BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya adalah menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan menciptakan suasana yang menyenangkan selama PBM berlangsung diharapkan dalam menciptakan siswa yang memiliki kepribadian baik, cerdas, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2006). IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth) (Sutrisno, 2007:20). Dengan demikian, IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip tentang alam namun merupakan suatu proses penemuan. Studi pendahuluan dilakukan oleh peneliti di SDN Pagentan 01 Singosari dan SDN Candirenggo 01 Singosari pada bulan Agustus 2014. SDN Pagentan 01 Singosari merupakan sekolah percontohan yang unggul baik di bidang akademik maupun non akdemik, input siswa yang berkualitas dengan latar belakang orang tua yang berpendidikan tinggi.
1
2
Berbeda SDN Candirenggo 01 Singosari yang merupakan sekolah dasar dengan prestasi akademik dan non akademik yang dapat dikatakan cukup, input siswanya kebanyakan berasal dari anak-anak desa dengan latar belakang pendidikan orang tua yang rendah. Hasil dari studi pendahuluan antara lain pada pelajaran IPA lebih sering disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab dengan buku teks sebagai acuan utama. Keterlibatan siswa sangat minim (pasif) di dalam pembelajaran. Siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal yang menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan. Siswa menjadi bersemangat dan akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Target keberhasilan pengajaran IPA yang diterapkan guru cenderung lebih mengarah agar siswa terampil mengerjakan soal-soal tes, baik yang terdapat pada buku maupun soal-soal ujian. Akibatnya pemahaman konsep siswa rendah, keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa tidak tumbuh. Sehingga siswa bersikap pasif selama proses belajar mengajar dan kurangnya keberanian siswa untuk bertanya. Pada kedua sekolah tersebut, bahan ajar yang tersedia hanyalah buku paket sebagai bahan ajar utama dan LKS sebagai penunjang. Dalam Unnes Journal of Biology Educational (2012:76), dikatakan bahwa LKS yang banyak beredar di pasaran bukanlah LKS yang sebenarnya. Maksudnya LKS hanya berupa buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran seringkali juga harus dikerjakan di rumah sebagai pekerjaan rumah (PR). LKS juga sering digunakan sebagai alat evaluasi
3
oleh guru. Soal-soal yang terdapat di dalam LKS pun bisa dijawab siswa dengan melihat materi yang ada di dalam LKS sehingga kurang melatih keterampilan berpikir kritis dan kemandirian siswa. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah mendesain bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan karakteristik siswa. Dengan adanya bahan ajar ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Bahan ajar yang dimaksudkan adalah LKS terbuka. IAPBE mendefinisikan LKS terbuka sebagai suatu lembar kegiatan yang dirancang untuk membantu siswa menemukan konsep atau fakta yang dibutuhkan dalam pembelajaran, sesuai dengan ide dan pengalaman yang dilakukan berdasarkan petunjuk yang di LKS (Hapsari, 2013:25). Melalui LKS terbuka diharapkan siswa dapat mengembangkan pola pikir, kemampuan bernalar dan juga kreativitas dalam membangun pengetahuannya. Sebelumnya, Evawani dkk telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan LKS jenis ini yang dimuat dalam Journal of Educational Research and Evaluation
(2013:19)
berhasil
menyimpulkan
bahwa
penggunaan
LKS
divergen/terbuka dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta bernalar siswa. Selain itu, penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmawati (2008) dengan judul ‘Penerapan LKS Terbuka dalam Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa SMPN I Batu. Hasil dari penelitian menunjukkan
4
“aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,25% dan prestasi belajar meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 7, 82%”. Materi gaya dan gerak merupakan materi yang berhubungan dengan bendabenda yang ada di lingkungan siswa. Akan tetapi, pada prakteknya penggunaan benda-benda sekitar sebagai media masih jarang dijumpai. Seharusnya materi ini harus dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, mengingat perkembangan kognitif siswa kelas IV SD baru dalam tingkat perkembangan operasional konkrit, sehingga proses belajarnya juga harus menggunakan pengalaman langsung yang berasal dari kesehariannya. Selain itu, bahan pembelajaran SD harus mampu menstimulus terjadinya perkembangan aspek-aspek mental melalui informasi yang faktual, realistis, dan objektif, sehingga memudahkan proses belajar siswa. Pemilihan pendekatan, model, metode, dan media sangat mendukung pembelajaran yang optimal. Model pembelajaran yang dirasa sesuai dengan karakteristik IPA, di mana dapat meningkatkan keterampilan proses dan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman di kehidupan sehari-hari siswa adalah problem based learning (pembelajaran berbasis masalah). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang mana menuntut siswa untuk mengerjakan permasalahan otentik dengan maksud menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
lebih
tinggi,
mengembangkan
kemandirian
dan
percaya
diri
(Suprihatiningrum, 2013:228). Mengingat besarnya pengaruh pengalaman langsung terhadap pemahaman siswa dan kurangnya bahan ajar dalam pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa, maka diperlukan lembar kegiatan siswa yang dapat mengaktifkan siswa dalam
5
memahami konsep-konsep IPA. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terbuka Berbasis Problem Based Learning pada Materi Gaya dan Gerak Kelas IV SD”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1.2.1
Bagaimana proses pengembangan produk LKS terbuka berbasis Problem Based Learning pada materi gaya dan gerak kelas IV SD?
1.2.2
Bagaimana tingkat kelayakan produk LKS terbuka berbasis Problem Based Learning pada materi gaya dan gerak kelas IV SD?
1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan Adapun tujuan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu: 1.3.1
Mendeskripsikan proses pengembangan produk, LKS terbuka berbasis Problem Based Learning pada materi gaya dan gerak kelas IV SD.
1.3.2
Mendeskripsikan tingkat kelayakan produk, LKS terbuka berbasis Problem Based Learning pada materi gaya dan gerak kelas IV SD.
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Dalam penelitian pengembangan ini, akan dihasilkan produk berupa lembar kegiatan siswa terbuka dengan spesifikasi sebagai berikut: 1.4.1
LKS dengan pokok bahasan gaya dan gerak yang disesuaikan dengan pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013.
1.4.2
LKS yang dikembangkan ini memiliki sifat terbuka dan berbasis problem based learning, terlihat pada komponen LKS hanya terdapat kotak kosong
6
yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan perintah sederhana yang ada dan adanya permasalahan kontekstual yang disajikan di awal kegiatan belajar. 1.4.3
Dikembangkan dengan beracuan pada sintak pembelajaran berbasis masalah yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar,
membimbing penyelidikan
individual
maupun
kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 1.4.4
Disajikan dengan masalah-masalah kontekstual yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari agar mempermudah siswa untuk mengaplikasikan materi.
1.4.5
Terdiri dari 11 komponen yaitu: a) halaman judul (cover), b) daftar isi, c) pengantar LKS, d) petunjuk penggunaan LKS (petunjuk guru, petunjuk siswa dan kegiatan belajar siswa), e) kompetensi yang ingin dicapai, f) peta konsep, g) kegiatan belajar (rangkuman materi, permasalahan, percobaan, pelaporan dan catatan belajar), h) studi kasus (evaluasi), i) daftar pustaka, j) jendela dunia (berisi informasi mengenai tokoh-tokoh yang berperan dalam dunia sains) dan k) lampiran (berisi lembaran kosong yang dapat digunakan siswa untuk menulis laporan kelompok).
1.4.6
Mencakup kompetensi dasar mata pelajaran IPA yang diajarkan pada kelas IV subtema “Gaya dan Gerak”.
1.5 Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1.5.1
Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keterampilan ilmiah dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri.
7
1.5.2
Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru SD/MI untuk dapat merancang dan menyusun bahan ajar yang tepat. sehingga tercipta pembelajaran yang menarik, inovatif dan menyenangkan.
1.5.3
Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelajaran IPA.
1.6 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Keterbatasan pada penelitian dan pengembangan ini antara lain yaitu: 1.6.1
Bahan ajar ini hanya dirancang untuk kelas IV SD yang sedang mempelajari materi gaya dan gerak.
1.6.2
Bahan ajar ini hanya berfungsi sebagai petunjuk praktikum sehingga siswa menjadi lebih mudah untuk memahami materi gaya dan gerak secara kontekstual.
1.7 Definisi Istilah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, maka peneliti perlu mendefinisikan istilah dalam penelitian ini: 1.7.1
Pengembangan Pengembangan
adalah
metode
penelitian
yang digunakan
untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Pengembangan yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah proses pengembangan produk LKS terbuka berbasis problem based learning pada materi
8
gaya dan gerak kelas IV SD dan pengujian keefektivitasan dilihat dari tingkat kelayakan produk yang diperoleh dari skor tim ahli dan respon siswa. 1.7.2
LKS terbuka IAPBE mendefinisikan LKS terbuka sebagai suatu lembar kegiatan yang
dirancang untuk membantu siswa menemukan konsep atau fakta yang dibutuhkan dalam pembelajaran, sesuai dengan ide dan pengalaman yang dilakukan berdasarkan petunjuk yang di LKS (Hapsari, 2013:25). LKS terbuka yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah LKS yang berisikan kolom-kolom kosong di setiap kegiatan yang harus diisi oleh siswa sesuai dengan pengalaman dan petunjuk sederhana yang ada. 1.7.3
Problem Based Learning Problem based learning merupakan pembelajaran yang mensyaratkan
adanya masalah yang dapat dirasakan oleh pebelajar, di mana membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan belajar dalam pola pikir yang terbuka, kritis dan belajar aktif (Rusman, 2011:230). Problem based learning yang dimaksudkan adalah sintak pembelajarannya yang digunakan sebagai acuan pengembangan produk LKS.