yang sudah selesai dilakukan, sedangkan verba tabete ita ‘makan’ menyatakan suatu aktivitas yang sedang dilakukan pada waktu yang lampau (sedang makan pada waktu lampau). Penelitian ini membahas mengenai morfem –ta dan –te ita pada verba kalimat bahasa Jepang yang tidak hanya sekedar sebagai pemarkah waktu lampau, tetapi juga morfem –ta dan –te ita yang menjadi penanda aspek, serta proses pembentukan morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang. Hal ini penting untuk dibahas, karena pertama, ada dua morfem yang melekat pada verba yang menunjukkan pemarkah lampau. Kedua, pembelajar bahasa Jepang masih banyak yang belum paham tentang penggunaan morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang. Ketiga, dapat memberikan pemahaman penggunaan kedua morfem tersebut dalam kalimat bahasa Jepang. Walaupun morfem –ta dan –te ita digunakan sebagai pemarkah kala lampau, tetapi keduanya memiliki perbedaan dan dalam penelitian ini juga akan membahas perbandingan antara morfem – ta dan –te ita pada verba kalimat bahasa Jepang.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah penggunaan dan makna morfem –ta pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo?
2.
Bagaimanakah penggunaan dan makna morfem –te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo?
3.
Bagaimanakah perbandingan morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo?
1.3
Tujuan Tujuan penelitian mengenai perbandingan morfem –ta dan –te ita pada
verba kalimat bahasa Jepang dalam buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Masingmasing tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menambah khasanah penelitian linguistik yang kajianny adalah bahasa Jepang dan sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut. 1.
Mengetahui penggunaan dan makna morfem –ta pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo.
2.
Mengetahui penggunaan dan makna morfem –te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo.
3.
Mengetahui perbandingan antara morfem – ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo.
1.4
Manfaat Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis yang dapat dijelaskan
sebagai berikut. 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peminat linguistik terutama dalam pemahaman tentang perbandingan morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu membantu memahami secara lebih rinci tentang perbandingan morfem –ta dan –te ita pada verba yang terdapat dalam sebuah kalimat. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara umum, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tambahan kepada pembelajar bahasa Jepang khususnya yang berkaitan dengan penggunaan dan makna morfem –ta dan –te ita pada verba dalam kalimat.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak menyimpang dari rumusan masalah yang akan dibahas,
penelitian ini dibatasi hanya mengenai pembentukan dan makna morfem –ta dan –
te ita serta perbandingannya pada verba bahasa Jepang dalam esai buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo.
1.6
Sumber Data Untuk melakukan penelitian tentang perbandingan morfem –ta dan –te ita
pada verba bahasa Jepang, data diambil dari esai yang terdapat dalam buku yang memiliki judul Chuukyuu Kara Manabu Nihongo. Buku ini dijadikan sebagai sumber data, karena di dalam buku Chuukyuu Kara Manabu Nihongo ini terdapat data yang diperlukan untuk penelitian.
1.7
Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan metode dan teknik
pengumpulan data, analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data sebagai berikut. 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, yaitu dengan menyimak penggunaan bahasa untuk memperoleh data. Teknik dasar metode ini adalah teknik sadap yaitu menyadap penggunaan bahasa tulis misalnya berupa teks narasi, naskah-naskah kuno, buku, dan lain-lain. Teknik sadap disebut sebagai teknik yang paling dasar, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Teknik sadap digunakan untuk menyimak sumber data yang berupa kumpulan esai, kemudian menyadap data-data yang berkaitan dengan penggunaan morfem –ta dan –te ita dalam verba yang digunakan dalam sebuah kalimat. Teknik sadap ini, kemudian dilanjutkan dengan
teknik catat, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dari penggunaan bahasa secara tertulis. Dalam teknik catat dilakukan pencatatan datadata berupa kalimat yang memiliki verba yang berakhiran –ta dan –te ita. Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan penggunaan dan makna morfem –ta dan –te ita pada verba bahasa Jepang. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih yaitu metode analisis yang unsur penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik dasar dari metode agih ini berupa teknik bagi unsur langsung. Disebut demikian, karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ialah membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31). Teknik bagi unsur langsung digunakan untuk memecah data berupa kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa. Memecah kalimat yang terdiri dari satu buah klausa bertujuan agar verba yang terdapat pada setiap klausa dapat dianalis dengan baik. Contoh : -
私 は 日本 Watashi wa Nihon Saya TOP Jepang
が 大好き ga daisuki NOM sangat menyukai
ですから、 desukara, karena,
こんな母親 や、 こんな母親 に 育てられている konna haha oya ya, konna haha oya ni sodaterarete iru ibu-ibu seperti ini Prt, ibu-ibu seperti ini DAT membesarkan
子供たち kodomo tachi
を o
見る miru
と、 to,
anak-anak
AKU
melihat
ketika,
ちょっと 心配 に なってくる chotto shingei ni natte kuru sedikit khawatir DAT menjadi
の です。(CKMN: 19) no desu. GEN KOP
Data tersebut yang merupakan kalimat yang terdiri dari beberapa klausa. Dengan teknik bagi unsur langsung, kalimat tersebut dapat dibagi menjadi dua klausa seperti berikut. 1.
私 は 日本 が 大好き Watashi wa Nihon ga daisuki Saya TOP Jepang NOM sangat menyukai
2.
こんな母親 に 育てられている konna haha oya ni sodaterarete iru ibu-ibu seperti ini DAT membesarkan 子供たち kodomo tachi anak-anak
を o AKU
見る miru melihat
です。 desu. KOP
と、 to, ketika,
ちょっと 心配 に なってくる chotto shingei ni natte kuru sedikit khawatir DAT menjadi
の です。 no desu. GEN KOP
Hal ini mempermudah untuk menganalisis verba yang digunakan sebagai pemarkah kala dan aspek dalam sebuah kalimat. Kemudian dilanjutkan dengan teknik perluasan. Teknik perluasan digunakan untuk menganalisis verba yang telah mendapatkan tambahan morfem – ta dan –te ita sehingga, dapat terlihat makna verba yang menunjukkan pemarkah kala dan aspek.
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data kemudian disajikan dengan metode informal yaitu perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk terminologi yang bersifat teknis (Sudaryanto, 1993: 145).