BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan
dengan baik. Peningkatan jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat berbanding lurus terhadap bertambahnya volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Masyarakat pada umumnya belum melakukan pengelolaan sampah dengan baik, karena sebagian besar sampah berasal dari daerah pemukiman dan komersial masih tercampur antara sampah organik dan anorganik. Pengelolaan sampah yang tidak ditangani dengan baik menyebabkan terjadinya degradasi yaitu perubahan kondisi fisik dan kimia di lingkungan TPA. Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki jumlah penduduk yang padat. Menurut hasil sensus penduduk terakhir tahun 2010 jumlah penduduk Yogyakarta sebesar 3.457.491 jiwa dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk membawa implikasi terhadap volume sampah yang dihasilkan masyarakat. Volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan Yogyakarta sekitar 450 ton per hari, cakupan wilayah yang terlayani dalam pengangkutan sampah ke TPA Piyungan antara lain: Yogyakarta sekitar 55%, Sleman sekitar 30% dan Bantul sekitar 15% (Anonim, 2015). Menurut Ketua Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum Perkotaan Dinas PUP dan ESDM volume sampah di TPA Piyungan saat ini sebanyak 1,736 juta m3 sedangkan, kapasitas yang tersedia sebanyak 2,7 juta meter
2
kubik dan diperkirakan akhir tahun 2016 TPA piyungan terancam overload (Anonim, 2015). Pihak pengelola telah mengajukan perluasan lahan pada tahun 2015 yaitu sekitar 5 hektare, dimana lahan sebesar 3 hektare merupakan milik pemerintah dan 2 hektare milik warga sekitar. Pengelola TPA Piyungan saat ini memiliki kendala dalam pembebasan lahan karena harga yang diajukan oleh masyarakat melebihi harga standar yang ditetapkan, oleh karena itu menjadi salah satu hambatan untuk merealisasikan perluasan lahan pada tahun 2016 (Anonim, 2015) Salah satu cara mengurangi volume sampah di TPA Piyungan adalah dengan adanya partisipasi para pemulung. Kontribusi para pemulung secara tidak langsung membantu pemerintah dalam mengurangi volume sampah di TPA Piyungan. Pemulung biasanya mengepul jenis sampah anorganik atau sampah yang memiliki nilai jual seperti; kertas, kardus, plastik, kaca, aluminium dan logam/besi. Menurut (Sekber Kartamantul, 2014) dengan adanya aktifitas dari para pemulung dapat membantu mengurangi sampah sekitar 25 kg/orang/hari. Apabila jumlah pemulung dapat ditingkatkan maka, semakin banyak jumlah sampah anorganik yang dapat didaur ulang. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peran pemulung dalam mengurangi sampah dan umur operasi lahan di TPA Piyungan, mengingat kapasitas lahan yang tersedia saat ini akan penuh.
3
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: 1. Berapa jumlah dan demografi pemulung di TPA Piyungan ? 2. Berapa volume pengurangan sampah dengan adanya aktifitas pemulung di TPA Piyungan ? 3. Jenis-jenis sampah yang dipulung dan pendapatan pemulung dari kegiatan memulung sampah di TPA Piyungan. 4. Berapa lama penggunaan lahan di TPA Piyungan dengan adanya aktifitas pemulung ? 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui jumlah dan demografi pemulung di TPA Piyungan. 2. Mengetahui volume pengurangan sampah dengan adanya aktifitas pemulung. 3. Mengetahui karakteristik sampah yang dipulung yang memiliki nilai jual dan pendapatan pemulung di TPA Piyungan. 4. Melakukan analisa penambahan umur operasi lahan di TPA Piyungan dengan adanya aktifitas pemulung.
1.4.
Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka batasan
masalah sebagai berikut:
4
1. Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2. Objek sampah yang diteliti jenis sampah anorganik seperti: kertas, duplex, kardus, jenis-jenis plastik, kaca, aluminium dan besi/logam yang memiliki potensi daur ulang. 3. Penelitian ini yang bersifat kualitatif yaitu data dari observasi lapangan, kuesioner dan wawancara langsung ke para pemulung, pengepul dan pengelola di TPA Piyungan. 4. Tata cara pengambilan sampel komposisi sampah di TPA berdasarkan SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan 5. Rekapitulasi sampah masuk TPA Piyungan yang digunakan yaitu data 5 tahun terakhir, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 untuk memproyeksi jumlah sampah 10 tahun ke depan.
1.5.
Manfaat Penelitian Beberapa manfaat penyusunan penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebagai bahan referensi atau acuan bagi pihak pengelola untuk memperbaiki sistem manajemen pengelolaan sampah di TPA Piyungan, agar ke depannya dapat menjadi lebih baik. 2. Data dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian lebih lanjut dengan adanya pengurangan volume sampah di TPA Piyungan.
5
1.6.
Keaslian Penelitian Penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya terkait
dengan peran pemulung dalam pengurangan sampah untuk dijual dan dilakukan proses daur ulang kembali, antara lain sebagai berikut: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Aljaradin dkk., 2015) Hasil penelitiannya yaitu pengelolaan sampah yang dilakukan pemulung dalam bidang sektor informal, karena memulung sampah merupakan peluang bisnis bagi masyarakat bawah untuk meningkatkan taraf hidup mereka ke depannya. Jenis sampah yang dipulung di Negara Tafila-Jordan lebih didominasi oleh jenis sampah aluminium sebanyak 155 kg/hari, besi atau logam sebanyak 90 kg/hari dan tembaga sebanyak 2 kg/hari. Jenis karakteristik sampah yang dipulung pada negara ini berbeda dengan karakteristik sampah di Negara Indonesia yang lebih didominasi sampah kertas/duplek dan jenis-jenis plastik. Penelitian yang dilakukan (Rini dkk., 2013) jenis sampah daur ulang yang dipulung yaitu sampah plastik sebanyak 369 kg/hari, kertas bekas 620 kg/hari, botol/kaca bekas 209 kg/hari dan besi bekas 67 kg/hari. Pendapatan rata-rata pemulung yaitu Rp.686.820,- per bulan. Pemulung di TPA Randegan, MojokertoIndonesia memiliki peran yang penting dalam mengurangi sampah di TPA sebanyak 3,3 % dari jumlah sampah yang masuk setiap harinya. Penelitian (Yuliati dan Suhartini, 2007) menjelaskan tentang aspek sosialekonomi dan lingkungan, seperti kontribusi pemulung wanita dalam mendukung perekonomian keluarga. Perbedaan gender antara pemulung laki-laki dan perempuan tidak menyurutkan perempuan bekerja menjadi pemulung untuk
6
membantu perekonomian keluarga. Pemulung perempuan juga berperan membantu mengurangi volume sampah sehingga dapat memperpanjang umur penggunaan lahan di TPA Piyungan. Penelitian (Handayani dkk., 2009) dijelaskan bahwa pemulung dapat diberdayakan dalam perencanaan daur ulang sampah. Hasil perhitungan pada perencanaan apabila keuntungan rata-rata pemulung sekitar Rp. 19.000,-/hari dengan adanya proses daur ulang sampah penghasilan yang didapatkan pemulung meningkat menjadi Rp. 35.000,-/hari. Sehingga terdapat keuntungan dari kedua belah pihak antara pihak pengelola dan pemulung. Keuntungan yang didapatkan dari pengolahan sampah daur ulang yaitu volume sampah dapar berkurang, mendapatkan keuntungan dari proses daur ulang sampah dan para pemulung mengalami peningkatan penghasilan dari pengolahan sampah daur ulang. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan dari karakteristik wilayah penelitian, kondisi sosial-ekonomi dan perbedaan daya konsumsi masyarakat yang dapat mempengaruhi jenis sampah dominan di TPA. Jenis sampah yang diteliti pada beberapa penelitian sebelumnya tidak dijabarkan secara detail antara lain: duplex (campuran kertas), kardus, bagor (karung), jenis plastik PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, PE, lainnya (nylon), aluminium, logam/besi dan kaca. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan SNI 19-3964-1994 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Beberapa hasil dari penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
7
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Peneliti
Metode
Hasil
Jenis kualitatif
Pengurangan,
Sector in Waste
(kuesioner). jumlah
minimalisasi dan
Management, A Case
sampel 100 orang
material daur ulang
Study; Tafila-Jordan
selama 10 hari.
sampah.
Pickers in Waste
Jenis kualitatif
Pengurangan dan
Rachmansyah,A.,
Management:
(kuesioner dan
Pemilahan sampah oleh
Muhaimin,A.W.,
A Case Study at
wawancara). Jumlah
pemulung di TPA
dan Suyadi (2013)
Randegan Landfill
sampel 33 orang.
sekitar 3,3 %/hari.
Wanita Dalam
Jenis Kualitatif
Kontribusi Pemulung
Mendukung
(angket, kuesioner
wanita dalam
Yuliati dan Suhartini
Perekonomian
dan wawancara).
perekonomian keluarga
(2007)
Keluarga dan
Jumlah sampel 100
dan pengurangan
Keberhasilan
pemulung wanita
sampah di TPA
Pengelolaan Sampah di
secara acak.
Piyungan.
Jenis Kuantitatif
Kontribusi pemulung
Aljaradin, Mohammad., Kenneth,M.Persson., dan Sood, Emad (2015)
Judul Penelitian The Role of Informal
Participation of Waste Rini,Titien.S.,
Mojokerto, Indonesia Studi Peran dan Kontribusi Pemulung
TPA Piyungan, Yogyakarta
Handayani, D.W.,
Kajian Nilai Ekonomi
yaitu (data dari
mengurangi sampah
Budisulistiorini,
Penerapan Konsep
pihak pengelolan
dengan memberdayakan
S.H., dan Nuraini,
Daur Ulang
TPA Jatibarang) dan
para pemulung dalam
M.R (2009)
Pada TPA Jatibarang
data kualitatif
penerapan konsep daur
Kota Semarang
(kuesioner dan
ulang sampah di TPA
observasi lapangan)
Jatibarang.