perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar menpunyai peran penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dan prestasi belajar seorang mahasiswa. Semakin tinggi motivasi belajar, maka pencapaian hasil pembelajaran akan menjadi lebih baik. Sedangkan seorang mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar maka dia akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Rendahnya motivasi belajar mahasiswa kerap dituding sebagai biang keladi dari rendahnya kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. Pada kebanyakan perguruan tinggi swasta, faktor ini bahkan menimbulkan persoalan dilematis, karena dengan rendahnya motivasi belajar, sebenarnya tidak mungkin mahasiswa dapat menguasai bahan pembelajaran dengan baik, namun harus diluluskan demi kelangsungan perguruan tinggi tersebut. Menurut studi pendahuluan jumlah mahasiswa di STIKES ABI Surabaya sebanyak 185 mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara baik dengan mahasiswa maupun dosen terdapat sekitar 25% dari 185 mahasiswa kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran, sehingga hasil dari pembelajaran pada semester I, III dan V mengalami penurunan. Menurut Vroom dikutip Ropitasari (2009) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: 1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas 2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu). 3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan. Sardiman mengungkapkan bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sejalan dengan itu pula, Suryabrata juga membagi motivasi menjadi 2 yaitu: a) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar; dan b) motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berfungsi meskipun tidak mendapat rangsangan dari luar (Asrukin, 2013). Penelitian ini akan meneliti tentang motivasi secara ekstrinsik seperti dukungan keluarga dan kelompok belajar, sedangkan secara intrinsik adalah persepsi kompetensi dosen. Keluarga merupakan pilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri. Dukungan yang paling besar di dalam lingkungan rumah adalah bersumber dari orang tua. Orang tua diharapkan commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat memberikan kesempatan pada anak agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan
mengenai
apa
mempertanggungjawabkan
yang segala
ingin
dilakukan
perbuatannya
dan
belajar
(Santrock
dikutip
Aunurrahman, 2009). Hal ini dapat membentuk anak mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri. Menurut Slameto (2010) apabila diberikan suasana yang penuh perlindungan, penghargaan, cukup kasih sayang dan perhatian orang tua, jauh dari perasaan iri, cemburu, tersaingi, maka hal ini akan mendorong dan memberikan anak untuk bersifat lebih mandiri, mempunyai keberanian untuk melatih dirinya berinisiatif, bertanggung jawab serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam bidang akademis maupun non akademis. Orang tua hendaknya memberi dukungan yang bersifat positif dan menghargai anak serta memelihara dan tidak memberi stimulus-stimulus palsu bagi putra-putri mereka (Nursanyoto, 2011). Pembelajaran kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar dengan cara berkelompok-kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas yang dirasa perlu dikerjakan secara bersama-sama. Pembelajaran kerja kelompok sangat berpengaruh dalam memotifasi belajar bagi para peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Dikatakan sedemikian, karena disebabkan para siswa akan lebih terpacu untuk mencari hal-hal yang belum mereka ketahui dengan cara berdiskusi dengan para satuan kelompok mereka. Pembelajaran kerja kelompok mengandung pengertian bahwa para siswa dilatih membentuk commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suatu kepribadian kesatuan serta kebersamaan, karena dengan cara seperti ini siswa yang kemampuannya kurang pandai dapat bekerja sama saling tukar pengetahuan dengan siswa yang lebih pandai (Agus et al, 2011). Dosen merupakan komponen yang utama dalam penyelenggaraan proses pembelajaran karena gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Jabatan dosen merupakan jabatan profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi tertentu. Kualifikasi akademik dapat dilihat dari jenjang pendidikan, secara teori kualifikasi ini dapat dilihat dari ijazah yang dimilikinya. Kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Guru menurut Undang-undang nomor 14 harus mempunyai profesionalitas dalam menjalankan tugasnya. Profesionalitas guru dapat dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi guru merupakan seperangkat kemampuan baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan untuk jabatan sebagai guru. Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Kompetensi guru harus dikuasai agar profesionalitas guru terpelihara. Artinya guru harus mempunyai kompetensi untuk
menjalankan
tugasnya
sebagai
pendidik
secara
profesional.
Profesionalitas guru akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang menarik, terlebih-lebih akan diberlakukannya Undang-undang nomer 14 tahun 2005. Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul : “Hubungan Antara Dukungan Keluarga, Kelompok Belajar, Persepsi Kompetensi Dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah 1. Adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar Mahasiswa? 2. Adakah hubungan antara kelompok belajar dengan motivasi belajar Mahasiswa? 3. Adakah hubungan antara persepsi kompetensi dosen dengan motivasi belajar Mahasiswa? 4. Adakah hubungan antara dukungan keluarga, kelompok belajar, persepsi kompetensi dosen dengan motivasi belajar mahasiswa ?
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Meneliti hubungan antara dukungan keluarga, kelompok belajar, persepsi kompetensi dosen dengan motivasi belajar Mahasiswa.
2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. b. Menganalisis hubungan antara kelompok belajar dengan motivasi belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Menganalisis hubungan antara persepsi kompetensi dosen dengan motivasi belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya. d. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga, kelompok belajar, persepsi kompetensi dosen dengan motivasi belajar Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Membuktikan secara empiris bahwa dukungan keluarga, kelompok belajar dan persepsi kompetensi dosen ada hubungan dengan motivasi belajar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar di rumah maupun di sekolah sehingga prestasi belajar yang dicapai lebih maksimal. b. Bagi sekolah sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik dan acuan dalam mengatasi faktor-faktor penghambat motivasi belajar siswa. c. Bagi guru atau pihak pendidik sebagai masukan untuk dapat menentukan
metode
pembelajaran
yang
tepat
melaksanakan profesionalitas berdasarkan kompetensi.
commit to user
serta
mampu
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Bagi orang tua dapat menambah kesadaran untuk lebih memberikan dukungan
dan
dorongan
pada
putra-putrinya,
meningkatkan motivasi dalam belajar.
commit to user
sehingga
dapat