BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu pemangku kepentingan yang sangat diperlukan dalam perjalanan wisata adalah Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata tidak akan lengkap tanpa disertai oleh seorang pramuwisata. Ada wisatawan yang tidak merasa perlu didampingi oleh pramuwisata karena merasa telah cukup dengan membaca Guide Book tetapi hasilnya pasti berbeda jika wisatawan didampingi oleh pramuwisata dari segi efisiensi waktu dan sistematika penjelasan. Pramuwisata adalah seseorang yang memberikan penerangan, penjelasan, petunjuk kepada wisatawan (tourist) dan travellers dan lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat, disaksikan oleh wisatawan dan travellers yang bersangkutan, bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah tertentu (Yoeti,1997 dalam Prabowohadi, 1983:13). Berdasarkan pengertian tersebut tampak bahwa betapa pentingnya peranan pramuwisata dalam kesuksesan sebuah perjalanan wisata (Tour). Peranan pramuwisata tidak hanya sekedar memberikan penjelasan tentang objek wisata tetapi termasuk membantu segala persoalan yang dihadapi oleh wisatawan selama dalam acara perjalanan wisata. Selain itu pramuwisata selalu berada di samping wisatawan sejak wisatawan tiba di Bandara, 1
2
Pelabuhan, dan di Stasiun Kereta Api sampai wisatawan kembali lagi. Bahkan tidak jarang wisatawan tidak canggung menceritakan masalah pribadi kepada seorang Pramuwisata karena telah merasa hubungannya begitu dekat selama perjalanan. Sementara itu pihak Biro Perjalanan Wisata sendiri yang berfungsi sebagai lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap keberadaan wisatawan hampir jarang berhubungan langsung dengan wisatawan selama tidak ada masalah dalam perjalanan wisata meskipun selalu memantau keberadaan wisatawan. Meskipun pramuwisata mempunyai organisasi sendiri yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) tetapi dalam menjalankan tugasnya Pramuwisata berada dibawah manajemen Biro Perjalanan Wisata karena pramuwisata bukan sebuah perusahaan yang dapat menjual paket wisata. Surat UU No.10 Tahun 2009 Keputusan Direktur Jendral Pariwisata No.Kep.16/U/11/88 Tgl. 25 Februari 1988 tentang pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan, pada Bab I Penelitian umum Pasal 1, memberi pengertian bahwa Biro Perjalanan Umum adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur, menyediakan akan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang, untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama berwisata. Meningkatnya sebuah perjalanan yang dilakukan oleh berbagai wisatawan, maka banyak pula perusahaan-perusahaan perjalanan atau BPW (Biro Perjalanan Wisata) yang didirikan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Biro Perjalanan Wisata Panorama Tours adalah salah satu dari sekian banyak BPW yang ada di Yogyakarta.
3
Yogyakarta telah dikenal sebagai Kota Pelajar, Kota Budaya, dan Kota Perjuangan. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang kental akan budaya. Yogyakarta banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dari berbagai asal untuk kelanjutan studi dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di Yogyakarta juga banyak destinasi-destinasi yang bisa dikunjungi wisatawan asing maupun lokal. Maka dari itu, Yogyakarta banyak diminati wisatawan untuk sekedar refreshing, belanja murah, study tour, dll. Dilihat dari perkembangan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta dari tahun ke tahun, maka kedatangan wisatawan melalui BPW Panorama Tours juga ikut meningkat. PT. Destinasi Garuda Wisata merupakan bagian dari Panorama Tours Indonesia terletak di Jl. Laksda Adisucipto Km. 8 No. 1049 Yogyakarta 1 posisinya dekat dengan bandara sehingga memudahkan wisatawan asing maupun lokal yang baru saja sampai di Yogyakarta bisa memakai jasa dari Panorama Tours. Meningkatkan mutu kualitas pelayanan sebuah perjalanan wisata atau tour maka di BPW Panorama Tours Yogyakarta membuat kriteria untuk seorang pramuwisata.
1
http://alamatjogja.com/Agen-Wisata/Alamat-Panorama-Tours-d-234.html. Diakses pada Selasa 8 April 2014, pukul 06.10 WIB.
4
1.2
Rumusan Masalah 1. Sejauh mana peranan pelayanan pramuwisata terhadap sebuah perjalanan wisata di BPW Panorama Tours Yogyakarta? 2. Bagaimana kriteria pramuwisata yang ada di BPW Panorama Tours Yogyakarta?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peranan pelayanan pramuwisata terhadap sebuah perjalanan wisata. 2. Untuk mengetahui kriteria pramuwisata yang ada di BPW Panorama Tours Yogyakarta.
1.4
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap Studi Pariwisata khususnya pada kajian peranan pramuwisata dalam kesuksesaan sebuah perjalanan wisata di BPW Panorama Tours Yogyakarta, dan nantinya dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Dalam hal praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh BPW Panorama Tours Yogyakarta agar kedepannya bisa lebih baik dan pembaca dapat lebih menambah wawasan tentang pentingnya pramuwisata dalam
5
sebuah perjalanan wisata di Biro Perjalanan Wisata Panorama Tours Yogyakarta. 1.5
Tinjauan Pustaka Ristini (1997) menulis Laporan Akhir berjudul “Prospek Wisatawan Korea Selatan Bagi Cabang BPW Panorama Tours Yogyakarta” yang membahas mengenai keunggulan tentang wisatawan Korea Selatan dengan frekuensi kedatangan yang bagus untuk Cabang BPW Panorama Tours Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya berbagai pilihan paket wisata untuk wisatawan Korea Selatan, maka akan lebih unggul tingkat kunjungan wisatawan Korea Selatan sehingga dapat meningkatkan profit, kemudian atas kerjasama yang baik BPW Panorama Tours Yogyakarta terus digunakan jasa perjalanan wisata oleh wisatawan Korea Selatan. Kemudian buku yang kedua yang ditulis oleh Kensa Glikaresha (2009) dalam laporan akhir yang berjudul “Optimalisasi Paket Wisata Pada Cabang BPW Panorama Tours” yang membahas tentang paket honeymoon apa saja yang ada di BPW Panorama Tours Yogyakarta. Hasil penelitian itu adalah memberitahu bagaimana cara BPW Panorama Tours dalam memasarkan produk paket wisata untuk honeymoon, upaya yang dilakukan jika ada masalah dan juga hambatan yang harus dikendalikan agar bisa selalu diminati banyak pasangan baru yang memang memerlukan paket wisata honeymoon tersebut.
6
Selanjutnya buku yang ketiga oleh Leli Mardiani (1997) berjudul “Peranan Paket Overland dalam Perkembangan PT Mekar Wisata Tour & Travel” yang membahas mengenai paket yang ada di PT. Mekar Wisata Tour & Travel dalam meningkatkan peminat wisatawan Eropa yang memang sering menggunakan paket wisata overland di PT. Mekar Tour & Travel. Selanjutnya Sukarti dan Sri Lestari (1999) dalam tugas akhir-nya yang berjudul “Upaya PT Lombok Independent Tour & Travel Menjadikan Pulau Robinson Sebagai Paket Wisata Unggulan” yang membahas mengenai bagaimana membuat Pulau Robinson menjadi yang terunggul di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini menerangkan bahwa jika terus diadakan inovasi inovasi yang baru maka akan bisa mempengaruhi agar lebih unggul dikemudian hari. Maria Iswati (2014) dalam tugas akhir-nya yang berjudul “Pengaruh Kepuasan Layanan Pemandu Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Domestik Di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta” yang membahas mengenai kualitas pelayanan pemandu di Benteng Vredeburg dan hasil penelitian ini menerangkan bahwa seorang pemandu harus mengembangkan kualitas dalam melayani wisatawan agar wisatawan terus menerus merasa puas dengan pelayanan yang baik dan informasi yang lengkap. Ratih Melatisiwi (2012) dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Pemandu Wisatawa Terhadap Kepuasan Wisatawan di Candi Prambanan (Tinjauan Khusus Pada Kemampuan Berbahasa Verbal)”
7
menjelaskan tentang kualitas pelayanan pemandu dimana lebih menggunakan bahasa verbal pemandu wisata sebagai media komunikasi karena lebih mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan berbahasa verbal pemandu wisata di Candi Prambanan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kepuasan wisatawan dan wisatawan mampu untuk memahami dan berimajinasi sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemandu wisata. 1.6
Landasan Teori
1.6.1
Pengertian Wisata Menurut Undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan “Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi,
atau
mempelajari
daya
tarik
wisata
yang
dikunjunginya dalam jangka waktu sementara”.
1.6.2
Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah aktivitas dari wisatawan, orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di luar tempat tinggalnya sehari-hari untuk periode tidak lebih dari 12 bulan untuk beragam kegiatan leisure, bisnis, agama dan alasan pribadi lainnya tetapi tidak mendapatkan upah/gaji dari perjalanan tersebut (Theoblad, 2005 dalam Pitana 2009:54).
8
Menurut UN-WTO (Theoblad, 2005 dalam Pitana 2009:51), ada tiga eleman dasar dalam pengertian pariwisata sebagai berikut: 1. Domestic
tourism
mengunjungi/mengadakan
(residen/penduduk perjalanan
wisata
dalam
yang wilayah
negaranya). 2. Inbound tourism (non-residen/bukan penduduk yang mengadakan perjalanan wisata, masuk ke negara tertentu). 3. Outbond tourism (residen/penduduk yang melakukan perjalanan wisata ke negara lain). 1.6.3
Pengertian Wisatawan Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di tempat (Pitana dan Diarta, 2009:46). Orang tersebut paling tidak selama 24 jam melakukan perjalanan untuk bersenangsenang. Travel (perjalanan), yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ketempat lain, kemudian adanya unsur ‘tinggal sementara’ di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya (Pitana dan Diarta, 2009:46).
9
1.6.4 Pengertian Perjalanan Wisata Perjalanan wisata dapat didefinisikan sebagai kegiatan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan suatu tujuan. Suatu aktivitas dapat disebut sebagai sebuah perjalanan apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut (Desky, 1999:4): 1. Tedapat dua tempat atau lebih yang mempunyai jarak. 2. Ada orang yang melakukan perjalanan. 3. Dibutuhkan waktu tertentu untuk menempuh jarak tesebut, serta ada aktivitas-aktivitas lain yang timbul dalam perjalanan itu. 4. Ada aktivitas yang menyebabkan perpindahan. 5. Ada tujuan dari perjalanan tersebut. Pada umumnya seseorang akan terdorong untuk melakukan perjalanan wisata jika kondisi-kondisi dibawah ini terpenuhi, yaitu : 1. Tersedia waktu luang; 2. Tersedia biaya; dan 3. Ada keinginan untuk melakukan perjalanan. 1.6.5
Pengertian Biro Perjalanan Wisata (BPW) Menurut Undang-undang Kepariwisataan No.9 Tahun 1990, BAB IV Pasal 11 (Desky, 1999: 5-6) Usaha Perjalanan Wisata merupakan usaha penyediaan jasa perancanaan atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata. Sedangkan menurut Oka A. Yoeti (Desky, 1999: 5-6) biro perjalanan wisata (tour operator) adalah perusahaan yang usaha dan kegiatannya merencanakan
10
dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk tujuan pariwisata (Tour) atau inisiatif dan resiko sendiri, dengan tujuan mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalanan tersebut. Biro perjalanan yaitu suatu perusahaan yang khusus mengatur perjalanan wisata orang-orang dari suatu tempat ke tempat lain, di dalam negeri maupun luar negeri (Rachman, 2013:13-14). Peraturan Mentri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.85/HK.501/MKP/2010 Bab I pasal I dalam ketentuan umum memberikan pengertian dengan batasannya. Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha Jasa Perjalanan Wisata, yang selanjutnya disebut usaha pariwisata adalah penyelengaraan biro perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata. 2. Biro Perjalanan Wisata, adalah usaha penyediaan jasa perencanaan perjalanan dan/atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan pariwisata, termasuk penyelanggara perjalanan ibadah. 3. Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa pemesanan sarana, seperti pemesanan tiket dan pemesanan akomodasi serta pengurusan dokumen perjalanan.
11
1.6.6
Pengertian Pramuwisata Dengan adanya berbagai kebutuhan dalam perjalanan wisata maka perjalanan wisatawan pun dibuat sedemikian nyaman dengan dibantunya suatu perjalanan wisatawa oleh seorang pramuwisata atau pemandu wisata agar lebih efektif dalam melakukan perjalanan wisata. Pramuwisata atau yang lebih sering kita sebut dengan Guide (Suwantoro, 1997:13) adalah seseorang yang memberi penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah wisata tertentu.
1.6.6.1 Jenis-jenis pramuwisata Setelah mengetahui definisi pramuwisata maka pramuwisata dibagi menjadi beberapa jenis menurut Suyitno (2005:4) Yang pertama pramuwisata berdasarkan bidang keahliannya dibagi menjadi: 1. Pramuwisata
Umum
adalah
pramuwisata
yang
mempunyai
pengetahuan mengenai kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa/penduduk secara umum; yang memiliki tujuan untuk
memberikan
bimbingan
perjalanan
dan
penerbangan
kepariwisataan dengan mempergunakan satu ataupun beberapa bahasa tertentu
terhadap
berkelompok.
wisatawan,
baik
secara
perseorangan
atau
12
2. Pramuwisata
Khusus
adalah
pramuwisata
yang
mempunyai
pengetahuan yang khusus dan mendalam mengenai objek wisata seperti
kebudayaan,
arkeologi,
sejarah,
teknik,
perdagangan,
keagamaan, ilmiah, margasatwa, perburuan dan lain-lain; yang mempunyai izin untuk membimbing perjalanan dengan memberikan penerangan kepada wisatawan baik perseorangan atau kelompok dengan menggunakan satu bahasa atau beberapa bahasa tertentu. 3. Pembimbing Darma Wisata adalah pramuwisata senior yang mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan suatu kelompok wisatawan yang melakukan perjalanan disuatu wilayah atau suatu negara guna memberikan asistensi perjalanan, bimbingan dan penerangan mengenai objek kebudayaan, kekayaan alam dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau bangsa di wilayah yang dijelajahi. 4. Pramuwisata Pengemudi adalah pramuwisata yang mempunyai kartu tanda pramuwisata untuk memberikan bimbingan dan penerangan umum mengenai objek wisata, kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan bangsa kepada para wisatawan, disamping kedudukannya sebagai pengemudi kendaraan umum, seperti taxi, bus, touring choach, dan lain-lain. Menurut Suyitno (2005:3-5) pramuwisata dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu : ruang lingkup kegiatanya, status, dan karakteristik wisatawan yang dipandu
13
1. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya 1. Transfer Guide Transfer Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut, dan stasiun atau terminal menuju hotel atau sebaliknya atau mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya. 2. Walking Guide/Tour Guide Walking Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu wisatwan dalam suatu tour. 3. Local/Expert Guide Local Guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau atraksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river rafting, gedung bersejarah, dan lain-lain. 4. Common Guide Common Guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik transfer maupun tour. 5. Driver Guide Driver Guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai pramuwisata. Pramuwisata bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seorang pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika
14
tidak ada local guide. Kadang-kadang pramuwisata juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata. 2. Berdasarkan status 1. Payroll Guide Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pegawai tetap perusahaan perjalanan (travel agency) dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan. 2. Part timer/ Freelance Guide Part timer/freelance guide adalah pramuwisata yang bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang dilakukan serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan kegiatan sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang membutuhkannya. 3. Member of Guide Association Member of Guide Association adalah pramuwisata yang berstatus sebagai peserta dari asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannnya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut. 4. Government officials Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas, objek, gedung, atau suatu wilayah institusi pemerintah tertentu.
15
5. Company Guide Company Guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau suatu objek perusahaan. 3. Berdasarkan karakteristik wisatawan yang dipandu 1. Individual tourist guide Adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan individu atau perorangan. 2. Group tour guide Adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan rombongan. Biasanya memandu keluarga atau rombongan dari sekolah-sekolah yang sedang study tour. 3. Domestic tourist guide Adalah pramuwisata yang memandu wisatawan nusantara/domestik. 4. Foreign tourist guide Adalah pramuwisata yang memandu wisatawan mancanegara.
16
1.6.6.2 Kode Etik Pramuwisata Kode Etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan No. 07 / MUNAS 1 / X / 1988, meliputi hal-hal berikut (Suyito, 2005:16-17): 1.
“Pramuwisata harus dapat mewujudkan penilaian yang baik atas daerah, negara, bangsa, dan kebudayaan;
2.
Pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya harus bisa berpenampilan yang baik dan bersih, dan dapat menempatkan diri agar tidak berlebihan, misalnya: tidak memakai parfum yang berlebihan;
3.
Pramuwisata harus mempunyai kepribadian yang baik sebagai warga Indonesia agar dapat mewujudkan suasana gembira dan sopan di mata wisatawan;
4.
Pramuwisata harus melayani dan memperlakukan semua wisatawan dengan adil contohnya tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak menuntut komisi;
5.
Pramuwisata harus bisa memahami latar belakang asal-usul wisatawan dan berusaha meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek;
6.
Pramuwisata
dapat
menghindari
munculnya
perdebatan
tentang
kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem politik sosial negara asal wisatawan; 7.
Pramuwisata berupaya memberi penjelasan dengan baik dan benar. Jika
17
ada informasi yang belum bisa dijawab maka pramuwisata akan mencari jawaban tersebut dan akan diberikan jawaban pada pertemuan selanjutnya; 8.
Pramuwisata tidak boleh mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya;
9.
Pramuwisata tidak boleh bercerita tentang masalah pribadinya pada wisatawan;
10. Pramuwisata bisa memberikan kesan baik saat perpisahan pada wisatawan agar wisatawan ingin berkunjung kembali”.
1.6.6.3 Kriteria Pramuwisata Berikut ini adalah 10 Kriteria Pramuwisata: 1. Menarik penampilannya; menarik diartikan disini adalah yang tidak berlebihan dalam berpenampilan Biasanya pemandu yang berpenampilan menarik, unik, bersih, dan menyenangkan akan disukai wisatawan. Bila sudah menarik wisatawan akan merasakan kenyamanan. 2. Luas pengetahuannya; Pemandu wisata yang berpengetahuan luas bukan hanya seputar objek wisata yang dikunjungi namun juga banyak hal lain, biasanya mendapat pujian lebih wisatawan dan akan mendapat nilai lebih dari travel agent yang memakai jasanya. 3. Pengalaman atau jam terbangnya tinggi; Pemandu yang jam terbangnya tinggi sudah pasti punya wawasan yang jauh lebih baik ketimbang junior.
18
Dan itu mendapat nilai plus tersendiri. Biasanya yang sudah lanjut usia akan lebih banyak pengalamannya. 4. Punya skill khusus; misalnya dia juga seorang travel writer dan atau travel photographer. Biasanya seorang travel writer/photographer terbiasa mengeksplorasi suatu obyek lebih dalam sebelum bisa menghasilkan suatu karya yang layak untuk dipublikasikan dengan begitu pengetahuannya otomatis lebih luas dan dalam pula. 5. Ramah; Pemandu yang ramah dengan setiap wisatawan tentu akan disenangi daripada yang sok tahu karena keramah-tamahan merupakan faktor yang paling utama dalam memandu. 6. Humoris; Pemandu yang berjiwa humoris hingga membuat wisatawan tertawa minimal tersenyum akan membuat perjalanan jadi berkesan. 7. Cekatan; Pemandu yang dinamis, gesit atau cekatan pasti lebih disukai daripadi lamban dan malas. 8. Kreatif; Pemandu yang kreatif dalam menyampaikan ceritanya atau mengemas perjalanannya hingga berkesan akan mendapat sanjungan lebih dari wisatawan. 9. Lancar dan cakap berkomunikasi; Pemandu yang rapi dalam menyampaikan ceritanya dengan bahasa dan suara yang memikat akan disenangi wisatawan. 10. Jujur dan tulus; Kedua sifat ini menjadi modal dasar pemandu. Kalau dia jujur dan tulus melakukan setiap pekerjaannya akan terpancar dari aura
19
dan prilakunya. Dan itu amat disukai wisatawan. Karena kesan yang baik akan berdampak pada citra suatu perusahaan yang memakai jasa pemandu tersebut 2. Dalam memandu seorang pemandu harus menguasai berbagai materi atau topik yang akan disampaikan kepada wisatawan, paling tidak tau sedikit tentang semua yang mengandung unsur perjalanan wisata, dengan begitu apalagi ada wisatawan yang bertanya pramuwisata tidak perlu gugup dan tahu harus menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh wisatawan. 1.6.6.4 Materi Pramuwisata Adapun materi yang harus dikuasi dalam memandu, dalam bukunya Udoyono (2013:6-11) adalah sebagai berikut: 1. Bahasa Asing Pramuwisata harus memiliki keterampilan bahasa asing paling tidak satu dengan tingkatan kefasihan yang tinggi, karena kita hanya membahas pramuwisata untuk orang asing bukan yang khusus untuk orang Indonesia. Keterampilan bahasa yang paling penting adalah kemahiran berbicara, mendengarkan dalam bahasa asing. 2. Mengenali Medan 2
http://travelplusindonesia.blogspot.com/2012/03/10-panduan-menjadi-tour-leader-dan-tour.html di akses pada Senin, 5 mei 2014, pukul 11:47 WIB.
20
Mengetahui tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi, lengkap dengan jalan menuju kesana, fasilitas penunjang dan sebagainya. 3. Sejarah Indonesia Mengetahui tempat-tempat bersejarah yang merupakan salah satu materi pokok presentasi kepada wisatawan. 4. Keadaan Sosial-Budaya Ada kalanya, pramuwisata melewati daerah yang tidak banyak materi sejarahnya, tetapi jangan khawatir karena ada materi lain yang tidak kalah menarik untuk dipaparkan kepada wisatawan, yaitu keadaan sosial,
ekonomi,
politik,
dan
budaya
masyarakat
setempat.
Kebudayaan Indonesia, terutama daerah yang dilewati juga harus dikuasai dengan baik agar bisa memaparkan yang menarik menjelang dan pada saat menonton pertunjukan kesenian atau menonton peristiwa budaya. 5. Etika Etika bergaul dengan wisatawan. Pramuwisata harus juga mengetahui etika pergaulan dengan wisatawan asing. Hal ini sebenarnya tidak terlalu sulit karena dalam pelatihan bahasa asing yang pernah dijalaninya pasti sudah diajarkan juga masalah tata karma berbahasa asing tersebut.
21
6. Budaya Wisatawan Asing Budaya wisatawan, misalnya etika makan, berpakaian, berbicara, dan sebagainya. 7. Pengetahuan Perhotelan Seorang pramuwisata tidak harus menjadi pakar perhotelan, tetapi paling tidak dia harus tahu tentang perhotelan, baik itu dari fasilitas, tipe kamar, harga per malam, restoran yang ada dihotel tersebut, dll. 8. Pengetahuan Kuliner Pengetahuan tentang kuliner Indonesia dan asing, terutama asal wisatawan. Pengetahuan tentang masakan Indonesia yang beraneka ragam akan membantu pramuwisata untuk memberikan keterangan yang efektif kepada wisatawan tetang aneka ragam masakan Indonesia. 9. Ticketing Pengetahuan tentang ticketing dan penerbangan sangat diperlukan karena pramuwisata juga harus membantu rekonfirmasi tiket pesawat tamunya atau bahkan kadang-kadang harus membantu tamunya merubah jadwal penerbangan tamunya. 1.6.6.5 Tugas Dan Kewajiban Pramuwisata Dalam Yoeti (2000:23-24) Tugas dan Kewajiban pramuwisata telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No : KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September
22
1988. Sesuai ayat 1 pasal 3 surat keputusan tersebut tugas pramuwisata adalah: 1. Mengatur wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia. 2. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan dan objek wisata, serta memberi penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi, dan fasilitas wisatawan lainnya. 3. Memberikan petunjuk tentang objek wisata. 4. Membantu mengurus barang bawaan wisatawan. 5. Memberi pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapat kecelakaan, kehilangan atau musibah lainnya. Mengenai kewajiban pramuwisata dan Pengatur Wisata di dalam pasal 11 dikatakan sebagai berikut: 1.
Pramuwisata berkewajiban melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Gubernur Kepada Daerah Tingkat I, dan tembusannya kepada Biro Perjalanan Umum yang menugaskannya.
2.
Pengatur
wisata
berkewajiban
pertangungjawaban
pelaksanaan
tugasnya sebagai bahan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Biro Perjalanan Umum yang bersangkutan.
23
1.7
METODE PENELITIAN
1.7.5
Alat Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan antara lain : 1. Kamera Kamera digunakan untuk mengabdikan gambar kantor BPW Panorama Tours, para karyawan, wisatawan, dll. 2. Voice Recorder Voice recorder digunakan untuk merekam suara pada saat wawancara dengan nara sumber. 3. Notes dan Alat Tulis Peralatan ini berfungsi untuk mencatat hasil dari wawancara maupun mencatat data-data yang dianggap penting saat melakukan wawancara, obeservasi, maupun survey di lapangan. 4. Laptop Alat ini digunakan untuk mengumpulkan dan mengolah hasil dari data informasi yang telah dikumpulkan.
1.7.6
Teknik Pengumpulan Data 1.
Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap objek secara langsung, dan meneliti kejadian yang sedang berlangsung di BPW Panorama Tours Yogyakarta.
2.
Wawancara atau Interview
24
Adalah cara pengumpulan data dengan bertanya langsung pada Bapak Raharja selaku Manager Operational di BPW Panorama Tours Yogyakarta, atau sumber-sumber yang dapat dipercaya yang berhubungan langsung dengan objek yang akan dikaji. 3.
Studi Pustaka Membaca buku-buku atau referensi lain yang ada hubungannya dengan tema penelitian ini untuk melengkapi penulisan skripsi ini.
4.
Sampel Kuesioner Adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sampel kuesioner secara acak yang memang sudah ada di BPW Panorama Tours.
1.7.7
Analisis Hasil Setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis antara data dari hasil obeservasi dan wawancara dengan data yang diperoleh dari studi pustaka yang kemudian disusun sebelum menjadi kesimpulan dan saran.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian berjudul Peranan Pramuwisata Terhadap Kesuksesan Sebuah Perjalanan Wisata di Biro Perjalanan Wisata Panorama Tours Yogyakarta ini terdiri dari IV Bab, yaitu:
25
BAB I PENDAHULUAN Bab I meliputi pembahasan latar belakang penulis menentukan judul Peranan Pramuwisata Terhadap Kesuksesan Sebuah Perjalanan Wisata di Biro Perjalanan Wisata Panorama Tours Yogyakarta sebagai judul skripsi. Selain itu bab ini juga menjelaskan tentang rumusan permasalahan yang berisi tentang peranan pelayanan pramuwisata dalam sebuah perjalanan wisata dan juga kriteria pramuwisata. Bab ini juga menjelaskan tujuan dari peneliti, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan. BAB II PROFIL PERUSAHAAN Bab II berisi tentang gambaran umum BPW Panorama Tours Yogyakarta secara garis besar, meliputi visi dan misi, lokasi perusahaan, struktur organisasi, data kunjungan wisatawan di BPW Panorama Tours Yogyakarta. BAB III PEMBAHASAN PERMASALAHAN Bab III merupakan bab inti yang memaparkan tentang peranan pelayanan pramuwisata dalam sebuah perjalanan wisata dan kriteria pada seorang pramuwisata di BPW Panorama Tours Yogyakarta.
26
BAB 1V PENUTUP BAB IV merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis penelitian dan saran terhadap dari pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.