BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Asia merupakan
emerging market dan memilki karakteristik
perusahaan yang berbeda dari negara-negara lain, perusahaan di Asia umumnya didominasi oleh perusahaan keluarga. Faktanya kepemilikan perusahaan di Asia yaitu setengah sampai dua-per-tiga pada perusahaan yang terdaftar di bursa merupakan perusahaan keluarga (Anand, 2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Claessens et al (2000) menemukan bahwa perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan dengan kepemilikan dan kontrol keluarga terbanyak sebesar 16,6% sampai 17,1% yang dimilki secara ultimat oleh single family dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Singapura, Hongkong, dan Philipina. Menurut (Anderson dan Reeb, 2003), kepemilikan keluarga dalam perusahaan dapat melakukan tindakan yang memperkaya pribadi mereka yang menyebabkan kinerja perusahaan lebih buruk dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga, namun hasil penelitiannya justru menemukan bahwa perusahaan dengan proporsi kepemilikan keluarga memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga. Kinerja perusahaan menjadi salah satu tolak ukur untuk para pemegang saham dalam melakukan keputusan investasi, karena semakin baik kinerja perusahaan maka semakin tinggi pula harapan
1
pada kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham (Mila, 2010). Pemegang saham merupakan aspek penting yang perlu dipikirkan di dalam perusahaan karena melalui pemegang saham, perusahaan mendapatkan tambahan modal untuk keberlangsungan perusahaan ke depan atau dengan kata lain merupakan salah satu sumber pendanaan sebuah perusahaan. Maka dari itu, tujuan utama manajemen perusahaan adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, hal tersebut dikarenakan pemegang saham telah membeli saham yang dikeluarkan perusahaan sehingga memiliki persentase kepemilikan dari jumlah aset perusahaan. Kesejahteraan tersebut akan dirasakan pemegang saham melalui dividen maupun capital gain. Dalam membuat kesepakatan kebijakan yang berkaitan dengan kesejahteraan pemengang saham, manajer dan pemegang saham memiliki 2 pandangan yang berbeda mengenai pengalokasian cadangan kas perusahaan. Manajer cenderung menyukai untuk menyimpan kelebihan dana tersebut agar dapat diinvestasikan pada proyek yang menguntungkan karena manajer memiliki pemikiran bahwa uang memiliki nilai waktu, sedangkan pemegang saham cenderung lebih menyukai pengalokasian cadangan kas tersebut ke dalam bentuk dividen. Dalam menggunakan cadangan kas, manajer dapat tidak memperhatikan kesejahteraan pemegang saham. Ketika cadangan kas berlebih, cadangan kas tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan
2
keuntungan pribadi dan memperkaya diri sendiri, maka dari itu cadangan kas berkaitan dengan konflik keagenan. Ketika cadangan kas lebih banyak ditahan dan digunakan untuk melakukan aktifitas yang tidak bernilai tambah, hal tersebut akan merugikan pemegang saham, biaya keagenan juga akan muncul dan lebih tinggi sebagai salah satu cara untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan manajemen perusahaan. Permasalahan tersebut bisa sedikit ditanggulangi dengan menyarankan cadangan kas perlu dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen untuk mengurangi konflik keagenan (Easterbrook, 1984). Hal ini mengarah pada perilaku yang mendukung teori bird-in-the-hand yang menyatakan bahwa pemegang saham atau investor lebih menyukai pembagian dividen bila dibandingkan dengan capital gain yang juga dikatakan oleh (Bhattacharya, 1979), selain kecenderungan preferensi dalam pengalokasian cadangan kas, capital gain memiliki ketidakpastian risiko yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan dividen. Selain faktor preferensi dalam pengalokasian cadangan kas, keputusan manajemen dalam pembagian dividen kepada pemegang saham dapat didasarkan beberapa hal yaitu struktur kepemilikan pada perusahaan, pajak, ukuran perusahaan, profitabilitas, kebijakan hutang dan lain-lain Selain pembagian cadangan kas ke dalam bentuk dividen, pengurangan konflik keagenan juga dapat diminimalkan dengan adanya kepemilikan keluarga di dalam perusahaan. (Jensen dan Meckling, 1976) berpendapat 3
bahwa ketika adanya kepemilikan keluarga di dalam perusahaan maka konflik kepentingan akan berkurang karena pemilik akan mempunyai kedudukan yang setara dengan pemegang saham, sehingga akan menyamakan tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan. Pada penelitian (Huang, Chen dan Kao, 2012) menemukan bahwa tingginya kontrol keluarga pada manajemen cash flow perusahaan menghasilkan pengaruh positif terhadap dividen payout ratio. Hal itu dikarenakan risiko dan kesejahteraan keluarga akan sangat berkaitan dengan berlangsungnya perusahaan tersebut. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemilikan keluarga di dalam perusahaan memberikan dampak yang baik dalam kaitannya dengan kesejahteraan pemegang saham. Namun terdapat pendapat yang bertolak belakang mengenai struktur kepemilikan yang didominasi oleh keluarga. Schulze et al (2001) menjelaskan bahwa hubungan keluarga cenderung membuat konflik keagenan terkait dengan kepemilikan pribadi dan pemilik manajemen, sehingga hal tersebut lebih sulit untuk diselesaikan karena adanya self-control dan masalah lain yang ditimbulkan oleh sikap altruis. Sifat altruis dapat terjadi karena hubungan antara kepemilikan keluarga dan manajer anggota keluarga didasarkan pada emosi, sentimen, dan hubungan
informal sehingga pemantauan manajemen yang berasal dari
keluarga dirasa kurang efektif. Dengan adanya sifat ini, maka sulit untuk memisahkan antara kepentingan pribadi maupun pengelolaan pada perusahaan yang akan mengakibatkan adanya pemborosan di dalam perusahaan. Dari 4
penjelasan tersebut, keluarga juga dapat ikut mengambil keputusan di dalam perusahaan yaitu ketika kepemilikan perusahaan keluarga juga memiliki jabatan manajemen di perusahaan. Anggota manajemen yang berasal dari keluarga juga dapat mengakibatkan terjadinya entrenchment, karena pada umumnya kedudukan di dalam perusahaan keluarga akan diwariskan turunmenurun. Villalonga dan Amit (2006) juga menemukan bahwa konflik antara keluarga dan pemegang saham non-keluarga di perusahaan keluarga dimana CEO merupakan keturunan pemilik keluarga lebih mahal daripada konflik pemilik dan manajemen di perusahaan non keluarga. Menurut Wang dan Yang (2011), entrenchment dapat dihubungkan dengan perilaku oportunistik dan tidak efisien, hal ini berarti ketika di dalam perusahaan terdapat adanya perilaku entrenchment maka dalam mengelola perusahaan manajer dapat melakukan tindakan memperkaya diri sendiri. Tindakan memperkaya diri sendiri di dalam manajemen perusahaan tidak menjadikan pemegang saham mendapatkan nilai tambah seperti yang telah diharapkan, namun justru akan merugikan. Dari pemaparan di atas, topik ini sangat menarik untuk diteliti selain karena karakteristik perusahaan Indonesia yang sebagian besar merupakan perusahaan keluarga di mana terdapat perbedaan pandangan mengenai pengaruh perusahaan keluarga terhadap pemegang saham untuk mengurangi konflik keagenan dalam memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui pembagian dividen juga masih menjadi perdebatan. Perusahaan yang 5
akan diteliti adalah perusahaan keluarga dan non-keluarga yang terdaftar dalam Indeks Kompas 100 pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2014. Peneliti menggunakan Indeks Kompas 100 karena perusahaan yang terdaftar di kompas 100 merupakan perusahaan dengan reputasi dan likuiditas yang baik, selain itu alasan representatif sampel juga menjadi pertimbangan agar dapat mewakili perusahaan di Indonesia. 1.2.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan sebelumnya, diketahui bahwa terdapat berbagai teori yang berkaitan mengenai kebijakan dividen perusahaan non-keluarga. Teori dan hasil penelitian tersebut juga menjadi
dasar
bagi
pengembangan
penelitian-penelitian
selanjutya.
Permasalahan tersebut kemudian disusun dalam beberapa pertanyaan untuk dijawab dalam penelitian ini. Dalam merumuskan masalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang di atas, yaitu sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan keluarga di Indonesia terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen? 3. Apakah terdapat pengaruh hutang terhadap kebijakan dividen?
6
4. Apakah terdapat pengaruh investment opportunity set terhadap kebijakan dividen? 5. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen? 1.2.2. Batasan Masalah Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan mencari pengaruh perusahaan keluarga terhadap kebijakan dividen. Untuk itu, agar mendapatkan arah pembahasan yang lebih baik sehingga tujuan penulisan ilmiah bisa dicapai, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan yang akan diteliti yaitu perusahaan keluarga yang tercatat dalam indeks kompas 100 yang tercatat pada tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia. Bank tidak diikut sertakan ke dalam penelitian ini karena memiliki karakteristik yang berbeda signifikan. 2. Variabel independen perusahaan keluarga akan menggunakan: ukuran kepemilikan keluarga dan keterlibatan anggota keluarga dalam manajemen diukur menggunakan dummy variable 3. Ukuran dividen menggunakan dividend yield. 4. Terdapat variabel kontrol yaitu rasio profitabilitas, investment opportunity set, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan.
7
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan peneliti memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Menguji pengaruh perusahaan keluarga terhadap kebijakan dividen pada perusahaan keluarga yang terdapat dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen yang terdapat dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia.
3. Menguji pengaruh hutang terhadap kebijakan dividen yang terdapat dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia.
4. Menguji pengaruh investment opportunity set terhadap kebijakan dividen yang terdapat dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia.
5. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen yang terdapat dalam Indeks Kompas 100 tahun 2008-2014 di Bursa Efek Indonesia.
8
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan di bawah ini : 1.
Dunia pendidikan
Menjadi sumber bacaan atau referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh perusahaan keluarga terhadap kebijakan dividen, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dalam ilmu ekonomika dan bisnis di Indonesia. 2.
Manajemen
Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen pada perusahaan keluarga agar dapat tercapai tujuan utama keuangan perusahaan
untuk
meningkatkan
nilai
pasar
dari
perusahaan
dan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham. 3.
Investor
Menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan melakukan investasi untuk mendapatkan nilai tambah yang menguntungkan. 4.
Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai kebijakan dividen perusahaan keluarga dan bukan keluarga, selain itu juga untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di FEB UGM.
9
1.5.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang dalam melakukan penelitian, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian yang dilakukan pada skripsi ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai tinjauan pustaka atau kajian teori yang terkait dengan penelitian, penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya, dan pengembangan hipotesis dari penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab
ini
menjelaskan
mengenai
variabel
penelitian,
definisi
operasional, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, jenis data, sumber data, dan metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dikembangkan sebelumnya. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai hasil dari analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta interpretasi hasil penelitian terhadap hipotesis yang telah dikembangkan.
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dalam penelitian dan saran-saran yang sekiranya perlu dan bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
11