BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan dosen merupakan suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak dosen maupun mahasiswa dengan sadar.1 Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar, mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sebagai suatu tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.2 Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku.3 Dalam bukunya Ngalim Purwanto mengatakan, bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu. 4 Diantara faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seorang pendidik adalah faktor kedisiplinan. Disiplin seorang pendidik dalam mengemban misi pendidikan. Disiplin seorang pendidik akan sangat menentukan dalam 1
Syaiful Bahari Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 47. Syaiful Bahari Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 47. 3 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Cet. Ke-4 ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 1. 4 Purwanto Ngalim, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 61. 2
1
2
keteraturan dan stabilitas proses pendidikan dan pengajaran dikelas. Oleh karena itu disiplin dalam pelaksanaan tugas seorang pendidik merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Sebaliknya, disiplin yang kurang dari seorang pendidik akan berimplikasi pada kurangnya disiplin pada diri peserta didik. Dari uraian di atas diketahui bahwa salah satu kompetensi dosen berupa kedisiplinan dalam memenuhi tugas sebagai agen pembelajaran adalah pendidik sebagai motivator. Dosen yang berhasil adalah yang mampu membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Di perguruan tinggi peserta didik bukan lagi anakanak yang masih harus diatur sedemikian rupa selayaknya di sekolah dasar dan menengah. Namun pada kenyataannya mahasiswa justru lebih sensitif ketika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman dalam belajar, sehingga motivasi belajar menjadi menurun. Apa yang mahasiswa lihat, dengar dan rasakan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa atau sebaliknya.5 Kondisi objektif yang terjadi adalah tidak sedikit mahasiswa yang merasa malas mengikuti kuliah pada mata kuliah tertentu yang disebabkan oleh faktor dosen dengan alasan bervariasi, mulai dari cara mengajar dosen yang kurang menyenagkan, keterlambatan dosen, kepribadian dosen yang kurang disukai maupun peraturan yang ditetapkan dosen yang dirasa memberatkan mahasiswa. Memang tidak semua mahasiswa demikian, banyak juga mahasiswa yang merasa nyaman-nyaman saja mengikuti perkuliahan disaat mahasiswa lain merasa malas. Kondisi terebut menandakan adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing mahasiswa tentang dosen sehingga mempengaruhi motivasi belajar mereka. Apa 5
Iftitah, Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 Stain Pekalongan , Skripsi ,(Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm 3
3
yang dirasakan mahasiswa dalam proses belajar mengajar memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi belajar mereka. Dari uraian di atas, kedisiplinan dosen dalam proses interaksi belajar mengajar merupakan alat motivasi ekstrinsik, yang berfungsi untuk mendorong mahasiswa belajar. Oleh karena itu, apa yang dirasakan mahasiswa mengenai keedisiplinan dosen baik dari segi kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu, menjadi hal menarik untuk dikaji, dalam rangka melihat hubungannya dengan motivasi belajar. Atas dasar itu penulis merasa perlu meneliti korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah mahasiswa reguler sore program studi PAI angkatan tahun 2012 STAIN Pekalongan dengan alasan : Penelitian ini ingin mengetahui secara nyata korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore progarm studi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan karena pada mahasiswa reguler sore menggunakan sistem paket, sehingga mereka diampu oleh dosen yang sama. Selain itu, agar pennelitian ini berguna dalam pembenahan sumber daya manusia. Mengetahui jawaban dari keluhan-keluhan yang pernah terlontar dari beberapa mahasiswa tentang kurangnya motivasi dalam mengikuti mata kuliah tertentu yang disebabkan oleh dosen yang kurang dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti kemukakan beberapa rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
4
1. Bagaimana kedisiplinan dosen PRODI PAI di STAIN Pekalongan ? 2. Bagaimana motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI STAIN Pekalongan ? 3. Bagaimana korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI di STAIN Pekalongan ? Dalam rumusan kali ini, peneliti memfokuskan masalah pada mahasiswa reguler sore program studi PAI di STAIN Pekalongan karena, pada mahasiswa reguler sore menggunakan sistem paket, sehingga mereka diampu oleh dosen yang sama. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kedisiplinan dosen PRODI PAI di STAIN Pekalongan. 2. Mengetahui motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI STAIN Pekalongan. 3. Mengetahui hubungan antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa PRODI PAI di STAIN Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kajian psikologi pendidikan terutama kajian tentang kedisiplinan dosen dan hubungannya dengan motivasi belajar mahasiswa. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Dosen : penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi profesi dosen khususnya dari segi kedisipllinan dosen dalam membimbing mahasiswa untuk meningkatkan motivasi belajar, karena dengan motivasi
5
belajar yang tinggi intensitas belajar mahasiswa akan naik dan nantinya prestasi akademik juga akan meningkat. b. Bagi mahasiswa: penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar sehingga
mahasiswa
dapat
meningkatkan
motivasi
belajar
dan
meningkatkan intensitas dalam belajar. E. Kajian Pustaka 1. Deskripsi Teori Disiplin artinya suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.6 Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar, mengatakan bahwa pengertian disiplin adalah sebagai suatu tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.7 Menurut Amir Mahmud, bahwa macam-macam disiplin itu ada 3 (tiga), yaitu: 1) Disiplin pribadi atau disiplin perorangan, yang merupakan kepatuhan seseorang terhadap suatu ikatan disiplin tertentu. 2) Disiplin kelompok, yang mengikat seseorang anggota kelompok tersebut sebagai suatu fungsional yang bulat. 3) Disiplin nasional atau disiplin bangsa, yang mnebgikat warga dalam ikatan kebangsaan yang bulat dan utuh sesuai dengan fungsi dan peranan masing-masing.8 Sedangkan Sadirman A. M. mengemukakan bahwa dalam
6
Syaiful Bahari Djamarah, Op. cit., hlm. 47. Syaiful Bahari Djamarah, Op.cit., hlm. 47. 8 Amir Mahmud, Pembangunan Politik Dalam Negeri Indonesia ( Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 205. 7
6
interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam inetaraksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan sadar. Baik pihak guru maupun pihak siswa.9 Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku.10 Ngalim Purwanto menjelaskan, bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu. 11 Dengan dibutuhkan
demikian untuk
motivasi
terjadinya
dalam proses pembelajaran sangat percepatan
dalam
mencapai
tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal. 12 Kaitannya dengan belajar adalah kesungguhan, giat dalam belajar sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Belajar adalah tahapan perubahan
9
Sadirman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 17. 10 Hamzah B. Uno, Op. cit., hlm. 1. 11 Purwanto Ngalim, Op. cit., hlm. 61. 12 Nasution S., 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara). Hlm. 70.
7
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.13 Sedangkan menurut Agus Harjana belajar adalah kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang sesuatu hal, atau penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu lewat usaha pengajaran dan pengalaman.14
2.
Penelitian yang Relevan Selain dari buku, penulis juga menyertakan beberapa karya skripsi yang pernah dihasilkan berkaitan dengan korelasi kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa. Adapun judul yang terkait dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut : Iftitah (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan Pekalongan - 2014) “Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan” Hasil penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen (variabel X) adalah baik dengan persentase 50% pada interval 68,2 – 81,6. Motivasi belajar mahasiswa (variabel Y) dikategorikan sangat baik dan baik dengan persentase 34, 21% pada interval . Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil rxy = 0,90, rt pada taraf signifikan 5% adalah 0,329, dan pada taraf signifikan 1% adalah 0,424, sehingga rh > rt, yang berarti hipotesis diterima. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa antara 13
14
81.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : Logos, 1999), hlm. 64. Agus Hardjana, Kiat Sukses Studi di Peruruan Tinggi (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm.
8
persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen dengan motivasi belajar mahasiswa terdapat korelasi positif yang kuat.15 Viki Mahmasani, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan - 2010) “Pengaruh Kedisiplinan Guru terhadap Akhlak siswa (studi kasus di MTsS Hifal Pekalongan)” hasil penelitiannya adalah Penelitian ini dilatarbelakangi mengenai masalah kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa (studi kasus di MTsS Hifal Pekalongan). Rumusan masalah penelitian ini meliputi : bagaimana kedisiplinan guru MTsS Hifal Pekalongan, bagaimana akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan, dan bagaimana pengaruh kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan guru MTsS Hifal Pekalongan, untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan. Kesimpulan : penelitian ini menunjukkan bawa pengaruh kedisiplinan guru terhadap akhlak siswa MTsS Hifal Pekalongan sudah cukup/sedang.16 Ila Saadati, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan – 2013) “Motivasi Mahasiswa Belajar Di STAIN Pekalongan ( Studi Kasus Mahasiswa STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah Angkatan 2009 )” hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa studi di STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah berada pada kategori baik (40%), motivasi mahasiswa dari segi motivasi intrinsik baik 15
Iftitah, “Korelasi Antara Persepsi Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi PAI Angkatan 2010 STAIN Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 16 Viki Mahmasani, “ Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Akhlak Siswa (Studi Kasus di MTsS Hifal Pekalongan)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), jlm. Vii
9
sementara dari segi motivasi ekstrinsik adalah kurang baik. Hal ini karena sebagian mahasiswa menyatakan kuliah di STAIN Pekalongan bukan karena dorongan orang lain, baik itu orangtua, teman, maupun guru, tetapi atas kemauan sendiri.17 Durroh 'Afifah, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan - Pekalongan – 2014) “Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MTs Ahmad Yani Wonotunggal Kabupaten Batang” hasil penelitiannya adalah data yang didapat dari angket yang telah penulis sebar menunjukkan bahwa r xy = 0,480 terletak antara 0,41- 0.70 dan setelah dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5% = 0,374 dan taraf signifikansi 1% = 0,478 didapatkan ro > rt. Dengan demikian penulis berkesimpulan bahwa Kinerja Guru dalam Mengajar berpengaruh terhadap Motivasi Belajar Siswa di MTs Ahmad Yani Wonotunggal Kabupaten Batang sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima.18 Devi Kristiyawati, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan - Pekalongan – 2013) “Korelasi Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Di SMP Negeri 17 Pekalongan” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian guru di SMP Negeri 17 Pekalongan mempunyai nilai rata-rata 118,17 yang termasuk dalam kategori sedang. Motivasi belajar di SMP Negeri 17 Pekalongan mempunyai nilai rata-rata 121,76 termasuk dalam kategori sedang. Setelah diadakan perhitungan statistik 17
Ila Sa’adati, “Motivasi Mahasiswa Belajar Di STAIN Pekalongan ( Studi Kasus Mahasiswa STAIN Pekalongan Prodi PAI Jurusan Tarbiyah Angkatan 2009)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 18 Devi Kristiyawati, “Korelasi Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Di SMP Negeri 17 Pekalongan)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii.
10
menggunakan rumus product moment didapat nilai rxy = 0,480 yang terletak pada interval 0,41-0,70. Hal ini berarti terdapat korelasi cukup/sedang. Pada interpretasi cermat, untuk N = 58 dalam tabel product moment untuk taraf signifikan 5% didapat rt = 0,259 dan untuk taraf signifikan 1% didapat rt = 0,336. Dengan demikian rxy > rt pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Hal ini berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara kepribadian guru dengan motivasi belajar di SMP Negeri 17 Pekalongan baik pada taraf 5% maupun 1%, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Ika Murniasih, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan – 2013) “Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kedisiplinan Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri 05 Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pekalongan)” hasil penelitiannya menunjukan bahwa persepsi siswa tentang kedisiplinan guru termasuk kategori baik hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 51,84 yang terdapat pada interval 49-52 dan motivasi belajar siswa termasuk kategori cukup hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata 47, 41 karena terdapat pada interval 46 – 49, sedangkan hubungan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru dengan motivasi belajar siswa mempunyai hubungan yang cukup atau sedang, yaitu merujuk pada tabel dengan rumus Prodact Moment yang mana bahwa angka korelasi bertanda positif atau korelasi searah yaitu rxy = 0, 589 pada interval 0,41 -0,70 yang berarti interpretasi secara sederhana menunjukan antara variabel persepsi siswa tentang kedisiplinan guru (x) dan variabel motivasi belajar siswa (y) termasuk dalam kategori korelasi atau hubungan yang cukup atau sedang. jadi antara
11
persepsi siswa tentang kedisiplinan guru dengan motivasi belajar siswa dengan db = 49, dalam taraf signifikan 5%, rt = 0,281, ataupun taraf signifikan 1%, rt = 0,364, terdapat korelasi positif yang signifikan.19 M. Saiful Anam, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan - Pekalongan – 2014) “Pengaruh Sistem Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di MII 01 Pringlangu Pekalongan 2013/2014” hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa: pengaruh sistem mengajar Guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata peajaran PAI di MII 01 pringlangu hasilnya lemah, dalam hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan ttest= 0,023 yang dikonsultasikan dengan tabel baik pada taraf signifikansi 1% yaitu 0,400 maupun pada taraf signifikansi 5% yaitu 1,315. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan tidak dapat diterima karena tidak ada pengaruh antara sistem mengajar Guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di MII 01 pringlangu pekalongan. Darsin,
(Jurusan
Tarbiyah-Pendidikan
Agama
Islam-
STAIN
Pekalongan - Pekalongan - 2010) “Kedisiplinan Guru Agama Islam dan Implikasinya Terdapat Prestasi Belajar Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang” hasil penelitiannya bahwa sesuai dengan nilai hasil belajar PAI siswa dihasilkan rata-rat 75. Dari hasil perhitungan product moment dapat disimpulkan bahwa implikasi kedisiplinan
19
Ika Murniasih, “Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kedisiplinan Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri 05 Sarwodadi Kecamatan Comal Kabupaten Pekalongan)”,
Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii.
12
kerja guru agama di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi belajar sisiwa.20 Nurfita Lestari, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan - Pekalongan - 2014) “Pengaruh Kewibawaan Guru Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Di MAN 3 Pekalongan” hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat kewibawaan guru di MAN 3 Pekalongan memiliki rata-rata 84,1yang berada pada interval 83–86. Ini menunjukkan bahwa tingkat kewibawaan guru dalam kategori baik. Tingkat kedisiplinan belajar pesrta didik di MAN 3 Pekalongan memiliki rata-rata 74,75 yang berada pada interval 70–75. Ini menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan belajar pesrta didik di MAN 3 Pekalongan termasuk dalam kategori baik. Dari uji ANOVA atau F test dapat dilihat nilai F hitung sebesar 9,386 dengan signifikansi 0,780 karena taraf signifikansi jauh lebih besar dari taraf signifikansi 5 % dan 1 % atau 0,780 > 0,050 dan 0,780 > 0,010 maka dapat dikatakan bahwa Kedisiplinan belajar peserta didik di MAN 3 Pekalongan dapat dipengaruhi oleh kewibawaan guru di MAN 3 Pekalongan. Dengan melihat hasil yang telah diperoleh dari perhitungan analisis uji hipotesis dia tas maka hipotesis yang diajukan oleh penulis teruji kebenarnanya maka Ha diterima dan Ho ditolak.21 Ainur Rohmah, (Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan - Pekalongan - 2012) “Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peseta Didik SMP N 8 Pekalongan” hasil analisis dari penelitian 20
Darsin, “Kedisiplinan Guru Agama Islam dan Implikasinya Terdapat Prestasi Belajar Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah YIC Bandar Batang)”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), hlm.vii. 21 Nurfita Lestari, “Pengaruh Kewibawaan Guru Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Di MAN 3 Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2014), hlm.vii
13
intensitas menonton sinetron peserta didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 32,5. Nilai tersebut berada dalam interval 31-34,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. Adapun motivasi belajar peserta didik SMP N 8 Pekalongan termasuk dalam kategori tingkat baik hal ini terbukti dengan hasil angket yang memiliki nilai rata-rata 31,2. Nilai tersebut berada dalam interval 31-33,5 yang masuk dalam klasifikasi baik. Berdasarkan perhitungan dengan teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy = 0,417, jadi hasil diatas menunjukkan bahwa rxy lebih besar dari rt [rxy>rt] baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yang berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara sinetron dengan motivasi belajar peserta didik SMP N 8 Pekalongan.22 Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian yang dilakukan ini lebih menitik beratkan pada kedisiplinan dosen dari segi kedisiplinan
berpakaian,
kedisiplinan
dalam
ketepatan
waktu
serta
hubungannya dengan motivasi belajar mahasiswa reguler sore prodi PAI jurusan tarbiyah di STAIN Pekalongan. 3. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang diteliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.23 Sesuai dengan judul, maka penulis mengajukan hipotesis:
22
Ainur Rohmah, “Pengaruh Sinetron Terhadap Motivasi Belajar Peseta Didik SMP N 8 Pekalongan”, Skripsi, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2012), hlm.vii 23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 62.
14
a. H0:
Tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan dosen dengan motivasi
belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. b. Ha:
Terdapat korelasi positif antara kedisiplinan dosen dengan
motivasi belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. F. Kerangka Berfikir Pendidik adalah cerminan pribadi yang mulia. Figur pendidik yang demikian itulah yang diharapkan dari siapapun yang ingin menerjunkan dirinya ke dalam dunia pendidikan di sekolah. Figur pendidik yang mulia adalah sosok pendidik yang rela hati menyisihkan waktunya demi kepentingan anak didik, membimbing anak didik, mendengarkan keluhan anak didik dalam segala hal yang bisa menghambat aktivitas belajarnya. Diantara faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan seorang pendidik adalah faktor kedisiplinan. Disiplin sangat penting bagi seorang pendidik dalam mengemban misi pendidikan. Disiplin seorang pendidik akan sangat menentukan dalam keteraturan dan stabilitas proses pendidikan dan pengajaran di kelas. Oleh karaena itu disiplin dalam pelaksanaan tugas seorang pendidik merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Sebaliknya, disiplin yang kurang dari seorang pendidik akan berimplikasi pada kurangnya motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha dan berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan. Karakteristik siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
15
adalah memiliki standar belajar, memiliki tanggung jawab pribadi atas kegiatan yang dilakukan, lebih suka bekerja keras pada situasi dimana dirinya mendapatkan umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa baik tugas yang telah dilakukannya, tidak menyukai keberhasilan karena kebetulan, dan lebih suka pada pekerjaan yang tingkat kesulitannya menengah dan realistis dalam pencapaian tujuan, bersifat inovatif, efisien, merasa puas serta mau menerima kegagalan. Dengan demikian, adanya kedisiplinan dari dosen terhadap mahasiswa akan tercipta motivasi belajar yang tinggi pada diri mahasiswa. Pada perguruan tinggi STAIN Pekalongan tidak sedikit dosen yang dianggap kurang disiplin, banyak diantara mereka yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Misalnya, datang tidak tepat waktu yang sudah disepakati, dan tidak sedikit pula dosen yang jarang mengajar atau tidak datang mengajar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Akhirnya mahasiswa pun terkesan menyepelekan dosen tersebut dengan malas untuk mengikuti mata kuliah yang di ampu oleh dosen tersebut. Dari uarian tersebut terdapat hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar. Dosen yang mempunyai tingkat kedisiplinan tinggi berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswanya dalam mengikuti mata kuliah dan belajar mata kuliah tersebut. Dosen yang mempunyai tingkat kedisiplinan rendah akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar mahasiswanya. Hubungan antara kedisiplinan dosen terhadap motivasi belajar adalah hubungan resiprokal atau timbal balik. Tabel 1.1 indikator kedisiplinan dosen dan motivasi belajar Kedisiplinan Dosen
Motivasi Belajar
16
Kedisiplinan dalam mengajar : 1. Datang dan pulang tepat waktu mengajar 2. Membuat silabus 3. Menggunakan media yang tepat 4. Memberikan tugas 5. Mengisi jurnal 6. Mengabsen mahasiswa
Kedisiplinan dalam berpakaian: 1. Berpenampilan rapi 2. Sopan
Kedisiplinan dalam ketepatan waktu: 1. Ketepatan jam mengajar 2. Disiplin dalam kehadiran 3. Menggunakan strategi pembelajaran
Kemauan dan semangat yang kuat untuk belajar
Disiplin dalam belajar
Serius menghadapi tugas
Dorongan untuk berprestasi
Kunjungan ke perpustakaan
Diskusi kelompok/individu
G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu menekankan analisisnya dengan data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistik.24
24
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). Hlm. 5.
17
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian lapangan (flied research), yaitu penelitian yang menggunakan kehidupan nyata sebagai tempat kajian dan keadaan lapangan berjalan sebagaimana biasa.25 2.
Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.26 Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel kedisiplinan dosen (variabel X) dan variabel motivasi belajar mahasiswa (variabel Y). a. Kedisiplinan Dosen Variabel kedisiplinan dosen sebagai vaariabel bebas dalam penelitian ini, dengan sub variabel: kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu. Dan indikator:
datang
dan
pulang
tepat
waktu,
membuat
silabus,
menggunakan media yang tepat, memberikan tugas, mengisi jurnal, mengabsen mahasiswa, berpenampilan rapi, sopan, ketepatan jam mengajar, disiplin dalam kehadiran, menggunakan strategi pembelajaran. b. Motivasi Belajar Mahasiswa Variabel motivasi belajar mahasiswa merupakan semangat dan minat mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan. Indikator motivasi belajarnya meliputi: kemauan dan semangat yang kuat untuk belajar, 25
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Cet. Ke-1 ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 167. 26 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 39.
18
serius menghadapi tugas, disiplin dalam belajar, serta dorongan untuk berprestasi. 3.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 27 Menurut Sugiyono apabila populasi kurang dari 100 dapat menggunakan tabel Krejcie. Pada tabel ini sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Dari tabel tersebut ditunjukan apabila populasi 80 maka sampelnya 66.28 Karena populasi dalam penelitian berjumlah 80 maka sampel mahasiswa yang diambil berjumlah 66 mahasiswa. Sedangkan dosen yang akan dinilai kedisiplinannya oleh mahasiswa adalah dosen yang mengampu mahasiswa angkatan 2012 pada semester genap tahun 2014/2015 di 2 kelas seluruhnya berjumlah 10 orang.29 Untuk keabsahan data diperlukan objek yang sama. Untuk itu peneliti mengambil sampel pada satu kelas reguler sore karena disitu mahasiswa yang sama dan diampu oleh dosen yang sama pula.
4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a. Angket Angket yaitu suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari responden secara tertulis (orang-orang yang menjawab). 27
Suharsimi Arikunto, Op.cit.hlm. 23 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cet. Ke-5 (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 62-63. 29 http://tarbiyah.stainpekalongan.ac.id/phocadownload/penawaran%20mata%20kuliah%20smt%20genap%2020122013.pdf. 28
19
Metode ini diambil untuk memperoleh data persepsi mahasiswa tentang kedisiplinan dosen dan motivasi belajar mahasiswa reguler sore program studi PAI STAIN Pekalongan. Angket ini diberikan kepada mahasiswa reguler sore angkatan 2012, jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tersebut terdiri dari peryataan-pernyataan yang berkaitan dengan kedisiplinan dosen dan motivasi belajar mahasiswa berbentuk skala Likert. Responden tinggal mengisi pilihan jawaban yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dlakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.30 Metode ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari angket, observasi, dan dokumen tentang mahasiswa dan dosen guna menunjang kevalidan data yang diinginkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk penggalian data awal. Namun pada penggalian data selanjutnya peneliti menggunakan data terstruktur. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode yang dilakukan dengan mempelajari dokumen, arsip-arsip, tentang data sekolah dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.
30
Ibid., hlm. 139
20
5. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Dalam hal ini digunakan teknik data statistik. Adapun tahapan analisisnya yaitu: a. Analisis pendahuluan Pada tahap ini penulis akan mengelompokkan dan memasukkan datadata yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan memadukan perhitungan dan membaca data yang ada dalam pengolahan data selanjutnya. b. Analisis uji hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan, akan digunakan analisis produck moment dengan rumus sebagai berikut: N ∑xy – (∑x) (∑y)
r= √
–
–
keterangan: r
= Koefisien korelasi “r” antara variabel x dan variabel y
N
= Jumlah responden
∑xy
= Jumlah perkalian skor x dan y
∑x
= Jumlah seluruh x
∑y
= Jumlah seluruh y31
c. Analisis lanjut
31
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). Hlm. 241.
21
Analisis ini akan digunakan untuk mengambil kesimpulan setelah dilakukan analisis hipotesis. 1. Jika Ha > H0 taraf signifikansi 5% atau 1%, maka hipotesisi diterima, yang artinya terdapat korelasi positif antara kedisiplinan dosen dengan motivasi belajar mahasiswa regeler sore program studi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan. 2. Jika Ha < H0 pada taraf signifikansi 5% atau 1%, maka hipotesis ditolak, yang artinya tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan dosen degan motivasi belajar mahasiswa reguler sore prodi PAI angkatan 2012 STAIN Pekalongan. H. Sistematika Penulisan Penelitian ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Kedisiplinan Dosen dan Motivasi Belajar. Kedisiplinan dosen meliputi pengertian dosen, pengertian kedisiplinan dosen, macam-macam kedisiplinan dosen, pentingnya kedisiplinan dosen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dosen. Motivasi belajar terdiri dari pengertian motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, jenis-jenis motivasi belajar, unsur yang mempengaruhi motivasi belajar dan upaya meningkatkan motivasi belajar.
22
Bab III Kedisiplinan Dosen dan Motivasi Belajar Mahasiswa Program studi PAI STAIN Pekalongan yang mencakup profil jurusan tarbiyah meliputi sejarah lahirnya, visi dan misi, dan program studi di jurusan tarbiyah STAIN Pekalongan. Kedisiplinan dosen program studi PAI yang meliputi kedisiplinan dalam mengajar, kedisiplinan dalam berpakaian, kedisiplinan dalam ketepatan waktu. Motivasi belajar mahasiswa program studi PAI berdasarkan indikatorindikator motivasi belajar. Bab IV Anilisis Korelasi Kedisiplinan Dosen Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program studi PAI STAIN Pekalongan yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Bab V Penutup, berisi simpulan hasil penelitian sekaligus masukan atau saran.