perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju dengan perkembangan teknologi dan informasinya, kegiatan penerjemahan juga mulai ikut berkembang dengan segala kemajuannya seperti munculnya mesin penerjemah yang ada sekarang (google translate) sebagaimana yang telah banyak didefinisikan dari pengertian penerjemahan oleh para ahli sendiri. Catfrord (1965: 20) dalam buku A Linguistic Theory of Translation, mendefinisikan penerjemahan sebagai berikut, “The replacement of textual material in one language (source language) by an equivalent in another language (target langguage)”. Catford menggunakan istilah penggantian wacana dari Bsu ke Bsa sebagai ganti dari konsep “makna”. Selanjutnya Kridalaksana (2008: 181) memberikan definisi sebagai berikut: (1) penerjemahan adalah pengalihan amanat antar budaya dan/atau antar bahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan maksud, efek, atau wujud yang sedapat mungkin dapat dipertahankan; (2) penerjemahan merupakan bidang linguistik yang mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) di dalam buku Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Zaka, 2011) dapat disimpulkan bahwa kata terjemah yang berasal dari bahasa Arab, yakni “tarjamatun” ترمجٌةmengandung commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
arti menjelaskan dengan bahasa lain atau memindahkan makna dari satu bahasa ke dalam bahasa lain. Menerjemahkan berarti merupakan kegiatan menyalin atau memindahkan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Penjelasan senada juga dapat ditemukan, misalnya, dalam Oxford Advanced Learner‟s Dictionary (2000: 1438) yang menyebutkan bahwa translation is the process of changing something that is written or spoken into another language,„penerjemahan adalah proses pengalihan suatu teks tulis atau lisan ke dalam bahasa lain‟. Dalam artian lain penerjemahan juga berarti proses memindah budayakan. Dari beberapa definisi penerjemahan yang telah disampaikan oleh para ahli, maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa penerjemahan adalah suatu kegiatan menyalin dari satu bahasa ke bahasa lain atau dengan kata lain bisa dikatakan sebagai pemindahan dari Bahasa sumber (Bsu) menuju ke Bahasa sasaran (Bsa) dengan tidak mengubah arti atau maksud yang ingin disampaikan dalam bahasa sumber menuju bahasa sasaran. Secara luas, terjemah dapat diartikan juga sebagai kegiatan manusia dalam pengalihan informasi atau pesan dari informasi sumber menuju informasi sasaran atau dari bahasa sumber (Bsu) menuju ke bahasa sasaran (Bsa). Terkait dengan objek dalam proses penerjemahan ini sendiri pemilihan cerpen hādza al-yaum sayajīu dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta habībiy sendiri merupakan objek penerjemahan yang mengalihkan bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Berlandaskan pada kenyataan yang penulis rasakan bahwa cerpen ini merupakan satu bentuk karya sastra yang menarik untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dibaca. Selain itu hasil terjemahannyapun dirasa cukup bagus dan membuat rasa penasaran kepada penulis untuk mengkaji lebih dalam dari hasil terjemahnnya, apakah benar-benar akurat sehingga menjadi nikmat untuk dikonsumsi oleh pembaca hasil terjemahan cerpen tersebut. Pemilihan objek formal yang difokuskan pada bentuk penambahan dan pengurangan ini sendiri berdasarkan dari analisis penulis bahwasanya yang lebih ditonjolkan dalam cerpen tersebut adalah adanya bentuk penambahan dan pengurangan, baik pada cerpen aslinya yang terdapat pengurangan maupun pada hasil terjemahannya yang menunjukan adanya penambahan pada unsur pembentuk kalimat berupa kata, frasa, klausa. Sedangkan hubungan antara teknik penambahan dan pengurangan dalam penerjemahan dengan keakuratan dari hasil terjemahan sendiri yaitu, bahwasanya tidak ada bahasa yang sama persis baik dari segi susunan kalimatnya maupun dari unsur pembentuk kalimat tersebut, baik berupa frasa, klausa, dan kata. Penambahan dan pengurangan yang dilakuakan di sini bukan semata berdasarkan rasa enak atau tidak enaknya, akan tetapi lebih dari itu, teknik penambahan dan pengurangan di sini merupakan suatu keharusan yang dilakukan guna mencapai nilai keakuratan yang tepat. Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa seorang penerjemah harus memiliki pemahaman yang baik akan teknik penerjemahan dan juga dapat menggunakan
sumber-sumber
rujukan
yang
berkaitan
dengan
proses
penerjemahan guna penyalinan informasi dari Bahasa sumber menuju ke Bahasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
sasaran. Hal ini agar suatu kegiatan penerjemahan itu menghasilkan suatu hasil terjemahan yang mencakup tiga aspek yaitu keakuratan, keterbacaan dan keberterimaan. Untuk mencapai suatu hasil terjemahan yang baik juga ada proses-proses di dalam kegiatan penerjemahan yang nantinya akan dapat menghasilkan suatu hasil terjemahan yang baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nida dalam pedoman penerjemahan (2011: 23) mengemukakan bahwa proses penerjemahan biasanya melewati tiga tahapan. Pertama, tahapan analisis sebagai upaya memahami teks sumber melalui telaah linguistik dan makna, memahami materi yang diterjemahkan, serta memahami konteks budaya. Kedua, tahapan pengalihan makna atau pesan termaktub dalam teks sumber. Ketiga, tahapan rekonstruksi sebagai upaya menyusun kalimat-kalimat terjemahan sampai diperoleh hasil akhir terjemahan dalam bahasa target. Dari apa yang telah dijabarkan di atas, penelitian ini dikhususkan tentang keakuratan dari suatu hasil terjemahan cerpen dari bahasa sumber (Arab) ke bahasa sasaran (Indonesia) dengan penekanan pada bentuk penambahan dan penghilangan yang ada di dalamnya. Bentuk keakuratan itu sendiri berupa ketersampaian pesan di mana pembaca dapat memahami maksud dari bacaan secara jelas tanpa merasa ada kesulitan setelah terjadi peralihan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan arti yang sepadan dengan bahasa sasaran. Seperti contoh berikut ini, BSu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
ِ أَو ِِف الب, ِِف الب لَ ِد, تق يرت ُك التجل املتأَةَ وراءه ِ َ ِِف ي أَو ِِف َّش ِالش ِر ُ َ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ الش َ َ
Fīsy-syarqi yatrukur-rajulu al-mar‟ata warā'ahu, fīl baladi, aw fīl bayti, aw fī'sy-syāri„i BSa : “Di Timur, laki-laki meninggalkan wanita di belakangnya, baik di kota, di rumah maupun di jalan raya.” Bentuk terjemahan tersebut merupakan terjemahan yang ketersampaian pesannya dinilai baik karena, makna pada bahasa sumber (BSu) diterjemahkan secara utuh ke dalam bahasa sasaran (BSa) tanpa ada pengurangan maupun penambahan kata satupun, susunan katanya juga tepat sehingga pembaca bisa memahaminya dengan mudah tanpa harus merasa kesulitan. Suatu terjemahan dapat dikatakan sebagai terjemahan yang memiliki penilaian yang akurat yaitu dimana makna kata atau teks sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa dan sasaran sama sekali tidak terjadi bentuk distorsi makna. Contoh lain: BSu :
ِ الش ِ ف – ي َف ِ الشتقِي ََل ي ز ُال مع األَس ِِف التَج ِتبَمج. . خصَ ِمج َ ِِف. . ض ُل املتأََة الَِِت أَقَ ُّل ِمنوُ ِِف الثَ َق فَ ِمج َ الت ُج ُل ُ َ َ َ ََ َ َو َ Wa'r-rajulu a'sy syarqī lā yazālu ma„al „asifu- yufadhilul mar‟ata allatī aqallu minhu fī'tsaqāfati fī'sy syakhshiyati fī't tajrībati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BSa : “Laki-laki di Timur memilih wanita yang kurang pintar darinya,baik dalam hal kepribadian maupun pengalaman”. Berbeda lagi dengan terjemahan pada contoh pertama, dalam contoh kedua ini terjadi penghilangan beberapa kata dalam Bahasa sumber yang tidak ada
ِ ”ََل ي ز ُال مع األَسtidak terjemahannya dalam Bahasa sasaran yaitu ungkapan “ ف َ َ َ ََ diterjemahkan. Bentuk penghilangan yang seperti inilah yang akan menjadikan sebuah hasil terjemahan menjadi kurang akurat karena telah terjadi perubahan maksud dan arah cerita. Adapun untuk menunjukan keakuratan dalam suatu hasil terjemahan itu mencakup tiga instrumen kategori penilaian keakuratan hasil terjemahan, yaitu, akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Semua akan di uraikan di dalam pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini. Hasil dari penulisan ini juga dapat memberi manfaat kepada para masyarakat awam mengenai dunia penerjemahan itu sendiri. 1.2 Pembatasan Masalah Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang perhatiannya ditujukan kepada produk naskah terjemahan berupa unsur-unsur pembentuk kalimat. Adapun secara khusus penelitian ini memusatkan pada peninjauan bentuk penambahan dan pengurangan serta keakuratan terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
sebuah hasil terjemahan yang baik dalam tataran frasa, klausa dan kata yang ada dalam objek penelitian tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Sebagaimana yang telah diutarakan oleh penulis di atas dengan beberapa sedikit penjelasan tentang yang akan penulis bahas pada bab selanjutnya, maka munculah rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja bentuk penambahan dan pengurangan dalam terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia? 2. Bagaimana keakuratan dari hasil terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia? 1.4 Tujuan Penelitian Dari apa yang telah menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk penambahan dan pengurangan dalam terjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby. 2. Mengidentifikasi tingkat keakuratan suatu hasil terjemahan dari bahasa sumber (BSu) menuju ke bahasa sasaran (BSa) dalam cerpen hādza alyaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby dari sudut pandang teknik penambahan dan pengurangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
1.5 Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan secara praktis. 1. Manfaat teoritis Tujuan secara teoritis dari dilakukannya penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai tehnik penambahan dan pengurangan dalam proses penerjemahan hingga dapat memiliki nilai keakuratan yang baik dalam terjemahan. Selain itu, hasil penelitian ini juga bisa menjadi salah satu acuan untuk dilaksanakannya
penelitian
selanjutnya
terkait
tentang
akurasi
penerjemahan dan bisa menjadi rujukan bagi yang akan meneliti akurasi penerjemahan dan adanya bentuk penambahan dan pengurangan dalam teks terjemahan, baik pada novel, cerpen dan lainnya. 2. Manfaat praktis Secara praktis juga dapat memberikan pengenalan kepada masyarakat akan dunia terjemahan khususnya pada terjemahan Arab. Klasifikasi data dalam penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan kepada pembaca bentuk penambahan dan pengurangan yang terdapat dalam terjemahan sehingga bisa menentukan nilai tingkat keakuratan dari suatu hasil terjemahan tersebut. Selanjutnya pembaca juga bisa mendapatkan kosakata yang baru serta mengetahui kosakata yang dihilangkan atau ditambahkan dalam teks tersebut. Selanjutnya bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
memberikan alternatif pemahaman kepada pembaca dalam apresiasi sastra dari sisi penerjemahan. 1.6 Tinjauan Pustaka Banyak yang sudah melakukan penelitian tentang penerjemahan, baik itu mulai dari novel, cerpen, subtitling film, buku petunjuk penggunaan barang elektronik dan lain sebagainya. Beberapa yang telah melakukan penelitian tentang bentuk akurasi penerjemahan yaitu, 1. Skripsi karya Siti Aisyah (2011) dengan judul “Analisis Akurasi dan Efektivitas Terjemahan Buku Laa Tahzan”. (Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Dalam penelitian ini peneliti tersebut membahas tentang keakuratan makna dalam suatu kalimat yang ditinjau dari efektif dan tidak efektifnya suatu kalimat dalam terjemahan. Penelitian ini juga memiliki objek yang khas yaitu buku keagamaan yang di dalamnya juga ada keterkaitan dengan kitab suci AlQur‟an. 2. Mangatur Nababan, Ardiana Nuraeni dan Sumardiono, dalam sebuah penelitian tentang penilaian keakuratan suatu terjemahan dengan judul “Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan” (Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra UNS: 2012). Penelitian yang telah dilakukan di atas merupakan sebuah penelitian dalam bentuk studi kebijakan dalam penerjemahan, yang nantinya hasil dari penelitian ini akan bisa dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai hasil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id10
terjemahan di Indonesia. Fokus penilaian terjemahan di sini yaitu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Terkait tinjauan pustaka lain yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan (loss and gain) yang terjadi dalam penerjemahan, ada beberapa yang telah meneliti diantaranya yaitu: 1. Penelitian karya Sumardi yang membahas tentang pengurangan dan penambahan makna pada terjemahan tuturan deklaratif dalam buku cerita A child
called
“it”
(Minat
Penerjemahan
Program
Studi
Linguistik,
Pascasarjana UNS: 2005). Penelitian yang dilakukan di atas memiliki ciri khas yaitu, meneliti tentang tuturan deklaratif dalam terjemahan bahasa anak dan apakah bisa mempengaruhi terhadap tingkat kesepadanannya serta mengapa itu terjadi di dalam terjemahan tersebut. 2. Penelitian karya
Lilik
Istiqomah tentang analisis penambahan dan
pengurangan makna pada terjemahan novel all American girl oleh Monica Dwi
Chresnayani
(Minat
Penerjemahan
Program
Studi
Linguistik,
Pascasarjana UNS: 2009). Penelitian ini memiliki kekhasan yaitu, menjelaskan pengaruh loss and gain terhadap tingkat kesepadanan makna dan objek yang dikaji dalam penelitian ini juga berupa novel. Terkait dari beberapa tinjauan pustaka di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah disebutkan beberapa di atas memiliki kekhasannya masingcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id11
masing mulai dari yang mengkaji buku keagamaan dalam menentukan kalimat efektif/tidak efektif yang terdapat dalam terjemahan, lalu penelitian untuk membuat kebijakan dalam penilaian suatu hasil terjemahan yang nantinya dapat digunakan sebagai fokus penilaian penerjemahan. Penelitian lainnya yang juga masih dalam lingkup penerjemahan yang membahas tuturan deklaratif pada bahasa anak hingga penelitian yang meneliti pengaruh loss and gain dalam kesepadanan makna. Sebagai pembeda dari penelitian yang telah ada sebelumnya, penulis di sini memiliki kekhasan tersendiri yaitu bahwa penulis mengkhususkan pada mencari bentuk penambahan dan pengurangan yang ada pada teks terjemahan serta menilai tingkat keakuratannya berdasarkan teori keakuratan yang telah ada. Sebagai pembeda lagi dari penelitian yang telah ada yaitu bahwa objek kajiannya berupa cerpen Arab. 1.7 Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, 1. Teori penerjemahan Penelitian
yang
dilakukan
ini
adalah
sebuah
penelitian
tentang
penerjemahan yang berorientasi pada produk terjemahan. Inti dari penerjemahan itu sendiri yaitu, adalah suatu kegiatan menyalin dan memindahkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan tidak menghilangkan makna dan maksud dari isi teks yang ada pada bahasa sumber tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kridalaksana (2008: 181) dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id12
memberikan definisi bahwa (1) penerjemahan adalah pengalihan amanat antar budaya dan/atau antar bahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan maksud, efek, atau wujud yang sedapat mungkin dapat dipertahankan; (2) penerjemahan merupakan bidang linguistik yang mencakup metode dan teknik pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain. Hal senada juga dikatakan oleh Burdah (2004: 9) yang memberikan definisi tentang penerjemahan adalah sebuah usaha memindahkan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Dengan begitu penerjemahan dalah merupakan sebuah proses usaha untuk memindah bahasakan dari satu bahasa ke bahasa lainnya atau dengan kata lain dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). 2. Teori penambahan dan pengurangan (loss and gain) Terkait dengan strategi yang terjadi dalam penerjemahan itu sendiri peneliti menganalisis dalam hal bentuk penambahan dan penghilangan yang terjadi di dalamnya. Loss and gain merupakan suatu hal dalam penerjemahan yang sering terjadi, hal ini yang dirasakan wajar dilakukan oleh penerjemah karena makna dalam terjemahan tidak bisa sama mutlak dengan apa yang ada pada BSu. Bassnet-Mc Guire mengatakan (1991: 30) Once the principle is accepted that sameness cannot exist between two languges, it become possible to approach the question of loss and gain in the translation process. Setelah prinsip diterima bahwa kesamaan tidak bisa ada di antara dua bahasa, menjadi mungkin untuk mendekati pertanyaan pengurangan dan penambahan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id13
proses penerjemahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penerjemahan pasti ada bentuk penambahan dan pengurangan karena tidak ada bahasa yang sama persis dalam kenyataannya baik dari susunan kalimat atau frasa dan sebagainya. Zuchridin (2003: 67) mengatakan penambahan di sini adalah penambahan berupa kata-kata dalam bahasa sasaran karena struktur BSa yang menghendaki seperti itu. Penambahan ini bukanlah menjadi masalah terhadap suatu pilihan melainkan suatu keharusan. Merupakan suatu pilihan karena itu merupakan satu strategi dalam penerjemahan yang ada dengan catatan tidak menghilangkan maksud asli yang akan disampaikan pada bahasa sumber. Sedangkan, menjadi sebuah keharusan karena itu menuntut dari keberterimaan pada struktur bahasa sasaran yang menghendaki seperti itu. Sebagai contoh, BSu :
ِ أَو ِِف الب, ِِف الب لَ ِد, تق يرت ُك التجل املتأَةُ وراءه ِ َ ِِف . ِالش ِر َ ي أَو ِِف َُ ََ َ َ ُ ُ َ ُ َ الش َ
Fī'sy syarqi yatrukur-rajulu al-mar‟atu warā'ahu, fīl baladi, aw fil bayti, aw fī'sy syāri„i BSa: Di Timur, laki-laki meninggalkan wanita di belakangnya, baik di kota, di rumah maupun di jalan raya. Kata baik disitu merupakan bentuk penambahan yang dilakukan oleh penerjemah yang merupakan suatu keharusan yang dilakukan agar bentuk terjemahan di atas dapat berterima commit topada userbahasa sasaran. Penambahan diatas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id14
merupakan satu bentuk keharusan yang ada demi keberterimaan dalam bahasa sasaran (BSa). Pengurangan yang terjadi dalam penerjemahan juga sama halnya dengan hal penambahan yaitu pengurangan ini berdasarkan suatu keharusan demi keberterimaan pada bahasa sasaran (BSa). Bisa dilihat dari adanya penambahan dan pengurangan di sini selaras dengan yang dikatakan oleh Machali (2000: 47) bahwa akan halnya makna kontekstual, ia terbentuk dari hubungannya dengan kata-kata lain yang digunakan dalam teks. 3. Teori Kata Kata adalah (1) morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; (2) Satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terdiri dari morfem tunggal atau gabungan morfem (Kridalaksana, 110: 2008). Dalam kajiannya, kata terbagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya adalah kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kata keterangan (adverbial), kata ganti (pronomina), kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan (numeralia), kata penyangkal, kata depan (Preposisi), kata penghubung (konjungsi), kata tanya, kata seru (interjeksi), kata sandang (artikula) dan partikel penegas. Sebagai contoh : Bsu : (H-2/P-5/B-1) commit to user Thab‟an kalamun gharibun
.يي بب ًا َ َ ٌةم َ ِت ٌة
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id15
Bsa : (H-4/P-2/B-3) Jelas ini adalah ucapan yang aneh. Contoh diatas termasuk pada jenis penambahan dalam bentuk kata yang memiliki fungsi sebagai kata tunjuk. 4. Teori Frasa Kridalaksana menyebutkan dalam bukunya bahwa frasa (phrase) adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif; gabungan itu dapat rapat, dapat renggang (Kridalaksana, 66: 2008). Sebagai contoh : Bsu : (H-6/P-1/B-5)
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ الت ُج ِل ُ أَنَ َه ُ ِت َ ن ُ تَ َ بنَ م الن َ ء َو أَ بَ ه الن َ ء و أَ بَ ه،يد َر ُج ًا Annaha turidu rajulan, inna mujtama„ana mina'nnisā'I wa asybāhi'nnisā'i wa asybahi'r-rajuli Bsa : (H-10/P-3/B-11) Mereka menginginkan seseorang yang benar-benar laki-laki. Pada contoh diatas termasuk salah satu dari kategori frasa yaitu frasa adjektival pada jenis pengurangan yang terjadi dalam terjemahan (Bsa). 5. Teori Klausa Klausa (clause) adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana, 124: 2008). Sebagai contoh : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id16
Bsu : (H-2/P-3/B-3)
.اج ُب َن َ ُأنو َ أن ال ِت َج َل َل يتَ َت. .اج ُع َ ف يتَ َت
Tsumma 'annahu kaifa yatarāja„u 'an'arrijāla lā yatarāja„ūna. Bsa : (H-2/P-2/B-9)
Persoalan yang lain adalah bagaimana caranya memohon untuk kembali karena seorang laki-laki tidak pernah melakukan hal seperti itu. Contoh diatas termasuk pada salah satu bentuk panambahan dari salah satu jenis klausa. 6. Teori Akurasi Terkait dengan keakuratan penerjemahan, peneliti menggunakan teori yang sudah dikembangkan oleh Nababan (2012), dari teori-teori yang sebelumnya yang membahas tentang keakuratan suatu hasil terjemahan. Penulis memilih teori yang telah dikembangkan oleh Nababan karena menurut penulis bentuk acuan penilaian keakuratan yang ditunjukan menuju pada
penilaian
deskriptif
kuantitatif
dalam
menilai
suatu
akurasi
penerjemahan. Bentuk dari parameter penilaian keakuratan suatu terjemahan yang beliau sampaikan sebagai berikut. Penjelasan menurut diagram tabel penilaian yang dibagi ke dalam tiga kategori penilaian keakuratan yaitu akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Kategori
Skor
Parameter Kualitatif
Terjemah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Akurat
digilib.uns.ac.id17
3
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak menjadi distorsi makna.
Kurang Akurat
2
Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun,
masih
terdapat
distorsi
makna
atau
terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan. Tidak Akurat
1
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted).
Mengacu pada tabel penilaian keakuratan suatu hasil terjemahan di atas, maka keakuratan suatu terjemahan bisa tergambarkan seberapa akuratkah hasil penerjemahan yang telah dilakukan oleh penerjemah dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan tidak mengubah makna, atau tidak mengurangi ketersampaian pesan yang ingin disampaikan dalam teks sumber kepada pembacanya melalui bahasa sasaran yang telah diterjemahkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id18
1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Objek Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi objek dari penelitian ini ada dua yaitu, 1.8.1.1 Objek Material Terjemahan dari cerpen hadza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby yang diterjemahkan menjadi “Suatu Saat Hari Itu Akan Datang” dalam buku kumpulan cerpen “Pencari Cinta” 1.8.1.2 Objek Formal a. Penambahan
dan
pengurangan
yang
terjadi
dalam
penerjemahan cerpen hadza al-yaumu sayajī‟u pada buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby ke dalam bahasa Indonesia. b. Keakuratan terjemahan yang sudah mengalami penambahan dan pengurangan pada cerpen hadza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen “Pencari Cinta”. 1.8.2 Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data objektif berupa cerpen yang terdapat di dalam buku kumpulan cerpen Arab yang berjudul ”yâ man kunta chabîby”. Objek penelitian dalam penulisan ini sendiri terdapat objek material yang berupa teks dari cerpen hadza alcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id19
yaumu sayajī‟u dan terjemahannya “Suatu Saat Hari Itu Akan Datang”. Sedangkan untuk objek formalnya didapatkan dari buku, kamus, jurnal, dan penelitian yang berhubungan dengan pembahasan. 1.8.3 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan dokumen. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2014: 82) dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Berdasarkan dari dokumen yang berbentuk karya sastra cerpen tersebut termasuk dalam data tulisan yang dikumpulkan yaitu dengan mengumpulkan setiap bentuk kata, frasa dan klausa, yang merupakan unsur pembentuk kalimat, yang ada dalam teks sumber maupun teks sasaran, khususnya yang terkait dengan pembahasan bentuk penambahan dan pengurangan serta keakuratan sebuah hasil terjemahan. Berkaitan dengan cara dalam mengumpulkan data ini langkah pertama yaitu dengan membaca terlebih dahulu cerpen baik dalam bahasa sumbernya (BSu) maupun pada bahasa sasarannya (BSa). Selanjutnya data dikumpulkan dari bentuk kalimat terlebih dahulu, setelah itu dikategorikan berdasarkan bentuk penambahan dan pengurangan, lalu setelah itu masuk pada tahap pembagian berupa unsur yang membentuk kalimat berupa frasa, klausa dan kata yang di dalamnya terjadi bentuk penambahan dan pengurangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id20
1.8.4 Analisis Data Penulis menggunakan model Miles dan Huberman untuk analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini. Pertama, periode pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya reduksi data yaitu, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah terkumpul dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam reduksi data ini maka nantinya data akan dibagi ke dalam 3 (tiga) kategori yaitu kalimat yang di dalamnya terdapat penambahan, kalimat yang di dalamnya terdapat pengurangan, dan kalimat yang di dalamnya terdapat penambahan dan pengurangan sekaligus. Tahap selanjutnya display data (menyajikan data) yaitu, dalam penyajian datanya bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat atau bagan, hubungan antar kategori. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam buku Memahami Penelitian Kualitatif Sugiyono (2014: 95) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Adapun rancangan penerapannya pada penelitian ini yaitu dengan menaruh salah satu data pada bagian pembahasan dari sekian data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id21
yang telah dibagi dalam beberapa kategori dan meletakannya pada masingmasing kategori pembahasan tersebut beserta penjelasannya. Setelah menempuh langkah-langkah di atas maka tahapan selanjutnya adalah verification atau verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Dikatakan Sugiyono (2014: 99) bahwa kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Pada bagian ini merupakan bagian akhir dari analisis data yaitu dengan mendeskripsikan atau memberikan poin-poin kesimpulan dari apa yang sudah
dibahas.
Pertama,
dengan
menarik
kesimpulan
dari
pengklasifikasian data yang sudah dilakukan, lalu bentuk apa saja yang menjadi penambahan dan pengurangan yang terdapat dalam unsur pembentuk kalimat, setelah itu barulah masuk pada penilaian dari tingkat keakuratan hasil terjemahan tersebut. 1.8.5 Lampiran Data Dalam penulisan ini data yang akan dilampirkan di sini berupa lampiran teks cerpen dalam Bahasa sumber (BSu) dan terjemahannya dalam Bahasa sasaran (BSa). Dilampirkan juga data-data penelitian yang dirasa perlu untuk menunjukan keberadaan permasalahan dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id22
yang dilakukan oleh penulis berupa tabel kategorisasi data yang telah diklasifikasikan. 1.8.6 Sistematika Penulisan Adapun dalam bentuk penulisan penulisan penelitian ini, penulis membaginya ke dalam tiga bab utama yaitu, bab pertama, berupa pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan metode penelitian. Bab kedua, memuat tentang pembahasan tehnik penambahan dan pengurangan dalam penerjemahan cerpen hādza al-yaumu sayajī‟u dalam buku kumpulan cerpen yā man kunta chabīby yang terkait dengan nilai keakuratannya. Bab ketiga, yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
commit to user